Anda di halaman 1dari 216

THE LAW OF INTERNATIONAL ORGANIZATION

HUKUM ORGANISASI INTERNASIONAL

Istilah & Ruang Lingkup OI


Istilah OI:
- International Institutions
- International Organization
Schermers International Institutions
cenderung mempelajari secara sistematik masalah
lembaga-2 yg timbul dr hampir semua OI, oleh krn itu dikenal
dg International Institutions drpd the law of international
organization.
HOI lbh banyak menyangkut prinsip-2 hk yg dirumuskn oleh
organisasi-2 int.

Bowett International Institutions:


bagaimanapun juga orgs. ini adalah orgs. permanen yg
didirikan atas dasar perjanjian int. yg kebanyakan merupakan
perjanjian multilateral drpd bilateral dan dg tujuan ttu

.
Boer

Mauna International
Organization
suatu perhimpunan negara-2 yg
merdeka dan berdaulat yg bertujuan
utk mencapai kepentingan bersama
melalui organ dari perhimpunan itu
sendiri

Maryan

Green:
OI adalah organisasi yg dibentuk
berdasarkan perjanjian oleh dua atau
lebih negara

L Roy Bennet, Ciri-2 OI:


- bersifat permanen
- keanggotaanya sukarela
- mempunyai instrumen pokok
- mempunyai organ konferensi konsultatif
- mempunyai sekretariat tetap

Unsur kesamaan:
- adanya lembaga/organ
- perhimpunan negara
- dibentuk berdasakan perjanjian int.
- bersifat permanen
- mempunyai tujuan dan fungsi ttu.

Ruang Lingkup OI:


- Arti Luas:
> International Governmental
Organization
(IGO), atau
International State Organization
(ISO), dan
> Non-Governmental Organization
-

Arti Sempit: hanya IGO atau ISO

Latar belakang sejarah


Kebutuhan nyata umat manusia mempunyai

karakter internasional.
- kerjasama antar individu atau badan hukum
Spt.: - World Anti-Slavery Convention-1840
- ICRC-1863
- International Dental Federation-1900
dsb.
- Pembentukan Union of International Association
1910 (organ, obyek kerjasama, keanggotaan)
Mengadakan kerjasama dg negara, yg diwujudkan
dg traktat

Reaksi anarki adanya sengketa antar

negara, dmn msyarakat interl berkeinginan


utk mendirikan OI yg bersifat universal dg
tujuan memelihara perdamaian dan
keamanan interl.
OI tsb akan menghimpun negara-2 dlm
sistem kerjasama yg dpt mencegah atau
menyelesaikan sengketa
Pembentukan OI tsb bertentangan dg
kedaulatan dan kepentingan negara. Yg
mungkin hanya perbaikan prosedur
kerjasama

Embrio OI

Abad 17 -18:
Abbe d Saint-Pierre dan William Penn: mengusulkan
kerjasama antar negara dg membentukan majelis
umum, dg tugas:
- menyelesaikan sengketa dg suara
- penjatuhan sanksi kolektif
- membuka kerjasama dlm berbagai bidang
- didirikan perwakilan-2 utk pelaksanaan kerjasama.

Abad 19:
dg kemajuan teknologi dan ketergantungan ekonomi,
maka kerjasama internasional ditingkatkan
mendorong pembentukan organisasi-2 kerjasama
internasional

Tiga generasi OI

Pertama:
- organisasi kerjasama internasional penanganan
masalah-2
khusus.
Spt.: Komisi intrl utk masalah sungai Elbe, sunga Rhine
(1821 & 1831). European Danube Commission (1856):
mengawasi pelayaran bebas di atas sungai Danube
- Perhimbunan sejumlah ahli dan administrator yg
melaksanakan tugas-2 khusus atas nama negara.
Spt.: - Intrl Telegraph Bureau (1868) Intrl Telecomunication Union (ITU)
- General Postal Union (1874) Universal Postal Union
(UPU)
- Organisasi Non Pemerintah (NGOs). Spt. ICRC (1864)

Kedua:
Akibat PD I, mendorong dibentuknya OI yg mempunyai
kekuasaan yg lebih tinggi dr yg dimiliki negara-2.
Konferensi Perdamaian Versailles 28 April 1919
terbentuklah LBB. Tujuan: dlm situasi damai memelihara
solidaritas antar bangsa, dan mencegah terulangnya
kembali perang
LBB tdk berhasil:
- tdk memiliki kewenangan menghukum agresor
- negara-2 otoriter keluar dr LBB (Jerman dan Jepang)
- Covenant LBB mengandung banyak kelemahan dan
kurangnya kemauan politik negara-2. Negara masih
memegang teguh kedaulatan mutlak.
- tdk dpt mencegah agresi Jepang thd Manchuria, Agresi
Jerman thd Austria, Penaklukan Ethiopia oleh Itali
memicu terjadinya PD II
ILO 1919
PCIJ 1920

Ketiga.

Kegagalan LBB mendorong dibentuknya


OI baru, yaitu PBB tgl 26 Juni 1945, dg
penyempurnaan-2 pd:
- struktur kerjasama
- tata kerja dan kewenangan
- kerjasama teknis/lembaga khusus
dihidupkan
lagi.
- mengenai tujuannya kurang lebih sama
Lahirlah badan-badan khusus (ITU, IMO,
IMF,
FAO, UNESCO, dsb.)
Atas dasar kedekatan wilayah dan
kesamaan
ideologi, munculah organisasi2 regional

Posisi dan Peran OI dalam HI

Posisi dan Peran OI


dalam HI

Sebagai Subyek HI:


-Psl.VII (2) IBRD jo. Psl.IX (2) IMF
-Psl.104 Piagam
-Psl.Agreemen Pendirian Sekretariat ASEAN
-Psl.3 Piagam ASEAN
Membantu Pembentukan HI:
-Mochtar Kususmaatmadja
-Brownlie
-Psl. 1 (3) Piagam
-Starke
Forum jalan keluar persoalan anggota2nya:
-MU sbg Parlemen Masyarakat internasional
Ps.17 Piagam
-Pertemuan Tingkat Kepala Negara atau
Menlu Pentaatan HI:
Sarana
-Bab
ASEAN
VII Piagam: Langkah yg dpt diambil
oleh
DK. (Psl.41: sanksi ekonomi, Psl.42
sanksi militer).
-Psl. 2 (6): keputusan DK mengikat neg
bukan

Posisi OI dalam HI:


1.

Sebagai subyek HI:


= pemegang hak dan kewajiban (asli) dlm HI
- Pasal VII (2) IBRD jo. Pasal IX (2) IMF: memiliki
personalitas hukum penuh, khususnya
kemampuan membuat kontrak...
- Pasal 104 Piagam: PBB di wilayah negara anggotanya
memiliki kapasitas hukum.
- Pasal VIII Agreement ttg Pendirian sekretariat
ASEAN: Sekretariat ASEAN, Sekjend, dan Stafnya
memiliki
hak-2 istimewa dan kekebalan di Indonesia.
Pasal 3 Piagam ASEAN: ASEAN sbg suatu OI antar
Pemerintah, dg ini diberikan Status Hukum

2. Membantu Pembentukan HI
Mochtar Kusumaatmadja:
Keputusan dari lembaga/organisasi Intl tdk dpt
diabaikan dl pembahasan sumber hukum Intl.
Brownlie:
bahwa keputusan organ judicial, seperti Mahkamah
Masyarakat Eropa mempunyai andil dlm pengembangan
hukum perjanjian, prinsip-2 penafsiran, dan HI umum.
Pasal 1 (3) Piagam PBB:
MU dpt membuat prakarsa utk kerjasama dlm
perkembangan kemajuan HI dan kodifikasinya.
Starke:
keputusan organ-2 lembaga/organisasi intl, atau
konferensi internasional dpt menjadi formulasi
pembentukan HI

3. Forum jalan keluar persoalan


anggota-2nya
-

MU mempunyai sifat sbg Parlemen Masyarakat


Intl. Pasal 17: MU dpt membicarakan semua
masalah yang dihadapi oleh anggota-2nya serta
mencari jalan keluarnya.
Pertemuan-2 para Kepala Negara atau tingkat
Menlu ASEAN, merupakan forum utk
membicarakan masalah-2 yg terjadi di Asia
Tenggara.

4. OI sbg sarana pentaatan HI


-

Bab VII Piagam:


DK dpt mengambil langkah-2/tindakan bila
terdapat pelanggaran keamanan/hukum
internasional.
Pasal 41, sanksi ekonomi
Pasal 42, sanksi militer
Keputusan DK utk perdamaian dan keamanan
internasional mengikat juga bg negara bukan
anggota (Ps.2 ay. 6).

Pengertian Hukum Organisasi Internasional

Hukum
Oppenheim:
a body of rules for
human conduct
within a community
which by common
consent be
enforced by
external power

Organisasi
Logemann:
- sekumpulan (orang)
- mempunyai tujuan
bersama
- mengadakan
kerjasama
- pembagian kerja
- dilakukan di bawah

Internasional
melintas batas
negara atau
antar negara

satu pimpinan

Hukum Organisasi Internasional


International Law Organizations
International Institutions Law
United Nations Law
International Constitutions Law

Pengertian HOI

LB Sohn United Nations Law


lebih memusatkan pd badan PBB sbg OI yg paling
besar dan melihat Piagam PBB sbg konstitusi. Shg
menyangkut penafsiran piagam, status PBB,
pengambilan kpts, dsb.

Brierly International Constitutions Law


Krn OI itu mempunyai fungsi legislatif, eksekutif, dan
administratif.
Legislatif: menghimpun dan membetuk ketentuan-2
internasional
eksekutif: menyangkut pelaksanaan keputusan-2 yg
mengikat secara hukum yg dikeluarkan oleh OI
administratif: menyangkut peraturan-2 bersama yg
harus
dilaksanakan oleh para anggotanya,

Schermers International Institutions


cenderung mempelajari secara sistematik
masalah lembaga-2 yg timbul dr hampir semua OI,
oleh krn itu dikenal dg International Institutions
drpd the law of international organization.
HOI lbh banyak menyangkut prinsip-2 hk yg
dirumuskn oleh organisasi-2 int.
Sumaryo Suryokusumo: HOI
HOI menyangkut lebih banyak prinsip-2 hukum yg
dirumuskan oleh organisasi-2 internasional
Sri Setianingsih: HOI
Studi HOI, mempelajari masalah-2 yg timbul dlm OI
dan masalah-2 yg timbul dlm kaitannya hubungan
antar anggota-2 dlm OI dan bagaimana
penyelesaian-nya secara yuridis.

Penggolongan OI
OI Publik
Keanggotaan
OI Privat/NGO
OI Universal
Lingkup kegiatan
Penggolongan OI
OI Antar Pemth/Neg.
Status Orgs.
OI Supranasional

OI Fungsional
Lingkup Fungsi
OI Politik

OI Regional/Tertutup

Regionalisme
Coulumbis dan Wolfe:
- Geografis
- Politik/militer
- Ekonomi
- Transaksional
Bruce Russet:
- Sosiokultural
- Sikap politik
- Keanggotaan yg sama
- Interdependensi ekonomi
- Kedekatan geografis

Klasifikasi OI Regional ( Lynn HMiller-70)


Dasar hipotesis pembentukanya:
1. membantu penyelesaian sengketa di antara para
anggotanya,
2. adanya kelengkapan militer dl menghadapi
outside actors
3. orientasi functional security, menghadapi
masalah-2 tehnis
yg muncul akibat saling ketergantungan, dlm
berbagai
bidang tanpa kebijakan militer/force.

Cooperative type:
= kombinasi orientasi 1 &
2.
Faktor pemersatu:
kedekatan geografis,
etnis, latar belakang
ideologis.
Contoh: OAS, OAU, Liga
Arab

Allince type:
= Orientasi ke-2.
Diikat oleh kesepakatan
pertahanan multilateral.
Contoh: NATO, Pakta
Warsawa, SEATO

Fucntional type:
= Orientasi 1 & 3.
Sbg badan
konsultasi atau
aktivitas bersama
dalam satu bidang
ttu.

Regional Organization
OAS

H Miller & Leroy Bennett


(1995):

- Multipurpose organizations : memiliki


tujuan & kegiatan sangat luas serta
beraneka ragam. (OAS, OAU,
League of Arab States)
- AllianceType Organizations : orientasi
politik dan militer guna menjamin
keamanan bg anggota-2nya. (NATO
Pakta Warsawa, ANZUS) Psl 51
Piagam
- Functional Organizations: kolaborasi
ekonomi, sosial, atau politik
tanpa/sedikit faktor keamanan.
(ASEAN, EEC, OPEC)
- United Nations Regional : Psl. 57
Piagam. (Komosi Ekonomi Eropa,
Amerika Latin, Afrika, Asia dan Pasifik)

UN

UE
OECD

KUMPULAN
INDIVIDU
ATAU
BADAN
HUKUM YG
MELINTAS
NEGARA

KUMPULAN
NEGARA-2
MERDEKA DI
DUNIA

KUMPULAN
NEGARA
REGIONAL DI EROPA
OAS, NAFTA, CARICOM,
LAFTA

KUMPULAN
NEGARA
REGIONAL DI AMERIKA
ASEAN, BSEC, APEC

OAU AU (202)
SADC (Southern African
Develp Community)

KUMPULAN
NEGARA
REGIONAL DI AFRIKA

KUMPULAN
NEGARA
REGIONAL DI ASIA PASIFIK

Regionalisme vs Universalisme
OI Regional

Kesamaan kepentingan, tradisi,


nilai-2 kehidupan
Integrasi mudah dicapai dlm
kelompok-2 kecil dlm geografis
terbatas
Kerjasama ekonomi regional sbg
wadah yg efisien
Ancaman lokal thd perdamaian lbh
mudah ditangani
Melalui kelompok regional
kesimbangan kekuasaan global
terjaga.
Masyarakat dunia blm siap/mampu
mendirikan otoritas global guna
memelihara perdamaian
Adanya keberagaman faktor, politik,
ekonomi, sosial lbh mudah diatasi di
tingkat regional

OI Universal

Adanya saling ketergantungan antar


negara membutuhkan penangan
global
Sumber daya regional sering tdk
mampu memecahkan permasalahan
dlm kawasan
Hanya organisasi universal yg mampu
mengawasi dominasi negara-2 besar
Sanksi thd agresor oleh organisasi
regional tidak efektif, krn sumber/
dukungan agresor dari luar kawasan
Kerjasama regional bukan tahapan utk
mengembangkan kerjasama global
Hanya organisasi global yg mampu
mencegah ancaman thd perdamaian
yg melintas batas lokal atau regional
Adanya persaingan supremasi militer
antar kawasan bisa memicu perang
secara besar-besaran

Regionalisme dalam PBB


Piagam: membatasi peran organisasi regional dalam pemeliharaan
perdamaian dan keamanan internasional (PP&KI)
Bab VII, Pasal 52-54 Piagam:
1.PBB tdk menghalang-halangi badan-2 regional utk menangani
masalah-2 berkaitan dg PP&KI, sepanjang sesuai dg prinsip dan tujuan
PBB
2.Pengutamaan penyelesaian secara damai melalui mekanisme
regional, sblm di ajukan ke DK
3.DK akan mendorong pengembangan penyelesaian secara damai
oleh badan-2 regional, baik atas usaha negara ybst atau anjuran DK
4.Ketentuan yg demikian tdk mengurangi berlakunya Psl.34 & 35
5.DK dpt mengunakan badan-2 regional utk melakukan tindakan
pemaksaan (terbatas). Tindakan yg demikian hanya dpt dilakukan atas
rekomendasi dari DK.
6.DK akan diberitahu (sempit) sepenuhnya terhadap langkah-langkah
yg telah dilakukan oleh badan-2 regional dalam rangka PP&KI

3 Aspek Dalam Organisasi Intl

Aspek
Filosofis

Aspek
Administras
i
Aspek
Yuridis

Aspek Filosofis
= berkaitan dg latar belakang dan tema-2 pembentukan
orgs. ybst.
Contoh:
Organisasi Persatuan Afrika (OPA/OAU):
- perlunya kerjasama & kesetiakawanan
menghadapi penjajah
- menjunjung tinggi hak penentuan nasib sendiri
dan kemerdekaan
Organisasi Konferensi/Conference
(Kerjasama=cooperation) Islam (OKI atau ICO):
- kaum minoritas Islam yg tertindas
- kerjasama dan solidaritas dlm berbagai kehidupan

LBB:
- untuk melestarikan traktat perdamaian
(Sekutu dg Parlemen Dunia)
- sebagai mekanisme untuk saling
membantu, serta mengawasi administrasi
koloni Jerman/ Turki.
OI global yang komprehensif :
- untuk memelihara perdamaian,
- mencegah perang,
- penyelesaian sengketa secara damai,
- mengurusi kesejahteraan dunia.

ASEAN:

- ketidak harmonisan negara-2 di kawasan Asia


Tenggara
- tema-2 perdamaian:
- ZOPFAN, 1971
- Treaty of Amity and Cooperation, 1976
- Kawasan Asia Tenggara sbg Zona Bebas Nuklir, 89
PBB:

- situasi akibat PD I dan PD II


- memelihara perdamaian dan keamanan
internasional

Tujuan OI

Tujuan Umum: yg ingin dicapai oleh OI pd umumnya:


- memelihara perdamaian & keamanan int.
- memajukan kepentingan umum dan kesejahteraan
umum umat manusia
- mengembangkan hub persahabatan dan
kerjasama di
segala bidang
- Mengembangkan penghormatan HAM

Tujuan Khusus:
sesuai dg karakteristik dari OI tersebut, atau
sasaran utama yg ingin dicapai oleh OI
tersebut

.
Aspek Administratif

SekreKepeKeangtariat
gawaian
gotaan

Anggaran

Sidang

Aspek Hukum

Instument Sumber HK Personalitas


Keanggotaan
Pokok (PI)
Hukum

Pembuatan
Hukum

Aktivitas OI

.
Sumber Hukum
OI

Aspek
Hukum
OI

Perjanjian
Internasional

Status Hukum OI

Sumber Hukum OI:


Pengertian
Ujudnya
- Kenyataan historis, kebiasaan, perjanjian
- Instrumen pokok
- Rules of Procedure
- Keputusan OI (resolusi, rekomendasi,
atau deklarasi)
Catatan:
Sifat Resolusi MU:
- Rekomendasi, (seruan/himbauan/harapan/desakan)
- menimbulkan kewajiban hukum
- proses transisi ke arah terciptanya hukum
Sifat Resolusi DK: menimbulkan kewajiban hukum

Perjanjian Internasional

Dalam arti luas. Dalam arti sempit dg berbagai sebutan.


Sebagai instrumen dasar
Sebagai Konstitusi dasar
= yg memuat berbagai persoalan
Spt.:
- Dasar bekerjanya
- Status Hukum
- Keanggotaan
- Hak dan Kewajiban anggota dan OI
- Kelembagaan dalam OI
- Aktifitas/kegiatan OI
Lois B Sohn = sbg. Basic legal characteristic (Konstitusi)
Konstitusi OI - pd PBB adalah Piagam PBB Hk PBB
Hukum OI
- Pada ASEAN: ASEAN Charter

STATUS HUKUM OI
Legal
Personality
Fungsi Hukum

Tujuannya

Sine qua non (Maryan Green)

legal capacity

Secara Teori OI sbg Subyek Hukum


Beberapa ciri:
-Merupakan

himpunan negara yg permanen, serta memiliki truktur organisasi;


-Memiliki perbedaan kewenangan dan tujuan dengan negara anggota;
-Memiliki legal capacity bertaraf internasional;
-Memiliki kemampuan membuat perjanjian internasional;
-Memiliki hak dan kewenangan secara hukum untuk memiliki harta kekayaan;
-Kemampuan mengajukan tuntutan thd negara anggota atau bukan negara
anggota;
-Memiliki lacus standi utk berperkara di pengadilan internasional berdasarkan
jurisdiksi internasional;
-Adanya pelindungan fungsional thd staf dan personalia;
-Memiliki han dan diakui sebagai pihak yg dapat mengirimkan perwakilan dlm
konferensi internasional.

Weissberg: adanya hubungan erat


antara legal personality dg legal
capacity
Legal personality otomatis ?
- tdk ada rumusan yg tegas
- tergantung pd OI ybst
Personalitas hukum LBB:
- piagam tdk atur
- Modus Vivendi dr Swiss 1921
dan 1926

Personalitas hukum PBB:


- Konfreansi San Fransisco 1945 tdk atur sec
khusus
- Tersirat dalam ps.104 jo Ps 1 (1) Konv PBB 46
ps.105 Piagam
Ps. 104 Piagam:
The Organization shall enjoy in the territory of its
members such legal capacity as be necessary for
the exercise of its functions and the fulfilment of its
purpose
Pasal 105 Piagam: hak istimewa dan kekebalan

ASEAN

Art. VIII Pendirian Sekretariat ASEAN:


Negara tuan rumah akan memberikan jaminan kepada
Sekretariat ASEAN serta Sekjend ASEAN dan stafnya hak
istimewa dan imunitas dalam menjalankan tugas dan fungsinya .
Article 3 : ASEAN, as an inter-governmental organization, is
hereby conferred legal personality.
European Economic Community:

= Personalitas hk di cantumkan dlm Ps. 210 Treaty of Rome: dalam hubungan


internsional MEE bertindak sebagai subyek HI yg mempunyai personalitas
internasional.

IBRD, Art VII (2):


.... The Bank shall possess full juridical personality and, in particular, the capacity to make
contract, to acquire and dispose of immovable property, to institute legal proceedings.

Personalitas hukum:
1. Dalam kaitannya dg HN = personalitas hk OI
dalam hubungannya dengan neg. tuan
rumah
2 Dalam Kaitannya dg HI = personalitas hk OI
dlm
Personalitas
hukum dlm kaitannya dg HN
hubungannya dg negara-2 atau subyek HI

LBB: Ps. 7 (4) dan (5):


- Wakil negara anggota LBB
- Pejabat LBB
- Gedung & kepemilikan yg ditempati LBB

Bagi PBB:
- Pasal 104 jo Ps. 1 (1) Konv PBB 46 dan 105
- Heaquater agreement:
1. PBB AS ttg Markas Besar PBB
2. Pemerintah Belanda ICJ di Deen Haag
3. PBB Switzerland, 1946
4. PBB Austria ttg Mabes UNINDO
5. ASEAN dg Indonesia

Status Hukum OI dalam Hk. Intl

Advisory Opinion MI, 11-1-1949 ttg Reparation for


Injuries Case.
Latar belakang:
- terbunuhnya Mediator (Swedia) PBB di
Yerusalem, Israel
- Sekjend. PBB protes, bahwa tindakan tsb.
sebagai tindakan penghinaan thd wewenang
PBB
- Sekjend ajukan 3 masalah pd sidang MU:
= apakah neg. punya t.j. pd PBB ?
= apakah PBB bisa memperoleh ganti rugi ?
= cara-cara apa yg hrs ditempuh ?

Pandangan beberapa Negara dlm Sidang MU:


Sekjend:
- PBB dianalogikan sbg negara, yg
mempunyai hak utk menuntut ganti
rugi thd w.n.nya. PBB sbg kesatuan
(entity) mempunyai hak utk
mengajukan kompensasi.
- Sekjend tdk sangsi lg, bhw PBB
memiliki kapasitas hukum utk
mengajukan tuntutan di bawah HI thd
neg baik sbg anggota atau bukan
Kelompok I:
Yunani: hampir yakin bhw PBB tdk
mempunyai kapasitas de lege lata
dlm mengambil tindakan utk
mempertahankan pejabat utusannya.
Syria: krn tdk ada ktt dlm Hk yg
memberikan utk itu dan belum
pernah terjadi sebelumnya. Yg ada
hanya hukum yg mengakui
personalitas internasional suatu neg,
ttp bukan personalitas hukum sec
intl dari PBB

lanjutan
Kelompok II:
Inggris: ada peluang mengenai
kdd yg tepat bg PBB dan haknya
utk mengajukan tuntutan dlm
taraf intl. Selama kapasitas di
bawah hukum nasional tlh
diberikan kepada entity di
bawah Piagam, maka tidak perlu
diberikan lagi dalam HI
Belgia: bahwa pd waktu Konf San
Fransisco telah diusulkan dlm
piagam ttg personalitas hukum
sec intl (international legal
personality). Bila kemudian
tidak terdapat perumusan dlm
Piagam, tidak berarti negara-2
telah menghilangkan maksud itu

Kelompok III:
AS (Maktos):
- PBB dpt mengajukan
tuntutan intl (tuntutan ganti
kerugian) dari neg yang
bertanggung jawab, namun
hanya sebatas kerugian yg
timbul akibat pelanggaran
HI.
- Hak utk memprakarsai suatu
tuntutan atas nama korban
mrpk hak negaranya, PBB
tdk dpt mengambil alih.

Kelompok IV:
Perancis dan Iran: yg penting
mengikuti semangat Piagam bukan
secara harafiah, karena entity
mempunyai international legal
personality, sebgaiman diatur dlm
ps.104, 105, dan ps.1
Con.Privileges and immunities
Disamping itu MU dptmenentukan
status intl bg para pejabat
Mesir: Personalitas hukum PBB tlh
diberlakukan. HI tlh berkembang
sec perlahan-lahan ke arah
pengakuan thd hak personalitas
hukum sec intl utk mengajukan
tuntutansec bebas oleh neg-2 atas
para korban yg mrpk w.n.nya.

Kelompok V.:
- Uni Soviet: bhw setelah
PBBmemberikan kompensasi
kepada wakilnya, mk
sekjend stlh berkonsultasi dg
negara yg warganegaranya
menjadi korban, haruslah
mengajukan tuntutan
kepada pengadilan dari neg
yg bertanggungjawab utk
menutupi kerugian, utk
mendapat pembayaran ganti
rugi.
- Pendapat ini didukung oleh
Mesir

Pandangan Negara-2 dalam Sidang MU


PBB dianalogikan sbg
negara, yg mempunyai
hak utk menuntut ganti
rugi thd w.n.nya. PBB
sbg kesatuan (entity)
mempunyai hak utk
mengajukan
kompensasi.
- Sekjend tdk sangsi lg,
bhw PBB memiliki
kapasitas hukum utk
mengajukan tuntutan
di bawah HI thd neg
baik sbg anggota atau
bukan

Yunani:
PBB tdk mempunyai de lege lata

Syria:
Blm pernah terjadi. Yg ada
personalitas Neg.

Inggris:
Ada peluang utk itu, krn piagam
tlh memberi dlm HN

Belgia:
Ada niatan negara-2 memberi
status itu pd Konf San Fransisco

AS:
Dpt ajukan tuntutan
sepanjang kerugian yg
diderita. Yg dpt mewakili
individu adl negaranya
Prancis dan Iran:
Sesuai dg semangat
Piagam Ps.104, 105, dan
Ps. 1 Konv PBB 46

Mesir:
Personalitas hk bg PBB tlh
diberikan. Dan HI telah
akui neg mewakili w.n.-nya

Uni Siviet:
PBB dpt mengajukan
tuntutan intl pd neg yg
bertanggungjawab, setelah
membayar ganti kerugian
pd pejabatnya

Permasalahan Hukum yg di mintakan AO:


1.

Apabila pd saat seorang utusan PBB menjalankan


tugasnya mengalami luka-luka dalam peristiwa
yg melibatkan pertanggungjawaban neg, apakah
PBB sbg organisasi mempunyai wewenang
mengajukan tuntutan intl thd pemerth. De jure
atau de facto yg bertanggung jawab, guna
memperoleh ganti rugi atas kerugian yg dialami
oleh: a). PBB, b). Si korban atau ahli warisnya ?

2. Apabila diperoleh jwb.an positif atas pertanyaan


1.b, bagaimanakah jalan keluarnya supaya
tuntutan yg dilakukan PBB dpt memulihkan hakhak yg dimiliki oleh neg. dimana korban mrpk
w.n.nya.

Jawaban 1.a.
Dlm hal yg ber-t.j. adalah neg anggota PBB
Bahwa

apabila pada saat seorang utusan


PB menjalankan tugas mengalami luka-luka
dalam peristiwa yg melibatkan
pertanggungjawaban negara anggota,
maka PBB sbg organisasi mempunyai
kapasitas mengajukan tuntutan
internasional thd pemerintah de jure atau
de facto yg bertanggung jawab, guna
memperoleh ganti rugi atas kerugian yg di
alami oleh PBB

Dlm hal yg ber t.j. negara bukan anggota PBB:

Bahwa apabila pada saat seorang utusan


PBB menjalankan tugas mengalami lukaluka dalam peristiwa yg melibatkan
pertanggungjawaban negara bukan
anggota, maka PBB sbg organisasi
mempunyai kapasitas mengajukan tuntutan
internasional thd pemerintah de jure atau de
facto yg bertanggung jawab,
gunamemperoleh ganti rugi atas kerugian
yg di alami oleh PBB

Jawaban 1.b.:
Dlm hal yg ber t.j. negara anggota PBB:

Bahwa apabila pada saat seorang utusan


PBB menjalankan tugas mengalami luka-luka
dalam peristiwa yg melibatkan
pertanggungjawaban negara anggota,
maka PBB sbg organisasi mempunyai
kapasitas mengajukan tuntutan
internasional thd pemerintah de jure atau de
facto yg bertanggung jawab,
gunamemperoleh ganti rugi atas kerugian
yg di alami oleh si korban atau ahli warisnya

Dlm hal yg ber t.j. negara bukan anggota PBB:

Bahwa apabila pada saat seorang utusan


PBB menjalankan tugas mengalami lukaluka dalam peristiwa yg melibatkan
pertanggungjawaban negara bukan
anggota, maka PBB sbg organisasi
mempunyai kapasitas mengajukan tuntutan
internasional thd pemerintah de jure atau de
facto yg bertanggung jawab, guna
memperoleh ganti rugi atas kerugian yg di
alami oleh si korban atau ahli warisnya

Jawaban No. 2:
Ketika

PBB sbg organisasi mengajukan


tuntutan ganti rugi atas kerugian yg diderita
utusannya, PBB hanya dpt melakukannya dg
mendasarkan diri pada pelanggaran kewajiban
yg dideritanya. Dg ditaatinya ketentuan akan
mencegah pertentangan antara tuntutan yg
diajukan PBB dan hak-hak yg dimiliki negara di
mana utusan tsb menjadi w.n.nya, dan dg dmk
tuntutan-2 di antara keduanya dpt dipulihkan.
Pemulihan ganti rugi tsb dpt didasarkan atas
kesepakatan antara organisasi dan negara-2,
baik yg dituangkan dlm kesepakatan umum
maupun perkasus.

Keanggotaan dalam OI
.

Prinsip Keanggotaan
-Universalitas OI Global
(masalah-2 global, setiap negara)
-Selektifitas OI karakter ttu
(geografis, kepentingan ttu,
budaya/agama/etnis, HAM, dsb.)
Keanggotaan
Organisasi
Internasional

- Kedekatan wilayah OI Regional


Status Keanggotaan
-Original Member/Kualitatif
-Admitted member/Kuantitatif
Lihat : Psl. 3 Piagam PBB
WTO

KEANGGOTAAN O.I.
Prinsip Keanggotaan:
1. Universalitas:
- utk masalah-2 global
- semua negara
2. Selektivitas:
- faktor geografis OI Regional (OAU, OAS)
- pentingnya negara yg menjadi anggota, berkait dg tujuan
(OPEC)
- sistem ekonomi dan bentuk pemerintah (OECD)
- faktor budaya, agama, etnis, sejarah ( Liga Arab, OKI)
- penerapan HAM ( Council of Europe, European Union)
3. Kedekatan Wilayah:

OI Regional dan PBB


Adalah dimungkinkan dalam sistem PBB (Ps.52-54)
- menangani masalah-2 dlm regional ybst
- mengutamakan mekanisme regional
- DK dapat memanfatkan badan-2 regional dlm
menyelesaikan sengketa dlm regional
- badan regional tdk dpt melakukan pemaksaan
tanpa wewenang DK
- DK sll diberitahu

Klasifikasi Keanggotaan
> Kualitatif (original member = anggota
pemula)
> Kuantitatif (admitted member)
Contoh: Pasal 3 Piagam PBB
Kriteria original member:
- ikut partisipasi dlm Konf PBB di San
Fransisco
- tlh menandatangani Deklarasi PBB,
1942
- tlh menandatangani Piagam dan
meratifikasinya

Lanjutan Klasifikasi Keanggotaan:


World Trade Organization (WTO:

= Original members adl negara-2 yg tercatat


sbg neg anggota WTO seblm WTO resmi
berdiri, 1 Januari 1995. Kriterianya:
- neg yg menandatangani Putaran Uruguay di
Marakesh, April 1994
- neg yg bergabung stlh April 1994, namun sblm
WTO resmi berdiri
- Neg yg tutrut berpartisipasi dlm Putaran
Uruguay, dan baru bergabung stlh Januari 1995

Klasifikasi Keanggotaan
Schermers
Full
Member

Assiciate/Affiliate/
Participation member
Negara
Anggota Bukan Anggota

Security
Council
Assembly
- Art. 31-32
practice
- Art.39 R.o.P

General
-

Status
Keanggotaa
n
Negara pd
OI

Partial
Member

Klasifikasi Keanggotaan menurut Schermers :


Full members:

= anggota yg ikut serta dalam semua kegiatan/


keanggotaan organisasi dg segala hak-haknya
Associate/affiliate / Partisipasi members :

= anggota dapat berpartisipasi, namun tdk


mempunyai hak suara pada organ utama OI
= termasuk disini partisipasi negara, dibedakan:
- neg anggota
- neg bukan anggota

Partisipasi di Dewan Keamanan

Anggota PBB bukan anggota DK:


Ps.31: dpt berpartisipasi, sekalipun bukan pihak yg
berselisih, dg syarat: 1).punya perhatian/kepentingan,
2). disetujui oleh DK, 3). sbg neg yg mengajukan
masalah utk jd perhatian DK.

Bukan neg anggota PBB:


Ps. 32: sebagai salah satu pihak dan diundang oleh
DK
- partisipasi di tujukan pd neg yg terlibat, baik neg
anggota maupun bukan
- mempunyai kedudukan dan hak yg sama
- diundang oleh DK

Partsipasi Perorangan atau Badan ? Bisa, sepanjang


punya kepentingan (ps. 39 Rules of Procedure)

Partisipasi pd MU:
- Tidak ada aturan dlm Piagam atau Rules, ttp
terjadi dlm
praktek
Contoh: - Wakil PLO, 1974
- Wakil golongan masyarakat Cyprus,
dalam persidangan di Komite Politik
Khusus
Partial members:
= anggota yg hanya ikut berpartisipasi pd
kegiatan-2 ttu
- biasanya diberikan pd negara bukan anggota

Persyaratan Keanggotaan:
LBB,

syarat:
- persetujuan dr MU dg 2/3 suara
- sanggup melaksanakan kewajiban intl
- sanggup menerima peraturan ttg
angkatan bersenjata & persenjataan yg
ditetapkan oleh LBB

PBB,

diatur dlm ps.4 (1-2) jo. Ps. 18 (1-2)

Persyaratan Keanggotaan PBB


Pasal 4 ayat:
1. Membership in the United Nations is open to all other peace-loving states which
accept the obligations contained in the present Charter and, in the judgment of the
Organization, are able and willing to carry out these obligations.
2. The admission of any such state to membership in the United Nations will be effected
by a decision of the General Assembly upon the recommendation of the Security
Council.
Pasal 18 ayat (1) & (2):
Setiap anggota MU mempunyai satu suara
-Keputusan MU ttg soal-2 penting (penerimaan anggota Baru)
diambil dg suara terbanyak yg berjumlah 2/3 dari anggota PBB yg
hadir dan ikut bersuara
Jadi Persyaratannya (Ps. 4 ay.1 & 2 jo. Ps. 18 ay. 1 & 2)
- negara cinta damai
- menerima kewajiban sbgmn ditetapkan dlm piagam
- sanggup dan mampu melaksanakan kewaj dlm piagam
- mendapat rekomendasi dari DK
- ditetapkan dlm sidang MU dg 2/3 suara dari neg yang hadir dan
berhak bersuara

1. Open to all other peace-loving (art.4 (1)


ditujukan pada negara yg tdk ikut perang melawan
kekuatan Poros

2. Accept the obligations contained in the present


Charter (art.4 (1)
-Grenada:

Latter of 30 May 1974 from Prime Minister of Grenada to SG:


...that Grenada accepts the obligations in the UN Charter and solemnly
undertakes to fulfill them.
-Bangladesh:

Latter of 27 August, 1974 from the Charge daffaires of the


Embassy of the Peoples Republic of Bangladesh in Washington,: ... and
Bangladesh, in applying for membership in the UN, solemnly its intent to
undertake all the obligations following from the Charter

Kewajiban-kewajiban yg dimaksud:

Pasal 2 ayat (3) : penyelesaian sengketa


secara damai

Pasal 2 ayat (4): tdk melakukan ancaman

atau menggunakan kekerasan thd


kemerdekaan dan keutuhan wilayah suatu
negara
Pasal 2 ayat (7): non-intervensi, kecuali

sbgmana diatura dalam Bab. VII Piagam

3. Ability and willingness to carry out Charter


obligations (art.4 (1))
- Kasus Bangladesh, 1972 di veto China krn blm
melaksanakan resolusi DK
- Anggola, 1972 di veto AS, krn blm melaksanakan
Res DK. Membiarakan tentara Cuba ada di Angola

4. Upon the recommendation of the SC (jo. Art.136


Rules of procedur of SC)
5. Decision of the GA on the admisiion of new
members shall be made by a two thirds
majority
of the members present and voting (art.4 (2)
18 (2)
jo. art.60 (2) R of P GA
Waktu pengajuan ke MU:
- 25 hari sblm sidang reguler, atau

Prosedur Keanggotaan PBB


Committee on the Admission of New
Members

Hasil pemeriksaan

Rekomendasi Favourable
Rek. Un-Favourable

Negar
a

- Permohonan
- kesanggupan

Secretar
y
General

Permohonan

Security
Council

General
Assembl
y

Hasil pemeriksaan
laporan khusus tdk ada rek.

The GA
Session

Permasalahan :
Banyak negara yg ingin menjadi anggota PBB
tdk mendapat rekomendasi dari DK
Dapatkah sidang MU penerimaan anggota

baru dilaksanakan tanpa rekomendasi


positif (favourable recomendation) dari DK ?

Penafsiran Mahkamah
Permasalahan:

- Apakah keanggotaan dpt efektif bila tlh


peroleh 2/3 suara, tanpa rekomendasi
positif
dari DK ? atau
- Dptkah MU mengadakan sidang penerimaan
anggota baru tanpa rekomendasi dr DK ?
Res.

MU, 22 11 1948 minta AO pd ICJ:

sesuai dg ps.4 ay.2 apakah keputusan


MU ttg penerimaan anggota baru dpt
berlaku efektif tanpa rekomendasi DK ?

Sikap ICJ sblm memeriksa:

1. penafsiran ps.4 ay 2 adl wewenang ICJ.


Dasarnya: ps.96 Piagam jo ps.65
Statuta ICJ dpt memberikan
pendapat setiap persoalan hk yg
diajukan pdnya
2. MI akui MU sbg lembg politik. MI tdk
campuri sifat politik MU,
MI hanya akan membahas permohonan
MU ttg penafsiran perj.

KEPUTUSAN MI:
Bahwa penerimaan anggota baru PBB sesuai dg
Ps 4 ay 2 Piagam tdk dpt efektif hanya melelui
keputusan MU
Pertimbangan:
1. Rekomendasi DK mendahului dan sbg dasar bg
didakannya sidang MU ttg penerimaan anggota baru.
Dkl, MU dpt mengambil keputusan penerimaan anggt
baru stlh ada rekomendasai dr DK

2. MU dan DK adl badan utama PBB yg mempunyai kdd yg


sama. Hanya saja DK punya tangg. Jwb utama dlm
pemeliharaan perdamaian & keamanan intl
3. Berdasarkan ps. 4, 5, 6 Piagam, ps 60 Rule DK ant. DK
dan MU bekerjasama dlm penerimaan anggt baru,
pembekuan hak-2 umum & istimewa, pengusiran anggt.

.
4.

Bdsk ps. 136 jo 137 Rule MU, kpts MU


dpt diambil stlh ada reko mendasi DK.
Bila tdk ada rekomendasi dr DK mk MU
hrs kembalikn permohonan tsb pd DK
utk
mendptkan
pembahasan
dan
rekomendasi

5. Bila tdk ada rekomendasi dr DK dan MU


mengadakan
sidang
penerimaan
anggota baru, mk menyalahi ktt ps. 4
ay 2. Ini berarti meniadakan wewenang
DK dan dpt diartikan bhw DK hanya
mempelajari permohonan, memberi
saran dan sampaikan pendapat

6.

Adalah tdk benar jika dikatakan bahwa MU dpt


menyelesaikan mslh penerimaan anggt baru tanpa
rekomndasi DK sbg unfavourable recommendation.
Menurut MI bahwa ps 4 ay 2
hanya
memperhatikan favourable recommendation

Kesimpulan atas AO MI:


- Menurut ps 4 ay 2, ps 136 Rule MU, ps 60 Rule DK:
keputusan penerimaan anggota baru dilakukan
oleh DK dan MU
- Rekomendasi dikeluarkan bila disetujui oleh 9 neg
termasuk 5 anggt tetap
- Sidang penerimaan anggt baru dpt dilakukan
apabila ada rekomendasi dr DK
- Keputusan adanya anggt baru bila tlh memperoleh
2/3 suara dlm sidang MU

Berakhirnya Keanggotaan

Secara umum:
1. OI yg bersangkutan bubar
Persoalan: suksesi pd organ/badan-2 ?
2. Negara ybst bubar
Persoalan: suksesi jadi anggota
Contoh: Uni Soviet Federasi Rusia
Cina pecah jd RRC dan Taiwan RRC,
Res MU No. 2758 (XXV!)
Rep Yogoslavia tdk ada yg mewakili
Czechoslovakia Rep Czech dan Rep
Slovakia

3. Dikeluarkan oleh OI ybst


- tdk ada aturan negara dpt dikeluarkan ?
Contoh:
> Pengeluaran Af.sel dr Persatuan Pos Dunia
dpt kecaman dr masy Eropa (1974)
> Pengeluaran Israel dr UNESCO Perancis &
AS mengurangi sumbangan, akhirnya masuk
lagi
(1977)
> ada pelanggaran berat blm pernah jerjadi
# Prinsip: tdk bisa terjadi pengeluaran, bila tdk ada
aturan yg tegas

4. Penarikan diri/Pengunduran diri


LBB, Ps.1 ay 3: berlaku stlh 2 th sejak pemberi-

tahuan, dg syarat:
- tlh menyelesaikan kewj intl
- tlh menyelesaikan kewj dlm piagam
ICAO, Ps.95 (b): 1 tahun stlh pemberitahuan pd
ICAO
IMO, Ps. 78: pengunduran diri berlaku efektif 12
bulan stlh pemberitahuan diterima
Sekjend
IMF, Ps.26: - sejak pemberitahuan diterima Sekjend
- pengunduran diri wajib, bila gagal
memenuhi kewajiban

PBB, secara eksplisit

tdk mengatur
Ada beberapa pendapat dlm Konf San Fransisco:
1. Komite I/2: perlu diatur, krn itu hak negara
berdaulat
2. Tidak setuju:
- Bertentangan dg prinsip universalitas
- mrpk sarana utk menghindarkan diri dr kewj
internasional
- dpt dipakai sbg sarana utk mempertahankan
konsesi PBB dg mengancam akan keluar dr
PBB

3. Setuju: karena keadaan istimewa


(exceptional circumtances):
Menurut Hans Kelsen situasi exceptional
circumtances:
- tdk mampu menjalankan tugas utamanya,
menjaga perdamaian dan keamanan intl
- adanya perubahan hak dan kewajiban
sehubungan dg adanya amandemen
- tdk dipenuhi sejumlah ratifikasi utk
berlakunya amandemen

.
Tidak perlu diatur, dg pertimbangan:
- Bertentangan dg prinsip universalitas
- mrpk sarana utk menghindarkan diri dr
kewajiban intl
- Lbh menjunjung tinggi kemauan neg utk menjadi
anggota dan sll bekerjasama dg PBB
Keluar dr perjanjian:
Prinsipnya boleh, dan biasanya diatur dlm perj
tsb

Masih menjadi perdebatan ttg pengunduran diri:


I. Sah pengunduran diri sec unilateral:
Prinsip umum hk: sbg. Neg berdaulat punya
kebebasan utk menentukan kehendaknya
II. Tidak sah penguduran diri sec unilateral:
Prinsip umum hk perjanjian: adl bertentangan,
hrs mendpt persetujuan
Stlh menarik diri, kmd ingin menjadi anggota lagi
?
Tinggal mencabut pernyataan penarikan diri.

Schermers:
= ada bbrp alasan yg dpt dipakai utk pengunduran
diri sec unilateral:
1.
2.
3.
4.
5.

Kedaulatan Negara (state souvereignity)


Kewajaran (equity)
Kemanfaatan (expediency)
Asas umum hukum (general principle of
law)
Adanya penyimpangan dari kesepakatan
(exception non adimpleti contractus).
Sejajar dg prinsip fundamental change of
circumtances

Kasus Indonesia, 1965


20 - 1 1965: Indonesia mengirim
surat pd Sekjend PBB
isinya:
- Ind. Akan menarik diri dr
keanggotaan PBB bila neokolonialis
Malaysia diterima menjadi anggt DK
PBB
- Indonesia akan tetap
bekerjasama dg PBB sesuai dg
prinsip-2 dan kerjasama
international
.

Kasus Penarikan diri Indonesia

Tanggal 20-1-1965 Wk.Pern Menteri dan Menlu kirim


surat ke Sekjend PBB
Isi:
Pada tgl 31 Des 1964, Wakil tetap Indonesia pd PBB
di New York menyampaikan kpd Yang Mulia isi Pidato
Presiden Sukarno pd tgl yg sama, bahwa Indonesia
akan menarik diri dari PBB jika neokolonialis
Malaysia duduk dalam DK. Berkenaan dg isi pidato
tsb saya berkewajiban utk memberitahukan kpd
Yang Mulia bhw pd tgl 7 Jan 1965, stlh duduknya
Malaysia sbg anggota DK, stlh mempertimbangkan
dg sungguh-2, Pemerintah Indonesia tlh mengambil
keputusan utk menarik diri dari PBB

Sbgmn himbauan pribadi Yg Mulia, Tuan Sekretaris


Jendral, bhw Indonesia tidak akan menarik diri dr
kerjasama dg PBB, saya ingin memberikan jaminan
kepada Yang Mulia bahwa Indonesia masih memegang
tegung prinsip-prinsip mulia dari kerjasama
internasional sebagaimana tersirat dlm Piagam PBB.
Karena itu hal ini dpt dilaksanakan baik di luar
maupun di dalam PBB.
Sebagai penutup, saya ingin menyatakan penyesalan
yang sedalam-dalamnya yang dirasakan secara luas di
PBB bahwa Indonesia memandang perlu untuk
mengambil langkah-langkah sebagaimana di dalam
surat Yang Mulia dan mengharapkan dengan sungguhsungguh bahwa akan tiba waktunya Indonesia akan
merintis kembali kerjasama dengan PBB

Tanggapan Sekjend:
- Piagam dan Konf San
Fransisco tdk mengatur ttg
penarikan diri
- Memperhatikan/mencatat
sikap Indonesia
- diharapkan utk waktu yg akan
datang Indonesia merintis lagi
untuk menjadi anggota PBB

Akibat Tindakan Indonesia

Sejak saat itu papan nama &


bendera Ind. Dipindahkan
Nama Ind. tdk lagi tercantum
dlm daftar sbg anggta badan
khusus dan badan utama
Nama Ind. tdk tercantum dlm
Res.2118 (XX) tgl.12-12-1965
kontribusi negara
Nama Ind tdk muncul sbg neg
bukan anggota

19 9 1966:
Dubes RI mengirim surat pd Sekjend
PBB: Indonesia memutuskan utk
memulihkan kerjasama dg PBB
dimulai pd SMU XXI

PD SMU XXI Presiden MU menyatakan:


.

Ketidak hadiran Ind bukan


menarik diri, ttp
menghentikan kerjasama
Tindakan yg diambil PBB
bukan dlm kerangka itu
Jika disetujui, Sekjend akan
lakukan sesuatu supaya Ind
dpt berpartisipasi kembali
di PBB
Sekjend supaya bicarakan
dg Ind ttg kontribusi selama
ketidak hadirannya. (Th.65:
10% dari 0,39%, dan th.66:
25% dari 0,39%)

Komentar Inggris (Schwelb):


Neg dpt menarik diri bila dlm keadaan exceptional
circumtences, hanya saja makna keadaan yg
demikian, tidak mrndapat ke baik dalam piagam
maupun dalam intepretative commentary. Secara
umum makna exceptional circumtences menurut
Schwelb adalah:
- benar-benar dlm kesulitan
- adanya situasi yg dipertentangkan
- situasi yg jelas diluar kerangka Piagam PBB (posisi
Ind: krn kenyataan yg dikemukakan oleh Ind tdk
memenuhi syarat sbg exceptional circumtences)

Pemerintah Itali (17-5-1965)


Kasus Indonesia menimbulkan beberapa pemikiran:
diakuinya declaration on withdrawal dengan tanpa adanya
penjelasan/pengaturan ttg exeptional circumtances,
menimbulkan kebingungan
Tidak menyebutkan secara khusus suatu prosedur
penarikan diri, guna menghadapi situasi yg akan datang,
PBB hrs sgr melakukan studi;
Penarikan diri Indonesia, tdk dpt menghindarkan diri dari
kewajiban sbgmn di atur dalam Pasal 2 (6) tdk saja
merupakan bagian dari customary international law, namun
mrpk general international law (general principles of law).

Bubarnya OI
Beberapa OI :
IMF
: Art.22 (2)
IBRD : Art.6 (5)
IFC
: Art.5 (5)
IFAD : Art 9 (4)

tidak mengatur
dpt dibubarkan oleh mayoritas suara
pembubaran dikuasakan pd Kongres

Pembubaran OI terjadi:
- Ada keinginan utuk itu
- Ada perjanjian/Konstitusi baru
- Terdpt aturan perpindahan fungsi (orgs. Lama bubar)
* perjanjian tersendiri ( Hygiene Publik WHO)
* ditentukan dalam AD OI baru: WTO, PCIJ ICJ.
- Orgs. Lama tdk bubar dg berdirinya Orgs. Baru, namun fungsinya diambil alih oleh
orgs baru. (Admstratif Paris Union dan Berne Union WIPO)

= Enter into force: pd saat berdirinya OI Baru

Berapa persoalan:
1. Tidak semua anggota OI lama yg telah dibubarkan
menjadi anggota OI baru
2. OI baru merupakan gabungan beberapa OI lama
3. Fungsi OI:
- fungsi OI lama berpindah pd OI baru
- fungsi OI lama berpindah pd bbrp OI
- OI baru hanya menggantikan bbrapa fungsi ttu
4. Tindakan hukum:
- perbuatan hukum tertentu dari OI yg bubar batal,
sedangkan tindakan hukum yg lain akan berpindah
pd OI pengganti.

Keterikatan negara pd OI lama yg bubar akan berakhir dg


bubarnya OI tsb. Bila kemudian muncul OI baru keterikatan
negara tsb ditentukan oleh konstitusi OI yg baru atau sikap
negara ybst.
Permasalahan terjadi atas pergantian PICJ ICJ
menyangkut berlakunya optional clause

Rekomendasi yg dibuat oleh OI yg bubar


Konvensi yg dibentuk atas inisiatif OI yg telah bebar
Perjanjian berkaitan dengan imunitas OI
Kontrak internasional yg dibuat oleh OI
Keputusan mengikat yg dibuat oleh OI yg bubar

.
5. Personalia:
6. Kekayaan OI:
- Prinsip : dibagi diantara anggota, secara
proposional
- bila dialihkan ke OI baru: yg tdk menjadi
anggota
dpt kompensasi
- Arsip-2
: diberikan pd OI pengganti

Pengakuan Negara Palestina oleh PBB (30-122012)


Setuju = 138 neg
Abstain = 41 neg
- AS

Tidak Setuju = 9 neg.


- Ceko
- Panama
Absen=

- Israel
- Nauru
-

- Canada

- Mikronesia

Palau
5 neg.
- Kep Marshall

Pertanyaanya:

Bila di kemudian waktu Palestina ingin


menjadi anggota PBB, persyaratan apa
yang harus dipersiapkan dan bagaimana
mekanisme yang harus dilalui oleh
Palestina.. ?
2. Bagaimana kemungkinannya permohonan
Palestina untuk menjadi anggota PBB
tersebut ?
1.

Pada 10 September lalu Majelis Umum PBB

mendukung resolusi pengibaran bendera


Palestina setelah 119 negara anggota PBB
mendukungnya, 45 abstein dan delapan
menentang, termasuk Australia, Israel dan
Amerika Serikat.

Kelembagaan OI
Tidak ada aturan yg jelas ttg organ-

organ OI
Yg sering ada pd OI:
1. perwakilan negara
2. organ utama/Konggres Umum
3. sekretariat
4. settlement body

Badan Utama PBB

PBB : - Organ Utama


- Organ Subsidier
- Komisi Regional

Uni Eropa: - Dewan Eropa (European Council)


- European Commission
- The Council Minister
- European Parlemen
- Badan Lain:
- Mahkamah Ouditor
- Economic and Social Committee
- Regional Committee
- Bank Sentral Eropa

ASEAN

- ASEAN Summit Meeting


- Ministerial Meeting (Foreign)
> Menesterial Meeting on
Economic
> Menisterial Meeting on NonEconomic

- ASEAN Standing Committee


- Secretary General of ASEAN
- Settlement body

1. Perwakilan Negara

Delegasi:
- luas kewenangan
- jumlah.
- Ps. 46 Konv Wina 1975 .... layak
- Ps. 9 (2) Piagam..... 5 anggota
- Komposisi
+ umum (memiliki kemampuan dan keahlian)
+ Khusus: sesuai dg konstitusi/anggran dasar
organisasi.
* Ps.11 WHO: tiga delegasi, ahli kesehatan
* Ps.4(1) UNESCO: lima anggota dlm
bidangnya
* Ps.3(1) ILO: empat wakil (2 pemerintah & 2
Majikan dan Buruh=Tripartite)

.
- Status utusan
- Majemuk. Mis. Ps. 42(2) Konv wina 1975
- Credentials
> ditandatangani oleh Kep Neg/Menlu/Dubes pd OI
atau
di negara OI berada
> Ketua Parlemen Nasional
> Permasalahan : Terjadi perubahan Pemerintahan
- yg syah yg diakui oleh OI tsb
- Contoh: Pecahnya Cina menjadi Cina Komunis
Cina Nasionalis

Credentials (Surat Kepercayaan)


Dengan hormat kami beritahukan kepada Yang Mulia bahwa susunan
Delegasi RI pada Sidang yang diselenggarakan di Jenewa,
Swiss pada Tanggal 7 14 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
1. Tarzan
Ketua Delegasi
Dubes LBdan BP
Perwakilan Tetap RI utk
PBB dan OI lainnya di Jenewa
2. Komeng
WK Ketua
Deputi Bidang Observasi
Badan Meteorologi dan
Geovisika
3. Kadir
Sekretaris
Kepala Pusat Sistem insttumen
4. Nunung
Anggota
Kepala Bidang instrumen
5. Patrio
Anggota
Kepala Bidang teknologi
Terimalah, Yang Mulia, penghargaan kami yang setinggi tingginya

Full Powers (SURAT KUASA)


Yang bertanda tangan di bawah ini, .(nama pejabat),
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, memberi kuasa
penuh kepada:
Nama Pejabat yang ditugasi
Jabatan dalam negara
Untuk menandatangani, atas nama Pemerintah Indonesia.
Naskah ....Persetujuan/MoU antara Pemerintah Republik
Indonesia dan Pemerintah Republik ..mengenai
kerjasama..
Sebagai bukti, Surat kuasa ini saya tandatangani dan bubuhi
meterei di Jakarta pada tanggal.bulan.Tahun.

Nama Pejabat yang menugasi

Proksi
-

boleh tidaknya tergantung konstitusi


FAO melarang proksi:
no delegate may represent more than one Member
Nation or associate Member (Art.3 (3)

Schermers, Keuntungan dan kelemahan Proksi


- Keuntungan:
* neg yg absen dpt diwakili
* prosedur lbh sederhana
* berguna bg neg yg mempunyai kepentingan
sama
- Kelemahan:
* tdk sesuai dg tujuan
* membingungkan
* mengarah multiple voting

2. Organ Utama

General Congress (General Assembly,


General Conference, Cenference, Assembly, Council,
dsb).
- kekuasaan menyeluruh sbg pengambil kebijakan
umum
sdgkan utk hal-hal yg lbh detail diserahkan pd organ
eksekutif
Pertimbangan:
* Satu negara satu suara. Sdgk untuk pelaksanaan
lbh lanjut sesuai dg kepentingan negara.
* Membatasi pengaruh suara pd Konggres umum.
* dibutuhkan tindakan cepat utk mencapai tujuan
* lebih effisien, jika dihadiri negara-2 yg punya
kepentingan
* Kadang wakil dari pemerintah kurang obyektif.
- Anggotanya Kepala Negara/Pemerintah

3. Sekretariat

Merupakan organ administratif. Dipimpin oleh


Sekretaris Jendral atau Direktur Jendral

Status: International Civil Servent


= siapa saja yg digaji atau tidak, bekerja secara
tetap atau tidak, yg ditugaskan oleh suatu organ OI
utk melaksanakan atau membantu melaksanakan
salah satu dari fungsi OI tsb. Pendek kata siapa saja
yg melakukan kegiatan utk OI (AO, 11-4-1949).

Konsekuensi sbg Intl Civil Servents:


Melayani semua kepentingan neg anggota
Tdk menerima/meminta petunjuk dr kekuasaan di
luar orgs.
Bertanggung jawab pd orgs.

Dalam hubungannya dg negaranya:


Status kewarganegaraannya tetap
Tdk boleh informasikan pd neg-nya ttg keadaan di
sekretariat
Tdk boleh menerima hadiah/kehormatan dr negnya
Tdk terpengaruh pd sikap/keadaan neg-nya thd
Sekretariat

Untuk PBB:
- Sekjend mrpk Organ utama (Ps.7) dan Badan
Politik (Ps.97)
- Sekjend di bantu oleh Staf Sekretariat, yg
semua sbg International Civil Servent

Termasuk Staf Sekretariat:


Urusan MU & Dewan Keamanan
Urusan Ekonomi dan Sosial
Perwalian dan Daerah yg tdk berpemerintahan
Urusan Hukum
Konfederasi dan Pelayanan Umum
Urusan Administrasi dan Keuangan
Informasi Umum

Masa Jabatan Sekjend:


- PBB 5 tahun dan dpt dipilih kembali
- OPEC, 1 tahun
- FAO, 6 tahun

Pengangkatan Sekjend

Piagam tdk mengatur persyaratan


Dasarnya Resolusi MU 1946 dan Praktek
- memiliki kemampuan
- masa jabatan 5 tahun dan dpt dipilih kembali
- dpt diadakan modifikasi
- stlh selesai tdk boleh memangku jabatan penting
dlm negaranya
- Bukan berasal dr salah satu anggota tetap DK
- berasal dr negara yang mempunyai jasa dan
sumbangan dlm pemeliharaan perdamaian dan
keamanan
intl
- tdk terikat oleh kewajiban hukum

Pertimbangan dlm pengangkatan Sekjend:

Bagi Calon Sekjen:


- memiliki kemampuan/kewibawaan dlm
jabatan.
- tidak berasal dr anggota tetap DK
Bg Negara asal calon:
- bukan anggota tetap DK
- berjasa/sumbangan dlm pemeliharaan
perdamaian & kamanan intl
- stlh tidak menjabat, Negaranya supaya
tidak memberi jabatan penting dlm
peme-rintahan
- tdk terikat kewajiban hk dlm masy. Intl
- dpt menjalankan kewajiban intl dg baik

Dibicarakan khusus di DK buat


rekomendasi ditetapkan dlm Sidang
MU dg 2/3 suara

Sekjend PBB
1. Sir Gladwyn Jebb (Britania Raya) : 24 Oktober 19452 Februari
1946.
2. Trygve Halvdan Lie ( Norwegia) : 2. Februari 1946 10
November 1952
3. Dag Hammarskjld (Swedia) : 10 April 1953 18 September
1961
4. U Thant (Burma = sekarang Myanmar) 30 November 1961 31
Desember 1971
5. Kurt Waldheim (Austria ) : 1 Januari 1972 31 Desember 1981
6. Javier Prez de Cullar ( Peru) : 1 Januari 1982 31 Desember
1991
7. Boutros Boutros-Ghali (Mesir) : 1 Januari 1992 31 Desember
1996
8. Kofi Annan (Ghana) : 1 Januari 199731 Desember 2006
9. Ban Ki-moon ( Korea Selatan) : 1 Januari 2007 2012 - 2017

Fungsi Sekjend:

Menurut Schermers, Secara umum:


- adminitrasi
- mempersiapkan budget organisasi
- mengadakan informasi
- recording
- mengumpulkn laporan-2 dr anggota
- mengumpulkan informasi dr
anggota
- mengadakan koordinasi
- mewakili organisasi
- membantu para anggota
- deposit perjanjian intl
- melaksanakan tugas-2 eksekutif
- hak inisiatif
- sbg mediator
- melaksanakan tugas lain dr organ-2
utama lainnya

Bagi PBB:
1. Sbg Kepala Administratif/Tata Usaha
- siapkan kesekretariatan
- bertanggung jwb atas administrasi &
personalia
- pendaftaran & publikasi PI
- buat laporan tahunan atas pekerjaan OI
2. Sbg Kepala Eksekutif:
- mewakili orgs dlm hub dg neg. anggota
- mebuat saran-2 utk efektifitas OI
- membuat peringatan awal atas situasi
- menerima tugas khusus dr Badan lain
3. Sbg. Koordinator (Ps.98):
- pertemuan antar badan PBB

Sebagai Badan Politik


Pasal 97: Sekjend diangkat oleh MU atas rekomendasi DK
Pasal 98: membuat laporan tahunan ttg pekerjaan PBB
PEACE

Peace Keeping

Peace Building

Peace Making

Diplomacy Preventif

Pasal 99:
Sekjen dpt minta perhatian DK mengenai
sesuatu hal yg menurut pendapatnya dpt
membahayakan pemeliharaan perdamaian
dan keamanan internasional
- Sekjend:
Vietnam

- Krisis Cuba (1962): desak US dan AS berunding


- Krisis Vietnam (1972): bujuk AS berunding dg
Utara
- Israel Palistina (2012) : gencatan senjata

Sekretariat ASEAN (Psl. 11-13 Piagam


ASEAN):
Dipimpin oleh Sekretariat Jendral, yg diangkat dlm KTT

ASEAN
Masa jabatan : 5 tahun dan tdk dapat diperbaharui, sebab
menggunakan sistem rotasi secara alpabetis
Pernilaian:
- integritas tinggi
- kemampuan
- pengalaman profesional
- kesetaraan jender
Sebagai Kepala Administrasi

Sekretariat Nasional ASEAN

Alokasi Kursi:
Prinsip

Equitable Geographic
Distribution
= penentuan sec proposional dan
seimbang bg semua sistem perwilayahan
di dunia yg ditentukan sec matematis
menurut jumlah neg anggt PBB dlm
suatu wilayah.
Dasar Hukum: Gentlemens agreement,
Nop. 1945 Res MU PBB No.153 (II),
Nopember 1947.

Penerapannya pd Organ-2 PBB:


Anggota Tidak Tetap DK (sblm perubahan):
- Eropa Timur
:1
- Eropa Barat
:1
- Persemakmuran Inggris
:2
- Amerika Latin
:2
Anggota tdk Tetap DK (stlh perubahan):
- Asia - Afrika
:5
- Eropa Timur
:1
- Amerika Latin & Karibia
:2
- Eropa Barat dan lain-2
:2

Pola pengelompokan mengalami perubahan.


- Eropa Timur
- Afrika
- Eropa Barat & lainnya
- Amerika Latin dan Karibia
- Asia Pasifik
Negara

Grup

Awal Jabatan

Akhir Jabatan

Azerbaijan

Eropa Timur

2012

2013

Kolombia

Amerika Latin &

2011

2012

Jerman

Eropa Barat &

2011

2012

Guatemala

Amerika Latin &

2012

2013

India

Asia - Pasifik

2011

2012

Maroko

Afrika

2012

2013

Pakistan

Asia Pasifik

2012

2013

Portugal

Eropa Barat &

2011

2012

Afrika Selatan

Afrika

2011

2012

Togo

Afrika

2012

2013

Anggota DK TT Periode 2013 - 2014

Dewan Keamanan
Keanggotaan

(Psl. 23)
- 1945 1964 : 11 anggota (5 AT + 6 ATT)
- 1965 sekarang: 15 Anggota ( 5 AT + 10 ATT)
Masa jabatan 2 tahun dan dilakukan pemilihan
tiap tahun oleh MU dan tdk dpt secepatnya
dipilih kembali.
Pemilihan didasarkan pd (Res.GA N0.1991 (XVIII)
A:
- sumbangan thd pemeliharaan perdamaian dan
keamanan intl
- mampu melaksanakan tujuan PBB
- distribusi geografis seimbang/adil

Anggota TT DK
2012 - 2013

2013 - 2014

2014 - 2015

2015 - 2016

Azerbaizan

Argentina

Chat

Angola

Guatemala

Australia

Chili

Malaysia

Maroco

Luxenburg

Nigeria

Selandia Baru

Pakistan

Rwanda

Arab Saudi

Spanyol

Togo

Rok

Lituania

Venezuela

Argentina
Australia
Luxenburg
Rwanda
ROK

Chat
Chili
Nigeria
Arab Saudi
Lituania

Kolombia
Jerman
India
Portugal
Afrika Selatan

Azerbaizan
Guatemala
Maroco
Pakistan
Togo

Komite/Komisi pd Security Council:

Disarmament Commission
Committee of experts
Committee on the Admission of New Members
Millitary Staff Committee
= terdiri dari Kepala-2 Staf militer AT DK

# International Atomic Energy


= sebuah badan dibawah naungan PBB , yg setiap
tahunya membuat laporan kegiatannya kpd MU, dan
diseyogyakan ke DK dan DES

Alokasi pd MU

Secara Umum: semua neg. anggota PBB adalah


anggota MU
Alokasi kursi diperuntukkan bagi:
- Jabatan Wakil Presiden MU
- Ketua Komite Utama
Jabatan Wakil Presiden MU (ada 21):
- Afrika
:6
- Asia
:5
- Eropa Timur
:1
- Amerika Latin
:3
- Eropa Barat
:2
- Anggota Tetap DK : 5

Komite di MU

Main Committees:
- First Committee: Political and Security
- Special Political Committee
- Second Committee: Economic and Financial
- Third Committee: Social, Humanitarian and Cultural
- Fourth Committee: Trusteeship
- Five Committee: Administrative and Budgetary
- Six Committee: Legal

Procedural Committees
- General Committee
- Credentials Committee

Standing Committees
- Advisory Committee on Administrative and Budgetary
Questions
- Committee on Contributions

Ketua Komite Utama: 7


- Afrika
:2
- Asia
:1
- Eropa Timur
:1
- Amerika Latin
:1
- Eropa barat & lain-2 : 1
- secara bergantian antara Kelompok Asia & Amerika
Latin:
1
Keanggotaan
ECOSOC: 54

- Afrika
: 14
- Asia
: 11
- Eropa Timur
: 6
- Amerika Latin
: 10
- Eropa barat & lain-2 : 13

Hakim Mahkamah Internasional = 15


Hakim
- Afrika : 3
- Amerika Latin : 3
- Asia : 3
- Eropa Barat
:5
- Eropa Timur
:1
Masa Jabatan 9 tahun diadakan pemilihan
setiap 3 tahun.

Kesimpulan:
Dengan Equitable Geographic Distribution,

terjadi Rotasi, sbg. Akibat dari jabatan yg


terbatas dan jumlah anggota yg besar.
Bila tidak terjadi clean state ?
Diterapkannya pembagian yg proporsional
berimbang menurut jumlah negara anggota dlm
wilayah masing-2
Diperkenankan mengadakan pengelompokan
sendiri

Pengambilan Keputusan

Konsensus
Dpt atas usul anggota atau atas saran Ketua Sidang
= tanpa pemungutan suara dan tanpa penolakan secara
resmi
Persuaraan bulat (Unanimity)(Ps.18 20, 27 Piagam):
= kebulatan suara yg dinyatakan dlm pemunutan suara
tanpa penolakan
Prinsip
: one nation one vote
Dapat juga : weighted voting
Dasarnya: - Keinginan
- Sistem yg ada ( IMF, Bank Dunia, ADB)
Keuntungan Unanimity:
- banyak negara yg hadir
- pelaksanaan keputusan mudah
Dalam perkembangannya prinsip unanimity bergeser krn
asas kedaulatan negara, yg berarti menurunkan asas
persamaan kedaulatan

Macam Persuaraan

Macam-2 pola Persuaraan:


- Simple Mayority: separuh lebih (1/2 + 1), utk masalah-2
lainya:
- Ps. 18 (3) Piagam utk GA; rule 85 Rule of Pro GA
- Ps. 67 (2) Piagam utk ECOSOC,
- Ps. 55 (1) Piagam utk SMI
- Ps. 89 (2) Piagam utk DP
Keputusan diambil bdsk suara terbanyak yg hadir dan
berhak
- Absolute mayority: dua pertiga suara yg hadir & berhak
bersuara.
- Ps. 18 (2) Piagam, untuk masalah-2 Penting:
- Penerimaan anggota baru,
- Pengangkatan Sekjend,
- Pengangkatan Hakim MI
- Pemilihan ATT DK
- Rekomendasi PP & KI
- Penundaah hak-hak istimewa
- Ps. 83 Rule of Procedure of GA, masalah anggaran

- Qualified mayority: mayoritas bersyarat


- Affirmative vote : suara mendukung
Ps. 27 ay. 2 dan 3 khusus di DK
Catatan:
MU menggunakan istilah Masalah-2
Penting (dua pertiga suara) dan Masalah-2
lainnya (mayoritas suara)
DK menggunakan istilah: masalah
prosedural (tdk berlaku veto) dan masalah
non-prosedural/substansial (berlaku veto)

Lanjutan Affirmative Vote:

Pasal 27 (2):
= Keputusan-2 DK mengenai hal-2 prosedural ditetapkan
berdasarkan suara setuju dari sembilan anggota DK.
Seperti:
- jadual Sidang - undangan ke negara yg hadir
- Tempat Sidang - minta pd Sekjend utk sidang khusus di
MU
- Credential
- Agenda Sidang (double veto)

Pasal 27 (3) (berlaku veto):


= Keputusan-2 DK mengenai hal-2 lain (non-prosedural)
ditetapkan dg suara setuju dari sembilan anggota
termasuk suara anggota-2 tetap DK, dg ktt pihak yg
berselisih tdk ikut memberikan suara
Seperti:
- rekomendasi penerimaan anggota baru
- rekomendasi pengangkatan sekjend
- Penjatuhan sanksi militer

Pengambilan Keputusan di DK:


Keputusan bisa diambil bila:

Utk masalah prosedural cukup dibutuhkan 9 suara dr


anggota DK

Utk masalah non-prosedural (substantial) dibutuhkan 9 suara


termasuk 5 suara anggota tetap DK,
Sehingga keputusan tdk bisa diambil bila:
- sekalipun 5 AT DK setuju, namun tdk dipenuhi 9 suara
anggota DK
- dipenuhi 9 suara atau lebih, namun ada 1 negara AT DK tdk
setuju (ada veto),
- suara abstain dr AT DK hrs dicarikan ganti
- bagi AT dan ATT sbg pihak yg terlibat hrs abstain

Hak Veto pd 5 AT DK:


- keputusan badan politik
- Menurut Jessup inescapable fact of powers differentials
- mereka memiliki tanggungjawab yg berat dalam PP&KI,
oleh krn itu mrk diberi hak suar final dan menentukan

Anggota Tetap:
AS, Britania Raya, Perancis, RRT, Rusia
Anggota Tidak Tetap
2015 - 2016

Anggota Tidak Tetap


2014 - 2015

Chili
Chad
Lituania
Nigeria
Yordania

Angola
Malaysia
Selandia Baru
Spanyol
Venezuela

Cara menyatakan suara:


Rule 87 R of P GA

by show of hand or
by standing
- by roll-call vote
- secret bellot
-

State
Degre
Sponsor of the draft

Yes
Yes

Sponsor of the draft


Co-Sponsor(s)
(s)
Co-Sponsor
In-Favor
In-Favor
Togive
givethe
theexplanation
explanationof
ofvote,
vote,before
beforethe
thevote
vote
To
Togive
givethe
theexplanation
explanationof
ofvote,
vote,after
afterthe
thevote
vote
To

Abstention
Abstention

Abstention
Abstention
Abstentionbefore
before
Abstention
Abstentionafter
after
Abstention

Rejection
Rejection

Rejection
Rejection
Rejectionbefore
before
Rejection
Rejectionafter
after
Rejection

Absent/Noton
onthe
theseat
seat
Absent/Not
Non-participation
Non-participation

SIDANG MAJELIS UMUM

SIDANG MAJELIS UMUM

Kekuatan Resolusi MU:


Interna Corporis:

= terkait dg lingkungan dalam badan PBB,


pd dasarnya mengikat, kec. Dttk bersifat
rekomendatif.
Externa Corporis
= terkait dg lingkungan luar dr badan-2 PBB
pd dasarnya bersifat rekomendatif (Ps.1014 dan Ps.18)

Interna corporis

Membentuk Hukum

UNGA Res. 1542 (XV): Menciptakan adanya fakta-2 dan


situasi hukum.
Wil. Portugis di Afrika sbg wil yg non-self governing
territories, sbgmn dlm Bab XI Piagam.
Shg Portugal mempunyai kewajiban hk utk buat laporan pd
Sekjend.
- UNGA Res. 95 (I) mengenai Nurenberg Principles on War
Crime. Isinya: menegaskan kembali adanya hk kebiasaan
internasional dan prinsip-2 hk umum sbg sumber hukum Intl
- UNGA Res. 377 (V): MU PBB mempunyai legal capacity
- UNGA Res. 1962 (XVIII): Declaration of Legal Principles
Governing the Activities of States in the Exploration and Use
of Outer Space.
- Res yg menegaskan berlakunya instrumen lain.
-

Resolusi DK
Mengikat secara hukum
Ps.25: The members of UN agree to
accept and carry out the decisions of
the SC in accordance with the present
Charter.
Contoh: - penangguhan keanggotaan
- mengeluarkan dr
keanggotaan
- pengenaan sanksi
- situasi terganggunya P&KI

Poses Persidangan di DK
MEMBERS OF SC
RESOLUSI
SECRETARY
GENERAL
TO
ORGAN OF UN

5 DAYS

SECRETARY

SECURITY

ADOPT

GENERAL

COUNCIL

RES

PREPARING

MEMBERS
STATE OF UN

21 DAYS

DRAFT AGENDA

MEETING WILL
ADOPT DRAFT

PENDING

SIDANG DEWAN KEAMANAN

Membaca Resolusi PBB

General Assembly Th. 1945 -1976


- UNGA Res.1542 (XV)
- UNGA Res.2625 (XXV)
- UN Doc.A/8021.
General Assembly Th. 1976 sekarang
- UNGA Res.40/253A

Security Council:
SC Res.351 (1974)

Pembiayaan OI
Five Committee
ACABQ
(Res.GA.No.14(I)
- 16 anggota
- penelitian
- rencana
Comt. on Contr.
- 18 orang
- tuggakan (Ps.19)
- pembagian

Administrative and
Budgetary

Pengeluaran
- Rutin/istrument
Anggaran - Kpts Polt./
PBB (17/1)
aktivitas
Pemasukan
- kontribusi
(17/2)

Keterkaitan Ps. 17 (1,2) dg Ps. 19


Pertanyaan:
Kewajiban dalam Pasal 17 (1,2) mengikat
negara anggota atau tidak ?

Pasal 17:
1. Majelis Umum mempertimbangkan dan menetapkan anggaran belanja
Organisasi ini.
2. Biaya-biaya Organisasi akan dipikul oleh Anggota-2 menurut pembagian yang ditetapkan oleh Majelis Umum.

Pasal 19:
Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menunggak pembayaran
uang iuran kepada Organisasi ini tidak diberi hak suara dalam Majelis
Umum apabila jumlah tunggakannya sama atau lebih dari jumlah iuran
yang harus dibayarkan untuk dua tahun sebelumnya. Meskipun
demikian, Majelis Umum dapat memperkenankan Anggota itu
memberikan suara jika kelalaian membayar iuran itu disebabkan oleh
keadaan diluar kekuasaan Anggota itu.

Kontribusi anggota (Scale of assesment)


Prinsip

capacity to pay, dg mempertimbangkan :

Pendapatan nasional
perbandingan pendapatan penduduk perkepala
kemampuan neg melindungi mata uang asing
dlm situasi normal besarnya kontribusi ditetapkan
penilaian paling tinggi
- penilaian minimum 0,04%
- bg negara yang berpendapatan rendah atau sangat
rendah dpt diturunkan sampai kurang dr 50%
- besar kontribusi tidak boleh lebih dari 30%
- anggota tdk penuh (associate members) dan anggota
partial (partial members), dg besaran di bawah anggota
penuh

Pengeluaran:
Rutin/Instrumen/Biasa:

- gaji pegawai
- konferensi
- pemeliharaan gedung & adimistrasi
perkantoran
Keputusan Politik/aktivitas/darurat
- bantuan teknis, industri, atau sosial
- pengiriman pasukan ke negara lain
# Opersai militer dlm kaitannya dg sanksi
militer ?

Fungsi MU

Deliberatif:
- memperoleh fakta atau keterangan
- prakarsa penelitian dan rekomendasi
- mengadakan sidang

Elektif: pemilihan keanggotaan


Konstitutif: mengadakan perubahan ketentuan Piagam (Mis. Ps.23,
27, 61)

Keuangan, Anggaran, dan Administratif


Supervisi: menerima dan membahas laporan dari badan-badan PBB
Penyelesaian sengketa secara damai
Institusional: pembentukan badan-badan khusus
Pembuatan hukum: Ps. 13 (1)

Pembatasan Tugas dan Fungsi MU:


- urusan dalam negeri suatu negara (Ps.2 ay.7)
- sedang dibicarakan di DK (Ps.12 ay.1)

Perluasan Tugas dan Fungsi:


-Residual responsibility dalam hal PP&KI:
mengambil langkah-2 kolektif; menerima laporan
pengawasan Komisi Peninjau Perdamaian (Peace
Observation Mission)

-Kaitannya dg pelaksanaan sanksi oleh DK

Kegiatan OI
Kegiatan Secara Umum
Kegiatan Internal
- Deklarasi Kerukunan ASEAN, 24-2-1976
- Deklarasi ZOPFAN, 27-11-1991
- Resolusi-2 MU atau DK
Kegiatan eksternal:
- Membuat Treaty (Ps.1 KW 1986)
- Hubungan diplomatik (KW 1975)
- Pengakuan thd Subyek HI
- Konferensi Internasional
- Mengeluarkan paspor
- Mendaftar & publikasi PI
- Registrasi Kapal & Pesawat Udara

Membuat Treaty
Psl. 1 KW 86: the present Convention applies to: (a).
Treaties between one or more State and one or more
International organizations, and (b). Treaties between
international organizations.

Hubungan Diplomatik (K Wina 1975)


= hubungan antara negara dg OI
- Perwakilan negara pd OI, sebagai pejabat diplomatik
- PBB dan wakil-2nya mempunyai hak istimewa dan
kekebalan di negara anggotanya
- utusan tetap negara di negara tempat kedudukan markas
OI/PBB ? (Ps.4 Konvensi ttg Hak-hak istimewa dan
kekebalan PBB 146 jo Pasal 5 the Headquaters
agreement)
- Pengiriman Corps diplomatik OI membutuhkan:
- keptusan organ yg berwenang pd OI
- penerimaan negara penerima

Pengakuan:

- OI pada negara
= penerimaan negara sbg anggota
# dapatkan dikatakan saling terjadi
Pengakuan antar negara anggota ?
- OI pada OI lainnya
- OI pada liberation movement (Entity)
PBB pada
SWAPO (mewakili Namibia) -> Res.MU No.311 Th.1973
PLO (mewakili Palestina) --> Res. MU
No.3237 Th. 1974

Pengakuan PBB (OI) thd Negara Palestina (30-122012)


Setuju = 138 neg
Abstain = 41 neg
- AS

Tidak Setuju = 9 neg.


- Ceko
- Panama
Absen=

- Israel
- Nauru
-

- Canada

- Mikronesia

Palau
5 neg.
- Kep Marshall

Struktur Persidangan MU
Negara Anggota
Non-Negara
Majelis
( Palestina & Vatikan)
Umum PBB
Entitas
Peninjau Tetap

(ICRC)

IGO
- Perwakilan tetap
Palestina : Entitas Pemantau menjadi
Neg Pemantau non-anggota.

- Tanpa Perwakilan
tetap

Konferensi

Internasional

- sbg penyelenggara dg mengundang semua negara


- semua dipersiapkan oleh OI ybst.
- pengesahan hasil dilakukan oleh Ketua dan Sekjend (PBB), atau
Ketua saja
- lebih banyak berkaitan dg pembentukan perjanjian internasional
Beberapa tujuan Konferensi:
- Forum diskusi umum (termasuk pertukaran informasi)
- Membuat rekomendasi
- Membuat keputusan yg mengikat
- Membuat pedoman kerja atau instruksi bagi sekretariat
- Merancang dan menegosiasikan suatu PI
- Pembagian jkontribusi sukarela

Mengeluarkan paspor
- utk kebutuhan pejabatnya yang berkunjung
ke suatu negara

Mendaftar & publikasi PI


- Pasal 102 Piagam PBB
Every treaty and every international agreement entered into
by any Member of the United Nations after the present
Charter comes into force shall as soon as possible be
registered with the Secretariat and published by it.

Registrasi Kapal & Pesawat Udara


- Kapal atau Pesawat OI
- masih ada beda pendapat dr para ahli

Prinsip PBB dalam PP&KI

PacificSettlement
Settlement of
Pacific
ofDispute
Dispute

The SC ...call upon the Parties to


settle their dispute by such
means

Mediation

The SC ....call upon the Parties to


settle their dispute by such
means

Arbitra
-tion

Negotia
-tion
Concilia
-tion

Article 33

1. The parties to any dispute, the continuance of which is


likely to endanger the maintenance of international peace and
security, shall, first of all, seek a solution by negotiation,
enquiry, mediation, conciliation, arbitration, judicial settlement,
resort to regional agencies or arrangements, or other
peaceful means of their own choice.
2. The Security Council shall, when it deems necessary, call
upon the parties to settle their dispute by such means

Tidak Menggunakan Ancaman & Kekerasan


- Ps. 2 (4) : segenap anggt dlm hub intl, menjauhkan
diri
dr tindakan mengancam atau menggunakan
kekerasan thd
integritas wil atau kemerdekaan politik suatu
negara lain, yg
bertentangan dg tujuan PBB

- MU pd Th 1962 adakan penelitian atas 3 hal:


a. hubungan internasional
b. kata kekerasan
c. kapan kekerasan digunakan

Penafsiran:
Hubungan Internasional:
- hub antar negara
- tdk termasuk hub intern negara

Kekerasan: ada 3 tafsiran


- Piagam: kekerasan yg dilakukan oleh AB. Tdk termasuk
tekanan ekonomi & politik
- Negara-2: termasuk tekanan ekonomi & politik, yg
ancam
kemerdekaan neg.
- MU : tindakan aktif, baik memberi dukungan atau
bantuan thd serangan wilayah lain adalah pelanggaran
Ps. 2/4.

Penggunaan kekerasan dibenarkan ?


Pasal 51 Piagam :
Tidak ada suatu ketentuan dalam Piagam ini yang boleh merugikan hak
perseorangan atau bersama untuk membela diri apabila suatu serangan
bersenjata terjadi terhadap suatu Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa,
sampai Dewan Keamanan mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan
untuk memelihara perdamaian serta keamanan internasional.
Tindakan-tindakan
yang
diambil
oleh Anggota-anggota
dalam
melaksanakan hak membela diri ini harus segera dilaporkan kepada
Dewan Keamanan dan dengan cara bagaimanapun tidak dapat
mengurangi kekuasaan dan tanggung jawab Dewan Keamanan menurut
Piagam ini untuk pada setiap waktu mengambil tindakan yang dianggap
perlu untuk memelihara atau memulihkan perdamaian serta keamanan
intemasional

Kasus I.
Tahun 1955 Mesir dg dalih menggunakan hak membela diri, menutup lalu lintas di
Terusan Zuez bg barang-barang yg ditujukan ke Israel. Sekalipun sdh ada
perjanjian gencatan senjata diantara kedua negara tsb, namun menurut Mesir
perang masih berlanjut.
Persoalan dibawa ke DK. DK menyatakan bahwa hak bela diri yang diterapkan
Mesir tdk dpt dibenarkan karena: (1). Pertikaian tlh dibekukan ( suspended
hostilities); (2). Tdk ada bukti bahwa Israel akan melakukan serangan.
Kasus II.
Pada Tahun 1964 Inggris dg berdasarkan Pasal 51 melakukan penyerangan
terhadap kota-kota di Yemen, yg akibatnya banyak menciderai dan menewaskan
penduduk sipil. Menurut Inggris masalah pertahanan berada di bawah
tanggungjawabnya.
Persoalan di bicarakan di DK. DK menyesalkan dan tidak membenarkan
tindakan Inggris.

Kasus III.
Pada Tanggal 27 Juni 1993, kapal perang AS yg berada di Laut Merah
dan Teluk Persia menyerang Markas Besar Dina Intelejenn Iraq.
Serangan itu dilalkukan utk mendahului (pre-emptive strike) stlh tim
penyelidik AS menemukan bukti-bukti yg cukup meyakinkan tentang
adanya rencana Dina Intelejen Iraq utk membunnuh Mantan Presiden
Bush ketika berkunjung ke Kuwait 15 April 1993.
Tindakan AS tsb dilakukan dlm rangkan hak bela diri sesuai dg Pasal
51 Piagam
Pertanyaan:
Tindakan AS yg dmk itu sebenarnya merupakan hak bela diri sesuai dg
Pasal 51 atau tindakan pembalasan (retaliation atau reprisal) ?
Beda Pembalasan dengan bela diri ?

Self defence vs Reprisal


.

Self defence:
Asas dlm penerapan Psl. 51:
- Proporsional
- Msh berlangsung atau tdk
konflik
- pembuktian secara hukum
- mewajibkan utk
melaporkan
AS menggunakan Psl.51 dalam
rangka menyerang Iraq.
Dipenuhikah asas di atas ?

Reprisal:
Pd hakikatnya
merupakan tindakan
yg bersifat hukum
(punitive) atau suatu
tindakan yg dikaitkan
dg ganti rugi

Psl. 2 (4) Piagam jo. Res.MU


No.2625 (XXV): states have a
duty to refrain from acts of
reprisal involving the use of
force

Pasal 51 :
tidak menciptakan hak, namun merpkn
pengakuan secara ekplisit bahwa ada hak
semacam itu menurut principles of Intl
Law

3. Prinsip Tanggungjawab dlm PP&KI


.

Tanggung
Jawab Utama DK
(Psl.24)
:..anggota-2 memberikan t.j
utama kpd DK utk
memelihara P&KI, dan
menyetujui agar spy DK dlm
menja-lankan kewajiban-2 bg
p.j ini bertindak atas nama
neg.

Tujuan: menjamin tindakan yg cepat dan


efektif
1. Tindakan yg dilakukan atas nama
seluruh anggota
2. Keputusannya mengikat secara hukum
3. Penentuan situasi dibatasi oleh aturan
rule of unanimity
4. DK harus brfungsi setiap waktu
5. Memiliki wewenang utk menetapkan
sendiri rules of procedure

Penetapan Situasi (Psl.39)


- adanya ancaman thd perdamaian.

Ukuran
penjatuhan
sanksi...?

- adanya pelanggaran thd


perdmaian
- adanta tindakan agresi
Sanksi

Pasal 39 Piagam
.

Tindakan yg mengancam
Perdamaian:
1). pertikaian antar neg
yg berkelanjutan,tidak
diikuti dg sanksi
2). tindakan neg yg
melanggar prinsip-2
PBB : dpt dijatuhi sanksi

Pelanggaran
Perdamaian:
= suatu situasi
dimana suatu negara
tlh gagal mentaati ktt
yg tlh diputuskan
oleh DK

Tindakan Agresi... ?

Sebelum

jatuhkan sanksi (Psl.40):

- memanggil para pihak bersangkutan untuk


mematuhi tindakan sementara;
- memberi perhatian yang layak apabila terdapat
pembangkangan terhadap pelaksanaan
tindakan-tindakan sementara itu.

Sanksi Ekonomi (Psl. 41)


Meliputi:
pemutusan seluruhnya atau sebagian hubungan-hubungan
ekonomi, termasuk hubungan kereta api, laut, udara, pos,
telegrap, radio dan alar-alat komunikasi lainnya. serta sampai
pada pemutusan hubungan diplomatik

Praktek:
Penjatuhan sanksi pd Rhodesia Selatan yg tlh
memproklamirkan kemerdekaan sec sepihak, pdhal
berada di bawah penguasaan sec administ Inggris.
Saksi ini tdk efektif, namun tdk diikuti sanksi militer.

Sanksi Militer (Psl. 42)


Persyaratan dlm pelaksanaan:
1.

Persetujuan khusus melalui proses ratifikasi (Psl. 43)


AS:.. Until those agreements had been concluded and entered into
force, the council would be unable to fulfill its responsibilities as the
enforcement agency of the UN and that the provisions oc Charter
VII relating to military enforcement measures would remain
inoperative

2.

Pembentukan Komite Staf Militer oleh DK (Psl. 46)

3.

Keanggotanya terdiri dr Kepala Staf Angkatan Perang dari kelima AT


DK dan wakil-wakil negara anggota. Komite Staf Militer
memberikan nasihat pd DK (Psl. 47)
Penentuan anggaran (Psl .17 (2))

3.

Praktek penjatuhan sanksi militer:


I.
Terhada Iraq pd waktu menginvasi Kuwait (Th.1990)
II.
Terhadap Libya dlm kasus PANAM 103 dan UTA 772 (Th.1992)
III.
Terhadap Yogoslavia (Th.1992)

Kasus I: Sanksi pada Iraq (1990).


Pd tgl.6 Agustus 1990 Iraq dijstuhi sanksi ekonomi oleh DK
(Psl.41) krn. Iraq mengabaikan keputusan DK (Res. 661) utk keluar dari
Kuwait (Psl.40). Kmd pd tgl 29 Nopember 1990 DK menjatuhkan sanksi
militer (Res.678) pd Iraq (Psl.42), yg kemudian disusul dg pelaksanaan
sanksi militer, yaitu melakukan serangan laut, udara, dan darat.
Pelaksanaan sanksi militer dpt dilakukan setelah memenuhi persyaratan
dalam Pasal 43, 46, dan 47 Piagam.
Kasus II: Sanksi Ekonomi pada Lybia (1992)
15 April 1992, Sanksi dijatuhkan kepada Lybia krn Lybia tdk
mengindahkan permintaan DK utk mengextradisikan pelaku kejahatan
pembajakan udara yg dilakukan oleh warganegara Lybia atas Pesawat
PANAM 103, kepada AS, Inggris, atau Perancis. Ujud sanksi memutuskan
hubungan udara dan pelarangan penjualan senjata, amunisi, dan
perlengkapan militer ke Lybia.

.
Kasus III: kepada Yugoslavia 1992
25 September 1991-25 Mei 1992 DK menjatuhkan sanksi
ekonomi pd Yugoslavia. Pasca runtuhnya Uni Soviet, yaitu memburuknya
situasi di Bosnia-Herzigovina dan tempat-2 lain di Yugoslavia. Adanya
pemyerangan thd pasukan perdamaian PBB, anggota ICRC, pelanggaran
gencatan senjata, pengusiran warga negara bukan Serbia. Yugoslavia
tidak mengindahkan peringatan-2 yag dilakukan oleh DK (ada 8 resolusi).
Sanksi ekonomi yang dijatuhkan:
-Larangan import barang-barang dari Yugoslavia;
-Menghentikan dana bantuan dan sumber-2 ekonomi lainnya
-Tidak memberikan izin penerbangan
-Mengurangi staf diplomatik dan konsuler Yugoslavia di negara-2 lain;
-Melarang keikut sertaan atlit Yugoslavia pada kegiatan olahraga
internasional.

Pasal 40

Untuk mencegah perkembangan situasi, Dewan Keamanan dapat, sebelum


membuat rekomendasi atau memutus langkah-langkah diatur dalam Pasal 39,
memanggil para pihak bersangkutan untuk mematuhi tindakan sementara seperti
yang dianggap perlu atau yang diinginkan tersebut, tindakan sementara haruslah
tanpa mengurangi hak, klaim, atau posisi dari pihak yang bersangkutan. Dewan
Koamaiian dengan seksama memberi perhatian yang layak apabila terdapat
pembangkangan terhadap pelaksanaan tindakan-tindakan sementara itu.
Pasal 41
Dewan Keamanan dapat mcmutuskan tindakan-tindakan apa di luar penggunaan
kekuatan senjata harus dilaksanakan agar keputusan-keputusannya dapat
dijalankan. dan dapat meminta kepada Anggota-anggota Perserikatan BangsaBangsa untuk melaksanakan tindakan-tindakan ini. Termasuk tindakan-tindakan
memulai dengan pemutusan seluruhnya atau sebagian hubungan-hubungan
ekonomi, termasuk hubungan kereta api, laut, udara, pos, telegrap, radio dan alaralat komunikasi lainnya, serta sampai pada pemutusan hubungan diplomatik.

Pasal 42
Apabila Dewan Keamanan menganggap bahwa tindakantindakan yang ditentukan dalam Pasal 41 tidak mencukupi
atau telah terbukti tidak mcncukupi, maka Dewan dapat
mengambil tindakan dengan mempergunakan angkatan
udara, laut atau darat yang mungkin diperlukan untuk
memelihara atau memulihkan perrdamaian serta keamanan
international. Dalam tindakan itu termasuk pula demonstrasidemonstrasi, blokade, dan tindakan-tindakan lain dengan
mempergunakan angkatan udara, laut atau darat dari
Anggota-annggota Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pasal 43
1. Semua Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, agar turut serta
membantu pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional,
memberikan kesanggupan untuk menyediakan angkatan bersenjata bagi
Dewan Keamanan dan bantuan-bantuan serta fasilitas-fasilitas termasuk
pula hak-hak lalu-lintas, yang dianggap perlu untuk memelihara
perdamaian dan keamanan internasional apabila diminta dan sesuai
dengan persetujuan-persetujuan atau persetujuan-persetujuan khusus.
2. Persetujuan atau persetujuan-persetujuan yang dimaksud itu
menentukan banyaknya dan macam angkatan, tingkat kesiagaan dan
lokasi pada umumnya, dan sifat fasilitas dan bantuan yang akan diberikan.
3. Persetujuan atau persetujuan-pcrsetujuan itu akan dibuat secepat
mungkin atas usaha Dewan Keamanan. Persetujuan-persetujuan itu akan
dibuat antara Dewan keamanan dan Anggota-anggota atau antara Dewan
Keamanan dan kelompok-kelompok dan Anggota-anggota dan diratifikasi
oleh negara-negara penandatangan, sesuai dengan ketentuan-ketentuan
perundang-undangan negara masing-masing.

Pasal 46
Rencana-rencana untuk pemakaian angkatan bersenjata akan disusun oleh Dewan
Keamanan dengan bantuan Komite Staf Militer.
Pasal 47
1. Komite Staf Militer dibentuk untuk memberikan nasehat dan bantuan kepada Dewan
Keamanan guna menjawab semua persoalan berkaitan dengan pemeliharaan perdamaian
dan keamanan international, penggelaran dan komando atas pasukan-pasukan yang
ditempatkan dibawahnya, pengaturan pcrsenjataan dan perlucutan senjata yang mungkin
perlu dilakukan.
2. Komite Staf Militer terdiri atas Kepala-kepala Staf atau wakil-wakilnya dan Anggotaanggota tetap Dewan Keamanan. Setiap Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa yang tidak
diwakili secara tetap dalam Komite tersebut dapat diundang oleh Komite itu untuk
menggabungkan diri apabila kewajiban Komite dalam pelaksanaan tanggung jawabnya
memerlukan ikut sertanya anggota tersebut dalam pekerjaannya.
3. Komiie Staf Militer bertanggung jawab kepada Dewan Keamanan atas tuntutan strategik
bagi suatu angkatan bersenjata yang ditempaikan dibawah pimpinan Dewan Keamanan.
Masalah-masalah yang bertalian dengan komando kesatuan itu akan ditetapkan kemudian.
4. Komite Staf Militer, atas kuasa dari Dewan Keamanan dan sesudah mengadakan
konsultasi dengan badan-badan regional yang bersangkutan dapat membentuk sub komite
setempat.

Kewenangan DK:
Ps. 39 : - ancaman thd perdamaian
- pelanggaran thd perdamaian
- tindakan agresi
Ps. 40 : mengambil tindakan sementara utk mencegah
memburuknya keadaan
Ps. 41 : menjatuhkan sanksi ekonomi
Ps. 42 : Menjatuhkan sanksi Militer
Ps.43:
buat special agreemen dan diratifikasi
Ps.46:
bentuk Komite Staff Militer:
Ps.47:
- beri nasihat pd DK
- kepala staff militer dr neg 5 AT DK

Sanksi lain dari DK


Sanksi Penangguhan keanggotaan ( Pasal

5 Piagam)
Sanksi Pengusiran dari keanggotaan (Pasal
6 Piagam)

Pembatasan
Kekuasaan (sanksi) DK:
-

Pelaksanannya sesuai dg presedur


Pasal 1 (1): .... Didasarkan pada prinsip keadilan
dan HI
Pasal 2 (1):...persamaan kedaulatan bagi semua
nergara
Pasal 24 (2): ...... didasarlan pd prinsip-2 dan
tujuan PBB, yaitu menghormati kedaulatan
negara, kemerdekaan politik, dan integritas
wilayah.

4. Prinsip Kerjasama dibidang P P & K l

Peran MU dlm pemeliharaan perdamaian &


keamanan Intl, Ps. 11 (1 - 3):
- mempertimbangkan prinsip-2 umum
- buat rekomendasi pelaksanaan prinsip-2 tsb
- membicarakan mslh pemeliharaan
perdamaian &
keamanan Intl yg masuk dan menentukan
langkah-2 bersama, kecuali sbgmn ditetapkan
dlm Ps.12
= Pada waktu Dewan Keamanan menjalankan kewajibannya

berkaitan dengan suatu perselisihan atau suatu keadaan, Majelis


Umum tidak dapat mengajukan suatu rekomendasi yang
berkenaan dengan masalah tersebut kecuali apabila Dewan
Keamanan memang menghendakinya.

- meminta perhatian pd DK

- buat rekomendasi pd DK

Bila DK Gagal ?
= DK tidak berhasil mengambil keputusan dalam
penyelesaian persoalan pemeliharaan perdamaian &
keamanan Intl.
D.k.l.: DK tdk berhasil mengambil keputusan, shg
agenda masih ada di DK.

Sidang Khusus
= dlm waktu 30 hari
DK
Gagal
Sidang Khusus Darurat
= dlm waktu 24 jam

Sidang DK
Members of
Sec Council
pending

Sec General

21 days

(Art.99) 5 days

Adopt
Members of
Sec General Sec Council
State(art.11/3
Jo. Art.35

preparing draft agenda

adopt draft

Organ of UN
(Art.11/2)

accepted

to Res

meeting will

Sidang Khusus MU = 30 hr
Dewan Keamanan
Semua Neg anggt
Mayoritas Negara
SK MU

Secretary General

1 Neg di dukung
Mayoritas Neg
Catatan:
- DK ---> Semua neg anggt = 14 hr
- Mayoritas Neg ---> semua neg anggt = 10 hr

15 hr

Sidang Khusus Darurat MU = 24 jam


Dewan Keamanan Draft Res dialihkan ke sifat Prossedural
Isi sama dan tdk ada veto

Semua Neg anggt

Mayoritas Negara

Secretary General

1 Neg di dukung
Uniting for
Mayoritas Neg
Peace Res
Catatan:
- Sekjen ---> Semua neg anggt = 12 jam
- 1 neg disetujui mayoritas neg ---) 12 jam

12 jam

SKD MU

Sidang Khusus 30 hari


Resolusi
DK

DK
gagal

Mayoritas
anggota

atas permo
honan
30 hari

Primary
Responsibility

15 hari

Sekjend

Negara
ttu

Semua
anggot
a

Disetujui
mayoritas
negara

S
e
k
j
e
n
d

Extra
Responsibility

15 hari

beritahu kpd
semua anggt.

Sidang
Khusus
MU

10 hari

Residual
Responsibility

Sidang Khusus Darurat 24 Jam


Resolusi
(UfPR)
DK

DK
gagal

atas permo
honan

Sekjend

Semua
anggot
a

Primary
Responsibility

12 jam

12 jam

Mayoritas
anggota

Negara
ttu

S
e
k
j
e
n
d

12 jam

Sidang
Khusus

beritahu kpd
semua anggt. Darura
t

Disetujui
mayoritas
negara

Extra
Responsibility

Residual
Responsibility

Uniting for Peace Resolution 1950


1.
2.
3.

4.

5.

MU dpt bersidang dlm waktu 24 jam, jika pengambilan


keputusan di DK gagal
MU dpt memberikan rekomendasi-2 pd negara-2 utk
tindakan bersama, termasuk penggunaan AB
Merekomendasikan pd tiap neg anggota utk
mengkoordinasikan AB dlm rangka tugas sbg pasukan
PBB
Pembentukan komisi pengawas perdamaian utk
mengamati dan membuat laporan ttg adanya
ketegangan
Membentuk komite tindakan bersama dlm rangka
mempelajari dan melaporkan ttg cara dan sarana
memperkuat P&KI sesuai Piagam

Catatan:
Kewenangan MU diambil dg mengindahkan Psl. 10, 12, 18
Piagam

Bebrp Uniting for Peace Resolution


Uniting for Peace Resolution, 3 Nop 1950:
- pembentukan Komisi Pengawas Perdamaian
- pembentukan Komite Tindakan Kolektif
Semua itu ditujukan dalam rangka PP&KI berkaitan dg situasi di Korea

Uniting for Peace Resolution, 3 Nop 1950


- pelaksanaan gencatan senjata di kawasan Terusan Suez
yg melibatkan Israel, Mesir, Perancis, dan Inggris
- pembentukan UN Emergency Forces

Uniting for Peace Resolution, 19 Sept. 1960:


- memberi wewenang pada Sekretaris Jendral untuk mengambil
tindakan untuk memberi bantua militer guna memelihara hukum dan
ketertiban di Kongo

Pertanyaan:
Kewenangan MU untuk turut ambil bagian
dalam pemeliharaan perdamaian dan
keamanan internasional apa tidak overlap dg
tugas DK ??
Jawab ?

Sidang Reguler MU

Beberapa hal perlu diperhatikan:


- tempat penyelenggaraan sidang:
> di Markas besar PBB
> di luar Markas Besar PBB, dg
syarat diajukan 120 hari sblm sidang dan 30 hari sblm
sidang dimulai sdh disetujui.
- 60 hari seblm sidang sdh diberitahukan kpd semua negara
disertai agenda sidang.
Agenda Sidang:
> provisional agenda
> supplementary items
> additional items

Provisional agenda:
- laporan Sekjen ttg organisasi kerja PBB
- laporan-2 dari badan utama dan subsidier
- keputsan sidang MU sebelumnya
- mata acara yg diusulkan oleh badan utama
- mata acara yg diusulkan oleh anggota
- menyangkut anggaran
- mata acara yang diusulkan oleh Sekjend
- mata acara yg diusulkan atas dasar Pasal 35 ayat (2).
Supplementary Items:
- mata agenda yang penting dan sgr mendapatkan perhatian
- 30 hari sblm sidang sampai ke Sekjen dan 20 hari sblm sidang
sampai ke anggota-2 PBB
- disertai penjelasan, alokasinya dalam Komite Utama, data-2
pendukung, bila perlu draft resolusi

Additional Items:

- sangat penting dan urgent


- 30 hari sblm sidang dan 20 hari tlh smp
ke anggota. Bahkan pd waktu
sidang berlangsung boleh diusulkan
- 7 hari stlh ada laporan dari Komite, tdk
dibicarakan.

Fungsi Pembentukan Hukum


Pada waktu Penyusunan Piagam, ada dua usulan:
1. Menjadikan PBB sbg badan yg mempunyai kekuasaan legislatif untuk
menghimpun aturan-2 internasional;
2. Memberi wewenang pd MU utk menyetujui konvensi-2 umum ttu
melalui mayoritas suara.
Usulan tsb tdk mendapatkan persetujuan, kemudian memberi wewenang
terbatas pada MU, sbgmn dlm Pasal 13 (1).

Sbg tindak lanjut Pasal 13 (1) melalui Res 91 (1) dibentuk: Komite
yang Membahas Perkembangan Kemajuan HI dan Kodifokasinya
Komite 17
Komite merekomendasikan pembentukan ILC Res 174 (II)
menyetujui pembentukan ILC. Tugasnya: Mengembangan HI dan
kodifikasi
Hukum yg di hasilkan oleh ILC = de lege lata + de lege feranda

Latar Belakang:
- perlunya kerjasama dlm rangka mencapai tujuan OI
- kegiatan ke dalam dan ke luar
- sbg konsekuensi atas status OI sbg legal personality

Landasan hukum bagi PBB


- Pasal 1 (3) : memungkinkan mengadakan kerjasama internasional
dalam memecahkan permasalahan
- Pasal 11 (1): .... Mempertimbangkan prinsip-2 umum kerjasama dlm
memelihara perdamaian dan keamanan internasional,
termasuk prinsip-2 pelucutan senjata dan pengaturan
persenjataan.
- Pasal 13 (1): ...Mu mengadakan penyelidikan dan mengajukan rekokomendasi-2 dg tujuan memajukan kerjasama interl. di lapangan politik dan
mendorong berkembangnya kemajuan HI

Semua badan/organ PBB mempunyai fungsi ini


HI yg dimaksud tentunya mengacu pada Pasal 38 (1) SMI

Treaty/PI

Sidang MU
Komite VI
Pasal-2

Berlaku Treaty/PI

Topik
Perumusan
Diplomatik

MU
Ps.13 (1)
ILC Topik
Pasal-2

Perumusan

de lege lata

de lege feranda

Draft

Konferensi

Mahkamah Internasional
Kedudukan, organisasi, keanggotaan
Mahkamah
B. Kewenangan :
- Contentious jurisdiction
- Non- Contentious jurisdiction (Advisory Opinion)
C. Proses Pemeriksaan
D. Putusan
A.

Mahkamah Internasional

Kedudukan, organisasi, keanggotaan


PICJ ICJ
Kedudukan ICJ

dalam UN
- Pasal 7 ayat (1) dan konsekuensinya
- Pasal 92: principial judicial organ
- Pasal 93: negara pihak pada Mahkamah
- Pasal 94: pentaatan pada keputusan
- Pasal 95: mempercayakan pd badan lain
- Pasal 96: AO

Kewenangan MI
-

Contentous
case

Non-compulsory
jurisdiction

Compulsory Jurisdiction:
-Acta compromise (36/1)
-Optional Clause (36/2)
-Perjanjian intl (36/1)

Kewenangan
ICJ
Advisory
Opinion

Negara
Badan PBB:
DK, MU, Bdn
khusus

Hakim Mahkamah Internasional

Jumlah
: 15
Masa Jabatan
: 9 tahun,
diadakan pemilihan tiap 3 tahun
Pengangkatan
: atas
rekomendasi DK dan disyahkam
dalam Sidang MU
Komposisi :
3 dari Negara-2 Afrika
2 Amerika Latin
3 dari Asia
2 Amerika Latin
5 Negara anggota tetap DK
Dasar pertimbangan:
- kecakapan
- sistem hukum
- tdk ada 2 hakim dari satu negara

Acta Compromise & Perjanjian


Art. 36 (1) The jurisdiction of the Court comprises all
cases which the parties refer to it and all matters
specially provided for in the Charter of the United Nations
or in treaties and conventions in force.
all cases which the parties
refer to it

Acta compromise
Asylum Case, 1949
antara Columbia vs Peru
act of Lima

in treaties and conventions


in force.

Optional Protocol to The


Viena Convention on
Diplomatic relations
Concering the
Compulsory settlement of
dispute, 1961

Optional clause
Article

36 (2): The states parties to the present Statute may at any time
declare that they recognize as compulsory ipso facto and without special
agreement, in relation to any other state accepting the same obligation, the
jurisdiction of the Court in all legal disputes concerning:
a. the interpretation of a treaty;
b. any question of international law;
c. the existence of any fact which, if established, would constitute
a breach of an international obligation;
d. the nature or extent of the reparation to be made for the breach
of an international obligation.
Berlakunya Klausula opsional:
-Sebatas persoalan hukum tertentu (ratione materiae)
-Terhadap negara tertentu (ratione personae)
-Klausula optional masih berlaku
-Ada tidaknya reservasi bdsk prinsip resiprostas

Proses pemeriksaan
-

Ada
perjanjian
Permohonan
tertulis
Tidak ada
perjanjian

Tertulis:
-Jawab menjawab
-Memorial (pernyataan pihak)
-Counter memorial (admission,
deniel, sub-mission)

Isi
Permohonan:
-Identitas neg
penggugat
-Identitas
tergugat
-Pokok
sengketa
-Kewenangan
-Petitum
-Posita
-Dsb.

Peniter
a

Lisan:
-Hearing
-Saksi-saksi
-Sumpah
(pengacara/penasihat)
-Sidang terbuka

Keputusan MI
.

Keputusan

Pengambilan
Keputusan:
-Mayoritas
-Disenting opinion
-Separate opinion

Tandatangani:
-Ketua
-Panitera

Pelaksanaan Keputusan:
-Tergantung para pihak
-Wajib
mentaati
dg
etikad baik
-Upaya, minta bantuan
DK

Sifat Keputusan:
-Final
-Mengikat pihak ttu
-Peninjauan kembali

Anda mungkin juga menyukai