Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah


Shi>'ah merupakan kelompok masyarakat yang menjadi
pendukung 'Ali ibn Abi T{a>lib r.a. Mereka berpendapat bahwa 'Ali
ibn Abi T{a>lib r.a adalah imam dan khalifah yang ditetapkan
melalui nash ( wahyu ) dan wasiat dari Rasulullah SAW. Masalah
imamah (kepemimpinan) menurut mereka harus berasal dari
keturunan 'Ali ibn Abi T{a>lib r.a, karena kaum shi>'ah yakin
bahwa 'Ali ibn Abi T{a>lib r.a dan anak turunnya memiliki sifat
'is{mah (terjaga).
Sebagian besar 'ulama' Shi>'ah memandang bahwa imamah
sebagai kedudukan yang sangat tinggi dan maqam yang sangat
agung. Imamah mereka pandang sebagai kedudukan Ilahi dan
imam sebagai penjaga sha>ri'ah, penjawab seluruh kebutuhan
religius umat Islam. Oleh karena itu, wajar bila seorang imam
(pemimpin) harus memiliki syarat-syarat dan kriteria-kriteria luar
biasa seperti halnya 'is}mah, sehingga mampu menjalankan tugas
urgen imamah dengan baik .
Menurut kaum Shi>'ah para imam bertugas menjaga
sha>ri'ah dan membela dunia Islam serta melanjutkan tugas
hidayah umat pasca Nabi Muhammad SAW. Menurut pandangan
mereka tugas mulya ini akan terlaksana dengan baik jika seorang
imam bersifat 'ismah. Mengenai sifat 'ismah para imam ( pimpinan
), kelompok shi>'ah imamiyah menegaskan bahwa 'is}mah
merupakan sharat mutlak yang harus dimiliki oleh para imam
( pemimpin ), artinya para imam harus terjaga dari terjaga dari
seluruh kejelekan dan dosa mulai usia kanak-kanak hingga akhir
hayat sebagaimana nabi-nabi, karena para merupakan orangorang pilihan atau terpilih sebagai penjaga dan pelaksana
sha>ri'ah yang diposisikan sebagaimana posisi Nabi Muhammad
SAW.,hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Al-Hilli. 1

Imamah ( kepemimpinan ) mereka pandang sebagai


hal

yang

sangat

(kepemimpinan)

fundamental

bukan

hanya

dalam

Islam.

Imamah

merupakanmasalah

yang

berkaitan dengan kemaslahatan umat, namun juga akidah


yang menjadi tiang agama. Imamah mereka pandang
sebagai

peran

pengganti

Rasulullah

SAW,

sebagai

pemelihara sha>ri'at Islam dan upaya mewujudkan kebaikan


dan ketentraman umat dan negara.
1

Tim al-Balagh," Kriteria Seorang Imam;Tinjauan Sunni dan Syiah",dalam


http://www.al-shi>'a.org/maqalat

Para ulama' shi>'ah telah menetapkan beberapa


kriteria dan sharat bagi para imam (pemimpin) di antaranya
adalah keturunan Sayyidina 'Ali ibn Abi T{a>lib r.a dari jalur
Fat}i>mah al-Zahra binti Rasulullah SAW.,wajib ditunjuk dan
orangnya sudah dinas}kan, memiliki safat terpelihara dari
kesalahan('is}mah) sebagaimana sifat yang terdapat pada
diri Nabi Muhammad SAW. Imam juga harus terbebas dari
dosa besar maupun dosa kecil. Semua ketentuan ini tidak
boleh ditolak baik melalui perkataan, perbuatan maupun
keyakinan kecuali dalam keadaan taqiyyah.2
nantinya

kriteria

seorang

imam

ini

akan

Namun
mengalami

beberapa polemik dan akan melahirkan kelompok atau


sekte-sekte dalam shi>'ah.
Imamah merupakan suatu yang sangat menarik untuk
dikaji kaitannya dengan lahirnya sekte-sekte dalam shi>'ah
baik bidang teologi maupun politik. Namun demikian penulis
pada kali ini sebatas membahas pandangan shi>'ah tentang
imamah kaitannya dengan bidang politik atau model politik
kaum shi>'ah.
Karena berdasar pengamatan para ahli, imamah merupakan
suatu masalah yang membedakan shi>'ah dengan aliran
atau paham-paham dalam dunia Islam, seperti Khawarij,
Mu'tazilah dan Ahlusunah Wa al-Jama>'ah. 4
Pada kesempatan ini penulis ingin membahas sekilas
tentang pandangan kaum shi>'ah terhadap imamah serta
2

sebab-sebab timbulnya silang pendapat dalam menentukan


kriteria seorang imam yang menyebabkan lahirnya kelompok
atau sekte dalam shi>'ah .
B.

Rumusan masalah
Dalam perumusan masalah ini kami menggunakan beberapa
pertanyaan yaitu :
1.
Bagaimana

Shi>'ah

menyikapi

soal

imamah ?
2.

Apa penyebab terjadinya firqah atau sektesekte dalam shi>'ah serta bagaimana pandangan politik
mereka mengenai imamah?

Al-Shahrastani,Al-Milal Wa al-Nihal ,alihabahsa Prof.Aswadie Syukur,LC


( Surabaya : PT.Bina Ilmu,2006),124
3
Tim al-Balagh," Kriteria Seorang Imam;Tinjauan Sunni dan Syiah",dalam
http://www.al-shi>'a.org/maqalat
4
Prof.Dr.Azyumardi
Azra,MA"Syiah",Ensiklopedi
Islam
,Vol,6
(Jakarta:PT.Ichtiar Baru Van Hoeve),314

A.

BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
Pandangan Shi>'ah Terhadap Imamah ( Kepemimpinan )
Dalam sejarah pemikiran Islam imamah
(kepemimpinan umat ) merupakan isu poltik dan teologis
yang sangat menonjol di kalangan kaum shi>'ah. Mereka
memandang imamah sebagai kedudukan Ilahi dan imam
sebagai penjaga sha>ri'ah, penjawab seluruh kebutuhan
religius umat Islam.
Imamah atau kepemimpinan umat Islam tidak boleh
keluar dari jalur keturunan 'Ali ibn Abi T{a>lib r.a. Jika pernah
terjadi imam bukan dari keturunan 'Ali ibn Abi T{a>lib r.a, hal
itu hanya merupakan kez}aliman dari orang yang tidak
membai'atnya dan taqiyyah dari pihak keturunan 'Ali ibn Abi
T{a>lib r.a.4 Imamah bukan hanya merupakan urusan
duniawi yang harus dipilih atau ditunjuk oleh umat, namun
juga merupakan urusan 'aqi>dah Isla>miyyah. Imam wajib
3

ditunjuk dan orangnya sudah dinas}kan atau mendapat


wasiat mengenai pergantian imamah.
Dalam shi>'ah dikenal beberapa doktrin kaitannya
dengan imamah, yaitu antara lain:
1.
Ahlulbayt (Ahl al-Bayt), yaitu keluarga atau kerabat
Nabi Muhammad SAW. Ada tiga pengertian mengenai ahl
al-Bayt: (a)mencakup istri Nabi Muhammad SAW., dan
seluruh bani Ha>shi>m; (b)hanya bani Ha>shi>m, dan;
(c)terbatas pada Nabi Muhammad SAW., secara
pribadi,'Ali ibn Abi T{a>lib,Fat}imah al-Zahra binti
Muhammad,Hasan ibn 'Ali,Husayn ibn 'Ali dan Para imam
dari keturunan 'Ali ibn Abi T{a>lib r.a.
2.
Imamah ( kepemimpinan ), yaitu keyakinan bahwa
setelah Nabi Muhammad SAW wafat harus ada pemimpin
Islam yang melajutkan misi atau risalah Nabi SAW. Dalam
shi>'ah imamah mencakup masalah agama dan
kemasyarakatan. Imam bagi mereka adalah pemimpin
agama sekaligus pemimpin masyarakat. Pada umumnya
dalam shi>'ah, kecauali Zaidiyyah, penetuan imam bukan
atas dasar kesepakatan atau pilihan umat, tetapi
berdasarkan wasiat atau penunjukan oleh imam
sebelumnya atau oleh Rasulullah SAW secara langsung
yang lazim disebut nas} .Oleh karena itu, imamah
dipandang salah satu rukun agama atau us}u>lu>ddin.
4

Al-Shahrastani,Al-Milal Wa al-Nihal ,alihabahsa Prof.Aswadie


Syukur,LC
( Surabaya : PT.Bina Ilmu,2006 ),124
3.
'Is}mah, yaitu suatu paham atau keyakinan mengenai
keterjagaan para imam dari segala bentuk perbuatan
salah atau lupa. Imam haruslah bersifat ma's}u>m dalam
menjalankan amanat dan tugas dari Allah SAW., karena
kalau tidak ma's}u>m akan menimbulkan keraguan atas
4.

kebenaran risalah atau amanah yang diembannya.


Taqi>yyah, adalah sikap hati-hati demi menjaga
keselamatan jiwa karena khawatir akan bahaya yang
4

dapat menimpa dirinya. Taqiyyah semacam shi>'ar ajaran


dalam shi>'ah dengan cara menyembunyikan identitas.5
Menurut sejarah, di antara kaum shi>'ah terdapat
banyak perbedaan konsep imamah sepeninggal Imam
Husayn ibn Ali, sehingga muncul beberapa kelompok atau
B.

sekte dalam shi>'ah.


Sejarah Timbulnya Sekte dalam Shi>'ah
Shi>'ah merupakan suatu paham atau teologi dan juga
politik yang lahir sejak Rasulullah SAW wafat. Dimana pada
saat itu terjadi perebutan kekhalifahan antara kaum Ans}a>r
dan Muhajirin di balai pertemuan Saqifah Bani Sa'idah yang
pada akhirnya terpililah Sahabat Abu Bakar al-S{iddiq r.a
sebagai khalifah pertama kemudian digantikan oleh sahabat
Umar ibn al-Khat}t}ab r.a sebagai khalifah kedua. Menurut
kaum shi>'ah ini merupakan kesalahan besar tidak memilih
'Ali ibn Abi T{a>lib r.a sebagai khalifah.
Menurut sebagian yang lain berpendapat bahwa
shi>'ah ada di akhir masa pemerintahan khalifah 'Uthman
ibn Affan r.a atau awal kekhalifahan 'Ali ibn Abi T{a>lib r.a.
Namun menurut pendapat yang paling mashhur, bahwa
shi>'ah mencuat setelah peristiwa Tahkim atau arbitrase
yang berakibat muncul kelompok pendukung Ali atau
Shi>'atu 'Ali yang kemudian dikenal dengan Shi>'ah dan di
kalangan yang kontra disebut kaum Khawarij .
Shi>'ah telah banyak mengalami perkembangan pola
pemikiran yang terpusat pada tokoh-tokoh ahlulbayt dan
imamah. Imamah ( kepemimpinan ) rame diperdebatkan dan
diperebutkan dalam perpolitikan Islam khususnya kaum
shi>'ah. Tidak adanya kejelasan mengenai siapa yang paling
pantas mengganti kedudukan Rasulullah SAW.sebagai imam
agama dan juga negara, menjadi isu utama masalah imamah
dalam Islam.
5

Prof.Dr.Azyumardi Azra,MA"Syiah",Ensiklopedi Islam ,Vol,6


(Jakarta:PT.Ichtiar Baru Van Hoeve),317-319

Sebagai konsekwensi logis,dari polemik mengenai siapa dan


bagaimana kriteria dan syarat yang harus dipenuhi oleh
seorang imam serta sampai dimana proses pergantian
imamah bergulir, hal inilah yang menjadi pemicu terjadinya
sengketa seputar konsep imamah,baik antara suni dan
shi>'ah dan juga perbedaan pandangan mengenai imamah
di kalangan shi>'ah itu sendiri.
Pasca meninggalnya Mu'awiyah, al-Hasan ibn Ali dan
pendukungnya menuntut jabatan khalifah. Akan tetapi
usahanya gagal, bahkan beliau wafat diracun. Adiknya, alHusayn ibn Ali beserta pengikutnya berangkat ke Kufah
untuk menuntut jabatan khalifah. Namun pasukan Yazid ibn
Mu'a>wiyah yang dipimpin oleh Ibn Ziyad menghadangnya.
Al-Husayn beserta pasukannya dibantai di Karbala.
Sepeninggal al-Husayn ibn 'Ali, imamah
(kepemimpinan) umat Islam. Kalangan kaum beda pendapat
mengenai siapa yang pantas menggantikan Imam Husayn
ibn 'Ali,bolehkah imamah berpindah ke Muhammad ibnu alHanafiyah ?, sebab ia adalah putra Ali ibn AbiT{a>lib dari
istri kedua bernama Haulah binti Ja'far bin Qays dari bani
Hanifah, bukan dari keturunan Fatimah al-Zahra binti
Rasulullah SAW. Akibatnya shi>'ah terpecah menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok yang mendukung 'Ali Zaynal
'Abidin dan kelompok yang mendukung Muhammad ibnu alHanafiyah.
'Ali ibn Zaynal 'Abidin yang lebih cinta damai dan
menjauhi permusuhan dengan Dinasti Bani Umaiyah,
menjadikan kelompok pendukung 'Ali ibn Zaynal 'Abidin
melemah. Sementara itu, di pihak Muhammad ibnu alHanafiyah, gerakan politik dan pembangkangan tetap marak.
Ketika Muhammad ibnu al-Hanafiyah meninggal, perjuangan
diteruskan oleh putranya, yaitu Abu Ha>shim. Abu Hashim
didukung oleh 'Ali ibn Abdullah ibn al-Abbas yang pada
akhirnya berhasil mendirikan Daulah Abbashiyah .
6

C.

Kriteria Imamah Menurut Shi>'ah


Imamah merupakan kedudukan Ilahi dan imam sebagai
penjaga sha>riah, penjawab seluruh kebutuhan-kebutuhan
religius umat. Oleh karena itu, wajar bila seorang imam
harus memiliki syarat-syarat dan kriteria-kriteria luar biasa,
sehingga mampu menjalankan tugas dengan baik.
Syarat-syarat terpenting imam menurut pandangan shi>'ah
berupa: (1) 'Is}mah;

(2) Ilmu ladunni; (3) Superioritas

spiritual atas yang lain ( keutamaan );

(4)

Pelantikan berdasarkan nas}.


1.
'Is}mah Imam
Ulama Shi>'ah sepakat bahwa 'is}mah (infallible)
menjadi salah satu syarat pendeklarasian kedudukan
imamah. Menurut mereka tugas imamah tidak akan
2.

terlaksana dengan baik tanpa 'is}mah.


Ilmu Ladunni
Kriteria kedua imam, menurut Shi>'ah adalah
pengetahuan luas dan ilmu-ilmu khusus, yaitu ilmu-ilmu
yang tidak diperoleh dari jalur-jalur biasa dalam
penimbaan ilmu manusia dan dari sinilah, ilmu tersebut
dikatakan ilmu ladunni atau anugerah Ilahi. Penguasaan
ilmu pengetahuan komprehensif yang dimiliki seorang
imam dalam memahai dan menjabarkan rumusan dan
rahasia al-Qura>n, al-Ha>dith , Asrar al-Tashri' dan
seluruh hukum dan undang-undang agama (hingga
hukum-hukum tema-tema baru dan kontemporer),
persiapan sempurna untuk memberikan jawaban terhadap
problem-problem, seluruhnya berkonsekwensi bahwa

3.

imam harus memiliki ilmu-ilmu khusus.


Superioritas Spiritual atas Yang Lain (Keutamaan)
Kriteria khusus ketiga yang eksistensinya dalam diri
seorang imam wajib adalah superioritas imam atas
seluruh individu umatnya dalam sisi-sisi spiritual dan
keutamaan-keutamaan akhlak. Imam adalah seorang
yang terdepan dalam seluruh sifat-sifat akhlak dari yang
lain dan lebih baik dalam iman dan amal saleh dari
7

seluruh orang. Imam adalah orang yang paling utama


dalam keilmuan, ketakwaan, kezuhudan, keberanian,
kedermawanan di antara orang-orang pada masanya.
Kaitannya dengan kriteria ketiga ini kaum shi>'ah
mewajibkan adanya superiotas spiritual seorang imam
( pemimpin ), karena bila imam tidak lebih utama dalam
hal-hal spiritual dari setiap individu atau umat, maka akan
sama atau bahkan lebih rendah dari mereka.
4.
Berdasarkan Nas}
Syarat keempat dari syarat-syarat imam adalah
keberadaan nas} yang menunjukkan keabsahan seorang
imam ( pemimpin ). Menurut pandangan kaum shi>'ah,
nas} adalah satu-satunya metode pembuktian imamah
( kepemimpinan ) umat Islam baik bidang agama ataupun
urusan negara. Karena kaum shi>'ah memandang
imamah bukan hanya urusan duniawi, seperti halnya rajaraja dan pemimpin-pemimpin pemerintahan ( khalifah );
akan tetapi sebuah pelantikan Ilahi yang memikul tugastugas penting kepemimpinan umat Islam dan penjagaan
sha>riah.
Salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam
pembuktian imamah ialah is}mah. Dari sisi lain, is}mah
termasuk dalam sifat-sifat yang pendeteksiannya tidak
mungkin dilakukan oleh umat, karena maksum artinya
seorang yang memiliki malakah menjauhi dosa dan
menghindari kesalahan dan eksistensi malakah ini dalam
diri seseorang adalah sebuah hal intern yang hanya
diketahui oleh Allah SWT. Oleh karena itu, hanya Allah
SWT., yang mengenal individu ma'su>m dan umat akan
mampu mengenalnya hanya dari jalur rekomendasi Allah
SWT.,dan Nabi-Nya. Berdasarkan hal tersebut, metode
penetapan imamah seorang imam hanya dengan
D.

keberadaan nas} .
Sekte-sekte Dalam Shi>'ah dan Pandangannya Tentang
Imamah
8

Selain membedakan shi>'ah dengan aliran Islam


lainnya, perbedaan konsep imamah juga menimbulkan sekte
dalam shi>'ah itu sendiri. Namun pada dasarnya kaum
shi>'ah sepakat bahwa imam yang pertama adalah Imam 'Ali
ibn Abi Tha>lib r.a, kemudian Hasan ibn 'Ali, lalu Husayn ibn
'Ali. Namum setelah itu muncul sengketa mengenai siapa
yang pantas menggantikan imam Husayn ibn 'Ali. Kaitannya
dengan hal ini muncul dua opsi dalam shi>'ah, petama
meyakini bahwa imamah beralih kepada 'Ali Zaynal 'Abidin
ibn Husayn,namun opsi lain meyakini bahwa imamah beralih
kepada Muhammad ibnu al-Hanafiyah (81 H)dari istri kedua,
yaitu Haulah bin Ja'far al-Qays dari bani H}anifah.
Akibat perbedaan konsep tersebut, maka muncul
berbagai sekte atau kelompok dalam shi>'ah. Para ahli
sejarah silang pendapat mengenai jumlah sekte dalam
shi>'ah, namun secara amun shi>'ah dibagi menjadi empat
kelompok besar atau sekte, yaitu: al-Kisaniyah, al-Zaidiyah,
al-Imamaiyah, dan kaum Ghulat.
1.
Al-Kaisaniyah
Al-Kaisaniyah adalah sekte shi>'ah yang
mempercayai kepemimpinan Muhammad ibn Ali alHanafiyah setelah Husayn ibn 'Ali wafat. Kisaniyah diambil
dari seorang nama mantan budak saidina 'Ali ibn Abi
Tha>lib r.a, yaitu Kaisan.
Shi>'ah Kaisaniyah beranggapan bahwa agama
merupakan ketaatan kepada pemimpin (imam) dan
barang siapa tidak taat kepada imam berarti dia bukanlah
orang yang beragama. Bahkan sebagian dari mereka ada
yang meninggalkan perintah agama dan merasa cukup
dengan taat kepada pemimpin.
Setelah Muhammad Ibnu al-Hanafiyyah meninggal
Kaisaniyyah terpecah menjadi beberapa kelompok, yaitu
anatara lain :
a.

Al-Mukhta>riyah, yaitu kelompok shi>'ah


kaisaniyyah yang mengikuti ajaran Mukhtar ibn Abi
9

'Ubaid al-Tsaqa>fi. Mulanya ia adalah penganut faham


Khawarij yang kemudian menjadi pengikut shi>'ah
kaisaniyah. Dia mengakui kepemimpinan Muhammad
al-Hanafi setelah 'Ali ibn Abi T{a>lib r.a.
Pokok-pokok ajarannya terdiri dari dua hal, yaitu;1)
menyandarkan ilmu dan da'wahnya berasal dari
Muhammad al-Hanafiyah, 2) balas dendam atas
kematian Imam Husayn ibn 'Ali.7Untuk itu mereka siang
malam memerangi orang yang dianggap membunuh
b.

Imam Husayn ibn 'Ali.


Al-Hashi>miyah,yaitu kelompok shi>'ah
kaisaniyah yang meyakini bahwa imamah berpindah
dari Muhammad ibnu al-Hanafiyyah kepada Abu
Ha>shi>m ibn Muhammad al-Hanafiyah, karena Abu
Hashim dianggap telah menerima pelimpahan ilmu
rahasia; dia mengetahui bukan saja kepada yang
z}a>hir tetapi juga yang ba>t}in.
Sepeninggal Abu Ha>shim pengikutnya berbeda
pendapat sehingga muncul lima kelompok kecil,
sebagai berikut :
1)
Kelompok ini mengatakan bahwa Abu
Ha>shim sebelum meninggal berwasiat bahwa
imamah dilimpahkan kepada putranya, Muhammad
ibn 'Ali ibn 'Abdullah ibn 'Abbas dan keturunannya
bahkan khalifah berpindah kepada Bani Abbas.6
Menurut Ibnu Khaldun di antara pecahan sekte
Ha>shi>miyah tersebut adalah para penguasa
pertama Dinasti Abbashiyah seperti Abu 'Abbas alS}a>ffah dan Abu Ja'far
al-Mans}u>r.
2)
Kelompok kedua mengatakan bahwa
imamah sesudah Abu Ha>shim berpindah kepada
keponakannya yang bernama al-Hasan ibn 'Ali ibn

Muhammad ibnu al-Hanafiyyah.


Al-Shahrastani,Al-Milal Wa al-Nihal ,alihabahsa Prof.Aswadie
Syukur,LC
( Surabaya : PT.Bina Ilmu,2006 ),128
6

10

3)

Kelompok ketiga berpendapat bahwa


imamah diwasiatkan untuk saudaranya yang
bernama 'Ali ibn Muhammad, kemudian 'Ali
mewasiatkan kepada putranya al-Hasan. Menurut
kelompok ini imamah hanya pada keturunan Bani

Hanafiyyah.
4)
Kelompok keempat, mengatakan bahwa Abu
Ha>shim mewasiatkan imamah kepada 'Abdullah
c.

ibn Amr ibn al-Kindi.8


Al-Bayaniyah, yaitu para pengikut Bayan ibn
Sam'an al-Tamimi. Menurut mereka imamah berpindah
dari Abu Ha>shim kepada Bayan. Bayaniyah merupaka
kelompok penganut shi>'ah yang ekstrem yang
meyakini 'Ali ibn Abi T}a>lib sebagai Tuhan. Menurut
mereka bahwa Tuhan telah masuk ke dalam tubuh 'Ali

d.

dan bersatu dengan 'Ali.


Al-Rizamiyah, yaitu pengikut Rizam ibn
Rizam. Menurut mereka imamah berpindah dari 'Ali ibn
Abi T{a>lib r.a kepada Muhammad ibnu
al-Hanafiyyah, kemudian kepada Abu Ha>shim, lalu

2.

kepada 'Ali ibn 'Abdullah ibn 'Abbas melalui wasiat.9


Al-Zaidiyah
Al-Zaidiyah adalah sekte dalam shi>'ah yang
meyakini kepemimpinan Zaid ibn 'Ali ibn Hasan ibn 'Ali ibn
Abi T}a>lib r.a. setelah Imam Husayn ibn 'Ali. Menurut
mereka, imamah hanya berada di tangan keturunan
Fat}i>mah al-Zahra dan tidak ada imamah selain dari
mereka. Mereka tidak mengakui kepemimpinan 'Ali ibn
Husayn Zaynal 'A>bidin, karena dianggap belum
memenuhi syarat sebagai pemimpin.10
Dalam Zaidiyah seorang pemimpin harus
memenuhi lima kriteria, yaitu; keturunan Fat}imah alZahra binti Muhammad SAW, berpengetahuan luas
tentang agama, zahid(hidup hanya untuk beribadah ),

11

berijtihad di jalan Allah SWT dengan mengangkat senjata,


dan berani.
Al-Zaidiyah merupakan salah satu paham shi>'ah
yang agak dekat dengan ahlussunnah karena persepsi
mereka tentang imamah disamping harus ada nas},akan
tetapi boleh dengan ikhtiyar atau pemilihan.
9

Al-Shahrastani,Al-Milal Wa al-Nihal ,alihabahsa Prof.Aswadie Syukur,LC


( Surabaya : PT.Bina Ilmu,2006 ),131
10
Prof.Dr.Azyumardi Azra,MA"Syiah",Ensiklopedi Islam ,Vol,6
(Jakarta:PT.Ichtiar Baru Van Hoeve),314

Mereka mengakui keabsahan khalifah atau imamah Abu


Bakar

(khalifah pertama ) dan 'Umar ibn al-

Khat}t}ab (khalifah kedua ) namun tidak pada khalifah


Uthman.
Sepeninggal Imam Zaid ibn 'Ali ibn Hasan ibn 'Ali
ibn Abi T}a>lib r.a., imamah beralih kepada Yahya ibn
Zaid yang berkedudukan di Khurasan. Setelah Yahya ibn
Zaid meninggal imamah beralih kepada Muhammad dan
Ibrahim yang menyatakan diri sebagai imam di Madinah.
Setelah imam Muhammad dan Ibrahim meninggal alZaidiyyah pecah menjadi beberapa sekte, yaitu antara
lain :
a.

Al-Jarudiyah, yaitu pengikut Abu Jarud


Zayad ibn Abu Zayad. Mereka menganggap bahwa
Nabi Muhammad SAW., telah menentukan 'Ali ibn Abi
T}a>lib r.a sebagai pengganti-Nya. Namun tidak
dengan ungkapan yang tegas,melainkan dengan
isha>>rah atau dengan al-Wasf (menyebut-nyebut

b.

keunggulan Ali di banding lainnya ).


Al-Sulaimaniyah, yaitu pengikut Sulaiman
ibn Jarir. Sulaiman berpendapat bahwa imamah adalah
urusan kaum muslimin, yaitu dengan sistem
musyawarah sekalipun oleh dua orang tokok. Imam
tidak harus orang yang terbaik di antara kaum
muslimin. Saat itu ada yang layak menjadi khalifah
12

setelah Nabi Muhammad SAW., yaitu 'Ali ibn Abi


T}a>lib r.a. akan tetapi kepemimpinan Abu Bakar r.a
dan Umar ibn Khat}t}ab r.a adalah sah. Hanya saja
dalam hal ini umat Islam telah melakukan kesalahan
karena tidak memilih 'Ali r.a, namun tidak sampai pada
tingkat fasik, karena ini hasil dari ijtihad.
Namun mereka tidak mengakui kepemimpinan
Uthman ibn Affan, karena menurut mereka Uthman
telah menyimpang dari ajaran Islam. Uthman dianggap
sebagai pemicu kerusuhan di masanya dan
menganggap Uthman termasuk orang kafir. Mereka
juga mengkafirkan orang yang berontak kepada 'Ali,
c.

seperti 'Aishah, Zubair dan T}alhah.11


Al-Batriyah atau al-S}ilihiyah, yaitu
pengikut Kathi>r al-Nawa al-Abtha>r dan al-Hasan ibn
S}a>lih al-Hayy (169 H ). Pandangan mereka
mengenai imamah sama dengan kelompok atau sekte
Sulaimaniyah, hanya saja dalam masalah

11

Al-Shahrastani,Al-Milal Wa al-Nihal ,alihabahsa Prof.Aswadie Syukur,LC


( Surabaya : PT.Bina Ilmu,2006 ),136

Uthman ibn Affan r.a mereka tidak berkomentar


(tawaquf ). Karena berdasar hadith Nabi SAW
bahwasanya Uthman termasuk sepuluh sahabat yang
dijanjikan masuk surga, maka ia mengatakan bahwa
Uthman adalah orang Islam dan mukmin yang baik dan
bakal menjadi penghuni surga.
Menurut al-Baghdadi (ahli ushul fiqh ) sekte ini adalah
sekte shi>'ah yang paling dekat dengan ahlussunah .
Oleh karenanya Imam Muslim meriayatkan hadith
dalam kitab S}ahih Muslim dari Hasan ibn S}a>lih
3.

al-Hayy.12
Al-Imamiyah
Imamiyah adalah kelompok shi>'ah yang meyakini
bahwa Nabi SAW telah menunjuk 'Ali ibn Abi T}a>lib r.a
sebagai penggantinya sebagai imam dengan na>s} yang
13

jelas ,sehingga mereka tidak mengakui keabsahan


kepemimpinan Abu Bakar r.a, Umar ibn al-Khat}t}ab
r.a,dan Uthman ibn Affan r.a . Mereka berpendapat bahwa
masalah imamah adalah salah satu persoalan pokok
dalam agama atau us}u>luddin.
Sekte imamiyah pecah menjadi dua kelompok
besar, yaitu kelompok Ithna 'ashara (dua belas imam) dan
kelompok 'Isma>'iliyyah . Di samping dua kelompok besar
tersebut masih banyak kelompok dalam skala kecil.
Namun pada dasarnya semua kelompok yang
bernaung di bawah imamiyah sepakat bahwa imam
pertama adalah 'Ali ibn Abi T}a>lib r.a, kemudian secara
berturut-turut Hasan ibn 'Ali,Husayn ibn 'Ali, Muhammad
al-Ba>qir, dan Ja'far al-S}a>diq. Sesudah itu mereka
berbeda pendapat mengenai siapa imam pengganti Ja'far
al-S}a>diq. Di antara mereka ada yang meyakini bahwa
jabatan imamah ke anaknya, Musa al-Kadzim. Sementara
yang lain meyakini bahwa imamah berpindah ke Isma'il
ibn Ja'far al-S}a>diq sekalipun ia telah meninggal
sebelum Ja'far al-S}a>diq. Sebagian yang lain
beranggapan bahwa masalah imamah sudah berakhir
sepeninggal Ja'far al-S}a>diq.
Sekte-sekte dalam Imamiyah
a.
Al-Baqiriyah dan al-Ja'fariyah alWaqifiyah,yaitu kelompok pengikut Muhammad ibn alBaqir ibn Zaynal 'Abidin ( 114 H ) dan putranya Ja'far
al-S}a>diq ( 148 H ).
12

Prof.Dr.Azyumardi Azra,MA"Syiah",Ensiklopedi Islam ,Vol,6


(Jakarta:PT.Ichtiar Baru Van Hoeve),315

Mereka berpendapat bahwa Muhammad al-Baqir dan


Ja'far al-S}a>diq adalah imam. Namun, sebagian lagi
berpendapat bahwa imamah terhenti sampai kepada
salah seorang dari keduanya dan tidak berlanjut
sampai keturunan anak-anaknya.12

14

b.

Al-Nawu>s}iyyah, yaitu pengikut Nawus.


Menurut sebagian orang, dia berasal dari sebuah desa
yang bernama Nawus. Menurut kelompok ini,Ja'far
al-S}a>diq masih hidup dan tidak mati sampai dia

c.

muncul sebagai Imam Mahdi.


Al-Aft}ahiyyah, yaitu kelompok yang
meyakini bahwa imamah berpindah dari Ja'far alS}a>diq kepada putranya yang bernama 'Abdullah alAft}ah. Ia adalah kakak 'Isma>'il dan ibunya bernama
Fat}i>mah ibu al-Husayn ibn al-Hasan ibn 'Ali dan ia
putra tertua Ja'far al-S}a>diq. Katanya: imam adalah
orang yang duduk di tempat dudukku sedang yang

d.

duduk di tempat dudukku adalah 'Abdullah .


Al-Shumait}iyyah, yaitu pengikut Yahya
ibn Abu Shumait}. Menurut mereka Ja'far
berkata :"Teman kamu yang namanya seperti nama
nabi kamu ". Sesungguhnya telah berkata ayahnya
kepadanya:"Sesungguhnya anak kamu yang lelaki
kunamai dengan namaku ia adalah imam dan imam

e.

sesudah aku adalah Muhammad ".13


Al-Ithna 'Asharah ( Imam dua
belas ),yaitu kelompok shi>'ah terbesar. Kelompok ini
disebut juga al-Qa>t}i'iyyah. Mereka meyakini bahwa
Nabi Muhammad SAW telah mentetapkan dua belas
imam sebagai penerus risalahnya yang kesemuanya
ma'su>m.
Nama dan urutan imam dua belas, yaitu (1) 'Ali ibn Abi
T{a>lib,(2) Hasan ibn 'Ali ibn Abi T{a>lin,(3)Husayn
ibn 'Ali ibn Abi T{a>lib,(4) 'Ali Zaynal Abi>din ibn
Husayn,(5)Muhammad al-Ba>qir ibn 'Ali Zaynal Abidin,
(6)Ja'far al-S{a>diq ibn al-Ba>qir,(7)Musa al-Ka>z}i>m
ibn Ja'far al-S{a>diq,(8)'Ali Rida ibn Musa alKa>z}i>m,(9)Muhammad al-Jawwad ibn 'Ali Rida,
(10)'Ali al-Ha>di ibn Muhammad,(11)Hasan al-Ashkary
15

ibn 'Ali,dan (12) Muhammad al-Muntaz}a>r ( alMahdi ).


Menurut mereka al-Muntaz}a>r adalah pemegang
jabatan imamah terakhir, karena sesudah itu tidak ada
imam lagi hingga kiamat. Mereka juga meyakini bahwa
al-Muntaz}a>r atau Imam Mahdi masih hidup dan
f.

nanti akan muncul kembali di akhir zaman.


Al-Isma>'iliyyah al-Waqifiyyah, yaitu
sekte terbesar kedua dalam golongan imamiyyah.
'Isma>'iliyyah juga disebut shi>'ah tujuh imam, karena
mereka meyakini adanya tujuh imam, sebagaiman
berikut: (1) 'Ali ibn Abi T{a>lib,(2) Hasan ibn 'Ali ibn
Abi T{a>lin,(3)Husayn ibn 'Ali ibn Abi T{a>lib,(4) 'Ali
Zaynal Abi>din ibn Husayn,(5)Muhammad al-Ba>qir
ibn 'Ali Zaynal Abidin,(6)Ja'far al-S{a>diq ibn al-Ba>qir,
(7) Isma>'il ibn Ja'far al-S{a>diq.
Menurut mereka Ja'far al-S}a>diq telah menunjuk
putranya yang bernama Isma>'il sebagai imam setelah
ia wafat. Akan tetapi, karena Isma>'il ibn Ja'far alS}a>diq telah meninggal lebih dahulu maka
sebenarnya penunjukan itu dimaksudkan kepada anak
Isma>'il, yaitu Muhammad ibn Isma>'il (Muhammad alMaktum=menyembunyikan diri). Menurut
Isma>'ilayyah, ketika seorang imam belum mempunyai
kekuatan yang cukup, maka ia perlu menyembunyikan
diri hingga mempunyai kekuatan yang cukup untuk
mendirikan kekausaan. Oleh karena itu, beberapa
imam setelah Muhammad al-Maktum selalu
menyembunyikan diri sampai masa Abdullah al-Mahdi
yang kemudian berhasil mendirikan Dinasti

4.

Fat}i>miyah di Mesir .
Al-Ghalliyah ( Ektrem )
Al-Ghaliyyah atau kaum Ghulat adalah golongan
yang sangat berlebihan dalam memuja 'Ali ibn Abi
T{a>lib r.a atau imam lain dengan menganggap para
16

imam tersebut bukan manusia biasa,melainkan jelmaan


Tuhan atau bahkan Tuhan itu sendiri.
Ajaran kaum Ghulat berkisar pada empat hal, yaitu
1)al-Tashbih, 2)al-Bad'u,3)al-Ruj'ah dan 4)alTana>sukh(inkarnasi). Keyakinan ini tumbuh dari
madzhab hulul, inkarnasi, yahudi dan nasrani.13 Kaum
Ghulat terpecah menjadi beberapa kelompok, yaitu :
1. al-Saba>'iyah, yaitu pengikut ajaran 'Abdullah ibn Saba' .
'Abdullah ibn Saba' pernah berkata kepada 'Ali"anta anta
"kamu adalh Tuhan.
2. al-Kamiliyah, yaitu kelompok yang meyakini ajaran Abu Kamil
dengan mengkafirkan semua sahabat yang tidak membai'at
'ali ibn Abi T{a>lib,
13

Prof.Dr.Azyumardi Azra,MA"Syiah",Ensiklopedi Islam ,Vol,6


(Jakarta:PT.Ichtiar Baru Van Hoeve),316

bahkan mereka menyerang 'Ali karena tidak merebut


haknya sebagai khalifah, serta mengkafirkan orang
tidak ikut bertempur. Mereka berkata:"Wajib bagi
semua orang ikut bertempuruntuk membela
kebenaran ". Mereka memandang imamah sebagai
cahaya nubuwah yang berpindah dari seorang kepada
orang lain ketika meninggal. Kelompok ini menganut
ajaran inkarnasi sebagaimana ajaran yang diikuti
Majusi al-Mudzakkiyah dan hulul.
3. al-'Alabiyah, yaitu kelompok pengikut ajaran al-Alba ibn
Zara'il Dusi berasal dari suku al-Asadi. Mereka menyatakan
bahwa Allah mengutus Muhammad yakni 'Ali dan 'ali sendiri
adalah nama Tuhan. Mereka mencela Nabi Muhammad
karena menurutnya Muhammad diperintahkan untuk
mengajak orang agar beriman kepada 'Ali tetapi sebaliknya
Muhammad mengajak orang agar beriman kepada dirinya
sendiri.14

17

14

Al-Shahrastani,Al-Milal Wa al-Nihal ,alihabahsa Prof.Aswadie Syukur,LC


( Surabaya : PT.Bina Ilmu,2006 ),153-155

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Shi>'ah merupaka suatu kelompok masyarakat yang
meyakini 'Ali ibn Abi T{a>lib sebagai sahabat Nabi yang paling
utama dan paling berhak menjadi pengganti Nabi dalam
meneruskan sebagai imam agama dan negara . Namun
kenyataannya, bukan 'Ali yang terpilih sebagi khalifah melainkan
Abu Bakar,disusul Umar ibn al-Khat}t}a>b dan Uthman ibn Affan.
Ini merupakan akar perdebatan antara suni dan shi>'ah kaitannya
konsep imamam dalam Islam.
Shi>'ah memandang imamah sebagai kedudukan ilahi.
Imamah merupakan masalh yang sangat fundamental dalam
Islam. Imamah bukan hanya merupakan masalah yang berkaitan
dengan kemaslahatan umat, namun juga 'aqi>dah yang menjadi
18

tiang agama. Imamah merupakan peran pengganti Rasulullah SAW


sebagai pemelihara sha>ri'ah dan upaya mewujudkan
ketentraman umat dan negara.
Imamah dalam Islam harus ditunjuk dengan nas} ataupun
wasiat bukan melalui ijtihad umat. Shi>'ah telah menetapkan
kriteria-kriteria tertentu yang menjadi syarat utama seorang
imam, seperti ahlu al-bayt,'ismah,laduni dan memiliki superioritas
spiritual.
Dalam sejarah, shi>'ah telah mengalami pergeseran
persepsi mengenai konsep imamah, sehingga mengalami
perpecahan di kalangan kaum shi>'ah. Perpecahan ini
memunculkan kelompok-kelompok atau sekte dalam shi>'ah.
Menurut sebagian besar pendapat bahwa shi>'ah terbagi menjadi
empat kelompok besar, yaitu Kaisaniyah,Zaidiyyah,Imamiyah dan
Ghulat.
Menurut penulis perpecahan dalam shi>'ah sangat
dipengaruhi oleh faktor politik,karena ketika menjadi pihak yang
berkuasa maka ia dengan mudah mengembangkan teologinya .
B.

Saran dan Kritik


Penulis sadar kalau makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu
perlu adanya kritik yang konstruktif .

BILBIOGRAFI
Al-Ma>wardi>,Abu> Hasan.al-Ahkam alS{ult}a>niyyah.Mesir:Matba'ah al Wat}an,1298 H.
Asy-Syahrastani,al-Milal wa al-Nihal,alihbahasa Prof.Aswadie
Syukur,LC.Surabaya : PT.Bina Ilmu,2006.

19

Azra,Prof.Dr.Azyumardi,MA"Imam".Ensiklopedi
Islam.Vol.3.Jakarta:PT.Ichtiar Baru Van Hoeve,2005.
Azra,Prof.Dr.Azyumardi,MA,"Syi'ah".Ensiklopedi
Islam.Vol.6.Jakarta:PT.Ichtiar Baru Van Hoeve,2005.
Kesuma,Arsyad Sobby,"Pandangan Ulama' Tentang Kepemimpinan
Dalam Negara Islam"Jurnal Studi Keislaman,Volume 4,Nomor
1( September 2009),120
Syalabi,A.Prof.Dr.Sejarah dan Kebudayaan Islam 2.Jakarta:Pustaka alHusna Baru,2003.

20

Anda mungkin juga menyukai