EPIDEMOLOGI
Di Amerika Serikat, trauma pada mata
merupakan 3-4% dari seluruh kecelakaan kerja.
Sebagian besar (84%) merupakan trauma kimia.
Rasio frekuensi bervariasi trauma asam:basa
antara 1:1 sampai 1:4
Secara international, 80% dari trauma kimiawi
dikarenakan oleh pajanan pada dan atau karena
pekerjaan.
Empedu ikan telah terbukti menyebabkan 14%
dari trauma kimiawi pada mata di Norwegia
Jenis trauma
kimia pada
mata
Trauma Asam
Trauma Basa
TRAUMA ASAM
Trauma asam merupakan salah satu jenis trauma
kimia mata dan termasuk kegawatdaruratan
mata yang disebabkan zat kimia bersifat asam
dengan pH < 7.
ETIOLOGI
Trauma kimiawi biasanya disebabkan akibat bahan-bahan yang
tersemprot atau terpercik pada wajah.
Bahan kimia asam
Asam sulfat, sulfurous acid, asam hidroklorida, asam nitrat, asam
asetat, asam kromat, dan
asam hidroflorida.
Ledakan
Baterai mobil, yang menyebabkan luka bakar asam sulfat, mungkin
merupakan penyebab tersering dari luka bakar kimiawi pada mata.
Asam
Hidroflorida dapat ditemukan dirumah pada cairan penghilang karat,
pengkilap aluminum, dan cairan pembersih yang kuat. Industri
(pembersih dinding, glass etching (pengukiran pada kaca dengan
cairan kimia), electropolishing, dan penyamakan kulit., fermentasi
pada pengolahan bir).
Cairan atau gas.
Komponen Aktif
Sumber Utama
Catatan
Percampuran
dengan
menyebabkan
air
cedera
panas,
mata
dapat
Terbentuk
dari
percampuran
sulfur Relatif
Pengawet buah/sayuran
Bahan pemutih
Bahan pendingin
Bahan
pemoles/pemutih
kaca,
mudah
berpenetrasi
lebih
Cuka 4-10%, cuka biang 80%, asam asetat Trauma ringan bila konsentrasi <10%,
glasial 90%
kerusakan
meningkat
bila
konsentrasi
pekat
Chromik (Cr2O3)
kronis
dengan
brown
KLASISIKASI
Gradasi
Kornea
Konjungtiva
Prognosis
Erosi kornea
Iskemia (-)
Baik
II
Baik
III
Kurang baik
Jelek
kabur
IV
Patofisiologi
Bahan kimia asam
ANAMNESIS
Tanggal dan waktu terjadinya trauma
Tempat kejadian
Apakah kecelakaan kerja atau bukan
Apakah ada unsur kesengajaan atau akibat orang lain/kelalaian
Bagaimana terjadinya trauma (alat yang mengenai, arah trauma,
kekuatan trauma)
Apakah memakai kacamata pelindung/ada kerusakan kacamata
pengaman
Bagaimana keadaan mata dan visus sebelum trauma
Apakah ada korpus alienum intraokuler
Pertolongan yang telah dilakukan sebelumnya
Apakah trauma mengenai bagian tubuh lainnya
Nama dan alamat saksi mata
DIAGNOSIS BANDING
konjungtivitis,
konjungtivitis hemoragik akut,
keratokonjungtivitis sika,
erosi kornea,
abrasi kornea,
ulkus kornea
PENATALAKSANAAN
Irigasi jaringan yang terkena secepat-
Steroid
Bertujuan untuk mengurangi inflamasi dan infiltrasi neutrophil. diberikan secara inisial dan
di-tappering off setelah 7-10 hari. Dexametason 0,1% eye drop dan Prednisolon 0,1% eye
drop diberikan setiap 2 jam. Bila perlu dapat diberikan Prednisolon IV 50-200 mg.
Sikloplegik
Untuk mengistirahatkan iris, mencegah iritis dan sinekia anterior. Atropin 1% eye drop atau
Scopolamin 0,25% diberikan 2 kali sehari.
Asam askorbat (vitamin C)
Mengembalikan keadaan jaringan scorbutik dan meningkatkan penyembuhan luka dengan
membantu pembentukan kolagen matur oleh fibroblast kornea. Natrium askorbat 10%
topical diberikan setiap 2 jam.
Beta bloker/karbonik anhidrase inhibitor
Untuk menurunkan tekanan intraocular dan mengurangi resiko terjadinya glaukoma
sekunder. Diberikan secara oral Asetazolamid (Diamox) 500 mg.
Antibiotik
untuk mencegah infeksi oleh kuman oportunis. Tetrasiklin efektif untuk menghambat
kolagenase, menghambat aktivitas neutrophil dan mengurangi pembentukan ulkus.
Asam hyaluronik
Untuk membantu proses reepitelisasi kornea dan menstabilkan barrier fisiologis.
Penatalaksanaan Fase II
Tindakan
Gradasi I
Gradasi II
Gradasi III
Gradasi IV
Bandage lens
Bandage lens
Bandage lens
Kortikosteroid tetes 6x
Dexamethasone/
Dexamethasone/
Prednisolon tetes/jam
Tetrasiklin salep 4x
Tetrasiklin salep 4x
Tetrasiklin salep 4x
Doxysiklin 2x100mg
Doxysiklin 2x100mg
Doxysiklin 2x100mg
Asetazolamide 2x500mg
Asetazolamide 2x500mg
Vitamin C 4x500mg
Vitamin C 2000mg
Vitamin C 2000mg
Vitamin C 2000mg
Nekrotomi
konjungtiva limbus
graft
Nekrotomi
konjungtiva limbus
graft
Gradasi I
Gradasi II
Gradasi III
Gradasi IV
Reepitelialisasi sempurna
Reepitelialisasi sempurna
Bandage lens
Bandage lens
Dexamethasone/
Prednisolon
tetes
Dexamethasone/
Prednisolon
tetes
Tetrasiklin salep 2x
Tetrasiklin salep 2x
Tetrasiklin salep 2x
Doxysiklin 2x100mg
Doxysiklin 2x100mg
Doxysiklin 2x100mg
Vitamin C 2000 mg
Vitamin A dan E
Mukosa
bibir/amnion
(+)
stem
cell
Gradasi I
Gradasi II
Gradasi III
Gradasi IV
Solcosery 3x
diteruskan
NSAID tetes 4x
NSAID tetes 4x
Medroxy progesteron 1% 4x
Medroxy progesteron 1% 4x
Tetrasiklin salep 4x
NSAID tetes4x
Doxyiklin 2x100mg
D
Uveitis
(-)
sulfas
atropine
dihentikan
Vitamin C 2000 mg/hari
Vitamin A dan E
Graft
konjungtiva
terapetik
keratoprostesis
limbus
keratoplasti,
KOMPLIKASI
Komplikasi segera:
Glaukoma akut dan Ekspose kornea
Komplikasi jangka panjang6:
Simblefaron dan Sindrom mata kering (keratitis
Sicca)
Katarak traumatika, Sikatrik kornea, Glaukoma
sudut tertutup, Entropion
PROGNOSIS
Prognosis trauma kimia asam tergantung pada:
Luas kerusakan permukaan epitel
Gangguan fungsi kelopak
Defek epitel yang persisten
Pertolongan pertama saat kejadian, semain cepat,
semakin baik prognosisnya
Jumlah dan tingkat kepekatan konsentrasi (pH) bahan
kimia, semakin banyak jumlah dan kepekatannya tinggi
(pH semakin rendah) maka kerusakannya semakin hebat
Lama kontak dengan bahan kimia asam
Toksisitas (kemampuan berpenetrasi) sesuai jenis asam
yang terkena
TRAUMA BASA
Trauma akibat bahan kimia basa akan
ETIOLOGI
Semen
Soda kuat
Amonia
NaOH
CaOH
Cairan pembersih dalam rumah tangga
Patofisiologi
Pecah atau rusaknya sel jaringan dan Persabunan disertai disosiasi asam lemak membran sel
penetrasi lebih lanjut
Berkelanjutan menjadi ulkus kornea atau perforasi ke lapisan yang lebih dalam
Klasifikasi
Klasifikasi Huges
1. Ringan :
Prognosis baik
Klasifikasi Thoft
Derajat 1 : hiperemi
dilihat
Konjungtiva dan sclera pucat
Penatalaksanaan
1. Irigasi dengan garam fisiologik selama mngkn (2000 ml selama
30 menit)
2. Pemeriksaan kertas lakmus.
3. Bila penyebab CaOH diberi EDTA (bereaksi dengan basa pada jaringan)
4. Antibiotik mencegah infeksi.
5. Siklopegi mengistirahatkan irir, mengatasi iritis.
6. Anti glaukoma mencegah glaukoma sekunder.
7. Steroid (7 hari pertama) anti inflmasi.
8. Kolagenase inhibitor (sistein, 1 minggu) menghilangi efek kolagenase.
9. Vitamin C membentuk jaringan kolagen.
10. Bebat (perban) pada mata, lensa kontak lembek dan tetes air mata buatan.
11. Operasi keratoplasti bila kekeruhan kornea sangat mengganggu penglihatan.
Komplikasi
1. Simblefaron, perlengketan antara konjungtiva
palpebra dan kornea.
2. Kornea keruh, edema, neovaskuler
3. Katarak traumatik, merupakan katarak yang
muncul sebagai akibat cedera pada mata yang
dapat merupakan trauma perforasi ataupun
tumpul yang terlihat sesudah beberapa hari
ataupun beberapa tahun.
Katarak traumatik ini dapat muncul akut,
subakut, atau pun gejala sisa dari trauma
mata.
Trauma basa pada permukaan mata sering
menyebabkan katarak, selain menyebabkan
kerusakan kornea, konjungtiva, dan iris.
4. Phtisis bulbi, bola mata mengecil.
PROGNOSIS
Prognosis trauma kimia pada mata sangat
ditentukan oleh bahan penyebab trauma
tersebut. Derajat iskemik pada pembuluh darah
limbus dan konjungtiva merupakan salah satu
indikator keparahan trauma dan prognosis
penyembuhan. Iskemik yang paling luas pada
pembuluh darah limbus dan konjungtiva
memberikan prognosa yang buruk. Bentuk paling
berat pada trauma kimia ditunjukkan dengan
gambaran cooked fish eye dimana
prognosisnya adalah yang paling buruk, dapat
terjadi kebutaan
DIAGNOSIS
ANAMNESA
Tersiram cairan atau tersemprot gas.
Penurunan visus? Onset?
Nyeri, lakrimasi, pandangankabur?
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan setelah irigasi atau bisa juga diberikan obat
anestesi.
Kekeruhan kornea, konjungtivalisasi pada kornea,
neovaskularisasi, peradangan kronik dan defek epitel yang
menetap dan berulang serta perforasi kornea, tanda
komplikasi ?
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PH bola mata secara berkala.
Tonometri
PENATALAKSANAAN UMUM
TRAUMA KIMIA PADA MATA
4 tujuan utama dalam mengatasi trauma pada
mata :
1. Memperbaiki penglihatan.
2. Mencegah terjadinya infeksi.
3. Mempertahankan arsitektur mata.
4. Mencegah sekuele jangka panjang.
KESIMPULAN
Trauma kimia pada mata dapat berasal dari bahan yang bersifat asam
dengan pH < 7 dan bahan yang bersifat basa dengan pH > 7. Trauma basa
biasanya memberikan dampak yang lebih berat daripada trauma asam,
karena bahan-bahan basa memiliki dua sifat yaitu hidrofilik dan lipolifik
dimana dapat masuk secara cepat untuk penetrasi sel membran dan masuk
ke sudut mata depan, bahkan sampai retina. Sementara trauma asam akan
menimbulkan koagulasi protein permukaan, dimana merupakan suatu barier
pelindung sehingga zat asam tidak penetrasi lebih dalam lagi. Gejala utama
yang muncul pada trauma mata adalah epifora, blefarospasme dan nyaei
yang hebat. Trauma kimia merupakan satu-satunya jenis trauma yang tidak
memerlukan anamnesa dan pemeriksaan yang lengkap.
Penatalaksanaan yang terpenting pada trauma kimia adalah irigasi mata
dengan segera samapai pH mata kembali normal dan diikuti dengan
pemberian obat terutama antibiotik, multivitamin, antiglaukoma, Selain itu
dilakukan juga upaya promotif dan preventif kepada pasien. Menurut data
statistik 90% kasus trauma dapat dicegah apabila dalam menjalankan suatu
pekerjaan menggunakan pelindung yang tepat.
TERIMA KASIH...