(RPP)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: 2 perttemuan
STANDAR KOMPETENSI
3.
menyimpulkan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
laju
reaksi
c.
d.
e.
f.
2. Proses
a. Mendisain dan melakukan percobaan berdasarkan alat dan bahan yang
ada.tentang pengaruh konsentrasi, suhu, luas permukaan bidang sentuh, dan
katalisator terhadap laju reaksi dengan:
- Merumuskan masalah,
- merumuskan hipotesis,
- mengidentifikasi variable-variabel (manipulasi, respon, control),
- melaksanakan eksperimen secara berkelompok,
- melakukan pengamatan dan mengisi table pengamatan,
- melakukan analisis data dan menyelesaikan permasalahan,
- merumuskan kesimpulan percobaan.
b. mengkomunikasikan hasil percobaan melalui presentasi dan diskusi
B. Psikomotor
a.
b.
c.
d.
e.
C. Afektif:
1.
Karakter:
Berpikir kreatif, kritis, dan logis; bekerja teliti, jujur, dan bertanggung jawab,
peduli, serta berperilaku santun
2.
Keterampilan sosial:
Bekerjasama, menyampaikan pendapat, menjadi pendengar yang baik, dan
menanggapi pendapat orang lain
b.
Secara mandiri siswa dapat menyusun laporan hasil percobaan faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi secara tepat dan sistematis sesuai
kunci jawaban
c.
d.
laju
f.
2. Proses
Disediakan seperangkat alat percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi dan LKS-02, siswa dapat mendisain dan melakukan percobaan
untuk menyelidiki pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi, pengaruh
suhu terhadap laju reaksi, pengaruh luas permukaan zat terhadap laju reaksi
dan pengaruh katalisator terhadap laju reaksi sesuai dengan rincian tugas
yang ditentukan di LKS. Proses: merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis, mengidentifikasi variable-variabel (manipulasi, respon, control),
melaksanakan eksperimen secara berkelompok, melakukan pengamatan dan
mengisi tabel pengamatan, melakukan analisis data, menyelesaikan
permasalahan, merumuskan kesimpulan percobaan, dan mengkomunikasikan hasilnya.
B. Psikomotorik:
Disediakan seperangkat alat percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi, siswa terampil melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi dengan mengukur laju reaksi sebagai fungsi konsentrasi,
menunjukkan effek temperature terhadap laju reaksi, menyelidiki efek luas
permukaan bidang sentuh, dan katalisator terhadap laju reaksi, melakukan
pengamatan dalam percobaan, dan mempresentasikan dan mendiskusikan hasil
percobaan
C. Afektif:
1. Terlibat aktif dalam pembelajaran dan menunjukkan karakter berpikir kreatif,
kritis, dan logis; bekerja teliti, jujur, dan berperilaku santun sesuai LP:
pengamatan perilaku berkarakter.
2. Bekerjasama dalam kegiatan praktik dan aktif menyampaikan pendapat, menjadi
pendengar yang baik, dan menanggapi pendapat orang lain dalam diskusi sesuai
LP: Ketrampilan sosial.
V. MATERI AJAR
Kinetika Reaksi (terlampir pada buku siswa) bagian faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi
VI. ALOKASI WAKTU: 4 x 45 menit
VII. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Model Pembelajaran
: -
Aktivitas Pembelajaran
Pendahuluan (5 menit)
tujuan
pembelajaran
untuk
memperoleh
faktor-faktor
yang
merumus
hipotesis
tentang
perumusan
masalah.
Dengan cara menunjuk beberapa siswa untuk aktif
Penilaian
2
3
menyumbang
ide
dan
meminta
siswa
lain
untuk
berdiskusi
Pertemuan II (2 x 45 menit)
No
Aktivitas Pembelajaran
Pendahuluan (5 menit)
b
1
1
2
Penilaian
2
3
kimia
VIII. PENILAIAN
A. Teknik :
Tes tertulis
Tes kinerja
Observasi
Portofolio
Penilaian diri
B. Bentuk:
Uraian
Portofolio
Lembar penilaian rating scale
C. Contoh instrument
Penilaian Produk (LP-1)
Penilaian Proses (LP-2)
Penialain Psikomotor (LP-3)
Penilaian Afektif (LP-04)
Lembar Observasi diskusi dan presentasi(LP-05)
10
Timbangan
Stopwatch
Lempeng Zn
Larutan HCl 1 M
Pipet tetes
Gelas beker 100 mL
Gelas ukur 25 mL
Penjepit tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Stopwatch
Kompor listrik
Larutan KMnO4
0,01M
Larutan H2SO4
0,50 M
Larutan H2C2O4
0,05 M
Larutan MnSO4
0,18 M
Larutan KIO3
0,10 M
Larutan NaHSO3
0,01 M
Air
PUSTAKA
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses
Nur, M. 2008. Pembelajaran Kooperatif, cetakan kedua. Surabaya: PSMS Unesa.
Nur, M. 2008. Pengajaran Langsung. Surabaya: PSMS Unesa.
KTSP SMA BINAAN FMIPA UNY
LKS-01 (Prior Knowledge)
LEMBAR KERJA SISWA
11
Konsentrasi
Suhu (0C)
HCl (mol.L-1)
0,1
0,1
0,1
0,2
0,1
4
6
10
3
5
25
25
25
25
35
B.
Waktu reaksi.
C.
Konsentrasi pereaksi
D.
Volume pereaksi
Alasan :
2. Berdasarkan percobaan 3 dan 5 maka faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah .
A.
Suhu.
B.
Konsentrasi.
C.
Waktu.
D.
Alasan :
3. Pada volume dan tekanan tetap, jika suhu reaksi dinaikan maka laju reaksi akan .
A.
Tetap.
B.
Naik.
12
C.
Turun
D.
Berubah-ubah
Alasan :
13
A.
PENGARUH LUAS PERMUKAAN BIDANG SENTUH
Tujuan :
Mempelajari pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi.
Alat dan Bahan
Gelas beker 100 mL
Mortir
Timbangan
Stopwatch
Pita Zn
Larutan HCl 1 M
Rumusan Masalah: Bagaimana pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju
reaksi?
Hipotesis
: __________________________________________________________
Variabel
: __________________________________
: __________________________________
: __________________________________
Pengamatan :
Tabel 1. hasil Pengamatan pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi
No. Percobaan
Bentuk pita Zn
Waktu Reaksi
14
1.
Lempengan pita
............ detik
2.
............ detik
Analisis/Pertanyaan:
Berdasarkan tabel 1 di atas
1.
Percoban manakah yang waktu reaksinya lebih cepat ?
2.
Mengapa reaksi tersebut berlangsung lebih cepat ?
Kesimpulan : 1. Apakah hipotesismu diterima?
__________________________________________________
2. Kesimpulan apa yang dapat dibuat?
___________________________________________________
B. PENGARUH SUHU
Tujuan
Mempelajari pengaruh suhu terhadap laju reksi
Alat dan Bahan
Pipet tetes
3 buah
Gelas beker 100 mL
3 buah
Gelas ukur 25 mL
1 buah
Penjepit tabung reaksi
1 buah
Rak tabung reaksi
1 buah
Stopwatch
Kompor listrik
Larutan KMnO4
0,01M
Larutan H2SO4
0,5 M
Larutan H2C2O4
0,05 M
Air
Rumusan Masalah: Bagaimana pengaruh suhu terhadap laju reaksi?
Hipotesis
: __________________________________________________________
15
Variabel
: __________________________________
: __________________________________
: __________________________________
Analisis/Pertanyaan:
Berdasarkan tabel 2 di atas
1. Percoban manakah yang waktu reaksinya lebih cepat ?
2. Mengapa reaksi tersebut berlangsung lebih cepat ?
Kesimpulan : 1. Apakah hipotesismu diterima?
__________________________________________________
2. Kesimpulan apa yang dapat dibuat?
___________________________________________________
C. PENGARUH KONSENTRASI
Tujuan :
Mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
16
6 buah
2 buah
1 buah
0,01 M
0,1 M
Pengantar
Reaksi antara kalium yodat KIO3, dan natrium bisulfit NaHSO3; diberikan dalam
persamaan reaksi sebagai berikut:
Laju reaksi dapat dimonitor berdasarkan menghilangnya ion bisulfit. Jika pada awal
reaksi penambahan IO3- lebih banyak dari HSO32- maka kelebihan IO3- akan bereaksi
dengan I- hasil membentuk I2. Dengan persamaan reaksi sebgai berikut:
Dengan indicator larutan kanji kita dapat memonitor terbentuknya I 2 karena I2 dengan
kanji akan membentuk kompleks berwarna biru. Pada saat warna biru terbentuk
menunjukkan bahwa IO3- tepat habis bereaksi.
Rumusan Masalah: Bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi?
Hipotesis
: __________________________________________________________
Variabel
: __________________________________
: __________________________________
: __________________________________
17
Beker A
A1
A2
A3
KIO3
0.1M
2,0 mL
4,0 mL
6,0 mL
tepung
H2O
2 mL
2 mL
2 mL
46 mL
44 mL
42 mL
Beker B
B1
B2
B3
NaHSO3
H2O
5 mL
5 mL
5 mL
45 mL
45 mL
45 mL
1. Sediakan 6 gelas beker ukuran 150 ml. Tiga gelas beker masing-masing ditandai A1,
A2, dan A3. Tiga gelas beker lainnya diberi tanda B1, B2, dan B3
2. Gelas beker A1, A2, dan A3 masing-masing diisi larutan kanji, air dan KIO3 dengan
komposisi seperti dalam table 1. Dan gelas ukur B1, B2. Dan B3 juga disi air dan
larutan NaHSO3 masing- masing seperti dalam table 1
3. Tuang Larutan dalam gelas beker B1 ke dalam gelas beker A1, dan catatlah waktu
pada saat warna biru terbentuk.
4. Ulangi pekerjaan tersebut untuk pasangan larutan dalam A2 dengan b2 dan A3
dengan B3. Bandingkan hasil percobaan tersebut.
5. Lakukan percobaan yang sama untuk larutan pada gelas beker B, C, D.
Hasil pengamatan
Tabel 1. Pengaruh konsentrasi zat terhadap kecepatan reaksi
Percobaan ke
Gelas Beker A
Gelas Beker B
Konsentrasi
Waktu
KIO3
IO3- (M)
tepung H2O Na2HSO3 H2O
(detik)
0.1M
1
46
2,0 mL
2 mL
5 mL
45 mL
mL
2
2 mL
44
5 mL
45 mL
4,0 mL
mL
3
2 mL
42
5 mL
45 mL
6,0 mL
mL
Analisis/Pertanyaan:
Berdasarkan tabel 2 di atas
1. Percoban manakah yang waktu reaksinya lebih cepat ?
2. Mengapa reaksi tersebut berlangsung lebih cepat ?
Kesimpulan : 1. Apakah hipotesismu diterima?
__________________________________________________
2. Kesimpulan apa yang dapat dibuat?
___________________________________________________
RPP Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi Pertemuan Ke-1
18
D. PENGARUH KATALISATOR
Tujuan
Mempelajari pengaruh katalisator terhadap laju reaksi.
Alat
Gelas ukur 100 ml
Pipet tetes
Stopwatch
Tabung reaksi
bahan
Larutan KMnO4 0,001 M
Larutan H2C2O4 0,05 M
Larutan H2SO4 0,5 M
Larutan MnSO4 0,18 M
: __________________________________________________________
Variabel
: __________________________________
: __________________________________
: __________________________________
19
Hasil Pengamatan
Tabel 2. Pengaruh katalisator terhadap kecepatan reaksi
Tetes
Tetes
Tetes
No.
Tetes
Waktu
asam
asam
Mn (II)
percobaan
KmnO4
(detik)
oksalat
sulfat
sulfat
1
2 tetes
2 tetes
1 tetes
2 tetes
3 tetes
4 tetes
5 tetes
6 tetes
7 tetes
8 tetes
9 tetes
10 tetes
11 tetes
12 tetes
2
2 tetes
2 tetes
1 tetes
1 tetes
Analisis/Pertanyaan:
Berdasarkan tabel 2 di atas
1. Pada percoban 1 pada penambahan tetes ke berapa yang membutuhkan waktu
lebih cepat untuk menghilangkan warna ungu KMnO4 dan bandingkan dengan
waktu yang diperlukan untuk percoban 2 ?
2. Apakah yang menyebabkan reaksi tersebut berlangsung lebih cepat ?
3. kesimpulan apakah yang bisa diperoleh dari percobaan ini?
Kesimpulan : 1. Apakah hipotesismu diterima?
__________________________________________________
2. Kesimpulan apa yang dapat dibuat?
___________________________________________________
JAWABAN LKS 02
Percobaan Faktor-Faktor yang mempengaruhi Laju Reaksi
A. Pengaruh Luas Permukaan Bidang Sentuh
Rumusan Masalah: Bagaimana pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap
laju reaksi?
Hipotesis : Semakin luas bidang sentuh zat semakin cepat laju reaksinya
Variabel : (a) yang dijaga konstan
20
: laju reaksi
Jawaban Pertanyaan:
1. Percobaan 2 (lempeng Zn).
2. Reaksi antara reaksi antara potongan halus lempeng Zn dengan larutan HCL laju
reaksinya lebih cepat daripada lempeng Zn dengan larutan HCl karena lempeng
kecil-kecil Zn mempunyai luas permukaan bidang sentuh yang lebih luas.
Kesimpulan:
1. ya sesuai
2. Semakin tinggi suhu semakin cepat laju reaksinya
B. Pengaruh Suhu
Rumusan Masalah: Bagaimana pengaruh suhu terhadap laju reaksi?
Hipotesis : Semakin tinggi suhu semakin cepat laju reaksinya
Variabel : (a) yang dijaga konstan
: suhu reaksi
: laju reaksi
21
: laju reaksi
Jawaban Pertanyaan:
1. percobaan 3 bereaksi lebih cepat
2. karena konsentrasi IO3- paling besar
Kesimpulan:
1. ya sesuai
2. Semakin tinggi konsentrasi semakin cepat laju reaksinya
D. Pengaruh Katalisator
Rumusan Masalah: Bagaimana pengaruh katalisator terhadap laju reaksi?
Hipotesis : adanya katalisator akan mempercepat laju reaksinya
Variabel : (a) yang dijaga konstan
: keberadaan katalisator
: laju reaksi
Jawaban Pertanyaan:
1. Pada penambahan MnSO4 warna ungu lebih cepat hilang.
2. Penambahan zat katalisator (MnSO4) dapat menyebabkan reaksi berlangsung
lebih cepat.
Kesimpulan:
1. ya sesuai
2. Adanya katalisator laju reaksinya semakin cepat
LP 1: Penilaian Kognitif
(Produk)
LP 1: Produk
Butir A.1
Butir A.1
22
2.
3.
4.
5.
6.
Butir A.2
Butir A.2
Butir A.3
Butir A.3
Butir A.4
Butir A.4
Butir A.5
Butir A.5
Butir B
Butir B
Proses:
1. Diberikan alat dan bahan dan LP 2: Penilaian Kognitif
LKS
SMA
siswa
dapat
(Proses)
Mendisain
dan
melakukan
percobaan berdasarkan alat dan
bahan
yang
ada.tentang
pengaruh konsentrasi, suhu, luas
permukaan bidang sentuh, dan
katalisator terhadap laju reaksi,
sesuai kunci LP 2: Proses
(Merumuskan
masalah,
merumuskan
hipotesis,
mengidentifikasi
variablevariabel (manipulasi, respon,
control),
melaksanakan
eksperimen
secara
berkelompok,
melakukan
pengamatan dan mengisi table
23
rubrik
24
rubrik
LP 3: Rubrik
Psikomotor
Seluruh
RTK
itu
minimal memperoleh
penilaian
Menunjukkan
santun
kemajuan
dan
dipercayakan kepada
judgement
Penilai/Guru.
Keterampilan Sosial
LP 4: Penialain Afektif
Seluruh
RTK
itu
Bekerjasama,
menyampaikan
(Keterampilan Sosial) minimal memperoleh
pendapat, menjadi pendengar yang
penilaian
baik, dan menanggapi pendapat
Menunjukkan
orang lain.
kemajuan
dan
dipercayakan kepada
judgement
Penilai/Guru.
LP-01
PENILAIAN PRODUK
A. Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan cermat dan tepat!
1. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi !
2. Pada reaksi A + B + C D, data :
[A] (M)
[B] (M)
[C] (M)
0,1
0,2
0,2
10
0,1
0,3
0,2
15
25
0,2
0,2
0,4
80
0,2
0,2
0,8
160
Suatu reaksi berlangsung dua kali lebih cepat setiap temperatur dinaikkan 10oC.
Jika laju suatu reaksi pada temperatur 25 oC adalah 0,2 Ms-1, berapakah laju reaksi
pada temperatur 75oC ?
4.
Berikut ini data reaksi 0,5 gram kalsium karbonat dengan asam klorida berlebih
dalam berbagai kondisi:
Percobaan
Bentuk
CaCO3
Konsentrasi
HCl (M)
Suhu (oC)
Waktu (detik)
Serbuk
30
30
Butir
30
40
Serbuk
35
20
Keping
35
40
SO3(g) + NO(g)
NO(g) + O2(g)
NO2(g)
SO3(g) + H2O(l)
H2SO4(aq)
H2SO4(aq)
JAWABAN LP-01
26
PENILAIAN PRODUK
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan cermat dan tepat!
1. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi !
Jawab :
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah ;
a. Konsentrasi pereaksi
Semakin besar konsentrasi pereaksi maka semakin banyak jumlah partikel
sehingga semakin besar peluang tumbukan efektif yang mengakibatkan laju reaksi
semakin cepat dan sebaliknya.
b. Suhu
Semakin tinggi suhu reaksi maka laju reaksi semakin cepat karena energi kinetika
zat-zat pereaksi naik dan sebaliknya.
c. Luas permukaan bidang sentuh
Semakin luas permukaan bidang sentuh maka laju reaksi semakin cepat dan
sebaliknya.
d. Katalisator
Penambahan zat katalisator dapat mempercepat laju reaksi dengan menurunkan
energi aktivasi melalui memperbanyak tahap-tahap mekanisme reaksi.
2. Pada reaksi A + B + C D, data :
[A] (M)
[B] (M)
[C] (M)
0,1
0,2
0,2
10
0,1
0,3
0,2
15
0,2
0,2
0,4
80
0,2
0,2
0,8
160
27
V = 25 Vo
V = 2 x 2 x 2 x 2 x 2 Vo
V = 32 Vo
V = 32 x 0,2 Ms-1
V = 6,4 Ms-1
4. Berikut ini data reaksi 0,5 gram kalsium karbonat dengan asam klorida berlebih
dalam berbagai kondisi:
Percobaan
Bentuk
CaCO3
Konsentrasi HCl
(M)
Suhu (oC)
Waktu (detik)
Serbuk
30
30
Butir
30
40
Serbuk
35
20
Keping
35
40
SO3(g) + NO(g)
NO(g) + O2(g)
NO2(g)
SO3(g) + H2O(l)
H2SO4(aq)
28
Skor
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Bobot
10
15
3,5
17.5
15
2,5
12,5
20
100
Rumusan Tujuan
Rumusan masalah
Kajian teori
Rumusan hipotesis
Identifikasi variabel
Prosedur kerja
Hasil pengamatan
Analsisi data pangamatan
Jawaban pertanyaan
Rumusan kesimpulan
Daftar pustaka
Jumlah
Skor
5 : baik sekali
4 : baik
Rumus penilaian:
3 : cukup
2 : kurang
1 : kurang sekali
29
LP-02
Penilaian Proses
Kelas :
Aspek yang di evaluasi
0
Mengamati
1
2
Mencatat hasil pengukuran dengan teliti
Menggunakan alat
1
5
Menggunakan alat dengan penuh perhatian atau konsentrasi
Mengkomunikasikan
1
Bertanya mengenai sesuatu hal yang tidak difahami dalam
pembelajaran
2
Memberikan jawaban ketika diberi kesempatan untuk
menjawab
3
Berani untuk menyampaikan pendapat atau gagasan
4
Berani untuk berbeda pendapat dengan yang lain
5
Terlibat dalam penarikan kesimpulan hasil pembelajaran
30
Skala Penilaian
1
2
3
Surakarta,
Guru
Mengetahui
Observer
31
LP-03
Penilaian Psikomotor
Rubrik:
Skor
rubrik ini digunakan sebagai acuan untuk menilai kinerja siswa pada waktu
mengerjakan tugas tugas dan kerja ilmiah
Kemampuan/keterampilan
yang dinilai Skor
Kemampuan mengorganisasi
tugas, kerja, atau kegiatan
Ketepatan melaksanakan
tugas
Siswa
membutuhkan
sedikit
bantuan untuk memahami tujuan
kegiatan, tugas atau
percobaan.
NIM
Nama Siswa
Tugas
Kerja Ilmiah
32
Diskusi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
LP-04
PENILAIAN AFEKTIF
A.
Siswa:
Kelas:
Tanggal:
Petunjuk:
Untuk setiap perilaku berkarakter berikut ini, beri penilaian atas perilaku berkarakter
siswa menggunakan skala berikut ini:
A = sangat baik
C = menunjukkan kemajuan
No
1
2
3
4
5.
6.
B = Memuaskan
D = memerlukan perbaikan
Keterangan
Logis
Jujur
Surakarta,
Guru
Mengetahui
Observer
33
B.
Siswa:
Kelas:
Tanggal:
Petunjuk:
Untuk setiap keterampilan sosial berikut ini, beri penilaian atas keterampilan sosial
siswa itu menggunakan skala berikut ini:
A = sangat baik
B = Memuaskan
C = menunjukkan kemajuan
D = memerlukan perbaikan
No
Bekerjasama
Menyampaikan pendapat
Menanggapi
Keterangan
pendapat
orang lain
Surakarta,
Guru
Mengetahui
Observer
34
LP-05
LEMBAR PENILAIAN DISKUSI DAN PRESENTASI
Rubrik : digunakan untuk menilai kegiatan diskusi
Nilai 5
Nilai 4
Nilai 3
Nilai 2
Nilai 1
NIM
Nama Siswa
1
Tugas
3 4 5
Kerja Ilmiah
2 3 4 5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
RPP Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi Pertemuan Ke-1
35
Diskusi
2 3 4
15
BUKU SISWA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI
A. Pengertian Laju Reaksi
Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk. Oleh karena
itu, pada waktu reaksi berlangsung, jumlah zat pereaksi akan semakin berkurang
sedangkan jumlah produk bertambah. Satuan dari jumlah zat bermacam-macam,
misalnya gram, mol atau konsentrasi. Dalam perhitungan kimia banyak digunakan zat
kimia berupa larutan atau berupa gas dalam ruang tertutup. (Keenan, dkk, 1989: 516)
Ukuran jumlah zat dalam reaksi kimia umumnya dinyatakan sebagai konsentrasi
molar atau molaritas (M). Dengan demikian, maka laju reaksi menyatakan
berkurangnya konsentrasi pereaksi atau bertambahnya konsentrasi zat hasil reaksi
setiap satu satuan waktu (detik atau sekon). Satuan laju reaksi umumnya dinyatakan
dalam satuan mol dm-3s-1 atau mol/liter sekon. Satuan mol dm-3 atau molaritas (M)
merupakan satuan konsentrasi larutan.
B. Teori Tumbukkan (Collysion Theory)
Suatu zat dapat bereaksi dengan zat lain apabila partikel-partikelnya saling
bertumbukan. Tumbukan yang terjadi tersebut akan menghasilkan energi untuk memulai
terjadinya reaksi. Terjadinya tumbukan antara partikel disebabkan partikel-partikel
(molekul-molekul) zat selalu bergerak dengan arah yang tidak teratur. Tumbukan
antarpartikel yang bereaksi tidak selalu menimbulkan reaksi, hanya tumbukan yang
menghasilkan energi yang cukup yang dapat menghasilkan reaksi.
36
terjadi tumbukan
setelah tumbukan
Gambar 2.
Tumbukan molekul dan reaksi kimia. (a) Tumbukan yang tidak
menghasilkan reaksi. (b) Tumbukan yang menghasilkan energi yang cukup untuk
menghasilkan reaksi. (Brady, 1981:467)
Model tumbukan antara partikel dapat digambarkan sebagai bola yang akan
menggelinding mencapai puncak lekukan suatu bukit ke lereng bukit. Energi diperlukan
supaya bola menggelinding mencapai puncak lekukan (keadaan transisi). Setelah
mencapai keadaan transisi pun masih diperlukan energi agar bisa terlepas dari puncak
lekukan tersebut agar dapat menggelinding ke lereng gunung. Jikan energi tidak cukup
maka bola tersebut akan menggelinding kembali ke lekukan itu.
37
Gambar 3.
Energi yang diperlukan agar bola sampai ke puncak bukit dan menggelinding
dianalogikan sebagai energi pengaktifan. Dalam reaksi kimia energi pengaktifan (energi
aktivasi) merupakan energi minimum agar suatu reaksi dapat berlangsung. Tumbukan
yang menghasilkan reaksi disebut tumbukan efektif. Dengan menggunakan teori
tumbukan ini dapat dijelaskan bagaimana faktor-faktor yang dapat mempercepat laju
reaksi.
38
Reaksi orde 1 (satu) setiap kenaikan konsentrasi dua kali akan mempercepat laju
reaksi menjadi dua kali lebih cepat, sedangkan untuk reaksi orde 2 bila konsentrasi
dinaikkan menjadi dua kali laju reaksi menjadi empat kali lebih cepat.
Pada umumnya reaksi berlangsung lebih cepat jika konsentrasi pereaksi
diperbesar. Misalnya, reaksi keping pualam dengan larutan HCl 4 M berlangsung lebih
cepat dari pada larutan HCl 2 M.
Reaksi :
Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi ini dapat dijelaskan dengan model teori
tumbukan. Semakin tinggi konsentrasi berarti semakin banyak molekul-molekul dalam
setiap satuan luas ruangan, dengan demikian tumbukan antara partikel semakin sering
terjadi. Semakin banyak tumbukan yang terjadi berarti kemungkinan untuk
menghasilkan tumbukan efektif semakin besar, sehingga reaksi berlangsung lebih cepat.
Ion ClIon H+
(aq)
Ion H+
Tjd reaksi
Tjd reaksi
39
sedikit daripada serbuk zink, sebab atom-atom zink yang bersentuhan hanya
atom zink yang ada di permukaan butiran. Akan tetapi, bila butiran zink tersebut
dipecahmenjadi butiran-butiran yang lebih kecil, atau menjadis serbuk, maka
atom-atom zink yang semula di dalam akan berada di permukaan dan terdapat
lebih banyak atom zink yang secara bersamaan bereaksi dengan larutan asam
klorida. Dengan menggunakan teori tumbukan dapat dijelaskan bahwa semakin
luas permukaan zat padat semakin banyak tempat terjadinya tumbukan
antarpartikel yang bereaksi.
Ion H+
Ion ClTjd Reaksi
Logam zink
Gambar 6. Luas permukaan bidang sentuh zat padat dapat diperbesar dengan
memperkecil ukuran partikelnya.
c)
Suhu
Harga tetapan laju reaksi (k) akan berubah. Bagi kebanyakan reaksi kimia,
kenaikan sekitar 100 C akan menyebabkan harga tetapan laju reaksi menjadi dua kali
semula. Dengan naiknya harga tetapan laju reaksi (k), maka reaksi akan menjadi lebih
cepat. Jadi, kenaikan suhu akan mengakibatkan reaksi berlangsung semakin cepat.
Hal tersebut dapat dijelaskan dengan menggunakan teori tumbukan, yaitu bila
terjadi kenaikan suhu maka molekul-molekul yang bereaksi akan bergerak lebih cepat,
sehingga energi kinetiknya tinggi. Oleh karena energi kinetiknya tinggi, maka energi
yang dihasilkan pada tumbukan antarmolekul akan menghasilkan energi yang besar dan
cukup untuk melangsungkan reaksi. Dengan demikian, semakin tinggi suhu berarti
kemungkinan akan terjadi tumbukan yang menghasilkan energi yang cukup untuk reaksi
juga semakin banyak, dan berakibat reaksi berlangsung lebih cepat. Bila pada setiap
kenaikan T 0 C suatu reaksi berlangsung n kali lebih cepat, maka laju reaksi pada T 2
(v2) bila dibandingkan laju reaksi pada T1(v1) dapat dirumuskan:
v2 =
v1 n
T2 T1
40
Contoh soal:
Laju suatu reaksi menjadi dua kali lebih cepat pada setiap kenaikan suhu 10 0 C. Bila
pada suhu 200 C reaksi berlangsung dengan laju reaksi 2 10 3 mol L-1 s-1 berapa laju
reaksi yang terjadi pada suhu 500C ?
Jawab:
50 20
10
v 50
= v 2
20
v 50
=2
10-3 (2)3
= 1,6 10-2 mol L-1 s-1
d)
Katalis
Beberapa reaksi kimia yang berlangsung lambat dapat dipercepat dengan
menambahkan suatu zat kedalamnya, tetapi zat tersebut setelah reaksi selesai ternyata
tidak berubah. Misalnya, pada penguraian kalium klorat untuk menghasilkan gas
oksigen.
2KClO3 (s)
Reaksi berlangsung pada suhu tinggi dan berjalan lambat, tetapi dengan
penambahan kristal MnO2 kedalamnya ternyata reaksi akan dapat berlangsung dengan
lebih cepat pada suhu yang lebih rendah. Setelah semua KClO 3 terurai, ternyata MnO2
masih tetap ada (tidak berubah). Dalam reaksi tersebut MnO2 disebut sebagaai katalis.
Katalis adalah suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tanpa dirinya
mengalami perubahan yang kekal. Suatu katalis mungkin dapat terlibat dalam proses
reaksi atau mengalami perubahan selama reaksi berlangsung, tetapi setelah reaksi itu
selesai maka katalis akan diperoleh kembali dalam jumlah sama. (Unggul
Sudarmo,2007: 86-89)
Perhatikan reaksi umum A + B
Energi
Energi senyawa
antara
[A--B]*
[A--K ]*+B
[AB--K]*
AK + B
A+B+K
Energi molekul
peraksi
RPP Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi Pertemuan Ke-1
Energi molekul produk
41
AB + K
Gambar 7. Grafik tingkat energi reaksi dengan katalis dan tanpa katalis
Keterangan :
Reaksi tanpa katalis:
A+B
AK (reaksi cepat)
AK + B [B---A---K]* AB + K (cepat)
(Keenan, 1989:522)
Katalis mempercepat reaksi dengan cara mengubah jalannya reaksi. Jalur reaksi
yang ditempuh tersebut mempunyai energi aktivasi yang lebih rendah daripada jalur
reaksi yang ditempuh tanpa katalis. Jadi, dapat dikatakan bahwa katalis berperan
menurunkan energi aktivasi.
Ada dua cara yang dilakukan katalis dalam mempercepat reaksi, yaitu:
a) Pembentukan Senyawa Antara
Umumnya reaksi berjalan lambat bila energi aktivasi suatu reaksi terlalu tinggi.
Agar reaksi dapat berlangsung lebih cepat, maka dapat dilakukan dengan cara
menurunkan energi aktivasi. Untuk menurunkan energi aktivasi dapat dilakukan dengan
mencari senyawa antara lain yang berenergi lebih rendah. Fungsi katalis dalam hal ini
mengubah jalannya reaksi sehingga diperoleh senyawa antara yang energinya relatif
rendah. Katalis homogen (katalis yang mempunyai fase yang sama dengan zat pereaksi
yang dikatalis) bekerja dengan cara ini.
Misalnya,
A+B
Saya Apabila ke dalam reaksi tersebut ditambahkan katalis (K) maka, tahapan
reaksi berlangsung sebagai berikut,
RPP Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi Pertemuan Ke-1
42
AK*
Tahap II : AK* + B AB + K
Tahap I : A + K
Pada kedua tahap tersebut terlihat bahwa pada akhir reaksi K diperoleh kembali dan
mengkatalis molekul-molekul A dan B yang lain. Penggambaran energi menunjukkan
bahwa dengan adanya jalan reaksi yang berbeda akan memerlukan energi pengaktifan
yang rendah.
b)
Adsorpsi
Proses katalisasi dengan cara adsorpsi umumnya dilakukan oleh katalis
heterogen, yaitu katalis yang fasenya tidak sama dengan fase zat yang dikatalis
(khususnya reaksi gas dengan katalis padat). Pada proses adsorpsi, molekul-molekul
pereaksi akan teradsorpsi pada permukaan katalis, dengan terserapnya pereaksi di
permukaan katalis mengakibatkan zat-zat pereaksi terkonsentrasi di permukaan katalis
dan akan mempercepat reaksi. Kemungkinan yang lain, karena pereaksi-pereaksi
teradsorpsi di permukaan katalis akan dapat menimbulkan gaya tarik antarmolekul yang
bereaksi, dan ini menyebabkan molekul-molekul tersebut menjadi reaktif.
Agar katalis tersebut berlangsung efektif, katalis tidak boleh mengadsorpsi zat
hasil reaksi, dan dengan demikian permukaan logam akan segera ditempati oleh molekul
baru. Bila zat pereaksi atau pengotor teradsorpsi dengan kuat oleh katalis menyebabkan
permukaan katalis menjadi tidak aktif. Dalam keadaan demikian, katalis dikatakan telah
teracuni, dan ini akan menghambat reaksi. Contoh katalis adsorpsi adalah nikel pada
pembuatan margarin, untuk mengkatalisis reaksi antara gas hidrogen dengan lemak atau
minyak menjadi margarin. Pada industri asam sulfat dikatakan katalis V2O5 untuk
mempercepat reaksi antara gas SO2 dan O2 menjadi SO3. (Unggul Sudarmo, 2007: 9091)
43