Bab 3 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan & Hasil Survey Lapangan
Bab 3 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan & Hasil Survey Lapangan
3.1.
3.2.
1.
Tahap Persiapan.
2.
3.
4.
5.
6.
3-1
Penentuan Daerah
Pelayanan
Analis a Lalu
Lintas Angkutan
Udara
* Kriteria Pem ilihan
* Kebijaks anaan
Pem erintah
* Survei Penelitian
Lapangan
Pem ilihan/
Penetapan Lokas i
* Kebijaks anaan
Pem erintah
* Program Airline
* Potens i Daerah
* Rencana
Trans portas i Jaringan
Standar Kebutuhan
Analis a Kebutuhan
Pras arana
Has il Pekerjaan
Penelitian Lapangan
(Soil, Topo, dll)
Kajian Kelayakan
Pem bangunan
3-2
3.3.
3-3
3.3.2.
Data Primer
Pengumpulan data primer mencakup :
4 Pekerjaan survei pengukuran
4 Penyelidikan lapangan
Hasil dari survei lapangan ini digunakan sebagai input data dalam analisa
kondisi eksisting dan perencanaan pengembangan bandara. Pada bab ini hanya
akan dibahas secara garis besarnya saja, lebih jauh mengenai detail hasil
peerjaan akan dijelaskan pada laporan tersendiri.
3.4.
3-4
PERSIAPAN
PELAKSANAAN PENGUKURAN
PENGOLAHAN
PENYAJIAN DATA
LAPORAN AKHIR
Gambar 3.2 Metodologi Survei Lapangan
3.5.
didalamnya
penugasan
personil,
pemeriksaan
alat
(kalibrasi)
dan
Orientasi Lapangan
Orientasi lapangan dimaksudkan untuk pengenalan lebih jauh tentang kondisi
areal survei, mengumpulkan berbagai informasi tentang keadaan lapangan
yang akan disurvei beserta perubahan-perubahan yang ditemui di lapangan
sebagai masukan dalam penyempurnaan peta rencana kerja.
Di dalam survei lapangan ini termasuk pengumpulan data sekunder (survei
instansional) dan data primer melalui penyebaran kuesioner terhadap
responden potensial pengguna jasa angkutan udara. Survei dengan metode
sampling ini terutama dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik responden
potensial pengguna jasa angkutan udara, termasuk referensi mereka terhadap
moda angkutan dan kemungkinan adanya perilaku pengalihan moda angkutan
udara ke moda angkutan darat dan sebaliknya.
3-5
Intensitas Perjalanan
Pelajar/ Mahasiswa
Pekerjaan
PNS-TNI/POLRI
Karyawan BUMN
4%0%
13%
0%
2%2%
< 1X setahun
39%
42%
Karyawan Swasta
Pengusaha/ Pedagang
35%
6%
Profesional (dokter,
pengacara, dll)
Lainnya
Penghasilan
8%
8%
20%
< 1juta
Biaya Sendiri
2-3 juta
Biaya Perusahaan
4-5 juta
28%
0%
1-2 juta
3-4 juta
20%
26%
Perjalanan dinas
6%
68%
lainnya
> 5 juta
16%
Asal Perjalanan
22%
Singkawang
34%
4% 4%
4% 2%2%
Pemangkat (Kalbar)
8%
22%
0%
Selakau (kalbar)
16%
Semparuk (kalbar)
Sambas (Kalbar)
sekolah
bekerja
usaha/bisnis
belanja
kunjungan keluarga/sosial
Bengkayang (Kalbar)
76%
Pontianak
lainnya
Kota Tujuan
6% 0% 6% 0%
keselamatan tinggi
tarif murah
Jakarta
Kucing/ Malaysia
2% 4%
4%2%2%
4%
4%
6%
Jogjakarta
Bandung
Blitar (Jatim)
Pontianak
4%
68%
88%
Bali
Cepu
Ketapang
Solo
3-6
Orientasi Lapangan
Orientasi lapangan dimaksudkan untuk pengenalan lebih jauh tentang
kondisi area survei, mengumpulkan berbagai informasi tentang kondisi
survei, mengumpulkan berbagai informasi tentang keadaan lapangan
yang akan disurvei beserta perubahan-perubahan yang ditemui di
lapangan sebagai masukan dalam penyempurnaan peta rencana kerja.
2.
3.
Kemungkinan
Bahaya
Kecelakaan
di
bawah
permukaan
transisi
(Transitional Area)
4 Kawasan
permukaan
di
bawah
horisontal
3-7
Bangunan gedung
Antena TV
Pohon
3-8
Gambar 3.4 Distribusi Bench Mark (BM) Lokasi Alternatif Kelurahan Pangmilang Singkawang Selatan
Bab 3 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan & Hasil Survei Lapangan
3-9
AS LANDASAN
Gambar 3.5 Peta Kontur Lokasi Alternatif Kelurahan Pangmilang Singkawang Selatan
Bab 3 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan & Hasil Survei Lapangan
3-10
4.
3-11
Tabel 3.1 Daftar Koordinat dan Elevasi Bench Mark (BM) Bandar Udara Baru Singkawang (Kelurahan Pangmilang)
KOORDINAT ACS
KOORDINAT UTM
ELEVASI
MSL
AES
No
Titik
X (meter)
Y (meter)
BU.01
20.000,000
20.000,000
269.525,969
86.484,003
46 54,959 108
55 44,582
8,615
-0,836
BU.02
20.699,323
20.000,507
270.225,300
86.484,204
46 59,977 108
56
7,194
8,390
-0,611
BU.03
21.400,052
20.000,311
270.925,741
86.483,031
46 54,950 108
56 29,842
7,779
0,000
X (meter)
Y (meter)
der
men
det
der
men
det
(meter)
(meter)
BU.04
20.699,665
20.249,933
270.225,904
86.733,618
47
3,095 108
56
7,209
13,045
-5,266
BU.05
20.722,246
20.471,598
270.248,759
86.955,276
47 10,310 108
56
7,945
8,857
-1,078
KOORDINAT
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
ACS
DETAIL OBSTACLE
Tower SUTT
Tower SUTT
Tower SUTT
Tower SUTT
Tower SUTT
Tower SUTT
Tower SUTT
Tower SUTT
Tower SUTT
Tower SUTT
Tower BTS Telkomsel
Tower BTS Telkomsel
Bukit
Bukit
Bukit
Bukit
Bukit
Bukit
Bukit
Bukit
JTPU
HKKOP
KPU
ACS
UTM
MSL
AES
KDPTR
KPDLL
KDPHD
KDPHL
KDPKR
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
UTM
MSL
Z
GEOGRAFI
(Meter)
21079,383
20782,850
21126,059
21118,990
21091,392
21094,286
21099,963
21077,064
21058,987
21043,724
19986,432
19988,706
17560,657
19997,509
24540,880
48378,754
21138,895
29639,456
22338,286
1026,412
(Meter)
17870,476
19814,945
18815,299
19228,345
19652,327
20006,175
20354,305
20677,859
20963,571
21223,153
27206,116
26277,435
27310,550
26750,412
30978,006
46649,541
20415,964
6478,401
14174,001
-2054,353
(Meter)
270603,873
270308,690
270651,205
270644,423
270617,119
270620,259
270626,178
270603,503
270585,625
270570,542
269517,405
269519,034
267091,703
269528,165
274074,471
297923,222
270665,153
279156,033
271860,209
250537,071
(Meter)
84353,730
86298,404
85298,520
85711,571
86135,572
86489,418
86837,544
87161,114
87446,838
87706,431
93690,127
92761,444
93796,245
93234,415
97458,853
113113,831
86899,176
72955,714
80656,382
64442,831
LU
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
45
46
46
46
46
46
47
47
47
47
50
50
50
50
52
1
47
39
43
34
BT
45,637
48,929
16,389
29,834
43,634
55,152
6,483
17,014
26,314
34,763
49,509
19,281
52,920
34,676
52,258
22,288
8,490
34,755
45,310
57,306
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
108
109
108
109
108
108
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
55
55
54
55
58
11
56
0
57
45
19,469
9,894
20,984
20,759
19,869
19,965
20,151
19,412
18,830
18,338
44,185
44,254
25,750
44,541
11,473
2,420
21,410
56,160
0,147
30,961
(Meter)
48,775
21,957
54,557
50,907
50,825
47,270
48,700
48,804
56,829
42,091
356,330
315,514
360,213
301,625
312,212
2498,767
36,808
284,412
129,180
603,952
AES
Z
(Meter)
40,996
14,178
46,778
43,128
43,046
39,491
40,921
41,025
49,050
34,312
348,551
307,735
352,434
293,846
304,433
2490,988
29,029
276,633
121,401
596,173
TINGGI KKOP
JTPU
(Meter)
2054,000
110,055
1109,000
696,000
272,673
-68,825
279,305
602,000
888,000
1148,000
7131,000
6202,000
7688,005
6675,000
11402,124
37878,983
340,000
15803,074
5891,829
29053,714
KKOP
KDPHD
KDPTR
KDPHD
KDPHD
KDPTR
KPU
KDPTR
KDPHD
KDPHD
KDPHD
KDPHL
KDPHL
KDPHL
KDPHL
KDPHL
Luar KKOP
KDPHD
Luar KKOP
KDPHL
Luar KKOP
MSL
AES
TINGGI
TERHADAP
KKOP
(Meter)
-4,004
-1,932
1,778
-1,872
3,851
39,290
0,782
-3,975
4,050
-10,688
198,551
157,735
202,434
143,846
154,433
KETERANGAN
(Meter)
52,779
23,889
52,779
52,779
46,974
7,980
47,918
52,779
52,779
52,779
157,779
157,779
157,779
157,779
157,779
(Meter)
45,000
16,110
45,000
45,000
39,195
0,201
40,139
45,000
45,000
45,000
150,000
150,000
150,000
150,000
150,000
52,779
45,000
-15,971
Bukan Obstacle
157,779
150,000
-28,599
Bukan Obstacle
Bukan Obstacle
Bukan Obstacle
Obstacle
Bukan Obstacle
Obstacle
Obstacle
Obstacle
Bukan Obstacle
Obstacle
Bukan Obstacle
Obstacle
Obstacle
Obstacle
Obstacle
Obstacle
3-12
5.
Poligon Utama
Jalur poligon uatama membentuk jaringan loop yang tertutup, melalui
kedua ujung titik as landasan atau Bench Mark yang sudah ada pada studi
terdahulu.
Pengukuran Sudut :
Theodolit yang digunakan adalah Wilid T-2 atau sejenisnya.
4 Pengukuran dengan menggunakan metode "Fixed Tripod System"
yaitu dengan menggunakan 4 (empat) buah statip tetap dan 3 (tiga)
buah kiap/tribach. Selama pengamatan berlangsung, statip tersebut
harus tetap berada di satu titik, hanya target dan theodolit saja yang
pindah.
4 Pengecekan alat ukur (theodolit), apabila salah kolimasi lingkaran
horisontal lebih besar dari 30" atau salah indek lebih besar dari 1" ,
maka alat harus dilakukan kalibrasi.
4 Sebagai titik bantu akan dipasang patok kayu ukuran (0,5 x 0,5 x 0,5)
m, di tengahnya dipasang paku payung sebagai titik sentring, dicat
merah dan diberi nomor / kode pengenal, bagian patok kayu di
tanam sedalam 35 cm.
4 Pembacaan dilakukan double seri dengan ketelitian 1".
4 Salah penutup yang diijinkan 10' n, n = jumlah titik.
4 Pengamatan sudut vertikal dilakukan 2 seri pada setiap ujung
poligon, untuk reduksi jarak datar.
Pengukuran Jarak :
4 Alat yang digunakan adalah EDM atau Total Station, yang telah dicek
(kalibrasi) terhadap jarak basis yang telah diketahui jaraknya.
4 Setiap pengamatan jarak paling sedikit 3 kali pembacaan dan
kemudian diratakan.
4 Temperatur dan tekanan udara dicatat untuk hitungan koreksi
refraksi.
4 Ketelitian alat ukur jarak yang digunakan (5 mm + 5 mm/km).
4 Pengamatan Matahari :
4 Menggunakan prisma reoloff.
4 Pengamatan matahari minimal 2 seri untuk pagi dan 2 seri sore hari.
4 Pengamatan dilakukan pada saat tinggi matahari 20 - 40 .
4 Pengamatan dilakukan setiap jarak 1 km, pada titik simpul dan
diujung as landasan serta dilakukan di atas titik-titik tetap (Bench
Mark) dengan titik target diusahakan ke BM yang lain.
4 Pengamatan sudut dengan kesalahan maksimum 15" (detik).
3-13
6.
Poligon Sekunder
Pengukuran Sudut :
4 Jalur pengukuran dimulai dan diakhiri pada titik poligon utama.
4 Pengukuran sudut dilakukan satu seri, dengan ketelitian sudut 2'
(menit).
4 Alat theodolite yang digunakan adalah Wild T-O atau sejenisnya.
4 Salah penutup sudut maksimum 2' n, dimana n = jumlah titik
poligon.
Pengukuran Jarak :
4 Jarak setiap sisi poligon diukur dengan pita ukur minimal 2 kali
pembacaan dan hasilnya diratakan.
4 Salah penutup jarak linier maksimum 1 ; 5.000.
7.
Pengukuran
Sipat
Dasar
Primer
akan
mengikuti
jalur
3-14
4 Rambu harus diberi alas atau straatpot, kecuali pada patok kayu atau
BM.
4 Dalam pengukuran sipat datar, rambu-rambu harus digunakan secara
selang-seling sehingga rambu yang diamati pada titik awal akan
menjadi rambu titik akhir pada setiap seksi.
4 Tinggi patok kayu dan BM dari permukaan tanah harus diukur.
4 Kesalahan penutup maksimum 8D mm dimana : D adalah jarak
dalam km.
3-15
Soil Investigation
Survei
penyelidikan
tanah
bertujuan
untuk
mendapatkan
data-data
karateristik tanah, sondir, hand boring serta deskripsi tanah, dan data data
lain yang mendukung pelaksanaan pekerjaan perencanaan pengembangan
bandar udara. Survei ini mencakup dua pekerjaan utama yaitu penyelidikan
tanah di lapangan dan penelitian laboratorium dengan menguji sampel tanah
yang didapat dari survei lapangan.
Penyelidikan Lapangan
Survei penyelidikan tanah di lapangan terdiri dari dua pekerjaan yaitu
pekerjaan sondir untuk mengetahui lokasi kedalaman tanah keras dan
pekerjaan hand boring untuk mengetahui deskripsi visual tanah dari sampel
tanah yang diambil.
Pekerjaan sondir dan hand boring dilaksanakan pada lokasi yang dianggap
dapat mewakili kondisi tanah keseluruhan areal Bandara Baru. Lokasi titik
sondir dan hand boring ditentukan oleh konsultan dengan koordinasi dari
Tim Pengarah dari Departemen Pehubungan dan Pemda.
Penelitian Laboratorium
Pada penelitian laboratorium, sampel yang akan diuji didapatkan dari hasil
survei lapangan berupa undisturb sample atau contoh tanah yang tidak
terganggu.
Pekerjaan Uji Laboratorium mencakup hal hal sebagai berikut :
a. Water Content ( ASTM D 2216 71 )
b. Specific Grafity ( ASTM D 854 59 )
c. Atterberg Limits ( ASTM D 423 66 DAN ASTM D 424 74 )
Hasil dari penelitian laboratorium dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
3-16
Tabel 3.2 Deskripsi Lapisan Tanah Hasil Sondir & Nilai CBR
Titik
Kesimpulan
Sondir 1 (S-1)
Sondir 2 (S-2)
Sondir 3 (S-3)
Sondir 4 (S-4)
Penetrasi
Penetrasi
Penetrasi
Penetrasi
0,1"
0,1"
0,1"
0,1"
=
=
=
=
6.336
5.491
8.448
8,448
%, Penetrasi
%, Penetrasi
%, Penetrasi
%, Penetrasi
0,2" =
0,2" =
0,2" =
0,2" =
8.448
7.885
8.730
9,012
%
%
%
%
SONDIR TEST
Project
Location
Date
Tested By
: S-3
: 2.5 ton
: - m from surface
CPT-Test
qc (kg/cm2)
50
100
150
200
250
qc
0.5
tsf
Depth (m)
1.5
2.5
3.5
4
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
tsf (kg/cm)
3-17
3.6.
Persyaratan Teknis
1.
3-18
4 < k 10
> 40
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
250
260
270
280
290
300
310
320
330
340
350
360
0,07%
0,18%
1,41%
0,32%
0,33%
1,62%
0,28%
0,37%
4,11%
0,34%
0,22%
1,88%
0,13%
0,29%
0,89%
0,44%
0,14%
1,91%
0,09%
0,48%
0,53%
0,30%
0,19%
0,89%
0,45%
0,23%
1,89%
0,24%
0,18%
0,91%
0,06%
0,14%
0,60%
0,21%
0,14%
1,39%
0,19%
0,75%
1,90%
0,62%
0,45%
2,17%
0,56%
0,68%
6,09%
1,05%
0,86%
4,27%
0,71%
0,97%
2,80%
1,62%
0,41%
7,13%
0,63%
1,98%
2,41%
1,91%
1,13%
4,02%
3,28%
2,47%
9,95%
1,13%
1,04%
3,66%
0,48%
0,72%
1,71%
0,47%
0,56%
2,98%
0,00%
0,01%
0,03%
0,00%
0,00%
0,01%
0,00%
0,00%
0,01%
0,02%
0,01%
0,02%
0,01%
0,01%
0,03%
0,00%
0,00%
0,07%
0,02%
0,10%
0,06%
0,04%
0,04%
0,05%
0,09%
0,07%
0,30%
0,09%
0,03%
0,13%
0,02%
0,00%
0,02%
0,01%
0,00%
0,02%
0,00%
0,01%
0,02%
0,01%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,01%
0,00%
0,00%
0,01%
0,00%
0,00%
0,03%
0,02%
0,01%
0,02%
0,01%
0,04%
0,01%
0,04%
0,02%
0,05%
0,04%
0,01%
0,16%
0,06%
0,02%
0,05%
0,00%
0,00%
0,02%
0,00%
0,01%
0,04%
0,00%
0,04%
0,04%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,01%
0,00%
0,01%
0,01%
0,01%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,01%
0,00%
0,00%
0,02%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,11%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,01%
0,00%
0,00%
0,00%
0,01%
0,00%
0,01%
0,02%
0,01%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,01%
0,00%
0,00%
0,00%
0,04%
0,01%
0,00%
0,00%
0,00%
0,01%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
Prosen
23,87%
73,75%
1,31%
0,71%
0,13%
0,22%
3-19
Tabel 3.4 Data Arah dan Kecepatan Angin (BMG Singkawang II)
Frekuensi
Arah Angin
4 < k 10
<4
> 40
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
250
260
270
280
290
300
310
320
330
340
350
360
0,31%
0,24%
0,63%
0,63%
0,08%
0,71%
0,00%
0,47%
1,02%
0,08%
0,00%
0,16%
0,00%
0,16%
0,16%
0,24%
0,00%
4,72%
0,16%
1,57%
0,08%
0,16%
0,00%
0,39%
0,16%
0,08%
0,94%
0,08%
0,16%
0,08%
0,00%
0,16%
0,08%
0,47%
0,47%
2,44%
1,97%
2,68%
1,73%
2,91%
0,47%
1,18%
0,39%
0,94%
1,57%
0,71%
0,08%
0,71%
0,24%
0,39%
1,42%
1,02%
0,94%
19,61%
2,05%
6,77%
1,02%
1,97%
0,87%
1,42%
0,71%
0,24%
3,15%
0,39%
0,24%
1,65%
0,31%
1,42%
1,02%
1,18%
2,28%
9,84%
0,00%
0,16%
0,08%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,08%
0,00%
0,08%
0,08%
0,08%
0,16%
2,13%
0,47%
0,55%
0,00%
0,00%
0,08%
0,08%
0,00%
0,00%
0,00%
0,08%
0,00%
0,08%
0,00%
0,08%
0,00%
0,08%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,16%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,08%
0,08%
0,08%
1,34%
0,24%
0,00%
0,08%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,08%
0,08%
0,00%
0,00%
0,31%
0,00%
0,08%
0,00%
0,08%
0,08%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,16%
0,00%
0,08%
0,00%
0,08%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
Prosen
17,09%
75,51%
4,33%
2,52%
0,55%
0,00%
Pontianak 04 - 22
Kecpt 10 Knot
Kecpt 13 Knot
98,67%
99,46%
98,78%
99,49%
98,91%
99,52%
98,94%
99,45%
99,07%
99,52%
99,18%
99,53%
99,25%
99,53%
99,18%
99,50%
99,11%
99,46%
99,06%
99,47%
99,00%
99,46%
98,98%
99,45%
98,89%
99,44%
98,81%
99,40%
98,69%
99,33%
98,56%
99,28%
98,51%
99,26%
98,50%
99,29%
Singkawang II
Kecpt 10 Knot Kecpt 13 Knot
99,36%
99,76%
99,15%
99,75%
98,88%
99,64%
97,76%
99,41%
96,85%
98,58%
95,64%
97,96%
94,58%
97,51%
93,80%
97,21%
93,45%
97,10%
93,59%
97,21%
94,02%
97,41%
94,91%
97,75%
96,19%
98,27%
97,29%
99,03%
98,65%
99,30%
99,09%
99,47%
99,27%
99,63%
99,39%
99,73%
3-20
Survey Klimatologi
Penyelidikan Klimatologi diperlukan untuk mendapatkan gambaran
tentang cuaca, intensitas curah hujan, arah angin dan kelembaban udara
guna penyusunan rencana pengembangan fasilitas bandar udara. Data
3-21
penentuan
arah
landasan/orientasi
landas
pacu
dengan
temperatur
udara
telah
dipergunakan
untuk
membuat
3.
memiliki
Rencana
Induk
Bandar
Udara
ditentukan
Perhubungan
Udara
Nomor:
SKEP/110/VI/200
yang
meliputi :
Bab 3 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan & Hasil Survei Lapangan
3-22
(Approach
and
Take-off
Climb
Area)
ditetapkan
3-23
Instrument
Non-Precision
Approach 3 C
5%
75 M
45 M
4000 M
300 M
60 M
15 %
3000 M
2%
3600 Mb
2,5%
8400 Mb
15.000 M
Transisi ( Transitional )
Kemiringan ( Slope )
14,3 %
Inner Transitional
Kemiringan ( Slope )
Sumber: ICAO Annex-14, Aerodrome Design dan Operations Vol-I, Edisi Ketiga,
Juli 1999
3-24
Instrument
Non-Precision
Approach 3 C
180 M
180 M
60 M
12,5 %
1200 M
15.000 M
2%
60 M
12,5 %
1200 M
15.000 M
2%
Sumber: ICAO Annex-14, Aerodrome Design dan Operations Vol-I, Edisi Ketiga, Juli 1999
4.
pengendalian
lingkungan
dan
pertanian
yang
tidak
mengundang burung.
3-25
5.
6.
7.
55
berikut:
Sisi Darat
40 ha
Sisi Udara
15 ha
masa
yang
akan
datang
lebih
mudah.
Sehingga
3-26
3-27
3.6.2.
Persyaratan Operasional
Persyaratan operasional adalah berdasarkan kepada jenis pesawat, pengaruh
cuaca, penghalang (obstacle), penggunaan ruang udara, dukungan navigasi
penerbangan serta prosedur pendaratan dan lepas landas.
A.
B.
C.
Flight Procedure
Flight procedure merupakan aturan yang dibuat untuk operasional
penerbangan yaitu terkait dengan arah atau lintasan gerakan pesawat
pada saat holding untuk landing position. Dengan adanya aturan ini maka
3-28
Navigasi Penerbangan
Fasilitas atau peralatan yang digunakan untuk memandu operasional
penerbangan pesawat menuju ke bandara yang dimaksud disebut navigasi
penerbangan.
E.
3.6.3.
Persyaratan/Ketentuan Lingkungan
Untuk mengidentifikasi dampak potensial akan digunakan berbagai metode
antara lain metode bagan alir (flow chart) yang dikombinasikan dengan daftar
uji (check list), atau metode matriks. Pada metode matriks ini akan dibuat
interaksi antara komponen lingkungan pada kolom dan komponen kegiatan
pada lajur. Identifikasi komponen kegiatan dengan komponen lingkungan akan
dapat terlihat apakah ada interaksi atau tidak antar kedua komponen. Sifat
identifikasi masih kualitatif karena belum dapat melihat besar-kecilnya
dampak, langsung-tidaknya dampak, penting-tidaknya dampak dan lain lain.
Apabila diperkirakan ada pengaruh dari salah satu komponen kegiatan
terhadap lingkungan berarti komponen tersebut telah teridentifikasi. Hasil
identifikasi dampak potensial tersebut nantinya dapat berupa daftar panjang
tentang komponen lingkungan yang diperkirakan terkena dampak.
1. Identifikasi Besar dan Perhitungan Dampak Lingkungan Komponen Fisik
dan Kimia
Keadaan lingkungan dari bandara mempunyai berbagai faktor yang dapat
mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah pengambilan
keputusan baik dalam segi politik maupun sosial dalam perkembangan
bandara beserta aspek-aspeknya mengenai perlindungan alam. Faktorfaktor
penentu
lainnya
adalah
peraturan
dan
persyaratan
untuk
3-29
lingkungan.
Contohnya
adalah
pekerjaan
tanah
untuk
komponen-komponen
hidrologi
khususnya
terhadap
dan
pengurangan
tingkat
kesuburan
tanah.
Erosi
dapat
3-30
Debu
Diperkirakan kegiatan persiapan lahan pada saat pra konstruksi dan
konstruksi akan menggunakan beberapa jenis peralatan berat yang di
dalam pengoperasiannya dapat menimbulkan banyak debu.
2. Identifikasi Besar dan Pentingnya Dampak Terhadap Flora dan Fauna
A. Flora
Penelitian kuantitatif dilakukan dengan cara membuat transec dengan
metode sistemic with random start, atau sistemik random untuk jenis
analisis tumbuhan yang dominan menggunakan SDR (Summed dominant
Ratio) dan untuk menentukan besar keanekaragaman jenis flora
digunakan Metode Index Diversitas. Dalam pengambilan sampel flora
akan digunakan dengan sistem plot atau sistem tanpa plot. Apabila
menggunakan sistem plot, maka ukuran plot akan ditentukan
berdasarkan kondisi tutupan vegetasi yang ada. Vegetasi tingkat pohon
dapat menggunakan ukuran 10 x 10 m2, atau 20 x 20 m2, untuk ukuran
semak akan menggunakan ukuran 5 x 5 m2, sedangkan untuk rumput
dengan ukuran 1 x 1 m2. Jenis flora yang diperkirakan akan terkena
dampak adalah meranti, karet, langsat hutan, durian, bakau-bakau,
nipah, matoa, kelapa sawit dan pandan.
B. Fauna
Penelitian fauna akan dilakukan dengan metode inventarisasi untuk
fauna liar dan metode wawancara untuk fauna budi daya. Lokasi
penelitian dilakukan sesuai dengan lokasi flora ditambah dengan lokasi
lain yang dikunjungi selama observasi. Metode inventarisasi dilakukan
dengan cara mencatat semua jenis fauna, seperti aves, reptil,
mamalia, rodentia dan lain-lain pada daerah yang diteliti. Khusus
untuk aves pengamatan dilakukan pada pagi hari dan sore hari dimana
pada saat tersebut aves sedang pergi atau pulang dari mencari makan.
Lokasi-lokasi yang diteliti ditentukan dengan acak terutama dikaitkan
dengan lokasi sampling vegetasi, di berbagai habitat yang ada serta
diduga mempunyai potensi dihuni oleh berbagai satwa liar.
Setiap fauna yang ditentukan
langsung dicatat nama jenis (nama daerah dan atau latin), jumlah
komposisi, kelimpahan dan tempat habitat ditemukannya.
Metode wawancara akan dilakukan untuk mencatat jenis-jenis fauna
yang ada di daerah proyek berdasarkan informasi yang diperoleh dari
penduduk setempat yang mempunyai pengetahuan tentang keadaan
3-31
jenis-jenis fauna yang ada di daerah penelitian. Selain itu juga akan
dicari data sekunder dari hasil penelitian terdahulu.
Analisis terhadap fauna yang dilindungi oleh Undang-undang dilakukan
dengan cara penelaahan binatang-binatang yang ditemukan di tempat
penelitian, kemudian dicek pada daftar binatang yang telah dilindungi
di Indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perlindungan
hutan dan Pelestarian Alam (PHPA). Hasil analisis dibuat dalam bentuk
daftar serta disajikan tentang nama jenis, kemungkinan distribusi jenis
dan pola migrasi binatang tersebut.
3. Identifikasi Besar dan Perhitungan Dampak Lingkungan
Komponen
yang
timbul
yang
disebabkan
oleh
(mini survey),
penelitian
lapangan
diawali
dengan
tahap-tahap
3-32
Tahap Persiapan
Diawali dengan kegiatan pengumpulan data sekunder aspek sosial
ekonomi budaya, mengenai pembangunan badar udara. Dilanjutkan
dengan penentuan ruang lingkup studi dengan beberapa alasan yakni:
wilayah yang akan menjadi pembangunan bandar udara; lokasi quarry;
daerah yanbg termasuk dalam area kebisingan; desa-desa terdekat
dengan kawasan bandar udara.
Pelaksanaan
Penentuan responden (sample) ditentukan acak (random sampling)
berdasarkan sifat-sifat homogenitas populasi dan berdasarkan ciri etnik
tertentu di lokasi sampling. Di samping itu diperlukan key informan
yang ditentukan secara purposive dari berbagai tingkat sosial dan
ethnic group yang diperkirakan mempunyai pengetahuan luas tentang
masalah yang ada hubungannya dengan pembangunan bandar udara.
Untuk menganalisis data primer dan data sekunder dilakukan analisis
kuantitatif
dan
kualitatif,
pendekatan
tersebut
dari
atau
penggabungan
berbagai
tipe
mode
antara
kedua
sehingga
akan
3-33
operasi
penerbangan
dan
operasional
bandara
3-34
3.7.
jenis
pesawat
yang
akan
dioperasikan
oleh
perusahaan
penerbangan
Analisa Lalu-lintas Angkutan Udara
Merupakan analisis prakiraan Lalu Lintas Angkutan Udara (Traffic Forecast)
yang meliputi :
4 Arus Pergerakan Pesawat
4 Arus Pergerakan Penumpang
4 Arus Pergerakan Barang dan Pos
4 Jaringan / route penerbangan
Dalam prakiraan angkutan udara di masa yang akan datang Konsultan akan
mempertimbangan secara seksama hal-hal berikut :
4 Kebijaksanaan Pemerintah dalam pengembangan wilayah Kota Singkawang,
secara khusus atau Kawasan Kalimantan Barat secara umum.
4 Program Pemerintah dalam menunjang kegiatan perekonomian dan
kegiatan potensial lainnya di wilayah Kota Singkawang secara umum serta
Kota Panyabungan secara khusus.
4 Analisis asal / tujuan lalu lintas Angkutan Udara (Origin Destination
Analysis) dan analisa kebutuhan (Demand Analysis).
4 Analisis berdasarkan potensi dan perekonomian setempat (pertanian,
perkebunan, pariwisata, kehutanan, dan lain-lain).
4 Analisis pergantian moda angkutan (moda split analysis).
Bab 3 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan & Hasil Survei Lapangan
3-35
Mengingat tujuan dari studi adalah menyusun rencana atas lahan yang akan
dipersiapkan untuk Bandar Udara Baru di Kota Singkawang secara
optimal
yang akan dicapai, secara teoritis tidak ada batasan waktu prediksi tetapi
secara praktis dalam studi ini akan ditentukan jangka waktu 20 tahun untuk
membuat proyeksi lalu lintas angkutan udara.
Disamping itu proyeksi lalu lintas angkutan udara terutama difokuskan pada
proyeksi jumlah penumpang sebagai titik awal pokok kegiatan angkutan
udara. Selanjutnya akan dilakukan proyeksi pada aspek yang lain dengan
memperhatikan kecenderungan perkembangan jumlah penumpang serta
mempertimbangkan faktor lain yang relevan. Berikut akan diuraikan beberapa
teknik proyeksi yang akan digunakan dalam studi ini.
Metode Proyeksi dilakukan dengan memanfaatkan data historis yang bersifat
kuantitatif dan relevan dengan kegiatan penerbangan. Diasumsikan jumlah
penumpang dipengaruhi oleh perkembangan penduduk, PDRB serta jumlah
wisatawan, baik ditingkat kabupaten maupun propinsi. Proyeksi dilakukan
terhadap perkembangan jumlah penumpang selama 20 tahun yang akan
datang.
Skala
waktu
tersebut
diperlukan
mengingat
pertimbangan
3-36
Kelayakan Teknis
Perlu dilakukan agar secara teknis rencana lokasi bandara tidak mempunyai
keterbatasan pengembangan dimasa mendatang.
Diantara analisa yang perlu diperhatikan adalah :
3-37
Kelayakan Operasional
Lokasi bandara harus memenuhi syarat terhadap pengoperasian pesawat
terbang untuk melakukan pendaratan dan tinggal landas.
Analisa yang dilakukan meliputi :
4 Analisis critical aircraft
4 Analisis klimatologi (cuaca)
4 Analisis obstacle KKOP
4 Analisis penggunaan ruang udara (take off & landing)
4 Analisis alat komunikasi
4 Analisis alat navigasi penerbangan
4 Flight procedure analysis
3.7.4.
revenues
atau
pendapatan sedangkan
analisis ekonomi
3-38
manfaat
pembangunan
proyek
tidak
selalu
bisa
3-39
BCR
secara
ringkas
membandingkan
besarnya
dimana :
Bn =
t =0
Bn
Cn
n
Bt
(1 + i )
dan
Cn =
t =0
Ct
(1 + i )n
dengan :
B
: benefit
Bt
: benefit tiap tahun
Bn
: total benefit s.d tahun ke n
i
: discount factor
t
: tahun
C
: cost
Ct
: cost tiap tahun
Cn
: total cost s.d tahun ke n
n
: umur rencana
Proyek diterima bila BCR > 1 ditolak bila BCR < 1
3-40
NPV = (B0 C 0 ) +
(B C n )
(B1 C1 ) (B2 C 2 )
+ ........ + n
+
2
(1 + i )
(1 + i )
(1 + i )n
Bt
(1 + i )
t =0
=
t =0
Ct
(1 + i )t
menganalisis
manfaat
terukur
langsung
dilakukan
dengan
3-41
dengan :
PMTk : potensi manfaat terukur langsung tiap Bandar udara untuk
jenis kendaraan k
BOP1 : biaya operasi penerbangan without project
Kondisi without project dalam hal ini adalah bahwa tidak ada investasi,
maka jenis pesawat yang beroperasi tetap. Untuk mengantisipasi
pertumbuhan demand (jumlah penumpang) di masa mendatang dilakukan
dengan meningkatkan frekuensi penerbangan.
Biaya operasi penerbangan dapat dianalisis dengan formula sebagai
berikut :
n
BOP = FM 1 BP 52 JT
j =1
FM =
VPH
7
LF S
VHP =
VPT
fa
365
dengan :
BOP
= biaya operasi penerbangan
FM
= frekwensi per minggu
VPH
= volume penumpang harian per arah
VPT
= volume penumpang tahunan
LF
= load factor ( 0,65)
JT
= jarak penerbangan (km)
fa
= faktor arah
S
= seat capacity
j
= 1 s.d n (rute penerbangan tiap bandar udara)
BP
= biaya operasi pesawat
C). Analisa Finansial
Analisa finansial lebih menekankan kepada perhitungan keuntungan dan
kerugian yang akan terjadi dari investasi yang dilakukan dan kapan
pengembalian investasi tersebut.
Perhitungan tersebut sangat terkait dengan besarnya investasi, sumbersumber penerimaan bandara dan biaya pengeluaran bandara, secara
lebih jelasnya adalah sebagai berikut :
3-42
dengan
kegiatan
penerbangan.
Rincian
sumber
Jenis Produksi
Satuan
Ton
Ton
Ton
Ton
Ton
Ton
3-43
No
Jenis Produksi
Satuan
II
III
IV
Penumpang
Penumpang
Rute
Rute
Penumpang
Penumpang
Kali
kelengkapan
prasarana
serta
jasa
non
Jenis Penerimaan
Satuan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Sewa ruang
Sewa tanah
Konsesi
Parkir mobil
Parkir sepeda motor
Peron
Pemakaian listrik
Pemakaian air
Pemakaian telepon
Sewa reklame
M2
M2
Cons
Lebar
Lebar
Lebar
Kwh
M3
Pes
M3
3. Penerimaan Lain-lain
Penerimaan lain-lain atau disebut juga penerimaan non operasi
adalah penerimaan bandar udara yang sama sekali tidak ada
kaitannya dengan penerimaan jasa yang berkaitan oleh sebuah
bandar udara. Contoh sumber-sumber penerimaan jenis ini
adalah penerimaan bunga karena memiliki simpanan di bank.
3-44
operasi
bandar
udara
yang
sungguh-sungguh
menuntut
3-45
3. ........................................................................................................................................3-1
3.1. KERANGKA UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN .............................................3-1
3.2. METODOLOGI PENDEKATAN TEKNIS DAN PELAKSANAAN PEKERJAAN ......3-1
3.3. INVENTARISASI DAN PENGUMPULAN DATA ...................................................3-3
3.3.1.
Inventarisasi dan Kompilasi Data Sekunder...............................................3-3
3.3.2.
Data Primer.................................................................................................3-4
3.4. METODOLOGI PELAKSANAAN SURVEI ............................................................3-4
3.5. KEGIATAN SURVEI LAPANGAN ........................................................................3-5
3.5.1.
Orientasi Lapangan.....................................................................................3-5
3.5.2.
Survei Pengukuran Topografi dan Pemetaan Situasi .................................3-7
3.5.3.
Soil Investigation......................................................................................3-16
3.6. PEMILIHAN LOKASI BANDAR UDARA .............................................................3-18
3.6.1.
Persyaratan Teknis....................................................................................3-18
3.6.2.
Persyaratan Operasional ...........................................................................3-28
3.6.3.
Persyaratan/Ketentuan Lingkungan..........................................................3-29
3.7. KELAYAKAN PEMBANGUNAN BANDAR UDARA ............................................3-35
3.7.1.
Kelayakan Segi Angkutan Udara .............................................................3-35
3.7.2.
Kelayakan Teknis .....................................................................................3-37
3.7.3.
Kelayakan Operasional.............................................................................3-38
3.7.4.
Kelayakan Ekonomi dan Finansial ...........................................................3-38
Tabel 3.1 Daftar Koordinat dan Elevasi Bench Mark (BM) Bandar Udara Baru
Singkawang (Kelurahan Pangmilang) ..........................................................................3-12
Tabel 3.2 Deskripsi Lapisan Tanah Hasil Hand Boring ............................................3-17
Tabel 3.3 Data Arah dan Kecepatan Angin (BMG Pontianak) .................................3-19
Tabel 3.4 Data Arah dan Kecepatan Angin (BMG Singkawang II) ..........................3-20
Tabel 3.5 Data Frequensi Angin ..................................................................................3-20
Tabel 3.6 Dimensi Kemiringan Batas Permukaan Pendekatan...............................3-24
Tabel 3.7 Dimensi Permukaan Lepas Landas ............................................................3-25
Tabel 3.8 Rincian Produksi Jasa Aeronautika ...........................................................3-43
Tabel 3.9 Rincian Produksi Jasa Non Aeronautika ...................................................3-44
Gambar 3.1 Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan..........................................................3-2
Gambar 3.2 Metodologi Survei Lapangan ....................................................................3-5
Gambar 3.3 Resume Hasil Kuesioner Lapangan..........................................................3-7
Gambar 3.4 Distribusi Bench Mark (BM) Lokasi Alternatif Kelurahan Pangmilang
Singkawang Selatan .........................................................................................................3-9
Gambar 3.5 Peta Kontur Lokasi Alternatif Kelurahan Pangmilang Singkawang
Selatan .............................................................................................................................3-10
Gambar 3.6 Grafik Hasil Sondir Test Lokasi Kelurahan Pangmilang .....................3-17
Gambar 3.7 Lingkaran Windrose .................................................................................3-21
3-46
3-47