I.
Identitas Pasien
Nama
: Ny. R
Usia
: 39 tahun
Alamat
: Jalan Cikendung No 10 RT 05 RW 01
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
No RM
: 771044
Masuk RS
: 7 Agutus 2015
II.
Nama
: Tn. S
Usia
: 42 tahun
Alamat
: Jalan Cikendung No 10 RT 05 RW 01
Agama
: Islam
Pendidikan
: STM
Pekerjaan
: Karyawan
Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 7 Agustus 2015 pada pukul
8.00 WIB.
Keluhan Utama :
Tekanan darah tinggi yaitu 180/110 mmHg pada saat pasca persalinan
Keluhan Tambahan :
Riwayat Kehamilan Sekarang :
Pasien datang ke bangsal Cempaka 1, RS Polri dalam keadaan partus kala III
pada tanggal 7 Agustus 2015 pukul 01.30. Bayi perempuan telah dilahirkan spontan
di brankar tanpa bantuan persalinan saat dalam perjalan dari IGD menuju ke Cempaka
1 dengan berat badan lahir 3400 gram, panjang berat lahir 49 cm, dan Apgar Score
8/9. Sekitar 15 menit kemudian, plasenta lahir spontan dengan berat 650 gram.
Setelah proses persalinan kala III selesai dilakukan observasi pada pasien. Didapatkan
tekanan darah pasien 180/110 mmHg, keadaan umum baik, pendarahan + 150cc, dan
kontraksi uterus baik.
Awalnya pasien mengetahui dirinya hamil karena mengalami terlambat
menstruasi sekitar 2 minggu. Hari pertama haid terakhir pasien adalah 15 November
2014, dan setelah lewat tanggal tersebut pasien tidak pernah menstruasi kembali. Lalu
pasien melakukan tes kehamilan menggunakan test pack dan hasilnya positif. Pasien
mulai melakukan kontrol kehamilan di bidan yang berada dalam puskesmas setempat
mulai dari kehamilan 10 minggu. Berhubung pasien tidak membawa buku antenatal
care, pasien tidak mengingat sama sekali hasil USG, tetapi menurut ingatan pasien
beliau tidak pernah mengalami keluhan atau penyulit kehamilan selama proses
kehamilan sampai dengan kurang lebih usia kehamilan 6 bulan. Pada saat kunjungan
rutin antenatal care sekitar usia kehamilan 24-25 minggu didapatkan tekanan darah
pasien yaitu 210/120 mmHg. Lalu pada kunjungan berikutnya pasien diminta
melakukan tes urin dan diperoleh protein + sehingga pasien disarankan untuk dirawat
agar dapat diobservasi perkembangan selanjutnya, tapi masien menolak Setelah itu
pasien tidak teratur kontrol akibat keterbatasan biaya dan alasan pindah rumah. Pasien
mengatakan dirinya pada awalnya rutin mengkonsumsi obat darah tinggi 2 kali sehari,
dan vitamin, namun pasien tidak mengingat nama obat tersebut. Akan tetapi mulai
dari usia kehamilan sekitar 8 bulan pasien mengaku tidak teratur mengkonsumsi obat
karena menurut pasien tidak ada gunanya. Pasien tidak pernah mengukur tekanan
darah lagi setelah itu.
Selama kehamilan pasien menyangkal adanya tekanan darah tinggi sebelum
masa kehamilan. Pasien juga menyangkal adanya demam, nyeri kepala hebat, mual
dan muntah, nyeri ulu hati, nyeri perut, penglihatan kabur, sesak nafas, maupun
kejang. Saat kehamilan gangguan BAB dan BAK disangkal oleh pasien. Pasien juga
mengaku tidak mengkonsumsi jamu-jamuan maupun obat-obatan yang tidak
dianjurkan oleh dokter selama masa kehamilan.
Riwayat Obstetri :
Status obstetri P6A0
1. Laki-laki, BBL 2700 gr, Th 1992, persalinan spontan, cukup bulan
2. Laki-laki, BBL 3400 gr, Th 1995, persalinan spontan, cukup bulan
3. Perempuan, BBL 3700 gr, Th 2001, persalinan spontan, cukup bulan
Menarche
: 14 tahun
Siklus
: 28 hari, teratur
Lama
: 7 hari
Dismenorrhea : disangkal
HPHT
: 15 November 2014
Taksiran persalinan menurut HPHT : 8 Agustus 2015
Riwayat Seksual dan Marital :
:1
: 24 tahun
: disangkal
Riwayat Kontrasepsi :
Pasien tidak menggunakan KB
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat alergi disangkal
Riwayat hipertensi sebelum dan saat kehamilan disangkal
Riwayat diabetes mellitus disangkal
Riwayat asma disangkal
Riwayat kejang pada kehamilan disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat penyakit paru disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat alergi disangkal
Riwayat hipertensi pada ayah pasien
Riwayat diabetes mellitus pada ibu pasien
Riwayat asma disangkal
Riwayat kejang pada kehamilan disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
: tampak tenang
Kesadaran
: compos mentis
Tinggi badan
: 155
BB sebelum hamil
: 46 kg
BB saat ini
: 57 kg
Keadaan gizi
: Baik
Tanda-tanda vital
Nadi
: 100x/menit
Laju Nafas
: 22x/menit
Suhu
: 36,40C
Status Generalis
Kepala
: Deformitas (-)
Mata
Hidung
Mulut
Leher
Toraks
Pulmo
:
I : Gerak napas simetris saat statis dan dinamis
P : Fremitus hemitoraks kanan=kiri
P : Sonor simetris pada kedua lapangan paru
A : Bunyi nafas vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/ Cor
I
P
P
A
:
: Ictus cordis tidak terlihat
: Ictus cordis tidak teraba
: Batas jantung normal
: Bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-)
Mammae
:
Bentuk
: simetris
Perabaan
: Kencang
Massa
: tidak ada
Puting Susu
: Retraksi -/ Pengeluaran cairan/susu : tidak ada
Hiperpigmentasi areola : +/+
Abdomen
Punggung
Ekstremitas
Genitalia eksterna
Kulit
IV.
Status Obstetri
Pemeriksaan Luar
Inspeksi
V.
Palpasi
TFU
Auskultasi
Perineal
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 7 Agustus 2015 pukul 03.48
Pemeriksaan
HEMATOLOGI
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Trombosit
KIMIA KLINIK
SGOT/AST
SGPT/ALT
Ureum
Creatinine
Elektrolit
Natrium
Kalium
Chlorida
URINE
Warna
Kejernihan
Reaksi/pH
Berat Jenis
Protein
Bilirubin
Glukosa
Keton
Darah/Hb
Nitrit
Urobilinogen
Leukosit
Sedimen
Leukosit
Eritrosit
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
11,2
23.300
33
250.000
12-14
5.000-10.000
g/dl
u/l
%
/ul
26,6
13,4
12
0,6
<31
<31
10-50
0,5-1,3
U/L
U/L
mg/dl
mg/dl
141
2,9
108
135-145
3,8-5,0
98-106
mmol/l
mmol/l
mmol/l
Kuning
Keruh
6,0
1.030
++
+++
0,1
-
5-8,5
1.000-1.030
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
0,1-1,0
Negatif
2-4
1-3
/LPB
/LPB
Sel Epitel
Silinder
Kristal
Lain-lain
VI.
+
Ca Oxalat ++
Bakteri +
/LPK
Resume
Ny. R, 39 tahun, G5P6A0 hamil 39 minggu, datang ke bangsal Cempaka 1, RS Polri
pada tanggal 7 Agustus 2015 dalam keadaan partus kala III, pada pukul 1.30 telah
lahir bayi perempuan dengan berat badan lahir 3400 gram, panjang berat lahir 49 cm,
dan Apgar Score 8/9 secara spontan di brankar tanpa bantuan persalinan saat dalam
perjalan dari IGD menuju ke Cempaka I. Sekitar 15 menit kemudia, plasenta lahir
spontan dengan berat 650 gram. Dilanjutkan pemantauan persalinan kala IV
didapatkan tekanan darah 190/110, nadi 100, suhu 36,4oC, tinggi fundus uteri 1 jari
bawah pusar, kontraksi uterus baik, pendarahan 150cc. Menurut pasien, tekanan darah
tinggi telah dialami sejak usia kehamilan 24-25 minggu. Selama kehamilan pasien
menyangkal adanya tekanan darah tinggi sebelum masa kehamilan. Pasien juga
menyangkal adanya demam, nyeri kepala hebat, mual dan muntah, nyeri ulu hati,
nyeri perut, penglihatan kabur, sesak nafas, maupun kejang. Saat kehamilan gangguan
BAB dan BAK disangkal oleh pasien. Pasien juga mengaku tidak mengkonsumsi
jamu-jamuan maupun obat-obatan yang tidak dianjurkan oleh dokter selama masa
kehamilan. Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi dan diabetes melitus dalam
keluarga. Pada pemeriksaan penunjang hematologi didapatkan hemoglobin11.2 g/dl,
leukosit 23300 u/l, npemeriksaan urine didapatkan protein ++.
VII.
Diagnosis
Diagnosis Masuk
Ibu
VIII.
Tatalaksana
Diagnostik
Observasi tanda-tanda vital ibu
Observasi pendarahan
Observasi gejala-gejala impending eclampsia
Memasang folley catheter untuk memantau jumlah urin
Melakukan pemeriksaan darah lengkap (H2TL, kolesterol total,
Rencana Edukasi
Memberikan penjelasan tentang keadaan pasien saat ini kepada
keluarga
IX.
Prognosis
Ibu
Quo ad vitam
: Dubia ad bonam
Quo ad fungtionam
: Dubia
Qua ad sanationam
: Dubia
Bayi
X.
Quo ad vitam
: Bonam
Quo ad fungtionam
: Bonam
Follow Up
Tanggal 7 Agustus 2015
S
:-
Status generalis
Mata
Paru
Jantung
Ektremitas
: Akral hangat
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Trombosit
: 10,0 g/dl
: 22.000 u/l
: 29 %
: 214.000/Ul
Methyldopa 3x250mg
Nifedipin 3x5mg
Clindamycin 2x300mg
Asam mefenamat 3x500mg
Hemobion 1x1 tab
Ceftriaxone extra 1x2gr
Dosis awal -> 4gr MgSO4 40% (10cc) larutkan dengan 10 ml akuades
:-
Status generalis
Mata
Paru
Jantung
Ektremitas
: Akral hangat
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Trombosit
: 8,8 g/dl
: 14.700 u/l
: 25 %
: 211.000/Ul
Methyldopa 3x250mg
Nifedipin 3x5mg
Clindamycin 2x300mg
Asam mefenamat 3x500mg
Hemobion 1x1 tab
:-
Status generalis
Mata
Paru
Jantung
Ektremitas
: Akral hangat
Methyldopa 3x250mg
Nifedipin 3x5mg
Clindamycin 2x300mg
Asam mefenamat 3x500mg
PEMBAHASAN
Pada kasus ini Ny. R 39 tahun, G6P5A0, hamil 39 minggu dengan
preeklampsia berat tanpa impending eclampsia. Diagnosis ditegakan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Dalam anamnesis, didapatkan bahwa pasien memiliki tekanan darah tinggi
saat usia kehamilan 25 minggu dan tidak memiliki riwayat darah tinggi sebelumnya,
namun tidak diperoleh keluhan lain seperti demam, nyeri kepala hebat, mual, dan
muntah, nyeri ulu hati, nyeri perut, penglihatan kabur, sesak nafas, maupun kejang.
Berdasarkan pemeriksaan fisik, diperoleh tekanan darah yang tinggi hingga
190/110 mmHg.
Pada pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan urine
: protein ++
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Eklampsia adalah bentuk kelanjutan dari preeclampsia yang disertai dengan
keadaan kejang tonik-klonik (grand mal) yang disusul dengan koma. Kejang di sini
bukan akibat kelainan neurologis (saraf) dan dapat muncul sebelum, selama, dan
setelah kehamilan. Namun kejang yang timbul lebih dari 48 jam postpartum, terutama
pada nulipara, dapat dijumpai sampai 10 hari post partum.
Sedangkan yang dimaksud dengan preeclampsia adalah hipertensi disertai proteinuria
dan edema (penimbunan cairan dalam cairan tubuh sehingga ada pembengkakan pada
tungkaidan kaki) akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera
setelah persalinan.Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi penyakit
trofoblastik (kelainan plasenta). Fatal coma tanpa kejang juga bisa diartikan sebagai
eclampsia. Definisi klasik preeklampsia meliputi 3 elemen, yaitu onset baru hipertensi
(didefinisikan sebagai suatu tekanan darah yang menetap 140/90 mmHg pada
wanita yang sebelumnya normotensif), onset baru proteinuria (didefinisikan sebagai
protein urine > 300 mg/24 jam atau +1 pada urinalisis bersih tanpa infeksi traktus
urinarius), dan onset baru edema yang bermakna. Pada beberapa konsensus terakhir
dilaporkan bahwa edema tidak lagi dimasukkan sebagai kriteria diagnosis.
Eklampsia adalah suatu keadaan yang dapat dicegah, dan angka kejadiannya
menurun diAmerika Serikat karena sebagian besar wanita hamil sudah mendapat
asuhanprenatal yangmemadai. Eclampsia umumnya terjadi kehamilan trisemester
terakhir dan angka kejadiannyameningkat pada tahap ini. Oleh sebab itu pemeriksaan
yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan untuk memastikan bahwa apakah
sebelumnya pasien memang dalam keadaan preeklamsia dan untuk menyingkirkan
penyebab lain kejang yang dialaminya.
B. Klasifikasi
Preeklampsia terbagi atas dua yaitu Preeklampsia Ringan dan Preeklampsia
Berat berdasarkan Klasifikasi menurut American College of Obstetricians and
Gynecologists, yaitu:
1) Preeklampsia ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut:
Tekanan darah 140/90 mmHg, atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih, atau
kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih setelah 20 minggu kehamilan dengan
riwayat tekanan darah normal.
Proteinuria 5 gr atau lebih perliter dalam 24 jam atau kualitatif 3+ atau 4+.
Oligouri, yaitu jumlah urine kurang dari 500 cc per 24 jam/kurang dari 0,5
cc/kgBB/jam.
Hemolisis mikroangiopatik
Sindrom HELLP.
C. Diagnosis
Gejala subjektif
Pada preeklampsia didapatkan sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diplopia,
penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah-muntah. Gejalagejala ini sering ditemukan pada preeklampsia yang meningkat dan merupakan
petunjuk bahwa eklampsia akan timbul (impending eklampsia). Tekanan darah pun
akan meningkat lebih tinggi, edema dan proteinuria bertambah meningkat.
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan peningkatan tekanan sistolik 30mmHg dan
diastolik 15 mmHg atau tekanan darah meningkat 140/90mmHg pada preeklampsia
ringan dan 160/110 mmHg pada preeklampsia berat. Selain itu kita juga akan
menemukan takikardia, takipneu, edema paru, perubahan kesadaran, hipertensi
ensefalopati, hiperefleksia,sampai tanda-tanda pendarahan otak.
Penemuan Laboratorium
Penemuan yang paling penting pada pemeriksaan laboratorium penderita
preeklampsia yaitu ditemukannya protein pada urine. Pada penderita preeklampsia
ringan kadarnya secara kuantitatif yaitu 300 mg perliter dalam 24 jam atau secara
Proteinuria 2+
Nyeri kepala hebat yang tidak berkurang dengan pemberian analgetika biasa
Hiperrefleksia
D. Tatalaksana
Tujuan
utama
penanganan
preeklampsia
adalah
mencegah
terjadinya
preeklampsia berat atau eklampsia, melahirkan janin hidup dan melahirkan janin
dengan trauma sekecil-kecilnya, mencegah perdarahan intrakranial serta mencegah
gangguan fungsi organ vital.(8)
1. Preeklampsia Ringan
Istirahat di tempat tidur merupakan terapi utama dalam penanganan
preeklampsia ringan. Istirahat dengan berbaring pada sisi tubuh menyebabkan
aliran darah ke plasenta dan aliran darah ke ginjal meningkat, tekanan vena pada
ekstrimitas bawah juga menurun dan reabsorpsi cairan di daerah tersebut juga
bertambah. Selain itu dengan istirahat di tempat tidur mengurangi kebutuhan
volume darah yang beredar dan juga dapat menurunkan tekanan darah dan kejadian
edema.Penambahan aliran darah ke ginjal akan meningkatkan filtrasi glomeruli
dan meningkatkan dieresis. Diuresis dengan sendirinya meningkatkan ekskresi
natrium,
menurunkan
reaktivitas
kardiovaskuler,
sehingga
mengurangi
Magnesium sulfat sampai saat ini tetap menjadi pilihan pertama untuk antikejang
pada preeklampsia atau eklampsia.
Cara pemberian MgSO4
-
Loading dose : initial dose 4 gram MgSO 4: intravena, (40 % dalam 10 cc)
selama 15 menit
Maintenance dose :Diberikan infuse 6 gram dalam larutan ringer/6 jam; atau
diberikan 4 atau 5 gram i.m. Selanjutnya maintenance dose diberikan 4 gram im
tiap 4-6 jam
Harus tersedia antidotum MgSO4, bila terjadi intoksikasi yaitu kalsium glukonas
10% = 1 gram (10% dalam 10 cc) diberikan iv 3 menit
Frekuensi pernafasan > 16x/menit, tidak ada tanda tanda distress nafas
memperburuk
perfusi
uteroplasenta,
meningkatkan
hemokonsentrasi,
Kortikosteroid
Pada preeklampsia berat dapat terjadi edema paru akibat kardiogenik (payah
jantung ventrikel kiri akibat peningkatan afterload) atau non kardiogenik (akibat
kerusakan sel endotel pembuluh darah paru). Prognosis preeclampsia berat menjadi
buruk bila edema paru disertai oligouria.
Penggunaan kortikosteroid direkomendasikan pada semua wanita usia kehamilan 2434minggu yang berisiko melahirkan prematur, termasuk pasien dengan PEB.
Preeklampsia
sendiri
merupakan
penyebab
15%
dari
seluruh
kelahiran
William
obstetrics,
ditinjau
dari
umur
kehamilan
dan
Persalinan
terlalu tinggi.
Jika serviks telah mengalami pematangan, lakukan induksi dengan Oksitosin
2-5 IU dalam 500 ml Dekstrose 10 tetes/menit atau dengan cara pemberian
prostaglandin /misoprostol
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham FG. Obstetri William Edisi 21. Jakarta : EGC. 2005
2. Universitas Sumatra Utara. Hubungan Antara Peeklampsia dengan BBLR.
Sumatera Utara. FK USU. 2009
3. Hartuti Agustina, dkk. Referat Preeklampsia. Purwokerto. Universitas Jendral
Sudirman. 2011
4. Simona
Gabriella
R. Tugas
Obstetri
dan Ginekologi,
Patofisiologi