Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KELOMPOK

HUKUM PERJANJIAN INTERNASIONAL


(Kelompok 4)

NAMA-NAMA ANGGOTA:
- AMIRA NURFADILAH MAMONTO (Ketua)
- TESALONIKA STEVANI LASUT (Wakil Ketua)
- ELENA SUGA HENDI
- ANDINI N.S. PERMATASARI
- ANGELICA V.K. PRANG
- ARLINDI MAMONTO
- MISAEL A.A. LELA
- WINSLY SYAHPUTRA ONTU

SOAL
1. Sebutkan dan jelaskan subjek hukum internasional.
2. Sebutkan dasar hukum perjanjian internasional.
3. Berikan tinjauan singkat tentang Konvensi Wina 1969 & 1968.

JAWABAN
1. Subjek Hukum Internasional:
- Negara
Negara merupakan subjek hukum internasional penuh. Menurut Konvensi Montevideo
1949, kualifikasi suatu negara sebagai subjek hukum internasional adalah mempunyai
penduduk yang tetap, wilayah tertentu, pemerintahan yang sah atau berdaulat, dan
negara tersebut mempunyai kemampuan mengadakan hubungan dengan negara lain.
- Organisasi Internasional
Klasifikasi organisasi internasional antara lain:
a. Organisasi internasional yang memiliki keanggotaan secara global dengan maksud
dan tujuan yang bersifat umum. Misalnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
b. Organisasi internasional yang memiliki keanggotaan global dengan maksud dan
tujuan yang bersifat spesifik. Contohnya World Bank atau Bank Dunia, International
Monetary Fund (IMF), dan World Health Organization (WHO), dan lain-lain.
c. Organisasi internasional dengan keanggotaan regional dengan maksud dan tujuan
global. Contohnya ASEAN (Association of Southeast Asian Nations), European Union,
dan lain-lain
Kedudukan organisasi internasional sebagai subjek hukum internasional kini tidak
diragukan lagi, dan mempunyai hak dan kewajiban yang ditetapkan dalam konvensi-
konvensi internasional yang merupakan semacam anggaran dasarnya.
- Palang Merah Internasional
Palang Merah Internasional yang berkedudukan di Jenewa mempunyai tempat tersendiri
dalam sejarah hukum Internasional. Palang Merah Internasional (PMI) sebagai subjek
hukum internasional memiliki ruang lingkup terbatas. Namun, kedudukan PMI diperkuat
dengan adanya perjanjian dan konvensi internasional. Mengingat misi PMI adalah untuk
kemanusiaan, organisasi internasional ini harus independen dan dilaksanakan tanpa
intervensi negara mana pun.
- Takhta Suci Vatikan
Mengutip dari artikel Vatikan sebagai Subjek Hukum Internasional, Vatikan adalah subjek
hukum internasional karena diakui oleh negara-negara di dunia dan menjadi pihak pada
perjanjian-perjanjian internasional dan anggota pada beberapa organisasi internasional.
Hal tersebut terjadi setelah diadakannya perjanjian antara Italia dengan Takhta Suci pada
tanggal 11 Februari 1929 (Lateran Treaty) yang mengembalikan sebidang tanah di Roma
kepada Takhta Suci dan memungkinkan didirikannya negara Vatikan, yang dengan
perjanjian itu sekaligus dibentuk dan diakui.
- Pemberontak
Menurut hukum perang, kelompok pemberontak dapat menjadi subjek hukum
internasional jika telah terorganisir, menaati hukum perang, memiliki wilayah yang
dikuasai, memiliki kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan negara lain, dapat
menentukan nasibnya sendiri, menguasai sumber daya alam di wilayah yang dikuasainya,
dan memilih sistem ekonomi, politik, dan sosial sendiri.
- Individu
Manusia sebagai individu juga termasuk dalam subjek hukum internasional. Masih
bersumber dari buku yang sama, diterangkan Mochtar Kusumaatmadja, Perjanjian
Versailles 1919 memuat sejumlah pasal yang memungkinkan individu untuk mengajukan
perkara secara internasional ke Mahkamah Arbitrase Internasional.

2. Dasar Hukum Perjanjian Internasional


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2000 Tentang
Perjanjian Internasional.
3. Konvensi Wina 1969 & 1986
Konferensi Wina 1969 dan 1986 adalah konferensi internasional yang membahas tentang
hukum perjanjian internasional. Berikut adalah tinjauan singkat tentang kedua konferensi
tersebut:
Konferensi Wina 1969
- Konferensi ini diadakan pada tahun 1969 dan menghasilkan Konvensi Wina tentang
Hukum Perjanjian Internasional.
- Konvensi ini pertama kali dibuka untuk diratifikasi pada tahun 1969 dan baru mulai
berlaku pada tahun 1980.
- Konvensi ini mengatur tentang definisi perjanjian internasional, proses pembentukan
perjanjian, interpretasi perjanjian, pelaksanaan perjanjian, serta pengakhiran dan
penghapusan perjanjian.
- Konvensi ini juga menegaskan prinsip-prinsip hukum internasional yang berlaku pada
saat pembentukan perjanjian, seperti asas good faith, pacta sunt servanda, dan perjanjian
tersebut terbentuk atas persetujuan dari negara-negara yang terlibat.

Konferensi Wina 1986


- Konferensi ini diadakan pada tahun 1986 dan menghasilkan Konvensi Wina tentang
Hukum Perjanjian antara Negara dan Organisasi Internasional atau antara Organisasi
Internasional.
- Konvensi ini terdiri dari 86 pasal dan mengatur tentang perjanjian antara negara dan
organisasi internasional atau antara organisasi internasional.
- Konvensi ini menegaskan kembali prinsip-prinsip hukum internasional yang berlaku pada
saat pembentukan perjanjian, seperti asas good faith, pacta sunt servanda, dan perjanjian
tersebut terbentuk atas persetujuan dari negara-negara yang terlibat.
- Konvensi ini juga mengatur tentang proses pembentukan perjanjian, interpretasi
perjanjian, pelaksanaan perjanjian, serta pengakhiran dan penghapusan perjanjian.

Kedua konvensi tersebut merupakan upaya untuk mengatur dan menegaskan prinsip-
prinsip hukum internasional yang berlaku pada saat pembentukan perjanjian
internasional.

Anda mungkin juga menyukai