Anda di halaman 1dari 9

Salam

Untuk Rekan-Rekan PELITA.


Mungkin sudah sering kita mendengar istilah ini, T.O.R singkatan dari Term Of Reference.
Dalam bahasa Indonesia saya lebih suka mengartikannya sebagai Kerangka Acuan Kegiatan
(K.A.K) walaupun secara harfiah kepanjangan dari T.O.R itu sendiri adalah Petunjuk
Jangka/Ketentuan, lebih membingungkan ya? Mengapa saya menggunakan istilah K.A.K? ini
dikarenakan bahwa isi T.O.R itu sendiri ternyata adalah batasan-batasan atau ruang lingkup dari
sebuah kegiatan. Lalu pertanyaannya batasan-batasan atau ruang lingkup seperti apa yang
terdapat dalam T.O.R atau K.A.K? Baiklah, saya akan mencoba membagi pemahaman saya
mengenai T.O.R atau K.A.K (untuk selanjutnya saya gunakan istilah K.A.K) ini kepada rekanrekan PELITA semuanya.
Dalam prakteknya, K.A.K dibuat agar kita lebih mudah dalam memetakan sebuah kegiatan
dengan batasan-batasan dan ruang lingkup yang tertentu. K.A.K juga lazim digunakan sebagai
dasar sebuah proposal kegiatan. Lalu apa saja isi dari K.A.K? Mari kita bahas satu-persatu.
1. Latar Belakang

Dalam melakukan sebuah kegiatan, tentunya kita mempunyai background atau latar
belakang yang menjadi dasar mengapa kita perlu melakukan kegiatan tersebut. Nah, pada
bagian inilah kita menuliskan hal-hal apa saja yang menjadi latar belakang kegiatan kita.
Sebuah latar belakang dapat berisikan pertama cerita mengenai kondisi yang terjadi masa
lalu dan atau saat ini, kedua permasalahan yang di hadapi, serta ketiga yaitu apa yang
harus kita lakukan dengan kondisi tersebut atau apa yang harus kita lakukan untuk
mengatasi permasalahan tersebut.
Berapa banyak kita harus menulis latar belakang? Tidak harus banyak, karena K.A.K ini
sifatnya adalah ringkasan, yang terpenting latar belakang kita sudah mencantumkan ketiga
hal tersebut di atas secara singkat. Untuk penjabaran dari latar belakang kita bisa

menulisnya dalam Latar Belakang proposal. Oleh karena itulah mengapa saya
menganggap K.A.K kerangka dasar pembuatan proposal.

2. Tujuan dan Sasaran/Target Kegiatan


Pada bagian ini, fokus kita adalah menuliskan apa yang hendak kita capai dengan adanya
kegiatan yang sedang kita rencanakan ini. "Hal-hal apa yang hendak kita capai" tersebut
kita jabarkan menjadi lebih detail lagi.
Contoh:
Apabila dalam Latar Belakang kita menilai bahwa perlu dilakukan kegiatan untuk
meningkatkan kapasitas SDM di bidang keorganisasian, maka pada bagian
Tujuan ini, kita harus menjabarkan harapan tadi menjadi hal yang lebih detail lagi
misalkan:
o memberikan pemahaman kepada peserta mengenai fungsi dan kedudukan
AD/ART dalam organisasi
o memberikan pemahaman kepada peserta mengenai fungsi-fungsi dalam
struktur organisasi
o memberikan pemahaman kepada peserta mengenai pengelolaan kegiatan
yang baik dan benar...dst.
Lalu apa bedanya Tujuan dan Sasaran/Target? Sasaran adalah hasil yang kita canangkan
untuk dicapai melalui kegiatan yang kita rencanakan, yang mengacu kepada tujuan yang
telah kita tetapkan, jadi sifatnya lebih riil dan terukur.
Contoh:
Tujuan===>memberikan pemahaman kepada peserta mengenai fungsi dan
kedudukan AD/ART dalam organisasi.

Sasaran==>peserta memahami Visi dan Misi organisasi sebagai landasan arah dan
gerak organisasi, memahami aturan-aturan tata kelola organisasi berdasarkan
AD/ART.
Tujuan===>memberikan pemahaman kepada peserta mengenai fungsi-fungsi dalam
struktur organisasi
Sasaran==>peserta memahami hak, kewajiban dan kewenangan dari masingmasing jabatan dalam struktur organisasi sesuai dengan fungsinya (fungsi
perencanaan, pelaksanaan serta fungsi pengawasan).
3. Metode/Cara
Bagian ini berisi mengenai dengan cara atau metode bagaimana kita mewujudkan kegiatan
kita, apakah dengan cara kuliah umum, penelitian, seminar, workshop, ataukah
pelatihan/training. Masing-masing kegiatan mempunyai bentuk pelaksanaan yang
berbeda-beda.
4. Jangka Waktu, Susunan Acara, serta Lokasi Kegiatan
Pada poin ini kita diharuskan untuk mencantumkan dengan jelas mengenai kapan mulai
dan kapan berakhirnya kegiatan kita, bagaimana susunan acara dari awal sampai akhir
kegiatan kita, serta dimana lokasi dari kegiatan kita.
5. Peserta Kegiatan
Ini sudah jelas bukan? yaitu siapa yang menjadi target peserta dari kegiatan yang akan kita
lakukan.
6. Pelaksana Kegiatan
Pada bagian Pelaksana Kegiatan, dicantumkan pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan
yang akan dilakukan, apa fungsi dan kedudukannya dalam kegiatan ini. Pihak-pihak yang

terlibat, yang bisa berbentuk organisasi ataupun perorangan. Struktur Kepanitiaan (apabila
ada) juga dicantumkan pada bagian ini.
7. Anggaran Dana dan Sumber Pendanaan
Anggaran Dana, biasanya dalam K.A.K tidak tertulis secara rinci, hanya merupakan total
dari anggaran yang dibutuhkan. Namun rincian anggaran harus tetap dibuat dalam
proposal, atau disertakan sebagai lampiran dalam K.A.K.
Sumber Pendanaan adalah dari mana asal dana yang kita gunakan dalam anggaran yang
telah kita buat, siapa yang menanggung dana tersebut. Dalam prakteknya, anggaran
kegiatan sering kali ditanggung bersama oleh beberapa pihak. Apabila demikian, maka
harus disebutkan dan dirinci dengan jelas pembagian beban pendanaan oleh pihak-pihak
tersebut.
Selesai! :D
Demikian sekelumit tulisan saya mengenai K.A.K atau yang dalam bahasa NGO
sering disebut dengan T.O.R. Yang perlu digaris bawahi adalah tidak semua K.A.K
harus dibuat seperti yang telah saya tulis, dalam beberapa kasus kegiatan bahkan ada
yang lebih detail lagi karena menyangkut hal-hal yang sangat teknis, ada juga yang
lebih sederhana, sangat bergantung dengan bentuk kegiatan yang akan kita lakukan.
Lalu bagaimana dengan S.O.P (Standart Operacional Procedure)? Apakah yang
dimaksud dengan S.O.P? Bagaimana membuat S.O.P?

Wah....ini kita to be continued kan di tulisan yang lain ya? hehehe...siapa tau ada yang
berminat menulis soal S.O.P ini.

Salam
Okta Setiawan

MERENCANAKAN RAB SUATU BANGUNAN


Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan
untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan bangunan atau proyek tersebut. Misalkan membangunan rumah, baik itu
rumah sederhana, rumah sedang, atau rumah mewah, rumah untuk dihuni maupun
properti konsumsi publik , bangunan-bangunan sipil. Pekerjaan proyek tersebut
membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu perencanaan RAB harus
dihitung dengan sangat teliti dan cermat. Perhitungan-perhitungan tersebut didalamnya
itu terdiri dari jumlah biaya pembuatannya, volume pekerjaan, jenis-jenis pekerjaan,
harga bahan, upah pekerja, dan rencana serta syarat-syarat kerja. Pentingnya RAB
bertujuan agar biaya pembuatan rumah atau pekerjaan bangunan sipil efesien dan
terukur sesuai dengan gambar yang direncanakan. Anggaran biaya pada sebuah
pekerjaan proyek bangunan sama tetapi ditiap daerah nilai bangunan tersebut nilainya
akan berbeda. Perbedaan biaya tersebut disebabkan adanya perbedaan harga dan
upah tenaga kerja. Dalam pelaksanaan pekerjaan bangunan sipil untuk merencanakan
Anggaran Biaya ada dua cara untuk melakukan penyusunan anggaran biaya tersebut,
yaitu
1. Rencana Anggaran Biaya Kasar
Pedoman untuk menyusun anggaran biaya pekerjaan bangunan atau proyek
berdasarkan harga satuan tiap meter persegi luas lantai.
2. Rencana Anggaran Biaya Halus
Menyusun anggaran biaya bangunan atau proyek yang dihitung secara teliti dan
cermat sehingga perhitungan tersebut sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat
penyusunan anggaran biaya pekerjaan bangunan atau proyek.
Didalam perhitungan anggaran biaya harus berdasarkan pada

Bestek, yang berfungsi untuk menentukan spesifikasi bahan dan syaratsyarat teknis.

Gambar Bestek yang berfungsi untuk menentukan besarnya masing-masing


volume pekerjaan. Berikut ini contoh gambar bestek

Harga Satuan Pekerjaan yaitu harga-harga ini didapat dari harga satuan bahan
dan harga upah berdasarkan perhitungan analisa BOW. BOW adalah
kepanjangan dari Bugerlijke Openbare Werken yang dikeluarkan oleh
pemerintah Belanda merupakan suatu ketentuan dan ketetapan umum yang
ditentukan oleh Dir BOW pada tanggal 28 Februari 1921 dengan Nomor 5372.
Analisa BOW sekarang sudah diganti oleh HSPK yang mana tiap kota/kabupaten
mengeluarkan dan selalu ada pergantian tiap tahunnya.
Contoh Harga Satuan Dalam Excel

Contoh Analisa Pekerjaan Dalam Excel

Contoh Rekapitulasi Anggaran Biaya Dalam Excel

Jadi apabila dalam pekerjaan proyek bangunan atau pekerjaan sipil dihitung Rencana
Anggaran Biayanya (RAB) terlebih dahulu dapat terkontrol peralatan dan bahan apa

saja yang harus di beli, Volume dari macam-macam kebutuhan bahan dapat diketahui,
jumlah biaya yang diperlukan untuk pembuatan bangunan dapat kita perkirakan
sehingga keuangan dapat kita atur, Pekerjaan-pekerjaan proyek atau pekerjaan sipil
apa saja yang sudah ataupun yang beleum terselesaika apabila dikerjakan pihak kedua
atau orang lain dapat dikotrol, Bisa bernegoissi antara pemilik sebagai pihak pertama
tentang harga penawaran kontraktor sebagai pihak kedua, sehingga tidak merugikan
pihak pertama (pemilik). Semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai