O-
(2)
+
(1)
O
+
O
1
OH
OH
(2)
(3)
IGF
O
1
(4)
34
Analisis :
O
O-
Ph
Ph
Ph
MT ( 5 )
O
+
EtO
Sintesis :
O-
EtO -
H
Ph
O
H+
MT ( 5 )
OEt
Ph
(6)
Pival (7) merupakan racun tikus dengan tiga gugus keton yang memiliki
hubungan 1,3 dengan yang lainnya. Dari dua diskoneksi yang mungkin, diskoneksi b
lebih cepat menuntun ke material start yang tersedia.
Analisis :
O
O
O
EtO
b
O
MT ( 7 )
b
O
O
CO2Et
+
CO2Et
CO2Et
35
Sintesis :
O
CO2Et
Basa
MT ( 7 )
+
CO2Et
HO
1,3-diO
MT ( 8 )
Sintesis :
O
basa
MT ( 8 )
Senyawa (9) merupakan salah satu contoh senyawa enon yang tidak
terkonjugasi. Dengan bantuan diskoneksi Wittig akan memberikan senyawa 1,3dikarbonil (10), dan diskoneksinya lebih lanjut akan memberikan suatu ester (11) dan
aldehid (12) dengan kerangka molekul yang sama. Karenanya, sintesis dapat
dilakukan dengan mereaksikan dua molekul aldehid (12) kemudian dioksidasi.
36
Analisis :
O
O
Ph
CHO
Wittig
Ph
+
(10)
PPh3
MT ( 9 )
O
CHO
OEt
(12)
(11)
Sintesis :
Ph
OH
CHO
NaOH
CHO
CrO3
piridin
(10)
Ph3P
--
MT ( 9 )
(12)
O
asam / basa
37
Analisis :
O
O
+
MT ( 13 )
Sintesis :
O
basa
MT ( 13 )
Parfum Perancis yang terkenal dengan unsur Flosal (14) adalah suatu enal.
Diskoneksi pada ikatan rangkap akan memberikan bensaldehid dan suatu aldehid
alifatik sebagai material start. Sintesis flosal berlangsung dalam suasana basa
menggunakan bensaldehid berlebih untuk menghindari kondensasi sesama aldehid
alifatik.
Analisis :
PhCHO
Ph
CHO
CHO
MT ( 14 )
Sintesis :
NaOH
3 PhCHO
MT ( 14 )
H2O, EtOH
CHO
Oksanamida (15) mengandung dua gugus fungsi, yaitu amida dan epoksida.
Diskoneksi C X dari epoksida memberikan suatu alkena, sedangkan amida dapat
diperoleh dari gugus asam melaui proses IGF. Diskoneksi C X dan IGF akan
memberikan senyawa karbonil ,-tak jenuh, sehingga diskoneksi ikatan rangkap
akan menghasilkan dua molekul dengan kerangka yang sama. Molekul aldehid baik
digunakan sebagai material start, diikuti oksidasi sebelum mencapai senyawa target.
38
Analisis :
O
C-X
CHO
IGF
CONH2
CO2H
MT ( 15 )
( 16 )
CO2H
Sintesis :
CHO basa
Ag2O
( 16 )
CHO
1. SOCl 2
( 16 )
RCO3H
MT ( 15 )
2. NH3
CONH2
O --
O
1,5-diO
R1
R1
R2
R2
MT ( 17 )
O
O
R2
CO2Et
1. EtO
--
2.
O
R1
R1
R2
CO2Et
1. HO-, H2O
2. H+, panas
MT ( 17 )
39
Diskoneksi pada ikatan C-C rantai dengan cincin dari keton (18) akan
memberikan senyawa keton ,-tak jenuh siklik dan sinton (19) yang ekivalen
dengan malonat.
Analisis :
O
O
1,5-diO
--
+
CO2H
CH2CO2H
CH2(CO2Et)2
(19)
MT ( 18 )
Sintesis :
O
+ CH2(CO2Et)2
1. HO-, H2O
EtO-EtOH
CO2Et
2. H+, panas
MT ( 18 )
CO2Et
:N
N+
O
N
H
OCH3
OCH3
H+
O --
H+, H2O
O
OCH3
O
OCH3
40
1,5-diO
Ph
Ph
Ar
Ar
MT ( 20 )
Sintesis :
O
N
N
H
Ph
Ar
Ph
MT ( 20 )
H+, H2O
CO2Et
CO2Et
CO2Et
2
O
Ph
Ph
Ph
Ph
Ph
Ph
MT (21)
41
Sintesis :
O
EtONa
+
Ph
MT (21)
CO2Et
Ph
Senyawa bisiklik (22) merupakan zat antara ideal pada sintesis steroida.
Diskoneksi pada ikatan ,-tak jenuh akan memberikan senyawa 1,5-dikarbonil, dan
diskoneksi lebih lanjut pada ikatan C-C rantai samping dengan cincin akan
memberikan keton ,-tak jenuh dan diketon siklik yang simetri.
Analisis :
O
O
3
2
O
5
MT (22)
Sintesis :
O
O
O
O
piridin
KOH
H+
MT (22)
42