Anatomi
Arteri Koroner Jantung
Patofisiologi &(Diagnosis
Algoritma Diagnosis
Tatalaksana
oTirah baring (Kelas I'C)
oSuplemen oksigen harus diberikan segera bagi mereka dengan saturasi
O2 arteri <95% atau yang mengalami distres respirasi (Kelas I'C)
oSuplemen oksigen dapat diberikan pada semua pasien SKA dalam 6 jam
pertama, tanpa mempertimbangkan saturasi O2 arteri (Kelas IIa'C)
Tatalaksana
oAspirin 160N320 mg diberikan seg era pada semua pasi en yang tidak
diketahui intoleransinya terhad ap aspirin (Kelas INA). Aspirin tidak bersalut
lebih terpilih mengingat absorpsi sublingual (di bawah lidah) yang lebih
cepat (Kelas I'C)
oPenghambat reseptor ADP (adenosine diphosphate)
oA.Dosis aw al ticagrelor yan g dianjurk an ad alah 180 mg dilanjutkan d eng an
dosis pemeliharaan 2 x 90 mg/hari kecu ali pada pasien STEMI yang
direncan akan untu k reperfusi meng gunak an agen fibrinolitik (Kelas I'B)
atau
oB.Dosis awal clopidogrel adal ah 300 mg dilanjutkan dengan dosis
pemeliharaan 75 mg/hari (pada pasien y ang direnc anak an untuk terapi
rep erfusi meng gunak an agen fib rinolitik, penghambat res eptor ADP y ang
dianjurkan adalah clopidogrel)
(Kelas I'C).
Tatalaksana
oNitrogliserin (NTG) spray/tablet sublingual bagi pasien dengan nyeri
dada yang masih berlangsung saat tiba di ruang gawat darurat (Kelas I'
C). jika nyeri dada tidak hilang dengan satu kali pemberian, dapat
diulang setiap lima menit sampai maksimal tiga kali. Nitrogliserin
intravena diberikan pada pasien yang tidak responsif dengan terapi tiga
dosis NTG sublingual (kelas I'C). dalam keadaan tidak tersedia NTG,
isosorbid dinitrat (ISDN) dapat dipakai sebagai pengganti.
oMorfin sulfat 1N5 mg intravena, dapat diulang setiap 10N30 menit, bagi
pasien yang tidak responsif dengan terapi tiga dosis NTG sublingual
(kelas IIa'B).
FARMAKOLOGI(CLOPIDOGREL
Clopi dogre l
terma suk
o bat
go longan
thieno pyrid ine
dan meru pakan antagon is
reseptor ADP selektif.
Clop idogre l secara
selekt if
menghambat
pengikatan aden osi n difo sfat ( ADP) pada
resepto r ADP d i plate let, dengan dem ikian
menghambat aktivasi komp leks gl ikoprot ein
GPIIb/IIIa
yang
dimediasi
ADP,
yang
menimbu lkan p enghambatan terha dap agr egasi
platelet.
Farmakokinetik
Farmakodinamik
Absorpsi
oClopidogrel cepat diabsorbsi setelah pemberian per oral, dengan konsetrasi puncak
tercapai satu jam setelah pemberian. Makanan tidak mempengaruhi absorbsi dari
clopidogrel. Inhibisi platelet terjadi 2 jam setelah pemberian oral dosis tunggal
clopidogrel, tetapi onset of action nya lambat, untuk itu dibutuhkan loading dosis
300 600 mg.
Distribusi
oClopidogrel dan metabolit utamanya berikatan secara reversible dengan protein
plasma sebesar 98% dan 94%.
Metabolisme
oSecara farmakokinetik dijelaskan bahwa Clopidogrel merupakan prodrug. Di dalam
hati, Clopidogrel dimetabolisme oleh enzim sitokrom P450 CYP2C19 menjadi 2NoxoN
clopidogrel yang merupakan metabolit yang aktif. Metabolit aktif 2NoxoNclopidogrel
akan mengalami hidrolisis menjadi asam karboksilat yang merupakan metabolityang
tidak aktif. Metabolit aktif atau bentuk 2NoxoNclopidogrel akan berikatan secara kuat
pada reseptor ADP di trombosit, sehingga metabolit ini tidak terdeteksi di plasma.
Eliminasi
oSetelah pemberian per oral clopidogrel, sekitar50% akan diekskresikan melalui urin
dan sekitar 46% melalui feses.
Indikasi
Clopidogrel diindikasikan untuk Pencegahan kejadian iskemik vaskular
pada pasien dengan gejala aterosklerosis, sindrom koroner akut tanpa
elevasi segmen ST (NSTEMI), ST elevasi MI (STEMI).
Dosis
oDosis Clopidogrel yaitu diberikan dosis tunggal 75 mg/hari dengan atau
tanpa makanan. Khusus pada pasien SKA dengan non elevasi segmen ST
(unstable angina atau Infark miokard non QNwave) pemberian dimulai
dengan 300 mg tunggal loading dosis dan kemudian dilanjutkan dengan
pemberian dosis 75 mg satu kali sehari
Kontraindikasi
Hipersensitivitas
Perdarahan patologis aktif, seperti : tukak peptik, perdarahan intracranial
Gangguan hati berat
Laktasi
Farmakologi Omeprazole
Farmakokinetik
Absorbsi
oPenyer apan c ep at. Kad ar pla sm a punca k terj adi d al am 0,5N3,5 ja m. Bio av ail abil itas absolut
(dibandingk an den gan p emb eri an intra ven a) dari k apsul l epas l ambat ad alah 30N40% pada dosis 20 N 40
mg, karena metabolisme presistemik. Nilai ini meningkat ketika diberikan berulang kali.
Distribusi
oOmeprazole berikatan secara reversible dengan protein plasma sebesar 95%
Metabolisme
oOm eprazol e se car a e kstens if dimet abolism e ol eh sitokrom P450 (CYP) sistem enzi m. Du a isozi m CYP
utama y ang t erlib at adal ah C YP2C19 dan C YP3A4. Met abolism e se car a st ereos el ekt if di m an a SNiso mer
diubah m enj adi 5' ONdesm ethylo mepr azole m el alui C YP2C19. CYP3A4 m en gubah SNisom er 3N
hydroxyomepr azol e. RNisom er d iubah m enj adi 5Nhydroxyom eprazo le ol eh CYP2C19. C YP3A4 m engubah
RNisomer untuk seti ap emp at met abolit y ang berb eda : 5Nhydroxyomepr azole (5NOH OM E), sulfon
omeprazol e (O ME sulfon), 5'NONdesm ethylo mepr azol e (5'Ndesmethy l O ME), d an 3Nhydroxyomeprazol e
(3N OH OME).
Eliminasi
oEks kres i urin ad al ah rute uta ma ek skr esi m et abolit om eprazol e. Seb a gian b es ar dosis (s ekit ar 77%)
telah di el imin asi d al am urin s eba g ai s etida kny a en am met abolit. Dua di identifik asi seb ag a i
hydroxyomeprazole dan asam karboksilat yang sesuai. Sisa dosis itu dieksresi dalam tinja.
Farmakodinamik
Indikasi &(Dosis
Indikasi
OmeprazoleCdiindikasikan untuk pengobatan ulkus duodenum,Culkus lambung jinak,C
penyakit gastroesophageal refluxC(GERD),Cmulas dan gejalalainCyangCberhubungan
dengan GERD,Cesofagitis erosive.
Dosis,>Cara>Pemberian dan Bentuk Sediaan Obat
Sediaan Obat :COmeprazoleCKapsul 20Cmg,C40mg
Administrasi Oral
Kapsul Extended>release>(Kapsul Lepas Lambat)
Berikan secara oralCsebelum makan (sebaiknya 30Cmenitsebelum makan).
Menelan kapsul utuh;Ctidak mengunyah atau menghancurkan.
Efek Samping
untuk
pasien yang
diketahui
Peserta
Sebanyak 4.444 pasien disaring untuk dimasukkan dalam studi. Dari
pasien ini, 3.873 masuk dalam kategori dan 571 tidak. Sebanyak 3.761
pasien dilibatkan dalam analisis: 1876 pada kelompok omeprazole dan
1885 pada kelompok plasebo.
Data(Penelitian
Ada 55 peristiwa gastrointestinal diputuskan, dengan 47 pasien memiliki
satu peristiwa dan 4 pasien memiliki dua peristiwa. Sebanyak 51
pertama peristiwa berdasarkan analisis KaplanNMeier, untuk titik akhir
gastrointestinal primer berkurang dari 2,9% dengan plasebo menjadi
1,1% dengan omeprazole di 180 hari setelah uji coba.
Kesimpulan
Kesimpulan