Anda di halaman 1dari 175

40

BAB
III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Pengukuran Kinerja Tahun 2013

engukuran kinerja adalah kegiatan manajemen yang bersifat sistematis dan


berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan
program dan kegiatan yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran
strategis yang telah ditetapkan dalam dokumen rencana strategis. Pengukuran
kinerja diarahkan untuk mendapatkan data kinerja yang akurat, lengkap, tepat
waktu, dan konsisten, yang berguna bagi pengambilan keputusan dalam rangka
perbaikan kinerja organisasi tanpa meninggalkan prinsip-prinsip keseimbangan
biaya dan manfaat, efisiensi dan efektivitas.
Capaian kinerja yang ingin diketahui melalui pengukuran kinerja ini adalah adanya
kesinambungan atau sinergi antara visi-misi-tujuan dan sasaran strategis
Pemerintah Kota Pontianak sebagaimana ditetapkan dalam RPJM Kota Pontianak
Tahun 2010-2014 berdasarkan Perda Nomor 5 Tahun 2009 dan Indikator Kinerja
Utama (IKU) Pemerintah Kota Pontianak Tahun 2010-2014 yang telah ditetapkan
dengan Peraturan Walikota Pontianak Nomor 20 Tahun 2011 dan direvisi dengan
Peraturan Walikota Pontianak Nomor 17 Tahun 2012.
Oleh karena itu, pengukuran kinerja dalam bab ini disajikan berdasarkan
pengelompokan tujuan strategis dan sasaran strategis beserta indikator kinerja
utamanya (IKU), dengan maksud agar seluruh evaluasi dan capaian kinerja yang
diuraikan dalam LAKIP ini mampu menggambarkan capaian misi dan visi
Pemerintah Kota Pontianak Tahun 2010-2014.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target kinerja yang
telah ditetapkan dari masing-masing indikator kinerja sasaran dengan realisasi
target kinerja yang diperoleh/dicapai melalui pelaksanaan program/kegiatan serta
realisasi anggaran yang telah ditetapkan dalam Dokumen Penetapan Kinerja dan
Dokumen APBD. Pengukuran kinerja dilakukan dengan berorientasi pada hasil
(outcome), meliputi pengukuran kinerja terhadap pencapaian tujuan strategis
(misi), sasaran strategis, indikator kinerja sasaran, target kinerja, realisasi,
persentase capaian target kinerja, yang dituangkan pada Lampiran.
Pelaporan kinerja tahun 2013 menyajikan evaluasi dan capaian kinerja terhadap 7
misi, 30 tujuan strategis, 87 sasaran strategis, dan 270 IKU, sedangkan pelaporan
kinerja tahun 2013 menyajikan evaluasi dan capaian kinerja terhadap 7 misi, 29
tujuan strategis, 85 sasaran strategis, dan 231 IKU dari 234 IKU Pemerintah Kota
Pontianak Tahun 2013-2014 sesuai Perwa Nomor 17 Tahun 2012.
Analisis terhadap hasil evaluasi dan capaian kinerja tujuan dan sasaran serta
indikator kinerja tersebut sesuai dengan penetapan kinerja tahun 2013 secara lebih
terperinci dibahas dalam sub bab berikut ini.

41

B. Analisis Capaian Kinerja

nalisis capaian kinerja yang disajikan pada laporan akuntabilitas kinerja ini
ditujukan pada pelaksanaan seluruh program dan kegiatan Pemerintah
Kota Pontianak selama tahun anggaran 2013, yang efektif dilaksanakan
pada bulan Maret 2013. Adapun rekapitulasi capaian kinerja sasaran strategis
Pemerintah Kota Pontianak berdasarkan hasil pengukuran kinerja tahun 2013
adalah sebagai berikut:
Rekapitulasi Capaian Kinerja Tujuan dan Sasaran Strategis
Pemerintah Kota Pontianak Tahun 2013
Misi

1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Yang Religius, Cerdas, Sehat, Berbudaya, dan Harmonis

(1)

Tujuan Strategis
1.

(2)
Meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat
serta lingkungan yang
sehat

Sasaran Strategis
1.
2.
3.
4.

2.

Meningkatkan
pemerataan pendidikan
yang berkualitas

5.
6.
7.
8.

3.

4.

5.

Meningkatkan harkat
dan martabat
penyandang masalah
kesejahteraan sosial
Mewujudkan sistem
pelayanan,
penanganan, dan
penanggulangan
bencana yang
berkualitas, profesional
dan terpadu
Meningkatkan kualitas
pelayanan
perpustakaan dan
minat baca masyarakat

9.

(3)
Meningkatnya pelayanan dasar
kesehatan yang bermutu, merata,
dan terjangkau kepada masyarakat
Meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat
Meningkatnya lingkungan sehat,
perilaku sehat, dan kemandirian
masyarakat di bidang kesehatan
Meningkatnya kualitas dan
pemenuhan standar pelayanan
kesehatan rumah sakit yang
berorientasi pada kepuasan
pelanggan
Meningkatnya sarana dan prasarana
pendidikan
Meningkatnya kualitas SDM di bidang
pendidikan
Meningkatnya pelayanan pendidikan
terhadap masyarakat kurang mampu
Meningkatnya pembinaan dan
pelayanan mutu pendidikan baik
formal, informal dan non formal
Berkurangnya penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PMKS)

Rata-Rata
Capaian IKU
(4)
102,77%
96%
91%

Kategori
(5)
Sangat
Berhasil
Sangat
Berhasil
Sangat
Berhasil

80,21%

Berhasil

122,57%

Sangat
Berhasil
Sangat
Berhasil
Sangat
Berhasil
Sangat
Berhasil

109,59%
96,46%
95%

182%

Sangat
Berhasil

91,68%

Sangat
Berhasil

11. Meningkatnya keselamatan dan


kelestarian dokumen/ arsip daerah

100%

Sangat
Berhasil

12. Meningkatnya kualitas pelayanan


perpustakaan
13. Meningkatnya publikasi dan minat
baca masyarakat

110%

Sangat
Berhasil
Sangat
Berhasil

10. Meningkatnya pelayanan, penanganan


dan penanggulangan bencana yang
berkualitas dan profesional

100%

2. Meningkatkan Pemberdayaan
Perempuan dan Keluarga

(1)

6.

7.

(2)
Mewujudkan keluarga
berkualitas yang
berkeadilan dan
berkesentaraan gender
Meningkatkan peran
generasi muda serta
olah raga yang
sehat,cerdas dan
berprestasi

3. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Yang Lebih Merata dan Mengurangi Pengangguran

8. Mewujudkan
kemandirian sektor
perdagangan, industri,
koperasi dan UKM yang
mempunyai daya saing
tinggi

9. Meningkatkan
produktivitas pertanian,
perikanan dan pengemangan sistem pengelolaan kehutanan yang
berwawasan lingkungan
10. Meningkatkan
ketahanan pangan dan
sumber daya di bidang
pangan

(3)
14. Meningkatnya perlindungan terhadap
perempuan dan anak
15. Terwujudnya keluarga berkualitas
melalui keluarga berencana dan
keluarga sejahtera
16. Meningkatnya produktivitas dan
kreativitas pemuda yang mandiri
sebagai mitra pemerintah dalam
pembangunan daerah
17. Meningkatnya sistem pembinaan
manajemen dan pengembangan
prestasi di bidang keolahragaan yang
terpadu dan berkelanjutan
18. Meningkatnya sarana dan prasarana
penunjang di bidang pengembangan
keolahragaan
19. Meningkatnya penguasaan teknologi
dan kendali mutu IKM
20. Terciptanya iklim usaha perdagangan
yang kondusif
21. Meningkatnya pemberdayaan
kelembagaan dan pengembangan
usaha koperasi
22. Meningkatnya pertumbuhan dan
perkembangan UMKM yang tangguh,
mandiri dan berdaya saing melalui
peningkatan kualitas SDM dan sarana
penunjang UMKM
23. Meningkatnya produksi pertanian

(4)
117,33%
89,4%
116,49%

Sangat
Berhasil

101,51%

Sangat
Berhasil

113,33%

Sangat
Berhasil

95%

Sangat
Berhasil
Sangat
Berhasil
Sangat
Berhasil

100%
100%
174%

Sangat
Berhasil

100%

Sangat
Berhasil
Sangat
Berhasil
Sangat
Berhasil
Sangat
Berhasil
Sangat
Berhasil
Sangat
Berhasil

24. Meningkatnya produksi perikanan

100%

25. Berkembangnya sistem pengelolaan


sektor kehutanan
26. Meningkatnya ketahanan pangan
daerah
27. Ketersediaan dan cadangan pangan

100%

28. Meningkatnya kualitas SDM yang


bergerak di bidang pangan

(5)
Sangat
Berhasil
Sangat
Berhasil

94,74%
140,96%
112,29%

11. Mewujudkan
peningkatan
pendapatan daerah
guna mendukung
percepatan
pembangunan
perekonomian daerah
12. Meningkatkan
kemandirian dan
keberdayaan
masyarakat dalam
menunjang
pembangunan ekonomi
daerah

29. Meningkatnya pertumbuhan


penerimaan daerah
30. Meningkatnya intensitas pengendalian
terhadap realisasi penerimaan daerah
31. Meningkatnya target dan realisasi
investasi

308,69%

32. Meningkatnya keberdayaan


masyarakat kelurahan
33. Meningkatnya pemanfaatan teknologi
tepat guna (TTG) dalam
pengembangan ekonomi masyarakat
34. Meningkatnya kualitas hidup
masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat tidak mampu

94,5%

90%

Sangat
Berhasil

13. Berkurangnya angka


pengangguran melalui
peningkatan kualitas dan
produktivitas tenaga kerja
serta peluasan kesempatan
kerja

35. Berkurangnya angka pengangguran

117%

36. Meningkatnya pengawasan ketenagakerjaan dan perlindungan hukum


terhadap perselisihan hubungan
industrial

125%

Sangat
Berhasil
Sangat
Berhasil

138,92%
155,9%

95%

Sangat
Berhasil
Sangat
Berhasil
Sangat
Berhasil
Sangat
Berhasil
Sangat
Berhasil

42

6. Mewujudkan Tata Ruang, Tata


Kota dan Wilayah Yang Seimbang
Serta Berwawasan Lingkungan

5. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Dasar Perkotaan Untuk


Menunjang Perkembangan Perdagangan dan Jasa.

4. Meningkatkan Keamanan & Ketertiban Untuk Mendukung


Terciptanya Situasi dan Kondisi Yang Kondusif

(1)

(2)

14. Meningkatkan peran pariwisata dan pelestarian


serta pengembangan nilainilai kebudayaan daerah
untuk menunjang
perekonomian daerah

(3)
37. Meningkatnya apresiasi seni dan
budaya daerah
38. Meningkatnya kualitas pariwisata
dengan memanfaatkan potensi daerah

(4)
80,72%

(5)
Berhasil

92,66%

Sangat
Berhasil

100%

Sangat
Berhasil

15. Terwujudnya
masyarakat yang aman,
tertib, harmonis dan
demokratis dalam
mendukung terciptanya
situasi dan kondisi yang
kondusif

39. Meningkatnya partisipasi anggota


masyarakat, umat beragama dan
organisasi kemasyarakatan dalam
mendukung pembangunan daerah
40. Meningkatnya kehidupan politik yang
demokratis untuk membangun bangsa
dan daerah

93,54%

Sangat
Berhasil

16. Meningkatkan
kepatuhan & kesadaran
hukum masyarakat
terhadap Perda, demi
terciptanya rasa aman
dan ketertiban
masyarakat

41. Meningkatnya kepatuhan dan


kesadaran hukum masyarakat dalam
mewujudkan ketentraman dan
ketertiban masyarakat

100%

Sangat
Berhasil

42. Meningkatnya peran aktif masyarakat


dalam perlindungan masyarakat

64,5%

Cukup
Berhasil

43. Meningkatnya keamanan, ketertiban,


ketenteraman dan kedamaian
masyarakat

100%

Sangat
Berhasil

44. Meningkatnya penyediaan prasarana


jalan dan jembatan yang representatif
dan berwawasan lingkungan secara
berkesinambungan

168%

Sangat
Berhasil

45. Meningkatnya penyediaan,


pemeliharaan dan pengendalian
sarana prasarana sumber daya air dan
berwawasan lingkungan
46. Meningkatnya kualitas sarana dan
prasarana perumahan dan
permukiman serta bangunan
pemerintah

123,5%

Sangat
Berhasil

99,3%

Sangat
Berhasil

47. Meningkatnya pelayanan angkutan,


lalu lintas darat, sungai dan
perparkiran
48. Meningkatnya penataan sarana dan
prasarana angkutan, lalu lintas darat,
sungai dan perparkiran
49. Meningkatnya pengelolaan dan
operasional kebersihan dan
pertamanan
50. Meningkatnya pengelolaan ruang
terbuka hijau (RTH)
51. Meningkatnya tata ruang kota yang
tepat dan berwawasan lingkungan

83,59%

Berhasil

108,71%

Sangat
Berhasil

91,49%

Sangat
Berhasil

161,04%

Sangat
Berhasil
Sangat
Berhasil

17. Meningkatkan
ketersediaan sarana
dan prasarana yang
memadai untuk
mendukung kelancaran
transportasi dalam
aktivitas perdagangan
dan jasa

18. Mewujudkan
transportasi kota yang
disiplin, tertib, aman,
dan lancar
19. Mewujudkan kualitas
pengelolaan kebersihan
dan pertamanan kota
20. Mewujudkan penataan
ruang yang akomodatif,
tertib, teratur dan
berwawasan
lingkungan

94,3%

52. Meningkatnya pengendalian


pembangunan perumahan sesuai tata
ruang kota

100%

Sangat
Berhasil

53. Meningkatnya pelayanan perizinan


dan pelaporan penggunaan bangunan

85,6%

Sangat
Berhasil

43

(1)

(2)
21. Mewujudkan
kelestarian fungsi
lingkungan hidup kota
Pontianak yang hijau
dan teduh

7. Meningkatkan Prinsip-Prinsip Good Governance dan Ketaatan Hukum dan Perundang-Undangan Yang Berlaku

22. Meningkatkan tata


kelola pemerintahan,
pembangunan,
kemasyarakatan dan
administrasi keuangan
yang efektif

23. Meningkatkan kinerja


dan profesionalisme
Sekretariat DPRD
dalam mendukung
terselenggaranya tri
fungsi DPRD Kota
Pontianak
24. Meningkatkan
pelayanan kesejahteraan masyarakat dan
kehidupan
bermasyarakat dan
beragama
25. Meningkatkan
keterbukaan dan
transparansi informasi

26. Meningkatkan efisiensi


pengelolaan keuangan
dan efektivitas
pengelolaan aset
daerah

27. Mewujudkan sumber


daya aparatur yang
berkualitas dan
profesional menuju
pelayanan yang baik

(3)
54. Meningkatnya akuntabilitas dan
aksesabilitas dalam pelayanan dan
penyediaan data dan informasi tentang
Status Lingkungan Hidup Daerah
(SLHD) yang komprehensif.

(4)
97,33%

(5)
Sangat
Berhasil

55. Menurunya Pencemaran dan


Perusakan Lingkungan Hidup
56. Meningkatnya pelayanan administrasi
kependudukan
57. Meningkatnya kualitas
penyelenggaraan dan administrasi
pemerintahan daerah
58. Meningkatnya kapasitas dan kinerja
organisasi perangkat daerah
59. Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan
pengawasan intern satuan kerja
perangkat daerah
60. Meningkatnya akuntabilitas keuangan
satuan kerja perangkat daerah
61. Meningkatnya kelancaran
penyelesaian tugas-tugas DPRD
62. Meningkatnya wawasan dan aktivitas
anggota DPRD dalam pelaksanaan
tugas pokok & fungsi kedewanan
63. Meningkatnya pelayanan sistem
informasi dan publikasi kedewanan
64. Meningkatnya pelayanan
kesejahteraan masyarakat dan
kehidupan beragama
65. Meningkatnya kualitas administrasi
dan evaluasi kebijakan
pengembangan BUMD dan
perekonomian daerah
66. Meningkatnya kualitas pelayanan
kehumasan dan transparansi informasi
pemerintahan daerah
67. Meningkatnya pelayanan dan akses
informasi, komunikasi dan informatika
68. Meningkatnya kualitas dan
transparansi dalam sistem pelayanan
perizinan terpadu
69. Terwujudnya penyusunan dan
penyampaian dokumen APBD tepat
waktu dan akurat
70. Terwujudnya efisiensi dan efektivitas
penggunaan keuangan daerah
71. Terwujudnya sistem pelaporan dan
pertanggungjawaban keuangan sesuai
Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP)
72. Terwujudnya validasi sistem
pengelolaan aset daerah
73. Meningkatnya kualitas dan
profesionalisme sumber daya aparatur
pemerintah daerah.
74. Meningkatnya pembinaan disiplin
aparatur dengan aplikasi prinsip
reward and punishment.
75. Meningkatnya pelayanan administrasi
kepegawaian sesuai mekanisme dan
prosedur serta perundang-undangan
yang berlaku.

96%

Sangat
Berhasil
Sangat
Berhasil
Sangat
Berhasil

105,155%
106,52%
112,31%
116,67%
239,22%
79,81%

Sangat
Berhasil
Sangat
Berhasil
Sangat
Berhasil
Berhasil

92,27%

Sangat
Berhasil

65,63%

Cukup
Berhasil
Sangat
Berhasil

100%
100%

Sangat
Berhasil

95%

Sangat
Berhasil

82,29%

Berhasil

137,5%

Sangat
Berhasil

100%

Sangat
Berhasil

100%
81,43%

Sangat
Berhasil
Berhasil

71,43%

Berhasil

129,78%

Sangat
Berhasil

130,6%

Sangat
Berhasil

128,05%

Sangat
Berhasil

44

(1)

(2)
28. Mewujudkan
perencanaan
pembangunan daerah
yang berkualitas,
terarah, terpadu, dan
handal

29. Terselenggaranya
tugas umum
pemerintah kecamatan
dan kelurahan dalam
memberikan pelayanan
prima kepada
masyarakat dalam
bidang pemerintahan,
pembangunan, dan
kemasyarakatan

(3)
76. Meningkatnya kualitas dokumen
perencanaan pembangunan ekonomi
yang valid dan akuntabel
77. Meningkatnya kualitas dan kuantitas
pembangunan sosial dan budaya
daerah
78. Meningkatnya keterpaduan
pengembangan pembangunan
prasarana wilayah, tata ruang, dan
perumahan yang berwawasan
lingkungan
79. Meningkatnya kualitas dokumen
perencanaan kinerja, evaluasi, dan
pelaporan pemerintahan daerah yang
akuntabel dan tepat waktu
80. Meningkatnya kualitas dokumen
penelitian dan pengembangan bidang
ekonomi, sosial budaya, dan fisik
prasarana yang komprehensif dan
aktual
81. Meningkatnya kualitas pelayanan
publik yang prima kepada masyarakat

(4)
111%

(5)
Sangat
Berhasil

100%

Sangat
Berhasil

94,57%

Sangat
Berhasil

93,3%

Sangat
Berhasil

100%

Sangat
Berhasil

108,94%

Sangat
Berhasil

102%

Sangat
Berhasil

83. Meningkatnya koordinasi


pembangunan kecamatan dengan
masyarakat

99,52%

Sangat
Berhasil

84. Meningkatnya penguatan lembaga


sosial dan ekonomi masyarakat

97,1%

Sangat
Berhasil

85. Meningkatnya peranserta masyarakat


dalam pembangunan

86,8%

Sangat
Berhasil

82. Meningkatnya kesadaran hukum dan


keamanan dan ketertiban masyarakat

Evaluasi dan analisis terhadap capaian kinerja masing-masing indikator kinerja utama
pada 85 (delapan puluh lima) sasaran strategis tersebut diuraikan sebagai berikut:
Sasaran 01

Meningkatnya Pelayanan Dasar Kesehatan Yang Bermutu,


Merata, dan Terjangkau Kepada Masyarakat

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis 1, yaitu meningkatkan


kualitas sumber daya manusia yang religius, cerdas, sehat, berbudaya dan
harmonis. Untuk mewujudkan sasaran ini dilaksanakan 4 (empat) program utama,
yaitu Program Upaya Kesehatan Masyarakat, Program Obat dan Perbekalan
Kesehatan, Program Pengawasan Obat dan Makanan, Program Peningkatan
Pelayanan Kesehatan Anak Balita, Program Usaha Kegiatan Sekolah (UKS),
Program Kesehatan Reproduksi Remaja, Program Peningkatan Pelayanan
Kesehatan Usia Lanjut dengan alokasi anggaran sebesar Rp.16.380.469.958,00
dengan realisasi sebesar Rp.15.355.047.885,00 atau 93%. Secara teknis, SKPD
yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk mewujudkan sasaran ini adalah
Dinas Kesehatan. Sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan 6 (enam) indikator
kinerja kinerja utama, sebagai berikut:

45

Indikator Kinerja Utama


Target
1. Cakupan pelayanan pengobatan/perawatan
41,16%
yang bermutu, merata dan terjangkau
2. Cakupan pelayanan kesehatan anak pra
81%
sekolah dan usia sekolah
3. Cakupan ketersediaan obat dan perbekalan
kesehatan yang cukup, baik jenis maupun
95%
jumlah, serta bermutu dan terjangkau
4. Cakupan pelayanan gawat darurat
90%
5. Cakupan pelayanan kesehatan khusus
50,25%
6. Cakupan pelayanan kesehatan lansia
80%
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 1

Realisasi

62,03%

150

70,80%

87

92,55%

97

92%
50,23%
65,31%

102
99
81,63
102,77

Capaian

Sangat
Berhasil

92.5

Evaluasi dan analisi capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut :
01

Cakupan Pelayanan Pengobatan/Perawatan Yang Bermutu, Merata dan


Terjangkau

Indikator kinerja cakupan pelayanan pengobatan/perawatan yang bermutu, merata


dan terjangkau dicapai melalui pemenuhan 3 (tiga) cakupan pelayanan yaitu cakupan
rawat jalan Puskesmas, cakupan rawat inap Puskesmas, dan masyarakat
mendapatkan pelayanan yang berkualitas di UPTD/UPK. Hasil evaluasi dan analisis
terhadap capaian kinerja indikator ini adalah sebagai berikut:
a. Cakupan rawat jalan Puskesmas bertujuan untuk mengetahui jangkauan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang mendapatkan pelayanan dan
untuk merencanakan kebutuhan obat dan bahan kesehatan. Jumlah kunjungan
ke UPTD/UPK Puskesmas di Tahun 2013 berjumlah 596.632. Cakupan ini
merupakan angka seluruh kunjungan baik kunjungan baru maupun kunjungan
lama (satu orang dapat berkunjung lebih dari 1 kali disarana kesehatan)
sehingga jumlah kunjungan dapat melebihi jumlah penduduk Kota Pontianak.
Dengan capaian sebesar 102,94%.
b. Cakupan rawat inap bertujuan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan fasilitas
rawat inap, mengetahui perkembangan penyakit tertentu dan merencanakan
kebutuhan obat dan bahan kesehatan. Cakupan rawat inap Puskesmas
merupakan cakupan masyarakat yang mengakses pelayanan rawat inap pada
Puskesmas PONED dan Puskesmas Rawat Inap 24 Jam yaitu UPK
Puskesmas Alianyang, UPK Puskesmas Karya Mulya, UPK Puskesmas
Kampung Dalam, dan UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan.
Jumlah penderita rawat inap di Puskesmas PONED dan Puskesmas rawat inap
di Kota Pontianak pada tahun 2013 berjumlah 1.560 kunjungan. Jika dilihat dari
jumlah kunjungan rawat inap di UPTD/UPK Puskesmas di Kota Pontianak
sudah cukup banyak dalam 1 tahun 2013 ini, namun perbandingan dengan
jumlah penduduk di Kota Pontianak yang lebih kurang 500 juta jiwa
menyebabkan capaian indikator ini masih dibawah target. Capaian indikator ini
pada Tahun 2013 sebesar 0.27% menurun sebesar 0.28% dibanding Tahun
2012 sebesar 0.55%.
c. Masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yg berkualitas di UPTD/UPK
bertujuan untuk mengetahui kinerja sarana pelayanan kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan SOP.
Adapun masyarakat yang mendapatkan pelayanan kesehatan berkualitas

46

berjumlah 202.688 atau sekitar 82.89 % dari jumlah kunjungan ke puskesmas


(244.521).

02

Cakupan Pelayanan Kesehatan Khusus

Indikator kinerja cakupan pelayanan kesehatan khusus dicapai melalui pemenuhan 3


(tiga) cakupan pelayanan, yaitu cakupan pelayanan gangguan jiwa di sarana
pelayanan kesehatan umum, cakupan pelayanankesehatan kerja pada pekerja
informal, dan rasio cabut tambal. Evaluasi dan analisa capaian kinerja masingmasing indikator kinerja utama sasaran tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Cakupan pelayanan gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan umum
bertujuan untuk mengetahui jangkauan pelayanan gangguan jiwa, mengetahui
perkembangan penyakit gangguan kejiwaan di satu wilayah kerja dan untuk
merencanakan kebutuhan obat untuk penyakit gangguan jiwa. Adapun
kunjungan kasus jiwa (baru dan lama) di sarana pelayanan kesehatan
(Puskesmas) berjumlah 2.802 jiwa atau sekitar 0.47% dari jumlah kunjungan ke
Puskesmas dengan capaian target adalah 93,93%. Capaian ini meningkat
dibanding tahun 2012 (0.40%) dengan jumlah kunjungan sebesar 2.355 jiwa.
b. Cakupan pelayanan kesehatan kerja pada pekerja informal bertujuan untuk
mengetahui jangkauan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Pos UKK pada
pekerja informal. Adapun pekerja informal yang berkujung ke Pos UKK dan
mendapatkan pelayanan kesehatan berjumlah 15 orang yaitu sekitar 100% dari
jumlah Pekerja Informal yang terdata sebagai anggota Pos UKK yaitu 15 orang.
Pos UKK yang ada pada tahun 2013 berjumlah 1 Pos.
Pada tahun 2013 semua puskesmas yang ada di Kota Pontianak sudah
melaksanakan upaya kesehatan kerja, tapi petugas yang sudah pernah dilatih
oleh Kemenkes RI baru ada di 4 Puskesmas yaitu UPTD Puskesmas Kecamatan
Pontianak Tenggara, UPK Puskesmas Purnama, UPK Puskesmas Telaga Biru,
dan UPK Puskesmas Khatulistiwa. Adapun kasus yang telah ditangani pada
tahun 2013 meliputi kasus pekerja sakit sebanyak 105.753 orang, kasus penyakit
umum pada pekerja sebanyak 94.487 orang, kasus diduga penyakit akibat kerja
pada pekerja sebanyak 7.119 orang, kasus penyakit akibat kerja pada pekerja
sebanyak 3.790 orang, dan kasus kecelakaan akibat kerja pada pekerja (KAK)
sebanyak 357 orang.
c. Rasio cabut tambal bertujuan untuk mengetahui besarnya permasalahan
pengetahuan kesehatan gigi oleh masyarakat dengan perbandingan banyaknya
gigi tetap yang dicabut dengan gigi tetap yang ditambal. Adapun gigi tetap yang
dicabut berjumlah 13.921 sedangkan gigi yang ditambal berjumlah 5.726, dengan
rasio 2,5 : 1 atau 116,67%. Capaian ini mengalami peningkatan dibandingkan
dengan tahun 2012 dengan rasio 3:1.
03

Cakupan Pelayanan Gawat Darurat

Indikator kinerja cakupan pelayanan gawat darurat diukur melalui pemenuhan


cakupan sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat yang dapat
diakses masyarakat. Hasil evaluasi dan analisis capaian cakupan pelayanan gawat
darurat tersebut adalah sebagai berikut:

47

Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat yang dapat


diakses masyarakat.Indikator ini bertujuan agar tersedianya pelayanan gawat
darurat yang meliputi sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat
darurat yang dapat diakses masyarakat. Dari 25 UPTD/UPK Puskesmas
dilingkungan Dinas Kesehatan Kota Pontianak yang telah mempunyai kemampuan
untuk melaksanakan pelayanan gawat darurat sesuai standar dan dapat diakses
oleh masyarakat dalam kurun waktu tertentu berjumlah 23 UPTD/UPK Puskesmas
dan 2 UPTD yaitu UPTD Pusat Pengobatan Mata dan Gigi serta UPTD
Laboratorium Kesehatan tidak mempunyai pelayanan gawat darurat. Capaian
indikator ini mencapai 92% meningkat dibanding tahun 2012 yang hanya mencapai
76%.
04

Cakupan Ketersediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Yang Cukup,


Baik Jenis Maupun Jumlah Serta Bermutu dan Terjangkau

Indikator kinerja cakupan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan yang cukup,
baik jenis maupun jumlah serta bermutu dan terjangkau dicapai melalui pemenuhan
cakupan ketersediaan obat sesuai kebutuhan dan penulisan resep obat generik.
Penyediaan obat khususnya untuk pelayanan kesehatan dasar merupakan prioritas
dalam pengadaan obat yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasien baik
dalam hal jumlah maupun jenis obat. Pengelolaan dan pendistribusian obat di Kota
Pontianak dilakukan oleh Pusat Pengelolaan Farmasi (Puslofar). Aktivitas
penyimpanan, pengepakan dan pendistribusian merupakan kegiatan utama yang
dilakukan oleh Puslofar untuk menjaga mutu dan menjamin kelangsungan pelayanan
kefarmasian.
Hasil evaluasi dan analisa capaian kinerja masing-masing indikator kinerja sasaran
tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Ketersediaan obat sesuai kebutuhan bertujuan untuk mengetahui tingkat
ketersediaan obat untuk pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan
mengetahui indikasi kesinambungan pelayanan obat untuk mendukung
pelayanan kesehatan di Puskesmas. Capaian kinerja indikaktor ini dihitung dari
jumlah dana persediaan yang dialokasikan pada tahun berjalan dibanding
dengan Jumlah dana obat yang dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan dasar
dalam tahun berjalan. Adapun jumlah dana persediaan yang dialokasikan pada
tahun 2013 adalah Rp.6.003.431.533 dan jumlah dana obat yang dibutuhkan
untuk pelayanan kesehatan dasar adalah Rp.7.034.916.000. Capaian
ketersediaan obat sesuai kebutuhan di Kota Pontianak adalah 85,34% dari target
90% sehingga capaian kinerja 94,82%. Capaian ini telah mencapai target yang
diharapkan dan meningkat dibanding Tahun 2012 yang hanya mencapai 47,90%.
b. Penulisan obat generic bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
serta pemerataan pelayanan obat. Adapun Jumlah resep obat generic yang
ditulis di sarana pelayanan kesehatan pemerintah (Puskesmas, Rumah Sakit)
berjumlah 15.360 R/ atau sekitar 99.77% dari jumlah seluruh resep obat yang
ditulis di sarana pelayanan kesehatan pemerintah (Puskesmas dan Rumah Sakit)
yang berjumlah 15.395 R/. Capaian di Tahun ini meningkat dibanding Tahun
2012 yang hanya mencapai 94,30%.

48

49
05

Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah

Indikator kinerja cakupan pelayanan kesehatan anak pra sekolah dan usia sekolah
dicapai melalui pemenuhan 3 (tiga) cakupan pelayanan, yaitu cakupan pelayanan
anak balita, cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat oleh nakes
atau tenaga terlatih/guru UKS dan cakupan pelayanan kesehatan remaja.
Hasil evaluasi dan analisis terhadap capaian kinerja indikator sasaran ini adalah
sebagai berikut:
a. Cakupan Pelayanan Anak Balita. Cakupan pelayanan anak balita adalah
Cakupan anak balita (12-59 bln) yang memperoleh pelayanan sesuai standar,
meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8x setahun, pemantauan
perkembangan minimal 2 x setahun, pemberian VIt A 2x setahun. Adapun
anak balita yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8
x, pemberian Vit A 2x setahun di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
pada tahun 2013 berjumlah 29.481 atau 60,55% dari seluruh anak balita(12-59
bln) di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu 1 tahun pada tahun 2013 yang
berjumlah 48.686. capaian ini masih dibawah target yang diharapkan yaitu
83%. Namun capaian ini mengalami peningkatan bila dibanding tahun 2012
yang hanya mencapai 50,65%.
b. Cakupan Pemeriksaan Kesehatan siswa SD dan Setingkat oleh nakes atau
tenaga terlatih/ guru UKS. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan
setingkat oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih/guru UKS adalah Siswa
SD dan setingkat, yang telah diperiksa kesehatannya oleh tenaga
kesehatan/tenaga terlatih (guru UKS/Dokter kecil), paling sedikit 2 x per tahun,
di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Indikator ini bertujuan untuk
mengukur kemampuan manajemen program usaha kesehatan anak sekolah
dalam melindungi anak sekolah sehingga kesehatannya terjamin melalui
pelayanan kesehatan. Adapun murid SD dan setingkat yang diperiksa
kesehatannya oleh tenaga terlatih di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu berjumlah 11.760 atau 94,21% dari murid SD dan setingkat di satu
wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama pada tahun 2013 yang berjumlah
12.483 murid. Capaian ini sedikit menurun dibanding tahun 2012 yang
mencapai 98,62%.
c. Cakupan pelayanan kesehatan remaja adalah cakupan remaja (10-19 thn) atau
yang sedang menempuh pendidikan SLTP dan SMU yang memperoleh
pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) disuatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Indikator ini bertujuan untuk mengukur
tingkat keberhasilan penyelenggaraan pelayanan kesehatan remaja. Adapun
remaja (10-19 th) yang mendapat pelayanan kesehatan disuatu wilayah pada
kurun waktu tertentu pada tahun 2013 berjumlah 63.139 atau 57.64% dari
seluruh sasaran remaja (10-19 th) disuatu wilayah kerja dalam kurun waktu 1
tahun pada tahun 2013 berjumlah 109.545. capaian ini meningkat dibanding
tahun 2012 yang hanya mencapai 52,65%.

50
06

Cakupan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia (Lansia)

Indikator kinerja Indikator cakupan pelayanan kesehatan lansia merupakan


komponen pada pelayanan kesehatan reproduksi komprehensif guna
meningkatkan kualitas hidup para lanjut usia agar tetap sehat dan dapat
beraktifitas sebagaiman mestinya, sehingga tetap merasa berguna di masyarakat
dan keluarganya. Cakupan Pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia lanjut
adalah cakupan usila ( 60 th) yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
dengan standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Indikator ini bertujuan untuk mengukur kinerja petugas penyelenggara pelayanan
kesehatan usia lanjut dan mengukur tingkat keberhasilan penyelenggara
pelayanan kesehatan usia lanjut. Adapun usia lanjut ( 60 th) yang diperiksa di
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu pada tahun 2013 berjumlah 23.847
jiwa atau 65,31% dari seluruh sasaran usila (60 th)di suatu wilayah kerja dalam 1
tahun pada tahun 2012 yang berjumlah 36.515 jiwa. Hasil pengukuran terhadap
indikator kinerja sasaran ini menurun apabila dibandingkan dengan tahun 2012
yang mencapai 68,74%.
Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran 1 di atas, dapat disimpulkan
bahwa dari 6 (enam) indikator kinerja sasaran tersebut diperoleh rata-rata capaian
kinerja sasaran 1 adalah sebesar 102,77% atau termasuk dalam interval x > 85,
dengan nilai mean 92,5 dalam kategori Sangat Berhasil.
Sasaran 02

Meningkatnya Derajat Kesehatan

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis 1, yaitu meningkatkan


kualitas sumber daya manusia yang religius, cerdas, sehat, berbudaya dan
harmonis. Untuk mewujudkan sasaran ini dilaksanakan 6 (enam) program yaitu
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, Program
Peningkatan Penanggulangan Narkoba, PMS, termasuk HIV-AIDS, Program
Pencegahan Penyakit Tidak Menular, Program Peningkatan Keselamatan Ibu
Melahirkan dan Anak, Program Pelayanan Kontrasepsi dan Program Perbaikan Gizi
Masyarakat. Anggaran yang dialokasikan untuk melaksanakan keenam program
tersebut sebesar Rp.2.737.338.500,00, yang terealisir sebesar Rp.2.621.134.850,00
atau 95%. Secara teknis, SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk
mewujudkan sasaran ini adalah Dinas Kesehatan. Capaian kinerja sasaran strategis
ini diukur melalui pemenuhan capaian target 4 (empat) indikator kinerja utama,
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama
7. Menurunnya kasus penyakit menular, tidak
menular dan penyakit PD3I
8. Meningkatnya pelayanan kesehatan ibu
dan anak/bayi
9. Meningkatnya penyelidikan epidemiologi
dan penanggulangan KLB dan Gizi Buruk
10.Meningkatnya status gizi masyarakat
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 2

Target

Realisasi

95,55%

90,46%

94

89,75%

89,54%

99

100%

100%

100

77,4%

71,20%

91
96

Capaian

Sangat
Berhasil

92.5

Evaluasi dan analisi capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut :
07

Menurunnya Kasus Penyakit Menular, Tidak Menular Dan Penyakit


PD3I

Indikator kinerja menurunnya kasus penyakit menular, tidak menular dan penyakit
PD3I (penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, dicapai melalui capaian kinerja
10 (sepuluh) sub indikator kinerja sasaran, yaitu infeksi menular seksual (IMS) yang
ditemukan dan diobati, klien yang mendapat penanganan HIV/AIDS, cakupan
pembinaan penderita hipertensi baru, cakupan pembinaan diabetes baru, cakupan
penderita DBD yang ditangani, kesembuhan penderita TBC BTA+, penderita kusta
yang selesai berobat (RFT rate), penderita malaria yang diobati, cakupan balita
dengan pneumonia yang ditemukan dan ditangani, dan Kelurahan universal child
immunization (UCI).
Berikut hasil evaluasi dan analisis capaian indikator kinerja PD3I tahun 2013:
a. Infeksi Menular Seksual (IMS) yang ditemukan dan diobati. Indikator ini
memutuskan rantai penularan HIV melalui hubungan seks yg beresiko dan
mencegah penularan IMS. Adapun Penderita IMS yang ditangani dalam
periode satu tahun di satu wilayah sesuai dengan standar berjumlah 1.229 atau
100% penderita telah ditangani. Kasus ini mengalami penurunan dibanding
tahun 2012 yang mencapai 4.319 kasus.
b. Klien yang mendapat penanganan HIV/AIDS. Penderita HIV/AIDS yang
ditangani dalam periode satu tahun di satu wilayah pada tahun 2013 berjumlah
251 kasus. Hal ini menunjukkan peningkatan jumlah kasus apabila
dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu 236 kasus.
c. Cakupan Pembinaan Penderita Hipertensi Baru. Seluruh penderita Hipertensi
baru dalam suatu wilayah tertentu dalam kurun waktu satu tahun berjumlah
3.986 dan penderita Hypertensi yang dibina (melakukan kunjungan ulang ke
sarana pelayanan kesehatan) dalam satu wilayah tertentu dalam kurun waktu
satu tahu berjumlah 3.494 atau sekitar 87.66%. Capaian ini melebihi target
yang diharapkan yaitu 80%. Sedangkan penderita hipertensi mengalami
peningkatan dibanding tahun 2012 yaitu 2.385 kasus.
d. Kesembuhan penderita TBC BTA+. Indikator ini ditujukan untuk mengukur
cakupan penemuan pasien baru TB BTA + dan cakupan pasien baru yg belum
pernah diobati atau sudah diobati. Pasien baru TB BTA positif yang ditemukan
dan diobati dalam satu waktu berjumlah 524 kasus atau sekitar 92,74% dari
Jumlah perkiraan pasien baru TB BTA Positif dalam satu wilayah pada waktu
satu tahun (1,1/1000 x jml penduduk) yaitu 565 kasus. Capaian kesembuhan
penderita TBC BTA + pada tahun 2013 ini mengalami penurunan dibanding
tahun 2012 yang mana di tahun 2012 capaian kesembuhan penderita TBC BTA
+ mencapai 94,41% dengan jumlah pasien sembuh berjumlah 490 dari 519
pasien yang selesai minum obat anti TB.
e. Cakupan penderita DBD yang ditangani. Indikator ini mengukur kinerja program
pemberantasan penyakit DBD dan mengukur tingkat keberhasilan
penyelenggaraan program pemberantasan penyakit DBD. Jumlah penderita
DBD pada Tahun 2013 berjumlah 100 kasus, 4 kasus meninggal dunia, dan
nilai CFR mencapai 4 %. Kasus DBD di tahun 2013 ini mengalami penurunan
dibanding tahun 2012 yaitu 134 kasus dan yang meninggal dunia sebanyak 3
kasus. Jumlah kasus kematian akibat DBD di tahun 2013 memang sedikit lebih
banyak dibanding tahun 2012. Hal ini dikarenakan keterlambatan keluarga

51

pasien membawa pasien ke rumah sakit sehingga membuat penanganannya


menjadi sulit karena pasien sudah mengalami syok dan trombositnya sangat
menurun.
Banyak faktor yang menyebabkan semakin tingginya jumlah penderita DBD
antara lain:
Kepadatan penduduk;
Perilaku hidup bersih dan sehat dari masyarakat di Kota Pontianak yang
belum optimal;
Masih banyak ditemukannya jentik-jentik nyamuk pada tempat
penampungan air yang ada di masyarakat; dan
Kepedulian masyarakat untuk mengontrol jentik yang ada dilingkungan
kediamannya masih sangat rendah.
f. Penderita kusta yang selesai berobat (RFT Rate). Indikator ini bertujuan untuk
mengukur kinerja petugas program pelayanan pengobatan penderita kusta dan
mengukur tingkat keberhasilan program pengobatan penderita kusta. Indikator
ini mencapai nilai sangat berhasil (100%). Penderita kusta yang selesai minum
obat disuatu wilayah dalam kurun waktu satu tahun berjumlah 7 kasus.
Penderita kusta pada tahun 2013 mengalami penurunan dibanding tahun 2012
yang mencapai 12 kasus.
g. Penderita Malaria yang diobati. Indikator ini mengukur kinerja petugas dalam
mengobati penderita malaria sesuai standar dan menilai situasi malaria di suatu
wilayah. Penderita malaria di suatu wilayah tertentu dalam satu tahun yang
diberi obat standar berjumlah 21 kasus dan dapat ditangani 100%. Kasus
malaria ini mengalami penurunan dari tahun 2012 dengan jumlah 85 kasus.
h. Cakupan Balita dengan Pneumonia yang ditemukan dan ditangani. indikator ini
bertujuan untuk mengukur kinerja petugas penyelenggara pelayanan balita
dengan pneumonia dan mengukur tingkat keberhasilan penyelenggara
pelayanan balita dengan pneumonia. Capaian indikator ini diperoleh melalui 1
(satu) kegiatan. Penderita pneumonia yang ditangani di suatu wilayah kerja
pada kurun waktu satu tahun pada Tahun 2013 berjumlah 1.391 kasus atau
82,85% dari jumlah perkiraan penderita pneumonia balita (inciden rate tahun
sebelum) disuatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama (2% dari jumlah
sasaran balita). Kasus ini meningkat dibanding tahun 2012 dengan jumlah
kasus 945 kasus. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan pengetahuan
petugas pengelola program tentang pneumonia dan peningkatan kesadaran
orang tua penderita untuk segera membawa anaknya ke pelayanan kesehatan.
i. Kelurahan Universal Child Immunization (UCI). Indikator ini bertujuan untuk
memantau pencapaian cakupan berdasarkan wilayah (Kelurahan) dan untuk
menentukan daerah-daerah kantong resiko tinggi. Adapun kelurahan UCI
berjumlah 17 kelurahan atau sekitar 58,62% dari keseluruhan kelurahan di Kota
Pontianak yang berjumlah 29 kelurahan. Belum 100% nya kelurahan yang UCI
dikarenakan oleh beberapa faktor antara lain:
Belum optimalnya pelaksanaan sosialisasi di masyarakat;
Tidak semua posyandu melaksanakan imunisasi;
Adanya penggantian petugas imunisasi yang tidak disiapkan secara
matang sehingga hal ini berpengarauh terhadap pelaksanaan imunisasi
dilapangan.
namun jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang hanya 12 kelurahan,
capaian kelurahan UCI ini mengalami peningkatan.

52

j.

Cakupan Pembinaan Penderita Diabetes Baru. Seluruh penderita Diabetes


baru dalam suatu wilayah tertentu dalam kurun waktu satu tahun berjumlah
1054 dan Penderita Diabetes yang dibina (melakukan kunjungan ulang ke
sarana pelayanan kesehatan) dalam satu wilayah tertentu dalam kurun waktu
satu tahun berjumlah 896 penderita atau sekitar 85,01%. Penderita diabetes
mengalami peningkatan dibanding tahun 2012 yaitu 644 kasus.
08

Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak/Bayi

Indikator kinerja meningkatnya pelayanan kesehatan ibu dan anak/bayi, dicapai


melalui capaian cakupan kunjungan Bumil K4, cakupan pertolongan persalinan Nakes
yang memiliki kompetensi kebidanan, cakupan pelayanan nifas, dan cakupan peserta
aktif KB. Hasil evaluasi dan analisa capaian kinerja keempat cakupan pelayanan
kesehatan ibu dan anak/bayi tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Cakupan kunjungan ibu hamil (Bumil) K4 adalah Ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar pelayanan kesehatan
adalah, yaitu : (1) timbang BB dan TB, (2) Ukur Tekanan Darah, (3) Ukur Tinggi
Fundus, (4) Presentasi janin, (5) Skrining TT, (6) Pemberian Tablet Fe 90 tab,
(7) Tes laboratorium sederhana (Hb, Protein Urine) dan atau berdasarkan
indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV, Malaria, TBC), dan (8) Tata laksana kasus dan
Temu wicara paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu (4 kali adlah 1 kali Tw I, 1 kali TW II, 2 kali TW III). Indikator ini
bertujuan untuk mengukur kemampuan manajemen program KIA dlm
melindungi ibu hamil sehingga kesehatan janin terjamin melalui penyediaan
pelayanan antenatal, pelayanan ANC yg baik akan menekan AKI dan AKB.
Adapun Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan
standart paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Pada tahun 2013 berjumlah 11.644 jiwa atau 96.20% dari sasaran ibu hamil
disatu wilayah kerja dalam kurun Waktu 1 tahun di tahun 2013 yang berjumlah
12.104 jiwa. Capaian ini meningkat dibanding tahun 2012 dengan capaian
95,59%;
b. Cakupan pertolongan persalinan Nakes yang memiliki kompetensi kebidanan
adalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu. Indikator ini bertujuan untuk mengukur jangkauan
program KIA dalam pelayanan neonatus dan mengukur kualitas pelayanan
neonatus. Adapun Ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan di satu
Wilayah kerja pada kurun waktu tertentu di tahun 2013 berjumlah 11.298 jiwa
atau 98,21% dari seluruh sasaran ibu bersalin di satu wilayah kerja dalam kurun
waktu 1 tahun yang berjumlah 11.504 jiwa. Capain ini melebihi target yang
diharapkan yaitu 96%. Capaian di tahun 2013 mengalami peningkatan
dibanding tahun 2012 yang hanya mencapai 95,20%;
c. Cakupan pelayanan nifas adalah cakupan pelayanan kepada ibu sedikitnya 3
kali pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar
oleh tenaga kesehatan disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu, yaitu (1)
KF1 : 6 jam hr ke 3, (2) KF2 : hr ke 4 hr ke 28, dan (3) Kf3 : hr ke 29 hr ke
42. Indikator kinerja sasaran tersebut diperoleh melalui pelaksanaan 3 (tiga)
kegiatan. Adapun Ibu nifas yang telah memperoleh 3 kali pelayanan sesuai
Standar di satu Wilayah kerja pada kurun waktu tertentu pada tahun 2013

53

berjumlah 10.684 jiwa atau 92,87% dari seluruh ibu Nifas di satu wilayah kerja
dalam kurun waktu 1 tahun pada tahun 2013 berjumlah 11.504 jiwa. Capain ini
dibawah target yang diharapkan yaitu 95%. Namun jika dibandingkan dengan
tahun 2012 mengalami sedikit peningkatan dengan capaian di tahun 2012
adalah 91,12%;
d. Cakupan peserta aktif KB adalah Cakupan dari peserta KB yang baru dan lama
yang masih aktif menggunakan alat dan obat kontrasepsi (alakon) dibandingkan
dengan jumlah pasangan usia subur di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu. Indikator ini bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan
penyelenggaraan pelayanan KB. Adapun peserta KB aktif di satu Wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu di tahun 2013 berjumlah 81.460 jiwaatau 70,90%
dari Jumlah seluruh PUS (pasangan yang istrinya 15 49 tahun atau 49 th
lebih tapi masih menstruasi) di satu wilayah kerja dalam kurun waktu 1 tahun
yang berjumlah 114.889 jiwa. Capain ini sudah mencapai target yang
diharapkan yaitu 70% dan mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan
tahun 2012 yang hanya mencapai 69,30%.
09

Meningkatnya Penyelidikan Epidemiologi Dan Penanggulangan KLB


dan Gizi Buruk

Indikator kinerja meningkatnya penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB


dan Gizi Buruk, dicapai melalui pemenuhan cakupan kelurahan yang mengalami KLB
yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24. Indikator ini bertujuan untuk menilai
kecepatan/respon terhadap KLB, menekan serendah mungkin penyebaran wilayah
yang terserang KLB dan menekan serendah mungkin jumlah kesakitan dan
kematian akibat KLB.
Pada Tahun 2013 terdapat 3 (tiga) kejadian luar biasa yaitu:
a. KLB Difteri sebanyak 5 kasus yang terjadi di kelurahan tambelan sampit
kecamatan pontianak timur sebanyak 1 kasus, kelurahan sungai beliung
kecamatan pontianak barat sebanyak 1 kasus dan kelurahan sungai jawi
kecamatan pontianak kota sebanyak 1 kasus;
b. KLB Tetanus Neonatorum (TN) sebanyak 2 kasus;
c. KLB Campak sebanyak 90 kasus.
Dari keempat KLB tersebut semuanya dapat tertangani 100%.
10

Meningkatnya Status Gizi Masyarakat

Indikator kinerja meningkatnya status gizi masyarakat, dicapai melalui pemenuhan 4


(empat) cakupan pelayanan, yaitu cakupan balita yang naik berat badannya N/D,
cakupan balita bawah garis garis merah/ditemukan dan dirujuk ke unit rawat di
sarana kesehatan, cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usai
6/24 bulan dari keluarga miskin, dan cakupan kecamatan bebas rawan gizi.
Peningkatan status gizi masyarakat, ditujukan untuk mewujudkan sumber daya
manusia (SDM) yang berkualtias, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh,
mental yang kuat dan kesehatan yang prima di samping penguasaan terhadap ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Kekurangan gizi dapat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM) Kota
Pontianak di masa depan. Peningkatan SDM ini untuk masa yang akan datang perlu
dilakukan dengan memperbaiki atau memperkuat intervensi yang ada menjadi lebih

54

efektif dan bermanfaat terutama pada kelompok sasaran yang rentan. Perbaikan
kualitas pelayanan kesehatan dan gizi pada penduduk menjadi prioritas.
Hasil evaluasi dan analisis capaian kinerja indikator kinerja sasaran tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Cakupan balita yang naik berat badannya (N/D) adalah cakupan balita yang
ditimbang didalam maupun dil luar posyandu yang berat badannya naik di satu
wilayah tertentu dalam kurun waktu tertentu. Definisi naik sesuai dengan standar
kenaikan BB minimum (KBM) standar WHO 2005. Indikator ini bertujuan untuk
mengetahui perkembangan status gizi balita melalui deteksi pertumbuhan balita.
Dari hasil pengumpulan data bulanan di 23 Puskesmas yang masuk didapatkan
hasil bahwa rata-rata N/D Kota Pontianak adalah 72,05% dari target 76%
sehingga pencapaian targetnya 94,80%. Puskesmas yang sudah berada di atas
rata-rata sebanyak 8 Puskesmas dan 15 Puskesmas masih dibawah rata-rata
capaian Kota Pontianak. Capaian tertinggi adalah UPK Puskesmas Kom Yos
Sudarso yaitu 91,73% dan capain terendah adalah UPK Puskesmas Purnama
yaitu 52,67%. Capaian ini di tahun 2013 mengalami sedikit penurunan bila
dibanding dengan capaian di tahun 2012 yang mencapai 73,20% dari target
76%.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Dinas kesehatan Kota Pontianak untuk
dapat meningkatkan cakupan balita yang naik berat badannya (N/D) antara lain:
Pemberian makanan tambahan (PMT) penyuluhan;
Pemberian makanan tambahan (PMT) pemulihan; dan
Stimulan makanan pendamping (MP) ASI yang bersumber dari APBD dan
BOK.
b. Cakupan balita bawah garis merah/ditemukan dan dirujuk ke unit rawat di
sarana kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu. Cakupan ini adalah Cakupan Balita BGM yang ditimbang
didalam maupun dil luar posyandu di satu wilayah tertentu dalam kurun waktu
tertentu. Indikator ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan
perkembangan status gizi balita dari waktu ke waktu. Adapun Balita BGM yang
ditimbang didalam maupun dil luar posyandu di satu wilayah tertentu pada
tahun 2013 berjumlah 245 balita atau 0.64%. Dari jumlah balita yang datang
ditimbang di dalam maupun di luar posyandu di satu wilayah tertentu dalam
kurun waktu 1 tahun berjumlah 38.055. Dari hasil pengumpulan data bulanan di
23 Puskesmas yang masuk didapatkan hasil bahwa Puskesmas dengan
cakupan Balita BGM sudah mengalami penurunan, namun distribusi BGM
yang ada diatas rata-rata capaian Kota Pontianak masih 13 Puskesmas dan
hanya 10 Puskesmas yang capaian BGM di bawah rata-rata capaian Kota.
BGM terbanyak di antaranya ditemukan di Puskesmas Parit Mayor, banjar
Serasan, Tambelan Sampit, Siantan Hulu, Pal Lima, saigon, Kampung Dalam
dan Khatulistiwa dengan capaian >1% BGM. Kondisi ini menunjukkan bahwa
surveilan gizi sudah mulai berjalan optimal, oleh karena itu intervensi dini harus
dilakukan agar Balita sasaran tidak sampai jatuh pada BGM.
c. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan dari
keluarga miskin. Cakupan ini adalah Cakupan Pemberian MP-ASI pada anak
usia 6-24 bulan dari keluarga miskin selama 90 hari di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu. Indikator ini bertujuan untuk mengukur kinerja petugas di
dalam upaya pelayanan gizi masyarakat melalui cakupan pemberian MP-ASI
untuk anak usia 6-24 bln pada keluarga miskin. Pemberian Makanan
Pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan dari Keluarga Miskin (Gakin) tahun

55

2013 terealisasi 100% dengan distribusi kepada 285 balita sasaran yang
tersebar di 23 UPTD/UPK Puskesmas.
d. Kecamatan Bebas Rawan Gizi adalah cakupan kecamatan dengan prevalensi
gizi kurang dan buruk (KEP Total) pada balita 15 % disatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu (standar WHO 2005). Indikator ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran kecamatan bebas rawan gizi (<15% gizi kurang dan gizi
buruk) dan perencanaan SKPG dan intervensi gizi. Adapun kecamatan dengan
prevalensi gizi kurang dan buruk pada balita 15 % disatu wilayah kerja
tertentu ditahun 2013 berjumlah 5 kecamatan atau 83.33% dari seluruh
kecamatan di satu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu 1 tahun yang
berjumlah 6 kecamatan.
Kecamatan bebas rawan gizi tahun 2013 tidak mengalami peningkatan.
Kecamatan yang masih tergolong rawan gizi (KEP Total > 15%) dan perlu
mendapat perhatian adalah Kecamatan Pontianak Timur. Namun persentase
kerawanan sudah mengalami sedikit perbaikan dibanding tahun 2012.
e. Balita gizi buruk mendapatkan perawatan adalah cakupan balita gizi buruk yang
datang/ditemukan yang di rawat rumah tangga atau dirujuk ke unit rawat inap di
sarana kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu. Indikator ini bertujuan untuk mengetahui status gizi balita buruk
yang memperoleh penanganan dan perawatan dengan tata laksana gizi buruk.
Dari 42 kasus gizi buruk (Tahun 2013) pada Balita ditemukan dan semuanya
dirujuk ke unit rawat di sarana kesehatan untuk mendapatkan penanganan dan
perawatan sesuai tatalaksana Gizi Buruk (Giruk). Balita Giruk adalah Balita yang
terdeteksi kekurangan gizi berdasarkan indikator pengukuran BB/TB berada
pada posisi <3 SD. Dari 43 kasus Giruk yang ditemukan penanganan dan
perawatan dapat dirinci sebagai berikut: 26 kasus dirawat di TFC UPTD
Puskesmas Kec. Pontianak Timur dan 17 kasus dirawat pada tingkat Rumah
Tangga sehingga capaian kinerja 100%. Tahun 2013 terdapat 43 kasus gizi
buruk yang tersebar di 18 UPTD/UPK di Kota Pontianak dengan capaian kinerja
100%. Kasus ini menurun dibanding tahun 2012 yang mencapai 52 kasus.
Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran 2 di atas, dapat disimpulkan
bahwa dari 4 (empat) indikator kinerja sasaran tersebut diperoleh rata-rata capaian
kinerja sasaran 2 adalah sebesar 96% atau termasuk dalam interval x > 85, dengan
nilai mean 92,5 dalam kategori Sangat Berhasil.
Sasaran 03

Meningkatnya Lingkungan Sehat, Perilaku Sehat, dan


Kemandian Masyarakat di Bidang Kesehatan

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis 1, yaitu meningkatkan


kualitas sumber daya manusia yang religius, cerdas, sehat, berbudaya dan
harmonis. Untuk mewujudkan sasaran ini dilaksanakan 4 (empat) program utama,
yaitu Program Pengembangan Lingkungan Sehat dan Program Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat, Program Pembiayaan Kesehatan Masyarakat dan
Program Kemitraan Pelayanan Kesehatan. Anggaran yang dialokasikan untuk
keempat program tersebut sebesar Rp.17.468.393.991,00 dan direalisasikan
sebesar Rp.14.227.816.000,00 atau 81,44%. Secara teknis, SKPD yang mempunyai
tugas pokok dan fungsi untuk mewujudkan sasaran ini adalah Dinas Kesehatan.
Sasaran sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan 3 (tiga) indikator kinerja
kinerja utama, sebagai berikut:

56

57
Indikator Kinerja Utama

Target

11. Meningkatnya perilaku sehat, lingkungan


64,80%
sehat dan pemukiman sehat
12. Tingkat kemandirian masyarakat di
100%
bidang kesehatan
13. Meningkatnya pemberdayaan
67,50%
masyarakat di bidang kesehatan
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 3

Realisasi

56,08%

86

97,24%

97

60,86%

90
91

Capaian

Sangat
Berhasil

92,5

Evaluasi dan analisi capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:
11

Meningkatnya Perilaku Sehat, Lingkungan Sehat dan Pemukiman Sehat

Indikator kinerja meningkatnya perilaku sehat, lingkungan sehat dan


pemukiman sehat, dicapai melalui capaian 5 (lima) sub indikator yaitu TTU
memenuhi syarat, rumah/bangunan bebas jentik nyamuk, institusi yang memenuhi
syarat kesehatan lingkungan, rumah tangga sehat (PHBS), dan upaya penyuluhan,
pencegahan penanggulangan penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif oleh petugas
kesehatan.
Hasil evaluasi dan analisis terhadap capaian kinerja indikator sasaran ini adalah
sebagai berikut:
a. Persentase Tempat Tempat Umum (TTU) memenuhi syarat merupakan upaya
untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang diakses masyarakat. Adapun
jumlah tempat-tempat umum yang telah diperiksa di Kota Pontianak berjumlah
1901 buah dan memenuhi standar kesehatan berjumlah 1605 buah. Dengan ini
berarti sekitar 84,43% tempat-tempat umum yang ada di Kota Pontianak telah
memenuhi standar kesehatan dan sekitar 15,57% tempat-tempat umum yang
belum memenuhi standar kesehatan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
antara lain: (a) tidak tersedianya air bersih; (b) pencahayaan ruangan yang
tidak sesuai dengan ketentuan; (c) pembuangan limbah yang tidak memenuhi
syarat; dan (d) prasarana dan sarana yang ada seperti dinding, plafon, lantai,
ventilasi dan sistem hygiene sanitasi belum memadai. Capaian ini sedikit
menurun dibanding tahun 2012 dengan capaian 86,6% dengan tempat-tempat
umum yang telah diperiksa di Kota Pontianak berjumlah 477 buah dan
memenuhi standar kesehatan berjumlah 413 buah.
b. Persentase rumah bangunan bebas jentik nyamuk merupakan upaya untuk
membebaskan angka bebas jentik yang rendah yang merupakan faktor
lingkungan yang dapat meningkatkan resiko terjadinya kasus DBD. Nyamuk
Aedes Aegepty yang merupakan vektor penyakit DBD lebih cepat berkembang
biak pada genangan air yang terdapat dalam wadah (kontainer) tempat
penampungan air seperti drum, bak mandi, gentong/tempayan dan sebagainya.
Walaupun curah hujan tinggi dapat menghambat perkembangbiakan tersebut,
namun apabila masyarakat tidak melaksanakan PSN secara teratur dan berkala
di lingkungan masing-masing maka dapat terjadi peningkatan kasus DBD.
Berdasarkan rekapitulasi data kegiatan pemantauan jentik berkala pada tahun
2013, angka bebas jentik di Kota Pontianak tidak mencapai target yang
diharapkan, yaitu hanya mencapai 69,11% dari target 95%. Namun jika

dibandingkan dengan tahun 2012, ABJ di tahun 2013 mengalamai peningkatan


karena di tahun 2012 ABJhanya mencapai 62,39%.
Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: (1) kekurangan dana PSNPJB (anggaran PJB-PSN 2013 hanya untuk 4 kali pemeriksaan oleh petugas
dan 2 kali pemeriksaan oleh kader perbulannya dan belum mencakup semua
RT diwilayah kerja); (2) kekurangan tenaga pelaksana PBJ-PSN; (3) kader
bekerja tidak optimal; (4) kader melaksanakan PJB tidak sesuai jadwal yang
diberikan puskesmas; (5) susah mendapatkan kader PJB; (6) warga tidak
menerima dengan baik upaya larvasidasi; (7) stok larvasidasi belum
mencukupi; (8) under report; (9) kontainer kecil penampungan air hujan tidak
diperiksa oleh kader; (10) ada kader yang kurang aktif melaksanakan PJB.
c. Persentase Institusi yang memenuhi syarat kesehatan lingkungan merupakan
institusi publik, seperti rumah ibadah, kantor dan sarana pendidikan, hal ini
sangat penting dilakukan pemantauan kesehatan lingkungan agar tidak
menjadi tempat perkembangbiakan penyakit. Adapun jumlah institusi yang ada
di Kota Pontianak berjumlah 1366 dan jumlah institusi yang telah dibina dan
memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan berjumlah 989, sekitar 72,40%.
Capaian ini sudah mencapai target yang diharapkan yaitu 70%. Capaian
indikator ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2012 yang mana tahun
2012 hanya mencapai 59,58%.
Dalam pencapaian indikator ini masih banyak terdapat hambatan dan
permasalahan antara lain:
Kurang percaya dirinya/kurang berani datang ke institusi;
Belum memiliki form baku untuk pemeriksaan institusi;
Kurang penganggaran untuk transport petugas puskesmas pembinaan
ke institusi;
Puskesmas belum memeiliki test kit untuk pemeriksaan di isntitusi;
Jumalh sarana yang dilaporkan serta sarana yang dibina tidak
konsoisten setiap triwulan sehingga mengakibatkan kesulitan
menghitung capaian.
d. Persentase Rumah Tangga Sehat (PHBS). Indikator ini bertujuan untuk
mengetahui permasalahan perilaku sehat yang belum menjadi kebiasaan dan
budaya masyarakat serta permasalahan lingkungan yang belum memenuhi
syarat kesehatan. Jumlah rumah tangga yang melaksanakan minimal 7
indikator PHBS berjumlah 4.464 rumah tangga sekitar 39,95% dari 11.175
rumah tangga yang dibina. Hal ini menunjukkan kurangnya kesadaran
masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. Indikator PHBS meliputi
10 komponen, yaitu: persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi
ASI Eksklusif, menimbang Balita setiap bulan, menggunakan air bersih,
mencuci tangan pakai sabun, gunakan jamban sehat, memberantas jentik di
rumah sekali seminggu, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktifitas
fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah. Capaian Tahun 2013 lebih
meningkat dibanding Tahun 2012 yaitu 38,70%.
e. Upaya Penyuluhan Pencegahan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika
dan Zat Adiktif (NAPZA). Indikator ini bertujuan untuk menanggulangi terjadinya
peningkatan penyalahgunaan NAPZA. Kegiatan yang dilakukan berupa
sosialisasi atau penyuluhan P3 NAPZA pada anak sekolah. Upaya P3 NAPZA
juga dilakukan dengan melakukan kerjasama lintas sektor baik dengan Badan
Narkotika Nasional (BNN) maupun dengan LSM peduli HIV/AIDS. Penyuluhan

58

ini dilakukan sebanyak 185 kali dari total 1.277 penyuluhan atau sekitar 14.49%.
Capaian ini meningkat dibanding tahun 2012 yang hanya 14,10%.
12

Tingkat Kemandirian Masyarakat Di Bidang Kesehatan

Indikator kinerja tingkat kemandirian masyarakat di bidang kesehatan dicapai melalui


cakupan pelaksanaan jaminan pemeliharaan kesehatan Gakin dan Masyarakat
rentan serta pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin. Hasil evaluasi dan
analisis capaian kinerja terhadap ketiga cakupan dalam indikator sasaran ini
adalah sebagai berikut :
a. Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan Gakin dan masyarakat rentan
bertujuan untuk meningkatkan jumlah keluarga miskin dan masyarakat rentan
yang terlindungi kesehatannya dengan sistem jaminan kesehatan gakin.
Pencapaian target dari indikator ini 100%. Hal ini dapat dilihat dari jumlah
masyarakat miskin yang ada di Kota Pontianak berjumlah 86.751 jiwa, dan
telah terlindung kesehatannya dengan memiliki Jaminan kesehatan masyarakat
miskin (Jamkesmas). Jumlah masyarakat miskin di tahun 2013 mengalami
penurunan dimana jumlah masyarakat miskin di tahun 2012 di Kota Pontianak
berjumlah 94.528 jiwa.
b. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin adalah cakupan
kujungan pasien masyarakat miskin di sarana kesehatan strata pertama disuatu
wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu. Indikator ini bertujuan untuk
mengukur cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin di wilayah
kerja puskesmas. Adapun jumlah kunjungan masyarakat miskin ke UPTD/UPK
Puskesmas di Kota Pontianak pada tahun 2013 berjumlah 81.972 jiwa atau
sekitar 94,49% dari Jumlah kepesertaan Jamkesmas yaitu 86.751 jiwa.

13

Meningkatnya Pemberdayaan Masyarakat Di Bidang Kesehatan

Indikator meningkatnya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dicapai


melalui pelaksanaan program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat,
yaitu Posyandu Purnama dan Mandiri, dan cakupan desa/kelurahan siaga aktif. Hasil
evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap cakupan dalam indikator sasaran ini
adalah sebagai berikut:
a. Posyandu Purnama dan Mandiri adalah Posyandu dengan cakupan 5 program
atau lebih yang melaksanakan kegiatan 8 kali atau lebih per tahun, kader > 5,
cakupan D/S, KB, KIA, Imunisasi > 50%, ada program tambahan, ada dana
sehat < 50%. Indikator ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perkembangan
posyandu (kualitas) posyandu dan untuk menentukan intervensi terhadap
masing-masing itngkat perkembangan (kualitas) posyandu. Jumlah Posyandu
Purnama dan Mandiri di Kota Pontianak berjumlah 84 atau 32,06%. Dari jumlah
seluruh posyandu yang ada pada tahun 2013 yaitu 262 posyandu, atau tercapai
58,29% dari target 55%. Capaian ini meningkat dibanding tahun 2012 yang
hanya mencapai 23,32%.
b. Cakupan desa/kelurahan siaga aktif adalah cakupan kelurahan yang memiliki
RW Siaga yang dilengkapi dengan sarana pelayanan kesehatan dasar berupa
Puskesmas, Puskesmas pembantu, Klinik 24 jam, dokter, bidan praktek mandiri

59

dan lain-lainl, memiliki UKBM dengan kegiatan KIA, Gizi, Kesehatan lingkungan,
surveilans berbasis masyarakat, penanggulangan bencana dan kedaruratan
kesehatan serta berjalannya pembinaan PHBS tingkat RT. Indikator ini bertujuan
untuk mengukur seberapa besar masukan telah diberikan dalam rangka
pengembangan suatu desa siaga, mengukur seberapa aktif upaya yang
dilaksanakan di suatu Desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga, cakupan
pelayanan KIA, cakupan penduduk oleh jaminan pemeliharaan kesehatan,
cakupan penduduk desa yg mempraktekkan PHBS serta cakupan pelayanan
Polkesdes dan UKBM-UKBM lain.

60

Jumlah kelurahan yang memiliki RW Siaga dengan kepemilikan Surat Keputusan


Kelurahan setempat (kepengurusan RW Siaga) dan aktif melakukan kegiatan
sesuai dengan standar pada tahun 2013 berjumlah 26 kelurahan atau 89,66%
dari Jumlah kelurahan yang ada di Kota Pontianak pada tahun 2013 yang
berjumlah 29 kelurahan. Capaian ini meningkat dibanding tahun 2012 yang
hanya mencapai 79,13%. Meningkatnya jumlah RW siaga dari 43 RW siaga di 26
kelurahan dari 29 kelurahan di Kota Pontianak. Hal ini meningkatkan jumlah
kelurahan siaga dari 23 kelurahan menjadi 26 kelurahan.
Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran 3 di atas, dapat disimpulkan
bahwa dari 3 (tiga) indikator kinerja sasaran tersebut diperoleh rata-rata capaian
kinerja sasaran 3 adalah sebesar 91% atau termasuk dalam interval x > 85, dengan
nilai mean 92,5 dalam kategori Sangat Berhasil.

Sasaran 4

Meningkatnya Kualitas dan Pemenuhan Standar Pelayanan


Rumah Sakit Yang Berorientasi Pada Kepuasan Pelanggan

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis 1, yaitu meningkatkan


kualitas sumber daya manusia yang religius, cerdas, sehat, berbudaya dan Untuk
mewujudkan sasaran tersebut dilaksanakan 4 (empat) program, yaitu Program
Pengendalian Mutu, Program Penataan Kelembagaan Sistem Informasi Rumah Sakit,
Program Peningkatan Kinerja Keuangan dan Program Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur. Anggaran yang dialokasikan untuk pelaksanaan keempat program
tersebut adalah sebesar Rp.36.071.362.225,00 yang terealisir Rp.8.614.429.670,00
atau 23,88%. Secara teknis, SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk
mewujudkan sasaran ini adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif
Mohammad. Capaian sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan 4 (empat)
indikator kinerja kinerja utama, sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama
14. Capaian IKM terhadap pelayanan
rumah sakit
15. Cakupan pemenuhan standar
minimal jenis-jenis layanan rumah
sakit
16. Cakupan efisiensi pelayanan
rumah sakit (BOR, TOI, BTO,
MMR, FSR, FODR)

17. Cakupan pemenuhan sarana dan

Target

Realisasi

73

59,16

81,04

75

71,03

94,7

BOR 71,85%,
BTO 21,38 Kali,
ALOS 5 Hari,
TOI 4-5 Hari,
NDR 21,73%,
GDR 43,46%

99,10
53,45
71,43
33,33
100
100

71,11

88,89

BOR 60-85%,
BTO 40 Kali,
ALOS 6-9 Hari,
TOI 1-3 Hari,
NDR < 24%,
GDR < 45%
80

Capaian

Berhasil

prasarana pelayanan sesuai


standarisasi rumah sakit
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 4

61
80,21

77.5

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:

14

Capaian IKM Terhadap Pelayanan Rumah Sakit

Capaian indikator kinerja sasaran Capaian Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)


terhadap pelayanan rumah sakit dalam kategori Berhasil pada tahun 2013 ditempuh
melalui pelaksanaan program Pengendalian Mutu Pelayanan, program Penataan
Kelembagaan Sistem Informasi Rumah Sakit, program Peningkatan Kinerja Keuangan
dan program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan indikator kinerja
kegiatan berupa: (1) Audit Kinerja Medik; (2) Monitoring dan Evaluasi; (3) Survey
Indeks Kepuasan Masyarakat; (4) Peningkatan Sistem Informasi dan Manajemen
Rumah Sakit; (5) Pembentukan PPK BLUD; dan (6) Pendidikan dan Pelatihan
dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.189.707.800,00
a. Audit Kinerja Medik, Monitoring dan Evaluasi serta Survey Indeks Kepuasan
Masyarakat belum dilaksanakan secara maksimal. RSUD Sultan Syarif Mohamad
Alkadrie telah melakukan Survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada
semester pertama tahun 2013 dengan hasil Baik. Ketiga kegiatan ini pada tahun
2012 dan 2013 tidak memiliki anggaran.
b. Peningkatan Sistem Informasi dan Manajemen Rumah Sakit merupakan
lanjutan dari kegiatan tahun 2012. Anggaran yang dialokasikan sebesar
Rp.325.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp.305.798.000,00 atau 94,09
%. Dari Kegiatan Peningkatan Sistem Informasi dan Manajemen Rumah Sakit
berupa Pengadaan Software SIMRS , alat antrian elektronik dan Software Tarif
Pelayanan. Adapun capaian kinerja dari kegiatan ini pada tahun 2013 adalah
sebesar 100 % dari target.
c. Pembentukan PPK BLUD ini dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang Rumah
Sakit Nomor 44 tahun 2009 pasal 7 ayat 3 dimana Rumah Sakit yang didirikan
Pemerintah dan Pemerintah Daerah harus berbentuk Unit Pelaksana Teknis dari
instansi yang bertugas dibidang kesehatan, instansi tertentu atau lembaga teknis
daerah dengan pengelolaan Badan Layanan Umum (BLU) atau Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tujuan dari BLUD adalah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan
prinsip ekonomi dan produktivitas serta penerapan praktek bisnis yang sehat.
Pada tahun 2013, RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak
mengalokasikan
anggaran
untuk
pembentukan
BLUD
sebesar
Rp.203.969.000,00 dengan realisasi sebesar Rp.126.387.700,00 atau 61,96
%. Dari 5 kegiatan ditargetkan 4 kegiatan yang terealisasi yaitu Penyusunan
Pola Tata Kelola Rumah Sakit, Penyusunan Rencana Strategis Bisnis,
Penyusunan Standar Pelayanan Minimal dan Penyusunan Laporan Keuangan
Pokok. Adapun capaian kinerja dari kegiatan ini pada tahun 2013 adalah
sebesar 80% dari target.
d.

Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan yang dialokasikan anggaran sebesar


Rp.660.738.800,00 dengan realisasi sebesar Rp.395.839.900,00 atau 59,91%.

e.

No.

Dari Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan mempunyai target sebanyak 16 jenis


pelatihan. Dari target 16 jenis pelatihan terdapat 12 jenis pelatihan yang diikuti.
Adapun capaian kinerja dari kegiatan ini pada tahun 2013 adalah sebesar 75%
dari target.
Adapun capaian indikator kinerja kegiatan (output) dari kegiatan Audit Kinerja
Medik, Monitoring dan Evaluasi, Survey Indeks Kepuasan Masyarakat,
Peningkatan Sistem Informasi dan Manajemen Rumah Sakit, Pembentukan PPK
BLUD dan Pendidikan dan Pelatihan dituangkan dalam tabel sebagai berikut:
Indikator Kinerja

Target

Realisasi

1.

Audit kinerja medik

1 kali

Monitoring dan Evaluasi


Survey Indeks Kepuasan
Masyarakat
Peningkatan Sistem
Informasi dan Manajemen
Rumah Sakit

4 kali

50

300 responden

150 responden

50

- 1 paket modul
SIMRS
- 1 paket alat
antri elektronik
- 1
paket
software
tarif
pelayanan
5 kegiatan

- 1 paket modul
SIMRS
- 1 paket alat
antri elektronik
- 1
paket
software
tarif
pelayanan
4 kegiatan

3.

4.

5.

Pembentukan PPK BLUD

6.

Pendidikan dan Pelatihan


16 pelatihan
Rata-rata Capaian Kinerja Kegiatan

12 pelatihan

Capaian
Kinerja
Sasaran

62,5
100

Cukup
Berhasil

80
75
59,16

Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja pada tabel di atas, diketahui capaian
kinerja kegiatan audit kinerja medik, monitoring dan evaluasi serta survey indeks
kepuasan pelanggan, pembentukan PPK BLUD dan pendidikan serta pelatihan
ada yang belum sesuai dengan target. Kegiatan ini belum dilaksanakan secara
maksimal dikarenakan dalam pelaksanaan tidak berjalan sesuai dengan rencana
yang telah disusun dan ditetapkan sehingga persentase capaian sebesar 59,16%.
Dengan demikian, rata-rata capaian indikator kinerja kegiatan ini berada pada
interval 55 < 70 dengan nilai mean 62,5, dalam kategori Cukup Berhasil.
Sedangkan
dari
sisi
anggaran,
alokasi
yang
ditetapkan
sebesar
Rp.1.189.707.800,00 dapat terealisasi sebesar Rp.828.025.600,00 atau 69,60%.
Dibandingkan dengan capaian kinerja kegiatan pada tahun 2012, maka capaian
kinerja kegiatan untuk kegiatan ini mengalami penurunan sebesar (40,84%),
namun pada tahun 2012 hanya diukur dengan 3 kegiatan sedangkan pada tahun
2013 ini diukur dengan 6 kegiatan.

15

Pemenuhan Standar Minimal Jenis-Jenis Pelayanan Rumah Sakit


Sesuai Peraturan Perundang-Undangan Yang Berlaku

Indikator-indikator pelayanan rumah sakit yang digunakan untuk mengetahui


tingkat pemanfaatan, mutu dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator tersebut
antara lain:

62

a.

b.

c.

d.

e.

f.

BOR (Bed Occupancy Ratio : Angka penggunaan tempat tidur).


BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu
tertentu.Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah
antara 60 85 % (Depkes RI,2005). Untuk menghitung BOR diperoleh dari
jumlah hari perawatan dibagi jumlah tempat tidur dikali jumlah hari dalam satu
periode. BOR RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie tahun 2013 sebesar
71,85 %;
ALOS (Average Length of Staf : Rata-rata lamanya pasien dirawat).
ALOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.Indikator ini memberikan
gambaran tingkat efisiensi dan gambaran mutu pelayanan. Nilai ALOS yang
ideal antara 6 9 hari (Depkes,2005). Untuk menghitung ALOS diperoleh dari
jumlah lama dirawat dibagi jumlah pasien keluar baik hidup dan mati. ALOS
RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie tahun 2013 sebesar 5 hari;
TOI (Turn Over Interval : Tenggang Perputaran).
TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah terisi ke
saat terisi berikutnya.Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi
penggunaan tempat tidur.Nilai TOI yang ideal 1-3 hari. Untuk menghitung
ALOS diperoleh dari jumlah tempat tidur dikali periode dikurangi hari
perawatan dibagi jumlah pasien keluar baik hidup dan mati.TOI RSUD Sultan
Syarif Mohamad Alkadrie tahun 2013 sebesar 4 5 hari;
BTO (Bed Turn Over : Angka perputaran tempat tidur).
BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali
tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu.Idealnya dalam 1 tahun,
1 tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali. Untuk menghitung BTO diperoleh
dari jumlah pasien dirawat dibagi jumlah tempat tidur. BTO RSUD Sultan Syarif
Mohamad Alkadrie tahun 2013 sebesar 21,38 kali;
NDR (Net Death Rate).
NDR adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000
penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan rumah
sakit. Nilai NDR yang ideal < 25 % atau 0,25 . Untuk menghitung NDR
diperoleh dari jumlah pasien mati > 48 jam dibagi jumlah pasien keluar baik
hidup dan mati dikali 100 %. NDR RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie
tahun 2013 sebesar 21,73 %;
GDR (Gross Death Rate).
GDR adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar. Nilai
GDR yang ideal < 45 % atau 0,45 . Untuk menghitung GDR diperoleh dari
jumlah pasien mati seluruhnya dibagi jumlah pasien keluar baik hidup dan
mati. GDR RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie tahun 2013 sebesar
43,46%.

Capaian kinerja kegiatan ini tidak ada pada tahun 2012 karena belum ada program
dan kegiatan yang berkaitan dengan indikator sasaran ini sehingga tidak bisa
membandingkan dengan capaian kinerja kegiatan pada tahun 2012 dengan
capaian kinerja kegiatan pada tahun 2013.

63

16

Cakupan Efisiensi Pelayanan Rumah Sakit (BOR, TOI, BTO, MMR, FSR,
FODR)

Capaian indikator kinerja sasaran Cakupan efisiensi pelayanan rumah sakit


berkategori Sangat Berhasil pada tahun 2013 ditempuh melalui pelaksanaan
program Pelayanan Rumah Sakit dan Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
dengan indikator kinerja kegiatan berupa: (1) Penyediaan jasa pelayanan; (2)
Rujukan dan Pemulangan pasien; (3) Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan;
dan (4) Bahan habis pakai medis dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.6.945.899.107,00 yaitu:
a. Penyediaan
jasa
pelayanan
mempunyai
anggaran
sebesar
Rp.1.561.909.107,00 dengan realisasi anggaran Rp.848.402.829,00 atau
54,32%. Penyediaan jasa pelayanan tahun 2013 terealisasi 10 bulan karena
proses pengklaiman dari Askes masih diproses.
b. Rujukan dan Pemulangan pasien berupa kegiatan rujukan pasien RSUD
dalam dan luar kota serta rujukan laboratorium, bank darah dan radiologi.
Anggaran kegiatan ini sebesar Rp.97.250.000,00 dengan realisasi anggaran
Rp.32.558.335,00 atau 33,45 %. Target dari kegiatan ini adalah terlaksananya
rujukan dan pemulangan pasien sebesar 100%.
c. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan mempunyai anggaran sebesar
Rp.3.533.300.000,00 dengan realisasi anggaran Rp.3.048.351.231,00 atau
86,27%. Target dari kegiatan ini berupa terpenuhinya obat dan perbekalan
kesehatan sebanyak 2 jenis yaitu pengadaan obat pasien umum dan
pengadaan obat pasien Askes/Jamkesmas sebesar 100%.
d. Bahan habis pakai medis mempunyai anggaran sebesar Rp.1.753.440.000,00
dengan realisasi anggaran Rp.1.743.621.400,00 atau 99,44%. Target dari
kegiatan ini berupa terpenuhinya bahan habis pakai medis sebanyak 3 jenis
yaitu pengisian oksigen, pembelian bahan habis pakai medis dan pembelian
cairan kimia sebesar 100%.
Adapun capaian indikator kinerja kegiatan (output) dari kegiatan-kegiatan diatas
dituangkan dalam tabel sebagai berikut:
Capaian
No.

Indikator Kinerja

Target

Realisasi

Kinerja
Sasaran

Terbayarnya jasa pelayanan

Terlaksananya rujukan dan pemulangan


pasien

3.
4

12 bln

10 bln

kegiatan

kegiatan

Terpenuhinya kebutuhan obat dan


2 jenis
perbekalan kesehatan
3 jenis
Terpenuhinya bahan habis pakai medis
Rata-rata Capaian Kinerja Kegiatan

83,33
100

2 jenis

100

3 jenis

100

92,5 Sangat
Berhasil

95,83

Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja pada tabel di atas, diketahui capaian
kinerja kegiatan Pengadaan perlengkapan kebutuhan pasien, Penyediaan jasa
pelayanan, Rujukan dan Pemulangan pasien, Pengadaan obat dan perbekalan
kesehatan dan Bahan habis pakai medis mencapai target dengan capaian sebesar
100 %. Dengan demikian, rata-rata capaian indikator kinerja kegiatan ini berada
pada interval > 85 dengan nilai mean 92,5, dalam kategori Sangat Berhasil.

64

Sedangkan
dari
sisi
anggaran,
alokasi
yang
ditetapkan
sebesar
Rp.6.945.899.107,00 dapat terealisasi sebesar Rp.5.672.933.795,- atau 81,67%.

17

Cakupan Pemenuhan Sarana dan Prasarana Pelayanan Sesuai


Standarisasi Rumah Sakit

Capaian indikator kinerja sasaran Cakupan pemenuhan sarana dan prasarana


pelayanan sesuai standarisasi rumah sakit berkategori Sangat Berhasil pada
tahun 2013 ditempuh melalui pelaksanaan program Pengadaan Peningkatan
Sarana dan Prasarana Rumah Sakit, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur dan Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit dengan
indikator kinerja kegiatan berupa: (1)Pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit;
(2) Pengadaan peralatan kamar tidur rumah saki; (3) Pengadaan kendaraan dinas
dokter spesialis; (4) Pembangunan gedung/bangunan RSUD; (5) Pemeliharaan
rutin berkala instalasi pengolahan limbah rumah sakit; (6) Pemeliharaan rutin
berkala alat-alat kesehatan rumah sakit dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.9.428.063.943,00
a. Pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit mempunyai anggaran sebesar
Rp.2.349.142.500,00 dengan realisasi anggaran sebesar Rp.2.336.572.000,00
atau 99,46%. Adapun Alat-Alat kesehatan yang dibeli pada tahun 2013 antara
lain:
Peralatan Klinik Mata;
Peralatan Bedah Umum;
Output dari kegiatan ini adalah terpenuhinya alat-alat kesehatan sebesar
100%.
b. Pengadaan peralatan kamar tidur rumah sakit mempunyai anggaran sebesar
Rp.91.875.600,00 dengan realisasi anggaran sebesar Rp.91.014.000,00 atau
99,06%. Pengadaan Peralatan kamar tidur RS terdiri dari seprai, laken, perlak,
kasur, sarung bantal dan selimut bayi. Realisasi capaian outputnya sebesar
100 %.
c. Pengadaan kendaraan dinas dokter spesialis mempunyai anggaran sebesar
Rp.1.109.320.000,00 dengan realisasi anggaran sebesar Rp.1.106.067.500,00
atau 99,71%. Jumlah pengadaan kendaraan dinas dokter spesialis sebanyak 5
unit sesuai dengan target.
d. Pembangunan gedung/bangunan RSUD
tahun 2013 antara lain
pembangunan Gedung Infeksi, kamar jenazah, CSSD, Laundry, Gudang,
Pojok Laktasi dan Kanopi halaman parkir.Pembangunan gedung/bangunan
RSUD mempunyai anggaran sebesar Rp.5.823.759.843,00 dengan realisasi
anggaran sebesar Rp.5.575.488.990,00 atau 95,74%. Kegiatan ini mencapai
target sebesar 100%.
e. Pemeliharaan rutin berkala instalasi pengolahan limbah rumah sakit dilakukan
sebanyak 3 kegiatan yaitu pemeriksaan air limbah, bakteriologi air dan kimia
air. Anggaran kegiatan ini sebesar Rp.3.966.000,00
dengan realisasi
anggaran sebesar Rp.857.000,00 atau 21,61%. Dari 3 kegiatan yang
direncanakan hanya 1 kegiatan (pemeriksaan kimia air) saja yang dapat
dilaksanakan, sehingga capaian kegiatan sebesar 33,33%.
f. Pemeliharaan rutin berkala alat-alat kesehatan rumah sakit berupa perbaikan
alat-alat kesehatan yang mengalami kerusakan sehingga dapat mengganggu
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Adapun alat-alat kesehatan yang
diperbaiki antara lain USG. Anggaran kegiatan ini sebesar Rp.50.000.000,00

65

dan terealisasi sebesar Rp.49.995.000,00 atau 99,99%. Capaian kinerja


kegiatan ini sebesar 100 %.
Adapun capaian indikator kinerja kegiatan (output) dari kegiatan-kegiatan diatas
dituangkan dalam tabel sebagai berikut:
Capaian
No.

Indikator Kinerja

Target

Realisasi

Kinerja
Sasaran

1
2
3.
4
5
6

Terpenuhinya alat-alat kesehatan


RSUD
Terpenuhinya kebutuhan peralatan
kamar tidur RSUD
Tersedianya kendaraan dinas dokter
spesialis
Terlaksananya Pembangunan
gedung/bangunan RSUD
Terpeliharanya instalasi pengolahan
limbah rumah sakit

100 %

100 %

100

100 %

100 %

100

5 unit

5 unit

100

14

14

kegiatan

kegiatan

3
kegiatan

Terpeliharanya alat-alat kesehatan


100 %
rumah sakit
Rata-rata Capaian Kinerja Kegiatan

100

1 kegiatan

33,33

100 %

100

92,5 Sangat
Berhasil

88,89

Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja pada tabel di atas, diketahui capaian
kinerja kegiatan Pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit Pengadaan peralatan
kamar tidur rumah sakit, Pengadaan kendaraan dinas dokter spesialis,
Pembangunan gedung/bangunan RSUD, Pemeliharaan rutin berkala instalasi
pengolahan limbah rumah sakit dan Pemeliharaan rutin berkala alat-alat kesehatan
rumah sakit mencapai target dengan capaian sebesar 88,89%. Dengan demikian,
rata-rata capaian indikator kinerja kegiatan ini berada pada interval > 85 dengan
nilai mean 92,5, dalam kategori Sangat Berhasil. Sedangkan dari sisi anggaran,
alokasi yang ditetapkan Rp.9.428.063.943,00 dapat terealisasi sebesar
Rp.9.159.994.490,- atau 97,16%.
Capaian kinerja kegiatan ini pada tahun 2012 sebesar 100% dibandingkan dengan
capaian kinerja kegiatan pada tahun 2013 sebesar 88,89%. Pada tahun 2012
diukur dengan 3 kegiatan sedangkan pada tahun 2013 terdapat 6 kegiatan.
Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
rata-rata capaian kinerja sasaran 4 adalah sebesar 80,21% atau termasuk dalam
interval < 70 x < 85, dengan nilai mean : 77,5 dalam kategori Berhasil.
Sasaran 5

Meningkatnya Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis 2, yaitu meningkatkan


pemerataan pendidikan yang berkualitas. Untuk mewujudkan sasaran tersebut
dilaksanakan 5 (lima) program, yaitu Program Pendidikan Usia Dini, Program Wajib
Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, Program Pendidikan Menengah,
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, dan Program Pendidikan
Non Formal. Anggaran yang dialokasikan untuk melaksanakan kelima program
tersebut adalah sebesar Rp.33.402.180.430,00 dengan realisasi sebesar

66

Rp. 31.333.278.300,00 atau 93,81%. Secara teknis, SKPD yang mempunyai tugas
pokok dan fungsi untuk mewujudkan sasaran ini adalah Dinas Pendidikan. Capaian
sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan 4 (empat) indikator kinerja kinerja
utama, sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama

Target

18. Tersedianya pusat pendidikan yang


murah dan modern untuk anak didik
80%
dan anak putus sekolah
19. Tersedianya pusat pendidikan yang
80%
modern untuk masyarakat
20. Persentase peningkatan sarana dan
prasarana untuk SD, SMP, dan
95%
SMA/SMK
21. Tersedianya bahan ajar dan buku-buku
penunjang untuk SD, SMP dan
95%
SMA/SMK
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 5

Realisasi

100%

125

97,25%

121,56

100%

105,26

131,55%

138,47
122,57%

Capaian

Sangat
Berhasil

92.5

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut :

18

Tersedianya Pusat Pendidikan Yang Murah dan Modern Untuk Anak


Didik dan Anak Putus Sekolah

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan 3


(tiga) program dan 21 (dua puluh satu) kegiatan, yaitu Program Pendidikan Anak
Usia Dini; Program Wajib belajar Pendidikan Dasar; dan Program Pendidikan
Menengah dengan 21 (dua puluh satu) kegiatan yaitu: (1) Pembentukan PAUD
Terpadu, (2) Pembangunan Gedung Aula, (3) Pembangunan kebali Gedung SMP
N 5 Tahap III, (4) Pembangunan Kembali Gedung SMP Negeri 24 Tahap II, (5)
Pembangunan Gedung SMP Negeri 10 Tahap I, (6) Pembangunan Gedung
Sekolah Baru SMP N 25 Tahap I, (7) Pembangunan Ruang Kelas Baru SD N 9
Kec. Pontianak Timur , (8) Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) SD Negeri 32
Kec. Pontianak Tenggara, (9) Pembangunan Gedung SMK Negeri 9 Tahap III, (10)
Pebangunan Kembali Gedung SMA Negeri 3 Pontianak, (11) Pebangunan
Laboratorium Terpadu SMA Negeri 1 Pontianak, (12) Pembangunan Lapangan
Futsal SMA Negeri 5 Pontianak, (13) Pembangunan Laboratorium SMA Negeri 8
Pontianak, (14) Pembangunan Laboratorium SMA Negeri 10 Pontianak, (15)
Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) SMK Negeri 8 Pontianak, (16)
Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) SMA Negeri 2 Pontianak, (17)
Pembangunan Ruang Guru SMK Negeri 4 Pontianak, (18) Penataan Pagar dan
Halaman SMK Negeri 1 Pontianak, (19) Pembangunan Pagar SMA Negeri 2
Pontianak, (20) Pembangunan Ruang Perpustakaan dan Laboratorium SMA/SMK
melalui DAK 2013, (21) Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) SMA Negeri 7
Pontianak.

19

Tersedianya Pusat Pendidikan Yang Modern Untuk Masyarakat

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan 2


(dua) program dan 5 (lima) kegiatan, yaitu Program Pemeliharaan Fasilitas
Pendidikan dan Program Pendidikan Menengah dengan 5 (lima) kegiatan yaitu: (1)

67

Pengadaan Peralatan Laboratoriu Pusat Bahasa Kota Pontianak, (2) Infrastruktur


Perpustakaan Digital Kota Pontianak, (3) Manajemen Pengelolaan Science Center
Bidang Pendidikan, (4) Workshop Penyusunan Dokumen Mutu ISO 9001:2008 bagi
SMK/SMA, (5) Evaluasi/Validasi KTSP Sekolah Pendidikan Dasar dan Menengah
dan Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Dikdas dan Dikmen.

20

Persentase Peningkatan Sarana dan Prasarana Untuk SD, SMP, SMA


dan SMK

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan 6


(enam) program dan 27 (dua puluh tujuh) kegiatan yaitu: Program Pelayanan
Administrasi Perkatoran, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur,
Program Pendidikan Anak Usia Dini, Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar,
Program Pendidikan Menengah dengan 27 (dua puluh tujuh) kegiatan yaitu: (1)
Pengadaan Peralatan Hotel Training SMK Negeri 5 Pontianak (ABT) , (2)
Rehabilitasi Gedung SMP Negeri 30 Pontianak Utara, (3) Rehabilitasi Gedung
SMK Negeri 6 Pontianak Utara, (4) Rehabilitasi Atap SMP Negeri 7 Pontianak
Utara, (5) Rehabilitasi Atap Gedung SMP Negeri 16 Pontianak Utara, (6)
Rehabilitasi Pagar/Halaman/Sanitasi Lingkungan/WC Sekolah, ( 7) Pengadaan
Meubeleir Sekolah Dikdasmen (Murni dan ABT) (8) Rehabilitasi Pagar SMP Negeri
8 Pontianak (ABT), (9) Rehabilitasi Gedung SMP Negeri 11 Pontianak (ABT), (10)
Rehabilitasi Pagar SD Negeri 29 Pontianak Timur (ABT), (11) Rehabilitasi Gedung
TK Pembina Kecamatan Pontianak Barat, (12) Pengadaan Alat Praktik dan Peraga
Siswa Melalui Luncuran DAK 2012 (ABT), (13) Pemasangan Keramik Sekolah Satu
Atap (SATAP) (ABT), (14) Rehabilitasi Pagar Gedung Sekolah SMA Negeri 7
Pontianak, (15) Rehabilitasi Halaman SMA Negeri 6 Pontianak, (16) Peningkatan
Mutu Fisik dan Non Fisik SMA dan SMK melalui DAK (ABT), (17) Penambahan
Atap Konsul dan Penataan Halaman Parkir Gedung Olah Raga Futsal SMK Negeri
7 Pontianak (ABT), (18) Rehabilitasi Halaman SMK Negeri 7 Pontianak (ABT), (19)
Pengadaan Peralatan Laboratorium Sains SMA/SMK melalui DAK 2013 (ABT),
(20) Pengadaan Buku Referensi SMA/SMK Melalui DAK 2013 (ABT), (21)
Pengadaan Peralatan Praktik SMK Negeri 5 Pontianak, (22) Pengadaan Alat
Praktik Kewirausahaan SMK Negeri 3 Pontianak, (23) Pengadaan Alat
Bantu/Media Pembelajaran Seklah Dikdasmen, (24) Pengadaan Sarana
Pendidikan SMP Negeri 5 Pontianak, (25) Pengadaan Peralatan Olah Raga Karate
SMK Negeri 4 Pontianak, (26) Pengadaan Printer ID Card Kartu Cerdas
Pendidikan (ABT), (27) Pengadaan Alat Praktik Penyaring Air Minum SMK Negeri 3
Pontianak (ABT).

21

Tersedianya Bahan Ajar dan Buku-Buku Penunjang Untuk SD, SMP,


SMA/SMK

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan 2


(dua) program dan 3 (tiga) kegiatan yaitu: Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran, Program Pendidikan Non Formal dan Informal dengan 3 (tiga)
kegiatan yaitu: (1) Penyediaan Barang Cetakan Rapor, (2) Pembuatan Lebar
Latihan Siswa Sekolah Dikdasmen, (3) Pengadaan Buku Modul Keaksaraan Dasar.

68

Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
rata-rata capaian kinerja sasaran 5 adalah sebesar 122,57% atau termasuk dalam
interval x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat Berhasil.
Sasaran 6

Meningkatnya Kualitas SDM Di Bidang Pendidikan

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis 2, yaitu meningkatkan


pemerataan pendidikan yang berkualitas. Untuk mewujudkan sasaran tersebut
dilaksanakan 2 (dua) program, yaitu Program Pendidikan Anak Usia Dini, dan
Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga kependidikan. Anggaran yang
dialokasikan untuk melaksanakan kedua program tersebut adalah sebesar
Rp.13.566.465.015,00 dengan realisasi sebesar Rp.13.037.634.865,00 atau
96,10%. Secara teknis, SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk
mewujudkan sasaran ini adalah Dinas Pendidikan. Capaian indikator sasaran ini
diukur melalui pemenuhan 1 (satu) indikator kinerja utama sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama

Target

22. Persentase tenaga pengajar yang


memenuhi kualifikasi pendidikan dasar
95%
dan menegah
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 6

Realisasi

Capaian

113,24%

119,20

Sangat
Berhasil

109.59%

92.5

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut :

22

Persentase Tenaga Pengajar Yang Memenuhi Kualifikasi Pendidikan


Dasar dan Menegah

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan 5


(lima) program dan 21 (dua puluh satu) kegiatan, yaitu Program Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Program Manajemen Pelayanan dan
Pendidikan, Program Peningkatan Sumber Daya Manusia, Program Pendidikan
Non Formal dan Informal, dan Program Pendidikan Anak Usia Dini dengan 21 (dua
puluh satu) kegiatan, yaitu (1) Pelaksanaan Sertifkasi Kompetensi Guru, (2)
Penetapan Angka Kredit bagi Jabatan Guru Untuk Kenaikan Pangkat dan
Perubahan Status (ABT), (3) Pemetaan Guru dan Penyusunan Formasi, (4) Bimtek
Penilaian Kinerja Guru dan Penilaian Angka Kredit, (5) Pembinaan Operasional
KKG, MGMP, MGMD dan MKKPS, (6) Pembinaan Operasional Kesejahteraan
Guru Non PNS, (7) Seleksi dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah, (8) Monitoring
dan Evaluasi Kinerja Kepala Sekolah, (9) Pemilihan Guru/Kepala
Sekolah/Pengawas Sekolah Berprestasi (ABT), (10) Olimpiade Guru dan Lomba
Guru Ata Pelajaran, (11) Porseni Guru Tingkat Kota Pontianak, (12) Evaluasi
Kompetensi Guru, (13) Pelatihan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bagi Guru, (14)
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Komputer Jaringan Bagi Guru Dikdasmen, (15)
Pebinaan Mental dan Spiritual SMP/SMA, (16) Pengembangan dan Peningkatan
Mutu SDM, (17) Bimbingan Teknis dan Pelatihan Bendahara, (18) Workshop
Peningkatan Mutu Tenaga Laboran, (19) Workshop Pengelolaan Data
Kelembagaan Berbasis (WEB) Komputer, (20) Jambore (Apresiasi) Bidang PNFI
Tingkat Kota, (21) Diklat Dasar Tutor PAUD.

69

Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan


bahwa rata-rata capaian kinerja sasaran 6 adalah sebesar 109,59% atau termasuk
dalam interval x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat Berhasil.
Sasaran 7

Meningkatnya Pelayanan Pendidikan Terhadap Masyarakat


Kurang Mampu

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis 2, yaitu meningkatkan


pemerataan pendidikan yang berkualitas. Untuk mewujudkan sasaran tersebut
dilaksanakan 2 (dua) program utama, yaitu Program Pendidikan Non Formal dan
Program manajemen Pelayanan Pendidikan. Anggaran yang dialokasikan untuk
melaksanakan kedua program tersebut sebesar Rp.14.255.993.800,00 dengan
realisasi sebesar Rp.14.180.188.500,00 atau 99,47%. Secara teknis, SKPD yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk mewujudkan sasaran ini adalah Dinas
Pendidikan. Capaian indikator sasaran ini diukur melalui pemenuhan 2 (dua) indikator
kinerja utama sebagai berikut :
Indikator Kinerja Utama
23. Berkurangnya keluarga miskin yang tidak
dapat menyekolahkan anaknya
24. Persentase anak-anak keluarga miskin
putus sekolah yang ditangani

Target

Realisasi

99,5%

91,49%

91,95

80%

100%

125

Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 7

96,46%

Capaian
Sangat
Berhasil
92.5

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:

23

Berkurangnya Keluarga Miskin Yang Tidak Dapat Menyekolahkan


Anaknya

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan 3


(tiga) program dan 9 (sembilan) kegiatan, yaitu Program Pendidikan Non Formal,
dan Program Pelayanan Administrasi Kantor, dengan 6 (enam) kegiatan, yaitu (1)
Ujian Akhir Nasional Paket A dan Paket B Periode Pertama, (2) Ujian Akhir
Nasional Paket A dan Paket B Periode Kedua, dan (3) Ujian Akhir Nasional Paket
C Periode Pertama, (4) Uji Ujian Akhir Nasional Paket C Periode Kedua, (5)
Penyelenggaraan Bantuan Operasional Lembaga Kursus dan PKBM (Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat), (6) Biaya Operasional Sekolah Daerah (BOSDA)
(ABT).

24

Berkurangnya Persentase Anak-Anak Keluarga Miskin Putus Sekolah

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan 1


(satu) program dan 3 (tiga) kegiatan, yaitu Program Manajemen Pelayanan
Pendidikan dengan 3 (tiga) kegiatan, yaitu (1) Beasiswa Bakat dan Prestasi serta
Siswa Kurang Mampu Ekonominya, (2) Pemberian Bantuan Perlengkapan Masuk
Sekolah Bagi Siswa Miskin, (3) Operasional Manajemen BOS SD/SMP dan
Pelatihan.

70

Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
rata-rata capaian kinerja sasaran 7 adalah sebesar 96,46% atau termasuk dalam
interval x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat Berhasil.

Sasaran 8

Meningkatnya Pembinaan dan Pelayanan Mutu Pendidikan


Baik Formal, Informal dan Non Formal

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis 2, yaitu meningkatkan


pemerataan pendidikan yang berkualitas. Untuk mewujudkan sasaran tersebut
dilaksanakan 5 (lima) program utama, yaitu Program Wajib Belajar (Wajar), Program
Pendidikan Menengah, Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Program
Pendidikan Anak Usia Dini, Program Manajemen Pelayanan Pendidikan, dan
Program Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Anggaran yang dialokasikan untuk
melaksanakan kelima program tersebut sebesar Rp.23.263.440.887,00 dengan
realisasi sebesar Rp.22.518.771.340,00 atau 96,80%. Secara teknis, SKPD yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk mewujudkan sasaran ini adalah Dinas
Pendidikan. Capaian indikator sasaran ini diukur melalui pemenuhan 2 (dua) indikator
kinerja utama sebagai berikut:
25.
26.
27.
28.
29.
30.

Indikator Kinerja Utama


Target
Peningkatan angka melanjutkan sekolah,
100%
terutama SMP/MTs dan SMA/SMK
Berkurangnya angka mengulang dan
angka putus sekolah di setiap jenjang
85%
pendidikan
Peningkatan mutu pendidikan PAUD dan
80%
TK
Peningkatan pemerataan mutu pendidikan
tiap jenjang antar sekolah maupun antar
100%
kawasan (negeri dan swasta)
Meningkatnya mutu penyelenggaraan
87,12%
pendidikan di sekolah swasta
Peningkatan mutu SMA/SMK yang akan
98%
masuk ke pasar kerja
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 8

Realisasi

90%

90

100,96%

118,78

11,67%

14,59

100%

100

92,71%

106,42

100%

102,03
95%

Capaian

Sangat
Berhasil

92.5

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:

25

Meningkatnya Angka Melanjutkan Sekolah, Terutama SMP/MTs dan


SMA/SMK

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan 2


(dua) program dan 4 (empat) kegiatan yaitu Program Wajib Belajar Pendidikan
Dasar dengan 2 (dua) kegiatan yaitu (1) Penyelenggaraan Paket A setara SD, (2)
Penyelenggaraan Paket B setara SMP, dan Program Non Formal dan Informal
dengan 2 (dua) kegiatan yaitu (1) Evaluasi Pembelajaran Buta Aksara dan
Kesetaraan, (2) Pembinaan Kelopok KF Buta Aksara Sukma II.

71

26

Berkurangnya Angka Mengulang dan Angka Putus Sekolah Di Setiap


Jenjang Pendidikan

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan 1


(satu) program dan 6 (enam) kegiatan, yaitu Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran dengan 6 (enam) kegiatan, yaitu (1) Penyelenggaraan Try Out
Persiapan Ujian Akhir Sekolah, (2) Penyelenggaraan US-UN Tingkat SD/MI, (3)
Penyelenggaraan US-UN Tingkat SMP/MTs, (4) Penyelenggaraan Ujian Sekolah
dan Ujian Nasional SMA/MA/SMK, (5) Pelatihan Kemampuan Siswa dalam
pelajaran yang di UN kan Khusus untuk Siswa Berprestasi, (6) Pembinaan Motivasi
Ujian Nasional Siswa SMA/MA/SMK.

27

Peningkatan Mutu Pendidikan PAUD, dan TK

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan 1


(satu) program dan 2 (dua) kegiatan, yaitu Program Pendidikan Anak Usia Dini
dengan 2 (dua) kegiatan, yaitu (1) Pengembangan Kurikulum, Bahan Ajar dan
Modul Pembelajaran PAUD, (2) Pembinaan dan Peningkatan Mutu Kelompok
Pendidikan Anak Usia Dini dan Forum PAUD.

28

Peningkatan Pemerataan Mutu Pendidikan Tiap Jenjang Antar Sekolah


Maupun Antar Kawasan (Negeri Dan Swasta)

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan 4


(empat) program dan 15 (lima belas) kegiatan, yaitu Program Peningkatan Sumber
Daya Manusia, Program Pendidikan Non Formal dan Informal, Program
Pemeliharaan Fasilitas Pendidikan, dan Program Manajemen Pelayanan
Pendidikan dengan 15 (lima belas) kegiatan, yaitu (1) Bimbingan Teknis Pengurus
Barang UPTD dan Sekolah, (2) Pemberian Motivasi Juara I (Pertama) Apresiasi di
Tingkat Provinsi dan di Tingkat Nasional, (3) Pengembangan ICT Dinas Pendidikan
Kota Pontianak, (4) Monitoring dan Evaluasi PSB, (5) Pelaksanaan Perizinan SMK
Negeri 9 (Pelayaran) Kota Pontianak, (6) Operasional Penyelenggaraan Pusat
Layanan Mobil Internet, (7) Operasional Pelaksanaan PSB Online Dikdasmen, (8)
Profil Pendidikan, (9) Lomba Sekolah Sehat, (10) Pembinaan Kantin Sehat
Sekolah, (11) Pendataan Dikdasmen Kota, (12) Musrenbang Dinas Pendidikan
Kota Pontianak, (13) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Sistem Informasi
Schoolmapping, (14) Promosi Publikasi Pendidikan Kota Pontianak (ABT), (15)
Sosialisasi Perpolisian Masyarakat (POLMAS) bagi siswa sekolah Dikdasmen
(ABT)

29

Meningkatnya Mutu Penyelenggaraan Pendidikan Di Sekolah Swasta

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan 4


(empat) program dan 9 (sembilan) kegiatan, yaitu Program Pendidikan Anak Usia
DIni dengan 2 (dua) kegiatan, yaitu (1) Pekan Olah raga dan Seni (Porseni)
PAUD, (2) Gebyar PAUD/ Pentas Seni PAUD, Program Wajib Belajar Pendidikan
Dasar 9 Tahun dengan 5 (lima) kegiatan yaitu (1) Olimpiade Olahraga Siswa

72

Nasional (O2SN) dan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) SD, (2)
Lomba Mata Pelajaran dan Olimpiade Sains Tingkat SD/MI, (3) Olimpiade
Olahraga Siswa Nasional (O2SN) dan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional
(FLS2N) SMP, (4) Lomba Cerdas Cermat Mata Pelajaran SMP/MTs, (5) Olimpiade
Sains Nasional (OSN) Tingkat SMP. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
dengan 1 (satu) kegiatan yaitu (1) Akreditasi Sekolah dan Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana Aparatur dengan 1 (satu) kegiatan yaitu (1) Pengadaan
Fasilitas Pendukung Operasional Kantor.

30

Meningkatnya Mutu SMA/SMK Yang Akan Masuk Ke Pasar Kerja

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan 1


(satu) program dan 12 (dua belas) kegiatan, yaitu Program Pendidikan Menengah
dengan 12 (dua belas) kegiatan, yaitu (1) Olimpiade Olahraga Siswa Nasional
(O2SN) dan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Tingkat SMA, (2)
Pembinaan Tim O2SN dan FL2SN SMA, (3) Lomba Cerdas Cermat UUD NKRI
1945, Bhineka Tunggal Ika dan Tap MPR RI, (4) Olimpiade Sains Nasional (OSN)
SMA, (5) Seleksi Olimpiade Sains Terapan Nasional (OSTN) SMK, (6) Olimpiade
Olahraga Siswa Nasional (O2SN) dan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional
(FLS2N) Tingkat SMK, (7) Pembinaan Pendidikan Karakter Bangsa Bagi Siswa
TK/SD/SMP/SMA/SMK Kota Pontianak, (8) Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK,
(9) Lomba Debat Bahasa Inggris SMA/MA, (10) Lomba Bidang Bahasa dan
Kewirausahaan SMK, (11) Pendampingan Sekolah Piloting Pelaksana Pendidikan
Karakter Bangsa, (12) Pemeran Lomba Hasil Karya SMK.
Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
rata-rata capaian kinerja sasaran 8 adalah sebesar 95% atau termasuk dalam interval
x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat Berhasil.

Sasaran 9

Berkurangnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial


(PMKS)

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis 3, yaitu meningkatkan


harkat dan martabat penyandang masalah kesejahteraan sosial. Untuk mewujudkan
sasaran tersebut dilaksanakan 6 (enam) program utama, yaitu Pemberdayaan Fakir
Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan PMKS, Program Pelayanan dan
Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial, Program Pembinaan Anak Terlantar, Program
Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Eks Trauma, Program Pembinaan Panti
Asuhan/Panti Jompo, dan Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan
Sosial. Anggaran yang dialokasi untuk melaksanakan keenam program tersebut
sebesar Rp.2.321.195.000,00 dengan realisasi sebesar Rp.2.213.175.013,00 atau
95,35%. Secara teknis, SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk
mewujudkan sasaran ini adalah Dinas Sosial dan Tenaga Kerja yang secara teknis
bertanggungjawab terhadap terwujudnya sasaran tersebut. Capaian indikator sasaran
ini diukur melalui pemenuhan 10 (sepuluh) indikator kinerja utama sebagai berikut:

73

Indikator Kinerja Utama


31. Pemberdayaan fakir miskin komunitas adat
terpencil (KAT) dan (PMKS) lainnya.
32. Peningkatan pelayanan dan rehabilitasi
kesejahteraan sosial
33. Peningkatan pembinaan anak terlantar/
jalanan

Target

Realisasi

75%

108%

144

75%

108%

144

75%

100%

133

100%

133

100%

133

88%

117

100%

133

100%

133

100%

133

100%

133

34. Peningkatan para penyandang cacat dan


75%
trauma
35. Meningkatnya pelayanan bagi Lansia
75%
36. Peningkatan pembinaan panti asuhan/Panti
75%
Jompo
37. Peningkatan pembinaan anak cacat dan
75%
stimulan
38. Meningkatnya pembinaan bagi orang gila
75%
terlantar
39. Meningkatnya pembinaan gelandang dan
75%
pengemis (Gepeng).
40. Peningkatan pembinaan Karang Taruna,
Pekerja Sosial Masyarkat (PSM) dan
75%
Organisasi Sosial
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 9

182%

Capaian

Sangat
Berhasil

92.5

Evaluasi dan analisi capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:
31

Persentase Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT)


dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya

Indikator persentase pemberdayaan fakir miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT)


dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya dicapai melalui
pelaksanaan pelatihan keterampilan berusaha bagi keluarga miskin (KUBE),
pendampingan pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH), pelatihan
keterampilan sosial (PMKS), dan operasional pelayanan PMKS dalam Unit
Pelayanan Rehabilitasi Sosial.
Adapun capaian kinerja indikator sasaran ini pada tahun 2013 sebagai berikut:
a. Pelatihan Ketrampilan Berusaha bagi Keluarga Miskin, jumlah UEP yang dilatih
dengan target sebanyak 10 orang dan terealisasi 10 orang (100%). Pelatihan
diarahkan untuk mengembangkan UEP yang mendapat keterampilan.
b. Pendampingan pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) dilakukan
dengan memberikan bantuan kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM)
sebanyak 1873 yang eligible dari jumlah keseluruhan RTSM yang terdata
sebanyak 1952 RTSM. Program PKH adalah Program lintas sektoral yang
melibatkan 3 kementerian yaitu Kementerian Kesehatan, Kementerian
Pendidikan dan Kementerian Sosial yang menjadi Leading Sektor program PKH
ini berupa pemberian bantuan bersyarat dengan di dampingi oleh petugas
pendamping PKH. Persentase monitoring dan evaluasi PKH yang telah
dilaksanakan sebanyak 4 kali (100,00%).
c. Pelatihan keterampilan sosial bagi PMKS dengan target sebanyak 30 orang dan
terealisasi sebanyak 30 Orang (100%) yaitu berupa pemberian keterampilan
kepada PMKS agar dapat mandiri.

74

d. Operasional Pelayanan PMKS dalam Unit Pelayanan Rehabilitasi Sosial


ditujukan untuk menampung para Gepeng yang berkeliaran di wilayah Kota
Pontianak. Jumlah PMKS (Gepeng) yang ditangani sebanyak 48 orang. UPRS
yang terletak di jalan Husein Hamzah kelurahan Pal Lima merupakan salah satu
upaya Pemerintah Kota Pontianak melalui Dinas Sosial dan Tenaga Kerja untuk
mengurangi PMKS yang ada agar dapat dibina dan diberi penampungan
sementara agar mereka dapat hidup mandiri tanpa meminta belas kasihan dari
orang lain.
32

Persentase Tingkat Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

Indikator persentase tingkat pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial


dicapai melalui pelaksanaan pembinaan bagi waria dan stimulan, dan operasional
bencana alam dan sosial. Adapun capaian kinerja indikator sasaran ini yang
diwujudkan pada tahun 2013 meliputi:
a. Pembinaan Waria/PSK ditujukan agar waria/PSK mendapatkan motivasi dan
bimbingan agar keluar dari pekerjaan mereka. Jumlah Waria/PSK target yang
dibina 30 orang dengan realisasi sebanyak 30 orang (25%).
b. Operasional korban bencana alam dan sosial merupakan operasional tanggap
darurat bencana ini sebenarnya untuk mendukung kinerja instansi yang telah
ada dan hal ini pun difasilitasi oleh Kementerian Sosial berupa pemberian satu
buah mobil rescue dan satu buah speed boat untuk evakuasi korban bencana
alam atau pun sosial. Jumlah korban bencana alam dan sosial yang mendapat
bantuan 96 Jiwa/28 KK di 6 kecamatan.
33

Persentase Tingkat Pembinaan Bagi Anak Terlantar/Jalanan

Indikator kinerja persentase tingkat pembinaan anak terlantar/jalanan dicapai


melalui pelaksanaan pembinaan anak terlantar, berupa pembinaan anak terlantar
di luar panti, (pelaksanaan Hari Anak Nasional, penanganan anak berhadapan
dengan hukum, dan operasional Pusat Layanan Anak Terpadu (PLAT).
Adapun capaian indikator kinerja sasaran ini yang dapat diwujudkan pada tahun
2013, meliputi :
a. Pembinaan anak terlantar dilakukan untuk mengatasi masalah sosial dengan
target sebanyak 20 orang dengan realisasi sebanyak 20 orang (100%),
pembinaan anak terlantar di luar panti ini di tujukan kepada anak-anak yang
terlantar ataupun di telantarkan oleh orang tuanya sehingga perlu untuk di bina
dan di fasilitasi.
b. Pembinaan anak berhadapan dengan hukum yang difasilitasi sebanyak 24
orang, anak yang berhadapan dengan hukum ini adalah anak-anak baik korban
maupun pelaku yang berhadapan dengan hukum dan di fasilitasi oleh dinas
sosial dan tenaga kerja agar kasus nya tidak sampai ke pengadilan dan dapat
diselesaikan secara kekeluargaan agar tidak terjadi trauma di kemudian hari.
c. Perlindungan terhadap anak dan wanita korban kekerasan dilakukan untuk
peningkatan pelayanan di PLAT perlu dukungan biaya operasional untuk
melayani anak-anak yang untuk sementara tinggal dalam PLAT.

75

76
34

Persentase Tingkat Pembinaan Kepada Penyandang Cacat dan Eks


Trauma

Indikator kinerja persentase tingkat pelayanan kepada penyandang cacat dan eks
trauma dicapai melalui pelaksanaan pelatihan keterampilan bagi penyandang cacat
dan stimulan, dan fasilitasi Persatuan Penyandang Cacat Indonesia Kota Pontianak.
Adapun capaian indikator kinerja sasaran ini pada tahun 2013 meliputi:
a. Jumlah Penyandang Cacat dan Eks Trauma yang Dididik/Dilatih. Pendidikan dan
pelatihan bagi penyandang cacat dan stimulan, jumlah tenaga yang terlibat 9
orang. Jumlah target penyandang cacat dan eks trauma yang dilatih 30 orang
dengan realisasi persentase menurunnya Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial sebanyak 30 orang (100%). Pelatihan kepada penyandang cacat ini di
maksudkan agar penyandang cacat dapat hidup secara mandiri, pelatihan dan
bimbingan motifasi ini berupa kegiatan pelatihan servis Handphone dan
setelahnya mereka dapat secara mandiri membuka usaha untuk servis
handphone.
b. Jumlah Persatuan Penyandang Cacat Indonesia Difasilitasi. Untuk mengikat tali
persaudaraan serta Dinas Sosial dan Ttenaga Kerja perlu memfasilitasi
Persatuan Penyandang Cacat Indonesia Kota Pontianak hal ini untuk
meningkatkan semangat hidup mereka.
35

Persentase Tingkat Pelayanan Bagi Lansia

Indikator kinerja persentase tingkat pelayanan bagi Lansia. Untuk merealisasikan


capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi
kesejahteraan sosial bagi Lansia. Capaian kinerja pelayanan bagi Lansia, berupa (1)
Persentase lansia yang mendapat bantuan permakanan dengan target sebanyak
120 orang dengan realisasi 120 Orang dari 6 kecamatan (100%) Pelayanan bagi
lansia ini berupa pemberian bantuan gizi dan makanan kepada lansia dan
pemberian motivasi. (2) Jumlah Lembaga Lanjut Usia Idonesia yang difasilitasi.
36

Persentase Tingkat Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo

Indikator kinerja persentase tingkat pembinaan panti asuhan/panti jompo dicapai


melalui pelaksanaan pembinaan kepada anak panti asuhan/jompo. Adapun
capaian kinerja indikator sasaran ini pada tahun 2013 adalah berupa (1) Jumlah
anak panti yang mendapat bantuan makanan dengan target anak panti asuhan
yang dibina sebanyak 200 orang dengan realisasi sebanyak 150 orang (75%).
Pembinaan kepada panti asuhan/jompo ini adalah berupa pemberian bantuan
makanan kepada 150 anak yang berada di panti asuhan sehingga kebutuhan gizi
mereka dapat tercukupi. (2) Pembinaan pada panti asuhan dengan target
sebanyak 32 panti asuhan. Pembinaan ini berupa pemberian bantuan sarana dan
prasarana kebutuhan panti asuhan sehingga kebutuhan mereka tercukupi.

77
37

Persentase Tingkat Pembinaan Anak Cacat dan Stimulan

Indikator kinerja persentase tingkat pembinaan anak cacat dan stimulan dicapai
melalui pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial bagi anak
cacat dan stimulan. Capaian kinerja pelayanan bagi anak cacat dan stimulan pada
tahun 2013 adalah berupa jumlah anak cacat yang dibina dan difasilitasi untuk
perawatan dengan target sebanyak 50 orang dan terealisasi 50 orang (100%)
kegiatan pembinaan ini di tujukan kepada anak cacat dengan pemberian motivasi,
dan batuan stimulan kepada anak cacat.
38

Persentase Tingkat Pembinaan Bagi Orang Gila Terlantar

Indikator kinerja persentase tingkat pembinaan bagi orang gila terlantar ditempuh
melalui pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial bagi orang
gila terlantar. Capaian kinerja pembinaan bagi orang gila terlantar pada tahun
2013, adalah berupa jumlah orang gila terlantar yang difasilitasi untuk perawatan
sebanyak 62 orang. Pelayanan orang gila/psikotik terlantar dilakukan dengan
membantu fasilitasi perawatan orang gila di Rumah Sakit Jiwa baik di Pontianak
maupun di RSJ Singkawang.
39

Persentase Tingkat Pembinaan Gelandang dan Pengemis

Indikator kinerja persentase tingkat pembinaan gelandang dan pengemis dicapai


melalui pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial bagi
gelandangan dan pengemis (Gepeng), pemulangan orang terlantar, dan mayat
terlantar dan otopsi. Adapun capaian indikator kinerja saasaran yang dapat
diwujudkan pada tahun 2013 meliputi :
a. Pembinaan Gepeng dilakukan terhadap 268 orang dari jumlah 120 orang pada
tahun 2013 yang berarti terdapat penurunan jumlah gepeng sebanyak 148
orang. Pembinaan gelandangan dan pengemis dilakukan bersama-sama
maupun secara sendiri antara Dinas Sosial dan Tenaga Kerja dan Satuan Polisi
Pamong Praja dan setelah itu di bawa ke UPRS di Pal Lima untuk di bina
sedangkan Gepeng Luar daerah di kembalikan ke daerah masing-masing.
b. Pemulangan orang terlantar dilakukan terhadap sejumlah 69 orang terlantar
yang dapat dipulangkan ke daerah asal. Saat ini, Kota Pontianak merupakan
jalur lintas negara sehingga banyak terjadi korban-korban penipuan maupun
kejahatan yang membuat harta benda mereka habis sehingga membutuhkan
bantuan untuk pulang kedaerah asalnya, untuk itulah Dinas Sosial dan tenaga
kerja memfasilitasi kepulangan orang terlantar kembali ke daerah asalnya.
c. Pemulangan mayat terlantar dan otopsi, dilakukana dengan cara dimakamkan/
difasilitasi sebanyak 11 mayat terlantar. Pelayanan pemakaman kepada mayat
terlantar dan pelayanan otopsi di lakukan jika ditemukan mayat terlantar yang
tidak diketahui sanak maupun keluarganya.

78
40

Persentase Tingkat Pembinaan Karang Taruna, Pekerja Sosial


Masyarakat (PSM) dan Organisasi Sosial

Indikator kinerja persentase tingkat pembinaan Karang Taruna, Pekerja Sosial


Masyarakat (PSM) dan Organisasi Sosial dicapai melalui pelaksanaan
pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial, yaitu pembinaan TKSK, Karang
Taruna dan PSM/organisasi masyarakat. Adapun capaian kinerja indikator sasaran
ini pada tahun 2013 adalah berupa (1) Jumlah karang taruna/PSM/Orsos yang
dibina 30 orang yang sudah mandiri. Karang taruna, Pekerja Sosial Masyarakat
dan orsos adalah elemen penting dalam pengentasan PMKS agar mereka dapat
lebih memahami strategi dalam pengentasan PMKS maka dilakukanlah pembinaan
ini berupa pemberian materi dan cara mengatasi permasalahan sosial. (2)
Peringatan Hari Berkabung Daerah yaitu memperingati kejadian pembantaian
tokoh masyarakat kalimantan barat oleh tentara jepang di daerah Mandor
Kabupaten Landak serta memperingati hari pahlawan nasional dengan mengujungi
makam-makampara veteran serta keluarga veteran. (3) Memfasilitasi kegiatan
gotong royong yang dilaksanakan secara serentak di Kota Pontianak.
Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
rata-rata capaian kinerja sasaran 9 adalah sebesar 182,8% atau termasuk dalam
interval x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat Berhasil.

Sasaran 10

Meningkatnya Pelayanan Penanganan dan Penanggulangan


Bencana Yang Berkualitas dan Profesional

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis 4, yaitu Mewujudkan


sistem pelayanan, penanganan, dan penanggulangan bencana yang berkualitas,
profesional dan terpadu. Untuk mewujudkan sasaran tersebut dilaksanakan 5 (lima)
program utama, yaitu Program Peningkatan sarana dan Prasarana Kebakaran,
Program Penanganan Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana, Program
Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran, Program Penanganan
Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana, dan Program Pengembangan Kapasitas
Kelembagaan Penanggulangan Bencana. Anggaran yang dialokasikan untuk
melaksanakan kelima program tersebut adalah sebesar Rp.1.590.104.179,00 dengan
realisasi sebesar Rp.1.178.406.738,00 atau 74,11%. Secara teknis, SKPD yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk mewujudkan sasaran ini adalah adalah
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Capaian indikator sasaran ini
diukur melalui pemenuhan 4 (empat) indikator kinerja utama sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama
Target
41. Cakupan NSPK urusan bidang
5
Penanggulangan Bencana yang dapat
NPSK
diterapkan
42. Persentase kejadian bencana yang dapat
80%
ditangani sesuai SOP/ NSPK
43. Persentase jumlah personil yang terlatih dan
70%
terampil di bidang penanggulangan bencana
44. Persentase ketersediaan sarana dan
prasarana penanganan penanggulangan
70%
bencana
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 10

Realisasi

5
NPSK

100

100%

125

100%

142

100%

142
91,68%

Capaian

Sangat
Berhasil

92,5

Evaluasi dan analisi capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:

41

Cakupan NSPK Urusan Bidang Penanggulangan Bencana Yang Dapat


Diterapkan

Indikator kinerja cakupan NSPK urusan bidang Penanggulangan Bencana yang


dapat diterapkan dicapai melalui kegiatan POSKO Kesiapsiagaan Penanggulangan
Bencana dan Penyusunan Raperda Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
dan Penanggulangan Kebakaran. Adapun capaian kinerja indikator sasaran ini tahun
2013 adalah sebagai berikut:
a. Capaian kinerja kegiatan POSKO Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana
berupa jumlah hari piket Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kota Pontianak dengan
alokasi anggaran sebesar Rp.58.460.000,00 dan realisasi sebesar
Rp.45.085.000,00 atau 77,12%.
Tujuan diselenggarakannya kegiatan ini adalah kesiapsiagaan TRC BPBD Kota
Pontianak dalam menanggulangi bencana khususnya penanganan taggap darurat
berupa tindakan tanggap darurat termasuk tindakan pemadaman kebakaran,
pendataan korban dan kerugian/kerusakan serta pemberian bantuan kebutuhan
dasar kepada korban bencana/kebakaran.
Sasaran kegiatan ini adalah anggota TRC BPBD Kota Pontianak yang
melaksanakan piket secara bergantian sesuai pembagian regu dan jadwal di
kantor BPBD Kota Pontianak yang terhitung mulai pukul 20.00 s/d 23.00 WIB dan
sesuai regu wilayah untuk waktu diluar jam piket di kantor.
Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh adalah:
1) Meningkatnya kesiapsiagaan anggota TRC BPBD Kota Pontianak
2) Meningkatnya kecepatan dan ketepatan dalam menanggulangi bencana
Target kegiatan ini yaitu 365 hari dan terealisasi 365 hari sehingga capaian
kinerjanya 100%. Perbandingannya dengan tahun 2012 adalah mengalami
peningkatan 100% dikarenakan pada tahun 2012 belum terdapat kegiatan yang
dimaksud dikarenakan belum tersedianya anggaran.
b. Capaian
kinerja
kegiatan
Penyusunan
Raperda
Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana dan Penanggulangan Kebakaran berupa draft
raperda dengan alokasi anggaran sebesar Rp.25.825.000,00 dan realisasi
sebesar Rp.14.025.000,00 atau 54,31%.
Draft raperda ini terdiri dari (1) draft raperda penyelenggaraan penanggulangan
bencana dan (2) draft raperda penanggulangan kebakaran.
Target kegiatan ini yaitu 1 dokumen draft raperda penyelenggaraan
penanggulangan bencana dan 1 dokumen draft raperda penanggulangan
kebakaran dengan realisasi 100%. Perbandingannya dengan tahun 2012 belum
terdapat kegiatan yang dimaksud dikarenakan belum tersedianya anggaran.

42

Persentase Kejadian Bencana Yang Dapat Ditangani Sesuai SOP/NSPK

Indikator kinerja persentase kejadian bencana yang dapat ditangani sesuai


SOP/NSPK merupakan pelaksanaan dari Keputusan Kepala Pelaksana BPBD Kota
Pontianak Nomor 11 Tahun 2011 tentang Standard Operating Procedures (SOP)
di lingkungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pontianak.
Berdasarkan keputusan tersebut terdapat 4 (empat) SOP yang berhubungan

79

dengan penanggulangan bencana yaitu: (1) SOP Penugasan Pemadam


Kebakaran (2) SOP Surat Rekomendasi Bidang Kebakaran untuk Izin Usaha Gas
Elpiji (3) SOP Penugasan Darurat Bencana (4) SOP Kedaruratan dan Bantuan
Bencana.
Adapun capaian indikator kinerja sasaran pada tahun 2013 adalah berupa:
(1) cakupan Nilai Interval Konversi Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap
Pelayanan Penanggulangan Bahaya Kebakaran. Target capaian kenerja indikator
sasaran ini merupakan upaya untuk peningkatan kesejahteraan personil pemadam
kebakaran berupa pemberian uang piket, uang makan piket, honor pasca
kebakaran, penambah stamina dan asuransi. Dengan adanya peningkatan
kesejahteraan maka akan terjadi peningkatan pelayanan penanggulangan
kebakaran yang bisa diukur dengan survey indeks kepuasan masyarakat (IKM).
Berdasarkan hasil survey IKM tahun 2013 pada 150 orang responden yang
tersebar pada 6 kecamatan di kota Pontianak dengan masing-masing responden
sebanyak 25 orang. Hasil survey IKM pada tahun 2013 adalah 75,73 yang berarti
kinerja unit pelayanan masuk dalam kategori Baik sesuai dengan Kepmen PAN
Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks
Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah.
Berdasarkan data di atas, diketahui capaian kinerja kegiatan Peningkatan
Pelayanan Penanggulangan Bahaya Kebakaran yang ditargetkan 73,44 dapat
terealisir sebanyak 75,73, dengan tingkat persentase capaian sebesar 103,12%.
Dengan demikian capaian indikator kinerja kegiatan ini berada pada interval >85,
dengan nilai mean 92.5, dalam kategori Sangat Berhasil. Dibandingkan dengan
capaian kinerja kegiatan pada tahun 2012, maka capaian kinerja kegiatan untuk
kegiatan Peningkatan Pelayanan Penanggulangan Bahaya Kebakaran mengalami
peningkatan sebesar 103,12%, karena pada tahun 2012, Cakupan Nilai Interval
Konversi Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap Pelayanan Penanggulangan
Bahaya Kebakaran adalah sebesar 73,44.
(2) Jumlah peserta sosialisasi dan kewaspadaan terhadap bencana. Target
capaian kinerjanya yaitu 300 orang dengan realisasi 100 orang atau 33,33%. Hal
ini dikarenakan kekurangan tenaga administrasi keuangan pada BPBD Kota
Pontianak dengan volume SPJ baik APBD maupun APBN sehingga dukugan
penyediaan dana untuk kegiatan sosialisasi tidak terepenuhi secara optimal.
Namun kegiatan sosialisasi dimaksud yang telah dilaksanakan untuk 100 orang
berjalan dengan lancar.
(3) Penanganan tanggap darurat bencana merupakan kegiatan pemenuhan
kebutuhan dasar korban bencana dengan bentuk kegiatan berupa pemberian
bantuan makanan siap saji yaitu nasi bungkus dan bantuan sandang. Berdasarkan
Peraturan Kepala (PERKA) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Nomor 18 tahun 2009 tentang Pedoman Standarisasi Logistik Penanggulangan
Bencana bahwa standar minimal paket logistik kesiapsiagaan di Provinsi Kalimantan
Barat (Jumlah penduduk Provinsi KALBAR menurut BPS Tahun 2005 sejumlah
4.042.817) adalah sebagai berikut:
1) Bantuan Paket Pangan sejumlah 121.285
2) Bantuan Paket Sandang sejumlah 1.011
3) Bantuan Paket Logistik Lain sejumlah 1.011
4) Bantuan Paket Kematian sejumlah 101

80

Pada tahun 2013 BPBD Kota Pontianak menyalurkan bantuan terdiri atas bantuan
kebutuhan dasar sebanyak 165 paket, dan bantuan makanan siap saji sebanyak 765
bungkus.
Berdasarkan data diatas, diketahui capaian kinerja kegiatan Penanganan Tanggap
Darurat Bencana dengan indikator Jumlah Bantuan yang tersedia bagi korban
bencana yang ditargetkan 250 paket bantuan kebutuhan dasar sesuai NSPK dan
5.334 bungkus bantuan makanan siap saji sesuai NSPK dapat terealisir sebanyak
165 paket bantuan kebutuhan dasar sesuai NSPK dan 765 bungkus bantuan
makanan siap saji sesuai NSPK atau dengan rata-rata tingkat persentase capaian
sebesar 40,17%. Dengan demikian, capaian indikator kinerja kegiatan ini berada
pada interval 55, dalam kategori Tidak Berhasil.
Dibandingkan dengan capaian kinerja kegiatan pada tahun 2012, maka capaian
kinerja kegiatan untuk kegiatan Penanganan Tanggap Darurat Bencana mengalami
peningkatan sebesar 40,17%, dimana pada tahun 2012 realisasinya adalah
40,17%.
43

Persentase Jumlah Personil Yang Terlatih dan Terampil Di Bidang


Penanggulangan Bencana

Indikator kinerja persentase jumlah personil yang terlatih dan terampil di


bidang penanggulangan bencana dicapai melalui kegiatan Pelatihan Dasar
Pertolongan di Air dan kegiatan Perekrutan dan Latihan Rutin TRC dan Relawan
Penanggulangan Bencana guna pemenuhan kebutuhan akan personil yang terampil
dibidang penanggulangan bencana berupa kegiatan pelatihan bagi relawan dan
atau aparatur pada BPBD Kota Pontianak. Pelaksanaan pelatihan dasar ini
didasarkan pada Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Kota Pontianak,
Standar jumlah personil pemadam kebakaran di Kota Pontianak adalah 58 orang, dan
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 17 Tahun 2011
tentang Pedoman Relawan Penanggulangan Bencana adalah 26 Kelompok
Kecakapan.
Pelatihan dasar pertolongan di air yang dilaksanakan pada tahun 2013 melibatkan
40 orang relawan yang berasal dari masyarakat dan anggota Tim Reaksi Cepat
(TRC) BPBD Kota Pontianak. Berdasarkan hasil evaluasi dan analisis kinerja,
diketahui capaian kinerja pelaksanaan Pelatihan Dasar Pertolongan di Air yang
ditargetkan diikuti 40 peserta dapat terealisir sebanyak 40 peserta, dengan tingkat
persentase capaian sebesar 100%. Dibandingkan dengan capaian kinerja kegiatan
pada tahun 2012, maka capaian kinerja kegiatan untuk kegiatan Pelatihan Dasar
Pertolongan di Air mengalami peningkatan sebesar 100%, karena pada tahun 2012
tidak ada kegiatan pelatihan tersebut.
Sedangkan untuk kegiatan Rekrutmen dan Latihan Rutin TRC dan Relawan
mempunyai target 30 orang dan terealisasi 30 orang. Namun pada
pelaksanaannya memiliki kendala berupa tidak adanya pedoman seperti kurikulum
mengingat kegiatan ini bersifat kontinyu dengan volume 6 kali sehingga dirasa
belum optimal. Hal ini juga dikarenakan penunjukan pejabat pelaksana teknis
kegiatan yang kurang tepat dikarenakan tidak memahami konsep, maksud dan
tujuan kegiatan itu sendiri. Dibandingkan dengan capaian kinerja kegiatan pada
tahun 2012, maka capaian kinerja kegiatan untuk kegiatan Rekrutmen dan Latihan
Rutin TRC dan Relawan mengalami peningkatan sebesar 100%, karena pada
tahun 2012 tidak ada kegiatan pelatihan tersebut.

81

82
44

Persentase Ketersediaan
Penanggulangan Bencana

Sarana

dan

Prasarana

Penanganan

Indikator persentase ketersediaan sarana dan prasarana penanganan


penanggulangan bencana dicapai melalui pengadaan dan pemeliharaan peralatan
pemadam kebakaran. Pemenuhan jumlah peralatan pemadam per jenis yang
diadakan pada tahun 2013 ditargetkan sebanyak 6 (enam) jenis yaitu Selang
Penghantar (Uk 2,5 x 20 m), Selang Penghantar (Uk 1,5 x 20 m), Selang
Penghisap, Nozzle Foam, Cabang Pipa Penghantar dari 2,5" x 1,5", Cabang Pipa
Penghantar dari 1,5" x 1,5", Nozzle 1,5 dan Handy Talkie. Pengadaan peralatan
pemadam dilaksanakan berdasarkan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
(RISPK) Kota Pontianak, Standar jumlah peralatan pemadam kebakaran adalah 47
jenis/1.692 unit, dan Peraturan Kepala BNPB Nomor 17 Tahun 2009 tentang
Pedoman Standarisasi Peralatan Penanggulangan Bencana, standar peralatan
penanggulangan bencana untuk Provinsi Kalbar adalah 41 jenis /1.919 unit.
Dibandingkan dengan capaian kinerja kegiatan pada tahun 2012, maka capaian
kinerja kegiatan untuk kegiatan Pengadaan Peralatan Pemadam tidak mengalami
peningkatan karena pada tahun 2012 tingkat pencapaian kinerja juga sebesar
100%. Sedangkan jumlah peralatan pemadam yang tersedia berfungsi dengan baik
yang dipenuhi melalui pemeliharaan peralatan pemadam berupa pembiayaan bahan
bakar minyak (bbm), jasa service, penggantian suku cadang, dan pembiayaan
Pajak Kendaraan bermotor (PKB). Dibandingkan dengan capaian kinerja tahun
2012, maka capaian kinerja pemeliharaan peralatan pemadam tidak mengalami
peningkatan karena pada tahun 2012 tingkat pencapaian kinerja juga sebesar
100%.
Secara keseluruhan capaian sasaran peningkatan pelayanan, penanganan dan
penagulangan bencana yang berkualitas dan profesional tergolong sangat berhasil.
Namun dalam pelaksanaannya capaian indikator kinerja tersebut masih
dihadapkan pada kendala berupa penanganan tanggap darurat. Jumlah Bantuan
yang tersedia bagi korban bencana dengan target 250 paket bantuan kebutuhan
dasar dan 5.334 bungkus bantuan makanan siap saji, hanya dapat terealisir 165
paket bantuan kebutuhan dasar dan 765 bungkus bantuan makanan siap saji atau
40,17% dengan kategori Tidak Berhasil.
Ketidakberhasilan mencapai target kinerja tersebut di atas cukup menjadi
hambatan yang berarti terhadap pencapaian target indikator sasaran cakupan 5
(lima) NSPK urusan bidang Penanggulangan Bencana yang dapat diterapkan. Hal ini
dikarenakan salah satu NSPK tidak dapat terpenuhi yaitu NSPK pada tataran
penetapan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi penanganan bencana skala
kabupaten/kota (tanggap darurat sebagai salah satu tahapan dari tiga tahapan
penanggulangan bencana). Hal ini disebabkan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut
menyesuaikan dengan kejadian (jumlah kejadian dan jumlah korban) dan adanya
keraguan akan penganggaran ganda dalam pemberian bantuan tanggap darurat
yang juga diberikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah dam Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja berupa Buffer Stock (paket bersifat tetap/sesuai
persediaan) yang bersumber dari APBN Kementerian Sosial yang berbeda dengan
bantuan tanggap darurat yang diberikan oleh BPBD Kota Pontianak. Kegagalan
merealisasikan sasaran tersebut akan dievaluasi pada pelaksanaan kegiatan tahun
2014.

Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
rata-rata capaian kinerja sasaran 10 adalah sebesar 91,68% atau termasuk dalam
interval x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat Berhasil.

Sasaran 11

Meningkatnya Keselamatan dan Kelestarian Dokumen/


Arsip Daerah

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis 5, yaitu Meningkatkan


kualitas pelayanan perpustakaan dan minat baca masyarakat. Untuk mewujudkan
sasaran tersebut dilaksanakan 2 (dua) program utama, yaitu program Pemeliharaan
Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Kearsipan, dan Program Penyelamatan dan
Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah. Anggaran yang dialokasi untuk melaksanakan
kedua program tersebut sebesar Rp.135.870.000,00 dengan realisasi sebesar
Rp.114.436.590,00 atau 84,23%. Secara teknis, SKPD yang mempunyai tugas
pokok dan fungsi untuk mewujudkan sasaran ini adalah Kantor Perpustakaan, Arsip,
dan Dokumentasi. Capaian indikator sasaran ini diukur melalui pemenuhan 1 (satu)
indikator kinerja utama sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama
45. Persentase jumlah arsip yang diselamatkan
dan dilestarikan

Target

Realisasi

Capaian

80%

80%

100%

Sangat
Berhasil

100%

92.5

Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 11

Evaluasi dan analisi capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:

45

Persentase Jumlah Arsip Yang Diselamatkan dan Dilestarikan

Indikator kinerja persentase jumlah arsip yang diselamatkan dan dilestarikan dicapai
melalui pelaksanaan fumigasi arsip, penilaian arsip, penyelamatan arsip audio visual,
dan pembinaan arsip. Hasil evaluasi dan analisis capaian kinerja indikator sasaran
ini adalah sebagai berikut:
a. Pelaksanaan fumigasi arsip merupakan kegiatan penyemprotan yang tujuannya
untuk memusnahkan hama rayap yang ada pada depo arsip. Capaian kinerja
penyelamatan arsip melalui fumigasi pada tahun 2013 mencapai 2827 bok arsip
dari target 3000 bok arsip atau 94%. Sedangkan capaian fumigasi arsip pada
tahun 2012 mencapai 2325 bok arsip dari target 3000 abok arsip (77,50%).
Dibandingkan dengan capaian kinerja kegiatan pada Tahun 2012, maka capaian
kinerja kegiatan untuk kegiatan Fumigasi Arsip mengalami peningkatan sebesar
16,5%, di mana pada tahun 2012 dimana pada tahun 2013 arsip yang ada di
depo mengalami kenaikan pada arsip permanen.
b. Penilaian arsip adalah penyusunan arsip in aktif yang telah dikirim oleh SKPD
kemudian diolah oleh Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi yang
diserahkan pada bidang Pembinaan dan Pelayanan Arsip. Arsip yang telah
diolah tersebut di nilai kembali untuk menentukan apakah arsip itu dikategarikan
Usul Musnah atau Permanen. Penilaian arsip pada tahun 2013 mencapai 195
bok dari target 200 bok (98%). Dibandingkan pada tahun 2012, kategori arsip

83

permanen dan arsip yang dinilai kembali (in aktif) mencapai 169 bok dari target
200 bok (85%).
Dibandingkan dengan capaian kinerja kegiatan pada Tahun 2012, maka
capaian kinerja kegiatan untuk kegiatan Penilaian Arsip Tahun 2013 mengalami
kenaikan sebesar 13 %,hal ini dikarenakan pada kegiatan penilaian arsip, yang
mana arsip- arsip yang ada di depo yaitu arsip in aktif di pilah dan dinilai sesuai
dengan jangka waktu simpan arsip.
Berikut perbandingan capaian kinerja penilaian arsip pada tahun 2010, 2011,
2012 dan 2013:
Jenis Arsip
No.

Tahun

Permanen

Dinilai

Target

Realisasi

Capaian

Kembali

1.

2010

27 bok

81 bok

200 bok

108 bok

83%

2.

2011

10 bok

54 bok

100 bok

64 bok

96 %

3.

2012

149 bok

20 bok

200 bok

169 bok

85 %

4.

2013

149 bok

20 bok

200 bok

195 bok

98 %

c. Penyelamatan arsip audio visual merupakan kegiatan untuk menyimpan foto-foto


bersejarah yang ada di Pemerintah Kota Pontianak. Adapun target penyelamatan
foto-foto tersebut pada tahun 2013 berjumlah 6.000 lembar foto dan dapat
terealisasi sekitar 5.635 lembar foto (93%). Dibandingkan dengan capaian kinerja
tahun 2012, maka capaian kinerja penyelamatan Arsip Audio Visual mengalami
kenaikan sebesar 85%, yaitu sebanyak 5.635 foto dari target 6.000 foto (93%).
Hal ini dikarenakan pada kegiatan arsip audio visual banyak terdapat foto-foto
bersejarah para pejuang yang ada di kota Pontianak dan sejarah kota Pontianak
tempo dulu, sehingga kenangan sejarah yang ada di Kota Pontianak dapat
diabadikan.
d. Pembinaan arsip merupakan kegiatan yang lebih difokuskan ke SKPD supaya
setiap unit kerja lebih memahami cara penyimpanan arsip yang benar sehingga
dapat membantu dalam pelaksanaan penyelamatan dan pelestarian arsip.
Pembinaan arsip pada tahun 2013 memiliki target 20 SKPD realisasi 25 SKPD
yang dibina (125%). Sedangkan pada tahun 2012 berjumlah 7 SKPD yang
sudah dibina.
Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
rata-rata capaian kinerja sasaran 11 adalah sebesar 100% atau termasuk dalam
interval x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat Berhasil.
Sasaran 12

Meningkatnya Kualitas Pelayanan Perpustakaan

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis 5, yaitu Meningkatkan


kualitas pelayanan perpustakaan dan minat baca masyarakat. Untuk mewujudkan
sasaran tersebut dilaksanakan 2 (dua) program utama, yaitu program Peningkatan
Kualitas Pelayanan Informasi, dan Program Pengembangan Budaya Baca dan
Pembinaan Perpustakaan. Anggaran yang dialokasi untuk melaksanakan keenam
program tersebut sebesar Rp.558.888.600,00 dengan realisasi sebesar
Rp.548.406.000,00 atau 98,12%. Secara teknis, SKPD yang mempunyai tugas

84

pokok dan fungsi untuk mewujudkan sasaran ini adalah Kantor Perpustakaan, Arsip,
dan Dokumentasi. Capaian indikator sasaran ini diukur melalui pemenuhan 1 (satu)
indikator kinerja utama sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama
46. Persentase pemenuhan pelayanan informasi
perpustakaan

Target

Realisasi

Capaian

80%

88%

110%

Sangat
Berhasil

110%

92.5

Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 12

Evaluasi dan analisi capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:

46

Persentase Pemenuhan Pelayanan Informasi Perpustakaan

Indikator kinerja persentase pemenuhan pelayanan informasi perpustakaan dicapai


melalui penyelenggaraan electronik library, pembelian buku-buku perpustakaan,
pengadaan buku koleksi perpustakaan, operasional mobil keliling, dan pengolahan
bahan pustaka. Hasil evaluasi dan analisis capaian kinerja indikator sasaran ini
adalah sebagai berikut.
a. Penyelenggaraan electronic library adalah bentuk penyediaan informasi
perpustakaan melalui pengolahan buku-buku perpustakaan dengan cara diinput
ke dalam Program Senayan. Keseluruhan jumlah buku yang ada di perpustakaan
sampai dengan tahun 2013 berdasarkan hasil input secara elektronik sebanyak
23.443. Sedangkan target penginputan buku ke dalam Komputer sebanyak
16.800 eks dan terealisir 20.700 eks, atau 123%. Dibandingkan tahun 2012 dan
realisasi penginputan buku ke dalam electronic library sebanyak 14.575 eks dari
target 15.000 eks (97%). Dengan demikian, dibandingkan dengan capaian
kinerja kegiatan pada Tahun 2012, maka capaian kinerja kegiatan Electronic
Library mengalami kenaikan sebesar 26%. Hal ini dikarenakan pada kegiatan
penginputan data buku-buku perpustakaan bertambah dikarenakan adanya
penambahan pada pengadaan buku koleksi perpustakaan.
b. Pengadaan buku-buku perpustakaan dilakukan dalam upaya penambahan
koleksi buku-buku di perpustakaan dalam berbagai kode dan jenis klasifikasi.
Pengadaan buku-buku tahun 2013 ditargetkan sebanyak 3000 buku dan dapat
terealisasi sebanyak 2196 buku atau 73,2%. Koleksi buku-buku yang ada di
Perpustakaan Daerah Kota Pontianak mulai dari tahun 2010-2013 adalah
sebagai berikut:
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Jenis klasifikasi buku


000 ( Karya Umum )
100 ( Ilmu filsafat)
200 ( Agama )
300 ( Ilmu Sosial )
400 ( Bahasa )
500 ( Ilmu Murni )
600 ( Teknologi Ilmu
Terapan )
700 ( Kesenian )
800 ( Kemitraan )

2010
35 eks
122 eks
229 eks
421eks
69 eks
229 eks

2011
299 eks
316 eks
242 eks
367 eks
83 eks
347 eks
318 eks

2012
87 eks
99 eks
276 eks
336 eks
84 eks
111 eks
264 eks

2013
117
201
423
489
81
93
192

34 eks
596 eks

87 eks
356 eks

129 eks
468 eks

45
504

85

10. 900 (geografi)


Jumlah

212 eks
1812 eks

236 eks 150 eks


2646
2004
eks
eks
Nilai rata rata pencapaian kinerja

51
2196
eks
92,5

Pengadaan buku-buku perpustakaan tersebut diikuti dengan kegiatan


pengolahan bahan pustaka adalah berupa kegiatan perawatan dan
pemeliharaan buku-buku yang ada di perpustakaan. Pada tahun 2013 jumlah
buku-buku perpustakaan yang menjadi target perawatan dan pemeliharaan
adalah sebanyak 3000 eks dan terealisasi berjumlah 2196 eks atau 73,2%.
c. Operasional mobil perpustakaan keliling ke sekolah-sekolah dengan tujuan
meningkatkan pelayanan perpustakaan kepada masyarakat dan rumah baca
bagi siswa-siswa sekolah. Pada tahun 2013 dengan target kunjungan anakanak ke perpustakaan mobil keliling berjumlah 10.000 anak dalam setahun
sedangkan realisasi sebanyak 9.984 anak atau 99,84%. Dibandingkan dengan
capaian tahun 2012, jumlah kunjungan anak-anak sekolah ke mobil
perpustakaan keliling relatif meningkat. Pada tahun 2012 jumlah kunjungan
anak ke mobil perpustakaan keliling berjumlah 4.869 orang dari target 5.000
orang.
Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
rata-rata capaian kinerja sasaran 12 adalah sebesar 110% atau termasuk dalam
interval x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat Berhasil.
Sasaran 13

Meningkatnya Publikasi dan Minat Baca Masyarakat

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis 5, yaitu Meningkatkan


kualitas pelayanan perpustakaan dan minat baca masyarakat. Untuk mewujudkan
sasaran tersebut dilaksanakan 1 (satu) program utama, yaitu program Program
Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan. Anggaran yang
dialokasi untuk melaksanakan program tersebut sebesar Rp.97.344.000,00 dengan
realisasi sebesar Rp.69.048.800,00 atau 70,93%. Secara teknis, SKPD yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk mewujudkan sasaran ini adalah Kantor
Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi. Capaian indikator sasaran ini diukur melalui
pemenuhan 1 (satu) indikator kinerja utama sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama
Target
47. Jumlah peningkatan kunjungan dan minat
80%
baca masyarakat
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 13

Realisasi

80%

100%
100%

Capaian
Sangat
Berhasil
92.5

Evaluasi dan analisi capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut :
47

Jumlah Peningkatan Kunjungan dan Minat Baca Masyarakat

Indikator kerja jumlah peningkatan kunjungan dan minat baca masyarakat dicapai
melalui pelaksanaan operasional mobil pintar, lomba perpustakaan sekolah, lomba
bercerita anak, dan pameran dan bazar buku murah dalam rangka hari kunjungan
perpustakaan. Hasil evaluasi dan analisis terhadap capaian kinerja indikator sasaran

86

ini pada tahun 2013 dan perbandingannya dengan capaian kinerja tahun 2012
adalah sebagai berikut:
a. Operasional Mobil Pintar adalah kegiatan untuk mengenalkan dunia informasi
pada anak usia dini melalui buku dan sarana informasi lain melalui perpustakaan
bergerak dan rangsangan pada orang tua murid untuk menumbuhkembangkan
minat baca sejak usia dini. Pengenalan dunia informasi ini dilakukan melalui
kunjungan ke PAUD-PAUD. Target anak-anak PAUD yang berkunjung ke
perpustakaan mobil pintar pada tahun 2013 berjumlah 10.000 anak dengan
realisasi pencapaian target berjumlah 6.779 anak atau 67,79%. Dibandingkan
dengan capaian kinerja kegiatan pada Tahun 2012, maka capaian kinerja
kegiatan untuk kegiatan operasional mobil pintar mengalami penurunan sebesar
31,98% dikarenakan peningkatan jumlah target pada tahun 2013. Pada tahun
2012 jumlah anak PAUD yang mengujungi mobil pintar sebanyak 2.993 orang
dari target 3.000 atau 99,77%. Hal ini dikarenakan pada kegiatan kunjungan
mobil pintar dikarenakan koleksi bahan pustaka yang ada di mobil pintar mulai
bertambah dan banyak mengeluarkan judul-judul buku baru.
b. Lomba Perpustakaan Sekolah merupakan wujud akredasi internal sebagaimana
standar perpustakaan sekolah dengan target berjumlah 30 sekolah dengan
pencapaian realisasi 25 sekolah (83%). Dibandingkan dengan capaian kinerja
kegiatan pada Tahun 2012, maka capaian kinerja kegiatan untuk kegiatan
Lomba Perpustakaan Sekolah mengalami penurunan sebesar 10%. Hal ini
dikarenakan pada peningkatan jumlah target. Kegiatan kunjungan Lomba
Perpustakaan Sekolah dimulai dari adanya keinginan pengelola perpustakaaan
sekolah untuk mengembangkan minat baca baca yang ada di masyarakat dalam
penataan perpustakaan sekolah. Pada tahun 2012 sebanyak 27 sekolah dari
target 29 sekolah yang mengikuti lomba perpustakaan sekolah.
c. Lomba Bercerita Anak merupakan wadah bagi anak sekolah dasar untuk
mengapresiasikan gemar membaca khususnya cerita daerah, yang bertujuan
untuk menumbuhkembangkan minat baca bagi masyarakat sehingga akan
berlanjut menjadi budaya baca, target peserta lomba berjumlah 10 orang
pemenang dengan realisasi berjumlah 6 orang pemenang (60%).
d. Pameran Bazar Buku bertujuan untuk menarik minat baca masyarakat dengan
memamerkan buku-buku pustaka dengan berbagai judul yang tersedia. Kegiatan
menargetkan 200 pengunjung dengan realisasi berjumlah 215 pengunjung
(107%). Dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya, jumlah pengunjung pada
kegiatan pameran bazar buku ini relatif dalam jumlah cukup banyak. Pada tahun
2012 jumlah pengunjung bazar sebanyak 344 orang dari target 300 orang.
e. Pengadaan Koleksi Buku Perpustakaan adalah berupa penambahan koleksi
buku di perpustakaan. Pada tahun 2013 jumlah koleksi buku-buku perpustakaan
yang ditambah terealisasi sebanyak 26.740 buku dari target 26000 (102,85%).
Buku-buku tersebut diserahkan kepada Kecamatan dan Kelurahan yang ada di
Kota Pontianak sebanyak 29 Kelurahan dan 6 Kecamatan terdiri dari :
1) Kecamatan dan Kelurahan Pontianak Barat sebanyak 3.905 eks.
2) Kecamatan dan Kelurahan Pontianak Timur sebanyak 6.248 eks.
3) Kecamatan dan Kelurahan Pontianak Selatan sebanyak 4.686 eks.
4) Kecamatan dan Kelurahan Pontianak Utara sebanyak 3.905 eks.
5) Kecamatan dan Kelurahan Pontianak Kota sebanyak 4.686 eks.
6) Kecamatan dan Kelurahan Pontianak Teggara sebanyak 3.905 eks.
Selain pelaksanaan beberapa kegiatan di atas, dalam meningkatkan publikasi
dan minat baca masyarakat juga diselenggarakan lomba karya tulis untuk

87

mengetahui tingkat kepedulian masyarakat terhadap penting sejarah yang ada


di kota Pontianak, adapun perlombaan tersebut diikuti 24 peserta dengan target
35 peserta lomba atau mencapai 68.57%.
Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan
bahwa rata-rata capaian kinerja sasaran 13 adalah sebesar 100% atau termasuk
dalam interval x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat Berhasil.
Sasaran
14

Meningkatnya Perlindungan Terhadap Perempuan dan Anak

Sasaran strategis ini merupakan penjabaran dari tujuan strategis 6, yaitu


Mewujudkan keluarga berkualitas yang berkeadilan dan berkesetaraan gender. Untuk
mewujudkan sasaran strategis ini dilaksanakan 3 (tiga) program, yaitu Program
Perlindungan Anak dan Perempuan, Program Peduli Perempuan dan Anak, dan
Program Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial. Anggaran yang dialokasikan untuk
ketiga program tersebut adalah sebesar Rp.715.335.100,00, yang terealisir sebesar
Rp.635.804.175,00 atau 88,88%. Secara teknis, SKPD yang mempunyai tugas
pokok dan fungsi untuk mewujudkan sasaran ini adalah Badan Pemberdayaan
Masyarakat, Perempuan, Anak dan Keluarga Berencana (BPMPAKB). Capaian
sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan 3 (tiga) indikator kinerja kinerja
utama, sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama
Target
48. Menurunnya tindak kekerasan terhadap
80%
perempuan dan anak
49. Menurunnya kasus korban KDRT dan
80%
trafficking
50. Meningkatnya kemandirian perempuan dan
80%
anak
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 14

Realisasi

100%

125

87,73%

109

95%

118

Capaian
Sangat
Berhasil

117,33%

92.5

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:

48

Menurunnya Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

Indikator kinerja menurunnya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak


dicapai melalui pelaksanaan pembinaan anak-anak Kota Pontianak dan
penanggulangan kenakalan remaja. Pembinaan dan penanggulangan kenakalan
anak/remaja itu dilakukan untuk mencegah dan memberikan perlindungan tindak
kekerasan terhadap anak.
Kedua hal tersebut dilakukan dengan memberikan pencerahan/penyegaran kepada
anak dan remaja kota Pontianak tentang hal-hal yang bersifat norma dan etika yaitu
hal-hal yang boleh/baik atau tidak boleh/tidak baik dilakukan. Disadari bahwa salah
satu dampak negatif globalisasi dan era informasi yang semakin maju berdampak
negatif bagi anak salah satunya anak dan remaja yang kurangnya pengawasan pihak
keluarga, sekolah dan lingkungan sekitarnya. untuk mencegah dan mengatasi
timbulnya kenakalan remaja maka dipandang perlu melakukan pembinaan kepada
anak-anak dan remaja Kota Pontianak. Sasaran kegiatan pembinaan Ini selain
anak, orang tua dan wali juga dilibatkan dalam sosialisasi pembinaan karena
pentingnya anggota keluarga terdekat anak untuk melakukan pengawasan,

88

pendidikan dan pengayoman didalam keluarga.


Pada tahun 2013 ini, target anak dan orang tua/wali anak yang menjadi sasaran
pembinaan/sosialisasi adalah sebanyak 1.200 orang, realisasinya dapat dipenuhi
semuanya atau 100%. Sedangkan berdasarkan hasil pengukuran kinerja kegiatan
tersebut, diketahui capaian target indikator sasaran ini adalah 100% dari target
80%.

49

Menurunnya Kasus Korban KDRT Dan Trafficking

Indikator kinerja menurunnya kasus korban KDRT dan trafficking dicapai melalui
penanganan kasus KDRT dan traficking perempuan kota, penyediaan sarana dan
prasarana shelter serta operasional, penyuluhan tentang traficking dan korban
kekerasan dalam rumah tangga, dan penanganan kasus KDRT anak di Kota
Pontianak. Capaian kinerja indikator sasaran ini yang dapat direalisasikan dari
keempat kegiatan tersebut pada tahun 2013 adalah sebagai berikut:
a. Penanganan kasus KDRT dan traficking perempuan di Kota Pontianak dari target
8 kasus untuk ditangani tahun 2013, dapat ditangani sebanyak 5 kasus (62,5%).
b. Penyediaan sarana dan prasarana shelter serta operasional bertujuan untuk
memberikan perlindungan/memberikan tempat menginap sementara (shelter)
kepada Korban Trafficking, KDRT, pencabulan/perkosaan, pencurian, terlantar
dan autis. Pada Tahun 2013 terdapat 25 Kasus yang ditemukan. Berdasarkan
hasil pengukuran kinerja, diketahui bahwa pada tahun 2013 jumlah korban
pengguna shelter yang ditargetkan sebanyak 25 orang dalam realisasinya,
jumlah korban pengguna shelter hanya terealisir sebanyak 25 orang atau
100%.
c. Penyuluhan tentang traficking dan korban KDRT bertujuan untuk memberi
pengetahuan tentang Faktor pendorong terjadinya KDRT dapat terjadi karena
keutuhan dan kerukunan rumah tangga yang terganggu jika kualitas dan
pengendalian diri tidak dapat dikontrol, sehingga timbul ketidakamanan atau
ketidakadilan terhadap orang yang berada dalam lingkup rumah tangga
tersebut dan terjadinya trafficking yaitu kemiskinan, pendidikan rendah, memiliki
saudara kandung banyak, terjerat hutang, kawin muda atau perceraian, korban
narkoba, serta terpengaruh gaya hidup konsumtif. Target peserta yang
diberikan penyuluhan sebanyak 310 orang dapat direalisasikan 310, terdiri dari
Tokoh masyarakat, RT/RW, PKK Kec/Kelurahan, Posyandu, LPA, PLKB
Kelurahan dan Koordinator PLKB Kecamatan.
d. Penanganan Kasus KDRT anak di Kota Pontianak adalah kegiatan koordinasi
antara Kepolisian, BPMPAKB, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Kementerian
Agama, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, Lembaga kemasyarakatan, Pekerja
Sosial, Yayasan Nanda Dian Nusantara serta SKPD lain yang terkait untuk
menyelesaikan kasus anak yang ada di kota Pontianak. Penanganan kasus
tersebut melalui mediasi, koordinasi kemudian dilanjutkan penanganannya serta
pemulihan baik fisik maupun mental kepada korban anak. Penanganan Kasus
KDRT tersebut melalui mediasi, koordinasi kemudian dilanjutkan penanganannya
serta pemulihan baik fisik maupun mental kepada korban anakPenanganan kasus
ini tidak dapat diabaikan mengingat munculnya kasus KDRT di tahun 2013
sebanyak 26 kasus anak dari perencanaan target kasus yang muncul di tahun
2013 sebanyak 30 Anak dan terealisasi sebanyak 26 korban dari target semula
atau sebesar 87% dari target.

89

Hasil pengukuran kinerja 4 (empat) kegiatan diatas, diketahui rata-rata capaian


indikator kinerja sasaran ini mencapai 87,73% sehingga target kinerja sasaran
yang ditetapkan 80% dapat dicapai sebesar 95% dengan kategori sangat
berhasil.

50

Meningkatnya Kemandirian Perempuan dan Anak

Indikator kinerja meningkatnya kemandirian perempuan dan anak dicapai melalui


pembinaan terhadap SDM perempuan, pembinaan P2WKSS (Peningkatan Peranan
Wanita menuju Keluarga Sehat Sejahtera), Pembinaan Peranan Wanita (P2W),
pembinaan dalam rangka Hari Besar Kewanitaan, pembinaan Pengarustamaan
Gender (PUG), pengembangan Kota Layak Anak, Peringatan Hari Anak Nasional
(HAN), Forum Anak Daerah (FAD) dan Forum Anak Indonesia (FAI).
Capaian kinerja terhadap upaya meningkatkan kemandirian perempuan dan anak di
Kota Pontianak pada tahun 2013 diuraikan dalam sajian sebagai berikut:
a. Pembinaan SDM Perempuan. Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan penduduk dalam perspektif Gender, kesejahteraan masyarakat
dilihat lebih dalam dengan mempertimbangkan peran dan tanggung jawab antara
perempuan dan pria. Pembinaan ini dilakukan agar meningkatnya jumlah
perempuan kepala keluarga (PEKA) setiap tahun agar dapat meningkatkan
perekonomian keluarga sehingga tidak hanya mengandalkan suami dalam
memenuhi kebutuhan rumah tangga. Realisasi yang dicapai adalah 40 orang
perempuan kepala keluarga yang telah dilatih atau dibina (88%) dari 45 orang
target yang ditetapkan.
b. Pembinaan P2WKSS. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup
perempuan kepala keluarga dalam menanggulangi kemiskinandan program
terpadu untuk mengembangkan SDM dan Sumber Daya Alam (SDA) serta
mengembangkan keluarga sehat dan sejahtera. Pemberdayaan perempuan
mengharapkan forum ini dapat menjadi lebih efisien dan efektif khususnya dalam
menanggulangi kemiskinan melalui program P2WKSS. Tahun 2013 jumlah
kelompok masyarakat yang dibina sebanyak 4 kelompok dan diharapkan terus
meningkat setiap tahun. Realisasi yang dicapai adalah 4 Kelompok P2WKSS,
yaitu Posyandu sebanyak 10 orang, Toga (Tanaman Obat Keluarga) sebanyak 6
orang, PEKA (Perempuan Peduli Keluarga) sebanyak 8 orang, dan PKK Kec/Kel
sebanyak 20 orang, Puskesmas 4 orang, PLKB 5 orang dan tokohj masyarakat
10 orang.
c. Pembinaan Peranan Wanita (P2W). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan
kualitas wanita sebagai sumber daya pembangunan; peduli kepada kesehatan
ibu dan anak; meningkatkan kualitas dan perlindungan tenaga kerja wanita;
meningkatkan peran ganda wanita dalam keluarga dan masyarakat;
mengembangkan iklim sosial budaya yang mendukung kemajuan wanita, serta
membina kelembagaan dan organisasi wanita. Target kelompok yang dibina
sebanyak 3 (tiga) kelompok yaitu PKK, Posyandu, dan Kelurahan/Kecamatan.
Realisasi yang dicapai adalah 3 (tiga) kelompok dapat direalisasikan semuanya
atau 100%.
d. Pembinaan Pengarusutamaan Gender (PUG). Sosialisasi dan Pelatihan PUG di
lingkungan Pemerintah Kota Pontianak dengan target seluruh peserta dari unsur
SKPD di Kota Pontianak, masing-masing SKPD harus mengirimkan sebanyak 2
orang peserta yaitu para Kasubbag Perencanaan dan peserta dari Instansi terkait

90

sebagai calon Vocal Point. Sasarannya adalah agar setiap peserta yang telah
mengikuti pelatihan ini dapat membuat anggaran yang responsif Gender dan
Good Goverment selain ini dapat menjadi Vocal Point untuk masing SKPD
dalam menyampaikan Konsep Gender dan Isu Gender. Dari target 80 peserta
dari seluruh SKPD dapat terealisasi sebanyak 78 peserta (98%)
e. Pengembangan Kota Layak Anak. Kegiatan ini merupakan suatu strategi
pembangunan Kab/Kota untuk mengintegrasikan komitmen dan sumber daya
pemerintah, dunia usaha dan masyarakat yang terencana dan berkelanjutan
dalam program kegiatan pemenuhan hak-hak anak. Bentuk pengembangan/
pembinaan yang dilaksanakan adalah sosialisasi Kota layak anak di 3 (tiga)
Kecamatan yaitu Kecamatan Pontianak Timur, Tenggara dan Barat yang diikuti
sebanyak 300 orang peserta. Kota Pontianak telah meraih Penganugrahan Kota
Layak Anak Tahun 2011 dengan Predikat Pratama. Pada tahun 2013 Kota
Pontianak berhasil meraih predikat madya.
Berdasarkan hasil pengukuran
kinerja kegiatan diketahui dari target yang ingin dicapai dari output kegiatan yaitu
jumlah kecamatan ramah anak yang diberikan sosialisasi kota layak anak
sebanyak 3 kecamatan, dapat direalisasikan semuanya atau 100%, sehingga
capaian kinerja kegiatan termasuk dalam kategori sangat berhasil.
f. Peringatan Hari Kewanitaan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan
kreativitas kaum perempuan untuk mengembangkan keterampilannya yang
diperlombakan dalam rangka memperingati Nasional yaitu Hari Kartini tahun
2013 dan Hari Ibu Tahun 2013. Realisasi yang dicapai adalah terselenggaranya
2 Jenis Kegiatan Lomba, yaitu Lomba Qasidah pada Peringatan Hari Kartini, dan
Lomba Pencegahan Kekekrasan dalam Rumah Tangga (KDRT) pada Peringaan
Hari Ibu. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja kegiatan diketahui target 2
kegiatan lomba yang diselenggarakan pada pelaksanaan hari kewanitaan dapat
terealisasi semuanya atau 100% sehingga capaian kegiatan tergolong dalam
kategori sangat berhasil.
g. Pembinaan Forum Anak Daerah (FAD). FAD merupakan wadah anak untuk
berserikat, berkumpul, berinovasi, berprestasi serta bebas untuk menyuarakan
masalah, keinginan dan harapan sesuai dengan hak mereka yang telah dijamin
dalam UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak serta pemenuhan Hak
Anak yang tertuang dalam Konvensi Hak Anak (KHA). Kota Pontianak sebagai
Pilot Project Kota Layak Anak memberikan kesempatan kepada anak di Kota
Pontianak untuk membentuk FAD Kota Pontianak. Realisasinya adalah 50 orang
jumlah anak yang mengikuti Forum Anak Daerah Kota Pontianak dari 50 orang
target yang ditetapkan. Hasil dari kegiatan Forum Anak Daerah ini adalah:
1) Anak Mengetahui intisari dan Sejarah FAD Kota Pontianak
2) Anak dapat Merumuskan suara anak Kota Pontianak yang mencakup
masalah yang sering terjadi pada anak baik di dunia pendidikan,
perlindungan, kesehatan dan partisipasi
3) Terpilihnya presiden Anak dan Duta Anak Kota Pontiana periode 2013-2014
yang mewakili Anak Kota Pontianak pada Forum Anak Tingkat Propinsi
4) meningkatnya pengetahuan dan pemahaman masalah anak dan solusinya
5) Wadah anak untuk melakukan kegiatan yang positif
6) Motivator anak di Kota Pontianak untuk ikut serta lebih banyak dalam FAD
7) Mewakili dari kelompok anak guna menghindari pengaruh negatif yang ada di
lingkungan masing-masing.

91

Hasil pengukuran kinerja indikator sasaran ini mencapai 95% sehingga target kinerja
sasaran yang ditetapkan 80% dapat dicapai sebesar 76%. Adapun rata-rata capaian
3 (tiga) indikator sasaran pada sasaran keempat ini 95%.
Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran 14 di atas, dapat disimpulkan
bahwa rata-rata capaian kinerja sasaran tersebut adalah sebesar 117,33% atau
termasuk dalam interval x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat
Berhasil.
Sasaran
15

Terwujudnya Keluarga Berkualitas Melalui Keluarga Berencana


dan Keluarga Sejahtera

Sasaran strategis ini merupakan penjabaran dari tujuan strategis 6, yaitu


Mewujudkan keluarga berkualitas yang berkeadilan dan berkesetaraan gender.
Untuk mewujudkan sasaran strategis ini dilaksanakan 2 (dua) program, yaitu
Program Keluarga Berencana dan Program Keluarga Sejahtera. Anggaran yang
dialokasikan untuk ketiga program tersebut adalah sebesar Rp.1.767.781.999,00
yang terealisir sebesar Rp.1.688.578.600,00 atau 95%. Secara teknis, SKPD yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk mewujudkan sasaran ini adalah Badan
Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Anak dan Keluarga Berencana
(BPMPAKB). Capaian sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan 2 (dua)
indikator kinerja kinerja utama, sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama
51. Meningkatnya keluarga kecil
bahagia sejahtera
52. Meningkatnya kualitas hidup
keluarga sejahtera

Target

Realisasi

80%

65.06%

81.3

80%

78%

97.5

Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 15

89.4%

Capaian
Sangat
Berhasil
92.5

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:

51

Meningkatnya Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

Indikator kinerja meningkatnya kualitas hidup keluarga sejahtera dicapai melalui


pelaksanaan promosi, advokasi dan pemberdayaan masyarakat, pemenuhan
pengadaan sarana dan bahan penunjang penyelenggaraan jaminan dan kualitas
pelayanan KB.
Adapun capaian kinerja indikator sasaran ini pada tahun 2013 sebagai berikut.
a. Pelaksanaan kegiatan promosi, advokasi dan pemberdayaan masyarakat untuk
program pelayanan KB yang bertujuan untuk menjaring partisipasi masyarakat
dan mencerdaskan masyarakat dalam memilih dan menentukan jumlah keluarga
yang diinginkan serta alat kontrasepsi yang digunakan untuk mewujudkan
keluarga sejahtera. Target dari indikator kegiatan ini adalah 87.997 keluarga
yang mendapatkan informasi tentang kependudukan dalam ber KB yang
dilaksanakan dalam 4 (empat) bentuk kegiatan yaitu :
1) Kegiatan Tim KB Keliling (TKBK) yang dilaksanakan di 29 Kelurahan selama
8 bulan;
2) Penyuluhan KB di 29 Kelurahan selama 8 bulan;

92

3) Lomba Stand Up Comed Genre yang dikutti oleh peserta dari unsur PIK
Remaja/Mahasiswa sebanyak 1 kali, dan
4) Orientasi bagi PKB dan PLKB se Kota Pontianak untuk meningkatan
meningkatkan kinerja Petugas lapangan dalam memberikan Komunikasi,
Informasi dan Edukasi (KIE).
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap indikator kegiatan ini diketahui
target yang ditetapkan adalah 90.785 keluarga yang mendapatkan informasi
tentang kependudukan dalam ber KB dan target tersebut dapat dicapai 62.897
keluarga, atau 69%.
b. Pelaksanaan
penyediaan/pengadaan
sarana
dan
bahan
penunjang
penyelenggaraan jaminan dan pelayanan KB yang bertujuan untuk meningkatkan
kinerja pelayanan di Klinik Keluarga Berencana agar dapat memberikan pelayanan
KB kepada masyarakat sesuai Standart Oprasional Prosedur (SOP). Pengadaan
Sarana dan Bahan Penunjang Penyelenggaraan Jaminan dan Pelayanan KB
tahun 2013 ini diperoleh melalui belanja Barang Modal sesuai dengan petunjuk
teknis yang dikeluarkan BKKBN Pusat dengan rincian sebagai berikut :
1) Pil KB Kombinasi
2) Obat Suntik KB 3 Bulan
3) Auto Disposible 3 CC
Pengadaan ini merupakan pemenuhan kebutuhan pelaksanaan program KB pada
tahun berjalan sesuai dengan Rencana Kerja Anggaran tahun 2013 walaupun
pengadaan barang tersebut menunggu petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh
BKKBN Pusat. Hasil pengadaan tersebut ditargetkan akan diserahkan kepada 85
klinik yang ada di Kota Pontianak dengan mempertimbangkan kebutuhan klinik
tersebut sehingga tidak semua klinik mendapatkan barang yang sama antara klinik
yang satu dengan yang lainnya. Realisasinya pada tahun 2013 85 klinik atau
100%.
c. Upaya peningkatan jaminan dan kualitas pelayanan KB yang bertujuan untuk
menjamin mutu dan kualitas pelayanan terhadap akseptor KB serta keluarga
miskin (Pra KS dan KS I) dapat terlayani dengan baik. Target keluarga miskin
yang dilayani dalam kegiatan ini berjumlah 14.421 Keluarga. Upaya
peningkatan jaminan dan kualitas pelayanan KB yang dilaksanakan pada tahun
2013, meliputi:
1) Pelayanan Medis Operasi Wanita (MOW) yang berjumlah 20 Akseptor
2) Pemasangan Alat Kontrasepsi Implant sebanyak 75 Akseptor
3) Pencabutan alat kontrasepsi implant sebanyak 50 Akseptor.
4) Pemasangan Alat Kontrasepsi dalam rahim sebanyak 100 Akseptor
5) Database alat dan obat kontrasepsi ke 75 klinik KB di 6 kecamatan
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap indikator kegiatan ini diketahui
target yang ditetapkan adalah 14.421 keluarga miskin yang mendapatkan
pelayanan alat kontrasepsi dan target tersebut dapat dicapai 23.123 keluarga
atau sebesar 160 %.

52

Meningkatnya Kualitas Hidup Keluarga Sejahtera

Indikator kinerja meningkatnya kualitas hidup keluarga sejahtera dicapai melalui


pembinaan dan evaluasi upaya peningkatan kualitas keluarga sejahtera,
penyelenggaraan peningkatan koordinasi dan penguatan jejaring pelayanan KB,
penyelenggaraan advokasi, bimtek penilaian dan evaluasi kegiatan pelayanan KB,

93

dan penyelenggaraan upaya peningkatan kualitas data pelayanan KB.


Capaian kinerja indikator sasaran ini dijelaskan sebagai berikut:
a. Pembinaan dan Evaluasi Upaya Peningkatan Kualitas Keluarga Sejahtera
dengan target 799 kelompok kegiatan (Poktan) dan UPPKS yang dibina.
Kegiatan Pembinaan dan evaluasi upaya peningkatan kualitas pelayanan
keluarga sejahtera ini bertujuan melakukan pembinaan dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan KB di masyarakat. Kegiatan ini terdiri atas
pembinaan kelompok UPPKS dan pembinaan IMP/Kelompok Kegiatan (Poktan).
Program Kependudukan dan Keluarga Berencana adalah suatu program sosial
yang mendasar dan sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa yang bertujuan
membangun keluarga kecil bahagia dan sejahtera berkualitas yang unggul
dimasa depan dan menjadi sumber daya pembangunan yang tangguh dan
mandiri serta diharapkan mampu bersaing dengan bangsa lain dalam
menghadapi era globalisasi. Kondisi keluarga merupakan cerminan suatu
bangsa dan begara yang memerlukan perhatian dan patut dijaga dan dipelihara
serta ditingkatkan kualitasnya, untuk mewujudkan hal tersebut salah satu
program kependudukan adalah membentuk kelompok-kelompok kegiatan seperti
BKB, BKR, BKL dan Kelompok UPPKS.
(1) Kelompok UPPKS dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan ekonomi
keluarga dengan harapan keluarga akan semakin lebih sejahtera, di kota
Pontianak kelompok UPPKS berjumlah 195 Kelompok. Untuk meningkatkan
keterampilan kelompok UPPKS tersebut dalam hal pengolahan produk,
pengemasan produk, pencatatan dan pelaporan sehingga diperlukanlah
pelatihan kepada kelompok UPPKS. Tahun 2013 pembinaan UPPKS dengan
peserta berjumlah 30 orang dari 30 kelompok UPPKS.
(2) Sedangkan pembinaan IMP/Kelompok Kegiatan (POKTAN) dilaksanakan di
29 Kelurahan dengan sasaran kegiatan sebanyak 799 kelompok yang terdiri
dari : PPKBD berjumlah 29 kelompok, Sub PPKBD berjumlah 541 kelompok,
Keluarga Bina Keluarga Balita berjumlah 19 kelompok, Kelompok Bina
Keluarga Remaja berjumlah 10 kelompok, Kelompok Bina Keluarga Lansia
berjumlah 9 kelompok, dan Kelompok UPPKS berjumlah 191 kelompok. Dari
799 kelompok yang menjadi target pembinaan dapat terealisir sebanyak 718
kelompok (90%). Bentuk Kegiatan yang dilaksanakan adalah penumbuhan
kelompok, Pembinaan R/R, Pembinaan Pengembangan Kelompok dan
Penyuluhan.
(3) Kegiatan Hari Keluarga Nasional (Harganas), yang dilaksanakan dalam
bentuk pemilihan PLKB/PKB terbaik tingkat kota Pontianak, Kelompok
UPPKS, BKB, BKL, terbaik tingkat Kota Pontianak, Keluarga Harmonis,
Peserta KB Lestari teladan 5, 10, 20 Tahun, PPKBD dan sub PPKBD terbaik
tingkat kota Pontianak. Pemenang terbaik I tingkat Kota Pontianak akan
dilombakan ke tingkat Provinsi Kalbar dan tingkat Nasional.
(4) Pertemuan Jambore Tingkat Nasional. Kegiatan ini mengikutsertakan
PLKB/PKB terbaik 1 dan 2 dalam pemilihan PLKB/PKB dalam kegiatan
Harganas tingkat Kota Pontianak serta pengelola KB Kecamatan terbaik
tingkat kota Pontianak. Tujuan Kegiatan ini adalah untuk meningkatkan
wawasan dan pengalaman PLKB/PKB, Meningkatkan peran dan tugas
PLKB/PKB serta memberikan reward pada PLKB/PKB. Dari target 799
Poktan dan UPPKS yang dibina dapat direalisasikan sebanyak 718 kelompok
atau 90%.

94

b. Penyelenggaraan peningkatan koordinasi dan penguatan jejaring pelayanan KB,


menargetkan terlaksananya 3 (tiga) kegiatan KB yang diselenggarakan
Kementerian, Institusi dan Lembaga. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan adalah
sebagai berikut:
1) Kegiatan Bhayangkara KB Kesehatan yang dilaksanakan dari bulan Mei s.d.
Juni 2013 dengan sasaran PUS Keluarga Pra Keluarga Sejahtera (KS) dan
KS I serta anggota keluarga Kepolisian. Pencanangan kegiatan dilaksanakan
di Mako SATPOL Airut POLDA Kalbar pada tanggal 12 Juni 2013, dengan
kegiatan sunatan masal sebanyal 73 Orang, Pelayanan Kesehatan 61 Orang
dan Pelayanan KB Gratis sebanyak 13 Orang.
2) Pembinaan Orientasi bagi Kelompok UPPKS Tahun 2013 yang dilaksanakan
pada Hari Kamis 11 April 2013 di Aula Mada PMI Jl. K H Ahmad Dahlan
Pontianak yang diikuti oleh 50 orang yang terdiri dari 44 kelompok UPPKS
dan 6 orang dari pengelola KB Kecamatan se Kota Pontianak.
3) Pelaksanaan HARGANAS (Hari Keluarga Nasional) Ke XX pada bulan Mei
2013 di Kecamatan se Kota Pontianak meliputi Pemilihan PLKB teladan,
Kelompok BKB dan BKR terbaik, Kelompok UPPKS terbaik, PPKBD/Sub
PPKBD terbaik, Keluarga Harmonis dan KB Lestari Teladan 10-15 serta 20
tahun se Kota Pontianak. Adapun prestasi yang diraih Kota Pontianak yang
akan mewakili Kalimantan Barat di tingkat nasional adalah Kader IMP
(PPKBD) terbaik, Kelompok BKR, KB Lestari 15 tahun serta 20 tahun.
c. Penyelenggaraan advokasi bimbingan teknis, penilaian dan evaluasi kegiatan
pelayanan KB, dengan target 10 kelompok dan 100 orang peserta. Kegiatan ini
dilaksanakan di Aula Mada PMI tanggal 11 April 2013 yang diikuti oleh 50 orang
yang terdiri dari 44 kelompok UPPKS dan 6 orang pengelola KB kecamatan se
Kota Pontianak. Berdasarkan hasilo pengukuran kinerja kegiatan, diketahui
target 10 kelompok UPPKS dalam promosi gelar dagang dan peserta
pelayanan KB gratis, realisasinya dapat dipenuhi 100% sehingga capaian
kinerja kegiatan tergolong dalam kategori sangat berhasil.
Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran 15 di atas, dapat disimpulkan
bahwa rata-rata capaian kinerja sasaran tersebut adalah sebesar 89.4% atau
termasuk dalam interval x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat
Berhasil.
Sasaran 16

Meningkatnya Produktivitas dan Kreativitas Pemuda Yang Mandiri


Sebagai Mitra Pemerintah Dalam Pembangunan Daerah

Sasaran strategis ini merupakan penjabaran dari tujuan strategis 7, yaitu


Meningkatkan peran generasi muda serta olah raga yang sehat,cerdas dan
berprestasi. Untuk mewujudkan sasaran strategis ini dilaksanakan 4 (empat)
program, yaitu Program Pengembangan Keserasian dan Kebijakan Pemuda,
Program Peningkatan Peranserta Kepemudaan, Program Peningkatan Upaya
Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda, dan Program Upaya
Pencegahan Penyalahgunaan NARKOBA. Anggaran yang dialokasikan untuk
ketiga program tersebut adalah sebesar Rp.1.081.190,00, yang terealisir sebesar
Rp.1.047.960,00 atau 96.93%. Secara teknis, SKPD yang mempunyai tugas pokok
dan fungsi untuk mewujudkan sasaran ini adalah Dinas Pemuda dan Olahraga.
Capaian sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan 3 (tiga) indikator kinerja
kinerja utama, sebagai berikut.

95

No

Indikator Kinerja

53

Meningkatnya jumlah pemuda yang kreatif


dan berprestasi,
Meningkatnya jumlah pemuda yang
terampil di bidang kewirausahaan
Meningkatnya kinerja organisasi dan
kelompok kepemudaan dalam
pembangunan daerah,

54
55

Target

Realisasi

75 %

73,75 %

98,33

85 %

100 %

117,65

75 %

100,12 %

133,49

Rata-rata Capaian Kinerja sasaran 16

116,49

Capaia
n
Kinerja

Sangat
Berhasi
l

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut :
Meningkatnya Jumlah Pemuda Yang Kreatif dan Berprestasi

53

Capaian Kinerja Meningkatnya jumlah pemuda yang kreatif dan berprestasi, target
kinerja tahun 2013 ditetapkan sebesar 75 %. Untuk merealisasikan capaian target
kinerja96indicator ini dapat dicapai dengan melaksanakan 1 program yakni
program Peningkatan Peran Serta kepemudaan dan 4 kegiatan yakni (1) Pekan
Kreasi Pemuda, (2) Fasilitasi Seleksi pemilihan calon paskibra Kota Pontianak, (3)
Fasilitas Pemilihan Pemuda Pelopor, (4) Fasilitasi Pertukaran Pemuda Antar
Negara /Kapal Pemuda Nusantara, Bakti Pemuda Antar propinsi dan Jambore
Pemuda Indonesia. Adapun capaian kinerja masing-masing kegiatan tersebut
dapat dilihat pada table di bawah ini:
No

Indikator Kinerja

Jumlah organisasi pemuda yang


berpartisipasi pada pekan kreativitas
pemuda
Jumlah peserta yang ikut seleksi
menjadi calon Paskibra,
Terpilihnya Pemuda Pelopor yang
mewakili Kota Pontianak di tingkat
propinsi
Jumlah Pemuda yang terpilih
mewakili Kota Pontianak pada
program PPAN/KPN,BPAP,JPI,

2
3
4

Target

Realisasi

6 okp/
6 stan

6 okp/ 6
stan

100

160
orang

136 orang

85

4 orang

2 orang

50

10
orang

6 orang

60

Rata-rata Capaian Kinerja Kegiatan

73,75

Capaian
Kinerja

Berhasil

a) Jumlah pemuda yg mengikuti diklat dasar kepemimpinan


Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan tentang dasardasar kepemimpinan dan pengalaman praktek yang pernah dilakukan seorang
pemimpin, baik pemimpin organisasi kemahasiswaan, organisasi swasta
maupun organisasi pemerintahan. Pengalaman ini sebagai sharing kepada
pemuda-pemuda yang kelak menjadi pemimpin penerus bangsa. Peserta
kegiatan ini ditargetkan 40 orang pemuda dari berbagai organisasi siswa intra
sekolah dari 10 sekolah yang diundang, dan realisasinya 100 %, sama dengan
tahun 2012 yang lalu, hanya sekolah yang diundang secara bergiliran.

96

b) Jumlah Peserta Yang ikut Seleksi Calon Paskibra Kota Pontianak.


Seleksi Calon Pasukan Pengibar Bendera atau Paskibra merupakan program
nasional yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Peserta Calon Paskibra
dipilih dari pelajar Sekolah Menengah Umum/SMK baik negeri maupun swasta
yang ada di kota Pontianak. Proses seleksi calon Paskibra berlangsung
selama 5 bulan sampai pada hari H pelaksanaan peringatan HUT RI tanggal
17 Agustus. Target optimal sesuai dengan kebutuhan untuk Pasukan Pengibar
Bendera Tingkat Kota Pontianak sebanyak 32 orang dan 2 orang untuk
ditingkat provinsi/nasional, jadi target berjumlah 34 orang Paskibra. Seleksi
calon Paskibra dilaksanakan oleh Tim seleksi yang ditunjuk oleh Dinas
pemuda dan Olahraga terdiri dari unsur TNI, POLRI, Kesehatan dan PPI (
Purna Paskibra Indonesia). Peserta yang persyaratannya lengkap diadakan
ujian/test fisik, kesamaptaan, kesenian dan bahasa Inggris, dan hasil seleksi di
ranking sesuai dengan urutan kelulusan. Realisasi peserta pelajar yang ikut
serta seleksi Pemilihan calon Paskibra dari seluruh SMA/SMU/SMK
ditargetkan sebanyak 160 orang siswa dari 40 sekolah yang diundang.
Realisasinya peserta yang mendaftar sebanyak 136 orang atau 85 % dari
target. Berarti semangat pelajar untuk terpilih menjadi pasukan pengibar
bendera cukup besar, namun alokasi untuk peserta yang dibutuhkan sebanyak
34 orang peserta yang terdiri dari 32 orang untuk pasukan pengibar bendera
tingkat kota Pontianak dan 2 orang untuk tingkat propinsi. Namun Realisasinya
35 orang atau 102,95 %. Karena utusan tingkat propinsi terpilih menjadi 3
orang.
c) Jumlah peserta lulus seleksi dan pengiriman Pemuda pelopor
Kegiatan ini merupakan program nasional yang dilaksanakan setiap tahunnya
sesuai dengan surat pemberitahuan dari Kemenpora. Seleksi Pemilihan
Pemuda pelopor dilaksanakan untuk memilih pemuda-pemuda yang
berpotensi, kreatif, ahli dan berprestasi di bidangnya. Bidang-bidang yang
diseleksi sebanyak 4 bidang tergantung dari petunjuk dan pedoman dari
kemenpora, berapa bidang yang akan diseleksi. Bidang tersebut antara lain
bidang pendidikan, bidang teknologi tepat guna, bidang seni dan budaya dan
bidang kewirausahaan. Target diusulkan untuk 4 bidang, berarti Target hanya
4 orang akan mewakili Kota Pontianak mengikuti seleksi di tingkat
provinsi/nasional. Namun realisasi yang diperoleh hanya 2 orang yang bisa
mewakili ke tingkat propinsi atau 50%.
d) Jumlah pemuda yang mengikuti JPI, BPAP/PPAN
Kegiatan Jambore Pemuda Indonesia, Bhakti Pemuda Antar Propinsi dan
Pertukaran Pemuda Antar Negara atau Pertukaran Kapal Nusantara juga
merupakan program nasional yang dilaksanakan setiap tahunnya. Kegiatan ini
dilaksanakan sesuai dengan surat pemberitahuan dari Kemenpora. Target
kinerja yang direncanakan sebanyak 10 orang yang lulus seleksi pada
kegiatan dimaksud. Capaian yang dihasilkan hanya 6 orang pemuda atau
60%.

54

Meningkatnya Jumlah
Kewirausahaan

Pemuda

Yang

Terampil

Di

Bidang

Capaian Kinerja Indikator Meningkatnya jumlah pemuda yang terampil di bidang


kewirausahaan, target kinerjanya dtahun 2013 ditetapkan sebear 85%. Adapun
capaian kinerja masing-masing kegiatan tersebut dapat dilihat pada table di bawah
ini:

97

No
1
2

Indikator Kinerja
jumlah pemuda yang ikut pelatihan
kewirausahaan,
jumlah pemuda yang ikut pelatihan
tehnis ketrampilan

Target
450
orang
40
orang

Realisasi

450 orang

100

40 orang

100

Rata-rata Capaian Kinerja Kegiatan

100

Capaian
Kinerja

Sangat
Berhasil

Jumlah Pemuda yang Trampil di bidang Kewirausahaan


a) Jumlah pemuda yg ikut pelatihan tehnis ketrampilan
Pelatihan tehnis ketrampilan dimaksudkan untuk memberikan tambahan
pengetahuan dan wawasan kepada pemuda yang lebih diarahkan terhadap
keahlian dan ketrampilan khusus seperti pelatihan tata boga/ tehnik-tehnik
memasak yang bisa memberi peluang berwirausaha di bidang kuliner atau
pelatihan ketrampilan pengelasan, sehingga setelah selesai melaksanakan
pelatihan ini para peserta termotivasi untuk berbuat mengembangkan
potensinya. Peserta Pelatihan Ketrampilan ini ditargetkan 40 orang dan dikuti
seratus 100% dari masing-masing oragnisasi pemuda.
b) Jumlah peserta pelatihan kewirausahaan
Sama halnya dengan kegiatan-kegiatan di atas, kegiatan ini lebih diarahkan
untuk merubah pola pikir para kalangan pemuda dan remaja, agar tidak hanya
bertumpu mengharapkan bantuan dari orang lain untuk bekerja. Akan tetapi
melalui pelatihan kewirausahan ini diharapkan ada tambahan bekal ilmu
pengetahuan tentang peluang bisnis, motivasi dan lain sebagainya. Target
sasaran adalah para kalangan pengurus remaja mesjid yang tersebar di 6
kecamatan Kota Pontianak. Jumlah peserta pelatihan sebanyak 450 orang,
masing-masing setiap kecamatan sebanyak 75 orang pengurus remaja mesjid
maupun remaja kristen/katholik. Capaian kinerja terealisasi 100% dari target.

55

Meningkatnya Kinerja Organisasi dan Kelompok Kepemudaan Dalam


Pembangunan Daerah

Capaian Kinerja Indikator Meningkatnya kinerja organisasi dan kelompok kepemudaan


dalam pembangunan daerah, target kinerjanya tahun 2013 ditetapkan sebesar 75 %.
Adapun capaian kinerja masing-masing kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
Realisa
si

No

Indikator Kinerja

Target

1
2
3
4

Jumlah peserta kemah pemuda


tersedianya data potensi pemuda
jumlah peserta Diklat kepemimpinan
jumlah Purna paskibra yang ikut bakti
sosial
jumlah pemuda yang ikut lomba
dalam rangka Hari Sumpah Pemuda
jumlah organisasi/ pemuda yang
terlibat dalam bakti sosial
jumlah peserta pemuda yang ikut
dialog

250 org
20 Buku
40 org

225 org
20 buku

40 org

100
100

60 org

50 org

83,33

40 org

51 org

127,50

150/
1 okp
210
orang

150
1 okp
210
orang

5
6
7

%
90

100
100

Capaian
Kinerja

98

Rata-rata Capaian Kinerja Kegiatan

100,12

Sangat
Berhasil

Presentase Peningkatan jumlah kelompok organisasi kepemudaan yang menjadi


mitra pemerintah dalam pembangunan daerah
a) Jumlah purna paskibra yang ikut bakti sosial kepemudaan
Implementasi dari terpilihnya pelajar sebagai peserta Pasukan Pengibar
Bendera dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia,
salah satunya terlibat dalam berbagai aksi yang dilakukan oleh organisasi
alumni PPI (Purna Paskibra Indonesia) maupun instansi pemerintah. Kegiatan
bakti social ini diantaranya melakukan kerja bakti di berbagai wilayah
kecamatan, melakukan fogging/pengasapan untuk membantu pemerintah dan
masyarakat mencegah penularan penyakit demam berdarah. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk menumbuhkan kembali semangat kesetiakawanan dan
semangat kegotong royongan sebagaimana yang pernah ditunjukkan oleh
pahlawan pejuang bangsa yang bersatu padu membela tanah air dan
bergotong royong membangun bangsa pasca setelah kemerdekaan. Target
peserta purna paskibra sebanyak 50 orang yang terlibat, realisasinya 100%
bahkan bisa lebih apabila digabungkan dengan partisipasi warga setempat.
b) Jumlah OKP yang ikut pekan kreasi pemuda
Sebagai bukti bahwa para pemuda memiliki kecakapan dan potensi masingmasing sesuai bidangnya, maka peluang yang bisa dilihat, didengar dan
terbuka, salah satunya adalah melalui pekan kreasi pemuda. Kegiatan Pekan
Kreasi ini menampilkan hasil karya ciptaan para pemuda yang tergabung
dalam berbagai kelompok kepemudaan atau organisasi. Target peserta dari
masing-masing OKP sejumlah 6 OKP realisasinya 6 OKP yang terlibat atau
100%.
c) Jumlah organisasi dan potensi pemuda yg terdata
Berkaitan dengan kegiatan di atas, bahwa semangat dari pemuda yang
tergabung dalam berbagai organisasi seperti, BEM, HMI, GMKI, PMII dan lainlain untuk terlibat langsung dan berpartisipasi dalam kegiatan yang
diselenggarakan oleh pemerintah daerah cukup banyak. Jumlah organisasi
pemuda yang dikenal tidak terinventarisir dengan baik, maka melalui kegiatan
pendataan potensi pemuda diharapkan dapat menginventarisir data jumlah
organisasi pemuda yang aktif dan jumlah pemuda yang berpotensi. Organisasi
pemuda yang terdata sebanyak 46 organisasi
yang tersebar di kota
Pontianak, hasilnya dijadikan buku profil pemuda target yang bisa dicetak
sebanyak 20 buku dan realisasinya 20 buku atau sebesar 100%.
d) Jumlah peserta dialog rutin ttg kepemudaan
Kegiatan dialog tentang kepemudaan dimaksudkan untuk menanamkan rasa
kepedulian dikalangan pemuda untuk berperan serta terlibat dalam
pembangunan daerah. Sehingga melalui dialog ini muncul ide dan pemikiran
para pemuda terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah
daerah dan jalinan silaturahmi di kalangan sesama organisasi pemuda
semakin erat. Target yang direncanakan sebanyak 210 orang pemuda
sebanyak 3 kali pertemuan. Setiap kali pertemuan berjumlah 70 orang.
Persentase capaian kinerja sejumlah 100%.
e) Jumlah peserta kemah pemuda
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan silaturahmi dan
interaksi di kalangan pemuda dalam organisasi kepemudaan, agar tidak
terjerumus ke dalam kegiatan yang negative, seperti penyalahgunaan narkoba,
tindakan, berupa outbond, sosialisasi, diskusi, ceramah atau siraman rohani

99

100

f)

kepada pemuda, dengan nara sumber dari kalangan tokoh agama, tokoh
masyarakat dan pejabat pemerintah dan dilanjutkan dengan praktek
berinteraksi langsung dengan penduduk atau warga setempat, dimana
kegiatan perkemahan ini dilaksanakan. Tujuannya untuk meningkatkan rasa
persatuan dan kesatuan, koordinasi, interaksi dan kerja sama di kalangan
organisasi kepemudaan sehingga terbentuk pola kerja sama dan kesamaan
persepsi untuk mendukung pelaksanaan pembangunan. Target kinerja yang
telah ditetapkan berjumlah 250 orang, namun realisasinya hanya 225 orang.
Dibandingkan pada tahun sebelumnya peserta kemah pemuda hanya diikuti
sekitar 48 orang, tahun 2013 jauh melebih dari target tahun 2012, hal ini
disebabkan karena antusiasme para pemuda dari berbagai organisasi
kepemudaan menyambut positif kegiatan tersebut, bahkan kegiatan ini
disarankan tetap terus diadakan setiap tahunnya.
Jumlah Pemuda yang ikut lomba dalam rangka Hari Sumpah Pemuda.
Dalam rangka untuk menciptakan dan menumbuhkan kreatifitas dan daya cipta
di kalangan pemuda, kegiatan lomba pidato berbahasa Inggris diantara
kalangan mahasiswa dan siswa SLTA. Tujuannya untuk membiasakan
pemuda menggunakan bahasa internasional dalam percakapan dan pergaulan
sehari-hari. Oleh sebab itu, kegiatan lomba ini untuk lebih memacu motivasi
agar para pemuda yang sudah memiliki bakat dan potensi yang dimilikinya
dapat dikembangkan secara mandiri dan berkelnjutan. Sasaran kegiatan ini
mahasiswa/pemuda dan siswa sekolah Lanjutan Tingkat Atas sebanyak 20
orang dan 20 orang siswa, total sebanyak 40 orang yang menjadi target.
Realisasi pelaksanaannya peserta dari mahasiswa/pemuda sebanyak 24
orang dan siswa sebanyak 27 orang atau 127,50%.

Berdasarkan dari pengukuran kinerja pada tabel tersebut di atas, rata-rata capaian
Kinerja sasaran ini memperoleh capaian sebesar 116,49 persen. Capaian ini dapat
dikategorikan Sangat Berhasil, karena dari akumulasi capaian kinerja dari masingmasing indikator memperoleh hasil yang cukup baik, walaupun ada indikator
kinerja kegiatan yang tidak sesuai dengan target.
Sasaran 17

Meningkatnya Sistem Pembinaan Manajemen dan Pengembangan


Prestasi Dibidang Keolahragaan Yang Terpadu dan Berkelanjutan

Sasaran strategis ini merupakan penjabaran dari tujuan strategis 7, yaitu


Meningkatkan peran generasi muda serta olah raga yang sehat,cerdas dan
berprestasi. Untuk mewujudkan sasaran strategis ini dilaksanakan 2 (dua) program,
yaitu Program Pengembangan Kebijakan dan Mnajemen Olahraga, dan Program
Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga. Anggaran yang dialokasikan untuk
ketiga program tersebut adalah sebesar Rp 1.669.460.000,00, yang terealisir
sebesar Rp 1.504.572.200,00 atau 90,12%. Secara teknis, SKPD yang mempunyai
tugas pokok dan fungsi untuk mewujudkan sasaran ini adalah Dinas Pemuda dan
Olahraga. Capaian sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan 2 (dua) indikator
kinerja kinerja utama, sebagai berikut:

N
o
56

57

Indikator Kinerja
Tersedianya Regulasi Daerah di
bidang peningkatan dan
pengembangan mutu dan tenaga
keolahragaan,
Meningkatnya jumlah atlet yang
berpretasi

Target

Realisasi

85 %

79,95 %

94,06

85 %

92,62 %

108,96

Rata-rata Capaian Kinerja sasaran

101,51

Capaia
n
Kinerja

101

Sangat
Berhasi
l

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:

56

Tersedianya Regulasi Daerah di Bidang Peningkatan dan Pengembangan Mutu dan Tenaga Keolahragaan

Capaian Kinerja Indikator Tersedianya Regulasi Daerah di bidang peningkatan dan


pengembangan mutu dan tenaga keolahragaan, target kinerjnya ditetapkan sebesar
85%. Adapun capaian kinerja masing-masing kegiatan tersebut dapat dilihat pada
table di bawah ini:
No

Indikator Kinerja

Jumlah pengurus cabang olahraga


yang ikut rapat koordinasi,

Tersedianya data-data pengurus


cabang olahraga hasil pemantauan

Target
70 org/
33
cabor
33
cabor

Rata-rata Capaian Kinerja Kegiatan

Realisasi

47 org/ 24
cabor

67,14
/
72,72

33 cabor

100
79,95

Capaian
Kinerja

Sangat
Berhasil

a) Pelaksanaan rapat koordinasi dan evaluasi pengembangan olahraga


dimaksudkan untuk melihat sejauh mana perkembangan olahraga
dilaksanakan oleh pengurus cabang olahraga dengan didukung oleh tenagatenaga olahraga yang ada, sekaligus mengevaluasi terhadap program masingmasing cabang olahraga yang sudah dilaksanakan dan apa yang menjadi
kendala dalam peningkatan prestasi atlit. Adapun target peserta Rapat
Koordinasi dan evaluasi ini ditargetkan 70 orang dari 33 pengurus cabang
olahraga yang ada di kota Pontianak, namun realisasinya hanya sebanyak 47
orang dari 24 cabang olahraga, yang hadir atau 67,14% peserta dan 72,72%
cabang olahraga.
b) Tersedianya data-data pengurus cabang olahraga. Indicator ini merupakan
satu kesatuan dengan indicator di atas. Artinya indicator sangat diperlukan
sebagai informasi yang factual terhadap perkembangan dan kemajuan
olahraga di daerah. Tersedianya data pengurus cabang olahraga dengan
dukungan manajemn yang professional, dapat diketahui sejauhmana olahraga
tersebut dapat berprestasi dengan baik. Paling tidak ada data tentang atlit-atlit
yang potensi, pelatih-pelatih yang professional yang bersertifikasi, baik
nasional maupun internasional, olahraga apa yang menjadi unggulan. Oleh
sebab itu data inilah yang perlu disajikan, maka melalui kegiatan pemantauan

102

dan evaluasi ditargetkan sebanyak 33 data pengurus cabang dapat


diinventarisirkan/didata kembali. Realisasi yang dicapai 100 persen.

57

Meningkatnya Jumlah Atlet Yang Berprestasi

Capaian Kinerja Indikator Meningkatnya jumlah atlit yang berpretasi, target kinerjanya
ditetapkan sebesar 85 %. Adapun capaian kinerja masing-masing kegiatan tersebut
dapat dilihat pada table di bawah ini:
No
1

Indikator Kinerja

jumlah pengadaan kelengkapan


kontingen POPDA
jumlah peserta lomba olahraga
tradional
jumlah atlit dan pelatih yang
menerima bonus penghargaan
jumlah peserta yang ikut senam
lansia
jumlah peserta lomba lari 10 Km

jumlah peserta/kupon jalan sehat

jumlah peserta yang terlibat pada


peringatan upacara HAORNAS

2
3
4

9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Jumlah Peserta Kejuaraan Renang U-15


Jumlah Peserta Kejuaraan Catur U-15
Jumlah Peserta Kejuaraan Pencak Silat
U-15
Jumlah Peserta Kejuaraan Tenis
Lapangan U-15
Jumlah Peserta Kejuaraan Tenis Meja U15
Jumlah Peserta Kejuaraan Bulu Tangkis
U-15
Jumlah Peserta Kejuaraan Atletik U-15
Jumlah Peserta Kejuaraan Taekwondo U15
Jumlah Peserta Kejuaraan Bridge U-15
Jumlah Peserta Kejuaraan Bola Volli U-15
Jumlah Peserta Kejuaaraan Bola Volley
Pasir U- 15
Jumlah Peserta Kejuaraan Bola Basket
U-15
Jumlah Peserta Kejuaraan Sepak Bola
antar Club (U-15)
Jumlah Peserta /Tim Liga Pendidikan
Indonesia
Jumlah Peserta Kejuaraan Futsal U-15
Jumlah Peserta Kejuaraan Sepak
Takraw U-15
Jumlah Peserta Kejuaraan Anggar U-15

Target
120 stel

Realisa
si
120
stel

%
100

30 tim

36 Tim

120

50 org

47 org

94

10 Tim

10 Tim

100

4000
org
6000
org
2000
org
125 org

3500
orang
5800
orang
1800
orang
109 org
122 org

106,08

200 org

183 org

91,50

35 org

28 org

73,20

75 org

95 org

92,72

70 org

60 org

85,71

120 org

190 org

135,71

200 org

173 org

86,50

60 org
70 Tim

46 org
57 Tim

76,67
81,43

35 Tim

38 Tim

108,57

25 Tim

25 Tim

100

13 Club

15
Club

115,38

32 Tim

36 Tim

112,50

40 tim

40 Tim

100

35 tim

36 Tim

102,86

65 org

52 Org

80

115 org

Rata-rata Capaian Kinerja Kegiatan

Capaian
Kinerja

87,50
96,67
90
78,48

96,62

Sangat
Berhasil

103

Melalui kegiatan identifikasi bakat dan potensi pelajar sebagai atlit peserta
kejuaraan di masing-masing cabang olahraga, menunjukkan bahwa daerah
memiliki potensi-potensi atlit-atlit dari kalangan pelajar yang bisa dibina dan
dikembangkan secara kontinyu dan berkelanjutan. Pekan Olahraga Pelajar
Wilayah, dan Pekan Olahraga Pelajar Tingkat Daerah merupakan even atau ajang
bagi kalangan atlit pelajar menyalurkan hoby maupun prestasi olahraga.
Pelaksanaan kejuaraan tingkat pelajar usia 15 Tahun di setiap cabang olahraga
sebagaimana terdaftar dalam table di atas dimaksudkan untuk mencari potensi dan
bakat atlit-atlit pelajar yang akan disiapkan untuk kejuaraan daerah. Kegiatan ini
diikuti dari semua tingkatan pendidikan mulai dari SD, SMP maupun SMA sesuai
dengan cabang olahraga yang dipertandingkan. Jumlah atlit pelajar yang
berprestasi dan berpotensi ditargetkan 85%, Realisasi mencapai 97,79%. Berarti
pesertanya melebihi 115,05% yang berpartisipasi.

Berdasarkan dari pengukuran kinerja pada table tersebut di atas, rata-rata capaian
Kinerja sasaran ini memperoleh capaian sebesar 101,51 persen. Capaian ini dapat
dikategorikan Sangat Berhasil, karena dari akumulasi capaian kinerja dari masingmasing indicator memperoleh hasil yang cukup baik, walaupun ada indicator
kinerja kegiatan yang tidak sesuai dengan target.
Sasaran 18

Meningkatnya Sarana dan Prasarana Penunjang Di Bidang


Pengembangan Keolahragaan

Sasaran strategis ini merupakan penjabaran dari tujuan strategis 7, yaitu


Meningkatkan peran generasi muda serta olah raga yang sehat,cerdas dan
berprestasi. Untuk mewujudkan sasaran strategis ini dilaksanakan 2 (dua) program,
yaitu Program Pengembangan Kebijakan dan Mnajemen Olahraga, dan Program
Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga. Anggaran yang dialokasikan untuk
ketiga program tersebut adalah sebesar Rp.691.640.000,00, yang terealisir sebesar
Rp.607.593.350,00 atau 87,85%. Secara teknis, SKPD yang mempunyai tugas
pokok dan fungsi untuk mewujudkan sasaran ini adalah Dinas Pemuda dan
Olahraga. Capaian sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan 1 (satu) indikator
kinerja kinerja utama, sebagai berikut:
N
o
58

Indikator Kinerja
Terbangunnya sarana dan prasarana
olahraga yang memadai di Kota
Pontianak

Target

Realisasi

75 %

85 %

113,33

Rata-rata Capaian Kinerja sasaran 18

113,33

Capaia
n
Kinerja

Sangat
Berhasil

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut :

58

Terbangunnya Sarana dan Prasarana Olahraga Yang Memadai di Kota


Pontianak

Capaian Kinerja Indikator Terbangunnya sarana dan prasarana olahraga yang


memadai di Kota Pontianak, target kinerjanya ditetapkan sebesar 75%. Adapun
capaian kinerja masing-masing kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:

Capaian
Kinerja

No

Indikator Kinerja

Target

Realisasi

Terlaksananya pengadaan peralatan


dan perlengkapan cabang olahraga
Terlaksananya penataan lapangan
volley ball
Terlaksananya penimbunan dan
penataan lapangan sepakbola
Terlaksananya pengadaan
pemasangan keramik tribune dan
pengecatan gedung bulutangkis

10
cabor/

4 cabor

40

6 lokasi

6 lokasi

100

1 lokasi

1 lokasi

100

1 lokasi

1 lokasi

100

2
3
4

Rata-rata Capaian Kinerja Kegiatan

85

104

Sangat
Berhasil

Dari tabel tersebut di atas , dapat dijelaskan bahwa jumlah sarana dan prasarana
olahraga yang memadai sangat diperlukan dalam rangka menunjang prestasi atlit
di setiap daerah. Melalui kegiatan peningkatan sarana dan prasarana olahraga
secara bertahap dapat memberikan motivasi bagi atlit untuk meningkatkan prestasi
olahraganya. Pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana olahraga
tahun 2013 ditargetkan hanya 75%, realisasi capaian kinerjanya sebesar 113,33%.
Sasaran 19

Meningkatnya Penguasaan Teknologi dan Kendali Mutu


Industri Kecil dan Menengah

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis 8, yaitu Mewujudkan


kemandirian sektor perdagangan, industri, koperasi dan UKM yang mempunyai daya
saing tinggi. Untuk mewujudkan sasaran ini dilaksanakan 3 (tiga) program utama,
yaitu Program Peningkatan Kemampuan Teknologi, Program Pengembangan
Sentra-sentra Industri Potensial, dan Program Pengembangan Industri kecil
Menengah. Anggaran yang dialokasikan untuk pelaksanaan ketiga program
tersebut adalah sebesar Rp.1.512.567.500,00 yang terealisir Rp.301.227.479,00
atau 86%. Secara teknis, SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk
mewujudkan sasaran ini adalah Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan
UKM. Capaian sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan 2 (dua) indikator
kinerja kinerja utama, sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama
Target
59. Berkembangnya komoditi lokal yang
20%
potensial
60. Berkembangnya IMKM melalui
991 IMKM
penyederhanaan transparansi
kebijakan dan penerapan teknologi
informasi
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 19

Realisasi
20%

%
100%

Capaian

903 IMKM

91%

Sangat
Berhasil

95%

92.5

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:

59

Berkembangnya Komoditi Lokal Yang Potensial

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan 2 (


dua ) program dan 5 ( lima ) kegiatan, yaitu Program Peningkatan Kemampuan

105

Teknologi Industri dengan kegiatan (1) Fasilitasi/pemasyarakatan dan pengawasan


SNI dan HaKI Produk IKM; (2) Pengujian/Pemasyarakatan dan sosialisasi
sertifikasi halal produk IKM makanan dan minuman; Dan Program Pengembangan
Sentra-sentra Industri Potensial melalui kegiatan (1) Penyusunan Profil Industri
Unggulan ; (2) Pameran dan promosi produk unggulan IKM; (3) Penyusunan
database IKM berdasarkan zonanisasi dan unggulan. Adapun capaian kinerja
masing-masing kegiatan tersebut sebagaimana dituangkan pada tabel di bawah ini.
Capaian Kinerja Kegiatan
Sasaran Strategis Berkembangnya komoditi lokal yang potensial Tahun 2013
Indikator Kinerja

Target

1) IRT/IKM yang layak SNI dan


60 IRT/IKM
HaKI
2) IRT/IKM yang layak sertifikasi
25 IRT/IKM
halal
3) Profil Industri unggulan OVOP
1 Paket
4) Keikutsertaan IKM dalam
7 event
pameran
5) Penyusunan database IKM
1 paket
berdasarkan zonanisasi dan
unggulan
Rata rata Capaian Kinerja Kegiatan

Realisasi

60 IRT/IKM

100%

25 IRT/IKM

100%

1 Paket
7 event

100%
100%

1 paket

100%

Capaian
Kinerja

100 %
Sangat
Berhasil

100%

Penjelasan terhadap masing-masing capaian indikator kinerja kegiatan pada


indikator kinerja sasaran strategis tersebut di atas, dikemukakan sebagai berikut:
1) IRT/IKM yang layak SNI dan HaKI
Capaian kinerja kegiatan berupa IRT/IKM yang layak SNI dan HaKI tahun 2013
dicapai melalui pelaksanaan program peningkatan kemampuan teknologi industri
dan Kegiatan Fasilitasi/pemasyarakatan dan Pengawasan SNI dan HaKI dengan
alokasi anggaran sebesar Rp.79.352.000,00. Kegiatan Fasilitasi/pemasyarakatan
dan Pengawasan SNI dan HaKI merupakan suatu kegiatan fasilitasi dan
pengawasan terhadap pelaku usaha IRT/IKM untuk berperilaku positif mendukung
dan meningkatkan kewirausahaan melalui disiplin, semangat kerja, sungguhsungguh dan bertanggung jawab. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan
jaminan mutu/keamanan dan meningkatkan citra perusahaan, melindungi
konsumen; memperlancar dan mewujudkan persaingan yang sehat; meningkatkan
daya guna, hasil guna dan produktivitas perusahaan (menurunkan produk gagal,
meningkatkan kepuasan pelanggan, efisiensi sumber daya dll); mendorong
perusahaan untuk selalu melakukan perbaikan berkesinambungan dan mengurangi
assesment/audit oleh pihak kedua (pelanggan). Adapun rincian kegiatan yang telah
dilaksanakan antara lain tahun 2013 adalah berupa sosialisasi dan implementasi
SNI dan HaKI yang dilaksanakan selama 2 (dua) hari kerja dari tanggal 05 februari
2013 sampai dengan 06 februari 2013 bertempat di hotel gajah mada jalan gajah
mada Pontianak dan perjalanan dinas dalam daerah untuk petugas yang
melaksanakan Fasilitasi/pemasyarakatan dan Pengawasan SNI dan HaKI Adapun
Industri Rumah Tangga/Industri Kecil Menengah yang layak SNI dan HaKI yang
terealisasi Tahun 2012 sebanyak 40 IRT/IKM dan tahun 2013 sebanyak 60
IKM/IRT yang terdiri IKM/IRT produk makanan minuman dari lidah buaya, nugget
lele, peyek, rengginang, opak, dan pelaku usaha yang telah memiliki merk usaha
tapi belum memiliki HaKI seperti bakso rudal, roti abc, roti cap A. new Holland

106

bakery.
Sedangkan dari sisi anggaran, alokasi yang ditetapkan sebesar
Rp.79.352.000,00 dapat terealisasi sebesar Rp.78.582.000,00 atau 99%. Kendala
pelaksanaan kegiatan ini adalah masih rendahnya pengetahuan pelaku usaha
akan pentingnya merk produk yang dihasilkan dan keterampilan dalam
pengembangan produk untuk inovasi hasil produksi, masih rendahnya
pengetahuan pelaku usaha mengetahui teknik desain kemasan dan perlunya
dilakukan sosialisasi kemasan produk sehingga produk yang dihasilkan tidak
hanya dipasarkan di daerah Kalbar melainkan di luar Kalbar bahkan untuk ekspor.

2) IKM/IRT yang layak sertifikasi halal


Capaian kinerja kegiatan berupa sosialisasi sertifikasi halal kepada pelaku IKM/IRT
tahun 2013 sebanyak 25 IKM/IRT dan pengujian terhadap berbagai produk yang
dihasilkan IRT/IKM pada tahun 2012 sebanyak 11 produk dan tahun 2013
sebanyak 112 sampel. Kinerja dicapai melalui pelaksanaan Program peningkatan
kemampuan teknologi industri dan Kegiatan Pengujian/pengawasan dan sosialisasi
sertifikasi halal produk IKM makanan dan minuman dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.55.000.000,00 terealisasi sebesar Rp.53.282.000,00 atau 97%
Kegiatan Pengujian/pengawasan dan sosialisasi sertifikasi halal produk IKM
makanan dan minuman merupakan suatu kegiatan untuk memfasilitasi dan
mengawasi pelaku usaha IRT/IKM
untuk berperilaku positif
menghindari
penggunaan bahan tambahan makanan berbahaya seperti boraks, kehalalan,
formalin dan pemanis buatan yang berpengaruh terhadap kesehatan konsumen
Kegiatan dilaksanakan berupa sosialisasi yang dilaksanakan pada tanggal 7
Pebruari 2013 di hotel Gajah mada Pontianak sebanyak 25 IKM/IRT. Industri
Rumah Tangga/Industri Kecil Menengah yang tercakup adalah Industri pengolahan
dari lidah buaya, aneka kue kering, aneka jajanan pasar,aneka kue basah
rempeyek, siomay, amplang dan makanan ringan. Permasalahan yang dihadapi
dalam pelaksanaan kegiatan adalah produk yang dihasilkan oleh pelaku usaha
IRT/IKM harus terukur kualitasnya baik rasa, warna dan aspek higienis; pelaku
usaha mengabaikan kualitas produk untuk mencari keuntungan dengan melakukan
penggunaan bahan berbahaya pada produk makanan dan minuman; rendahnya
minat pelaku usaha IRT/IKM untuk melakukan sertifikasi halal; minimnya
pengetahuan pelaku usaha tentang persyaratan-persyaratan halal; dan kegiatan
usaha yang berkaitan dengan pangan di Kota Pontianak mencantumkan label halal
tanpa mengajukan pendaftaran ke Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan dan
Kosmetika Majelis Ulama Indonesia Provinsi Kalimantan Barat. Permasalahan ini
bisa diatasi dengan sosialisasi bahwa halal bukan hanya binatang yang haram
yang dilarang untuk dimakan tetapi ada proses dimana bahan yang digunakan
dikontrol oleh MUI dan dinyatakan halal; dilakukan penggunaan pengawet dalam
pangan harus tepat, baik jenis maupun dosisnya bahan pengawet efektif untuk
mengawetkan pangan jika peruntukannya aman bagi kesehatan dan bahan
tambahan makanan telah diuji dan diperbolehkan sesuai dengan Undang-Undang
Kesehatan tentang Bahan Tambahan Makanan; perlu pendaftaran produk bagi
pelaku perdagangan termasuk home industri ke instansi terkait khususnya
menyangkut sertifikasi Halal ; khusus sertifikasi halal, instansi terkait (MUI
setempat) melakukan pendataan setiap kegiatan perdagangan baik di tingkat
daerah maupun nasional dan pemberian sangsi bagi pelaku usaha yang masih
mencantumkan label halal dalam perdagangannya sebelum memiliki sertifikasi
halal dari instansi terkait (pasal 8 ayat 1 h Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999).
Pengujian/pengawasan dan sosialisasi sertifikasi halal produk IKM makanan dan
minuman merupakan suatu kegiatan yang bekerjasama dengan Unit Laboratorium
Kesehatan Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Pontianak menguji produk IRT/IKM

107

yang dihasilkan dari penggunaan bahan tambahan makanan. Kegiatan ini


bertujuan untuk melindungi konsumen agar terhindari penggunaan produk-produk
berbahaya. Hasil pengujian yang telah dilakukan Tahun 2013 terlampir.
3) Profil Industri Unggulan OVOP
Capaian kinerja kegiatan berupa kerjasama dengan pihak konsultan (Ferry
Iskandar, ST., direktur CV. Ghaniz Consulindo Pontianak; SPK no: 027/02/d-ppkukm/iii/2013; 30 hari kalender) untuk membuat profil industri unggulan di kota
Pontianak berdasarkan tempat dan produk unggulannya yang lebih dikenal istilah
OVOP (One Village One Product) dicapai melalui pelaksanaan program
pengembangan sentra-sentra industri potensial dan Kegiatan Penyusunan profil
industri unggulan dengan alokasi anggaran sebesar Rp.48.000.000,00 .Kegiatan
ini bertujuan untuk menginventarisir IKM/IRT yang ada di Kota Pontianak
berdasarkan potensi wilayah IRT/IKM tersebut seperti Wilayah Pontianak Utara
dengan produk Aloevera; Pontianak Timur dengan produk anyaman kerajinan
keladi air; Pontianak Selatan dengan produk kerajinan tangan (sulam/tenun),
Pontianak Tenggara dengan produk aneka makanan ( Opak ubi ), Pontianak Kota
dengan produk aneka kerajinan tangan (miniatur tugu); dan Pontianak Barat
dengan produk kemasan packaging yang menarik.. Anggaran yang terserap pada
kegiatan penyusunan profil industry unggulan adalah Rp.47.800.000,00 atau
100%.
4) Keikutsertaan IKM dalam pameran
Capaian kinerja Keikutsertaan IKM dalam pameran tahun 2013 dicapai melalui
pelaksanaan program pengembangan sentra-sentra industri potensial dan
Kegiatan Pameran dan promosi produk unggulan IKM dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.262.000.000,00 Kegiatan Pameran dan promosi produk unggulan
IKM merupakan suatu kegiatan yang mempromosikan produk yang dihasilkan oleh
pelaku usaha IRT/IKM yang ada di Kota Pontianak. Kegiatan ini bertujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan suatu bentuk dukungan bagi
Pemerintah. Keikutsertaan IKM dalam pameran pada tahun 2012 sebanyak 6 event
dan Tahun 2013 terealisasi sebanyak 7 event dari target 4 event atau 175%, yang
terdiri dari : (1) pameran Inacraft 2013 di Jakarta convention center tanggal 23-29
april 2013, (2) Pameran Furniture dan otomotif tanggal 27 maret - 07 april 2013, (3)
pameran d'tour khatulistiwa tanggal 19 februari 2013, (4) pameran perkemahan
perdamaian (international scout peace camp 2013 taman mini indonesia indah
jakarta tanggal 25 s/d 31 maret 2013 ), (5) Pameran Pangan Nusa & Pameran
Produk Dalam Negeri Regional 2013 dari tanggal 10-13 mei 2013, (6) Pameran
Gelar Produk Unggulan di Halaman Dekranasda Provinsi Kalbat ke VII, jalan
ahmad yani pontianak, tanggal 21 juli s/d 26 Juli 2013 ,(7) pameran ke-2 ' parekraf
expo 2013 ( pameran pariwisata dan ekonomi kreatif indonesia ) tanggal 26 s/d 29
september 2013 di lapangan sangkareang, kota mataram- nusa tenggara barat.
Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja diketahui capaian kinerja Kegiatan
Pameran dan promosi produk unggulan IKM
yang ditargetkan 4 event dapat
terealisasi 7, tingkat persentase capaian 175% berada pada interval 85, dalam
kategori Sangat
Berhasil.
Dari sisi
anggaran,
terealisasi sebesar
Rp.213.557.100,00 atau 82%.
5) Penyusunan database IKM berdasarkan zonanisasi dan unggulan.
Capaian kinerja kegiatan berupa kerjasama dengan konsultan (MARWAN, ST,
Direktur CV. LAESA MULTI JASA; 027/03.A/D-PPK-UKM/III/2013; 25 Maret 2013;
15 hari kalender) dalam pembuatan database IKM/IRT di Kota Pontianak.
Kegiatan ini bertujuan untuk menginventarisir IKM/IRT pada tahun 2012 jumlah

108

IKM/IRT sebanyak 1972 dan pada tahun 2013 sebanyak 2023 unit dengan kategori
Industri besar sebanyak 34 unit, industry menengah sebanyak 915 unit dan
industry rumah tangga/industry kecil sebanyak 1074 unit ; dan mempermudah
dalam kegiatan monitoring dan evaluasi . Anggaran yang tersedia untuk kegiatan
Penyusunan database IKM berdasarkan zonanisasi dan unggulan
adalah
Rp.50.000.000,00 terealisasi Rp. 49.652.100,00 atau 99%.

60

Berkembangnya UKM Melalui Penyederhanaan


Kebijakan dan Penerapan Teknologi Informasi.

Transpransi

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan 1


(satu) program dan 5 (lima) kegiatan, yaitu Program Pengembangan Industri kecil
Menengah dengan kegiatan (1) Pembinaan dan Pelatihan IKM; (2)
Pemasyarakatan/sosialisasi dan penerapan/implementasi GKM ( 3 ) Konvensi
GKM Tingkat Kota, Provinsi dan Nasional ; (4 ) pembinaan dan evaluasi IKM ; (5 )
Pemantauan/pencegahan pencemaran industry dan kelayakan perizinan. Adapun
capaian kinerja masing-masing kegiatan tersebut sebagaimana dituangkan pada
tabel di bawah ini:
Capaian Kinerja Kegiatan
Sasaran Strategis Berkembangnya UKM melalui penyederhanaan
transparansi kebijakan dan penerapan teknologi informasi Tahun 2013
Indikator Kinerja

Target

1) Jumlah IKM/IRT yang dilatih


600 IKM
2) Sosialisasi dan implementasi
2 kali
GKM
3) Keikutsertaan konvensi
3 event
4) IKM yang dibina
75 IKM/IRT
5) IKM yang dimonev
75 IKM/IRT
Rata rata Capaian Kinerja Kegiatan

Realisasi

600 IKM
2 kali

100%
100%

2 event
111 IKM/IRT
107 IKM/IRT

67 %
148%
142%
111%

Capaian
Kinerja
100 %
Sangat
Berhasil

Penjelasan terhadap masing-masing capaian indikator kinerja kegiatan pada


indikator kinerja sasaran strategis tersebut di atas, dikemukakan sebagai berikut:
1) Jumlah IKM/IRT yang dilatih
Capaian kinerja kegiatan berupa Jumlah IKM/IRT yang dilatih tahun 2013
dicapai melalui pelaksanaan program pengembangan Industri Kecil Menengah
dan Kegiatan Pembinaan dan Pelatihan IKM dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.793.000.000,00. Kegiatan Pembinaan dan Pelatihan IKM
merupakan suatu kegiatan
pengembangan potensi
unggulan daerah.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kemampuan IKM dan nilai
tambah. Adapun Industri Rumah Tangga/Industri Kecil Menengah yang
mengikuti Pelatihan aneka kerajinan industri yang terealisasi tahun 2012
sebanyak 180 IRT/IKM dan tahun 2013 sebanyak 600 IKM/IRT, dengan
perincian sebagai berikut:

109
No
1

Jenis pelatihan
Kerajinan anyam akar keladi air

Tanggal
18 s/d 20 april

Llimbah organik menjadi handicraft

Kecamatan
Sungai beliung, Ptk
barat
Pontianak barat

2
3

Pengolahan makanan ringan

Kota baru, Ptk selatan

4 S/D 6 JULI

Pengolahan makanan ringan

Mariana, Ptk kota

1 S/D 3 JULI

Menjahit

10

Pengolahan limbah anorganik mejadi


handicraft
Pelatihan pengolahan makanan
ringan
Pelatihan pengolahan makanan
ringan
Pelatihan pengolahan makanan
ringan
Kerajinan miniatur meriam karbit

Banjar serasan, Ptk


Timur
Pontianak timur

11

Pengolahan makanan ringan

Parit tokaya; Ptk barat

12

Pengolahan makanan ringan

13

Pengolahan makanan ringan

Sungai beliung, Ptk


barat
Saigon, Ptk timur

14

Pengolahan makanan ringan

Parit mayor; Ptk timur

15

Pengolahan makanan ringan

16

Pengolahan makanan ringan

17

Kerajinan sulam pita

18

Kerajinan aneka soevenir

19

Home packing

Tambelan sampit;Ptk
timur
Banjar serasan, Ptk
timur
Banjar serasan, Ptk
timur
Alumni SMKN 6 , Ptk
utara
Aula kec Ptk selatan

20

Pengolahan makanan ringan

Tanjung hilir;PtkTimur

21

Home packing

Kec Pontianak barat

22

Home packing

Kec Pontianak timur

23

Pengolahan makanan ringan

Kec Pontianak kota

24

Home packing

11 s/d 13
maret
14 s/d 16
maret
2 s/d 4
septem
5 s/d 7
septem
9 s/d 11
septem
12 s/d 14
septem
23 s/d 25
septem
2 s/d 4
oktober
7 s/d 9
oktober
10 s/d 12
oktober
16 s/d 18
oktober
21 s/d 23
oktober
24 s/d 26
oktober
14 s/d 16
novem
18 s/d 20
novem
19 s/d 21
novem
21 s/d 23
novem
25 s/d 27
novem
26 s/d 28
novem
28 s/d 30
novem

7
8
9

Bansir darat, Ptk


tenggara
BB darat; Ptk
tenggara
BB laut; Ptk tenggara
Bm laut; ptk selatan

Kec Pontianak
tenggara
Total

6 s/d 8 Mei

Peserta
25
orang
25
orang
25
orang
25
orang
25
orang
25
orang
25
orang
25
orang
25
orang
25
orang
25
orang
25
orang
25
orang
25
orang
25
orang
25
orang
25
orang
25
orang
25
orang
25
orang
25
orang
25
orang
25
orang
25
orang
600 org

110

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja pada tabel diatas, diketahui capaian


kinerja Kegiatan Pembinaan dan pelatihan IKM ditargetkan 600 IRT/IKM dapat
terealisasi 600 IRT/IKM, dengan tingkat persentase capaian 100%, berada
pada interval > 85% dalam kategori Sangat Berhasil . Dari sisi anggaran,
realisasi pencapaian sebesar Rp.714.599.975,- atau 90%.
2) Sosialisasi dan implementasi GKM

Capaian kinerja kegiatan berupa IRT/IKM yang dibina tahun 2013 dicapai
melalui pelaksanaan program pengembangan Industri Kecil Menengah dan
Kegiatan Pemasyarakatan/Sosialisasi dan penerapan/Implementasi Gugus
Kendali Mutu (GKM) dengan alokasi anggaran sebesar Rp.23.939.000,00.
Maksud dan Tujuan dari GKM adalah (1) meningkatkan pemasyarakatan GKM
di lingkungan pengusaha IKM, aparat pembina dan masyarakat, sehingga
akan mendorong perkembangan budaya mutu produktivitas dan daya saing
industri kecil dan menengah yang mutlak diperlukan dalam menghadapi era
globalisasi; (2) memberikan motivasi kepada pengusaha IKM dalam
meneruskan dan meningkatkan penerapan GKM di dalam lingkungan
perusahaan masing-masing; dan (3) mengikuti partisipasi konvensi GKM
tingkat nasional bagi perusahaan dengan maksud mengukur seberapa jauh
pola pembinaan GKM provinsi dalam menerapkan metode serta persaingan
dengan GKM daerah provinsi lainnya. Kegiatan penerapan/implementasi GKM
di Kota Pontianak dilaksanakan selama 3 (tiga ) bulan yaitu bulan Maret
sampai dengan bulan Mei 2013. GKM yang dibina sebanyak 4 (empat ) GKM
terdiri dari 2 (dua ) GKM lama GKM TEPIAN SUNGAI KAPUAS (lama ); jalan
Kom Yos Sudarso Gg. Kemuning No. 10 Ptk; GKM MUSYAFIR (lama ); jalan
HRA. Rahman Gg. waspada No. 59 Ptk dan 2 (dua ) GKM baru : GKM
HARAPAN JAYA (baru ); jalan alianyang Gg. Harapan Jaya No.19 Ptk; GKM
MIMI (baru ); jalan wonobaru Gg. Mardiosari No. 35B Ptk, dengan jumlah
anggota sebanyak 25( dua Puluh Lima ) orang. Fasilitator yang ditunjuk untuk
membina GKM adalah 1. Munzirin; NIP. 19620125 198603 1 013 dan 2.
Puspawati; NIP. 1910216 198302 2 005. Berdasarkan data hasil pengukuran
kinerja , diketahui capaian kinerja Kegiatan Pemasyarakatan/Sosialisasi dan
penerapan/Implementasi Gugus Kendali Mutu ( GKM ) yang ditargetkan 2 kali (
25 IRT/IKM) dapat terealisasi ditargetkan 2 kali ( 25 IRT/IKM), dengan tingkat
persentase capaian 100% berada pada interval 85, dalam kategori Sangat
Berhasil. Dari segi anggaran, realisasi untuk kegiatan ini sebesar
Rp.23.939.000,- atau 100%.
3) Keikutsertaan Konvensi
Capaian kinerja kegiatan berupa keikutsertaan IRT/IKM dalam konvensi GKM
tahun 2013 dicapai melalui pelaksanaan program pengembangan Industri
Kecil Menengah dan Kegiatan Konvensi Gugus Kendali Mutu (GKM) Tingkat
Kota/Propensi dan Nasional
dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.107.429.000,00. Konvensi GKM merupakan kegiatan unjuk karya GKM dan
media tukar menukar informasi serta sebagai sarana evaluasi keberhasilan
penerapan. Sejalan dengan konvensi GKM diikuti pula dengan kegiatan
penilaian dan penghargaan, ini merupakan upaya gerakan motivasi dan
mendorong gerakan GKM semakin bergairah. Proses penilaian tentunya
mengandung hikmah dan makna, suatu kondisi yang dialami oleh GKM dalam
penilaian, kalau itu merupakan kekurangan akan memberikan semangat untuk
merubah menjadi lebih baik. Kegiatan konvensi GKM tingkat Kota Pontianak

111

dilaksanakan selama 1(satu) hari tanggal 27 Mei 2013 di Aula PKK Porvinsi
Kalimantan Barat, Jalan Letjen Sutoyo Pontianak, dari hasil Konvensi Tingkat
Kota dan berdasarkan penilaian Tim Juri selama konvensi memutuskan 2
(dua) Gugus Terbaik yaitu untuk usaha kerajinan akar keladi air GKM TEPIAN
SUNGAI KAPUAS dan usaha pangan Keripik Tempe GKM HARAPAN JAYA
yang mewakili Kota Pontianak untuk mengikuti Konvensi GKM Tingkat
Provinsi. Konvensi GKM Tingkat Provinsi di laksanakan di hotel Aston
Ketapang, yang terletak di Jalan Suprapto, Kabupaten Ketapang, tanggal 12
s/d 13 juni 2013, adapun pemenang dalam konvensi Tingkat Provinsi Tahun
2013 di Ketapang adalah (1). GKM Sanyanak dari Kabupaten Landak sebagai
Juara I,; (2). GKM Taufikiyah dari Kabupaten Pontianak sebagai Juara II dan
(3 ) GKM Wira Lestari dari Kabupaten Sintang sebagai Juara III. Untuk juara
pertama berhak mewakili Kalbar pada Konvensi Gugus Kendali Mutu (GKM)
Tingkat Nasional di Jogyakarta. Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja,
diketahui capaian kinerja Kegiatan Konvensi Gugus Kendali Mutu (GKM)
Tingkat Kota/Propensi dan Nasional yang ditargetkan 3 event dapat
terealisasi2 event, dengan tingkat persentase capaian 67% berada pada
interval 62,5, dalam kategori Cukup Berhasil. Dari segi anggaran, realisasi
untuk kegiatan ini se besar Rp.44.898.900,00 atau 42%.
4) IKM/IRT yang dibina
Capaian kinerja kegiatan berupa IRT/IKM yang dibina tahun 2013 dicapai
melalui pelaksanaan program pengembangan Industri Kecil Menengah dan
Kegiatan Pembinaan dan evaluasi Industri Kecil Menengah dengan alokasi
anggaran sebesar Rp.73.760.000,-. Kegiatan Pembinaan dan evaluasi Industri
Kecil Menengah bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan industri dari segi
produksi yaitu: penggunaan tenaga kerja, pengunaan bahan pangan yang
baik, pengelolaan akhir limbah industri, dan perizinan industri. Pada tahun
2013 pembinaan IKM difokuskan pada industry yang bergerak dibidang usaha
percetakan, jasa reparasi umum, jasa reparasi kendaraan roda 4, usaha
bengkel kendaraan roda 2, bengkel Las dan folding gate, pembuatan kecap,
pembuatan roti, dan pengawetan ikan. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja
dari target yang ditetapkan berupa IKM/IRT yang dibina sebanyak 75 IKM
terealisasi sebanyak 111 IKM, dengan tingkat persentase capaian 148%
berada pada interval 85, dalam kategori Sangat Berhasil. Dari segi anggaran,
realisasi untuk kegiatan ini sebesar Rp.67.810.000,- atau 92%.
5) Capaian kinerja kegiatan berupa IRT/IKM yang dimonev tahun 2013 dicapai
melalui pelaksanaan program pengembangan Industri Kecil Menengah dan
Kegiatan Pemantauan/Pencegahan Pencemaran Industri dan kelayakan
perizinan dengan alokasi anggaran sebesar Rp.57.645.000,00. Kegiatan
Pemantauan/Pencegahan Pencemaran Industri dan kelayakan perijinan
bertujuan untuk memantau pertumbuhan industri formal melalui penerbitan
perijinan Izin Usaha Industri/ Tanda Daftar Industri, berdasarkan data
penerbitan ijin IUI/TDI pada tahun 2010 sebanyak 75 izin; pada tahun 2011
sebanyak 21 ijin; tahun 2012 sebanyak 92 TDI/IUI dan pada tahun 2013
sebanyak 11 TDI/IUI yang terbit ( BP2T). Adapun Rekomendasi ijin Industri
Rumah Tangga/Industri Kecil Menengah selama tahun 2013 terealisasi
sebanyak 107 Rekomendasi/Berita Acara Pemeriksaan dengan perincian
pada table berikut:

JUMLAH IKM/IUI YANG DIBERIKAN REKOMENDASI TAHUN 2013

112

Jenis
Industri
Pembuatan Mie

Percetakan

percetakan

Nama Perusahaan
Pemilik
Karya The hae
cv.sebukit baru/abdul rani
akri
Ridako

konveksi

Albadi yeni yuliani

industri kecil pengolahan


sarang burung walet

CV.merhua birdnest

jl.khatulistiwa km 6 no.602

jasa service kendaraan

sinar bahari motor


susanto

Jl.Dr.Wahidin no A2-A3

Bahan Farmasi
Pengemasan minyak
goreng

No

Alamat Perusahaan Lokasi


Pabrik
Jl.Agus salim/242
gg.meliau/28
Jl.tanjung pura no.137/220
jl.sohor ko.puri indah blok
b1.7

Kita Sehat Abadi


CV.kapuas lestari
FRANKY
Cv.inti nania the koen
nam

Jl. Komyus Sudarso No. 1 D

CV. ZK-ALBY Meble


ambi cake mayang
ambika

Jl. Tanjung Raya II


jl.transformator RT.001
RW.002 keltj hulu
komp.pangeran permai blok f
28 pontianak
jl.komyos sudarso no.1 D

jl.adi sucipto no.2702/12


Jl.sultan muhammad no.166
pontianak

Pengepakan garam

10

Furnifure

11

pembuatan kue

12

pengolahan kopi

mitra arwana

13

mengolah jamu

kita sehat abadi

14

Industri Percetakkan

CV. Mekar Lestari

15

pembuatan roti

cahaya bakeri

16

Industri percetakan

cahaya perinting

17

pembuatan gigi palsu

Nuryatin

18

bengkel mobil

kreasi motor

19

cuci mobil

20
21

konvekssi
penyuluhan minyak gahru

cv.arda cip.mandiri
pd.sumber alam

jl.imam bonjol gg.busri no.28


jl.ya'm sabran kel.tj hulu

22

bahan bangunan kayu

cv.pusaka damai sentosa

23

jasa reparasi peralatan

jasa satria

24

industri mebel

mega raya furniture

jl.ya'm sabran kel.tj hulu


jl.adi sucipto gg.belitung
no.32
jl.purnama 2 no.8

25

anugrah foto copy

jl.kh/wasid hasim/118

26

jasa reparasi

pd.mitra elang emas

percetakan

sari rana foto

jl.h.agus salim no.78


jl.sui raya dlm komp.mitra
indah .u

perhiasan

indah jaya mas

percetakan

cv.semar karya

produk roti dan kue

ligo bakeri

aloe vera

sun vera

jl.gadjah mada no.78c


jl.budi utomo komp.bumi
indah a/63 ptk t.

32

mitra agung

33

percetakan

ridaco

jl.tanjung pura no 137

34

pd.mantap

jl.teku ukditoro

27
28
29
30
31

Jl. Gajah Mada No. 05


jl.tanjung raya 1 gg.stabil no
3
jl.tanjung raya 1
jl.indro sirit barat no.6
pontianak
jl.letjen sutoyo rt 01 rw 176
jl.husen hamzah samping
batara indah

jl.tanjung pura no 71
jl.komyos sudarso gg.
Kelantan1/7

35
36

bengkel last

daya karya

jl.budi utomo rt/rw 017

royal bakery

113

percetakan

pd.anugrah mulia

jl.pk husin no 16
jl.hra rahman gg.gunung
sehati/21

38

karoseri kendaraan

cv.rudi jaya

jl.budi utomo siantan hulu

39

pengolahan emas

h.tuki

percetakan

pontia utama

pembuatan mie

cv.royhan

jl.khatulistiwa gg.teluk intan


jl.p nuta kusuma gg.slamat
bersama no 1 b
jl.parwasal gg.melati 2 rt 003
/024

pembuatan roti

DB

37

40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51

jasa pemb teralis jasa


reparasi perl

royal bakery
super master jaya

servis kend roda 4

dholpin

industri percetakan

percetakan aroma

industri percetakan

MBS jaya

penjahit pakain

cv.penjahit pakaian

bengkel mobil

sunardi

maubel

pd.arindora mbel

pembuatan bak dum


bengkel kontruksi dan
reparasi

sinar jaya motor

konveksi

ceria gorden

peti kemas

pd.intan sari

industri percetakan

PT.borneotribune press

tukang emas dan perak

tet.tjhoi perhiasan

industri pembuatan roti

suka manis

percetakan

cv.prima mandiri

perbuatan peralatan

cv.muti daya elektri

JL.pattimura 214-216
jl.p.h husin 1/no.16 ptk
tenggara
jl.ya'm sabran k.tanah mas
aa/02
jl.parit makmur RT 001/RW
014 kel.siantan
jl. Dr. setia budi no 93
pontianak selatan
jl.husen hamzah no.168
RT/RW 001/06
jl.komyos sudarso no.16
kel.sui jawi luar
jl.husen hamzah RT/RW
005/024 kel.sui jawi
jl.pangeran hamzah rt/rw
005/029 kel.siantan

Perbaikan peralatan

Cv.prima mandiri

jl.ya'm sabran RT/RW 06/07


jl. Budi utomo RT/RW003/24
kel.siantan tengah
jl.tabrani ahmad gg.Berdikari
dalam 1 no1
jl.selat panjang RT/RW03/21
pontianak
jl.purnama 2 komp.Pinagsia
purnama
jl.swadaya no 27
RT/RW003/007 tembelan
sampit
jl.teuku cik ditiro no.28
pontianak
jl.komyos sudarso
gg.belimbing no.276
jl.tanjung raya 2 kom.delima
mas no.a7
Jl.nusa indah BLOK c.A
No.17 Ptk

61

sasa bubut alat-alat mesin

Tjoe Oir Sian

Jl.budi utomo no.1 Ptk

62

penjahitan
konveksi/jasa tukang jahit
pakaian wanita

Taylor Bintang

konveksi

Pd.herlina

Jl.ks,Tubun No.1 A
Jl.tj raya 1 gg.sederhana
no.c2 pontianak
Jl.kh.wahid hasyim gg.amal
no.8

65

penggilingan padi

PD.kapuas sakti

Jl.komyos sudarso No.78

66

industri kosmetik

PD.glora mutu

jl.yam sabran no.1 kel Tnjung

52
53
54
55
56
57
58
59
60

63
64

trailindo jaya makmur

Yuni collection

Robbyno,s,farm.Apt

hulu
Jl.komyos sudarso no.33

67

pembuatan lemari
alumunium

Flora Agung/Sandy
sandra

68

cv.prima mandiri

69

jasa reparasi mesin untuk


keperluan umum

Raja wali motor

70

71
72
73
74
75
76
77
78
79

industri batako/industri bata


morta dan semen tahan api
industri makanan kripik
kripik peyek dan sejenisnya
industri barang perhiasan
logam emas /indutri barang
dari logam mulia
penjahit pembuatan
pakaian sesuai pesanan
industri pengetaman dan
pengolahan kayu
reparasi motor air dan
bubut/jasa reparasi
penjahit pakaian sesuai
pesanan

114

Jl.HRA.rahman komp.Pawan
permai blok.AA no2
Rt.001/Rw.022 kel.sui jawi

jaya kota
PT.matahari putra
primahypermart

M.nur ali

Jl.karet Rt.001/Rw.004
Jl.HRA.rahman gg. Keluarga
no.7

kripik pedas wak j'ber


PT.sumber hasil semesta

montana

Jl.ismail marzuki no.10


Jl.nusa indah II Blok.AA
no.14

Pd.sarana utama

Jl.budi utama no.21 ptk

Usaha mandiri

Jl.khatulistiwa gg.baru no.88

PD.hikmah collection

Jl.budi karya no.32

HARMONIS

percetakan

CV.pantas jaya

Jl.jendral urip no.1A


Jl.tekam Komp.griya pratama
ID/10

81

industri percetakan khusus

Tommy suradi

Jl.jendral urip no.8

82

industri percetakan khusus


reparasi kendaraan mesin
umum
Industri Pengolahan Barang
Yodium
Penjahit dan pembuatan
pakaian sesuai pes

jambose photo

Jl.gajah mada no.54


Jl.panglima aim no.4
Rt001/Rw002

80

83
84

sugia abadi motor

Harapan Mandiri

PT.Herois Adhimulia
CV.Putri
mandiri(Percetakan)
CV.Putri Mandiri(
Pakaian)
Waikim Alias Tony
Widjaya

Sugia Abadi motor

Thiung Sen

Percetakan Emas

Lia Fat Thin

industri kecap & cu7ka


Pembuatan Roti & kue
kering

Aman Sentoa

Jl.merdeka Barat no.432


Jl.Sultan Hamid2
gg.Swakarya 1

Mega Jaya

Jl.Sultan Muhammad n.179

92

Industri Percetakan

cv. Cipta nusantara

Jl. Diponegoro No. 167

93

Industri Pembuatan Roti

Hong Hak

Jl.Gajah Mada no.53

94

Industri barang dari logam

surya teralis

Bengkel Las
Reparasi Mesin dan
sejenisnya

Jaya Karya

Jl.Prof.M Yamin No.12A


Jl.sei Landak Barat
Rt.005/Rw.009 Kel.Tj Hulu
Jl.selat baliNo.74 kel siantan
tengah

85
86
87
88
89
90
91

95
96

Industri Percetakan

Sinar Siantan

Jl.Khatulistiwa Rt.002/Rw.18
Jl. HM,Swignyo No.28ptk
Jl. HM,Swignyo No.28ptk
Jl.selat Bali RT.003/RW.003
Jl.Panglima Aim
Rt.005/Rw.002

97

Bengkel

Prima Mandiri

Jl.Pangsuma noi.61
Jl.Komyos sudarso gg.nyiur
No.51

99

Percetakan

CV.media Tama Sentosa

JL.Untung Seropati No.33

100

Pengelasan Bagian Kapal

CV.Restu Lestari

Jl.Khatulistiwa No.123

101

service alat-alat
elektronikm

PD.chandra mebel

Industri Percetakan
Pengolahan Ubi Menjadi
Snack
Cuci Cetak Foto /
Percetakan Khusus

Cv.Bakti
Selondok Cita Rasa
Lebah Madu

Jl.Nusa Indah B-14


Jl.Tabrani Ahmad
gg.kencana Lestari permai
Jl. Husein Hamzah Komp.
Mandau Lestari permai B-25

Yakin Foto

Jl. Ir. H. Juanda No 7-8

Industri Percetakan Khusus


Studio Foto / Industri
Percetakan Khusus

Cipta Media

Jl. Putri Dara Hitam

House Of Bee

Jl. Danau Sentarum no. 23

98

102
103
104
105
106
107

Bengkel bubut

Jaya Tehnik

115

Panca Sari

Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja, diketahui capaian kinerja Kegiatan


Pemantauan/Pencegahan Pencemaran Industri dan kelayakan perijinan
yang
ditargetkan 75 rekomendasi dapat terealisasi 107 rekomendasi, dengan tingkat
persentase capaian 142% berada pada interval >85, dalam kategori Sangat
Berhasil. Dari segi anggaran, realisasi untuk kegiatan ini sebesar Rp.53.645.000,00
atau 93%.
Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
rata-rata capaian kinerja sasaran ini adalah sebesar 95% atau termasuk dalam
interval x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat Berhasil.
Sasaran 20

Terciptanya Iklim Usaha Perdagangan Yang Kondusif

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis 8, yaitu Mewujudkan


kemandirian sektor perdagangan, industri, koperasi dan UKM yang mempunyai daya
saing tinggi. Untuk mewujudkan sasaran ini dilaksanakan 4 (empat) program utama,
yaitu Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan, Program
Peningkatan dan Pengembangan Eksport, Program Peningkatan Efisiensi
Perdagangan Dalam Negeri, dan Program Pembinaan dan Penataan Pasar.
Anggaran yang dialokasikan untuk pelaksanaan kedua program tersebut adalah
sebesar Rp.68.565.264.142,00 yang terealisir Rp.68.053.046.550,00 atau 99%.
Secara teknis, SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk mewujudkan
sasaran ini adalah Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM. Capaian
sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan 2 (dua) indikator kinerja kinerja
utama, sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama
Target
61. Terwujudnya kenyamanan bertransaksi di
pasar, menyangkut keselamatan, kesehatan
95%
dan keamanan pedagang dan pembeli
62. Meningkatnya kemitraan, akses sumber daya
90%
pasar dan kewenangan usaha bagi UMKM
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 20

Realisasi

95%

100

90%

100
100%

Capaian
Sangat
Berhasil
92.5

116

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:

61

Terwujudnya Kenyamanan Bertransaksi di Pasar, Menyangkut


Keselamatan, Kesehatan dan Keamanan Pedagang dan Pembeli

SASARAN STRATEGIS TERWUJUDNYA KENYAMANAN BERTRANSAKSI DI


PASAR, MENYANGKUT KESELAMATAN, KESEHATAN DAN KEAMANAN
PEDAGANG DAN PEMBELI TAHUN 2013
Indikator Kinerja

Target

Terpeliharanya sarana dan


12 bulan
prasarana pasar
Monev pedagang pasar
7 pasar
Pembersihan saluran pasar
7 pasar
Data registrasi Pasar
12 bulan
Sarana prasarana penunjang pasar
1 paket
plamboyan
Sarana prasarana penunjang pasar
1 paket
tradisional
Pasar Flamboyan
2 paket
Site development pasar flamboyan
3 paket
Rata rata Capaian Kinerja Kegiatan

Realisasi

12 bulan

100%

7 pasar
7 pasar
12 bulan
1 paket

100%
100%
100%
100%

1 paket

100%

2 paket
3 paket

100%
100%
100%

Capaian
Kinerja

100 %
Sangat
Berhasil

Penjelasan terhadap masing-masing capaian indikator kinerja kegiatan pada


indikator kinerja sasaran strategis tersebut, dikemukakan sebagai berikut:
1) Terpeliharanya sarana dan prasarana pasar
Capaian kinerja kegiatan berupa Terpeliharanya sarana dan prasarana pasar
Tahun 2013 dicapai melalui pelaksanaan program Pembinaan dan Penataan
Pasar Tradisional dan Kegiatan Pemeliharaan sarana dan prasarana di pasar
tradisional dengan alokasi anggaran sebesar Rp.127.094.450,00. Adapun
rincian kegiatan berupa pemeliharaan pasar tradisional yang dilakukan oleh
pihak ketiga. Berikut pelaksana kegiatan pemeliharaan tahun 2013 :
No
1.

Uraian
Pemeliharaan
Pasar
tradisional

No & Tgl Kontrak

Pelaksana

Nilai Kontrak

SPK
No.02/SPKPEMELIHARAAN/D-PPKUKM/2013, TGL 13 Mei
2013;

BERRY,
Direktur
CV.WEKA Jalan
Husein Komp.
Villa
artaland
no.B2 Kel Pal
Lima kec Ptk brt

109.500.000

Capaian kinerja dari kegiatan ini dari target Pemeliharaan sarana dan
prasarana di pasar tradisional yang ditetapkan 12 bulan
terealisasi
sebanyak 12 bulan, dengan tingkat capaian 100% masuk dalam kategori
sangat berhasil. Dari sisi anggaran, dapat terealisasi sebesar
Rp.114.461.500,00 atau 90%.

117

2) Monev pedagang pasar


Capaian kinerja kegiatan berupa monitoring dan evaluasi pedagang Tahun
2013 dicapai melalui pelaksanaan Program Pembinaan dan Penataan Pasar
Tradisional dan Kegiatan Monitoring dan pengawasan pedagang di pasar
tradisional dengan alokasi anggaran sebesar Rp.360.993.000,-00. Kegiatan ini
dilaksanakan dalam bentuk pembinaan secara terus menerus baik lisan
maupun tertulis pada 6 (enam) pasar tradisional. Tujuan dari kegiatan
Monitoring dan pengawasan pedagang di pasar tradisional adalah untuk
menggugah kesadaran para pedagang untuk selalu mematuhi ketentuanketentuan yang berlaku serta arti pentingnya kebersihan, keindahan,
ketertiban, dan saling menghargai, menghormati antar sesama pedagang
maupun konsumen. 6 (enam) Pasar tradisional yang dimaksud adalah : (1)
Pasar teratai; (2) Pasar dahlia; (3) Pasar flamboyan; (4) Pasar puring; (5)
Pasar cempaka dan (6) Pasar anggrek/Kenanga. Adapun rincian kegiatan
tahun 2013 dilakukan penertiban di pasar dengan cara melakukan
pembongkaran terhadap meja-meja tambahan yang dibuat oleh pedagang baik
yang berada diatas meja maupun diluar meja yang disediakan, penambahan
tiang-tiang tanpa izin, penutupan selokan di dalam pasar yang dilakukan oleh
pedagang, penambahan ruang pajang melebihi batas yang ditetapkan
sehingga menggangu jalan keluar masuk konsumen. Penertiban dilakukan
dengan didukung oleh Satpol PP Kota Pontianak bersama-sama dengan
petugas keamanan pasar sehingga kedepannya petugas keamanan setempat
dapat mencegah penambahan meja yang dilakukan pedagang mengingat
Disperindagkop dan UKM Kota Pontianak tidak memiliki personil khusus untuk
melakukan penertiban di pasar. Kegiatan Monitoring dan pengawasan
pedagang pasar pada tahun 2013 dilakukan kerjasama dengan pihak ketiga
dengan perincian sebagai berikut:
Belanja Jasa Pengamanan tahun 2013
a.Syarif hamzah, koordinator keamanan pasar cempaka; SPK No.
800/03/D-PPK-UKM/2013, Tgl 2 Januari 2013; 12 bulan
b.Iswanto, Koordinator keamanan pasar teratai ; SPK No.
800/04/D-PPK-UKM/2013, Tgl 2 Januari 2013; 12 bulan
c. Abdul Rani, Petugas Keamanan Pasar Teratai; SPK No.
800/05/D-PPK-UKM/2013, Tgl 2 Januari 2013; 12 bulan
d. Adi samsoni, Petugas keamanan pasar teratai; SPK No.
800/06/D-PPK-UKM/2013, Tgl 2 Januari 2013; 12 bulan
e.Asnawi, Petugas keamanan pasar puring, SPK No. 800/14/DPPK-UKM/2013, Tgl 2 Januari 2013; 12 bulan
f. Suherman, Koordinator keamanan pasar puring SPK No.
800/15/D-PPK-UKM/2013, Tgl 2 Januari 2013; 12 bulan
g. Iswandi Semad, Petugas Keamanan Pasar Kemuning SPK No.
800/16/D-PPK-UKM/2013, Tgl 2 Januari 2013; 12 bulan
h.Maryadi, Korrdinator keamanan pasar kemuning SPK No.
800/17/D-PPK-UKM/2013, Tgl 2 Januari 2013; 12 bulan
i. Junaidi, petugas keamanan pasar kemuning SPK No. 800/22/DPPK-UKM/2013, Tgl 2 Januari 2013; 12 bulan
j.Budi lasianto, petugas keamanan pasar kemuning SPK No.
800/23/D-PPK-UKM/2013, Tgl 2 Januari 2013; 12 bulan

a. 1.050.000,/bulan
b. 1.050.000,/bulan
c. 950.000,/bulan
d. 950.000,/bulan
e. 950.000,/bulan
f. 1.050.000,/bulan
g. 950.000,/bulan
h. 1.050.000,/bulan
i. 950.000,/bulan
J. 950.000,/bulan

Belanja Pemeliharaan gedung pasar tradisional Tahun 2013


a.T. Fahrizin, Koor kebersihan psr Teratai, SPK No. 800/07/DPPK-UKM/2013, Tgl 2 Januari 2013; 12 bulan
b. TAHIRAWATI, Petugas kebersihan psr teratai SPK No.
800/08/D-PPK-UKM/2013, Tgl 2 Januari 2013; 12 bulan
c.Ahmad Jasa, Petugas kebersihan psr teratai;
SPK No.
800/09/D-PPK-UKM/2013, Tgl 2 Januari 2013; 12 bulan
d.Guntur ardiansyah,Petugas kebersihan psr teratai; SPK No.
800/10/D-PPK-UKM/2013, Tgl 2 Januari 2013; 12 bulan
e.Linda, Petugas kebersihan psr teratai;SPK No. 800/11/DPPK-UKM/2013, Tgl 2 Januari 2013; 12 bulan
f.Aiboy Firman MD, Koor kebersihan psr puring SPK No.
800/12/D-PPK-UKM/2013, Tgl 2 Januari 2013; 12 bulan
g.Bonar Lumban Gaol, Petugas Kebersihan psr puring SPK
No. 800/13/D-PPK-UKM/2013, Tgl 2 Januari 2013; 12 bulan
h. M. FANI PANJAITAN, Ptgs kebersihan pasar kemuning
;SPK No. 800/18/D-PPK-UKM/2013, Tgl 2 Januari 2013; 12
bulan
i. Dani suryadi, Petugas Kebersihan pasar kemuning ; SPK
No. 800/19/D-PPK-UKM/2013, Tgl 2 Januari 2013; 12 bulan
j. Hendrayani, Koordinator Kebersihan pasar kemuning; SPK
No. 800/20/D-PPK-UKM/2013, Tgl 2 Januari 2013; 12 bulan
k.SEPTI PARDI YANTI, Petugas kebersihan pasar kemuning;
SPK No. 800/21/D-PPK-UKM/2013, Tgl 2 Januari 2013; 12
bulan

118

a. 1.050.000,-/bulan
b

950.000,-/bulan

c.

950.000,-/bulan

d.

950.000,-/bulan

e.

950.000,-/bulan

f. 1.050.000,-/bulan
g.

950.000,-/bulan

h.

950.000,-/bulan

i.

950.000,-/bulan

j. 1.050.000,-/bulan
k.

950.000,-/bulan

Capaian kinerja dari kegiatan ini dari target Monitoring dan evaluasi pedagang di
pasar tradisional yang ditetapkan 12 bulan
terealisasi sebanyak 12 bulan,
dengan tingkat capaian 100% masuk dalam kategori sangat berhasil. Dari sisi
anggaran, dapat terealisasi sebesar Rp.290.091.800,00 atau 80%. Permasalahan
dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah tidak tertibnya para pedagang dalam
membuang sampah, ketidaksesuaian beban kerja antara petugas yang dikontrak
dengan luas pasar yang ditangani. Permasalahan ini dapat diminimalisir dengan
melakukan sosialisasi dan tilang kepada pedagang yang membuang sampah
sembarangan dan
dikaji ulang petugas yang dikontrak dengan beban
pekerjaannya.
3) Pembersihan saluran di pasar
Capaian kinerja kegiatan berupa pembersihan saluran di pasar Tahun 2013
dicapai melalui pelaksanaan Program Pembinaan dan Penataan Pasar
Tradisional dan Kegiatan pembersihan saluran di pasar dengan alokasi
anggaran sebesar Rp.213.725.300,00. Kegiatan ini dilaksanakan dalam
bentuk Pembersihan saluran air pada 6 (enam) pasar tradisional. Pasar
tradsional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah Daerah
berupa tempat usaha dalam bentuk ruko, kios, dan los yang dimiliki/disewa
oleh pedagang kecil atau menengah, kelompok masyarakat perorangan atau
koperasi, terutama bagi usaha mikro, kecil dan menengah. Tujuan dari
kegiatan pembersihan saluran air adalah untuk menciptakan kondisi pasar
yang bersih dan nyaman bagi produsen dan konsumen sehingga tidak ada
kesan kumuh, kotor dan sebagainya. 6 (enam) Pasar tradisional yang
dimaksud adalah : (1) Pasar teratai; (2) Pasar dahlia; (3) Pasar flamboyan; (4)
Pasar puring; (5) Pasar cempaka dan (6) Pasar anggrek/Kenanga. Kegiatan
pembersihan saluran air dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah
disepakati dengan pihak kedua. Permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan ini

119

adalah tidak tertibnya para pedagang dalam membuang limbahnya dan


pembuatan penutup saluran air secara permanent dari bahan semen cor
sehingga
jika terjadi penyumbatan saluran tidak dapat diketahui.
Permasalahan ini dapat diminimalisir untuk mengganti penutup saluran air
dengan bahan besi, merehabilitasi saluran air yang sudah rusak dan perlunya
petugas pengawas kebersihan. Dari segi anggaran, realisasi untuk kegiatan ini
sebesar Rp. 195.384.300,00 atau 91%.

4) Data registrasi pasar


Capaian kinerja kegiatan berupa data registrasi pasar Tahun 2013 dicapai
melalui pelaksanaan Program Pembinaan dan Penataan Pasar Tradisional
dan Registrasi dan Pendataan (Pemutakhiran Perizinan) Terhadap Objek
Retribusi dengan alokasi anggaran sebesar Rp.20.132.250,00.Kegiatan ini
dilaksanakan dalam bentuk pendataan/pemuthahiran data pedagang yang
ada di 6 (enam) pasar tradisional. Berikut jumlah tempat usaha dan jumlah
pedagang dan pedagang kreatif lapangan yang ada di Pasar Tradisional:

N
O

PASAR

KEMUNI
NG

STATUS/
THN
BERDIRI/
THN
REHAB
Tanah
Negara
Thn
Berdiri
1986
Thn
Rehab
2011

ALAMAT

Jl. Prof M.
Yamin
Kec.
Pontianak
Kota

VOLU
ME/
SATU
AN

STATUS TANAH
LEGALITA
S/GS/ SU

Pakai
3141
M2

Gs.2055/19
89

TGL/
NOMO
R
SERTIF
IKAT
14-May91
110

Tgl. 12-071989

JML PDG

JENIS

CEMPA
KA

DAHLIA

Jl. Kapten
Marsan
Kel. Darat
Sekip
Kec.
Pontianak
Kota

Tanah
Negara

KIOS
LOS
ETALA
SE

Tanah
Negara
Thn
Berdiri
1980
Thn
Rehab
2002

7324
M2

Jl. HRA
Rachman,

1311
M2

Kec Ptk
Barat

Gg. Kinibalu

33

15
9

15
9

19
2

101

191

191

19
2

228

228

22
8

22
7

LOS
ETALA
SE
PKL

48

48

48

47

JML

276

276

27
6

27
4
51
6
36
6

12-May91

RUKO

59

KIOS

516

516

LOS
ETALA
SE

366

366

51
6
36
6

11

11

11

11

18

30

30

30

911

923

92
3

92
3

Pakai

2-May91

GS.
3329/1989

56

Tgl 2909/1989

33

101

KIOS

Pakai
GS.
3329/1989
Tgl 2909/1989

TH
20
13

90

RUKO

3177
M2

TH
20
12

90

JML

Jl. HRA
Rachman,
Kec Ptk
Barat

TH
201
1

RUKO

PKL

TH
201
0

PKL

JML

TERATA
I

Thn
Berdiri
1982
Thn
Rehab
2010

PURING

Thn
Berdiri
1983
Thn
Rehab
2009

KENAN
GA

Pelepasan
dengan
ganti
rugi Thn
Berdiri

Jl. Kom Yos


Sudarso
Kec.
Pontianak
Barat

Jl.
Khatulistiwa
Kec.
Pontianak
Utara

Jl.
Tanjungraya
I
Kec.
Pontianak

2941
M2

21.45
0 M2

3.750
M2

Timur

Jl. Gajah
Mada
Thn
Berdiri
1989
Thn
Rehab
2012
Thn
Rehab
2013

RUKO
KIOS

106

106

20
4

20
4

LOS

100

100

19
8

19
8

ETALA
SE
PKL

117

117

JML

323

323

40
2

40
2

RUKO

32

32

32

32

KIOS

89

89

89

89

LOS

368

368

36
8

36
8

ETALA
SE
PKL

JML

498

498

9
49
8

9
49
8

18

18

LOS
ETALA
SE
PKL

101

101

18
10
1

18
10
1

40

40

JML

159

159

40
15
9

40
15
9

KIOS

63

63

63

20
3

LOS

144
7

144
7

14
47

12
36

301
181
1

208
171
8

20
8
17
18

20
8
16
47

RUKO
KIOS

1992

FLAMB
OYAN

120

17.13
3 M2

RUKO

ETALA
SE
PKL
JML

Capaian kinerja dari kegiatan ini dari target Data registrasi dan restribusi di
pasar tradisional yang ditetapkan 12 bulan terealisasi sebanyak 12 bulan,
dengan tingkat capaian 100% masuk dalam kategori Sangat Berhasil. Dari sisi
anggaran, dapat terealisasi sebesar Rp.15.964.100,00 atau 79%.
5) Sarana prasarana penunjang pasar Flamboyan
Capaian kinerja kegiatan berupa pembangunan sarana prasarana penunjang
pasar flamboyan
Tahun 2013 dicapai melalui pelaksanaan Program
Peningkatan sarana dan prasarana bangunan gedung
dan Kegiatan
Pembangunan sarana dan prasarana penunjang bangunan gedung pasar
Flamboyan dengan alokasi anggaran sebesar Rp.4.086.514.092,00. Kegiatan

121

ini dilaksanakan dalam bentuk pembangunan fisik yaitu Pembangunan


jaringan air bersih dari PDAM, Pengadaan instalasi jaringan listrik; dan
pembangunan fisik : Jalan parkir, pagar keliling, taman, perbaikan saluran dan
tempat sampah. Pelaksana kegiatan pembangunan Sarana prasarana
penunjang pasar Flamboyan adalah sebagai berikut:
No

Uraian

No & Tgl Kontrak

Pelaksana

1.

Konstruksi
Jaringan Air
Limbah

SP:027/32.b/DPPK-UKM/XI/2013
Tgl 15 Nopember
2013

2.

Pengadaan
Instalasi
Listrik

YUDITH
LOBO,SE,
Kepala
kantor
pelayanan utama PD Air
Minum
Tirta
Khatulistiwa,
Jalan
Imam bonjol No.430
Pontianak
PLN

SPK
No.027/34.a/DPPK-UKM/XI/2013,
TGL 22 nopember
2013;
SPK No. 14.a/SPKFIL/D-PPKUKM/2013 TGL 15
NOP 2013
SPK; 027/36.a/dppk-ukm/xi/2013 tgl
29 nopember 2013.

3.

Jalan parkir,
pagar
keliling,
taman,
perbaikan
saluran dan
tempat
sampah

SPK No.
027/03/flambiyan/dppk-ukm/2013 tgl
31 oktober
Pengawasan

BUSRI, ST, Direktur CV.


MITRA SEJAHTERA ;
Jalan Kom Yos Sudarso
Komp. Warga Sejahtera
K 12 Ptk
Ir. Zainal Arifin, Direktur
PT. SAMALANTAN,
Jalan M. Sohor Gang
Mekar No.36 A
Pontianak;
Supriatno,CV.Dwi
Pratama Jalan Johar
Gang Batu Bara 2 No.6
Pontianak
Ir. H. Indrawan, MM,
Direktur PT. RAJAWALI
MAJU ; Jalan jeranding
No.10 Pontianak;
Zulfadli, A,Md; Direktur
CV. KARYA CIPTA
BERSAMA ; Jalan karna
sosial gang purwosari I
No.20 Pontianak

Nilai Kontrak
Rp.
252.991.000,-

Rp.
124.785.300,Rp.
38.500.000,-

Rp.
198.123.000,-

Rp.
16.795.000,Rp.
3.173.000.000.,Rp.
49.826.000,-

Capaian kinerja dari kegiatan ini dari target sarana prasarana penunjang pasar
flamboyant sebanyak 1 paket terealisasi sebanyak 1 paket, dengan tingkat
capaian 100% masuk dalam kategori Sangat Berhasil. Dari sisi anggaran,
dapat terealisasi sebesar Rp.3.854.020.300,00 atau 94%.
6) Sarana prasarana penunjang pasar tradisional
Capaian kinerja kegiatan berupa pembangunan sarana prasarana penunjang
pasar tradisional
Tahun 2013 dicapai melalui pelaksanaan Program
Peningkatan sarana dan prasarana bangunan gedung
dan
Kegiatan
Pembangunan sarana dan prasarana penunjang bangunan gedung pasar
Tradisional dengan alokasi anggaran sebesar Rp.199.500.000,00. Kegiatan ini
dilaksanakan dalam bentuk perbaikan/tambahan bangunan fisik yaitu (1)
Pasar teratai (Tangga, rolling door, Jendela rangka aluminium); (2) Pasar
kenanga (lantai dan atap); (3) Pasar puring (tangga dan lantai pasar) dan (4)

122

Pasar cempaka (Lantai dapur dan pintu gudang) dan Pelaksana kegiatan
pembangunan Sarana prasarana penunjang prasarana penunjang pasar
tradisional adalah Anwar, SH, Direktur CV.TIARA SUKSES TERPADU, Jalan
abdurrahman saleh gang tunas harapan Nomor 7 pontianak;
SPK : 14/SPKPASAR/D-PPK-UKM/2013, tgl 11 nopember 2013; dengan Nilai Kontrak
Rp.178.000.000,00. Capaian kinerja dari kegiatan ini dari target sarana
prasarana penunjang di pasar tradisional yang ditetapkan 1 paket terealisasi
sebanyak 1 paket, dengan tingkat capaian 100% masuk dalam kategori
Sangat Berhasil. Dari sisi anggaran, dapat terealisasi sebesar
Rp.178.000.000,00 atau 89%.
7) Pembangunan pasar flamboyan
Capaian kinerja kegiatan berupa pembangunan pasar flamboyan Tahun 2013
dicapai melalui pelaksanaan Program Peningkatan sarana dan prasarana
bangunan gedung dan Kegiatan Pembangunan Pasar Flamboyan (Tahun
jamak) dengan alokasi anggaran sebesar Rp.61.605.305.000,00.Kegiatan ini
dilaksanakan dalam bentuk pembangunan fisik yaitu bangunan pasar
flamboyan. Berikut data pelaksanaan kegiatan pembangunan pasar flamboyan
tahun 2013 adalah sebagai berikut:
No

Uraian

No & Tgl Kontrak

Pelaksana

Nilai Kontrak

1.

Pembangunan
kembali pasar
flamboyan
( Fisik )

SPK
NO
:
03/SP-PK/PPF/DPPK-UKM/2013,
TGL 10 Okt 2012
; 272 HARI

61.003.000.00
0

2.

Pengawasan

SPK No. 03/SPKPENG.PF/PPK/X


XI/2012 , TGL 13
NOP 2012;

Rachmad Ismail, S.Kom,


Direktur
Utama
PT.
CITRA CONTRACTOR
HASAJA;Jalan
Teuku
Umar Komp.Pontianak
Mall Blok A 27 - 28 Ptk
Sutarno, ST, Direktur
CV. Cendikia Prima
Cipta, Jalan alianyang
gang jambi dalam I No.
a2 Ptk;

473.625.000

Capaian kinerja dari kegiatan ini dari target Pembangunan Pasar Flamboyan
(Tahun Jamak) yang ditetapkan 2 paket terealisasi sebanyak 2 paket, dengan
tingkat capaian 100% masuk dalam kategori Sangat Berhasil. Dari sisi
anggaran, dapat terealisasi sebesar Rp.61.590.144.600,00 atau 100%.
8) Site development pasar flamboyan
Capaian kinerja kegiatan berupa pembangunan Site development pasar
flamboyan Tahun 2013 dicapai melalui pelaksanaan Program Peningkatan
sarana dan prasarana bangunan gedung dan Kegiatan Pembangunan Site
development Pasar Flamboyan dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.1.647.000.000,00.Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk pembangunan
fisik yaitu Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL),
Pembangunan saluran pasar flamboyan, dan Pengawasan. Berikut data
pelaksana kegiatan pembangunan site development pasar flamboyan tahun
2013 adalah sebagai berikut:

123
No

Uraian

No & Tgl Kontrak

Pelaksana

1.

Pembangunan
IPAL

2.

Pembangunan
saluran pasar

SPK
No.
027/02/SP/PEMSAL/D-PPKUKM/2013 TGL
09 JULI 2013.
SPK
No.
028/02/PEMB.IPA
L/D-PPK-UKM
TGL
02
AGUSTUS 2013 ;

3.

Pengawasan

DIAH MIDIYANTI, SE,


Direktris CV. RAJAWALI
TEKNINDO
UTAMA;
Jalan Husein Hamzah
Komp. Harvin No.B2 Ptk;
SAROWEDY,
Direktur
CV. ARTHA PRIMA
INDAH, Jalan penganten
ali no.65 kel Rambutan
kec. Ciracas jakarta
timur
RISNANDAR,
ST,
Direktur CV. BAHTRA
JASA KONSUL; Jalan
KH. Wahid Hasyim Gang
Belibis No.5 Pontianak;

SPK
No.
027/02/SPK/PWS
.SD
FLAM/DPPK-UKM/2013
tgl 26 juli 2013

Nilai Kontrak
830.161.000

604.100.000

97.361.000

Capaian kinerja dari kegiatan ini dari target Pembangunan site development
Pasar Flamboyan yang ditetapkan 3 paket terealisasi sebanyak 3 paket,
dengan tingkat capaian 100% masuk dalam kategori Sangat Berhasil. Dari sisi
anggaran, dapat terealisasi sebesar Rp.1.572.302.000,00 atau 95%.

62

Meningkatnya Kemitraan, Akses


Kewenangan Usaha Bagi UMKM.

Sumber

Daya

Pasar

dan

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan 3


(tiga) program dan 8 (delapan) kegiatan, yaitu Program Perlindungan Konsumen
dan Pengamanan Perdagangan melalui (1) Melaksanakan Penyusunan Prognosa;
(2) Pengawasan barang beredar di pasar; (3) Fasilitasi Operasi pasar murah
menjelang hari besar keagamaan; (4) Pembinaan/Validasi pelaku usaha impor
(API); (5) Operasional dan Pengembangan alat Ukur, Timbang, Takar dan
Perlengkapannya (UTTP) kemetrologian daerah. Program Peningkatan dan
Pengembangan Ekspor melalui kegiatan Promosi (Promosi Produk Ekspor ), dan
Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan dalam negeri melalui (1) Monitoring
Pengadaan dan Penyaluran SEMBAKO dan (2) Monitoring Perkembangan Harga
SEMBAKO. Adapun capaian kinerja masing-masing kegiatan tersebut
sebagaimana dituangkan pada tabel berikut:
Capaian Kinerja Kegiatan
Sasaran Strategis Meningkatnya kemitraan, akses sumber pasar dan
kewenangan usaha bagi UMKM Tahun 2013
Indikator Kinerja
1
Laporan Prognosa
Produk yang diawasi
Fasilitasi operasi pasar murah
Peninjauan lapangan dan BAP
Pengawasan UTTP
Keikutsertaan dalam PPE
Buku peta distribusi SEMBAKO

Target
2
2 semester
10 produk
1 kali
100 BAP
4 kali
1 event
12 bulan

Realisasi
3
2 semester
10 produk
1 kali
99 BAP
4 kali
1 event
12 bulan

%
4
100%
100%
100%
99%
100%
100%
100%

Capaian
Kinerja
5
100 %
Sangat
Berhasil

Buku Informasi harga dan inflasi


12 bulan
Rata rata Capaian Kinerja Kegiatan

12 bulan

100%
100%

124

Penjelasan terhadap masing-masing capaian indikator kinerja kegiatan pada


indikator kinerja sasaran strategis tersebut di atas, dikemukakan sebagai berikut:
1) Laporan Prognosa
Capaian kinerja kegiatan berupa Laporan Prognosa tahun 2013 dicapai melalui
pelaksanaan program Perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan dan
Kegiatan Melaksanakan penyusunan prognosa dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.10.000.000,00. Kegiatan Melaksanakan penyusunan prognosa merupakan
suatu kegiatan untuk penyediaan informasi data sarana persediaan awal dan
persediaan akhir kebutuhan pokok masyarakat, barang penting dan strategis serta
barang umum lainnya khususnya di Kota Pontianak, dalam rangka mengantisipasi
bilamana terjadinya stagnasi distribusi/ketersediaan dan kelancaran arus barang
kebutuhan pokok seperti tersebut diatas.
Penyediaan informasi tersebut sangat diperlukan oleh pemerintah dan para pelaku
usaha Kota Pontianak dalam rangka ketersediaan barang kebutuhan pokok
masyarakat, barang penting dan strategis serta barang umum lainnya dan untuk
pengembangan usaha dimasa yang akan datang. Berdasarkan surat keputusan
Menteri
Perindustrian
dan
Perdagangan
Republik Indonesia
nomor
115/MPP/2/1998 tangal 27 Pebruari 1998 tentang barang kebutuhan pokok
masyarakat meliputi antara lain komoditi-komoditi seperti Beras, Gula Pasir, Minyak
Goreng, Daging Sapi, Daging Ayam, Telur Ayam, Terigu, Mentega, Susu,
IkanAsin,Garam,Jagung,Kacang Tanah, Bawang Merah, dan Cabe Merah. Adapun
rincian kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain tahun 2013 berupa perjalanan
dinas dalam daerah untuk petugas dalam memantau jalur distribusi SEMBAKO dan
barang penting lainnya. Tujuan dari kegiatan Penyusunan Prognosa tersebut adalah
untuk mengetahui kendala yang terjadi pada pasokan distribusi barang kebutuhan
pokok masyarakat, barang penting dan strategis serta barang umum lainnya. Untuk
mengantisipasi sedini mungkin kenaikan-kenaikan harga barang yang cenderung
meningkat tajam khususnya dalam menghadapi hari-hari besar keagamaan dan
Tahun Baru. Perkiraan kebutuhan untuk beras tiap bulannya sesuai dengan jumlah
penduduk kota diperkirakan ratarata 1.083,8 ton perbulan, Perkiraan kebutuhan
gula untuk Kota Pontianak diperkirakan ratarata 154,84 ton setiap bulannya;
Perkiraan kebutuhan komoditi minyak goreng di Kota Pontianak rata-rata 83.120,5
ton setiap bulannya, yang terdiri dari minyak curah dan kemasan.; Kebutuhan telur
ayam rata-rata 1.342.772 butir perbulan.; Pengadaan susu murni Kota Pontianak
rata-ata 175.009 ton perbulan; Pengadaan mentega seluruhnya dipasok dari luar
daerah dengan jumlah ratarata 4.628 ton perbulan, sementara perkiraan
kebutuhan masyarakat Kota Pontianak rata-rata 4.102 ton per bulan dengan
berbagai merk dan ukuran yang bervariasi; Perkiraan kebutuhan tepung terigu Kota
Pontianak, sepenuhnya dipasok dari luar daerah (Pabrikan Bogasari) dimana
jumlah pengadaan perbulan antara 3.228 ton, sementara perkiraan kebutuhan
perbulan rata-rata 3.584 ton perbulan; Perkiraan kebutuhan komoditi garam di Kota
Pontianak rata-rata 909.927 ton setiap bulannya. Kebutuhan tersebut dipasok dari
luar daerah Kota Pontianak dengan jumlah pasokan rata-rata 956.608,5 ton
perbulan.; Perkiraan kebutuhan komoditi kacang kedelai di Kota Pontianak ratarata 752.103 ton setiap bulannya. Perkiraan kebutuhan tersebut dipasok dari luar
daerah Kota Pontianak dengan jumlah pasokan rata-rata 780.186 ton perbulan.;
dan Perkiraan kebutuhan komoditi Gas LPG 3 Kg di Kota Pontianak rata-rata

125

3.823.490 ton setiap bulannya. Perkiraan kebutuhan tersebut dipenuhi dengan


jumlah pasokan rata-rata 3.669.025 ton perbulan. Adapun capaian kinerja kegiatan
berupa laporan Prognosa selama 2 semester Tahun 2013 , terealisasi 2 semester
(laporan prognosa terlampir) dengan tingkat pencapaian 100%, dan masuk
kategori Sangat Berhasil. Sedangkan dari sisi anggaran, alokasi yang ditetapkan
sebesar Rp.10.000.000,00 dapat terealisasi sebesar Rp.10.779.050,00 atau 98%.
2) Pengawasan barang beredar di pasar
Capaian kinerja kegiatan berupa Pengawasan barang beredar di pasar Tahun
2013 dicapai melalui pelaksanaan program perlindungan konsumen dan
pengamanan perdagangan dan Kegiatan Pengawasan barang beredar di pasar
dengan alokasi anggaran sebesar Rp.50.000.000,00 Kegiatan Pengawasan barang
beredar di pasar
bertujuan untuk
melindungi konsumen, juga untuk
menghindarkan konsumen dari ekses negatif pemakaian barang dan/ atau jasa
yang di produksi tidak sesuai dengan ketentuan sehingga bagi produsen dapat
meningkatkan kualitas barang dan/ atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha
produksi barang dan/ atau jasa tersebut. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Perindustrian Republik Indonesia Nomor: 84/M-IND/Per/9/2010 tentang
Pemberlakuan standar Nasional Indonesia terhadap 3 (tiga) produk industri
elektronika secara wajib. Ketiga produk industri elektronika yang diberlakukan SNI
wajib tersebut antara lain:

1. Pompa Air dengan SNI No. 04-6292.2.41-2003.


2. Seterika Listrik dengan SNI No. 04-6292.2.3-2003.
3. Audio Video dengan SNI No.04-6253-2003
Adapun capaian kegiatan berupa pengawasan produk (1) Makanan, minuman
dalam kemasan dan alat elektronik tanggal 19 s/d 22 Pebruari 2013 yang ada
disejumlah swalayan yang ada di kota Pontianak yaitu : Swalayan Mitra Anda Jl.
H.R.A. Rahman Pontianak; Swalayan Mitra Mart I Jl. H.R.A. Rahman Pontianak;
Swalayan Garuda Mitra Jl. H.R.A. Rahman Pontianak; Swalayan Kaisar Jl.
Patimura Pontianak; Swalayan Harum Manis Jl. H.Agus Salim. Rahman Pontianak;
Swalayan Citra Jeruju Jl. Kom.Yos Sudarso Pontianak; Swalayan Asoka Jl. K.H.W
Hasyim; Swalayan Ligo Mitra Jl. Gajahmada Pontianak; Carrefour Komp. Matahari
Mall Jl. Jend Urip Pontianak; Hypermart Komp. A.Yani Mega Mall Jl. A.Yani
Pontianak; (2) Alat Elektronik.( Setrika Listrik ,Kipas Angin dan TV Tabung )
tanggal 25 s/d 28 Maret 2013 dengan sasaran pengawasan di Toko Pulau Mulia
Jl. Nusa Indah 3 No. 1B Pontianak Toko Novida Jl. Nusa Indah 2 No. C-5
Pontianak; Toko Agung Jaya Jl. Nusa Indah 2 No. 6 CA Pontianak; Toko Niko
Elektronik Jl. Nusa Indah 2 No. 7 Pontianak; Toko Wiguna Jl. Nusa Indah 2 No. 12
AB Pontianak; toko Bina Karya Jl. Nusa Indah 2 No. 22 Pontianak; Toko Universal
Jl. Nusa Indah 3 No. 56-60 Pontianak; PD. Kapuas Utama Jl. Nusa Indah 3 No. 48
Pontianak; (3) Alat Elektronik.( Setrika Listrik , Kipas Angin, dan Mesin Pompa
Air ) tanggal 08 s/d 11 April 2013 dengan sasaran Toko Mandiri Elektronik Jl. RE.
Martadinata Pontianak; Toko Marta Elektronik Jl. RE. Martadinata Pontianak;Toko
Terang Jaya Jl. Husein Hamzah Pontianak; Toko Fantasi Audio Jl. Komyos
Sudarso Pontianak; Toko Bintang Audio Jl. Komyos Sudarso Pontianak; Toko
Anda Jl. Komyos Sudarso Pontianak; Toko Betawi Jl. Komyos Sudarso Pontianak;
(4) Helm Pengendara Kendaraan bermotor Roda Dua tanggal 13 s/d 16 Mei
2013 dengan sasaran di Toko Istana Helm Jl. Diponegoro No. 201; Toko Tiara
Jl. Diponegoro No. 187; Toko Safety Helm Jl. Patimura No. 61-62; Toko Sentra
Variasi Jl. Nusa Indah I No. 42;Toko Aneka Jaya Jl. Nusa Indah I No. 31 ; Toko

126

Aluan Jl. St. Abdurahman; Toko Duta Jaya Jl. M/. Yamin / Kota Baru;Toko
Leonardo Jl. M/. Yamin / Kota Baru; Toko Chandra Helm Jl. Dr. Sutomo Pontianak;
Toko Podomoro Helm Jl. P. Chandramidi No. 25 C; Toko Mazmur Jl. P.
Chandramidi No. 25 b. (5 ) Ban Luar Sepeda Motor tanggal 10 s/d 11 dan 17 s/d
18 Juni 2013 dengan sasaran di Mitra Motor Jl. Putri Dara Hitam, Anugrah Jaya
Motor Jl. Putri Dara Hitam No. 30, Sinar Jaya Jl. Putri Dara Hitam 77; Aphin Motor
Jl. Putri Chandramidi No. 1C; Murni Motor Jl. Putri Chandramidi No. 67; Purnama
Motor 2 Jl. Gusti Hamzah No. 9 F; Pancasila Motor Jl. Gusti Hamzah No. 201 A;
Harapan Motor Jl. H.R.A. Rahman No. 280; (6) Selang Karet dan Regulator
Tekanan Rendah untuk Kompor Gas LPG tanggal 20 s/d 21 dan 27 s/d 28
Agustus 2013 dengan sasaran Borneo Elektronik Jl. H.R.A.Rahman No.1 B,
Daventa Elektronik Jl. H.R.A.Rahman No. 88, Metro Elektronik Jl. H.R.A.Rahman
No. 235, Jawi Elektronik Jl. H.R.A.Rahman No. 249, Hiburan Baru Elektronik Jl.
Tanjungpura No. 61 A, Panca Teknik Jl. K.H.A. Dahlan No. 28 H, Ega Jaya
Elektronik Jl. H.R.A.Rahman No.112 B, Paris Elektronik Jl. Parit Haji Husin 2. (7 )
Lampu hemat energi (swaballast) pada tanggal 9 s/d 10 dan 23 s/d 24
September 2013 dengan sasaran di Borneo Elektronik, Daventa Elektronik, Metro
Elektronik, Jawi Elektronik, Panca Teknik, Ega Jaya Elektronik, Paris Elektronik (8 )
Kompor gas bahan bakar LPG dengan sistem pemantik mekanik pada
tanggal 22 s/d 23 dan 29 s/d 30 Oktober 2013 Aktiv elektronik, Setia Jaya, Kito
Elektrronik, AV Teknik, Sinar Elektro, Fajar Elektronik, Borneo Elektronik, Daventa,
Jawi elektronik, Ega Jaya Elektronik; (9 ) Ban Mobil Penumpang pada tanggal
19-20 dan 22,25 Nopember 2013 dengan sasaran Sumber Mas Jl. K.H.A. Dahlan
No. 86 Pontianak, Sinar Mas Jl. Gajahmada No. 243-245, CV. Cipta Lancar Jl.
Imam Bonjol No. 369, Kharisma Dunlop Jl. Adisucipto No. 288 A; (10 ) Alat
Elektronik.Setrika Listrik pada tanggal 26 s/d 29 Nopember 2013 dengan
sasaran Ega Jaya; Metro Elektronik; Jawi Elektronik; Daventa Elektronik; Borneo
elektronik. Dari sisi anggaran, realisasi untuk kegiatan ini sebesar
Rp.41.523.000,00 atau 83%.
3) Fasilitasi Operasi pasar murah menjelang hari besar keagamaan
Capaian kinerja kegiatan berupa Fasilitasi Operasi pasar murah menjelang hari
besar keagamaan tahun 2013 dicapai melalui pelaksanaan program perlindungan
konsumen dan pengamanan perdagangan dan Kegiatan Fasilitasi Operasi pasar
murah menjelang hari besar keagamaan dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 40.308.000,- Kegiatan Fasilitasi Operasi pasar murah menjelang hari besar
keagamaan merupakan suatu kegiatan untuk membantu meringankan beban
masyarakat yang kurang mampu dalam rangka menghadapi perayaan Hari Raya
Idul Fitri 1434 H, dengan memberikan bantuan paket pasar murah guna memenuhi
kebutuhan tersebut pada tanggal 24, 25 dan 27 Juli 2013, dimana telah tersalurkan
sebanyak 5.654 paket yang terdiri dari Minyak Goreng, Tepung Terigu, dan Gula
Pasir dengan perincian per kecamatan sebagai berikut:
NO

KECAMATAN

1.

PONTIANAK
UTARA

HARI/
TANGGAL
RABU, 247-2013

JUMLAH
PAKET
1.000

KOMODITI

ALAMAT

MINYAK
GORENG

JL.
KHATULISTIWA

2.

PONTIANAK
TIMUR

RABU, 247-2013

1.000

MINYAK
GORENG

JL. TANJUNG
RAYA 2

3.

PONTIANAK
BARAT

KAMIS, 257-2013

1.000

MINYAK
GORENG

JL. TABRANI
AHMAD

4.

PONTIANAK

KAMIS, 25-

1.000

MINYAK

JL. P.

LOKASI
HALAMAN KANTOR
CAMAT PONTIANAK
UTARA
HALAMAN KANTOR
KELURAHAN
SAIGON
HALAMAN KANTOR
CAMAT PONTIANAK
BARAT
HALAMAN KANTOR

KOTA

7-2013

5.

PONTIANAK
SELATAN

SABTU, 277-2013

500

TEPUNG TERIGU
DAN GULA PASIR

JL. LETJEN
SUTOYO

PONTIANAK
TENGGARA

SABTU, 277-2013

500

TEPUNG TERIGU
-GULA PASIR
DAN MINYAK
GORENG

JL. ABD, RAHMAN


SALEH (BLKI)

JUMLAH

GORENG

654
5.654

NATAKUSUMA

127

CAMAT PONTIANAK
KOTA
HALAMAN KANTOR
CAMAT PONTIANAK
SELATAN
HALAMAN KANTOR
KELURAHAN
BANGKA BELITUNG
LAUT

BUMN-BUMD dan satu (1) pelaku usaha yang mengikuti/berpartisipasi dalam


rangka menjelang Hari Raya Idul Fitri 1434 H Tahun 2013, yaitu:
1.
2.
3.
4.

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII


PT. JAMSOSTEK
PT. BANK KALBAR
PT. PONDAN PANGAN MAKMUR INDONESIA.

Adapun capaian kegiatan berupa Fasilitasi operasi pasar murah menjelang hari
besar keagamaan terealisasi 1 kali dengan tingkat pencapaian sebesar 100%
masuk dalam ketegori Sangat Berhasil Dari sisi anggaran, realisasi untuk
kegiatan ini sebesar Rp.23.184.200,00 atau 58%.
4)
Pembinaan Pelaku Importir
Capaian kinerja kegiatan berupa Pembinaan Pelaku Importir 2013 dicapai melalui
pelaksanaan program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan dan
Kegiatan Pembinaan/Validasi Pelaku Usaha Impor (API) dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.45.510.000,00. Kegiatan Pembinaan/Validasi Pelaku
Importir
merupakan suatu kegiatan mendata pelaku importir yang ada di Kota Pontianak.
Angka Pengenal Impor (API) merupakan tanda pengenal yang harus dimiliki oleh
Importir dalam melakukan importasi barang, yang digunakan oleh Pemerintah
sebagai Instrumen penataan impor dalam rangka pelaksana kebijakan
Perdagangan di Luar Negeri dibidang Impor, Jenis API terdiri 2 jenis, yaitu : (1) API
Umum (API-U), diberikan kepada perusahaan dagang, pemilik API-U dapat
mengimpor barang dengan tujuan untuk diperdagangkan dan jenis barang yang
dapat diimpor adalah barang-barang yang diatur tata niaga impornya; (2) APIProdusen (API-P) diberikan kepada perusahaan industry diluar PMA/PMDN,API-P,
hanya dapat dipergunakan untuk mengimpor barang tertentu untuk keperluan
proses produksi perusahaan pemilik API-P. Sasaran kegiatan pembinaan/Validasi
Impor di Kota Pontianak dari Tahun 2012 s/d Tahun 2013 berjumlah 99
perusahaan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan keakuratan data tentang
domisili dan realisasi impor sehingga terciptanya tertib administrasi serta
meningkatkan arus barang dan dokumen . Kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini
adalah masih rendahnya kesadaran perusahaan importir untuk melaporkan
realisasi impor setiap 3 (tiga) bulan sekali; rendahnya kesadaran pelaku importir
memasang papan nama perusahaan dan melaporkan domisili tempat usaha
mereka, pelaku usaha tidak menyampaikan tembusan Angka Pengenal Impor (API)
ke Instansi terkait. Capaian kinerja kegiatan ini sebanyak 99 perusahaan dari target
100 perusahaan dengan capaian sebesar 99 % dan masuk dalam kategori sangat
berhasil. Dari sisi anggaran, realisasi sebesar Rp.39.177.850,00 atau 86%.

128

5)
Pengawasan UTTP
Capaian kinerja kegiatan berupa Pengawasan Ukur Takar Timbang dan
Perlengkapannya tahun 2013 dicapai melalui pelaksanaan program perlindungan
konsumen dan pengamanan perdagangan dan Kegiatan Operasionalisasi dan
Pengembangan Ukur, Timbang, Takar dan Perlengkapannya (UTTP)
kemetrologian daerah dengan alokasi anggaran sebesar Rp.15.200.000,00.
Kegiatan Melaksanakan pengawasan alat Ukur, Timbang, Takar dan
Perlengkapannya (UTTP) kemetrologian daerah merupakan suatu kegiatan
memonitoring dan mengevaluasi Alat-alat ukur, takar, timbang dan
perlengkapannya dalam transaksi yang dilakukan oleh pelaku usaha. Kegiatan ini
bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada konsumen dan tertib niaga serta
mewujudkan terjalinnya hubungan usaha yang sehat serta kondusif antara pelaku
usaha (pedagang) dengan masyarakat konsumen; memberikan pemerataan
pelayanan kemetrologian guna mendapatkan keadilan dan kepastian hukum
sebagai upaya untuk menciptakan tertib ukur disegala bidang; mewujudkan
perlindungan terhadap konsumen dan produsen dalam hal pemakaian UTTP
sebagai diamanatkan oleh Undang-undang nomor 2 tahun 2981 tentang metrologi
legal; menjaring para wajib tera yang belum melaksanakan kewajibannya untuk
segera menera/menera ulang UTTP nya ke tempat kegiatan berlangsung dan
memperoleh data jumlah UTTP yang dimiliki/digunakan oleh wajib tera dan pelaku
usaha di wilayah Kota Pontianak. Capaian kinerja dari kegiatan ini berupa
monitoring dan evaluasi pada:
UTTP DI PASAR PASAR
TRADISIONAL

TERATA
I

DAHLI
A

FLAMBOYA
N

KEMUNIN
G

MAWA
R

TOTA
L

Ukuran Panjang

Takaran ( basah/kering )

Anak Timbangan Biasa

Anak Timbangan Emas

Anak Timbangan Obat

Miligram

Neraca Emas

Neraca Obat

Timbangan sentisimal

Timbangan meja

Dacin logam

Timbangan kuadran

Tmbangan cepat

Timbangan Pegas

38

28

12

36

62

Timbangan bobot ingsut

Tmbangan elektronik

Tmbangan emas elektronik

jumlah UTTP

43

29

13

39

65

189

Jumlah WTU

37

24

13

35

53

162

176

Dari target yang ditetapkan pengawasan dilakukan 4 kali terealisasi 4 kali dengan
capaian 100% dan kategori sangat berhasil. Dari sisi anggaran, realisasi untuk
kegiatan ini sebesar Rp.15.200.000,00 atau 100%.

129

6) Pameran PPE
Capaian kinerja kegiatan PPE (Promosi Produk Ekspor) tahun 2013 dicapai
melalui pelaksanaan program Peningkatan dan pengembangan ekspor dan
Kegiatan Promosi (Promosi Produk Ekspor) dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.62.988.750,00 Kegiatan Promosi (Promosi Produk Ekspor) merupakan suatu
kegiatan mempromosikan produk-produk unggulan kepada potensial buyers dari
dalam dan luar negeri. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan omzet pelaku
UMKM melalui peningkatan pemasaran produk. Adapun rincian kegiatan berupa
keikutsertaan dalam pameran Jakarta Fair 2013 yang ke-46 dari tanggal 6 juni
sampai dengan tanggal 7 juli 2013 di Arena Pekan Raya Jakarta Kemayoran.
Capaian kinerja dari kegiatan ini dari target yang ditetapkan keikutsertaan dalam
pameran sebanyak 1 event terealisasi sebanyak 1 event, dengan tingkat capaian
100% masuk dalam kategori sangat berhasil. Dari sisi anggaran , realisasi untuk
kegiatan ini sebesar Rp.33.846.800,00 atau 54 %.

7) Laporan Peta distribusi


Capaian kinerja kegiatan Laporan peta distribusi tahun 2013 dicapai melalui
pelaksanaan program Peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri dan
Kegiatan Monitoring pengadaan dan penyaluran sembako
dengan alokasi
anggaran sebesar Rp.37.452.050,00. Kegiatan
Monitoring pengadaan dan
penyaluran sembako merupakan suatu kegiatan untuk mengetahui ketersediaan/
stok, dan distibusi barang kebutuhan pokok masyarakat, barang penting serta
barang umum lainnya untuk keadaan tiap bulannya. Kegiatan ini bertujuan untuk
sebagai bahan informasi awal untuk mengantisipasi ketersediaan dan kelancaran
arus barang agar tidak terjadi stagnasi khususnya kebutuhan pokok masyarakat
Kota Pontianak dan Kalimantan Barat pada umumnya. Data laporan monitoring
pengadaan dan penyaluran kebutuhan pokok masyarakat di peroleh dari para
pelaku usaha dengan pengamatan langsung di lapangan oleh tim serta melakukan
koordinasi dan analisa dengan instansi terkait. Laporan stock awal, pengadaaan,
penyaluran dan stok akhir komoditi beras dan lainnya periode bulan desember
2013 dapat dilihat pada table berikut:
REKAP STOK AWAL, PENGADAAN, PENYALURAN DAN STOK AKHIR
KOMODITI BERAS DAN LAINNYA PERIODE TAHUN 2013
BULAN :
DESEMBER 2013
N
O

NAMA
PERUSAHAAN

2
PD. MAHKOTA
JAYA
PD. SETIA
JAYA
ERA JAYA

1
2
3
4
5
6
7
8
9

PD. BRANTAS
SALAM
BAHAGIA
KAPUAS
PRATAMA
AGRO ABADI
KAPUAS
PRATAMA
KAPUAS
LESTARI

NAMA
KOMODITI

SATU
AN

STOK
AWAL

PENGAD
AAN

PENYALU
RAN

STOK
AKHIR

KETERAN
GAN

BERAS

TON

190

105

120

175

BERAS

TON

175

165

170

170

BERAS

TON

101

200

183

118

BERAS

TON

305

315

314

306

BERAS

TON

240

230

250

220

BERAS

TON

BERAS
MINYAK
MAKAN

TON

KEDELAI

16

1,215

15
1,017

1,405

827

KG

7,150

75,000

75,180

6,970

KG

5,168

988,373

85,300

908,241

1
0
1
1
1
2

130
BOGASARI
DELTA ASIA
SEKAWAN
INTERMAS
TATA

TEPUNG

TON

3,019

2,650

2,652

3,017

GULA PASIR

TON

2,817.5

1,525

791.5

3,551

GULA PASIR

TON

22

12

10

Capaian kinerja dari kegiatan ini dari target yang ditetapkan buku peta distribusi
SEMBAKO selama 12 bulan terealisasi sebanyak 12 bulan, dengan tingkat
capaian 100% masuk dalam kategori sangat berhasil. Dari sisi anggaran , realisasi
untuk kegiatan ini sebesar Rp.36.744.750,00 atau 98 %.
8) Laporan Perkembangan harga SEMBAKO
Capaian kinerja kegiatan Laporan Perkembangan harga tahun 2013 dicapai
melalui pelaksanaan program Peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri
dan Kegiatan Monitoring perkembangan harga dan Inflasi Daerah dengan alokasi
anggaran sebesar Rp.42.541.250,00 Kegiatan
Monitoring pengadaan dan
penyaluran sembako merupakan suatu kegiatan menyajikan informasi harga
dalam buku informasi harga selama 12 bulan yang diperoleh dari belanja
perjalanan dinas yang dilakukan oleh petugas. Kegiatan ini bertujuan untuk
memberikan informasi harga kepada masyarakat maupun pelaku usaha. Adapun
informasi harga yang disajikan dikelompokkan sebagai berikut:
a. Kelompok sembilan barang kebutuhan pokok masyarakat (SEMBAKO);
b. Kelompok Barang Penting Lainnya;
c. Kelompok Tanaman Pangan;
d. Kelompok Tanaman Perkebunan;
e. Kelompok Barang umum.
Capaian kinerja dari kegiatan ini dari target yang ditetapkan buku informasi harga
dan inflasi selama 12 bulan terealisasi sebanyak 12 bulan, dengan tingkat
capaian 100% masuk dalam kategori sangat berhasil. Dari sisi anggaran , realisasi
untuk kegiatan ini sebesar Rp.42.222.300,00 atau 99 %.
Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
rata-rata capaian kinerja sasaran ini adalah sebesar 100% atau termasuk dalam
interval x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat Berhasil.

Sasaran 21

Meningkatnya Pemberdayaan Kelembagaan Pengembangan


Usaha Koperasi

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis 8, yaitu Mewujudkan


kemandirian sektor perdagangan, industri, koperasi dan UKM yang mempunyai daya
saing tinggi. Untuk mewujudkan sasaran ini dilaksanakan 1 (satu) program utama
yaitu Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan dan Usaha Bagi Koperasi,
dengan alokasi anggaran adalah sebesar Rp.259.114.100,00 yang terealisir
Rp.204.141.250,00 atau 79%. Secara teknis, SKPD yang mempunyai tugas pokok
dan fungsi untuk mewujudkan sasaran ini adalah Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan UKM. Capaian sasaran strategis ini diukur melalui
pemenuhan 1 (satu) indikator kinerja kinerja utama, sebagai berikut.
Indikator Kinerja Utama
63. Berkembangnya gerakan koperasi

Target

Realisasi

Capaian

471

471

100%

Sangat

menjadi salah satu pelaku ekonomi


Koperasi
yang berperan dalam peningkatan
ekonomi lokal
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 21

131

Koperasi

Berhasil
100%

92.5

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:

63

Berkembangnya Gerakan Koperasi Menjadi Salah Satu Pelaku


Ekonomi Yang Berperan Dalam Peningkatan Ekonomi Lokal

Capaian Kinerja Indikator ditempuh melalui pelaksanaan program peningkatan


kualitas
kelembagaan
dan
usaha
bagi
koperasi
dan
kegiatan
Penyuluhan/Pelatihan/Monitoring dan Evaluasi Koperasi. Capaian kinerja kegiatan
berupa pelaksanaan Penyuluhan pada koperasi yang dibentuk pada tahun 2013
sebanyak 4 (empat) koperasi, Pelatihan perkoperasian bagi pengurus, pengawas
dan anggota koperasi, 28 s/d 30 mei 2013, hotel gajah mada dengan peserta 40
koperasi, pelatihan akuntansi koperasi, 26 s/d 28 juni 2013, hotel gajah mada
dengan peserta 40 koperasi dan monitoring dan evaluasi kelembagaan koperasi
sebanyak 474 koperasi yang aktif berada pada interval 85, dengan nilai mean
92,5 dalam kategori Sangat Berhasil. Adapun hasil Meningkatnya gerakan
koperasi menjadi salah satu pelaku ekonomi yang berperan dalam peningkatan
ekonomi lokal adalah dilihat dari jumlah koperasi yang aktif sebanyak 471 unit, dari
target yang ditetapkan sebanyak 471 unit koperasi pencapaian sasaran ini masuk
dalam kaegori sangat berhasil. Berikut data perkembangan koperasi sebagai
berikut:
N
O
1.

2.

3.

URAIAN

TAHUN

SATU
AN

2010

2011

2012

2013

Jumlah koperasi

Unit

772

780

791

794

- Pontianak Barat

Unit

126

130

132

132

- Pontianak Selatan

Unit

221

223

227

228

- Pontianak Utara

Unit

73

74

74

74

- Pontianak Timur

Unit

52

52

52

53

- Pontianak Kota

Unit

266

264

269

270

- Pontianak Tenggara

Unit

34

37

37

37

Jumlah anggota

Orang

40.186

40.651

40.873

39.785

- Pontianak Barat

Orang

4.578

4697

4757

4757

- Pontianak Selatan

Orang

16.157

16230

16290

15156

- Pontianak Utara

Orang

3.128

3231

3231

3231

- Pontianak Timur

Orang

1.268

1317

1317

1337

- Pontianak Kota

Orang

13.776

13857

13959

13985

- Pontianak Tenggara
Jml Kop yang melaksanakan Rapat
Anggota Tahunan ( RAT )

Orang

1.279

1319

1319

1319

Unit

105

109

109

109

- Pontianak Barat

Unit

14

20

20

20

- Pontianak Selatan

Unit

33

37

37

37

- Pontianak Utara

Unit

11

11

11

- Pontianak Timur

Unit

132
4.

5.

- Pontianak Kota

Unit

36

31

31

31

- Pontianak Tenggara

Unit

10

Koperasi aktif

Unit

452

461

471

474

- Pontianak Barat

Unit

73

74

76

76

- Pontianak Selatan

Unit

130

129

133

134

- Pontianak Utara

Unit

41

43

43

43

- Pontianak Timur

Unit

25

26

26

27

- Pontianak Kota

Unit

155

155

159

160

- Pontianak Tenggara

Unit

28

34

34

34

Koperasi tidak aktif

Unit

- Pontianak Barat

Unit

56

56

56

56

- Pontianak Selatan

Unit

94

94

94

94

- Pontianak Utara

Unit

32

31

31

31

- Pontianak Timur

Unit

26

26

26

26

- Pontianak Kota

Unit

109

109

110

110

- Pontianak Tenggara

Unit

Unit
Rp.
Milyard
Rp.
Milyard
Rp.
Milyard
Rp.
Milyard
Rp.
Milyard
Rp.
Milyard

6.

Koperasi bubar

7.

Permodalan
* Modal sendiri
* Modal luar

8.

Volume usaha

9.
1
0.

SHU
Asset

320

319

320

320

1.155.365

413.820

414.236

405.026

847.945

248.609

249.025

247.996

307.420

165.211

165.211

157.030

679.121

99.853

99.853

99.498

23.918

25.471

25.471

25.352

848.899

413.820

414.237

405.027

Berdasarkan penilaian kinerja koperasi oleh lembaga independen tahun 2011 yang
berlaku selama 2 (dua) tahun, dari koperasi yang ada di Kota Pontianak sebanyak
21 koperasi yang dinilai dengan predikat sebagai Koperasi Cukup Berkualitas.
Berikut nama-nama koperasi di kota pontianak yang dinilai oleh lembaga
independen berdasarkan keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah Republik Indonesia Nomor 184/Kep/M.KUKM.2/XI/2011 tanggal 21
November 2011:
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

NAMA KOPERASI
KPN Panca Setia Dharma
KOPKAR BNI Swadharma
KPN WIDYA
KOPWAN LESTARI
KPN BERSINAR
KPN IKHLAS
KSP INSAN MANDIRI
KPN USAHA ASIH SMPN 3 PONTIANAK
KPRI SEKAR WANGI SMPN 2 PONTIANAK
KOPINKRA KALBAR
KSU SITHA USAHA
KPN ABADI SMPN 12 PONTIANAK
KPN SILIH ASIH PONTIANAK
PUSKOPKAR PROP KALBAR
KPN BUNGA BANGSA SMPN 14 PTK
KPN ; UTAMA SEJAHTERA SMPN 7
KSU CITRA KITA
PKPRI PROP KALBAR

JENIS KOP
KSP
KSP
KSP
KSP
KSP
KSP
KSP
KSP
KSP
JASA
JASA
JASA
KSP
KSP
KSP
KSP
KONSUMEN
JASA

NILAI
265
289
276
270
262
274
333
318
269
267
320
299
285
277
267
328
270
321

PREDIKAT
Cukup berkualitas
Cukup berkualitas
Cukup berkualitas
Cukup berkualitas
Cukup berkualitas
Cukup berkualitas
Cukup berkualitas
Cukup berkualitas
Cukup berkualitas
Cukup berkualitas
Cukup berkualitas
Cukup berkualitas
Cukup berkualitas
Cukup berkualitas
Cukup berkualitas
Cukup berkualitas
Cukup berkualitas
Cukup berkualitas

19
20
21

KSU BMT KHATULISTIWA


KSU JIHAN JAYA
KSU MITRA ESOPAT

KONSUMEN
KSP
JASA

264
275
264

133

Cukup berkualitas
Cukup berkualitas
Cukup berkualitas

Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
rata-rata capaian kinerja sasaran ini adalah sebesar 100% atau termasuk dalam
interval x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat Berhasil.

Sasaran 22

Meningkatnya Pertumbuhan dan Perkembangan UMKM Yang


Tangguh, Mandiri dan Berdaya Saing Melalui Peningkatan
Kualitas SDM dan Sarana Penunjang UMKM

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuanstrategis 8, yaitu Mewujudkan


kemandirian sektor perdagangan, industri, koperasi dan UKM yang mempunyai daya
saing tinggi. Untuk mewujudkan sasaran ini dilaksanakan 2 (dua) program utama,
yaitu Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha
Kecil da Menengah, dan Program Penciptaan Iklim Usaha UKM Yang Kondusif.
Anggaran yang dialokasikan untuk pelaksanaan kedua program tersebut adalah
sebesar Rp.1.979.812.250,00 yang terealisir Rp.1.629.652.650,00 atau 82%.
Secara teknis, SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk mewujudkan
sasaran ini adalah Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM. Capaian
sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan 2 (dua) indikator kinerja kinerja
utama, sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama
Target
64. Berkembangnya UMKM menjadi usaha
350
yang berhasil guna dan produktif
UMKM
dengan kualitas produk yang bersaing
65. Meningkatnya daya saing UMKM
secara berkelanjutan di pasar lokal,
180
nasional dan global melalui akses dan
UMKM
penetrasi pasar
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 22

Realisasi

300 UMKM

86%

471 UMKM

262%
174%

Capaian

Sangat
Berhasil

92,5

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:

64

Berkembangnya UMKM Menjadi Usaha Yang Berhasil Guna dan


Produktif Dengan Kualitas Produk Yang Bersaing.

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan (1)
program dan 2 (dua) kegiatan, yaitu Program Pengembangan kewirausahaan dan
keunggulan kompetitif usaha kecil menengah melalui (1) Penyelenggaraan
pelatihan kewirausahaan bagi UMKM dan calon wirausaha ; (2) Pameran/promosi
produk koperasi dan UKM Kota Pontianak.
Capaian Kinerja Kegiatan
Sasaran Strategis Berkembangnya UMKM menjadi usaha yang berhasil
guna dan produktif dengan kualitas produk yang bersaing Tahun 2013
Indikator Kinerja
UMKM yang dilatih

Target
300 UMKM

Realisasi
300 UMKM

%
100%

Capaian Kinerja
100 %

Keikutsertaan dalam pameran


5 event
5 event
Rata rata Capaian Kinerja Kegiatan

100%
100%

Sangat Berhasil

134

Penjelasan terhadap masing-masing capaian indikator kinerja kegiatan pada


indikator kinerja sasaran strategis tersebut di atas, dikemukakan sebagai
berikut :
1) UMKM yang dilatih
Capaian kinerja kegiatan berupa Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang
dilatih tahun 2013 dicapai melalui pelaksanaan Program Pengembangan
kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah dan
Kegiatan Penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan bagi UMKM dan calon
wirausaha dengan alokasi anggaran sebesar Rp.447.117.650,00. Kegiatan
ini bertujuan untuk memberikan motivasi/semangat kewirausahaan bagi
calon pelaku usaha maupun penyegaran kepada para pelaku usaha untuk
mengembangkan usaha mereka. Adapun jumlah UMKM yang dilatih selama
Tahun 2012 sebanyak 100 UMKM dan pada Tahun 2013 sebanyak 300
UMKM, pelaksanaan pada tanggal 9 s/d 11 SEPTEMBER 2013, di HOTEL
GAJAH MADA dengan jumlah peserta 100 UMKM; tanggal 28 s/d 30
AGUSTUS 2013,di HOTEL ORCHARD dengan jumlah peserta 100 UMKM;
tanggal 09 s/d 11 OKTOBER 2013, HOTEL ORCHARD dengan jumlah
peserta 100 UMKM. Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja, diketahui
capaian kinerja Kegiatan Penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan bagi
UMKM dan calon wirausaha yang ditargetkan 300 UMKM dapat terealisasi
300 UMKM, dengan tingkat persentase capaian 100% berada pada interval
85, dalam kategori Sangat Berhasil. Dari sisi anggaran, realisasi dapat
terserap sebesar Rp.341.041.450,00 atau 76%.
2) Keikutsertaan dalam pameran
Capaian kinerja kegiatan berupa Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang
dilatih tahun 2013
dicapai melalui
usaha kecil menengah dan
Pameran/Promosi Produk Koperasi dan UKM Kota Pontianak dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 375.000.000,00. Kegiatan ini bertujuan untuk
Meningkatkan Omzet Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah melalui promosi
produk melalui pameran. Adapun jumlah Pameran yang diikuti selama
Tahun 2013 adalah (1) Pameran APEKSI - Indonesia city expo tanggal 5 12 Mei 2013 di Palangkaraya; (2) Pameran dan Gelar Dagang dalam rangka
peringatan BBGRM X dan HKG PKK ke-41 Tahun 2013 Pada Tanggal 27
s/d 31 Mei 2013, bertempat di Kota Banjarbaru Kalimantan selatan; (3)
Nusantara Expo 2013 , di Pontianak convention center (PCC) dari tanggal
10 - 14 april 2013; (4) Pameran Koperasi dan UKM festival 2013, di gedung
SME tower, jalan gatot soebroto Jakarta Selatan tanggal 5 s/d 9 juni Tahun
2013. Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja pada tabel diatas,
diketahui capaian kinerja Kegiatan Pameran/promosi produk koperasi dan
UKM Kota Pontianak yang ditargetkan 4 event dapat terealisasi 4 event,
dengan tingkat persentase capaian 100% berada pada interval 85, dalam
kategori Sangat Berhasil. Dari sisi anggaran, realisasi dapat terserap
sebesar Rp.168.062.650,00 atau 45%.

135

65

Meningkatnya Daya Saing UMKM Secara Berkalanjutan di Pasar Lokal,


Nasional dan Global Melalui Akses dan Penetrasi Pasar.

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan (1)
program dan 8 (delapan) kegiatan, yaitu Program Penciptaan Iklim Usaha UKM
yang kondusif melalui (1) Pemeliharaan sarana pemasaran produk UMKM melalui
situs bisnis (e-commerce)
; (2) Pengembangan sarana/prasarana UKM di
Kecamatan Pontianak Barat; (3) Pengembangan sarana/prasarana UKM di
Kecamatan Pontianak Utara; (4) Pengembangan sarana/prasarana UKM di
Kecamatan Pontianak Timur; (5) Pengembangan sarana/prasarana UKM di
Kecamatan Pontianak Kota; (6 ) Pengembangan sarana/prasarana UKM di
Kecamatan Pontianak Selatan; (7) Pengembangan sarana/prasarana UKM di
Kecamatan Pontianak Tenggara dan (8) Rapat Kerja Fasilitasi Pembiayaan Bagi
UMKM dalam rangka sinkronisasi Program pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan
dengan lembaga pemberdayaan.
Capaian Kinerja Kegiatan
Sasaran Strategis Meningkatnya daya saing UMKM secara berkelanjutan di
pasar lokal, nasional dan global melalui akses dan penetrasi pasar Tahun
2013
Indikator Kinerja

Target

Pemeliharaan sarana pemasaran produk


1 paket
UMKM melalui situs bisnis
Pengusaha UMKM barat
50 UMKM
Pengusaha UMKM utara
50 UMKM
Pengusaha UMKM timur
50 UMKM
Pengusaha UMKM kota
50 UMKM
Pengusaha UMKM selatan
50 UMKM
Pengusaha UMKM tenggara
50 UMKM
Rapat kerja fasilitasi
2 kali
Rata rata Capaian Kinerja Kegiatan

Realisasi
67 UMKM
83 UMKM
103 UMKM
84 UMKM
68 UMKM
66 UMKM
2 kali

%
0%
134%
166%
206%
168%
136%
132%
100%
117%

Capaian
Kinerja

117 %
Sangat
Berhasil

Penjelasan terhadap masing-masing capaian indikator kinerja kegiatan pada


indikator kinerja sasaran strategis tersebut di atas, dikemukakan sebagai
berikut:
1. Pemeliharaan sarana pemasaran produk UMKM melalui situs bisnis
Capaian kinerja kegiatan berupa Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang
bimbing tahun 2012 dicapai melalui pelaksanaan Program Penciptaan Iklim
Usaha UKM yang kondusif dan kegiatan Pemeliharaan sarana pemasaran
produk UMKM melalui situs bisnis dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.25.000.000,00. Kegiatan ini bertujuan untuk Meningkatkan Omzet
Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah melalui situs pemasaran on line.
namun pada tahun 2013 kegiatan ini tidak dilaksanakan karena asset
software pemasaran produk UMKM melalui situs bisnis tahun sebelumnya
belum dikategorikan sebagai asset sehingga tidak bisa dilakukan
pemeliharaan.
Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja, diketahui
capaian Pemeliharaan sarana pemasaran produk UMKM melalui situs
bisnis yang ditargetkan 1 paket dapat terealisasi 0 paket, dengan tingkat
persentase capaian 0% berada pada interval 50%, dalam kategori Tidak
Berhasil. Dari sisi anggaran, realisasi dapat terserap sebesar Rp.0,- atau
0% .

136

2. Pengusaha UMKM di Pontianak Barat


Capaian kinerja kegiatan berupa Usaha Mikro Kecil dan Menengah di
Kecamatan Pontianak Barat yang dibantu tahun 2013 dicapai melalui
pelaksanaan Program Penciptaan Iklim Usaha UKM yang kondusif dan
Pengembangan sarana/prasarana UKM di Kecamatan Pontianak Barat
dengan alokasi anggaran sebesar Rp.198.660.250,00. Kegiatan ini
bertujuan untuk Mengembangkan sarana/prasarana Pelaku Usaha Mikro
Kecil Menengah dalam mengembangkan usaha. Pelaksana kegiatan
adalah LO MENG HUI ALIAS HENDRA, Direktur CV.MEGA BORNEO;
Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo No.6 D Ptk; SPK : 05/SPK-UKM PTK
BRT/D-PPK-UKM/2013, Tgl 31 Juli 2013; nilai kontrak Rp.189.969.350,00.
Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja, diketahui capaian
Pengembangan sarana/prasarana UKM di Kecamatan Pontianak Barat
yang ditargetkan 1 paket (50 UMKM) dapat terealisasi 1 paket (67 UMKM),
dengan tingkat persentase capaian 134% berada pada interval 85, dalam
kategori Sangat Berhasil. Dari sisi anggaran, realisasi dapat terserap
sebesar Rp.197.829.600,00 atau 100%.
3. Pengusaha UMKM di Pontianak Utara
Capaian kinerja kegiatan berupa Usaha Mikro Kecil dan Menengah di
Kecamatan Pontianak Utara yang dibantu tahun 2013 dicapai melalui
pelaksanaan Program Penciptaan Iklim Usaha UKM yang kondusif dan
Pengembangan sarana/prasarana UKM di Kecamatan Pontianak Utara
dengan alokasi anggaran sebesar Rp.195.674.000,00. Kegiatan ini
bertujuan untuk Mengembangkan sarana/prasarana Pelaku Usaha Mikro
Kecil Menengah dalam mengembangkan usaha. Pelaksana kegiatan
adalah SY. MUHAMMAD, Direktur CV. BATU LAYANG PERMAI, Jalan
Makam Sultan Abdurrahman RT.02/RW.16 Pontianak; SPK No: 10/SPKUKM PTK.UTARA/D-PPK-UKM/2013 Tgl 07 Oktober 2013; nilai kontrak
Rp.186.964.300,00. Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja, diketahui
capaian Pengembangan sarana/prasarana UKM di Kecamatan Pontianak
Utara yang ditargetkan 1 paket (50 UMKM) dapat terealisasi 1 paket (83
UMKM), dengan tingkat persentase capaian 166% berada pada interval
85, dalam kategori Sangat Berhasil. Dari sisi anggaran, realisasi dapat
terserap sebesar Rp.195.638.300,00 atau 100%
4. Pengusaha UMKM di Pontianak Timur
Capaian kinerja kegiatan berupa Usaha Mikro Kecil dan Menengah di
Kecamatan Pontianak Timur yang dibantu tahun 2013 dicapai melalui
pelaksanaan Program Penciptaan Iklim Usaha UKM yang kondusif dan
Pengembangan sarana/prasarana UKM di Kecamatan Pontianak Timur
dengan alokasi anggaran sebesar Rp.190.510.100,00. Kegiatan ini
bertujuan untuk Mengembangkan sarana/prasarana Pelaku Usaha Mikro
Kecil Menengah dalam mengembangkan usaha. Pelaksana kegiatan
adalah LO MENG HUI ALIAS HENDRA, Direktur CV.MEGA BORNEO;
Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo No.6 D Ptk; SPK : 13/SPK-UKM PTK
BRT/D-PPK-UKM/2013, Tgl 11 November 2013; nilai kontrak
Rp.179.968.200,00 Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja, diketahui
capaian Pengembangan sarana/prasarana UKM di Kecamatan Pontianak
Timur yang ditargetkan 1 paket (50 UMKM) dapat terealisasi
1 paket
(103 UMKM), dengan tingkat persentase capaian 206% berada pada
interval 85, dalam kategori Sangat Berhasil. Dari sis i anggaran, realisasi
dapat terserap sebesar Rp.190.478.300,00 atau 100%

137
5. Pengusaha UMKM di Pontianak Kota
Capaian kinerja kegiatan berupa Usaha Mikro Kecil dan Menengah di
Kecamatan Pontianak Kota yang dibantu tahun 2013 dicapai melalui
pelaksanaan Program Penciptaan Iklim Usaha UKM yang kondusif dan
Pengembangan sarana/prasarana UKM di Kecamatan Pontianak Kota
dengan alokasi anggaran sebesar Rp.180.747.550,00. Kegiatan ini
bertujuan untuk Mengembangkan sarana/prasarana Pelaku Usaha Mikro
Kecil Menengah dalam mengembangkan usaha . Pelaksana kegiatan
adalah BUSRI, ST, Direktur CV. MITRA SEJAHTERA ; Jalan Kom Yos
Sudarso Komp. Warga Sejahtera K 12 Ptk, SPK No.08/SPK-UKM
PTK.BRT/D-PPK-UKM/2013, TGL 18 September 2013; nilai kontrak
Rp.171.942.400,00 Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja, diketahui
capaian Pengembangan sarana/prasarana UKM di Kecamatan Pontianak
Timur yang ditargetkan 1 paket (50 UMKM) dapat terealisasi 1 paket (84
UMKM), dengan tingkat persentase capaian 168% berada pada interval
85, dalam kategori Sangat Berhasil. Dari sisi anggaran, realisasi dapat
terserap sebesar Rp.179.889.950,00 atau 100%
6. Pengusaha UMKM di Pontianak Selatan
Capaian kinerja kegiatan berupa Usaha Mikro Kecil dan Menengah di
Kecamatan Pontianak Selatan yang dibantu tahun 2013 dicapai melalui
pelaksanaan Program Penciptaan Iklim Usaha UKM yang kondusif dan
Pengembangan sarana/prasarana UKM di Kecamatan Pontianak Selatan
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 166.340.150,-. Kegiatan ini bertujuan
untuk Mengembangkan sarana/prasarana
Pelaku Usaha Mikro Kecil
Menengah dalam mengembangkan usaha . Pelaksana kegiatan adalah
LASTRI, Direktur CV. VIENKHA PERMATA, Jalan Komplek Permata
Permai A.29 Kel. Sungai Jawi Kec. Pontianak Kota; SPK No: 12/SPK-UKM
PTK.SELATAN/D-PPK-UKM/2013 Tgl 24 Oktober 2013; nilai kontrak Rp.
148.947.400,- Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja, diketahui capaian
Pengembangan sarana/prasarana UKM di Kecamatan Pontianak Selatan
yang ditargetkan 1 paket (50 UMKM) dapat terealisasi 1 paket (68 UMKM)
dengan tingkat persentase capaian 136% berada pada interval 85, dalam
kategori Sangat Berhasil. Dari sisi anggaran, realisasi dapat terserap
sebesar Rp.164.662.550,00 atau 100%
7. Pengusaha UMKM di Pontianak Tenggara
Capaian kinerja kegiatan berupa Usaha Mikro Kecil dan Menengah di
Kecamatan Pontianak Tenggara yang dibantu tahun 2013 dicapai melalui
pelaksanaan Program Penciptaan Iklim Usaha UKM yang kondusif dan
Pengembangan sarana/prasarana UKM di Kecamatan Pontianak Tenggara
dengan alokasi anggaran sebesar Rp.140.762.550,00. Kegiatan ini
bertujuan untuk Mengembangkan sarana/prasarana Pelaku Usaha Mikro
Kecil Menengah dalam mengembangkan usaha. Pelaksana kegiatan
adalah Arief Kurniawan, ST, Direktur CV. AREA CIPTA MANIDIR, Jalan
imam bonjol Gang Busri No.28 Pontianak; SPK No.15/SPK-UKM PTK.
Tenggara/D-PPK-UKM/2013 tgl 21 NOPEMBER 2013; nilai kontrak
Rp.128.967.200,00. Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja, diketahui
capaian Pengembangan sarana/prasarana UKM di Kecamatan Pontianak
Selatan yang ditargetkan 1 paket ( 50 UMKM ) dapat terealisasi 1 paket
(66 UMKM), dengan tingkat persentase capaian 132% berada pada interval

138

85, dalam kategori Sangat Berhasil. Dari sisi anggaran, realisasi dapat
terserap sebesar Rp.140.729.750,00 atau 100%
8. Rapat kerja fasilitasi
Capaian kinerja kegiatan berupa Rapat kerja fasilitasi tahun 2013 dicapai
melalui pelaksanaan Program Penciptaan Iklim Usaha UKM yang kondusif
dan kegiatan Rapat Kerja Fasilitasi Pembiayaan Bagi UMKM dalam rangka
sinkronisasi Program pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan dengan lembaga
pemberdayaan dengan target 100 UMKM di Kota Pontianak. Kegiatan ini
dilaksanakan selama 2 (dua) kali yaitu tanggal 26 dan 28 November
2013, di hotel GAJAHMADA, Jalan Gajahmada No. 1771-183 Pontianak, SP
: 027/35/D-PPK-UKM/2013. Maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah
untuk meningkatkan kemampuan menyeimbangkan cash flow dan tingkat
likuiditas serta informasi sumber-sumber pendanaan dengan biaya murah
dan mudah serta untuk membantu para UMKM dalam rangka menambah
wawasan dan ilmu khususnya dalam bidang permodalan. Berdasarkan data
hasil pengukuran kinerja, diketahui capaian Rapat Kerja Fasilitasi
Pembiayaan Bagi UMKM dalam rangka sinkronisasi Program
pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan dengan lembaga pemberdayaan, yang
ditargetkan 100 UMKM dapat terealisasi 100 UMKM, dengan tingkat
persentase capaian 100% berada pada interval 85%, dalam kategori
Sangat Berhasil . Dari sisi anggaran, realisasi dapat terserap sebesar
Rp.51.320.100,00 atau 86%.

Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
rata-rata capaian kinerja sasaran 22 adalah sebesar 174% atau termasuk dalam
interval x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat Berhasil.
Sasaran 23

Meningkatnya Produksi Pertanian

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis 9, yaitu Meningkatkan


Produktivitas Pertanian, Perikanan, dan Pengembangan Sistem Pengelolaan
Kehutanan Yang Berwawasan Lingkungan. Untuk mewujudkan sasaran ini
dilaksanakan 7 (tujuh) program yaitu Program Peningkatan Pemasaran Hasil
Produksi Pertanian/ Perkebunan,
Program Peningkatan Produksi Pertanian/
Perkebunan, Program Pengembangan Sumberdaya Sarana dan Prasarana
Pertanian, Perikanan dan Petenakan, Program Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Ternak, Program Penerapan Teknologi Peternakan, Program Peningkatan
Produksi Hasil Peternakan dan Progam Kesehatan Masyarakat Veteriner. Total
anggaran yang dialokasikan untuk mewujudkan sasaran tersebut adalah sebesar
Rp.3.210.847.900,00 yang terealisir sebesar Rp.3.155.450.800,00 atau 98%. Secara
teknis, SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk mewujudkan sasaran
ini adalah Dinas Pertanian, Perikanan dah Kehutanan. Capaian sasaran strategis ini
diukur melalui pemenuhan 2 (dua) indikator kinerja kinerja utama, sebagai berikut:

139

2013
Indikator
66. Meningkatnya jumlah
hortikultura (ku/ha)

produksi

tanaman

67. Volume hasil daging (kg/bulan)

Target

Realisasi

206

1.911,89

19.673

633.695,88

Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 23

Capaian kinerja
sasaran
(outcome)
92,5
100
(Sangat
Berhasil)
%

100

100

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:
Meningkatnya Produksi Tanaman Holtikultura (Kg/Ha)

66

Indikator kinerja meningkatnya produksi tanaman holtikultura (kg/ha) dinilai dengan


target peningkatan jumlah produksi tanaman hortikultura hingga 206 ku/ha dan
volume hasil daging hingga 19.273 kg/bulan untuk tahun 2013, dari hasil
perhitungan jumlah produksi tanaman hortikultura dan hasil daging maka didapat
realisasi untuk produksi tanaman hortikultura sebanyak 1.911,89 ku/ha dan hasil
daging sebanyak 633.695,88 kg/bulan selama tahun 2013 dimana realisasi
tersebut telah melebihi target.
Namun jika dibandingkan dengan tahun 2012, nilai produksi tanaman hortikultura
menurun sebesar 5.911,83 ku/ha. Terjadinya penurunan, ini disebabkan oleh alih
fungsi lahan pertanian yang menyebabkan berkurangnya lahan pertanian yang
ditanami tanaman hortikultura. Sebagian besar petani tanaman hortikultura di Kota
Pontianak hanya mengolah lahan milik orang lain yang sewaktu-waktu dapat dialih
fungsikan oleh pemilik lahan, selain itu faktor cuaca dan iklim yang berfluktuasi
sangat ekstrim juga sangat mempengaruhi tingkat produksi tanaman hortikultura di
Kota Pontianak. Berikut diuraikan produksi tanaman hortikultura pada setiap
Kecamatan tahun 2013:
DATA PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA TAHUN 2013
DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PONTIANAK
Komoditas
Utama
Sayuran
- Bawang
daun
- Petsai/
sawi
- Kacang
panjang

Produksi tanaman hortikultura (kwintal) setiap kecamatan


Timur

Kot
a

Produks
i Total

Luas
Panen
(Ha)

Barat

Tenggar
a

Selatan

Utara

835

4.790

12.122

10.844

44.62
6

73.217

777

910

800

1.440

3.150

28

3.360

2.590

4.680

10.630

69

195

1.070

1.126

1.394

2.582

6.367

32

Produktivit
as (ku/ha)
94,23
113
154
199

- Cabe
- Terong

- Buncis

390

50

15

225

680

140
85

183

2.372

2.555

284

2.364

2.364

394

- Ketimun

190

1.005

776

552

2.920

5.443

27

202

- Kangkung

245

1.280

3.600

3.310

6.875

15.310

99

155

- Bayam

205

1.045

1.950

1.780

7.040

12.020

77

156

- Seledri

350

350

700

10

70

- Lobak

1.500

1.500

10

150

103.
764

667.85
5

220

54.078

155.891

- Jamur
- Tomat
Buah
- Alpukat
- Belimbing
- Duku/
langsat
- Durian
- Jambu biji
- Jambu air
- Jeruk
siam/ keprok
- Jeruk
besar
- Mangga
- Manggis
- Nangka/
cempedak
- Nenas
- Pepaya
- Pisang
- Rambutan

3.921
-

10.34
8
1.930
282.1
90

10.348

397

2.150
1.267.69
9

5
1.195,7
1

0,16

1.08
0
20.2
50
1.18
4

560

1.000

177

2.884

4,35

33.750

6.750

62

60.834

54,61

15.440

1.180

1.272

19.091

113,47

133

412

440

512

3.400

712

5.609

12,61

215

3.45
0

159

150

8.100

139

12.213

26,43

40.800

418

41.218

16,86

2.250

7.500

158

12.158

4,75

13.000

2.080

13.000

180

29.597

29,14

67
22
15

145

2.25
0
1.19
2

55

636

4.800

25

5.516

14,50

1.109

16.9
95

43.260

5.665

17.201

1.414

85.644

323,12

5.250

72.500

318.133

27,96

32.680

61,00

8.68
0
40.0
00

308.00
0
200.00
0

28.000

17.920

1.827

365.124

52,85

5.000

6.000

225

251.225

342,02

697
-

240.3
83
32.68
0

26
430
1.060,21
662,99
#######
168,25
444,81
462,09
#######
#######
#######
380,41
265,05
#######
535,74
#######
734,53

- Salak

658

190

848

12,82

66,15

- Sawo

96

640

80

560

987

2.363

14,52

162,74

- Sirsak

442

495

1.800

360

203

3.300

10,20

323,53

- Sukun

37

850

1.556

111

170

148

2.872

5,34

537,83

- Apel

- Anggur

230

2.520

7.000

743

15.953

46,17

- Petai

5.46
0

17

17

20,48

0,83

- Jengkol

0,35

- Melon

700,
50

420
87.60
1,80
78.79
6,80

420
92.298,2
0
78.796,8
0

2,00

- Markisa

- Melinjo

Biofarmaka
- Lidah
buaya

55,60
-

259,30

2.341,00

1.340,00

121,85
84,00

345,53

210,00
757,455
938,06

- Jahe
Laos/lengku
as
- Kencur
- Kunyit

12,00

80,0
0

55,00

825,00

350,00

1.600,
00

2.922,00

9,67

24,35

520,
00

84,00

1.020,00

540,00

1.800,
00

3.988,35

8,77

36,00

90,00

2.367,50

6,23

62,00

460,00

360,00

3.732,00

10,93

18,00

Lempuyang
Temulawak
Temuireng

67

141

16,5
0
52,0
0

2.225,
00
2.780,
00

1,25

24,00

25,25

0,09

32,0
0

28,00

400,0
0

460,00

2,15

6,30

6,30

0,02

Jumlah (ku/ha)

302,17
454,80
380,32
341,60
272,97
213,95
300,00
1.911,89

Volume Hasil Daging (Kg/Bulan)

Indikator volume hasil daging dicapai melalui pelaksanaan dicapai melalui


pembangunan sektor perikanan yang meliputi pengembangan budidaya perikanan,
pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar, pengembangan
perikanan tangkap serta optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi
perikanan.
Sedangkan realisasi untuk hasil daging pada tahun 2013 mencapai 627.863,25
kg/bulan meningkat dibandingkan dengan tahun 2012, yaitu 406.943,14 kg/bulan
walaupun terjadi penurunan pada populasi hewan ternak sebanyak 7.392 ekor
pada tahun 2013 menjadi 107.947 ekor. Peningkatan produksi daging terjadi pada
konsumsi hampir semua daging hewan ternak penghasil daging, kecuali ayam
buras.
Berikut diuraikan data populasi jumlah ternak dan produksi daging serta telur pada
setiap Kecamatan di Kota Pontianak pada tahun 2013:
a. Populasi Ternak Penghasil Daging pada Setiap Kecamatan di Kota Pontianak
Tahun 2013, sebagai berikut:
No

Jenis

Jumlah Populasi (ekor) pada tiap Kecamatan di Pontianak

Jumlah

Ternak

Barat

Kota

Selatan

Tenggara

Timur

Utara

1.

Sapi Potong

478

904

226

299

297

1.346

3.550

2.
3.
4.
5.

Kambing
Babi
Itik
Ayam

436
2.100
4.500

646
1.684
4.800

190
104
713

334
702
2.095

758
200
4.500
75.400

2.707
200
9.870
91.620
107.947

343
780
4.112
Jumlah

142

b. Rekapitulasi Produksi Daging di Kota Pontianak Tahun 2013, sebagai berikut:


N
o

1
2
3
4
5
6

Jenis
Terna
k

Jumlah Produksi Daging dan Telur pada tiap Kecamatan di


Pontianak
Tengg
Selatan
ara
Daging (kg)

Barat

Kota

881.687,
00

269.684,0
0

25.050,00

17.496,0
0

33.778,00

Babi

Ayam
Ras
Ayam
Buras
Itik

524.520,
00
10.178,0
0
5.657,00

Sapi
Poton
g
Kambi
ng

Jumlah

Timur

Utara

16.004,
00

21.107,
00

243.822,0
5

1.457.354
,00

15.166,00

1.405,0
0

1.382,0
0

1.428,00

70.655,00

2.030.400
,00

1.218.240
,00

10.152,
00

76.140,
00

850.058,0
0
1.207.677
,00

850.058,0
0
5.067.129
,00

9.688,00

17.544,00

3.672,00

41.082,00

11.313,00

22.626,00

8.485,00

48.081,00
7.534.359
,00
627.863,2
5

Jumlah
Produksi daging per bulan

c. Rekapitulasi Produksi Telur di Kota Pontianak Tahun 2013, sebagai berikut.


Telur (kg)
1 Ayam Buras
2

Itik

3.325,00

2.458,00

13.175,00

4.283,00
Jumlah
Produksi telur per bulan

12.660,00
25.835,00
2.153,00

2.907,00

3.173,00

441

871

3.306,00

1.450,00

150

852

Keberhasilan pembangunan perikanan ditandai dengan meningkatnya jumlah


produksi ikan yang berasal baik dari usaha budidaya masyarakat menggunakan
kolam/bak/ petakan dan keramba jaring apung maupun dari hasil penangkapan di
wilayah perairan sekitar Kota Pontianak. Keterbatasan lahan serta cuaca yang
tidak menentu menjadi kendala dalam proses pembangunan sektor perikanan
wilayah Kota Pontianak.
Indikator telah tercapainya suatu sasaran adalah hasil realisasi yang mencapai nilai
taget bahkan melebihi, dalam hal ini meningkatnya produksi pertanian Kota
Pontianak dinilai dengan meningkatnya jumlah produksi tanaman hortikultura
hingga 206 ku/ha dan volume hasil daging hingga 19.673 kg/bulan untuk tahun
2013, dari hasil perhitungan jumlah produksi tanaman hortikultura dan hasil daging
maka di dapat realisasi untuk produksi tanaman hortikultura sebanyak 1.911,89
ku/ha dan hasil daging sebanyak 627.863,25 kg/bulan selama tahun 2013 dimana
realisasi tersebut telah melebihi target.
Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
rata-rata capaian kinerja sasaran 23 adalah sebesar 100% atau termasuk dalam
interval x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat Berhasil.

Sasaran 24

143

Meningkatnya Produksi Perikanan

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis 10, yaitu Meningkatkan
Produktivitas Pertanian, Perikanan, dan Pengembangan Sistem Pengelolaan
Kehutanan Yang Berwawasan Lingkungan. Untuk mewujudkan sasaran ini
dilaksanakan 5 (lima) program yaitu Program Pengembangan Budidaya Perikanan,
Program Pengembangan Kawasan Budidaya Air Laut, Air Payau dan Air Tawar,
Progam Pengembangan Perikanan Tangkap, Program Optimalisasi Pengelolaan
dan Pemasaran Produksi Perikanan dan Program Pengembangan Sumber Daya
Sarana dan Prasarana Pertanian, Perikanan dan Peternakan. Total anggaran dari
keempat program tersebut, yang dialokasikan untuk mewujudkan sasaran ini
sebesar Rp.3.249.552.850,00 yang terealisir sebesar Rp.3.194.630.050,00 atau
98%. Secara teknis, SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk
mewujudkan sasaran ini adalah Dinas Pertanian, Perikanan dah Kehutanan.
Capaian sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan 1 (satu) indikator kinerja
kinerja utama, sebagai berikut:
2013
Indikator
68. Volume ikan hasil budidaya (ton/ha)

Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 24

Target Realisasi
68

755,38

Capaian
kinerja
%
sasaran
(outcome)
92,5
100
(Sangat
Berhasil)
100

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut :

68

Meningkatnya Produksi Perikanan

Indikator kinerja meningkatnya produksi perikanan merupakan produksi perikanan


budidaya, seperti pada kolam, bak, petakan, dan keramba. Realisasi volume ikan
hasil budidaya tahun 2013 didapat dari penjumlahan produksi ikan hasil budidaya
dalam kolam/bak/petakan dan keramba dibagi per hektar. Kenaikan volume ikan
hasil budidaya selama tahun 2013. Data produksi ikan hasil budidaya dalam dua
jenis sarana produksi, yaitu kolam/bak/petakan dan keramba jaring apung di Kota
Pontianak Tahun 2013 adalah sebagai berikut.
Produksi Ikan Hasil Budidaya dalam Kolam/Bak/Petakan pada Setiap Kecamatan di Kota
Pontianak Tahun 2013
Jumlah
Luas
Jenis Ikan dan Produksi (Ton)
Jumlah
Kolam
(m2)
Produksi
N
Laino
Kecamatan
(Unit)
Mas
Nila
Lele
lain
(Ton)
1 Pontianak Timur
93
1.558
2,116 10,524
55,228 17,944
85,812
2 Pontianak Barat
107
1.808
2,257
8,217
65,861 20,933
97,268
3 Pontianak Utara
67
1.012
1,034
6,653
34,329 10,221
52,237
Pontianak
4 Selatan
74
1.166
1,746
4,769
46,044 11,196
63,755
5 Pontianak Kota
116
1.975
2,704
6,577
75,633 21,745
106,659

Pontianak
Tenggara
JUMLAH

144
75
532

1.165
8.684

1,881
11,738

4,512
41,252

45,326
322,421

12,16
94,199

63,879
469,61

Produksi Ikan Hasil Budidaya dalam Keramba Jaring Apung pada Setiap Kecamatan di
Kota Pontianak Tahun 2013
Jumla
h
Luas
Jenis Ikan dan Produksi (Ton)
Jumlah
Produks
LainKolam (m2)
i
Mas
Nila
Lele
N
lain
o
Kecamatan
(Unit)
(Ton)
1.90
123,94
12,12
1 Pontianak Timur
239
9 64,175
5
5
12,836
213,08
2 Pontianak Barat
31
31
7,572 17,911
1,437
3,25
30,17
3 Pontianak Utara
75
75 18,981 36,316
4,295
5,328
64,92
4 Pontianak Selatan
141
141 38,064
79,65
7,488
7,648
132,85
5 Pontianak Kota
Pontianak
1.00
6 Tenggara
122
1 31,987 72,102
6,651
6,928
117,669
4.92 160,77 329,92
31,99
JUMLAH
608
9
8
4
6
35,99
558,689

Realisasi volume ikan hasil budidaya tahun 2013 sebanyak 755,38 ton/ha didapat
dari penjumlahan produksi ikan hasil budidaya dalam kolam/bak/petakan dan
keramba dibagi per hektar. Penurunan volume ikan hasil budidaya selama tahun
2013 terjadi pada saat peningkatan jumlah kolam/bak/petakan menjadi 532 unit
dan keramba jaring apung sebanyak 608 unit. Penurunan angka produksi
perikanan ini pengaruhi oleh beberapa hal, antara lain karena faktor pembagi, yaitu
luasan kolam/bak/petakan dan keramba dalam hektar yang cenderung meningkat,
sedangkan nilai peningkatan produksi tidak terlalu tinggi. Data produksi perikanan
budidaya dapat dilihat pada lampiran 7. Minat masyarakat pembudidaya ikan pada
salah satu jenis ikan juga memberikan pengaruh pada nilai produktivitas ikan
budidaya. Tahun 2013, masyarakat lebih memilih membudidayakan ikan lele,
sehingga produksi ikan lele meningkat cukup tinggi, 111,257 ton dari tahun
2012. Beberapa hal yang menyebabkan hal tersebut adalah :
1. Meningkatnya konsumsi ikan lele dengan menjamurnya usaha Pecel Lele
Lamongan menjadikan Trend budidaya ikan lele di masyarakat pembudidaya
ikan.
2. Secara teknis, budidaya ikan lele baik dengan keramba/bak/kolam/petakan
lebih menguntungkan, karena kepadatan lele bisa mencapai 300 ekor/m 2,
kemudian ikan lele sudah bisa dipanen dalam waktu 2 bulan.
3. Adanya program dari Kementerian Kelautan dan Perikanan yang mendukung
penggalakan budidaya ikan Lele dalam terpal.
Sementara angka produksi jenis ikan Lele meningkat, terjadi penurunan angka
produksi pada jenis ikan Mas yang dibudidayakan pada kolam/bak/petakan, senilai
21,854 ton. Selain karena minat sebagaian masyarakat pembudidaya telah beralih
pada lele, penyebab menurunnya angka produksi ikan Mas juga dipengaruhi oleh
beberapa hal sebagai berikut:
1. Memelihara ikan Mas pada kolam/bak/petakan kurang menguntungkan, karena
memerlukan lahan yang cukup luas. Hal ini disebabkan karena kepadatan ikan
Mas untuk dapat tumbuh dengan baik adalah 50 ekor/m2.

145

2.

Ikan Mas baru bisa dipanen setelah mencapai umur 5-6 bulan, sedangkan ikan
Lele dalam waktu 2 bulan sudah bisa dipanen.
Pemasaran ikan Mas kurang baik di Kota Pontianak, hanya digunakan untuk
konsumsi rumah tangga, sedangkan untuk usaha kuliner harganya cukup
tinggi, sehingga peminatnya terbatas.

3.

Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
rata-rata capaian kinerja sasaran 24 adalah sebesar 100% atau termasuk dalam
interval x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat Berhasil.
Sasaran 25

Berkembangnya Sistem Sektor Kehutanan Pengelolaan

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis 10, yaitu Meningkatkan
Produktivitas Pertanian, Perikanan, dan Pengembangan Sistem Pengelolaan
Kehutanan Yang Berwawasan Lingkungan. Untuk mewujudkan sasaran ini
dilaksanakan 2 (dua) program yaitu Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan, dan
Program Pemanfaatan Potensi Sumber daya Hutan. Anggaran yang dialokasikan
untuk melaksanakan kedua program tersebut, adalah sebesar Rp.160.325.000,00
yang terealisir sebesar Rp.158.45.000,00 atau 98%. Secara teknis, SKPD yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk mewujudkan sasaran ini adalah Dinas
Pertanian, Perikanan dah Kehutanan. Capaian sasaran strategis ini diukur melalui
pemenuhan 1 (satu) indikator kinerja kinerja utama, sebagai berikut:
2013
Indikator
69. Luas areal hutan kota di wilayah Kota Pontianak
(ha)

Target Realisasi
7,5

22,50

Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 25

%
100

Capaian
kinerja
sasaran
(outcome)
92,5
(Sangat
Berhasil)

100

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:

69

Luas Areal Hutan Kota di Wilayah Kota Pontianak

Indikator kinerja luas areal hutan kota di wilayah Kota Pontianak dicapai melalui
pengukuran luas hutan kota di wilayah Kota Pontianak yang telah dibakukan ke
dalam Keputusan Walikota Nomor 603 Tahun 2010 tentang Kawasan Hutan Kota.
Keberadaan hutan kota merupakan suatu kawasan dalam kota yang didominasi
oleh pepohonan yang habitatnya dibiarkan tumbuh secara alami. Hutan kota dibuat
sebagai daerah penyangga kebutuhan air, lingkungan alami, serta perlindungan
flora dan fauna di perkotaan sehingga luas areal hutan kota menjadi indikator
kinerja atas tercapainya sasaran demi mengembangkan sistem pengelolaan sektor
kehutanan.

146

Pada tahun 2013 capaian kinerja sasaran luas areal hutan kota di wilayah Kota
Pontianak, yang tersebar di masing-masing wilayah kecamatan sebanyak 13 lokasi
mencapai 22,5 ha. Berikut lokasi kawasan hutan kota di Kota Pontianak Tahun
2013.
Lokasi Kawasan Hutan Kota di Kota Pontianak Tahun 2013

No

Kecamatan

Luasan

Lokasi

1.

Pontianak
Tenggara

Lingkungan Universitas Tanjungpura


Kelurahan Bangka Belitung

2.

Pontianak Kota

Komplek Stadion Atletik Kota Pontianak Jalan Ampera,


Kelurahan Sungai Jawi

3.

Pontianak Selatan

Fasilitas Umum Pemerintah Kota Pontianak Jalan


Sulawesi, Kelurahan Akcaya
Areal depan Gedung Pemuda KNPI Jalan Sutan
Syahrir, Kelurahan Akcaya
Buffer Zone Sirkuit Balap Motor, Kelurahan Batu
Layang

4.

Pontianak Utara

Pontianak,

Bukit Riel, Batu Layang Kelurahan Batu Layang


Areal Kantor Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Pontianak, Kelurahan Siantan Hilir

(ha)
5
4
0,25
0,25
1
3
2

Buffer Zone Raiser Dinas Pertanian, Perikanan dan


Kehutanan, Kelurahan Siantan Hilir

Buffer Zone Sub Terminal Agribisnis Dinas Pertanian,


Perikanan dan Kehutanan, Kelurahan Siantan Hilir

Buffer Zone UPTD RPH Babi Dinas Pertanian,


Perikanan dan Kehutanan, Kelurahan Siantan Hulu

5.

Pontianak Timur

Buffer Zone Balai Benih Ikan Dinas Pertanian,


Perikanan dan Kehutanan, Kelurahan Parit Mayor

0,5

6.

Pontianak Barat

Buffer Zone Gedung Bulutangkis Kota Pontianak dan


SMK Negeri 9, Kelurahan Sungai Jawi

0,25

Buffer Zone Tempat Pembuangan


Sampah, Kelurahan Batu Layang

0,25

Jumlah

Akhir

(TPA)

22,5

Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
rata-rata capaian kinerja sasaran 25 adalah sebesar 100% atau termasuk dalam
interval x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat Berhasil.

Sasaran 26

147

Berkembangnya Sistem Pengelolaan Sektor Kehutanan

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis10, yaitu Meningkatkan


ketahanan pangan dan sumber daya di bidang pangan. Untuk mewujudkan sasaran
ini dilaksanakan 1 (satu) program yaitu Program Peningkatan Ketahanan Pangan,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp.727,643,550,00 yang terealisir sebesar
Rp.707.391.850 atau 97%. Secara teknis, SKPD yang mempunyai tugas pokok dan
fungsi untuk mewujudkan sasaran ini adalah Kantor Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan. Capaian sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan 4 (empat)
indikator kinerja kinerja utama, sebagai berikut:
2013

Indikator Sasaran
2

Capaian
Kinerja
6

Target
3

Realisasi
4

70

Persentase peningkatan pemenuhan ketersediaan


pangan (PPH Ketersediaan)

93,96%

94,23%

100,2%

71

Persentase peningkatan skor pola pangan harapan


(PPH Konsumsi)

100%

74,2%

74,2 %

72

Persentase peningkatan mutu dan keamanan


pangan

80%

83,67%

104,59%

73

Tingkat ketersediaan infor masi pasokan, akses


dan stabilitas harga pangan

100%

100%

100 %

93,49%

88,025%

94,74%

Rata-rata Capaian Sasaran 26

92.5
Sangat Berhasil

Keempat indikator ketahanan pangan tersebut mengacu pada definisi ketahanan


pangan dari FAO (Food and Agriculture Organization) Perserikan Bangsa-Bangsa
(PBB) tahun 1996 dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan.
Ukuran ketahanan pangan diukur secara bertahap dengan cara menggabungkan
keempat komponen tersebut untuk mendapatkan satu indeks ketahanan pangan.
Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:

70

Persentase Peningkatan Pemenuhan Ketersediaan Pangan

Pada tahun 2013 target Kinerja sebesar 93,96% dengan pencapaian sebesar
94,23% sehingga dengan demikian realisasinya sebesar 100,2%. Capaian pada
tahun 2013 sebesar 94,23 tersebut jika dibandingan dengan capaian tahun 2012
sebesar 93,49 berarti terjadi peningkatan PPH ketersediaan sebesar 78.53 %.
untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui 1 Program yaitu
Peningkatan ketahanan pangan dan 1 Kegiatan (Output) adapun capaian masingmasing kegiatan tersebut dalam tabel berikut:

No
1.

71

Indikator Kinerja

Target

Jumlah kelompok Wanita yang


mengembangkan Ketahanan pangan

1
Paket
(19
Klp)
Rata-rata Capaian Kinerja Kegiatan

148

Realisasi

1 Paket
(19 Klp)

100%

Capaian
Kinerja
92.5
Sangat
Berhasil

100%

Persentase Peningkatan Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

Pada tahun 2013 target Kinerja sebesar 100 % dengan pencapaian


sebesar 74,2% sehingga dengan demikian realisasinya sebesar 74,2%.
Capaian pada tahun 2013 sebesar 74,2 % tersebut jika dibandingan dengan
capaian tahun 2012 sebesar 79,4 % berarti terjadi penurunan PPH konsumsi
sebesar - 7,00 %. Penurunan skor PPH konsumsi tersebut disebabkan oleh
menurunnya keanekaragaman jenis bahan pangan yang dikonsumsi oleh
masyarakat, terutama pada kelompok bahan makanan sayur dan buah, dimana
kelompok bahan makanan tersebut memberikan kontribusi terbesar bagi skor PPH
yaitu sebesar 30 %. Dengan demikian ke depan program aksi yang dapat
dilakukan adalah dengan mendorong peningkatan konsumsi sayur dan buah
kepada masyarakat, antara lain dengan mengoptimalkan pemanfaatan
perkarangan bagi penyediaan bahan pangan terutama sayur dan buah.
Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui 1 Program yaitu
Peningkatan Ketahanan Pangan dan 1 Kegiatan terdiri atas 3 indikator kegiatan
(output) adapun capaian masing-masing kegiatan tersebut dalam tabel berikut:

No

Indikator Kinerja

1.

Jumlah kader pangan

Jumlah lomba Cipta Menu

Analisis Diversifikasi pangan

Target

Realisasi

120 Orang

120 Orang

100

1 Paket
22 Peserta

1 Paket
22 peserta

100

1 Dokumen

1 Dokumen

100

Rata-rata Capaian Kinerja Kegiatan

72

Capaian Kinerja

92.5
Sangat Berhasil

100

Persentase Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan

Target Kinerja Indikator peningkatan mutu dan keamanan pangan pada tahun 2013
sebesar 80% dengan pencapaian sebesar 83,67% sehingga dengan demikian
realisasinya sebesar 104,59 %. Capaian pada tahun 2013 sebesar 83,67 % lebih
rendah jika dibandingan dengan capaian tahun 2012 sebesar 93 %. Namun
demikian mengacu pada standar pelayanan minimal pengawasan dan pembinaan
keamanan pangan sebesar 80 %, nilai tersebut masih diatas standar minimal yang
ditetapkan. Pada tahun 2012 sampel bahan pangan yang diuji sebanyak 14
sampel, sedangkan pada tahun 2013 diuji sebanyak 98 sampel. Dengan semakin
memperbanyak sampel pengujian diharapkan akurasi pengukuran dapat semakin

149

maksimal. Tindaklanjut ke depan dapat diuji semakin banyak sampel bahan


pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat.

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui 1 Program yaitu
Peningkatan Ketahanan Pangan dan 1 kegiatan terdiri atas 1 indikator kegiatan
(output) adapun capaian masing-masing kegiatan tersebut dalam tabel berikut:
No
1.

Indikator Kinerja
Jumlah hasil pengujian Mutu produk
Pertanian

Realisasi

80%

83,67%

104,59%

Rata-rata Capaian Kinerja Kegiatan

73

Capaian
Kinerja

Target

104,59

92.5
Sangat
Berhasil

Tingkat Ketersediaan Informasi Pasokan, Akses dan Stabilitas Harga


Pangan

Pada tahun 2013 target Kinerja persentase tingkat ketersediaan informasi


pasokan,akses pangan dan stabilitas harga pangan sebesar 100 % dengan
pencapaian sebesar 100% sehingga dengan demikian realisasinya sebesar
100%. Capaian pada tahun 2013 sebesar 100% capaia tersebut jika dibandingan
dengan capaian tahun 2012 sebesar 100 % berarti tidak terjadi perubahan dalam
ketersediaan infomasi akses pangan.
Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui 1 Program yaitu
Peningkatan Ketahanan Pangan dan 1 Kegiatan terdiri atas 3 Indikator kegiatan
(Output) adapun capaian masing-masing kegiatan tersebut dalam tabel berikut:
No

1.

Indikator Kinerja
Tersedianya Pemenuhan Analisis
informasi pasar dalam dokumen laporan

Jumlah Laporan Berkala kondisi


Ketahanan Pangan

Jumlah Dokumen Data Base Akses


pangan

Target

Realisasi

1
Dokumen

1
Dokumen

100

14
Laporan

14
Laporan

100

1
Dokumen

1
Dokumen

100

Rata-rata Capaian Kinerja Kegiatan

Capaian
Kinerja

92.5
Sangat
Berhasil

100

Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
rata-rata capaian kinerja sasaran 26 adalah sebesar 94,74% atau termasuk dalam
interval x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat Berhasil.

Sasaran 27

150

Ketersediaan dagann Cadangan Pangan

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis 10, yaitu Meningkatkan
ketahanan pangan dan sumber daya di bidang pangan. Untuk mewujudkan sasaran
ini dilaksanakan 1 (satu) program yaitu Program Ketersediaan dan Cadangan
Pangan. Total anggaran untuk program tersebut, yang dialokasikan untuk
mewujudkan sasaran ini sebesar Rp.727,643,550,00 yang terealisir sebesar
Rp.707.391.850 atau 97%. Secara teknis, SKPD yang mempunyai tugas pokok dan
fungsi untuk mewujudkan sasaran ini adalah Kantor Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan. Capaian sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan 3 (tiga)
indikator kinerja kinerja utama, sebagai berikut:
2013

Indikator Sasaran
2

Capaian Kinerja

Target
3

Realisasi
4

74

Ketersediaan energy dan


protein per kapita

100%

147,90%

147,90%

75

Persentase penguatan
cadangan pangan Daerah

20%

20%

100 %

76

Jumlah penanganan daerah


rawan pangan

Rata-rata Capaian Sasaran 27

92,5 Sangat Berhasil


100% (8 Kesepakatan)

175% (14
Kesepakatan)

175 %

73,33%

114,3%

140,96%

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:

74

Ketersediaan Energi dan Protein Per Kapita

Pada tahun 2013 target Kinerja persentase peningkatan ketersediaan informasi


Energi dan protein perkapita sebesar 100 % dengan pencapaian sebesar
147,90% sehingga dengan demikian realisasinya sebesar 147,90%. Capaian
pada tahun 2013 sebesar 147,90% capaia tersebut jika dibandingan dengan
capaian tahun 2012 sebesar in 100 % berarti
terjadi kenaikan
dalam
peningakatan ketersediaan Energi dan proteperkapitan sebesar 32,38 %
Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui 1 Program Yaitu
Peningkatan ketersediaan dan cadangan pangan dan 1 kegiatan terdiri atas 1
indikator kegiatan (Output) adapun masing-masing kegiatan tersebut dalam tabel
berikut:
No
1.

Indikator Kinerja
Tersusunnya Dokumen Nilai Neraca
Bahan Makanan (NBM)

Target

Realisasi

Dokumen

Dokumen

Rata-rata Capaian Kinerja Kegiatan

Capaian
Kinerja

100

92.5
Sangat

100

Berhasil

75

151

Persentase Penguatan Cadangan Pangan Daerah

Pada tahun 2013 target Kinerja Indikator peningkatan penguatan cadangan


pangan daerah sebesar 20 % dengan pencapaian sebesar 20 % sehingga
dengan demikian realisasinya sebesar 20 %. Capaian pada tahun 2013 sebesar
100% capaian tersebut jika dibandingan dengan capaian tahun 2012 sebesar
100% berarti tidak
terjadi perubahan persentase peningkatan penguatan
cadangan pangan daerah.
Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui 1 Program yaitu
Ketersediaan dan cadangan pangan dan 1 kegiatan terdiri atas 1 indikator kegiatan
(Output) adapun capaian kegiatan tersebut dalam tabel berikut:
Capaian
Kinerja

No

Indikator Kinerja

Target

Realisasi

1.

Jumlah pembinaan pengembangan cadangan


pangan daerah

20 ton

20 ton

100

92.5
Sangat

100

Berhasil

Rata-rata Capaian Kinerja Kegiatan

76

Jumlah Penanganan Daerah Rawan Pangan

Pada tahun 2013 target Kinerja peningkatan jumlah penanganan daerah rawan
pangan sebesar 100% (8 Kesepakatan) dengan pencapaian sebesar 175 % (14
Kesepakatan) sehingga dengan demikian realisasinya sebesar 175%. Capaian
pada tahun 2013 sebesar 175% capaian tersebut jika dibandingan dengan
capaian tahun 2012 sebesar 200% (16 Kesepakatan) sesuai dengan hasil
kesepakatan tim pokja dewan ketahanan pangan Kota Pontianak tahun 2013.
Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui 1 Program yaitu
Ketersediaan dan cadangan pangan dan 3 kegiatan terdiri atas 3 indikator
kegiatan (output) adapun capaian masing-masing kegiatan tersebut dalam tabel
berikut:
No
1.

Indikator Kinerja
Tersusunnya Dokumen Sisitim
Kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG)

Jumlah Dokumen Rumusan Dewan


Ketahanan Pangan

Jumlah Pembinaan dan penanganan


daerah rawan pangan

Target

Realisasi

1
Dokumen

1
Dokumen

100

1
Dokumen

1
Dokumen

100

1
Dokumen

1
Dokumen

100

Rata-rata Capaian Kinerja Kegiatan

100

Capaian
Kinerja

92.5
Sangat
Berhasil

152

Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan


bahwa rata-rata capaian kinerja sasaran 27 adalah sebesar 140,96% atau termasuk
dalam interval x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat Berhasil.
Sasaran 28

Meningkatnya Kualitas SDM Yang Bergerak Di Bidang Pangan

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis 10, yaitu Meningkatkan
ketahanan pangan dan sumber daya di bidang pangan. Untuk mewujudkan sasaran
ini dilaksanakan 2 (dua) program yaitu Program Pemberdayaan Penyuluhan
Pertanian/Perkebunan Lapangan dan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani.
Total anggaran untuk kedua program tersebut, adalah sebesar Rp 331.535.000,00
yang terealisir sebesar Rp 327.207.525,00 atau 98%. Secara teknis, SKPD yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk mewujudkan sasaran ini adalah Kantor
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan. Capaian sasaran strategis ini diukur melalui
pemenuhan 2 (dua) indikator kinerja kinerja utama, sebagai berikut:
2013

Indikator Sasaran
2

Target
3

Realisasi
4

Capaian
Kinerja

50
77

78

Peningkatan kelas kemampuan kelompok tani


dan Pelaku Agribisnis

PeningkatanProduktivitas
Pertanian,
Peternakan dan
Perikanan
Rata-rata Capaian Sasaran 28

50 %

7%
1%
10%
10%
28,5

58,36%

7,65%
2,90%
-5,61%
25,65%
33,005

116,72%

109,2%

92.5
Sangat
Berhasil

112,29%

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja


utama sasaran tersebut sebagai berikut :

77

Persentase Peningkatan Kelas Kemampuan Kelompok Tani

Pada tahun 2013 target Kinerja sebesar 50 % dengan pencapaian sebesar 58,36
% sehingga dengan demikian realisasinya sebesar 116,72 %. Capaian pada
tahun 2013 sebesar 58,36 % tersebut jika dibandingan dengan capaian tahun
2012 sebesar 51,25 % berarti terjadi peningkatan sebesar 12,18% %.
Capaian Kinerja Indikator Persentase peningkatan Kelas kemampuan kelompok
tani dan pelaku agribisnis, untuk merealisasikan capaian target ini ditempuh melalui
2 Program yaitu pemberdayaan Penyuluh pertanian /perkebunan lapangan dan
peningkatan kesejahteraan petani. Terdiri atas 6 (enam) Indikator kegiatan (Output)
adapun capaian masing-masing kegiatan tersebut dalam tabel berikut :

153
Indikator Kinerja
1.
2.
3.

1
Jumlah Kelompok Tani yang dikukuhkan
Jumlah Peserta Pelatihan han pelaku
agribisnis
Jumlah Peserta Pelatihan Pemanfaatan
TOGA

4.

Jumlah Film Penyuluhan Jumlah

5.

Mengikuti PEDA

6.

Mengikuti Pertasikencana

Target

Realisasi

2
25
Kelompok
1 Kali
150 orang

3
25
Kelompok
1 Kali
150 orang

1 kali
30 orang

1 kali
30 orang

100%

1 Paket

1 Paket

100%

1 Paket

1 Paket

100%

1 Paket

1 Paket

100%

Rata-Rata Capaian Kinerja Kegiatan

78

Capaian
Kinerja
5

100%
100%

92.5
Sangat
Berhasil

100%

Persentase Peningkatan Produktivitas Pertanian, Peternakan dan


Perikanan

Pada tahun 2013 target Kinerja peningkatan produktifitas pertanian ,peternakan


dan perikanan sebesar 7 % dengan pencapaian sebesar 7,68% sehingga dengan
demikian realisasinya sebesar 109,2 %. Capaian pada tahun 2013 sebesar 7,68
% tersebut jika dibandingan dengan capaian tahun 2012 sebesar 8,2 % berarti
terjadi penurunan sebesar 7,18 %. Terjadi penurunan pencapaian produktifitas
pertanian, peternakan dan perikanan terutama pada ternak besar, penurunan
populasi ternak besar tersebut disebabkan oleh tingginya harga bibit sapi dari luar
pulau sehingga mengurangi kemampuan petani untuk menambah populasi
ternaknya, sementara itu populasi ternak ungas terutama usaha yang dilakukan di
wilayah pemukiman penduduk juga mengalami penurunan karena berkaitan
dengan masalah lingkungan ,untuk sub sektor pertanian dalam hal ini tanaman
padi dengan produktifitas 2,90 Ton per hektar, belum dapat ditingkatkan karena
dipengaruhi oleh bibit yang digunakan maupun ketrebatasan dalam prasarana
budidaya, diantaranya sistim usaha tani yang tadah hujan serta belum tersedianya
irigasi tehnis menyebabkan produktifitas padi belum dapat ditingkatkan diatas 2,90
ton per hektar, peningkatan yang cukup signifikan di sub sektor perikanan didorong
oleh meningkatnya masyarakat yang melakukan usaha di sektor perikanan, yang
antara lain dapat dilihat dari terjadinya peningkatan jumlah kelompok tani perikanan
serta luasan usaha perikanan di Kota Pontianak.
Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui 1 Program yaitu
peningkatan pemberdayaan penyuluh penyuluh pertanian perkebunan lapangan,
terdiri atas 7 indikator kegiatan (Output), adapun capaian masing-masing kegiatan
tersebut dalam table berikut:

154

No

Indikator Kinerja

Target

Realisasi

1
Dokumen

1
Dokumen

100%

1.

Jumlah Program penyuluhan yang


tersusun

Jumlah hasil kaji terap

1 Paket

1 Paket

100%

Jumlah sarana penyuluhan

1 Paket

1 Paket

100%

Jumlah pengujian hasil uji coba


Sulemen ternak

1 Paket

1 Paket

100%

Jumlah Dokumen Pembinaan PUAP

1
Dokumen

1
Dokumen

100%

7 Paket

7 Paket

100%

6 Paket

6 Paket

100%

6
7

Demplot Penyuluh pertanian


Demplot penyuluh perikanan

Rata-rata Capaian Kinerja Kegiatan

Capaian
Kinerja
6

92.5
Sangat
Berhasil

100%

Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan


bahwa rata-rata capaian kinerja sasaran ini adalah sebesar 112,29% atau termasuk
dalam interval x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat Berhasil.
Sasaran 29

Meningkatnya Pertumbuhan Penerimaan Daerah

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis 11, yaitu Mewujudkan
peningkatan pendapatan daerah guna mendukung percepatan pembangunan
perekonomian daerah. Untuk mewujudkan sasaran ini dilaksanakan 2 (dua) program
yaitu Program Pelayanan Prima dan Program Peningkatan Penerimaan Daerah.
Total anggaran untuk kedua program tersebut, adalah sebesar Rp 1.069.303.200,00
yang terealisir sebesar Rp 690.687.050,00 atau 64,59%. Secara teknis, SKPD yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk mewujudkan sasaran ini adalah Dinas
Pendapatan Daerah. Capaian sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan 2
(dua) indikator kinerja kinerja utama, sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama
Target
79. Meningkatnya pertumbuhan realisasi
66,55%
penerimaan pajak daerah
80. Meningkatnya pertumbuhan realisasi
72,29%
penerimaan PBB sektor perkotaan
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 29

Realisasi

Capaian

379,07%

569,60%

34,54%

47,78%

Sangat
Berhasil

308,69%

92.5

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja


utama sasaran tersebut sebagai berikut :

155
79

Meningkatnya Pertumbuhan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan 2


(dua) program dan 7 (tujuh) kegiatan, yaitu program Pelayanan Prima dengan
kegiatan Penyuluhan Pajak Daerah dan PBB, dan Program Peningkatan
Penerimaan Daerah, dengan 6 (enam) kegiatan, yaitu (1) Pendataan dan
peremajaan data wajib pajak, (2) Penyusunan Data Potensi Pajak Daerah, (3)
Penyampaian SPTPD Wajib Pajak, (4) Pemanggilan Wajib Pajak, (5) Evaluasi
Piutang dan (6) Penyusunan Tunggakan Pajak Daerah Penerbitan Surat Ketetapan
Pajak Daerah, Monitoring dan Pengecekan Transaksi Pemungutan BPHTB.
Adapun Capaian kinerja masing-masing kegiatan tersebut sebagaimana
dituangkan pada tabel di bawah ini:
Indikator Kinerja
1.
2.
3.

1
Jumlah Media dan Kegiatan
Sosialisasi Pajak Daerah
Jumlah realisasi penerimaan
tunggakan/piutang pajak daerah
Persentase pengecekan (survei)
transaksi objek pajak dalam
rangka pemungutan BPHTB

Realisasi

100 Media

145 Media

145,00

Rp.
170.000.000,-

Rp.
4.127.796.089,-

2.428,12

80,00%

98,40%

123,00

Rata-Rata Capaian Kinerja Kegiatan

80

Target

Capaian
Kinerja
5

92.5
Sangat
Berhasil

898,71

Meningkatnya Pertumbuhan Realisasi


Perkotaan

Penerimaan

PBB Sektor

Untuk merealisasikan capaian indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan program


peningkatan penerimaan daerah dengan 4 (empat) kegiatan yaitu (1) Pemutahiran
Data Pajak Bumi & Bangunan, (2) Bimbingan Teknis Pembuatan Laporan PBB, (3)
Penagihan dan Penyampaian SPPT PBB Kepada Wajib Pajak, (4) Pemilahan
SPPT Pajak Bumi dan Bangunan. Adapun capaian kinerja masing-masing kegiatan
tersebut sebagaimana dituangkan pada tabel dibawah ini:
Indikator Kinerja

Target

Realisasi

1
1. Jumlah data Pajak Bumi &
Bangunan (Jumlah Wajib Pajak
PBB) yang di mutahirkan
2. Jumlah
peserta
yang
menyampaikan laporan PBB
3. Peningkatan Penerimaan PBB
Sektor Perkotaan
4. Persentase keakuratan data
distribusi SPPT PBB yang
dilakukan pemilahan berdasarkan

15.000 Wajib
Pajak

11..00 Wajib
Pajak

73,41

60 Orang

60 Orang

100,00

Rp.
1.200.000.000,-

Rp.
784.545.711,-

65,38

80,00%

0,00%

0,00

Capaian
Kinerja
5

62,5
Cukup
Berhasil

156

wilayah RT/RW
Rata-rata Capaian Kinerja Kegiatan

59,70

Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan


bahwa rata-rata capaian kinerja sasaran 29 adalah sebesar 308,69% atau termasuk
dalam interval x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat Berhasil.
Sasaran 30

Meningkatnya Intensitas Pengendalian Terhadap Penerimaan


Daerah

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis 11, yaitu Mewujudkan
peningkatan pendapatan daerah guna mendukung percepatan pembangunan
perekonomian daerah. Untuk mewujudkan sasaran ini dilaksanakan 2 (dua) program
yaitu Program Peningkatan Penerimaan Daerah, Program Sosialisasi Kebijakan
Pengelolaan Persampahan, Program Penataan Administrasi Kependudukan, dan
Program Peningkatan Pendapatan. Total anggaran untuk keempat program tersebut,
adalah sebesar Rp.1,118.690.300,00 yang terealisir sebesar Rp.1.047.852.200,00
atau 93,67%. Secara teknis, SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk
mewujudkan sasaran ini adalah Dinas Pendapatan Daerah, Dinas Kebersihan dan
Pertamanan, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, dan Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu (BP2T). Capaian sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan
4 (empat) indikator kinerja kinerja utama, sebagai berikut:
81.
82.
83.
84.
85.

Indikator Kinerja Utama


Target
Meningkatnya jumlah realisasi pajak
22,57%
daerah
Meningkatnya jumlah realisasi PBB
23,55%
sektor perkotaan
Meningkatnya pendapatan retribusi
100%
kebersihan
Meningkatnya kontribusi PAD dari
100%
pelayanan administrasi kependudukan
Meningkatkan kontribusi retribusi
85 %
perizinan terhadap PAD
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 30

Realisasi

64,21%

284,49%

22,99%

97,62%

101,4%

101,4

97,85%

97,85

95,90 %

112,82

138,92%

Capaian

Sangat
Berhasil

92.5

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja


utama sasaran tersebut sebagai berikut:

81

Meningkatnya Jumlah Realisasi Pajak Daerah

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan


program peningkatan pengawasan penerimaan daerah dan 3 (tiga) kegiatan, yaitu:
(1) Penertiban dan Razia Pajak Daerah, (2) Pengendalian dan Pengawasan
Insidentil Pajak Daerah, dan (3) Uji Petik Pajak Daerah. Adapun capaian kinerja
masing-masing kegiatan tersebut sebagaimana dituangkan dalam tabel dibawah
ini:
Indikator Kinerja
1.

1
Persentase kepatuhan Wajib Pajak Reklame

Target

Realisasi

2
75,00%

3
84,64%

4
112,85

Capaian
Kinerja
5
92,5 Sangat

terhadap peraturan & ketentuan pemasangan


reklame
2. Persentase penerimaan pajak Restoran dan
Hiburan
3. Persentase tingkat kesesuaian/kepatuhan
Wajib Pajak yang diuji petik

157

Berhasil
80,00%

81,47%

101,84

75,00%

85,00%

106,25

Rata-rata Capaian Kinerja Kegiatan

82

106,98

Meningkatnya Jumlah Realisasi PBB Sektor Perkotaan

Untuk merealisasikan capaian indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan program


peningkatan penerimaan daerah dengan kegiatan yaitu Monitoring Penyampaian
dan Penagihan SPPT PBB. Adapun capaian kinerja kegiatan tersebut
sebagaimana dituangkan pada tabel dibawah ini:
Indikator Kinerja

Target

1
2
Persentase penagihan
10,00%
SPPT PBB via kolektor
Rata-rata Capaian Kinerja Kegiatan

83

Realisasi

5,97%

59,70
59,70

Capaian
Kinerja
5
62,5 Cukup
Berhasil

Meningkatnya Pendapatan Retribusi Kebersihan

Indikator kinerja meningkatnya pendapatan retribusi kebersihan pada tahun 2012


direalisasikan sebesar Rp.8.000.000,00 dari target Rp.8.157.012.790,00 atau
101,96%. Jumlah pendapatan retribusi kebersihan itu diperoleh dari 3 (tiga)
komponen retribusi, yaitu retribusi persampahan yang ditarik dari pembayaran
PADM, retribusi kebersihan dari kerjasama operasional, dan retribusi kebersihan dari
pengelolaan kakus.
Dari data tersebut, penerimaan pendapatan retribusi kebersihan dominan diperoleh
dari sektor retribusi persampahan. Besarnya penerimaan dari retribusi persampahan
ini sejalan dengan meningkatnya pelayanan pengelolaan sampah oleh Pemerintah
Kota Pontianak melalui Dinas Kebersihand dan Pertamanan.

84

Meningkatnya Kontribusi
Kependudukan

PAD

dari

Pelayanan

Administrasi

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan 1


(satu) program, yaitu Program penataan administrasi kependudukan dan 2 (dua)
kegiatan, yaitu (1) Penyuluhan administrasi kependudukan, (2) Pelayanan
perekaman e-KTP dan Kipem secara mobile. Alokasi anggaran sebesar
Rp.244.830.000,00 dengan realisasi sebesar Rp.214.049.500,00 atau 87,43%.
Adapun capaian kinerja kegiatan tersebut sebagaimana dituangkan pada tabel di
bawah ini:

158
No.
1.
2.

Indikator Kinerja Kegiatan


(output)
Jumlah peserta penyuluhan administasi
kependudukan
Jumlah wajib e-KTP dan Kipem yang
melakukan perekaman data

Target

Realisasi

3.000
orang
4.500
orang

2.364
orang
4.256
orang

78,80
94,58

Rata-rata Capaian Kinerja Kegiatan

85

Capaian
Kinerja

Sangat
Berhasil

86,69

Meningkatnya Kontribusi Retribusi Perizinan Terhadap PAD

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan 1


(satu) Program dan 1 (satu) Kegiatan yaitu Program Peningkatan Pendapatan
pada Kegiatan Verifikasi Permohonan Izin Tempat Usaha. Adapun capaian kinerja
kegiatan tersebut sebagaimana dituangkan pada tabel dibawah ini:
No
1
1

Indikator Kinerja

Target

Realisasi

2
3
4
Persentase Potensi
Penerimaan Retribusi
20 %
95,90%
Daerah
Rata-Rata Capaian Kinerja Kegiatan

Capaian
Kinerja
6

%
5

92,5 Sangat
Berhasil

479,50
479,50

Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan


bahwa rata-rata capaian kinerja sasaran 30 adalah sebesar 138.92% atau termasuk
dalam interval x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat Berhasil.
Sasaran 31

Meningkatnya Target dan Realisasi Investasi

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis 11 yaitu Mewujudkan


peningkatan pendapatan daerah guna mendukung percepatan pembangunan
perekonomian daerah. Untuk mewujudkan sasaran ini dilaksanakan 2 (dua) program
yaitu Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi dan Program
Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp 240.374.200,00 yang terealisir sebesar Rp 163.729.267,00 atau 68%.
Secara teknis, SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk mewujudkan
sasaran ini adalah Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T). Capaian sasaran
strategis ini diukur melalui pemenuhan 1 (satu) indikator kinerja kinerja utama,
sebagai berikut.
Indikator Kinerja Utama
Target
86. Meningkatnya realisasi investasi
65%
PMDN/PMA/Swasta
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 31

Realisasi

101,34%

155,9
155,9%

Capaian
Sangat
Berhasil
92.5

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja


utama sasaran tersebut sebagai berikut:

86

159

Meningkatnya Realisasi Investasi PMDN/PMA/Swasta

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan 2


(dua) Program dan 3 (tiga) Kegiatan yaitu Program Peningkatan Promosi
Kerjasama Investasi terdiri dari 2 (dua) Kegiatan yaitu (1) Penyusunan Buku Profil
Investasi Daerah, (2) Rapat Konsolidasi Perencanaan dan Pelaksanaan
Penanaman Modal Regional dan Program Peningkatan Iklim investasi dan
Realisasi Investasi dengan Kegiatan Pameran Potensi Peluang Investasi Daerah.
Adapun capaian kinerja kegiatan tersebut sebagaimana dituangkan pada tabel
dibawah ini:
Indikator Kinerja

Target

1
2
1.Jumlah Penyusunan Buku Profil Investasi
300
Daerah sebagai Informasi
Buku
Pengusaha/Investor
2.Jumlah Rapat Konsolidasi Perencanaan
Pelaksanaan Penanaman Modal Regional
3 Kali
yang diikuti
3.Jmluah Pameran Potensi dan Peluang
3 Kali
investasi Daerah yang diikuti
Rata-rata Capaian Kinerja Kegiatan

Realisasi

300 Buku

100

2 Kali

66,67

2 Kali

66,67

Capaian
Kinerja
5

77,5
Berhasil

77,78

Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan


bahwa rata-rata capaian kinerja sasaran 31 adalah sebesar 155,9% atau termasuk
dalam interval x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat Berhasil.
Sasaran 32

Meningkatnya Keberdayaan Masyarakat Kelurahan

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis 11, yaitu Mewujudkan
peningkatan pendapatan daerah guna mendukung percepatan pembangunan
perekonomian daerah. Untuk mewujudkan sasaran ini dilaksanakan 1 (satu)
program utama yaitu Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan
dan Kelurahan. Total anggaran untuk keempat program tersebut, adalah sebesar
Rp.749.946.600,00 yang terealisir sebesar Rp.741.077.300,00 atau 98,81%. Secara
teknis, SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk mewujudkan sasaran
ini adalah Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Anak dan Keluarga
Berencana (BPMPAKB). Capaian sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan 4
(empat) indikator kinerja kinerja utama, sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama
Target
87. Persentase swadaya murni masyarakat
80%
dalam pembangunan meningkat
88. Persentase profil Kecamatan dan
Kelurahan yang memiliki database aktual
80%
dan komprehensif
89. Persentase partisipasi aktif LSM/LPM
80%
dalam pembangunan kelurahan
90. Jumlah kelompok lembaga lansia aktif
80%
meningkat
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 32

Realisasi

70%

88

80%

100

74%

94

77%

96
94,5

Capaian

Sangat
Berhasil

92.5

160

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja


utama sasaran tersebut sebagai berikut:

87

Persentase
Meningkat

Swadaya

Murni

Masyarakat

Dalam

Pembangunan

Indikator kinerja persentase swadaya murni masyarakat dalam pembangunan


meningkat dicapai melalui kegiatan pembinaan swadaya murni masyarakat. Pada
tahun 2013 pembinaan swadaya murni masyarakat diarahkan untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia bagi pengurus RT, RW, LPM, tokoh masyarakat
dalam mengkoordinasikan setiap tahapan pembangunan.
Peningkatan swadaya masyarakat melalui adalah untuk mendukung pelestarian nilai
gotong royong masyarakat melalui pastisipasi aktif masyarakat dalam
pembangunan, terutama dalam peningkatan kepedulian terhadap lingkungan
sebagai wujud keikutsertaan masyarakat dalam membangun Kota Pontianak. Dalam
upaya ini, masyarakat diajak untuk bersama-sama pemerintah dalam membangun
kawasan perkotaan dalam bentuk kerja bhakti dan gotong royong. Kegiatan tersebut
dilaksanakan di 6 (enam) wilayah kerja kecamatan bersama masyarakat setempat
dan SKPD terkait.
Selain itu, peningkatan swadaya masyarakat diwujudkan dalam bentuk memberikan
pelatihan kepada pengurus RT, RW, LPM, tokoh masyarakat dalam pelatihan.
Peserta kegiatan tersebut diberikan materi pelatihan sebanyak 96 Jam latihan yaitu:
a. Arah Kebijakan Program Pemberdayaan Masyarakat;
b. Proses Pemberdayaan Masyarakat dalam PNPM Mandiri Perkotaan:
c. Perencanaan Partisipatif dan Peranannya dalam pemberdayaan Masyarakat:
d. Metode Penghimpunan Program Swadaya:
e. Peranan, tugas dan fungsi LPM:
f. Pengolahan sampah berbasis masyarakat dengan sistem 3R melalui Bank
Sampah.
Materi tersebut disampaikan oleh SKPD terkait yaitu, Bappeda Kota Pontianak,
Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pemukiman, Dinas Kebersihan dan
Pertamanan, Ketua LPM Kota Pontianak dan BPMPAKB Kota Pontianak.
Hasil dari Kegiatan ini adalah Peserta menunjukan respon yang baik terhadap
penyelenggaraan kegiatan ini, sehingga dari 200 peserta yang ditargetkan
mengikuti pelatihan dapat dipenuhi 180 peserta (90%).

88

Persentase Profil Kecamatan dan Kelurahan Yang Memiliki Database


Aktual dan Komprehensif

Indikator kinerja persentase profil kecamatan dan kelurahan yang memiliki database
aktual dan komprehensif dicapai melalui kegiatan Lomba Pembangunan Kelurahan
dengan target terdatanya jumlah database profil kelurahan yang memenuhi kriteria.
Dasar penyelenggaraan lomba pembangunan kelurahan adalah Permendagri
Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan data
Profil Desa dan Kelurahan, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2007
tentang Penyelenggaraan Perlombaan Kelurahan yang dilaksanakan secara
berjenjang dimulai dari Perlombaan Tingkat Kecamatan, Tingkat Kabupaten/Kota,
Tingkat Propinsi dan Tingkat Nasional, Surat Menteri Dalam Negeri Nomor
414.4/637/PMD tanggal 25 Januiari 2013 perihal Pelaksanaan Perlombaan desa

161

dan kelurahan tahun 2013, Surat Keputusan Walikota Pontianak nomor 155 Tahun
2013 tanggal 15 Februari 2013 tentang Pembentukan Panitia Penyelenggaraan
dan Tim Penilai Lomba Kelurahan tingkat Kota Pontianak.
Lomba pembangunan kelurahan ini dilaksanakan dengan berpedoman pada
penilaian yang dilakukan dengan membandingkan data tingkat perkembangan
Kelurahan 2 (dua) tahun terakhir berdasarkan data profil Kelurahan dan kondisi
lapangan sesuai dengan indikator penilaian meliputi 8 Indikator yang terdiri dari 54
sub indikator penilaian yaitu
orbitasi, data penduduk, dan data tingkat
perkembangan yang meliputi 8 (delapan) bidang pembangunan yaitu bidang
pendidikan, kesehatan, ekonomi masyarakat, keamanan dan ketertiban, partisipasi
masyarakat, pemerintahan, lembaga kemasyarakatan, dan pemberdayaan
kesejahteraan keluarga.
Sasaran penilaian lomba kelurahan tingkat Kota Pontianak untuk tahun 2013
adalah kelurahan-kelurahan juara 1 hasil penilaian tingkat kecamatan se Kota
Pontianak yang terdiri dari:
a. Kelurahan Sungai Jawi Kecamatan Pontianak Kota;
b. Kelurahan Benua Melayu Darat Kecamatan Pontianak Selatan;
c. Kelurahan Bangka Belitung Laut Kecamatan Pontianak Tenggara;
d. Kelurahan Parit Mayor Kecamatan Pontianak Timur;
e. Kelurahan Siantan Hilir Kecamatan Pontianak Utara;
f. Kelurahan Sungai Jawi Dalam Kecamatan Pontianak Barat.

Adapun hasil Pelaksanaan penilaian perlombaan kelurahan tingkat Kota Pontianak


tahun 2013 berdasarkan Keputusan Walikota Pontianak Nomor 155 Tahun 2013
tanggal 15 Februari 2013 berdasarkan nilai skor penilaian maka Kelurahan Sungai
Jawi Kecamatan Pontianak Kota sebagai pemenang dengan nilai tertinggi. Selain
itu Kelurahan Sungai Jawi Kecamatan Pontianak Kota juga mendapatkan nilai
tertinggi pada penilaian perlombaan kelurahan tingkat Provinsi Kalimantan Barat
sehingga terpilih mewakili Provinsi Kalimantan Barat pada penilaian perlombaan
kelurahan tingkat nasional yang pengumuman pemenangnya menjadi salah satu
kegiatan pada rangkaian kegiatan dalam rangka Upacara Detik-Detik Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka Tanggal 17 Agustus 2013.
Lurah Sungai Jawi beserta Ketua Tim Penggerak PKK Kelurahan Sungai Jawi turut
diundang pada saat upacara mewakili pemenang lomba kelurahan tingkat provinsi
Kalimantan Barat.
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja indikator ini diketahui target yang ditetapkan
adalah terpenuhinya 6 Profil Kelurahan yang memenuhi kriteria dalam Penilaian
Lomba Kelurahan, dan target tersebut dapat direalisasikan semuanya atau 100%.
Sedangkan berdasarkan hasil pengukuran kinerja indikator sasaran ini adalah
100% dari target 80%.

89

Persentase Partisipasi Aktif LSM/LPM Dalam Pembangunan Kelurahan

Indikator kinerja persentase partisipasi aktif LSM/LPM dalam pembangunan kelurahan


dicapai melalui berbagai bentuk pelatihan, pembinaan, dan fasilitasi yaitu pelatihan
penguatan kelembagaan swadaya masyarakat dan LPM, pembinaan Bulan Bhakti
Gotong Royong Masyarakat, dan fasilitasi Tim Penggerak PKK dalam rangka
pencanangan Hari Gerak PKK.

162

Hasil evaluasi dan analisis capaian indikator kinerja sasaran ini sebagai berikut:
a. Pelatihan Penguatan Kelembagaan Swadaya Masyarakat dan LPM ditujukan
pada 36 LPM yang berpartisipasi dalam pembangunan kelurahan. Ke 36 LPM
tersebut meliputi 7 LPM Kecamatan dan 29 LPM Kelurahan, dan 8 LPM Kota.
Dasar kegiatan ini adalah Surat Mendagri No. 414.5/1590/PMD tanggal 17
November 2003 perihal Penguatan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM).
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan peranan lembaga-lembaga swadaya
masyarakat dalam upaya terus meningkatnya partisipasi dan keswadayaan
masyarakat, kesadaran swadaya dan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan dan pemeliharaan sarana prasarana sangatlah penting. Fokus
pelatihan ini adalah untuk mengembangkan dan mendayagunakan LPM agar
keberadaannya serta kegiatannya bermanfaat bagi kepentingan masyarakat
karena LPM merupakan mitra pemerintah. Pelatihan ini menitikberatkan pada
peranan Lembaga Sosial Masyarakat dalam pembangunan masyarakat dan
penanganan masalah kesejahteraan sosial, tugas fungsi dan peranan LPM
dalam pembangunan masyarakat dan rencana pembangunan kota.
Dengan kegiatan ini diharapkan pembinaan penguatan kelembagaan swadaya
masyarakat dan LPM dapat meningkatkan frekuensi dan jumlah LPM yang aktif,
terjalin hubungan kerja LPM dengan pemerintah desa/kelurahan dalam
menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat dalam melaksanakan
pembangunan partisipatif dan berkelanjutan, dan hubungan kerja LPM dengan
lembaga atau organisasi kemasyarakatan lainnya RT/RW, Karang Taruna, PKK
dan Lainnya bersifat konsultatif dan koordinatif. Berdasarkan hasil pengukuran
kinerja kegiatan, diketahui target 36 LPM yang targetkan ikut berpartisipasi dalam
pembangunan kelurahan, realisasinya dapat dipenuhi semuanya atau 100%.
b. Pembinaan bulan bhakti gotong royong masyarakat merupakan agenda nasional
diperingati setiap tahun di setiap daerah dimulai dari tanggal 1 s.d. 31 Mei 2013
selama satu bulan yang dilaksanakan secara luas, terpadu, dan berkelanjutan
dalam rangka memberikan sosialisasi berbagai informasi dan kegiatan
pemberdayaan masyarakat bertempat di kelurahan atau rumah penduduk
dilingkungan RT/RW. Penyelenggaraan Kegiatan Bulan Bhakti Gotong Royong
Masyarakat X tahun 2013 dipusatkan di Kota Pontianak tepatnya di Kelurahan
Saigon Kecamatan Pontianak Timur pada tanggal 1 Mei 2013. Sasaran
pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari empat bidang dilakukan oleh SKPD selaku
Leading Sector maupun sebagai institusi terkait bekerja sama dengan
masyarakat. Adapun 4 (empat) bidang yang diselenggarakan dalam Pembinaan
Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat yaitu bidang kemasyarakatan, bidang
lingkungan hidup, bidang sosial dan bidang ekonomi.
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja kegiatan, diketahui dari 4 (empat) jumlah
bidang yang diselenggarakan pada pembinaan Bulan Bhakti Gotong Royong
Masyarakat (BBGRM). realisasinya dapat dipenuhi semuanya, yang meliputi
Bidang Kemasyarakatan, Bidang Lingkungan Hidup, Bidang Sosial dan Bidang
Ekonomi atau 100%.
c. Pelaksanaan fasilitasi tim penggerak PKK dalam rangka pencanangan hari
Gerak PKK yang merupakan upaya memfasilitasi Tim Penggerak PKK untuk ikut
serta dalam Kegiatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat dan Hari
Kesatuan Gerak PKK Nasional 2013 yang dilaksanakan di Kabupaten Banjar
Baru Propinsi Kalimantan Selatan. Kegiatan yang berskala nasional ini bertujuan
untuk mempromosikan produk unggulan dan khas daerah masing masing
sehingga produk tersebut dapat ditampilkan pada pameran dan dikutsertakan

163

pada lomba di kegiatan BBGRM dan HKG PKK Nasional tersebut. Adapun
produk unggulan kota Pontianak yang dibawa pada kegiatan tersebut kurang
lebih sebanyak 5 produk yaitu produk Olahan Lidah Buaya, Miniatur Tugu
Khatulistiwa, Kerajinan Olahan Limbah, Makanan Khas Kota Pontianak seperti
amplang ikan, kripik kladi, kripik ubi dan Kue Mereke sebagai produk Usaha kecil
dari UPPKS Kota Pontianak, dan kerajinan tangan yang berinovasi dari
pengerajin yang ada di Kota Pontianak, kain Tenun Khas Pontianak dan lain-lain.
Kegiatan ini diikuti seluruh Kab/Kota dan Propinsi se Indonesia yang merupakan
kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahun. Berdasarkan hasil pengukuran
kinerja kegiatan, diketahui dari 6 produk yang ditargetkan ditampilkan oleh PKK
pada KHG PKK Nasional realisasinya dapat dipenuhi semuanya atau 83%.

90

Jumlah Kelompok Lembaga Lansia Aktif Meningkat

Indikator kinerja jumlah kelompok lembaga lansia aktif meningkat dicapai melalui
pembinaan kelembagaan Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia)
untuk melihat jumlah kelompok Lansia yang berperan secara aktif.
Pembinaan kelembagaan Posyandu Lansia ditujukan untuk meningkatkan mutu
Sumber Daya Manusia agar dapat membangun dan menolong dirinya sendiri.
Pembinaan Posyandu bagi Lansia merupakan tanggung jawab bersama antara
Pemerintah dan Masyarakat yang memiliki peran sangat penting dan sebagai pos
pelayanan kesehatan untuk orang-orang lanjut usia, yang didukung oleh tenaga
kesehatan. Pelayanan kesehatan bagi Lansia ini perlu untuk ditumbuh kembangkan.
Pembinaan Kelembagaan Posyandu Lansia tahun 2013 ditujukan pada kelembagaan
Posyandu Lansia yang aktif di 6 (enam) kecamatan secara terpadu.
Pembinaan masyarakat kelompok Lansia pada masing-masing Posyandu tersebut
dilakukan oleh Ketua Posyandu Lansia Se Kota Pontianak dan Kasi
Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Se Kota Pontianak, yang diikuti oleh:
a. Posyandu Kecamatan Pontianak Kota 10 Orang;
b. Posyandu Kecamatan Pontianak Barat 10 Orang;
c. Posyandu Kecamatan Pontianak Selatan 12 Orang;
d. Posyandu Kecamatan Pontianak Tenggara 12 Orang;
e. Posyandu Kecamatan Pontianak Timur 14 Orang;
f. Posyandu Kecamatan Pontianak Utara 8 Orang;
g. Kasi Pemberdayaan Masyarakat kecamatan 6 Orang.
Berdasarkan capaian kinerja di atas, diketahui bahwa dari target jumlah kelompok
Lansia aktif di Posyandu yang dibina sebanyak 68 kelompok dapat direalisasikan
sebanyak 66 Kelompok atau 97%.
Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan
bahwa rata-rata capaian kinerja sasaran 32 adalah sebesar 94,5% atau termasuk
dalam interval x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat Berhasil.

Sasaran 33

164

Meningkatnya Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG)


Dalam Pengembangan Ekonomi Masyarakat

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis 12, yaitu Meningkatkan
kemandirian dan keberdayaan masyarakat dalam menunjang pembangunan ekonomi
daerah. Untuk mewujudkan sasaran ini dilaksanakan 1 (satu) program yaitu Program
Pemanfaatan Sumber Daya Alam. Total anggaran untuk program tersebut adalah
sebesar Rp.191.122.500,00 yang terealisir sebesar Rp.187.255.100,00 atau 97%.
Secara teknis, SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk mewujudkan
sasaran ini adalah Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Anak dan
Keluarga Berencana (BPMPAKB). Capaian sasaran strategis ini diukur melalui
pemenuhan 2 (dua) indikator kinerja kinerja utama, sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama
Target
91. Persentase jumlah usaha ekonomi mikro
80%
yang menerapkan TTG
92. Persentase tumbuhnya inovasi TTG
dalam setiap lomba cipta karya dan
80%
pagelaran TTG
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 33

Realisasi

72%

90

80%

100
95%

Capaian
Sangat
Berhasil
92.5

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja


utama sasaran tersebut sebagai berikut:

91

Persentase Jumlah Usaha Ekonomi Mikro Yang Menerapkan TTG

Indikator kinerja persentase jumlah usaha ekonomi mikro yang menerapkan


Teknologi Tepat Guna (TTG) dicapai melalui kegiatan lomba cipta karya TTG yang
diselenggarakan untuk melihat jumlah usaha ekonomi mikro yang berinovasi di
Kota Pontianak sehingga inovasi tersebut dapat digunakan di masyarakat maupun
dunia usaha rumah tangga dalam meningkatkan perekonomian keluarga.
Menurut database ada 82 usaha se Kota Pontianak yang melakukan inovasi di
antaranya salah satu TTG yang diikutsertakan dalam lomba cipta karya TTG
adalah pembuat organik produk asap cair, pengupas kulit nenas lengkap,
pengupas kulit pinang, alat penyaringan air bersih, pengisi tower air automatis
dengan rangkaian sensor elektronik, mesin pengering ikan dengan sinar matahari
atau pembakaran secara manual, mesin pengupas kulit kelapa, mesin pembersih
galon air, dan mesin pencacah ubi.
Lomba TTG yang diselenggarakan tahun 2013 diikuti sebanyak 23 peserta.
Berdasarkan capaian kinerja di atas, diketahui bahwa dari target jumlah jenis
usaha yang mengikuti Lomba Cipta Karya TTG sebanyak 25 peserta dapat
direalisasikan sebanyak 23 peserta atau 97%.

92

Persentase Tumbuhnya Inovasi TTG Dalam Setiap Lomba Cipta Karya


dan Pagelaran TTG

Indikator kinerja persentase tumbuhnya inovasi Teknologi Tepat Guna (TTG) dalam
setiap lomba cipta karya dan pagelaran TTG dicapai dari pelaksanaan keikutsertaan
jumlah usaha ekonomi yang ditampilkan pada pagelaan TTG Nasional.

165

Pagelaran TTG Nasional merupakan kegiatan nasional yang diikuti seluruh


Propinsi dan Kab/Kota yang ada di Indonesia. Setelah melewati proses lomba
Cipta Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat Kota Pontianak kemudian Tingkat
Propinsi, hasil tersebut akan dilombakan pada Pagelaran TTG Nasional yang telah
dilaksanakan di Padang Provinsi Sumatera Barat. Peserta yang diikut sertakan
pada pagelaran tersebut sebanyak 12 peserta.

Adapun capaian pelaksanaan kegiatan Pagelaran TTG Nasional tahun 2013 yang
diikuti Kota Pontianak beserta Kab/Kota yang ada di Propinsi Kalimantan Barat ikut
serta pada Pagelaran teknologi Tepat Guna tersebut, selain menampilkan Produk
TTG juga ditampilkan beberapa produk khas Kalimantan Barat. Berdasarkan capaian
kinerja di atas, diketahui bahwa dari target jumlah peserta yang mengikuti
pagelaran TTG Nasional sebanyak 12 Peserta dapat direalisasikan sebanyak 12
peserta atau 100%.
Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan
bahwa rata-rata capaian kinerja sasaran 33 adalah sebesar 95% atau termasuk
dalam interval x > 85, dengan nilai mean: 92.5 dalam kategori Sangat Berhasil.
Sasaran 34

Meningkatnya Kualitas Hidup Masyarakat Melalui Pemberdayaan Masyarakat Tidak Mampu

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis 12, yaitu Meningkatkan
kemandirian dan keberdayaan masyarakat dalam menunjang pembangunan ekonomi
daerah. Untuk mewujudkan sasaran ini dilaksanakan 1 (satu) program yaitu Program
Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Kelurahan. Total
anggaran untuk program tersebut adalah sebesar Rp 252.777.500,00 yang terealisir
sebesar Rp 252.297.500,00 atau 99%. Secara teknis, SKPD yang mempunyai tugas
pokok dan fungsi untuk mewujudkan sasaran ini adalah Badan Pemberdayaan
Masyarakat, Perempuan, Anak dan Keluarga Berencana (BPMPAKB). Capaian
sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan 1 (dua) indikator kinerja kinerja
utama, sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama
93. Persentase usaha mikro dan home
industry yang memiliki keterampilan

Target

Realisasi

Capaian

80%

72%

90

Sangat
Berhasil

90

92.5

Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 34

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja


utama sasaran tersebut sebagai berikut:

93

Persentase Usaha
Keterampilan

Mikro

dan

Home

Industry

Yang

Memiliki

Indikator kinerja persentase usaha mikro dan home industry yang memiliki
keterampilan dicapai melalui pembinaan usaha ekonomi masyarakat dan pelatihan
reparasi HP bagi kelompok masyarakat pelaku usaha ekonomi mikro kurang
mampu.Pembinaan usaha ekonomi masyarakat diarahkan pada terpenuhinya
jumlah kelompok usaha masyarakat ekonomi kurang mampu yang dibina. Jumlah
usaha ekonomi masyarakat kurang mampu menurut database sebanyak 516 se
Kota Pontianak. Namun pada tahun 2013 BPMPAKB Kota Pontianak hanya
menargetkan untuk membina 60 orang dengan realisasi 50 orang atau 83%.

166

Sedangkan jumlah penjual kantin sekolah yang dilatih keterampilan membuat


makanan higienis yang ditargetkan kepada 25 orang dengan realisasi 20 orang atau
80%.
Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan
bahwa rata-rata capaian kinerja sasaran 34 adalah sebesar 90% atau termasuk
dalam interval > 85, dengan nilai mean: 92.5 dalam kategori Sangat Berhasil.
Sasaran 35

Berkurangnya Angka Pengangguran

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis 13, yaitu Berkurangnya
angka pengangguran melalui peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja serta
peluasan kesempatan kerja. Untuk mewujudkan sasaran ini dilaksanakan 1 (satu)
program yaitu Program Peningkatan Kesempatan Kerja dan Program Peningkatan
Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja. Total anggaran untuk program tersebut
adalah sebesar Rp.255.450.000,00 yang terealisir sebesar Rp.247.450.000,00 atau
96,87%. Secara teknis, SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk
mewujudkan sasaran ini adalah Dinas Sosial dan Tenaga Kerja. Capaian sasaran
strategis ini diukur melalui pemenuhan 4 (empat) indikator kinerja kinerja utama,
sebagai berikut:
94.
95.
96.
97.

Indikator Kinerja Utama


Target
Persentase pertumbuhan angkatan kerja
75%
Persentase angkatan kerja usia 15 tahun ke atas
75%
Persentase pencari kerja yang terserap di berbagai lapangan usaha industri, jasa, perdagangan,
75%
pertanian, dan kerajinan rumah tangga
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan
75%
pelatihan di bidang kewirausahaan
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 35

Realisasi
100%
100%

%
133
133

100%

133

50%

67
117%

Capaian

Sangat
Berhasil

92.5

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja


utama sasaran tersebut sebagai berikut:

94

Persentase Pertumbuhan Angkatan Kerja

Indikator kinerja
persentase pertumbuhan angkatan kerja diperoleh melalui
penyusunan informasi bursa tenaga kerja (IPK) dan pelaksanaan bursa tenaga kerja
(Job Fair). Informasi bursa tenaga kerja yang disediakan berjumlah 12 dokumen.
Penyusunan informasi pasar kerja di tahun 2013 berupa monitoring penempatan
tenaga kerja berdasarkan tingkat pendidikan umur, jenis kelamin, dan jenis lowongan
pekerjaan yang tersedia, hal ini di monitoring melalui penerbitan AK.1. yaitu pada
tahun 2012 sebanyak 966 orang pencari kerja yang mendaftar dan mencari
lowongan pekerjaan yang difasilitasi oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja.
Sedangkan pelaksanaan Bursa Tenaga Kerja diadakan sekali dalam setahun.
Berdasarkan data statistik tahun 2011, pertumbuhan angkatan kerja di Kota
Pontianak meningkat sebesar 67,87% dari target yang ditetapkan 50% dengan
angka dari 239.183 pada tahun 2009 menjadi 250.301 pada tahun 2011. Dengan
demikian target yang ditetapkan pada tahun 2011 terealisir 135.74%, atau dengan
kategori sangat berhasil.

95

167

Persentase Angkatan Kerja Usia 15 Tahun Ke Atas

Indikator kinerja persentase angkatan kerja usia 15 tahun ke atas dicapai melalui
penyusunan iInformasi Pasar Kerja (IPK) dan pelaksanaan Bursa tenaga Kerja (Job
Fair). Data angkatan kerja usia 15 tahun ke atas diperoleh melalui Data Statistik
Pontianak Dalam Angka yang diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) Kota
Pontianak Tahun 2013. Berdasarkan data statistik tahun 2013, penduduk Kota
Pontianak usia 15 tahun ke atas yang tergolong angkatan kerja mengalami
peningkatan sebesar 100.84%, dengan perbandingan pada tahun 2010 berjumlah
388.590, sedangkan realisasinya pada tahun 2011 berjumlah 391.878%.
Berikut perbandingan penduduk berumur 15 tahun ke atas menurut jenis kegiatan
utama di Kota Pontianak, dari tahun 2009-2012.
No.
I.

Jenis Kegiatan Utama


Angkatan Kerja
1. Bekerja
2. Pengangguran
II.
Bukan Angkatan Kerja (Sekolah,
Mengurus Rumah Tangga dan Lainnya
Jumlah
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

2009

2010

2011

216.746
22.437
149.407

240.576
20.316
136.738

232.118
18.183
141.577

388.590
61.55

397.630
65.61

391.878
63.87

2012
Data
updating
belum
tersedia

Berdasarkan data di atas, jumlah penduduk usia produktif di kota Pontianak pada
tahun 2010 mengalami kenailan jika dibanding 2009, tetapi turun pada tahun 2011.
Hal ini berbanding lurus dengan jumlah angkatan kerjanya. Jika dilihat dari tingkat
pengangguran yang ada dari tahun 2009 sampai tahun 2011 terus mengalami
penurunan dan angkanya masih divbawah 10%. Artinya persentase angkatan kerja
yang bekerja (bukan pengangguran) masih diatas 90%. Dengan demikian target
tercapai 100.84% atau dengan kategori sangat berhasil.

96

Persentase Pencari Kerja Yang Terserap Di Berbagai Lapangan Usaha


Industri, Jasa, Perdagangan, Pertanian, Dan Kerajinan Rumah Tangga

Indikator kinerja persentase pencari kerja yang terserap di berbagai lapangan usaha
industri, jasa, perdagangan, pertanian, dan kerajinan rumah tangga dicapai melalui
pelaksanaan penyusunan informasi pasar kerja (IPK) dan pelaksanaan bursa tenaga
kerja (Job Fair). Berdasarkan data BPS Kota Pontianak Tahun 2013, diketahui pencari
kerja yang terserap di berbagai lapangan usaha industri, jasa, perdagangan,
pertanian, dan kerajinan rumah tangga adalah sebagai berikut:

Lapangan Usaha
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri
Konstruksi
Listrik, Gas, dan Air Minum
Perdagangan, Perhotelan, Restoran
dan Rumah Makan
Angkutan
Jasa- jasa
Jasa dan Lainnya
2011

Jumlah
Perusahaan
17
2
20
10
1
170
15
50
42
327

WNI
Lk
Pr
129
80
10
7
624
708
220
92
27
7
4.487
2.311

Lk
0
0
11
0
0
10

WNA
Pr
0
0
0
0
0
5

372
1.408
2.421
9.698

3
0
3
27

0
0
1
6

112
2.165
886
6.368

Jumlah
209
17
1.343
312
34
6.813
487
3.573
3.311
16.099

2010
2009

866
304

15.363
7.598

9.015
3.841

22
18

0
2

168

25.266
11.459

Sumber : BPS Kota Pontianak, Kota Pontianak Dalam Angka 2012

Dari data di atas tampak bahwa Perdagangan,Perhotelan, Restoran dan Rumah


Makan adalah jenis lapangan usaha yang menyerap tenaga kerja dengan jumlah
terbanyak yaitu 6.813 orang, disusul jasa-jasa, kemudian jasa dan lainnya, baru
industri dan seterusnya. Dari data tersebut di atas juga tampak bahwa untuk
hampir disemua jenis lapangan usaha mayoritas tenaga kerja yang diserap adalah
laki-laki untuk jenis lapangan usaha industri dan jasa

97

Persentase Besaran Tenaga Kerja Yang Mendapatkan Pelatihan Di


Bidang Kewirausahaan

Indikator kinerja persentase besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan di


bidang kewirausahaan ditempuh melalui pelaksanaan pelatihan keterampilan
pencari kerja. Adapun jumlah tenaga yang dilatih pada tahun 2013 ditargetkan
pada anak putus sekolah sebanyak 30 orang dan realisasi sebanyak 15 orang
(50%). Pelatihan ini ditujukan kepada anak putus sekolah dan pencaker usia kerja
yang belum mendapatkan pekerjaan karena tidak memiliki keterampilan, sehingga
setelah dibina dan dilatih sehingga mereka dapat mencari pekerjaan ataupun
membuka usaha sendiri berupa keterampilan.
Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan
bahwa rata-rata capaian kinerja sasaran 35 adalah sebesar 117% atau termasuk
dalam interval x > 85, dengan nilai mean: 92.5 dalam kategori Sangat Berhasil.

Sasaran 36

Meningkatnya Pengawasan Ketenagakerjaan dan Perlindungan


Hukum Terhadap Perselisihan Hubungan Industrial

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis 13, yaitu Berkurangnya
angka pengangguran melalui peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja serta
peluasan kesempatan kerja. Untuk mewujudkan sasaran ini dilaksanakan 1 (satu)
program yaitu Program Perlindungan Ketenagakerjaan dan Pengembangan
Lembaga Ketenagakerjaan dan Program Perlindungan dan Penegakan Norma
Hukum Ketenagakerjaan. Total anggaran untuk program tersebut adalah sebesar
Rp.480.130.000,00 yang terealisir sebesar Rp.405.774.000,00 atau 99,42%. Secara
teknis, SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk mewujudkan sasaran
ini adalah Dinas Sosial dan Tenaga Kerja. Capaian sasaran strategis ini diukur
melalui pemenuhan 2 (dua) indikator kinerja kinerja utama, sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama
Target
98. Meningkatnya jumlah kasus perselisihan
75%
tenaga kerja yang dapat diselesaikan
99. Tersedianya kebijakan di bidang
kesejahteraan pekerja/buruh (UMR dan
75%
program Jamsostek)
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 36

Realisasi

100%

133

88%

117
125

Capaian
Sangat
Berhasil
92.5

169

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja


utama sasaran tersebut sebagai berikut:

98

Meningkatnya Jumlah Kasus Perselisihan Tenaga Kerja Yang Dapat


Diselesaikan

Indikator kinerja meningkatnya jumlah kasus perselisihan tenaga kerja yang dapat
diselesaikan dicapai melalui pelaksanaan fasilitasi penyelesaian perselisihan
hubungan industrial, pembahasan dan penyusunan serta sosialisasi standar upah
minimum Kota Pontianak, pembinaan sarana hubungan industrial, dan
penyebarluasan informasi bahaya narkoba/HIV bagi pekerja/buruh.
Adapun capaian kinerja jumlah kasus perselisihan tenaga kerja yang dapat
diselesaikan pada tahun 2013 adalah sebagai berikut:
a. Proses penyelesaian PHI/PHK diperoleh melalui fasilitasi penyelesaian prosedur
penyelesaian hubungan industrial. Hasil yang dicapai berupa penyelesaian kasus
PHI/PHK dengan target sebanyak 40 kasus dan tertangani sebanyak 40 kasus
(100%) dalam hubungan industrial adalah sangat penting yaitu agar selalu
tercipta
keharmonisan dalam bekerja di perusahaan sehingga dapat
meminimalisir jumlah Pemutusan Hubungan Kerja di perusahaan.
b. Surat Keputusan Gubernur tentang Upah Minimum Kota Pontianak dicapai
melalui pembahasan dan penyusunan upah minimum untuk tahun 2013
sebanyak satu kali Penetapan (100%). Upah merupakan sesuatu yang sangat di
butuhkan dan harapkan oleh pekerja. Pemerintah Kota Pontianak melalui Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja memfasilitasi Dewan Pengupahan Kota Pontianak
untuk membahas upah minimum tahun 2014 sehingga untuk tahun 2014 Upah
Minimum Kota Pontianak adalah sebesar Rp.1.425.000,00 dari sebelumnya
pada tahun 2013 hanya sebesar Rp.1.165.000,00. Dalam penentuan Upah
Minimum Kota Pontianak Dinas Sosial dan Tenaga Kerja tidak mencampuri
masalah penentuannya karena ini di tetapkan secara bersama oleh Pengusaha,
wakil pekerja dan Tenaga Ahli yang termasuk dalam dewan pengupahan.
c. Pembinaan hubungan industrial kepada perusahaan dicapai melalui
pembahasan dan penyusunan upah minimum. Pembinaan sarana hubungan
industrial menargetkan 2 kali kegiatan sosialisasi pembinaan sarana hubungan
industrial dan terealisir 2 kali kegiatan (100%). Dalam pembinaan sarana
hubungan industrial ini yang ingin dicapai adalah keharmonisan antara pekerja
dan pengusaha sehingga selalu terjalin kerjasama dan komunikasi yang baik, jika
terjadi kerjasama yang baik maka permasalahan yang terdapat dalam hubungan
pekerjaan dapat di minimalisir sehingga tidak akan banyak terjadi kasus
perselisihan hubungan industrial.
d. Fasilitasi Lembaga Kerjadama Tripatrit
Terlaksananya rapat LKS Tripatrit sebanyak 4 kali dari target 4 kali pertemuan.

99

Tersedianya Kebijakan Di Bidang Kesejahteraan Pekerja/Buruh (UMR


dan Program Jamsostek)

Indikator persentase tersedianya kebijakan di bidang kesejahteraan pekerja/buruh


(UMK dan program Jamsostek) dicapai melalui pelaksanaan pengawasan dan
penegakan hukum ketenagakerjaan, pendataan dan pemetaan pekerjaan terburuk
anak, penegakan norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), pembinaan
teknisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3), pendataan dan pemetaan

170

pengawasan status kerawanan ketenagakerjaan, penyelesaian prosedur


penetapan hak normatif pekerja, dan sosialisasi berbagai peraturan perundangundangan ketenagakerjaan.

Hasil evaluasi dan analisis capaian kinerja indikator sasaran ini pada tahun 2013
adalah sebagai berikut:
a. Jumlah kasus yang ditangani dalam penegakan hukum ketenagakerjaan
diarahkan untuk mencapai target terlaksananya pengawasan dan penegakan
hukum ketenagakerjaan 3 kasus dari target 9 Kasus (33,33%). Adapun 3 kasus
dalam penegakan hukum ini meliputi 1 kasus dapat dibina oleh Pegawai
pengawas ketenagakerjaan dan 1 kasus
telah disidangkan dan sudah
mendapat putusan dari Pengadilan Negeri yaitu mengenai kasus tidak di
bayarkannya Jamsostek oleh pengusaha dan pengusaha tersebut dijatuhi
hukuman percobaan selama delapan belas bulan.
b. Jumlah pendataan dan pemetaan pekerja terburuk anak pada perusahaan.
Kegiatan ini dilakukan pada 20 perusahaan dari target 20 Perusahaan (100%).
Pendataan ini ditujukan kepada pekerja anak di perusahaan dan setelah di data
pada 20 perusahaan yang rawan tidak ditemukan pekerja anak terburuk seperti
dalam kriteria Undang-undang Ketenagakerjaan.
c. Penegakan norma keselamatan dan kesehatan kerja pada perusahaan yang ikut
berpartisipasi dalam penegakan norma keselamatan dan kesehatan kerja
sebanyak 20 Perusahaan dari target sebanyak 20 perusahaan (100%).
Pendataan ini di maksudkan sebagai monitoring kepada perusahaan yang
menerapkan K3 di perusahaannya.
d. Pembinaan teknisi keselamatan dan kesehatankerja (K3) di perusahaan
menargetkan teknisi K3 di 20 perusahaan dan terealisir 100%. Pembinaan
terhadap teknisi peralatan keselamatan dan Kesehatan kerja di perusahaan
berupa pemberian materi mengenai cara-cara penggunaan peralatan K3.
e. Pendataan dan pemetaan status kerawanan ketenagakerjaan pada sejumlah
perusahaan dilakukan pada 50 perusahaan dari target 100 Perusahaan (50%).
Pendataan mengenai status kerawanan perusahaan yang melanggar hukum di
Kota Pontianak ditujukan kepada 100 perusahaan yang berada di Kota
Pontianak.
f. Jumlah penyelesaian kasus prosedur penetapan hak normatif pekerja yang
ditangani sebanyak 7 kasus dari target 9 kasus (78%). Penyelesaian prosedur
penetapan hak normatif pekerja berupa penetapan kekurangan upah, lembur
dan hak-hak pekerja lainnya seperti Jamsostek.
g. Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Ketenagakerjaan kepada tenaga
kerja ditujukan kepada 60 pekerja dengan target sebanyak 60 Pekerja (100%).
Sosialisasi ini dilakukan untuk menekan pelanggaran peraturan ketenagakerjaan
melalui penyebaran brosur serta pamflet kepada pekerja maupun pengusaha
serta mekanisme pengaduan tenaga kerja jika terjadi pelanggaran baik itu oleh
pekerja maupun pengusaha.
Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan
bahwa rata-rata capaian kinerja sasaran 36 adalah sebesar 125% atau termasuk
dalam interval x > 85, dengan nilai mean: 92.5 dalam kategori Sangat Berhasil.

171
Sasaran 37

Meningkatnya Apresiasi Seni dan Budaya Daerah

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis 14, yaitu Meningkatkan
peran pariwisata dan pelestarian serta pengembangan nilai-nilai kebudayaan daerah
untuk menunjang perekonomian daerah. Untuk mewujudkan sasaran ini
dilaksanakan 2 (dua) program yaitu Program Pengelolaan Keragaman Budaya dan
Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya dengan
alokasi anggaran sebesar Rp.631.176.250,00 yang terealisir sebesar
Rp.602.855.500,00 atau 95,52%. Secara teknis, SKPD yang mempunyai tugas
pokok dan fungsi untuk mewujudkan sasaran ini adalah Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata. Capaian sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan 2 (dua) indikator
kinerja kinerja utama, sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama
100. Persentase meningkatnya partisipasi
dan apresiasi masyarakat akan
pagelaran seni dan budaya daerah
101. Jumlah Karya Budaya yang
diaktualisasikan kembali oleh
masyarakat
102. Jumlah benda, situs, dan kawasan
cagar budaya yang dilestarikan

Target

Realisasi

155
peserta

117
peserta

75,48

6 karya

4 karya

66,67

2 benda
dan
kawasan
yang
dilestarikan

100

2 benda
dan
kawasan
yang
dilestarikan
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 37

80,72

Capaian

Berhasil

77,5

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja


utama sasaran tersebut sebagai berikut:

100

Persentase Meningkatnya Partisipasi dan Apresiasi Masyarakat Akan


Pagelaran Seni dan Budaya Daerah

Indikator kinerja persentase meningkatnya partisipasi dan apresiasi masyarakat akan


pagelaran seni dan budaya daerah dicapai melalui pelaksanaan festival tarian melayu
Fasilitasi penyelenggaraan gawai dayak, fasilitasi penyelenggaraan Cap Go Meh,
Gebyar malam pergantian tahun, festival seni budaya melayu (FSBM) XVII,
penyelenggaraan pemilihan bujang dan dare Kota Pontianak, pemilihan Lanceng
Praben, pembinaan Bujang Dare, permainan rakyat meriam karbit, layang-layang,
sampan, fasilitasi International Borneo Sumpit Tournament (IBOST), dan
pembinaan dewan kesenian pengelolaan karya cetak dan karya rekam.
No
I.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Indikator Kinerja
Pengelolaan Keragaman Budaya
Festival tarian melayu
Fasilitasi penyelenggaraan gawai dayak
Fasilitasi penyelenggaraan Cap Go Meh
Gebyar malam pergantian tahun
Festival seni budaya melayu (FSBM) XVII
Penyelenggaraan pemilihan bujang dan
dare kota pontianak
Permainan rakyat meriam karbit
Permainan rakyat layang-layang

Target

Realisasi

Persentase

25 peserta
10 kegiatan
4 kegiatan
1 kegiatan
14 kegiatan
45 peserta

15 peserta
7 kegiatan
4 kegiatan
1 kegiatan
14 kegiatan
30 peserta

60%
70%
100%
100%
100%
66,67%

51 group
50 group

38 group
32 group

74,50%
64%

9.
10
11.
12.
13.
14.
II.
15.
16.
17.
18.
19.

Permainan rakyat sampan


Fasilitasi International Borneo Sumpit
Tournament (IBOST)
Festival Seni Budaya Hadrah
Festival Seni Budaya bernuansa Islami
Keriang Bandong
Festival Seni Budaya Nasyid
Festival Seni Budaya Qasidah
Pengembangan Kerjasama Pengelolaan
Kekayaan Budaya
Fasilitasi Penyelenggaraan FBBK
Pembinaan dewan kesenian pengelolaan
karya cetak dan karya rekam
Fasilitasi kegiatan robo-robo
Pengadaan peralatan musik
Monitoring
dan
evaluasi
sanggar
peredaran film

172

14 Kab/Kota
-

14 Kab/Kota
-

100%
0%

20 peserta
9 kelompok

16 peserta
6 kelompok

80%
66,67%

20 peserta
25 peserta

13 peserta
21 peserta

65%
84%

11 kegiatan
18 sanggar

11 kegiatan
7 sanggar

100%
39%

4 lokasi
1 paket

3 lokasi
1 paket

0%
75%
100%

Berdasarkan capaian indikator kinerja sasaran di atas, diketahui pada tahun 2013,
persentase meningkatnya partisipasi dan apresiasi masyarakat akan pagelaran seni
dan budaya daerah mencapai 70,78%.

101

Jumlah Karya Budaya yang diaktualisasikan kembali oleh masyarakat

Indikator Kinerja Jumlah Karya Budaya yang diaktualisasikan kembali oleh


masyarakat dicapai melalui program pengelolaan keragaman budaya dengan
target 6 karya dan realisasi 4 karya atau 66,67%.

102

Jumlah Benda, Situs, dan Kawasan Cagar Budaya Yang Dilestarikan

Indikator kinerja jumlah benda, situs, dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan
dicapai melalui pemeliharaan rutin dan revitalisasi terhadap beberapa cagar budaya
yang ada di Kota Pontianak, seperti tugu Khatulistiwa (Equator Monument), Keraton
Kadriah, dan Mesjid Jami serta situs-situs bersejarah lainnya. Menurut UndangUndang No. 5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya (Pasal 1), situs adalah
lokasi yang mengandung atau diduga mengandung benda cagar budaya termasuk
lingkungannya yang diperlukan bagi pengamanannya. Dilihat dari konteks
zamannya, situs dimaksud terdiri atas situs purbakala dan situs sejarah.
Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Barat
pada tahun 2010 (http://lanskapbudaya.blogspot.com/2012/06/daftar-cagar-budayakota-pontianak.html) terdapat 14 situs atau benda cagar budaya di Kota Pontianak,
yaitu:
1. Istana Kadriah Keraton Kesultanan Pontianak yang berlokasi di Kelurahan Dalam
Bugis Kecamatan Pontianak Timur;
2. Masjid Sultan Abdurahman Alkadrie Rumah Ibadah Kesultanan Pontianak yang
terletak di depan Istana Kadriah Keraton Kesultanan Pontianak;
3. Komplek Makam Batulayang Kesultanan Makam Kesultanan Pontianak yang
terletak di Kelurahan Batulayang Kecamatan Pontianak Utara;
4. Tugu Khatulistiwa, Tugu Kolonial Belanda yang berlokasi di Kelurahan
Batulayang Kecamatan Pontianak Utara;
5. Masjid Baitan Nur Rumah Ibadah Kesultanan Pontianak yang terletak di
Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur;

173

6. SDN 46 (sekarang SDN 14) Sekolah Kolonial Belanda, yang terletak di Jl. Tamar
Kelurahan Tengah Kecamatan Pontianak Kota;
7. Bekas Gedung PBI Bangunan Kemerdekaan/NICA tahun 1945 yang terletak di
Jl. Zainuddin Kelurahan Tengah Kecamatan Pontianak Kota, sekarang Gedung
Pramuka Kec. Pontianak Kota Kwarcab Pontianak;
8. Kelenteng/Vihara Bodhisatva Karaniyah Metta Rumah Ibadah tahun 1689 M
Komplek Pasar Kapuas Indah Kota Pontianak Kel. Darat Sekip Kec. Pontianak
Kota;
9. Gereja Katedral Rumah Ibadah Kolonial Belanda tahun 1909 yang terletak di Jl.
Pattimura Kelurahan Darat Sekip Kecamatan Pontianak Kota;
10. Kantor Pos Bangunan Kolonial Belanda tahun 1937, yang terletak di Jl. Rahadi
Usman, samping Kantor Walikota Pontianak;
11. Lapangan Keboen Sajoek (PSP) Situs Kemerdekaan tahun 1945-1950 yang
digunakan oleh pejuang untuk rapat akbar menentang DIKB. PSP ini terletak di
Jl. AR. Hakim Kota Pontianak Kelurahan Tengah Kecamatan Pontianak Kota;
12. Sumur Bor Situs/Mesin Kolonial Belanda tahun 1930 Kantor Camat Kota
Pontianak, Pontianak Kota Jl. Pangeran Natakusuma;
13. Pelabuhan Teng Seng Hie Situs Abad 18-19 M yang terletak di Jl. Sultan
Muhammad Kota Pontianak Pelabuhan Rakyat I Kelurahan Benua Melayu Laut
Kecamatan Pontianak Selatan;
14. Bekas Komplek Kantor Residen Bangunan abad 20 M yang terletak di Jl.
Zainuddin Kelurahan Tengah kecamatan Pontianak Kota, sekarang Kantor
BAPPEDA Kota Pontianak.

Cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa yang penting artinya bagi
pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan baik
di masa kini maupun masa yang akan datang. Dengan demikian, situs cagar budaya
perlu dilindungi dan dilestarikan demi pemupukan kesadaran jati diri bangsa dan
kepentingan nasional. Sebagai kekayaan budaya bangsa, benda cagar budaya
dapat dimanfaatkan untuk kepentingan agama, sosial, pariwisata, pendidikan, ilmu
pengetahuan, dan kebudayaan.
Pemerintah Kota Pontianak melalui program revitalisasi obyek wisata, telah
melakukan Pemeliharaan Rutin Tugu Khatulistiwa Kota Pontianak, diarahkan untuk
penataan tugu agar lebih baik sehingga dapat menarik wisatawan untuk berkunjung
ke Tugu Khatulistiwa sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke tugu
khatulistiwa. Kegiatan ini meliputi Pemeliharaan untuk Taman dan Pemeliharaan
untuk bangunan Tugu Khatulistiwa seperti pengecetan pagar hingga bangunan.
Selain itu, di area Tugu Khatulistiwa juga dilakukan pembangunan Tribun, yang
diarahkan untuk penataan di kawasan tugu Khatulistiwa agar lebih baik agar dapat
menarik wisatawan untuk berkunjung ke Tugu Khatulistiwa sehingga dapat
meningkatkan kunjungan wisatawan ke Tugu Khatulistiwa. Untuk menampilkan
pagelaran seni sudah ada tempat khusus dan untuk acara seremonial memperingati
hari tanpa bayang yang lebih dikenal dengan titik kulminasi dapat lebih baik.
Dari sejumlah situs cagar budaya yang ada di Kota Pontianak yang berhasil
dilestarikan melalui program revitalisasi obyek wisata adalah pemeliharaan rutin tugu
khatulistiwa dan pembangunan tribun di kawasan tugu khatulistiwa. Capaian
kinerjanya masing-masing 100% sesuai dengan target yang ingin dicapai pada tahun
2013. Beberapa situs cagar budaya hingga tahun 2013 belum sepenuhnya dapat
dilestarikan melalui program revitalisasi, selain karena keterbatasan anggaran, juga
masih rendahnya dukungan masyarakat di kawasan tersebut untuk ikut
bertanggungjawab dalam memelihara kelestarian cagar budaya yang ada.

174

Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan


bahwa rata-rata capaian kinerja sasaran 37 adalah sebesar 80,72% atau termasuk
dalam interval 70 < x < 85, dengan nilai mean: 77,5 dalam kategori Berhasil.

Sasaran 38

Meningkatnya Kualitas Pariwisata Dengan Memanfaatkan


Potensi Daerah

Sasaran ini diarahkan untuk mewujudkan tujuan strategis14, yaitu Meningkatkan


peran pariwisata dan pelestarian serta pengembangan nilai-nilai kebudayaan daerah
untuk menunjang perekonomian daerah. Untuk mewujudkan sasaran ini
dilaksanakan 2 (dua) program yaitu Program Kemitraan dan Program
Pengembangan Destinasi Pariwisata. Anggaran yang dialokasikan untuk kedua
program tersebut adalah sebesar Rp.1.318.359.200,00 yang terealisir sebesar
Rp.1.026.440.200,00 atau 77,86%. Secara teknis, SKPD yang mempunyai tugas
pokok dan fungsi untuk mewujudkan sasaran ini adalah Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata. Capaian sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan 2 (dua) indikator
kinerja kinerja utama, sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama
Target
103. Persentase peningkatan jumlah
518.420
kunjungan wisatawan domestik
pengunjung
104. Persentase peningkatan jumlah
59.316
kunjungan wisatawan manca negara
pengunjung
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 38

Realisasi
503.529
pengunjung
34.408
pengunjung

%
97,13%
58%
92,66%

Capaian
Sangat
Berhasil
92.5

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja


utama sasaran tersebut sebagai berikut:

103

Persentase Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan Domestik

Indikator kinerja persentase peningkatan jumlah kunjungan wisatawan domestik


dicapai melalui pelaksanaan pengadaan dan pendistribusian bahan promosi
pariwisata, penyelenggaraan pesona kulminasi matahari bulan Maret dan peragaan
busana daerah, kegiatan ini dilaksanakan dengan harapan kegiatan promosi
pontensi wisata daerah gelar budaya dan pembuatan informasi pariwisata kota
pontianak, dan pelaksanaan wisata kuliner.
Untuk mendukung program pengembangan pemasaran pariwisata pada Tahun
2013 dilaksanakan kegiatan antara lain:
1) Penyusunan dan pemutahiran data usaha pariwisata;
2) Monitoring dan Evaluasi Usaha Pariwisata (BINWASDAL);
3) Kampanye Sadar Wisata dan Penyuluhan Sapta Pesona;
4) Pelatihan Usaha Pariwisata;
5) Pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis);
6) Pendataan Sub Sektor Ekonomi Kreatif.
Berdasarkan data kunjungan wisatawan domestik/nusantara pada tahun 2013
jumlah kunjungan wisatawan nusantara di Kota Pontianak mencapai 34.408 orang.

175

104

Persentase Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan Manca Negara

Indikator kinerja persentase peningkatan jumlah kunjungan wisatawan manca negara


dicapai melalui pelaksanaan program pengembangan pemasaran pariwisata,
program pengembangan kemitraan dan program revitalisasi objek wisata Kota
Pontianak.
Beberapa kegiatan di atas dilakukan dalam upaya meningkatkan kunjungan
wisatawan domestik/nusantara yang disebutkan di atas yang juga ditujukan untuk
kunjungan wisatawan manca negara di Kota Pontianak, beberapa kegiatan lain yang
lebih intensif diarahkan untuk meningkatkan kunjungan mancanegara yang
dilakukan pada tahun 2013, antara lain:
1. Pengadaan dan Pendistribusian Bahan Promosi Pariwisata;
2. Mengikuti dan menyelenggarakan promosi pariwisata dalam dan luar negeri
3. Penyelenggaraan pesona kulminasi matahari.
Berdasarkan data kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2013 diketahui
jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di Kota Pontianak pada tahun 2013
mencapai 503.529 orang.
Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan
bahwa rata-rata capaian kinerja sasaran 38 adalah sebesar 92,68% atau termasuk
dalam interval x > 85, dengan nilai mean: 92.5 dalam kategori Sangat Berhasil.
Sasaran
39

Meningkatnya Partisipasi Anggota Masyarakat, Umat Beragama dan Organisasi Kemasyarakatan Dalam Mendukung
Pembangunan Daerah

Sasaran strategis ini merupakan penjabaran dari tujuan strategis 15, yaitu
Terwujudnya masyarakat yang aman, tertib, harmonis dan demokratis dalam
mendukung terciptanya situasi dan kondisi yang kondusif. Untuk mewujudkan
sasaran strategis ini dilaksanakan program Pembinaan Kesatuan Bangsa,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp.460.427.850.00, yang terealisir sebesar
Rp.319.977.000,00 atau 69,50%. Secara teknis, SKPD yang mempunyai tugas
pokok dan fungsi untuk mewujudkan sasaran ini adalah adalah Kantor Kesatuan
Bangsa dan Sosial Politik. Sasaran strategis ini diarahkan untuk memenuhi target
kinerja utama, sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama

Target

105. Persentase tingkat partisipasi/aktivitas


anggota masyarakat, tokoh agama dan ormas
100%
dalam mewujudkan kehidupan masyarakat
yang harmonis
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 39

Realisasi

Capaian

100%

100

Sangat
Berhasl

100%

92.5

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:

176

105

Persentase Tingkat Partisipasi/Aktivitas Anggota Masyarakat, Tokoh


Agama dan Ormas Dalam Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Yang
Harmonis

Indikator kinerja persentase tingkat partisipasi/aktivitas anggota masyarakat, tokoh


agama dan ormas dalam mewujudkan kehidupan masyarakat yang harmonis dicapai
melalui berbagai wadah pertemuan baik yang bersifat formal maupun non formal.
Wadah pertemuan tersebut secara keseluruhan diarahkan untuk memfasilitasi dan
mengkoordinir berbagai kegiatan dalam rangka meningkatkan partisipasi anggota
masyarakat, tokoh agama dan organisasi masyarakat dalam mewujudkan kehidupan
masyarakat yang harmonis.
Berikut capaian kinerja tahun 2013 dari berbagai bentuk fasilitasi dan koordinasi
dalam upaya mewujudkan target indikator kinerja tersebut:
a. Komunitas Intelijen Daerah (Kominda). Kominda merupakan suatu wadah pada
daerah Provinsi/Kab/Kota yang diperuntukan bagi Komunitas Intelijen di daerah
untuk dapat saling bertukar data dan informasi. Di dalam Komunitas ini
anggotanya terdiri dari berbagai unsur intelijen di daerah tingkat satu dan dua
diantaranya Intel Polres, Intel Kodim, Intel Kajari, Intel Badan Intelijen Negara,
dan Eselon III/IV serta Staf pada daerah-daerah tersebut. Pertemuan Forum ini
pada tahun 2013 menghasilkan 12 rumusan laporan intelijen terkait berbagai isu
penting sebagai dasar pengambilan kebijakan lebih lanjut, antara lain:
1) Laporan kejadian unjuk rasa yang dilakukan oleh sekitar 50 pedagang pasar
flamboyan yang akan direlokasi ke TPS Jl. Veteran di Kota Pontianak bulan
Januari 2013;
2) Laporan kejadian tutntutan warga Jl. Tani dan Jl. Padat karya Kelurahan
Saigon terhadap perbaikan jalan dimaksud yang rusak akibat dilalui
kendaraan berat PT. Multi Residence yang mengangkut material bangunan di
Kota Pontianak bulan februari 2013;
3) Laporan atensi potensi kelangkaan gas elpiji 12 Kg dan antisipasi kenaikan
harga elpiji 12 Kg di Kota Pontianak bulan maret 2013;
4) Laporan atensi terhadap kegiatan ormas bermasalah dan penertiban ormas
bermasalah di kota pontianak bulan april 2013;
5) Laporan antisipasi terhadap rencana aksi buruh yang akan mengarahkan
masa dalam jumlah besar peringatan hari buruh internasional di kota
pontianak bulan mei 2013;
6) Laporan atensi situasi dan kondisi kelangkaan sembako dalam rangka
menyambut bulan ramadhan di kota pontianak bulan juni tahun 2013;
7) Laporan kejadian unjuk rasa di bundaran untan sekitar 50 orang yang terdiri
dari IPM dan KAMMI di kota pontianak bulan juli 2013;
8) Laporan kejadian jembatan tol penyebrangan kapuas I ditabrak kapal ponton
bermuatan bauksit;
9) Laporan kejadian di gudang KPU sekitar 20 orang tim sukses pasangan calon
no 5 melakukan aksi protes terhadap kabag hukum KPU dan ketua panwaslu
terkait indikasi kecurangan pelipatan kertas suara pada bulan september
2013;
10) Laporan kejadian di kawasan tugu digulist bundaran untan sekitar 50 orang
aktivis BEM Fisip melakukan aksi unjuk rasa menuntut pembubaran MK pada
bulan oktober 2013;
11) Laporan kejadian di bundaran untan sekitar 30 orang tergabung dalam
Gerakan mahasiswa untuk demokrasi kalbar melakukan aksi unjuk rasa

177

terkait kinerja tim seleksi anggota komisioner KPU kalbar yang dinilai tidak
transparan pada bulan november 2013;
12) Laporan kejadian aksi unjuk rasa damai dari simpatisan FPI, MADAR, DPW,
DPC dan LPI kalbar tentang beberapa permasalahan yang ada di kalbar
pada bulan desember 2013;

b. Penguatan Wawasan Kebangsaan, dengan mengacu pada Permendagri Nomor


38 Tahun 2011 tentang Pedoman Peningkatan Kesadaran Bela Negara. Fokus
penguatan wawasan kebangsaan adalah kepada para pelajar SMU/SMK/MA/
SMP/MTs, mahasiswa PTN/PTS di Kota Pontianak dan organisasi pemuda/
Ormas/LSM, selaku generasi penerus bangsa guna menghidupkan kembali rasa
nasionalisme dan kecintaan terhadap NKRI.
Secara umum terdapat dua poin penting dari bentuk apresiasi kalangan pelajar
dan mahasiswa dalam wadah pertemuan penguasan wawasan kebangsaan:
1) Persoalan kontinuitas kegiatan dinilai akan mempengaruhi efektivitas
pencapaian tujuan. Karena itu, kegiatan diharapkan lebih dari sekedar proses
diskusi dan penyuluhan tetapi bersifat pembinaan fisik/teknis dinilai akan lebih
realistis terutama yang mengarah kepada tindakan bela negara;
2) Persoalan keterwakilan pelajar/mahasiswa sesuai jumlah peserta yang
ditetapkan dalam pertemuan menjadi perhatian untuk agenda pertemuan
berikutnya.
c. Forum Kerukunan Ummat Bergama (FKUB), dengan mengacu pada Peraturan
Bersama Menteri Agama dan Permendagri No. 9 Tahun 2006 dan No. 8 Tahun
2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama dan Pendirian Rumah
Ibadah. FKUB merupakan wadah berbagai tokoh agama yang ada dan dibentuk
dengan Keputusan Walikota atas dasar kepentingan membantu kepala daerah
dalam hal penyelenggaraan kerukunan umat beragama di Kota Pontianak.
Dalam hal ini, pemerintah bertindak sebagai fasilitator dalam proses
pembangunan kerukunan dan penangangan konflik kerukunan, dapat dikatakan
secara langsung dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri. Pendewasaan dan
kemandirian masyarakat ditekankan dalam rangka pembangunan kerukunan
sebagai suatu kepentingan mendasar masyarakat di tengah heterogenitas yang
ada. Konflik keagamaan yang meluas sebagaimana terjadi di beberapa daerah,
sangat berpotensi untuk terjadi diseluruh wilayah negara, termasuk Kota
Pontianak. Akibat dari konflik sangat jelas pengaruhnya terhadap terganggunya
proses pembangungan daerah.
FKUP menitikberatkan pada penyelesaian konflik keagamaan yang bersklala
luas, yaitu titik konflik tersebar meliputi lebih dari 30% wilayah suatu daerah.
Kenyataan tidak adanya konflik kerukunan yang berskala luas terjadi di Kota
Pontianak sepanjang Tahun 2013, tidak berarti bahwa di Kota Pontianak tidak
terjadi konflik kerukunan agama sama sekali. Rangkaian potensi konflik
kerukunan tetap terjadi, hanya saja dalam skala sempit dan justru telah dapat
diantisipasi dan diselesaikan justru sebelum permasalahan berkembang menjadi
lebih besar. Rangkaian permasalahan kerukunan yang telah diantisipasi sebelum
berkembang menjadi luas, yang difasilitasi melalui FKUP, antara lain :
1) Pembangunan vihara samantabhadra berlokasi di Jl. Purnama Komp
Purnama Agung II No A 6 Kec. Pontianak Selatan;
2) Pembangunan vihara MAPANBUMI yang berlokasi di JL. K H Ahmad dahlan
Gg Beringin IX Kec. Pontianak Kota;

178

3) Potensi permasalahan sosial diatas diselenggarakannya secara bertepatan


antara perayaan cap go meh 2013 dengan tabligh akbar FPI di Kota
Pontianak;
4) Proses penyambutan natal dan tahun baru 2014 di Kota Pontianak;
5) Proses sweeping oleh ormas FPI dalam rangka bulan Ramadhan 1431
Hijriah.
d. Forum Dialog Interaktif Masyarakat, sebagai wadah untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang harmonis dalam pelaksanaan pembangunan daerah.
Untuk itu apresiasi masyarakat mutlak diperlukan untuk mengetahui kualitas
proses pembangunan yang sedang berjalan dan kemampuan dinamis
pemerintah dalam sistem perencanaan pembangunan. Untuk itu, kegiatan Dialog
Interaktif Masyarakat dalam rangka keharmonisan pembangunan merupakan
suatu tindakan strategis untuk dilakukan dalam lingkup masyarakat perkotaan
yang bersifat heterogen. Perbedaan persepsi, tingkat pendidikan, pola pikir dan
kepentingan begitu menonjol sebagai ciri masyarakat perkotaan di Kota
Pontianak. Dalam hal ini, dialog interaktif selain sebagai media pencapaian
umpan balik dan media kontrol pembangunan dari masyarakat, juga diutamakan
sebagai media penyamaan persepsi dan penyatuan kepentingan dalam
pembangunan.
Forum Dialog Interaktif dilaksanakan dengan unsur peserta terdiri dari Muspida
Kota Pontianak, Perguruan Tinggi, Instansi Vertikal di Kota Pontianak, Kepala
SKPD, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Organisasi Sosial
Kemasyarakatan, LSM, dan Yayasan se Kota Pontianak. Target peserta secara
administrasi terpenuhi, bahkan tercatat melebihi target karena banyak tokoh
masyarakat yang diundang membawa serta unsur masyarakat lainnya atas
pertimbangan kepentingan dalam kegiatan ini. Jumlah undangan/peserta
sejumlah 100 orang, namun dalam daftar hadir tercatat sebanyak 147 orang.
Dilihat dari segi intensitas, maka hal ini sudah semestinya mendapatkan
apresiasi positif dikarenakan menguatnya minat untuk menjadi terlibat secara akif
dalam pembangunan.
e. Pembinaan Forum Koordinasi Antar Ormas/LSM. Pembentukan Forum ini
mengacu pada UU No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan, PP
No. 18 Tahun 1986 tentang Pelaksanaan UU No. 8 Tahun 1985 tentang
Organisasi Kemasyarakatan dan Permendagri No. 33 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pendaftaran Organisasi Kemasyarakatan di Lingkungan Kementerian
Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah. Pembinaan Forum ini difokuskan pada
organisasi kemasyarakatan, kepentingan pemerintah daerah dan disesuaikan
dengan kebijakan strategis yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Secara lebih
mendasar kegiatan ini dimaksudkan untuk mendata jumlah ormas yang terdaftar
sesuai dengan ketentuan berlaku dan kepentingan pembinaan/pemantauan.
Kebijakan untuk mendata ormas ke dalam sistem aplikasi database organisasi
kemasyarakatan secara nasional diakomodir oleh Depdagri dengan menyiapkan
kebutuhan perangkat kebutuhan sebagaimana dipersyaratkan. Namun
mengingat masih terdapat sekitar 40% daerah di seluruh Indonesia yang
dinyatakan belum siap, maka sistem aplikasi masih dalam tahap persiapan
pelaksanaan dan sepenuhnya dikendalikan oleh Depdagri. Hal mendasar yang
dibutuhkan dalam proses input database ormas adalah keberadaan data ormas
itu sendiri sebab tidak semua ormas terdata dengan sebagaimana mestinya.
Adapun klasifikasi data ormas terbagi dalam 2 kelompok. Pertama, Kelompok
Ormas Terdaftar, yaitu kelompok ormas yang telah melaporkan keberadaan,

179

melakukan pendaftaran, memiliki Surat Keterangan Terdaftar dari Kantor


Kesbangpol dan dapat melakukan kerjasama resmi dengan pemerintah. Jumlah
Ormas terdaftar s.d. 31 Desember 2013 adalah sebanyak 83 Ormas. Kedua,
Kelompok Ormas Belum Terdaftar, yaitu kelompok ormas menurut catatan/
pemantauan/informasi memiliki keberadaan, belum melaporkan, belum
mendaftar dan tidak memiliki Surat Keterangan Terdaftar dari Kantor Kesbangsospol. Dari sisi orientasinya, kelompok ini terbagi lagi atas (1) kelompok yang
beraktivitas tapi belum melakukan pendaftaran, dan (2) Kelompok yang belum
tentu beraktivitas, tidak melakukan pendaftaran dan merupakan penerima
bantuan. Adapun jumlah Ormas Belum Terdaftar berdasarkan hasil pemantauan
Kantor Kesbangpol Tahun 2013 adalah sebanyak 425 ormas. Hal yang dapat
disimpulkan sebagai ciri kelompok ini pada umumnya adalah tidak adanya plang
organisasi dan kesulitan untuk bertemu dengan penanggung jawab/pengurus.
Sesuai dengan maksud dan tujuan penerapan sistem database tersebut,
sebagian besar ormas di Kota Pontianak belum semuanya terdaftar terutama
berada di wilayah Kecamatan Pontianak Kota. Melalui kegiatan sosialisasi yang
dipusatkan di Kantor Camat Pontianak Kota pada Tahun 2013 diharapkan
intensitas pendaftaran kelompok organisasi masyarakat akan meningkat secara
signifikan untuk selanjutnya dapat dibina/dipantau sesuai mekanisme kebijakan
dan ketentuan berlaku.
f.

Forum Pembauran Kebangsaan (FKK). Kebijakan pembauran pada tingkat


masyarakat merupakan salah salah satu kebijakan strategis mengingat kondisi
masyarakat Kota Pontianak sesuai ciri masyarakat perkotaan yang bersifat
heterogen, yang terdiri dari berbagai etnis, agama, suku, ras maupun kelompok
kepentingan. Selain itu, Kota Pontianak juga memiliki daftar kejadian konflik yang
cukup panjang baik karena akibat langsung maupun tidak langsung dilihat
berdasarkan pusat konflik. Untuk memenuhi tingkat partisipasi masyarakat dalam
mewujudkan kondisi yang harmonis sebagai suatu aspek yang kontraproduktif
atas terjadinya konflik masyarakat, maka kebijakan diarahkan pada pembinaan
pembauran kebangsaan di Kota Pontianak dengan mempertajam pola fasilitasi
atas Forum Pembauran Kebangsaan yang telah dibentuk dan ditetapkan
kepengurusannya oleh Walikota Pontianak sesuai ketentuan yang diatur dalam
Permendagri Nomor 34 Tahun 2006.
FPK Kota Pontianak terbentuk berdasarkan SK Walikota Nomor 335 Tahun 2013
tentang Pembentukan Pengurus Forum Pembauran Kebangsaan Kota Pontianak
Periode 2013-2016 dengan rangkaian tugas utama yaitu membantu Kepala
Daerah dalam hal penyelenggaraan pembauran kebangsaan pada tingkat
masyarakat di Kota Pontianak. Meskipun dibentuk/ditetapkan pemerintah, FKK
tetap merupakan sebuah ormas sesuai dengan prinsip pembangunan dari
masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Dalam konteks ini, Pemda
hanya menjalankan fungsi pemberian fasilitasi dan pembinaan.
Sepanjang Tahun 2013, FPK telah melaksanakan pertemuan pembauran
sebanyak 2 kali yang difasilitasi Kantor Kesatuan Bangsa dan Sosial Politik. Inti
pertemuan menyangkut pembahasan tentang kondisi pembauran dan potensi
konflik masyarakat di Kota Pontianak. Permasalahan umum yang terpantau
dalam bidang pembauran kebangsaan sepanjang Tahun 2013 antara lain:
1) Tindakan provokasi tertentu dari kelompok masyarakat yang belum
mendaftarkan keberadaannya sebagai Ormas;

180

2) Menurunnya kepedulian/keberanian/kesadaran anggota masyarakat untuk


melaporkan kejadian dalam lingkungannya berdasarkan sistem lingkungan
yang sudah ada maupun mekanisme yang berlaku;
3) Keberadaan FPI yang mengusung nilai positif namun erat hubungannya
dengan potensi konflik di masyarakat;
4) Pola aksi massa dilihat dari sisi kecepatan datang dan berkumpulnya yang
begitu diluar dugaan sebagaimana terlihat pada pengepungan Poslantas
Jembatan Kapuas I di Kec. Pontianak Timur dan pengepungan asrama
mahasiswa di Jl. Wahid Hasyim Kec. Pontianak Kota;
5) Tanggung jawab, kesigapan dan keterbatasan aparat dalam mengantisipasi
konflik dan upaya penegakan hukum;
6) Pengaruh NARKOBA terhadap tingkat kriminalitas, perkembangan generasi
muda dan sistim sosial budaya.
Berdasarkan permasalahan umum yang terpantau dan rencana kegiatan
sebelumnya, selanjutnya menjadi dasar dilaksanakan kegiatan Diskusi
Pembauran Kebangsaan pada Tahun 2013 dengan target peserta sebanyak 50
orang. Kegiatan tidak dapat dilaksanakan dikarenakan adanya kebijakan
pengalihan alokasi ke dalam dana bansos, namun demikian memberdayakan
Forum Pembauran Kebangsaan yang telah dibentuk untuk masing-masing
kecamatan.
g. Pemantauan/Monitoring Orang Asing. Dalam rangka program pembinaan
kesatuan bangsa guna mewujudkan kehidupan masyarakat yang harmonis,
keberadaan orang asing dapat memberikan pengaruh tertentu meskipun dasar
keberadaan orang asing tersebut di Kota Pontianak tercatat secara jelas sesuai
mekanisme administrasi kependudukan yang ada. Ditinjau dari segi unsur
kepentingan negara, pengawasan aktivitas orang asing wajib untuk dilakukan
terutama menyangkut ada atau tidak aktivitas diluar yang diizinkan.
Berdasarkan data yang terkumpul dari Kantor Imigrasi Kelas I Pontianak Tahun
2013, dilaporkan bahwa terdapat 310 orang asing di Kota Pontianak. Dengan
demikian, angka tersebut menjadi target yang harus dilakukan pemantauan.
Tindakan pemantauan ini dilaksanakan oleh tim yang dibentuk dengan
Keputusan Walikota Nomor 256 Tahun 2013 tentang Tim Koordinasi
Pengawasan dan Pemantauan Orang Asing dan Organisasi Masyarakat Asing di
Kota Pontianak Tahun Anggaran 2013, dengan jangka waktu pelaksanaan
pemantauan yang ditetapkan selama 3 (tiga) bulan terhitung Bulan Maret sampai
dengan Bulan Mei Tahun 2013. Dasar pembentukan tim tersebut adalah PP
Nomor 41 Tahun 2006 tentang Perizinan Melakukan Kegiatan Penelitian dan
Pengembangan Bagi Perguruan Tinggi Asing, Lembaga Penelitian dan
Pengembangan Asing, Badan Usaha Asing, dan Orang Asing.
Keanggotaan Tim Pemantauan Orang Asing ini terdiri atas Walikota Pontianak,
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Pontianak, KANIT I Polresta Pontianak, Kepala
Kantor Kesatuan Bangsa dan Sosial Politik Kota Pontianak, DAN INTELDIM
1207 Pontianak, PASI INTEL LANAL Pontianak, KASI INTEL Kejari Pontianak,
Kabid Pelayanan Kependudukan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Pontianak, Kasi Pemasaran Pariwisata Disbudpar Kota Pontianak, Kasi
Pembinaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan Disosnaker Kota Pontianak, dan
Camat se Kota Pontianak.

181

Tugas Tim Pemantauan Orang Asing tersebut, meliputi:


a. Melakukan identifikasi dan pemantauan terhadap keberadaan orang asing
dan kegiatan organisasi masyarakat asing serta permasalahan dan kendala
yang dihadapi di Kota Pontianak;
b. Membantu menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan keberadaan
serta kegiatan orang asing dan ormas asing di Kota Pontianak;
c. Mengumpulkan dan melakukan verifikasi terhadap dokumen administratif
orang asing dan ormas di Kota Pontianak sebagai bahan pelaksanaan
tindakan di lapangan;
d. Melakukan klarifikasi dan menganalisis bahan, data dan informasi tentang
keberadaan serta kegiatan orang asing dan ormas asing di Kota Pontianak;
e. Melakukan koordinasi dan tukar menukar informasi antar instansi terkait yang
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan
berkaitan dengan keberadaan serta kegiatan orang asing dan organisasi
masyarakat asing di Kota Pontianak.

Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
capaian kinerja sasaran 39 adalah sebesar 100% atau termasuk dalam interval x >
85, dengan nilai mean : 92.5 dalam kategori Sangat Berhasil.
Sasaran
40

Meningkatnya Kehidupan Demokratis Untuk Membangun


Bangsa dan Daerah

Sasaran strategis ini merupakan penjabaran dari tujuan strategis 15, yaitu
Meningkatnya kehidupan politik yang demokratis untuk membangun bangsa dan
daerah. . Untuk mewujudkan sasaran strategis ini dilaksanakan program Pembinaan
Sosial Politik, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.276.512.900.00, yang dapat
terealisir sebesar Rp.238.489.300,00 atau 86,25%. SKPD yang bertanggungjawab
untuk mewujudkan sasaran stategis tersebut adalah Kantor Kesatuan Bangsa dan
Sosial Politik. Sasaran strategis ini diarahkan untuk memenuhi 2 (dua) target kinerja
utama, sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama

Target

106. Persentase meningkatnya tertib


80%
administrasi partai politik
107. Persentase meningkatnya partisipasi
73.5%
masyarakat dalam Pemilu
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 40

Realisasi

80%

100

64%

87,1
93,54

Capaian
Sangat
Berhasil
92.5

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:

106

Persentase Meningkatnya Tertib Administrasi Partai Politik

Indikator kinerja persentase meningkatnya tertib administrasi partai politik dicapai


melalui pemenuhan 2 (dua) output kegiatan yang secara keseluruhan diarahkan
untuk menciptakan situasi dan kondisi sosial politik yang kondusif dan demokratis,
yaitu fasilitasi kegiatan verifikasi peneliti pemeriksa bantuan kepada partai politik dan
pergantian antar waktu (PAW) anggota legislatif Kota Pontianak. Pada tahun 2013
ini, target indikator meningkatnya tertib administrasi partai politik pada tahun 2013

182

ditetapkan sebesar 80%, dengan asumsi realisasi indikator ini pada tahun 2013 yang
hanya mencapai 50% dari 15 partai politik pemenang Pemilu.
Verifikasi Penelitian dan Pemeriksaan Bantuan Kepada Partai Politik merupakan
kegiatan tetap yang dikoordinir melalui Kantor Kesatuan Bangsa dan Sosial Politik
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sesuai periode dan hasil Pemilu Legislatif Tahun
2009. Dasar kebijakan ini diatur dalam :
1. UU No. 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas UU No. 22 Tahun 2008 tentang
Partai Politik;
2. UUNo. 10 Tahun 2008 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD;
3. UU No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah; dan
4. PP No. 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik.
Pelaksanaan penelitian, pemeriksaan dan verifikasi administrasi, yang harus
dilakukan terlebih dahulu sebelum pemberian bantuan pada tahun berjalan.
Penelitian, pemeriksaan dan verifikasi itu ditujukan terhadap penyampaian laporan
pertanggungjawaban atas pemberian bantuan tahun sebelumnya.
Proses pemberian bantuan keuangan kepada Partai Politik Tahun 2013 dimulai
setelah ditetapkannya Keputusan Walikota No. 129 Tahun 2013 tentang
Pemberian Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik Hasil Pemilu 2009-2014 di
Kota Pontianak Tahun Anggaran 2013. Pelaksanaan penelitian, pemeriksaan dan
verifikasi administrasi bantuan keuangan pada partai politik dilakukan oleh tim yang
dibentuk dengan Keputusan Walikota No. 169 tahun 2013 tentang Pembentukan
Tim Verifikasi kelengkapan Administrasi Pengajuan Permohonan Bantuan
Keuangan Partai Politik di Kota Pontianak TA 2013. Keanggotaan tim terdiri dari :
Sekretaris Daerah sebagai Pengarah, Kakan Kesbangsospol sebagai Ketua, Ketua
KPU sebagai Wakil Ketua, Kasi Sospol Kantor Kesbangpol sebagai Sekretaris,
serta anggota dari unsur : Asisten Pemerintahan dan Kesra, Kabid Akuntansi
BPKAD, Kassubag Keuangan BPKAD dan Inspektorat. Tugas tim antara lain:
memeriksa keabsahan dan kelengkapan persyaratan, penerimaan dan
penggunaan bantuan; pelaksanaan verifikasi, dan pembuatan Berita Acara Hasil
Verifikasi.
Proses verifikasi dilaksanakan meliputi 15 (lima belas) partai politik di DPRD Kota
Pontianak hasil Pemilu tahun 2009, yang dinyatakan memenuhi persyaratan, yaitu:
No.
Fraksi
1.
Fraksi Demokrat (FD)

2.
3.

Fraksi Partai Golkar


(FPG)
Fraksi PDIP (F-PDIP)

4.

Fraksi PKS (F-PKS)

Partai Politik
Partai Demokrat

Kursi
8

Partai Damai Sejahtera

Partai Kebangkitan
Bangsa
Partai Bulan Bintang

Partai Golongan Karya

Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan
Partai Keadilan Sejahtera

5.

Fraksi PPP (F-PPP)

6.

Fraksi Partai Amanat


Nasional (F-PAN)

7.

Fraksi Kebangkitan Hati


Nurani Rakyat (FKHN)

8.

Fraksi Reformasi (FR)

Partai Persatuan
Pembangunan
Partai Persatuan Daerah
(PPD)
Partai Amanat Nasional

Partai Hati Nurani Rakyat

Partai Kebangkitan
Nasional Ulama (PKNU)
Partai Bintang Reformasi

Partai Karya Peduli


Bangsa (PKPB)
Partai Buruh

Jumlah

183

2
4

1
45

Bantuan keuangan kepada parpol diberikan dengan mengacu pada PP No. 5 Tahun
2009. Secara teknis tata cara penghitungan, penganggaran, pengajuan, penyaluran
dan pelaporan pertanggungjawaban penggunaan bantuan keuangan parpol diatur
dalam Permendagri No. 24 Tahun 2009. Bantuan keuangan kepada parpol
bersumber dari APBN/APBD yang diberikan secara proporsional kepada parpol yang
mendapatkan kursi di DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kab/Kota yang dihitung
berdasarkan jumlah perolehan suara. Pengaturan tentang bantuan keuangan parpol
di Kota Pontianak telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2006.
Mekanisme pengajuan surat permohonan bantuan keuangan partai politik di tingkat
Kabupaten/Kota disampaikan secara tertulis oleh Dewan Pimpinan Cabang Partai
Politik tingkat Kabupaten/Kota ditandatangani Ketua dan Sekretaris atau sebutan
lainnya kepada Bupati/Walikota untuk menyalurkan dana bantuan keuangan ke
rekening kas umum partai politik dengan menggunakan kop surat dan cap stempel
partai politik dengan melampirkan kelengkapan administrasi berupa:
1) Surat keputusan DPP Partai Politik yang menetapkan Susunan Kepengurusan
DPC Partai Politik tingkat Kabupaten/Kota yang dilegalisir oleh Ketua Umum dan
Sekretaris Jenderal DPP Partai Politik atau sebutan lainnya;
2) Foto copy Surat Keterangan NPWP;
3) Surat Keterangan autentikasi hasil penetapan perolehan kursi dan suara partai
politik hasil pemilihan umum DPRD tingkat Kabupaten/Kota yang dilegalisir Ketua
atau Sekretaris Komisi Pemilihan Umum kabupaten/kota;
4) Nomor rekening kas umum partai politik yang dibuktikan dengan pernyataan
pembukaan rekening dari bank yang bersangkutan;
5) Rencana penggunaan dana bantuan keuangan partai politik;
6) Laporan realisasi penerimaan dan penggunaan bantuan keuangan tahun
anggaran sebelumnya;
7) Surat pernyataan partai politik yang menyatakan bersedia dituntut sesuai
peraturan perundangan apabila memberikan keterangan yang tidak benar yang
ditandatangani Ketua dan Sekretaris DPC atau sebutan lainnya di atas materai
dengan menggunakan kop surat partai politik;
8) Lampiran surat permohonan tersebut dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan
tembusannya disampaikan kepada Ketua KPU Kota Pontianak dan Kepala
Kantor Kesatuan Bangsa dan Sosial Politik Kota Pontianak;

184

9) Sebelum bantuan keuangan diserahkan kepada partai politik, terlebih dahulu


surat permohonan beserta lampirannya diverifikasi oleh Tim Verifikasi Kelengkapan Administrasi Pengajuan Permohonan Bantuan Keuangan Partai Politik
Kota Pontianak, yang dibentuk dengan Keputusan Walikota Pontianak. Ketua tim
verifikasi adalah Kepala Kantor Kesbangsospol Kota Pontianak dengan anggota
terdiri dari unsur KPU Kota Pontianak dan Sekretariat Daerah Kota Pontianak.
Hasil kerja tim verifikasi tersebut dituangkan dalam suatu Berita Acara.
10) Partai Politik yang dinyatakan telah memenuhi kelengkapan administrasi untuk
menerima bantuan keuangan pada tahap berikutnya wajib membuat pembukuan
dan memelihara bukti penerimaan dan pengeluaran atas dana bantuan
keuangan sesuai dengan format yang telah ditentukan berdasarkan
Permendagri Nomor 24 Tahun 2009.
Dalam hal capaian target kinerja untuk penggantian Antar Waktu Anggota Legislatif
DPRD Kota Pontianak pada tahun 2013 tercatat yang diajukan oleh pimpinan DPRD
Kota Pontianak kepada Gubernur Kalbar melalui Pemerintah Kota Pontianak
sejumlah 5 (lima) orang. Kegiatan PAW ini direncanakan untuk mengantisipasi
kemungkinan adanya usulan pengajuan PAW oleh Pimpinan DPRD berdasarkan
Peraturan Tata Tertib Dewan yang secara khusus berhubungan dengan Walikota
dan koordinasi dengan Pemerintah Propinsi Kalimantan Barat dalam hal peresmian,
penetapan dan lain sebagainya sesuai yang diatur dalam UU Nomor 27 tahun 2009
tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD.

107

Persentase Meningkatnya Partisipasi Masyarakat Dalam Pemilu

Indikator kinerja persentase meningkatnya partisipasi masyarakat dalam Pemilu


diupayakan melalui pemenuhan pelaksanaan sosialisasi partisipasi politik kaum
perempuan dan pemilih pemula yang ditargetkan sebanyak 300 orang.
Untuk mencapai kehidupan sosial politik yang dinamis, maka keseimbangan seluruh
komponen sosial secara politik harus diperhatikan. Selama ini angka partisipasi
politik kaum perempuan masih dinilai rendah sehingga diperlukan rangkaian
kebijakan guna meningkatkannya. Hal ini dikarenakan tuntutan demokrasi atas
peningkatan kapasitas peran kaum perempuan sudah merupakan indikator
perkembangan yang tidak dapat dihindarkan lagi. Selain itu, peningkatan orientasi
berupa perhatian terhadap calon pemilih pemula, telah dicantumkan dalam
pelaksanaan kegiatan ini.
Partisipasi Politik Kaum Perempuan dan Pemilih Pemula pada dasarnya merupakan
lanjutan kegiatan pada Tahun 2012 yang pada waktu itu baru dilaksanakan secara
bertahap pada 3 Kecamatan yaitu : Kec. Pontianak Barat, Kec. Pontianak Selatan
dan Kec. Pontianak Timur. Masing-masing kecamatan telah ditargetkan jumlah
peserta sebanyak 100 orang yang terdiri dari komponen organisasi wanita/ ibu-ibu
rumah tangga (25 orang tiap kecamatan), kader PKK Kecamatan dan Kelurahan(25
orang tiap kecamatan) serta perwakilan calon pemilih pemula (50 orang tiap
kecamatan).
Kegiatan sosialisasi berlangsung seutuhnya di semua kecamatan yang ditentukan.
Jumlah undangan yang hadir pun dinyatakan sesuai dengan rencana peserta.
Dengan demikian, hingga tahun 2013 ini sejumlah 6 (enam) kecamatan yang ada
dalam wilayah administratif Kota Pontianak telah diberikan sosialisasi tentang
partisipasi politik kaum perempuan dan pemilih pemula atau mencapai 100%.

185

Pada tahun 2013 dilaksanakan Pemilihan Kepala daerah Walikota dan wakil
Walikota Pontianak Periode 2013-2018 dengan target 414.887 orang pemilih dengan
realisasi 263.817 orang atau 63,59%.

Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
rata-rata capaian kinerja sasaran 40 adalah sebesar 93,54% atau termasuk dalam
interval x > 85, dengan nilai mean : 92.5 dalam kategori Sangat Berhasil.
Sasaran
41

Meningkatnya Kepatuhan dan Kesadaran Hukum Masyarakat


Dalam Mewujudkan Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat

Sasaran strategis ini merupakan penjabaran dari tujuan strategis 16, yaitu
meningkatnya kepatuhan dan kesadaran hukum masyarakat terhadap peraturan
daerah demi terciptanya rasa aman dan ketertiban masyarakat. Untuk mewujudkan
sasaran strategis ini dilaksanakan program Penerapan dan Penegakan Hukum
Daerah, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.413.234.000,00 yang dapat direalisasikan sebesar Rp.1.303.549.000,00 atau 92%. SKPD yang bertanggungjawab
untuk mewujudkan sasaran stategis tersebut adalah Satuan Polisi Pamong Praja.
Sasaran strategis ini diarahkan untuk memenuhi target kinerja utama, sebagai
berikut. Capaian sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan 1 (satu) target
kinerja utama, sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama
108. Persentase menurunnya pelanggaran
masyarakat terhadap ketentuan PERDA

Target

Realisasi

Capaian

85%

85%

100%

Sangat
Berhasil

100%

92,5

Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 41

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:

108

Persentase Menurunnya Pelanggaran Masyarakat Terhadap Ketentuan


PERDA

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini diperoleh melalui


pelaksanaan 1 (satu) program dan 5 (lima) kegiatan yaitu Program penerapan dan
penegakkan hukum daerah, dengan 5 (lima) kegiatan yaitu (1) Penegakan
hukum/PERDA (layang-layang, penginapan, tempat hiburan, senjata tajam, dan
lain-lain), (2) Kegiatan terpadu penertiban dengan instansi terkait, (3) Kegiatan
Bintibmas (Gepeng, PSK, Huruhara, dll), (4) Pencegahan pelanggaran Perda
Ketertiban Umum, (5) Pendalaman produk hukum. Untuk capaian kinerja masingmasing kegiatan tersebut dituangkan pada tabel berikut:

186
Indikator Kinerja
1
Jumlah pelaksanaan operasi/razia dan
kasus yang ditangani
Jumlah PKL/Gubuk Liar yang dibongkar

1.
2.

3.

Target

Realisasi

2
60 kali

3
65 kali

4
108%

600
kios/gero
bak/gubu
k liar
500 orang

642
kios/gero
bak/gubu
k liar
551 orang

107%

380 kasus
29
kelurahan

127%
100%

Jumlah pelanggar ketertiban umum


yang ditangani
Jumlah pelanggaran yang ditertibkan
300 kasus
Jumlah inventarisasi data rumah kost
29
dan warnet di kelurahan yang tidak
kelurahan
sesuai Perda dan Kepwa
Rata-rata Capaian Kinerja Kegiatan

4.
5.

110%

Capaian
Kinerja
5

92,5
Sangat
Berhasil

110%

Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
rata-rata capaian kinerja sasaran ini adalah sebesar 100% atau termasuk dalam
interval x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat Berhasil.
Sasaran
42

Meningkatnya Peran Aktif Masyarakat Dalam Perlindungan


Masyarakat

Sasaran strategis ini merupakan penjabaran dari tujuan strategis 16, yaitu
meningkatnya kepatuhan dan kesadaran hukum masyarakat terhadap peraturan
daerah demi terciptanya rasa aman dan ketertiban masyarakat. Untuk mewujudkan
sasaran strategis ini dilaksanakan program Pemeliharaan Kamtrantibmas dan
Pencegahan Tindak Kriminal, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.175.710.000,00
dan terealisir sebesar Rp.123.565.000,00 (70%). SKPD yang bertanggungjawab
untuk mewujudkan sasaran stategis tersebut adalah Satuan Polisi Pamong Praja.
Capaian sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan 2 (dua) indikator kinerja
utama, sebagai berikut:

109.
110.

Indikator Kinerja
1
Jumlah pos kamling di
kelurahan yang dibina

Target
2
116 poskamling

Realisasi
3
34
poskamlin
g
70 orang

Jumlah tenaga Linmas


70 orang
yang diberdayakan
Rata-rata Capaian Kinerja Kegiatan Sasaran 42

%
4
29%
100%

Capaian Kinerja
5
62,5
Cukup Berhasil

64,5%

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:

109

Persentase Aktivitas Warga dan Anggota Satuan LINMAS Dalam


Memelihara Stabilitas Sosial, Politik, Ekonomi dan Budaya.

Capaian kinerja kegiatan berupa Jumlah pos kamling di kelurahan yang dibina
dicapai melalui pelaksanaan program perlindungan masyarakat dengan alokasi

187

dana sebesar Rp.74.590.000,00 dan terealisasi sebesar Rp.25.199.000,00 atau


sebesar 33,78%. Adapun, kegiatan ini merupakan kegiatan pembinaan melalui
pengaktifan pos kamling yang ada dikelurahan di lingkungan pemerintah Kota
Pontianak dengan target kinerja sebanyak 116 pos kamling. Namun hasil capaian
kinerja kegiatan berupa jumlah pos kamling di kelurahan yang dibina sampai
dengan akhir tahun 2013 adalah sebanyak 34 pos kamling atau sebesar 29% dari
target dan capaian rata-rata indikator kegiatan berada pada interval 55 dengan
nilai mean 27,5 dalam kategori Tidak Berhasil. Hal ini disebabkan adanya kendala
teknis dalam penyusunan anggaran sehingga mengakibatkan capaian kinerja kegiatan
tidak dapat terselenggara secara maksimal.

110

Persentase Aktivitas Warga dan Anggota Satuan LINMAS Dalam


Memelihara Stabilitas Sosial, Politik, Ekonomi dan Budaya.

Capaian kinerja kegiatan berupa Jumlah tenaga linmas yang diberdayakan dicapai
melalui pelaksanaan program perlindungan masyarakat dengan alokasi dana
sebesar Rp.101.120.000,00. Kegiatan pemberdayaan tenaga linmas merupakan
suatu kegiatan pembinaan dan pembentukan tenaga linmas yang berasal dari
warga masyarakat guna mewujudkan keamanan, ketentraman dan ketertiban
masyarakat dilingkungannya. Capaian kinerja kegiatan ini dilakukan dengan
aktifitas langsung Satuan Polisi Pamong Praja dengan mengundang petugas
linmas yang ada di kelurahan untuk tatap muka dan koordinasi secara langsung
dalam bentuk rapat-rapat dan pertemuan dengan menghadirkan narasumber yang
berasal dari TNI/Polri. Kegiatan pemberdayaan tenaga linmas merupakan suatu
upaya yang dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak untuk
meningkatkan situasi keamanan di wilayah Kota Pontianak. Adapun target Jumlah
tenaga linmas yang diberdayakan pada tahun 2013 adalah sebanyak 70 orang,
dapat terealisasi sebanyak 70 orang tenaga linmas yang berhasil dibina dan
Persentase capaian kinerja kegiatan sebesar 100% dan capaian rata-rata indikator
kegiatan ini berada pada interval >85 dengan nilai mean 92,5 dalam kategori Sangat
Berhasil. Sedangkan dari sisi anggaran, alokasi anggaran yang ditetapkan adalah
sebesar Rp.101.120.000,00 dan dapat terealisasi sebesar Rp.98.366.000,00 atau
sebesar 97,27%.
Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
rata-rata capaian kinerja sasaran 42 adalah sebesar 64,5% atau termasuk dalam
interval 55 < x > 70, dengan nilai mean : 62,5 dalam kategori Cukup Berhasil.
Sasaran
43

Meningkatnya Keamanan, Ketertiban, Ketenteraman dan


Kedamaian Bermasyarakat

Sasaran strategis ini merupakan penjabaran dari tujuan strategis 16, yaitu
meningkatnya kepatuhan dan kesadaran hukum masyarakat terhadap peraturan
daerah demi terciptanya rasa aman dan ketertiban masyarakat. Untuk mewujudkan
sasaran strategis ini dilaksanakan program Pemeliharaan Kamtrantibmas dan
Pencegahan tindak Kriminal, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.327.520.000,00
dan terealisir sebesar Rp.279.806.000,00 (85%). SKPD yang bertanggungjawab
untuk mewujudkan sasaran stategis tersebut adalah Satuan Polisi Pamong Praja.
Capaian sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan 2 (dua) indikator kinerja
utama, sebagai berikut:

Indikator Kinerja Utama


111. Peningkatan intensitas upaya
pengamanan dan pencegahan tindakan
kriminal oleh anggota Satpol PP
112. Menurunnya intensitas kriminalitas dan
gangguan keamanan dan ketertiban
masyarakat

188

Target

Realisasi

95%

85%

90

85%

85%

100

Sangat
Berhasil

100%

92.5

Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 43

Capaian

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:

111

Peningkatan Intensitas Upaya Pengamanan dan Pencegahan Tindakan


Kriminal oleh Anggota Satpol PP

Indikator kinerja peningkatan intensitas upaya pengamanan dan pencegahan


tindakan kriminal oleh anggota Satpol PP diperoleh melalui beberapa kegiatan
operasional pengamanan yang dilakukan terhadap pejabat, tamu, orang
penting/VIP, unjuk rasa, dan lain-lain, pengamanan HUT RI, pengamanan Hari Jadi
Kota Pontianak Ke-242, pengamanan aset daerah/alun-alun kapuas, dan hari-hari
besar keagamaan seperti Cap Go Meh/Lyong, Ramadhan/Idul Fithri, Idul Adha,
Natal dan Tahun Baru.
Adapun capaian kinerja intensitas pengamanan dan pencegahan tindakan kriminal
yang dilaksanakan pada tahun 2013, sebagai berikut:
a. Pengamanan yang dilakukan terhadap pejabat, tamu, orang penting/VIP, unjuk
rasa, dan lain-lain dilaksanakan sebanyak 25 kali;
b. Pengamanan HUT RI dilaksanakan pada 2 titik lokasi;
c. Pengamanan Hari Jadi Kota Pontianak Ke-240 dilaksanakan pada 8 titik lokasi.
d. Pengamanan aset daerah/alun-alun kapuas dilaksanakan sebanyak 180 kali
e. Pengamanan hari-hari besar keagamaan seperti Cap Go Meh/Lyong,
Ramadhan/Idul Fithri, Idul Adha, Natal dan Tahun Baru sebanyak 11 kali.
Berdasarkan capaian pelaksanaan operasional pengamanan tersebut diketahui
semua target peningkatan intensitas pengamanan yang dilakukan Satpol PP Kota
Pontianak dalam pencegahan tindakan kriminal dapat dicapai semuanya, sehingga
dapat dikategori sangat berhasil. Keberhasilan mewujudkan capaian target kinerja
indikator sasaran tersebut karena adanya dukungan faktor pendukung dari
berbagai faktor, antara lain yaitu:
a. Pelaksanaan pengamanan dan penertiban masyarakat merupakan agenda
kerja tahunan sehingga prencanaan kegiatan dapat dilakukan secara maksimal.
b. Adanya dukungan dana dari Pemerintah Kota;
c. Personil memiliki dedikasi dan tanggung jawab yang tinggi dalam menjalankan
tugas dan perintah atasan;
d. Koordinasi yang terjalin baik dan harmonis dengan instansi keamanan yang
terkait dengan kegiatan pengamanan dan penertiban;
e. Sikap masyarakat yang cukup terbuka dalam menerima tindakan Satpol PP
dalam melaksanakan tugas pengamanan dan penertiban.

189

112

Menurunnya Intensitas Kriminalitas dan Gangguan Keamanan dan


Ketertiban Masyarakat

Indikator kinerja menurunnya intensitas kriminalitas dan gangguan keamanan dan


ketertiban masyarakat diperoleh melalui pelaksanaan kegiatan patroli bersama
Garnisun. Garnisun atau Garnisun dalam bahasa Inggris Garrison diartikan sebagai
pasukan yang ditempatkan di dalam suatu kota. Garnisun merupakan gabungan
unsur matra yang terdapat dalam suatu tempat, biasanya terdapat di kota-kota
besar.
Pada awalnya Garnisun dibentuk dengan tujuan menegakkan kedisiplinan prajurit
(faktor intern), pertahanan dan keamanan rakyat serta keamanan militer (faktor
ekstern). Awalnya, Garnisun melibatkan semua matra, yakni TNI AD, AL, AU,
maupun Polri. Namun seiring perkembangan reformasi pada 1998, TNI dan Polri
dipisah. Keanggotaan Polri di Garnisun dilepas. Padahal, tujuan awalnya untuk
penegakkan disiplin prajurit, termasuk Polri. Karena itu, sekarang Garnisun diaktifkan
lagi dengan melibatkan anggota Polri, salah satu kegiatannya adalah patroli
bersama. Pelibatan anggota Polri aktif di Garnisun itu bukan hanya di jajaran
anggota biasa, namun mungkin di jajaran anggota biasa/jajaran staf. Tugas Tim
Patroli Bersama Garnisun adalah mengkoordinir kesatuan-kesatuan yang terdapat
dalam kota tersebut, baik itu menyangkut masalah disiplin, kesejahteraan, maupun
perbekalan/perlengkapan. Garnisun bukan bersifat komando. Ianya lebih lepada
struktur organisasi satuan-satuan di kota tersebut. Garnizun tidak mempunyai
kendali untuk menggerakkan pasukan, tetapi lebih bersifat koordinasi.
Patroli Bersama Garnisun dilaksanakan pada tahun 2013 dengan dasar hukum
Keputusan Walikota Pontianak Nomor berdasarkan Keputusan Walikota Pontianak
Nomor 629 tahun 2012 tentang Pembentukan Tim Patroli Bersama Garnisun di Kota
Pontianak. Keputusan Pemerintah Kota Pontianak untuk melibatkan keikusertaan
Garnisun dalam menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat di Kota Pontianak,
dengan tujuan untuk mengurangi atau menurunkan intensitas tindakan kriminal dan
gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat.
Upaya menurunkan intensitas kriminalitas dan gangguan keamanan serta ketertiban
masyarakat di Kota Pontianak melalui patroligi bersama Garnisun pada tahun 2013
baik yang bersifat pengamanan/penjagaan, operasi/razia, penertiban/pembongkaran PKL/Gubuk Liar, dan lain-lain. Bersama seluruh kegiatan tersebut, intensitas
tindakan kriminal dan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat di Kota
Pontianak pada tahun 2013 menurun dibandingkan tahun 2012 sehingga kondisi
keamanan dan ketertiban di Kota Pontianak lebih kondusif.
Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
rata-rata capaian kinerja sasaran ini adalah sebesar 100% atau termasuk dalam
interval x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat Berhasil.
Sasaran
44

Meningkatnya Penyediaan Prasarana Jalan dan Jembatan


Yang Representatif dan Berwawasan Lingkungan Secara
Berkesinambungan

Sasaran strategis ini merupakan penjabaran dari tujuan strategis 17, yaitu
Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung
kelancaran transportasi dalam aktivitas perdagangan dan jasa. Untuk mewujudkan
sasaran strategis ini dilaksanakan 2 (dua) program, yaitu program Rehabilitasi/
Pemeliharaan Jalan dan Jembatan dan program Pembangunan Jalan dan

190

Jembatan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp 173.773.550.000.00, yang terealisir


sebesar Rp 168.852.222.550.00 atau 97,17%. Secara teknis, SKPD yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk mewujudkan sasaran ini adalah Dinas
Pekerjaan Umum. Capaian sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan 2 (dua)
indikator kinerja kinerja utama, sebagai berikut.
Indikator Kinerja Utama

Target

Realisasi

113. Persentase peningkatan rasio


jalan dengan kondisi baik

15%

35%

236

114. Persentase peningkatan rasio


jembatan dengan kondisi baik

25%

25%

100

Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 44

168

Capaian
Sangat
Berhasil
92.5

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:

113

Persentase Peningkatan Rasio Jalan Dengan Kondisi Baik

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan 2


(dua) program dan 12 (dua belas) kegiatan, yaitu (a) program Rehabilitasi/
pemeliharaan jalan dan jembatan yang terdiri dari 10 (sepuluh) kegiatan yaitu (1)
Kegiatan Pemeliharaan Rutin Jalan Kota (2) Kegiatan Pemeliharaan Periodik Jalan
Kota (3) Kegiatan Pemeliharaan Periodik Jalan Kota (Subsidi Tk.I) (4) Kegiatan
Pemeliharaan Periodik Jalan Kota (DAK) (5) Kegiatan Peningkatan Jalan dan
Penggantian Jembatan Kota Pontianak (Subsidi Tk.I) (6) Kegiatan Peningkatan
Jalan dan Penggantian Jembatan Kota Pontianak (7) Kegiatan Pemeliharaan Rutin
Penerangan Jalan Umum (PJU) (8) Kegiatan Pembangunan Penerangan Jalan
Umum (9) Kegiatan Rehabilitasi/Pemeliharaan Alat-alat berat (10) Kegiatan
Pengadaan Alat-alat berat dan (b) program Pembangunan Jalan dan jembatan
terdiri dari 2 (dua) kegiatan yaitu (1) Kegiatan Pembangunan Jalan Kota (2)
Kegiatan Pembangunan Trotoar. Adapun Capaian kinerja masing-masing kegiatan
tersebut sebagaimana dituangkan pada tabel di bawah ini.
Indikator Kinerja
1.
2.
3.
4.
5.

Target

Realisasi

1
Jumlah
panjang rutin jalan
yang dipelihara

2
55.192,32 m

3
55.192,32 m

4
100

Jumlah panjang jalan Periodik


Kota yang dipelihara
Jumlah panjang jalan Periodik
Kota (subsidi Tk.I)
yang
dipelihara
Jumlah
panjang
jalan
Pemeliharaan periodik kota
(DAK) yang dipelihara
Jumlah
panjang
jalan
Peningkatan
jalan
dan
penggantian jembatan Kota
Pontianak (Subsidi Tk.I) yang
ditingkatkan mutunya

14.864 m

29.210 m

196,5

4.805 m

4.805 m

100

42,36 m

42,36 m

100

3.501,59 m

3.501,59 m

100

Capaian
Kinerja
5

92.5
Sangat
Berhasil

6.

7.

Jumlah
panjang
jalan
Peningkatan
Jalan
dan
penggantian Jembatan Kota
Pontianak yang ditingkatkan
mutunya
Jumlah lampu PJU yang
terpasang

8.

Jumlah titik lampu ruas jalan


yang terpasang PJU

9.

Jumlah
alat
terpelihara

berat

yang

10. Jumlah alat berat yang tersedia


11. Jumlah panjang
dibangun
dan
mutunya
12. Jumlah panjang
dibangun trotoar

jalan yang
ditingkatkan
jalan

yang

14.211 m

16.932 m

119,2

4.461 buah

4.461 buah

100

648 titik

648 titik

100

1 unit

1 unit

100

3 unit

3 unit

100

6.003 m

7.224 m

120,3

884 m

1.023 m

115,7

Rata-Rata Capaian Kinerja Kegiatan

114

191

112,6

Persentase Peningkatan Rasio Jembatan Dengan Kondisi Baik

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan 1


(satu) program dan 1 (satu) kegiatan, yaitu Program Pembangunan jalan dan
jembatan dan satu kegiatan yaitu Pembangunan Jembatan.
Adapun capaian kinerja kegiatan tersebut sebagaimana dituangkan pada tabel di
bawah ini:

Indikator Kinerja

Target

Realisasi

1
Jumlah jembatan yang dibangun
dan dilebarkan

2
3 buah

3
5 buah

4
166,7

Rata-Rata Capaian Kinerja Kegiatan

166,7

Capaian
Kinerja
5
92.5
Sangat
Berhasil

Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran 44 di atas, dapat disimpulkan


bahwa rata-rata capaian kinerja sasaran tersebut adalah sebesar 168% atau
termasuk dalam interval x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat
Berhasil.

192

Sasaran
45

Meningkatnya Penyediaan, Pemeliharaan dan Pengendalian


Sarana dan Prasarana Sumber Daya Air dan Berwawasan
Lingkungan

Sasaran strategis ini merupakan penjabaran dari tujuan strategis 17, yaitu
Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung
kelancaran transportasi dalam aktivitas perdagangan dan jasa. Untuk mewujudkan
sasaran strategis ini dilaksanakan 5 (lima) program, yaitu Program Pembangunan
Saluran Drainase/Gorong-gorong; Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong;
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan
Pengairan Lainnya; Program Pengembangan Pengelolaan dan Konservasi Sungai,
Danau dan Sumber Daya Air Lainnya, dan Program Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah. Anggaran yang dialokasikan untuk kelima
program tersebut adalah sebesar Rp 48.069.978.700,00, yang terealisir sebesar
Rp 47.730.800.825,00 atau 99,29%. Secara teknis, SKPD yang mempunyai tugas
pokok dan fungsi untuk mewujudkan sasaran ini adalah Dinas Pekerjaan Umum.
Capaian sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan 2 (dua) indikator kinerja
kinerja utama, sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama
Target
115. Persentase peningkatan kawasan yang
15%
bebas genangan
116. Rasio penduduk yang terlayani air bersih
15%
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 46

Realisasi

Capaian

15,6%

104%

21,4%

143%
123,5%

Sangat
Berhasil
92.5

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut :

115

Persentase Peningkatan Kawasan Yang Bebas Genangan

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan 4


(empat) program dan 9 (sembilan) kegiatan, yaitu (1) program pembangunan saluran
yang terdiri dari 3 (tiga) kegiatan yaitu Kegiatan Pembangunan Saluran (2) Kegiatan
Pembangunan Saluran Drainase Lingkungan dan (3) Pembuatan Koker/Goronggorong (2) program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong terdiri dari (1) Kegiatan
Pembangunan Turap (3) Program Pengembangan dan pengelolaaan jaringan irigasi,
rawa dan jaringan pengairan lainnya terdiri dari 4 ( empat) kegiatan yaitu (1) Kegiatan
Peningkatan Saluran (2) Normalisasi Saluran (3)Perencanaan Teknis Bidang SDA (4)
Normalisasi Saluran Irigasi (DAK) dan program ke (4) Program Pengembangan
Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air lainnya terdiri dari
(1) kegiatan Pemeliharaan Rutin Saluran. Adapun capaian kinerja masing-masing
kegiatan tersebut sebagaimana dituangkan pada tabel di bawah ini:

193
No

Indikator Kinerja

Target

Realisas
i

3.597 m

3597 m

100

10.122 m

11.611 m

114,7

318,75
m

361,35
m

113,4

992 m

992 m

100

1.

Jumlah Saluran yang dibangun

2.

Jumlah panjang saluran


lingkungan yang dibangun

3.

Jumlah
dibuat

4.

Jumlah Turap yang dibangun

5.

Panjang saluran yang ditingkatkan

1.937 m

1.937 m

100

6.

Panjang saluran yang dinormalisasi

52.552 m

52.552 m

100

7.

Jumlah perencanaan teknis yang dibuat

6 paket

6 paket

100

Panjang saluran yang dinormalisasi


(DAK)

Panjang saluran yang dipelihara

251.935

251.935

100

drainase

koker/gorong-gorong

yang

Rata-rata capaian kinerja kegiatan

116

Capaian
Kinerja

92.5
Sangat
Berhasil

103,5%

Rasio Penduduk Yang Terlayani Air Bersih

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan 1


(satu) program dan 2 (dua) kegiatan, yaitu program Pengembangan kinerja
pengelolaan air minum dan air limbah dengan 2 (dua) kegiatan yaitu (1) Kegiatan
Pembuatan Boster (tahun jamak) dan (2) Air Bersih (DAK). Adapun capaian kinerja
masing-masing kegiatan tersebut sebagaimana dituangkan pada tabel di bawah ini:
No

Indikator Kinerja

1.

Jumlah Boster yang dibuat

2.

Jumlah jaringan air bersih DAK yang


dibuat

Target

Realisasi

2 buah

2 buah

100

Rata-rata capaian kinerja kegiatan

100
%

Capaian
Kinerja

92.5
Sangat
Berhasil

Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran 45 di atas, dapat disimpulkan


bahwa rata-rata capaian kinerja sasaran tersebut adalah sebesar 123,5% atau
termasuk dalam interval x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat
Berhasil.

Sasaran
46

194

Meningkatnya Kualitas Sarana dan Prasarana Perumahan


dan Permukiman Serta Bangunan Pemerintah

Sasaran strategis ini merupakan penjabaran dari tujuan strategis 17, yaitu
meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung
kelancaran transportasi dalam aktivitas perdagangan dan jasa. Untuk mewujudkan
sasaran strategis ini dilaksanakan 5 (lima) program, yaitu Program Pembangunan
Saluran Drainase/Gorong-gorong; Program Pembangunan Turap/ Talud/Bronjong;
Program Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan
pengairan lainnya; Program Pengembangan pengelolaan dan konservasi sungai,
danau dan sumber daya air lainnya, dan Program Pengembangan kinerja
pengelolaan air minum dan air limbah. Anggaran yang dialokasikan untuk kelima
program tersebut adalah sebesar Rp 83.192.348.190,00, yang terealisir sebesar Rp
72.303.741,00 atau 86,91%. Secara teknis, SKPD yang mempunyai tugas pokok
dan fungsi untuk mewujudkan sasaran ini adalah Dinas Cipta Karya, tata Ruang
dan Perumahan. Capaian sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan 2 (dua)
indikator kinerja kinerja utama, sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama
117. Persentase peningkatan rasio jalan
lingkungan dalam kondisi baik

Target

Realisasi

100%

98,45%

98,45

100%

100

99,47%

99,47

118. Peningkatan pemenuhan sanitasi


100%
lingkungan perumahan dan permukiman
119. Jumlah bangunan pemerintah sesuai
100%
standar teknis
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 46

Capaian

Sangat
Berhasil

99,3

92.5

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:

117

Persentase Peningkatan Rasio Jalan Lingkungan Dalam Kondisi Baik

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan 1


(satu) program dan 4 (empat) kegiatan, yaitu program Pengembangan Perumahan
dan Permukiman dengan 4 (empat) Kegiatan , yaitu (1) Kegiatan Peningkatan
Kualitas Lingkungan Permukiman Kota Pontianak , (2) Kegiatan Padat Karya, (3)
Kegiatan Biaya Oprasional (BOP) PIP, (4) Kegiatan Pengadaan Material Jalan
Lingkungan (Swakelola),
Adapun Capaian kinerja masing-masing
dituangkan pada tabel di bawah ini:

Indikator Kinerja
1.
2.

1
Jumlah
Jalan/Gang
dibangun per kecamatan
Jumlah
Jalan/Gang
dibangun per kecamatan

kegiatan

tersebut

sebagaimana

Target

Realisasi

yang

2
175

3
171

4
97,71

yang

70

68

97,14

Capaian
Kinerja
5
92.5
Sangat
Berhasil

3.

Jumlah Lokasi yang terfasilitasi

29 kelurahan

29 kelurahan

100

4.

Jumlah jalan gang yang dibantu

310

309

99,67

Rata-Rata Capaian Kinerja Kegiatan

118

Persentase Pemenuhan
Permukiman

Sanitasi

195

98,45

Lingkungan

Perumahan

dan

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan 1


(satu) program dan 1 (satu) kegiatan, yaitu program Penyehatan Lingkungan
dengan 2 (dua) Kegiatan, yaitu (1) Kegiatan Sanitasi , (2) Drainase Lingkungan
Permukiman
Adapun Capaian kinerja masing-masing
dituangkan pada tabel di bawah ini:
Indikator Kinerja
1.
2.

kegiatan

tersebut

sebagaimana

Target

Realisasi

1
Jumlah Sanitasi yang terbangun

2
11

3
11

4
100

Jumlah
terbangun

100

Drainase

yang

Rata-Rata Capaian Kinerja Kegiatan

119

100

Capaian
Kinerja
5

92.5
Sangat
Berhasil

Jumlah Bangunan Pemerintah Sesuai Standar Teknis

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan 3


(tiga) program dan 19 (sembilan belas ) kegiatan, yaitu:
1. Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Gedung dengan (1)
Kegiatan
Revitalisasi
Bangunan
Kraton Kadryah Kesultanan
Pontianak (Tahap III ); (2) Kegiatan
Pembinaan dan Pelatihan Jasa
Konstruksi; (3) Kegiatan
Rehabilitasi dan
Pemeliharaan Bangunan
Gedung Pemerintah; (4) Kegiatan Rehabilitasi/Pemeliharaan/Pengecetan
Bangunan Pontianak Convention Centre (PCC); (5) Pembangunan Polsek
Barat; (6) Penataan Pagar dan Landscape Alun Kapuas (Tahap II); (7)
Pembangunan Reservoar dan Sarana IPA Pontianak Timur; (8) Pendataan
dan Design Bangunan Gedung Pemerintah; (9) Pembuatan Stan Pameran
2. Program Pemanfaatan Ruang dengan 6 ( enam ) kegiatan
yaitu (1)
Kegiatan
Penataan Kawasan
Tugu Khatulistiwa; (2) Pembangunan
Taman Kolam Air Mancur Tugu Digulis, (3) Kegiatan Taman Digullis; (4)
Kegiatan Sarana Penunjang Taman Kolam Air Mancur Tugu Digulis; (5)
Kegiatan
Pembangunan
Pagar
Kuburan/Makam Jl.Tanjungpura
Pontianak dan (6) Kegiatan Taman Kolam Air Mancur,

196

3. Program
Pengendalian
Pemanfaatan Ruang dengan 4 ( empat )
kegiatan yaitu (1) Kegiatan Penataan Jalan Asahan; (2) Penataan Kios PKL
Kecamatan Pontianak Timur; (3) DED Kawasan Pasar Tengah Pontianak;
(4) Operasional Tim Ahli Bangunan Gedung Kota Pontianak.
Adapun Capaian kinerja masing-masing
dituangkan pada tabel di bawah ini:
Indikator Kinerja

kegiatan

tersebut

sebagaimana

Target

Realisasi

2
1 paket

3
1 paket

4
100

250 peserta

225 peserta

90

Jumlah Bangunan Pemerintah


yang dipelihara
Terpeliharanya
Gedung
Pontianak Convention Centre (
PCC ))
Terbangunnya Polsek Barat

10 paket

10 paket

100

1 paket

1 paket

100

1 paket

1 paket

100

Tetatanya Pagar dan Lanscape


Alun Kapuas
7. Terbangunnya Reservoar dan
Sarana IPA Pontianak Timur
8. Tersedianya data dan Design
Bangunan Gedung Pemerintah
9. Jumlah stan pameran yang
terbangun
10. Tertatanya
Kawasan
Tugu
Khatulistiwa
11. Terbangunnya Taman Kolam
Air Mancur Tugu Digulis
12. Terpeliharanya Taman digulis

1 paket

1 paket

100

2 paket

2 paket

100

3 paket

3 paket

100

3 unit

3 unit

100

1 paket

1 paket

100

1 paket

1 paket

100

1 paket

1 paket

100

13. Terbangunnya
Sarana
Penunjang Taman Kolam Air
Mancur Tugu Digulis
14. Terbangunnya
Pagar
Kuburan/Makam
jalan
Tanjungpura
15. Terpeliharanya Taman Alun
Kapuas
16. Tertatanya Kawasan Jalan
Asahan
Pasar
Tengah
Pontianak
17. Tertatanya Kawasan Kios PKL
Kecamatan Pontianak Timur
yang ditata
18. Tersedianya DED Kawasan
Pasar Tengah Pontianak
19. Terbentuknya
Tim
Ahli
Bangunan Gedung

1 paket

1 paket

100

1 paket

1 paket

100

1 paket

1 paket

100

1 paket

1 paket

100

1 paket

1 paket

100

1paket

1 paket

100

1 Tim

1 Tim

100

1.
2.
3.
4.
5.

1
Terbangunnya Kraton Kadryah
Kesultanan Pontianak
Jumlah Peserta BIMTEK

6.

Capaian
Kinerja
5

92.5
Sangat
Berhasil

197
Rata-Rata Capaian Kinerja Kegiatan

99,47%

Berdasarkan analisis capaian seluruh indikator kinerja pada sasaran 46 di atas, dapat
disimpulkan bahwa rata-rata capaian kinerja sasaran tersebut adalah sebesar 99,3%
atau termasuk dalam interval x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat
Berhasil.
Sasaran
47

Meningkatnya Pelayanan Angkutan, Lalu Lintas Darat,


Sungai dan Perparkiran

Sasaran strategis ini merupakan penjabaran dari tujuan strategis 18, yaitu
Mewujudkan transportasi kota yang disiplin, tertib, aman, dan lancar. Untuk
mewujudkan sasaran strategis ini dilaksanakan 4 (empat) program, yaitu Program
Peningkatan Pelayanan Angkutan, Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu
Lintas, Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Pengujian Kendaraan
Bermotor, Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas
Perhubungan, dan Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas. Total
anggaran yang dialokasikan untuk keempat program tersebut adalah sebesar
Rp.1.738.689.840,00 yang terealisir sebesar Rp..637.066.300,00 atau 96,71 %.
Secara teknis, SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk mewujudkan
sasaran ini adalah Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika. Capaian
sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan 3 (tiga) indikator kinerja kinerja
utama, sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama
Target
120.Persentase peningkatan kelancaran
operasional pelayanan angkutan, lalu lintas
100%
darat, sungai dan perparkiran
121.Persentase jumlah layanan pengujian
100%
kendaraan bermotor (KIR)
122.Persentase meningkatnya ketertiban
100%
perparkiran di pusat perdagangan dan jasa
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 47

Realisasi

89,33%

89,33

61,43%

61,43

100%

100
83,59

Capaian

Berhasil

77.5

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:

120

Persentase Peningkatan Kelancaran Operasional


Angkutan, Lalu Lintas Darat, Sungai dan Perparkiran

Pelayanan

Indikator persentase peningkatan kelancaran operasional pelayanan angkutan, lalu


lintas darat, sungai dan perparkiran dicapai melalui pengukuran terhadap beberapa
kegiatan operasional yang berkaitan langsung dengan pelayanan angkutan, lalu
lintas darat, sungai dan perparkiran.
Adapun kegiatan operasional yang dilaksanakan setiap tahun dan capaian
kinerjanya adalah sebagai berikut.
a. Kegiatan operasional untuk pelayanan angkutan adalah berupa operasional bis
sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kelancaran pelayanan
angkutan pelajar. Adapun target output yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut
pada tahun 2013 adalah sebanyak 3.476 Rit/tahun, namun hanya dapat terealisir
sebanyak 1.568 Rit/tahun atau 45,11%. Capaian target ini sedikit menurun
dibandingkan dengan tahun 2012 yang sebanyak 3.471 Rit/tahun atau 73,85%
dari rencana target 4.700 Rit/tahun. Hal ini disebabkan adanya kerusakan/

198

service berat terhadap dua (2) dari empat (4) bis yang ada karena kondisi
kendaraan yang sudah tidak layak secara kemampuan daya mesin dan juga
masih banyak pelajar/siswa yang menggunakan agkutan umum dan roda dua (2)
sebagai sarana yang praktis untuk pergi kesekolah. Adapun capaian kinerja
operasional bis sekolah dalam tiga tahun terakhir, yaitu dari tahun 2010-2013
dapat dilihat sebagai berikut:
Tahun
2010
2011
2012
2013

Target
4.656 Rit
4.656 Rit
4.700 Rit
3.476 Rit

Realisasi
3.936 Rit
4.480 Rit
3.471 Rit
1.568 Rit

Kinerja (%)
84,54
96,22
73,85
45,11

b. Kegiatan operasional untuk pelayanan angkutan lalu lintas darat adalah berupa
pembinaan, pengendalian, pengawasan dan penertiban Pengujian Kendaraan
Bermotor (KIR), perpakiran, lalu lintas terminal, dan pengaturan dan penjagaan
lalu lintas. Pengujian kendaraan bemotor ditujukan untuk meningkatkan
ketertiban dan kelancaran lalu lintas darat serta meningkatkan kelancaran dan
proses pengujian kendaraan bermotor (KIR). Pada tahun 2013, kegiatan ini
dilakukan sebanyak 205 kali atau 89,13 % dari target 230 kali kegiatan.
Untuk kegiatan penertiban perpakiran ditujukan untuk meningkatkan pelayanan
serta ketertiban perpakiran. Pada tahun 2013 ditargetkan 88 kali kegiatan dan
terealisasi sebesar 37,50% atau 33 kali kegiatan, dengan realisasi anggaran
99,53%. Selanjutnya untuk kelancaran peningkatan operasional pelayanan
terminal pada tahun 2013 rata-rata pelanggaran perbulan dapat dikendalikan
sebanyak 8 kali/bulan dari prediksi rata-rata 50 kali/bulan tiap tahunnya, atau
dengan kata lain dapat menekan pelanggaran sebesar 16%. Sedangkan untuk
tahun 2012, jumlah pelanggaran yang dapat dikendalikan sebanyak 20 kali/bulan
dari target 60 kali kegiatan pengendalian. Dibandingkan tahun 2011, jumlah
pelanggaran yang dapat dikendalikan sebanyak 40 kali/bulan dari target 60 kali
jumlah operasional pengendalian terminal.
Kegiatan berikutnya berkaitan dengan penertiban lalu lintas darat adalah
pengaturan dan penjagaan (Turgalantas) Lalu Lintas, yang dilakukan dengan
pelaksanaan Strong Point dan kegiatan-kegiatan insedentil yaitu penjagaan,
pengaturan dan pengawalan pada acara/kegiatan tertentu. Jumlah operasi
pengaturan dan penjagaan lalu lintas yang dilaksanakan pada tahun 2013 adalah
sebanyak 12 lokasi dari rencana 7 lokasi atau sebesar 171,43%. Kegiatan ini
ditujukan untuk mengendalikan dan menjaga keamanan dan ketertiban arus lalu
lintas sehingga terciptanya kelancaran dan keselamatan pengguna lalu lintas di
jalan. Pelaksanaan operasi patroli dan razia pengawasan dan penertiban lalu
lintas sebagai upaya untuk penertiban dan pengawasan terhadap pelanggaran
oleh pengguna lalu lintas juga dilakukan seperti pelanggaran terhadap rambu2,
perparkiran dan pelanggaran lainnya, khususnya pada jalan-jalan protokol dan
daerah padat lalu lintas.
Bersamaan dengan itu pula dilakukan penyiapan sarana penunjang dalam
menerapkan Manajemen Rekayasa Lalu Lintas (MRLL) yang dalam rencana
telah menetapkan 6 kawasan sebagai pilot projek penerapan MRLL, namun baru
dapat direalisasikan pada 4 kawasan, yaitu pada Jalan Zainuddin, Jalan
Tanjungpura, Jalan Gajahmada dan Kawasan Pasar Sudirman.
c. Pembinaan,
Pengendalian,
Pengawasan
dan
Penertiban
Angkutan
Sungai/Perairan. Kegiatan ini diarahkan untuk meningkatkan pelayanan serta

199

ketertiban arus lalu lintas sungai dan meningkatkan ketertiban, kedisiplinan dan
kelancaran angkutan dan lalu lintas sungai. Capaian kinerja dari kegiatan ini
adalah jumlah angkutan perairan yang memiliki kelengkapan dokumen kapal,
peralatan kapal dan monevase muatan kapal dan jumlah sampan bermotor
penyeberangan sungai yang mempunyai surat kelaikan sampan penyeberangan.
Dari jumlah 112 unit kapal yang ditargetkan, terdapat 157 unit kapal yang telah
melengkapi dokumen persyaratan angkutan sungai seperti surat ukur kapal
sebanyak 20 surat, sertifikat kelaikan kapal sebanyak 140 sertifikat, Surat Tanda
Kecakapan Nakoda sebanyak 81 surat, Rekomendasi Angkutan Bahan Bakar
sebanyak 233 Surat dan Surat Izin Berlayar sebanyak 5.217 surat yang
kesemuanya diproses pada tahun 2013. Peningkatan capaian indikator kinerja
kegiatan ini dikarenakan dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan dan
penertiban angkutan perairan ditemukan kapal/angkutan sungai bukan hanya
berasal dari Kota Pontianak tetapi juga dari luar wilayah Kota Pontianak sehingga
jumlah kapal yang diperiksa menjadi meningkat. Selain itu, dilakukan operasi
pengaturan dan pengendalian pelabuhan dan dermaga pedalaman. Kegiatan ini
ditujukan untuk lebih meningkatkan ketertiban, keamanan dan kenyamanan
aktivitas pelabuhan dan dermaga pedalaman. Adapun target output dari kegiatan
ini adalah jumlah pelabuhan dan dermaga pedalaman dalam kondisi tertib adalah
sebanyak 4 (empat) dermaga. Adapun realisasi sebanyak 4 (empat) dermaga
atau 100%. Selanjutnya pembinaan penyelenggaraan pelabuhan dan dermaga
milik Pemerintah Kota Pontianak, ditujukan untuk melakukan pembinaan dan
penataan terhadap kegiatan sandar dan bongkar muat kapal di pelabuhan dan
dermaga milik Pemerintah Kota Pontianak. Pada tahun 2013 yang menjadi target
output dari kegiatan ini adalah jumlah kebijakan yang dihasilkan terkait
penyelenggaraan pelabuhan dan dermaga pedalaman milik pemerintah kota
adalah sebanyak 3 (tiga) buah kebijakan. Adapun realisasi sebanyak 1 (satu)
buah kebijakan atau 33,33% yaitu Peraturan Walikota Pontianak Nomor 57
Tahun 2013 tentang Tarif Angkutan Penyebrangan Bardan-Siantan.

121

Persentase Jumlah Layanan Pengujian Kendaraan Bermotor (KIR)

Indikator kinerja jumlah layanan Pengujian Kendaraan Bermotor (KIR) dicapai


melalui kegiatan operasional pengendalian peralatan dan pengujian kendaran
bermotor. Indikator ini dilaksanakan agar peralatan pengujian dapat berfungsi
dengan baik dan Pengujian Kendaraan Bermotor dapat berjalan dengan lancar.
Capaian kinerja sasaran ini pada tahun 2013 adalah 16.312 unit/tahun yang dapat
terealisasi sebanyak 10.020 unit/tahun atau 61,43 % dari target. Dengan klasifikasi
Pengujian Awal/Baru 1.913 unit dan Pengujian Berkala 8.107 unit serta Numpang Uji
Dalam Propinsi (UDP) 67 unit dan Numpang Uji Luar Propinsi (ULP) 205 unit.
Adapun perbandingan target dan realisasi Pengujian Kendaraan Bermotor dari tahun
2011-2013 dapat dilihat sebagai berikut ini :
Kegiatan/Capaian
Kinerja
Jumlah layanan
PKB (KIR)

Target
16.312
Unit KB

2013
Realisasi
10.020
Unit KB

%
61,43

Target
16.312
Unit
KB

2012
Realisasi
10.237
Unit
KB

%
62,76

Target
20.664
Unit
KB

2011
Realisasi
12.420
Unit
KB

%
60.10%

Dari hasil pengujian kendaraan bermotor ini telah menghasilkan pendapatan pada
tahun 2013 sebesar Rp.903.555.000,00 atau 102,82% dari target sebesar

200

Rp.878.745.000,00

Pencapaian indikator kinerja sasaran strategis ini juga dilaksanakan melalui kegiatan
Penataan Gedung Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) dengan Program
Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan. Kegiatan ini
direalisasikan dengan melakukan perbaikan jalan keluar gedung pengujian
kendaraan bermotor dengan harapan proses pelayanan PKB dapat berjalan lancar.

122

Persentase Meningkatnya Ketertiban Perpakiran di Pusat Perdagangan


dan Jasa

Indikator kinerja persentase peningkatan rasio jalan dengan kondisi baik diperoleh
melalui pelaksanaan program rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan
berupa kegiatan pemeliharaan rutin, pemeliharaan periodik dan peningkatan jalanjalan kota baik yang bersumber dari DAK, dana subsidi tingkat I maupun APBD Kota
Pontianak.
Penjelasan terhadap capaian indikator kinerja kegiatan pada indikator kinerja
sasaran strategis ini dilaksanakan melalui Program Pengendalian dan Pengamanan
Lalu Lintas dengan pelaksanaan kegiatan Pembuatan Marka Parkir Tepi Jalan
Umum dengan capaian indikator kegiatan jumlah lokasi/kawasan parkir yang
dilakukan penataan dengan capaian 1 kawasan yaitu di sepanjang ruas Jalan
Gajahmada dengan luas marka 200,04 meter atau 1,334 Km. Pengecata marka
parkir tepi jalan umum ini menggunakan bahan cat thermoplastik dan diarahkan
pada setiap panjang jalan yang tidak ada pertigaan ataupun jalan keluar masuk
gang.
Berdasarkan analisis capaian seluruh indikator kinerja pada sasaran di atas, dapat
disimpulkan bahwa rata-rata capaian kinerja sasaran 47 adalah sebesar 83,59% atau
termasuk dalam interval 70 < 85, dengan nilai mean : 77.5 dalam kategori
Berhasil.
Sasaran
48

Meningkatnya Penataan Sarana dan Prasarana


Angkutan, Lalu Lintas Darat, Sungai dan Perparkiran

Sasaran strategis ini merupakan penjabaran dari tujuan strategis 18, yaitu
Mewujudkan transportasi kota yang disiplin, tertib, aman, dan lancar. Untuk
mewujudkan sasaran strategis ini dilaksanakan 4 (empat) program, yaitu Program
Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas, Program Pembangunan Sarana dan
Prasarana Perhubungan, Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan
Fasilitas Perhubungan, dan Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan
Fasilitas LLAJ. Total anggaran yang dialokasikan untuk keempat program tersebut
adalah sebesar Rp.2.222.622.400,00, yang terealisir sebesar Rp.2.193.000.500,00
atau 98,67%. Secara teknis, SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk
mewujudkan sasaran ini adalah Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika.
Capaian sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan 4 (empat) indikator kinerja
kinerja utama, sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama
123. Terpenuhinya kebutuhan fasilitas lalu lintas darat dan
sungai (traffic light, marka, zebra cross, ramburambu lalu lintas lainnya)
124. Terpeliharanya kondisi terminal dan halte dengan
baik

Target

Realisasi

90%

98,03%

108,93

75%

87,50%

116,67

Capaian
Sangat
Berhasil

125. Berfungsinya dermaga sungai dan pelabuhan


100%
penyeberangan
126. Peningkatan keberfungsian traffic light dan rambu100%
rambu lalu lintas
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 48

201
108,97%

108,97

102,31%

102,31
108,71

92.5

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:

123

Terpenuhinya Kebutuhan Fasilitas Lalu Lintas Darat dan Sungai (Traffic


Light, Marka, Zebra Cross, Rambu-Rambu Lalu Lintas Lainnya)

Indikator kinerja terpenuhinya kebutuhan fasilitas lalu lintas darat dan sungai (traffic
light, marka, zebra cross, rambu-rambu lalu lintas lainnya) diwujudkan melalui
pengukuran panjang marka jalan dan zebra cross yang dilakukan pengecatan, jumlah
rambu-rambu lalu lintas yang terpasang, dan jumlah traffic light yang terpasang di
jalan persimpangan.
Berikut capaian masing-masing indikator kinerja kegiatan berdasarkan hasil
pengukuran kinerja:
Kegiatan/Capaian Kinerja
Jumlah Lokasi yang terpasang Zebra Cross
Jumlah Rambu-rambu Lalu Lintas yang terpasang
Jumlah Lokasi/Simpang yang terpasang Traffic
Light/CCTV
Jumlah Lokasi yang terpasang Flashing Light
Jumlah Traffic Light yang terpasang Count Down
Light

124

Target
40 titik
302 buah
1 Simpang

2013
Realisasi
37 titik
289 buah
1 Simpang

2 lokasi
10 Tiang
Traffic

2 lokasi
10 Tiang
Traffic

%
92,50
95,70
100
100
100

Terpeliharanya Kondisi Terminal dan Halte Dengan Baik

Indikator kinerja terpeliharanya kondisi terminal dan halte dengan baik digunakan
untuk mengukur tingkat pelayanan kepada masyarakat pengguna jasa terminal
angkutan kota dan halte di Kota Pontianak.
Pada tahun 2013, jumlah fasilitas terminal dalam kondisi baik dapat dicapai
sebanyak 3 fasilitas dari target 4 fasilitas (75%). Pemeliharaan fasilitas terminal
dilakukan pada pemeliharaan atap, plafon dan pengecatan. Sedangkan jumlah halte
yang dilakukan pemeliharaan adalah sebanyak 5 halte dari target 5 halte (100%).
Berikut capaian masing-masing indikator kinerja kegiatan berdasarkan hasil
pengukuran kinerja:
Indikator Kinerja
Jumlah Halte yang dilakukan pemeliharaan
Jumlah Fasilitas Terminal dalam Kondisi Baik

2012
Target
Realisasi %
5 Halte
5 Halte 100
4 Fasilitas 3 Fasilitas 75

125

Berfungsinya Dermaga Sungai dan Pelabuhan Penyeberangan

202

Indikator kinerja berfungsinya dermaga sungai dan pelabuhan penyeberangan di


Kota Pontianak diukur melalui capaian jumlah aktivitas (Rit) kapal Ferri pada
penyeberangan Bardan-Siantan, dan jumlah kapal bermotor (unit) yang sandar dan
bongkat muat di dermaga pelabuhan penyeberangan. Pada tahun 2013, jumlah rit
Kapal Ferry Penyeberangan Bardan-Siantan yang dapat direalisasikan adalah
sebanyak 24.750 rit dari target 15.120 rit atau 163,69%. Sedangkan jumlah kapal
bermotor yang sandar muat di dermaga pelabuhan pedalaman terealisir sebanyak
2.887 unit kapal dari target 4.000 unit kapala atau 72,181%. Aktivitas penyeberangan
dan sandar muat kapal bermotor ini menggambarkan berfungsinya dermaga sungai
dan pelabuhan penyeberangan sangat baik.
Berikut capaian masing-masing indikator kinerja kegiatan berdasarkan hasil
pengukuran kinerja:
Indikator Kinerja
Jumlah Frekuensi Pelayanan Fery Penyeberangan
Jumlah Fasilitas Dermaga Fery Penyebrangan Sungai
Dalam Kondisi Baik
Jumlah fasilitas dermaga sampan bermotor penyebrangan
sungai yang terbangun
Jumlah kapal yang sandar dan bongkar muat di dermaga
kapuas besar

126

Target
15.120
Rit

1
Fasilitas
4
fasilitas
4.000
unit

2013
Realisasi
%
24.750
163,69
Rit
1
100
Fasilitas
4 fasilitas

100

2.887 unit 72,18

Peningkatan Keberfungsian Traffic Light dan Rambu-Rambu Lalu


Lintas

Indikator kinerja Peningkatan keberfungsian traffic light dan rambu-rambu lalu lintas
dicapai melalui kegiatan pemeliharaan rutin traffic light berupa penggantian dan
perbaikan terhadap komponen-komponen traffic light yang mengalami
kerusakan akibat pemadaman arus listrik dan hal-hal teknis lainnya. Adapun
jumlah traffic light yang ada di Kota Pontianak berjumlah 20 unit di 20 simpang
jalan, dan dari 20 unit tersebut semuanya berfungsi atau dalam kondisi baik
100%. Begitu juga dengan pemeliharaan rambu-rambu lalu lintas yang
ditargetkan berjumlah 130 buah dengan realisasi 136 buah atau 104,62%.
Berikut capaian masing-masing indikator kinerja kegiatan berdasarkan hasil
pengukuran kinerja:
Indikator Kinerja
Jumlah Traffic Light, CCTV dan VMS dalam Kondisi
Baik
Jumlah rambu-rambu lalu lintas dalam kondisi baik

Target
20
simpang
130 buah

2013
Realisasi
20
Simpang
136 buah

%
100
104,62

Berdasarkan analisis capaian seluruh indikator kinerja pada sasaran di atas, dapat
disimpulkan bahwa rata-rata capaian kinerja sasaran 48 adalah sebesar 108,71%
atau termasuk dalam interval x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat
Berhasil.

203
Sasaran
49

Meningkatnya Pengelolaan dan Operasional Kebersihan


dan Pertamanan

Sasaran strategis ini merupakan penjabaran dari tujuan strategis 19, yaitu
Mewujudkan kualitas pengelolaan kebersihan dan pertamanan kota. Untuk
mewujudkan sasaran strategis ini dilaksanakan 5 (lima) program, yaitu Program
Peningkatan dan Pemeliharaan Kebersihan, Program Sosialisasi Kebijakan
Pengelolaan Persampahan, Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH),
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebersihan dan Program
Peningkatan Peralatan Kebersihan. Total anggaran yang dialokasikan untuk kelima
program tersebut adalah sebesar Rp.20.193.196.216,00 dengan realisasi
Rp.18.992.671.115,00 atau 94,055%. Secara teknis, SKPD yang mempunyai tugas
pokok dan fungsi untuk mewujudkan sasaran ini adalah Dinas Kebersihan dan
Pertamanan. Capaian sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan 12 (dua belas)
indikator kinerja kinerja utama, sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama
127. Peningkatan Pengelolaan Sampah di TPA
da Kebersihan Kota Poantianak
128. Jumlah pengelolaan sampah dengan
sistem swakelola di TPA
129. Peningkatan pelaksanaan operasional
instalasi pengolahan limbah tinja (IPLT)
130. Rata-rata jumlah lindi (limbah cair
sampah) yang diproses
131. Jumlah ruas pasar dan ruas jalan kota yang
dilakukan penyapuan/ dibersihkan
132. Rata-rata jumlah bahu dan median jalan
yang ditebas
133. Persentase jumlah sampah yang diangkut
pada hari-hari besar
134. Jumlah tempat pembuangan sampah
(TPS) dalam kondisi baik
135. Jumlah angkutan truck sampah yang
terpelihara dalam kondisi siap pakai
136. Jumlah kontainer sampah dalam kondisi
baik
137. Terpenuhinya ketersediaan prasarana
dan sarana persampahan (sepeda motor
roda tiga, gerobak sampah, dan boldozer)
138. Terpenuhinya ketersediaan peralatan
perbengkelan sarana angkutan dan
pengelolaan persampahan
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 49

Target
84%

Realisasi
86,73%

%
128,91

100%

100%

100

100%

100%

100

100%

79.2%

79,2

100%

100%

100

100%

116,66%

116,66

100%

100%

100

100%

100%

100

100%

100%

100

100%

100%

100

100%

100%

100

100%

100%

100
91,49

Capaian
Sangat
Berhasil

92.5

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:

127

Jumlah Sampah Yang Dapat Diangkut Dengan Sistem Swakelola Dari


TPS Ke TPA

Indikator kinerja jumlah sampah yang dapat diangkut dengan sistem swakelola dari
TPS ke TPA dicapai melalui kegiatan rutin setiap tahunnya yaitu pengangkutan
sampah dengan sistem swakelola dari TPS ke TPA. Pengangkutan sampah Kota

204

Pontianak berdasarkan hasil perhitungan jumlah penduduk pada tahun 2013


sebesar 647.622 jiwa jumlah produksi sampah sebesar 1.619,055 m3/hari dan yang
dapat diangkut ke TPA 1.404,15 m3/hari persentase sampah yang terangkut sebesar
86,73% dari 84 % terget yang harus dicapai. Untuk meningkatkan capaian 86,73%
terangkutnya sampah ke TPA diperlukan armada sebanyak 45 unit dari 35 unit yang
telah ada.

Selain itu juga dilakukan sosialisasi penerapan PERDA dan PERWA tentang
ketertiban masyarakat dalam jadwal pembuangan dan pengangkutan sampah.
Namun masyarakat belum sepenuhnya membuang sesuai jadwal yang ditentukan
(jam 18.00 s/d 06.00 WIB) dalam pengangkutan tersebut dibayarkan gaji pokok
pekerja sebesar Rp. 15.000,- (per 3 rit) dengan tambahan uang minum sebesar
Rp.1.500,00 dan Beras Rp.60.000,00. Adapun tingkat pengelolaan pelayanan
kebersihan Kota Pontianak berdasarkan jumlah penduduk, dan produksi sampah
Kota Pontianak dapat dilihat dari tabel berikut:
TINGKAT PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PONTIANAK
TAHUN 2013
PRODUKSI SAMPAH
PENGELOLAAN
SAMPAH KOTA
PONTIANAK

JUMLAH
PENDUDUK KOTA
PONTIANAK

647.622

2,5
Liter/
Org/
Hari

VOLUME TPS
DAN VOLUME
SAMPAH DI TPS
TINGKAT
MASYARAKAT
YANG
TERLAYANI

1.619.055

JUMLAH
PENGELOLAAN
SAMPAH KOTA

1.404,15

Volume Tampung TPS

1.068.420

JUMLAH
PENGELOLAAN
SAMPAH KOTA

912,26

JUMLAH WARGA
YANG TERLAYANI

480.276

JUMLAH WARGA
YANG TIDAK
TERLAYANI

96.577

m3/
hari

m3/
hari

Org

86,73
%

1,02

16,74

Dalam proses pengangkutan sampah dan dengan dilakukannya penambahan


volume bak (Kapasitas Angkut) sampah tersebut maka berpengaruh pada beban
kendaraan operasional yang tentunya berdampak pada tingkat yang hendak dicapai
pemakaian dan usia armada. Kenaikan tingkat capaian kinerja pengangkutan
sampah juga dipengaruhi oleh adanya penambahan armada berupa Kendaraan
Armroll Truck sebanyak 10 unit, terdiri dari 9 unit dari APBD Kota dan 1 unit hibah
dari BLH Kota Pontianak. Motor Gerobak roda 3 sebanyak 4 unit dari PT. Bank
KALBAR.
Program Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan Persampahan ditempuh melalui 2
kegiatan, yaitu Pengawasan dan Penindakan Kebersihan, dan Pengelolaan Sampah
Berbasis Masyarakat (3R).
a. Pengawasan dan Penindakan Kebersihan dilakukan dalam upaya menciptakan
kondisi lingkungan disekitar TPS yang bersih dan terjaga dengan baik. Maka
dilakukan pengawasan dan penindakan terhadap pelaku yang secara sengaja
membuang sampah tidak pada tempat dan waktu yang tepat sesuai dengan
peraturan yang telah ditetapkan yaitu PERDA No.3 tahun 2004 tentang
Ketertiban Umum dan Perwa No. 6 tahun 2006 tentang Jadwal Pengangkutan
Sampah. Pelaksanaan penerapan Perda dan Perwa tentang Jadwal
Pengangkutan Sampah telah dilaksanakan sejak tahun 2010 dengan
menempatkan petugas penjaga TPS yang melakukan penindakan berupa
penahanan KTP/Identitas terhadap masyarakat yang membuang sampah tidak

205

pada waktu yang telah ditentukan yaitu pada jam 18:00 s/d 06:00 WIB. Adapun
maksud dan tujuan pelaksanaan pegiatan ini adalah agar tercipta kondisi yang
bersih, indah secara estetika tidak membuat kesan kumuh pada lokasi disekitar
TPS. Dari hasil pelaksanaan penindakan tersebut yang telah dilakukan selama
ini terhitung sebanyak 1.042 orang yang tertangkap dan telah dilakukan proses di
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak. Dipandang perlu untuk
meningkatkan sanksi atau denda yang diberikan selama ini hanya sebesar
Rp. 50.000,00 dirasakan tidak berpengaruh dan tidak membuat jera kepada
pelaku tindak pelanggaran. Kendala yang dihadapi dalam upaya meningkatkan
kondisi kebersihan di TPS adalah tingkat kesadaran dan pola kebiasaan
masyarakat membuang sampah sesuai peraturan masih sangat kurang. Selain
itu pula daya dukung petugas penjagaan TPS tidak sebanding dengan jumlah
dan kawasan yang harus dilakukan pemantauan dan penindakan.

b. Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (3R yaitu Reuse, Reduce, Recycle)


merupakan upaya pengembangan pola pengelolaan sampah berbasis
masyarakat dengan sistem 3R sebagai penerapan amanat UU No.18 Tahun
2008 Tentang Pengelolaan Sampah maka setiap Kabupaten/Kota harus dapat
melaksanakan program pengelolaan sampah sejak dari sumbernya. Maksud dan
tujuan Pemerintah Kota Pontianak melaksanakan kegiatan tersebut melalui
penyediaan sarana dan prasarana fisik maupun peralatan penunjang adalah
untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dengan menciptakan lapangan
kerja yang bersifat berkelanjutan. Kelengkapan sarana dan prasarana yang telah
diberikan adalah berupa hanggar pemilahan, jalan masuk, gerobak sampah,
mesin pencacah sampah, peralatan-peralatan kerja lainnya. Melalui pembinaan
dan pemenuhan sarana, prasarana penunjang, masyarakat diharapkan sudah
dapat melaksanakan kegiatan secara mandiri. Namun, setelah 3 bulan
pembinaan kepada kelompok pengelola kebersihan (Petugas Komposter
Komunal, Petugas Gerobak, Satgas Kebersihan) kegiatan yang diharapkan
dapat terlaksana berhenti dengan sendirinya.

128

Jumlah Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Swakelola di TPA

Indikator kinerja jumlah pengelolaan sampah dengan sistem swakelola di TPA dicapai
melalui operasional pengelolaan TPA dengan sistem swakelola, pemeliharaan
periodik jalan masuk TPA ke Batu Layang, pemeliharaan periodik tipping area TPA
Batu Layang, dan pemeliharaan periodik jembatan TPA Batu Layang. Pengelolaan
TPA direncanakan dengan sistem Controlled Landfill. Untuk menunjang dan
meningkatkan kinerja pengelolaan sampah di TPA dilakukan melalui langkahlangkah operasional sebagai berikut:
a. Operasional Pengelolaan TPA dengan Sistem Swakelola. TPA sebagai lokasi
pembuangan dan proses akhir sampah yang diproduksi setiap hari oleh
masyarakat Kota Pontianak. Volume sampah yang masuk di TPA sebagian
besar adalah dari proses pengangkutan sampah dari TPS ke TPA setiap hari
berdasarkan jumlah volume sampah yang masuk sebesar 1.001,63 m3/hari
Letak TPA (Tempat Pembuangan/Pengelolaan Akhir) berada di Kec. Pontianak
Utara di Kelurahan Batu Layang memiliki luas 26,6 Ha. Saat ini luas TPA yang
sudah terpakai untuk penimbunan sampah dengan menggunakan sistim
Control Landfill seluas 14 Ha, hal ini akan menjadi permasalahan yang perlu
dicarikan solusi dalam mensikapi kebutuhan lahan dimasa mendatang.

206
Alat berat yang ada sebagai pendukung kegiatan di TPA terdiri dari 1 unit
Exavator pengadaan tahun anggaran 2012, Buldozer D5 Case pengadaan
tahun anggaran 2010 dan 1 unit Exavator pengadaan tahun anggaran 2007.
b. Pemeliharaan Periodik Jalan Masuk Lokasi TPA Batu Layang. Kegiatan
operasional ini merupakan prasarana yang harus selalu dalam kondisi baik
untuk mobilitasi angkutan sampah dalam kondisi aman dari bahaya kecelakaan
pada saat proses pembuangan sampah.
c. Pemeliharaan Periodik Tipping Area TPA Batu Layang. Lokasi tipping area
merupakan akses tempat pengumpulan pembuangan sampah sementara dari
angkutan yang selanjutnya akan dilakukan pengelolaan lebih lanjut
menggunakan alat berat.
d. Pemeliharaan Periodik Jembatan Lokasi TPA Batu Layang. Kegiatan
operasional memerlukan pemeliharaan jembatan sebagai akses masuk dan
keluarnya kendaraan angkut juga berfungsi sebagai penjaga normalosasi
system drainase yang ada di TPA.
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sampah yang masuk ke TPA perhari ratarata dengan komposisi 83% sampah organik dan 17% sampah an-organik dengan
komposisi terdiri dari : kertas (5%), kaca (2,1%), palstik (6%), logam (2%), kayu
(1,5%), kain (0,1%), karet (0,1%), organik (83%) yang terbesar.

129

Peningkatan Pelaksanaan Operasional Instalasi Pengolahan Limbah


Tinja (IPLT)

Indikator kinerja jumlah peningkatan pelaksanaan operasional instalasi pengolahan


limbah tinja (IPLT) menggambarkan upaya Pemerintah Kota Potianak untuk
meningkatkan kebersihan kota. Pengelolaan limbah tinja pada tahun 2013
menghasilkan pendapatan dari target retribusi penyedotan tinja sebesar
Rp.20.000.000,00/tahun
realisasi
capaian
target
retribusi
sebesar
Rp.21.000.000,00 atau sebesar 105%.

130

Rata-Rata Jumlah Lindi (Limbah Cair Sampah Yang Diproses)

Indikator kinerja rata-rata jumlah lindi (limbah cair sampah yang diproses) dicapai
melalui pelaksanaan Operasional Instalasi dan Peralatan Pengolahan Lumpur
Lindi. Operasional instalasi dan peralatan pengolahan limbah Lindi sebagai upaya
meminimalisir dampak lingkungan yang diakibatkan oleh adanya Lindi (limbah cair
yang bersumber dari proses penguraian sampah) yang ada pada TPA terhadap
badan lingkungan (Air). Jumlah limbah lindi yang di proses setiap hari 20,7
m3/hari.

131

Jumlah Ruas Pasar dan Ruas Jalan Kota Yang Dilakukan Penyapuan/
Dibersihkan

Indikator kinerja jumlah ruas pasar dan ruas jalan kota yang dilakukan
penyapuan/dibersihkan dicapai melalui operasional penyampuan jalan-jalan
protokol/daerah komersial dan penyapuan jalan tradisional. Berikut penjelasan

207

masing-masing capaian target jumlah ruas pasar dan jalan kota yang dilakukan
penyapuan/dibersihkan.
a. Penyapuan jalan-jalan protokol/daerah komersial dilakukan setiap hari, pada
pagi hari (Pukul 04.00 s/d 07.00 WIB) disapu, dilanjutkan disisir hasil
sapuannya Pukul 07.00 s/d 11.00 WIB. Pada kawasan tertentu di area
perdagangan/pasar dilakukan pada sore hari Pukul 16.00 s/d 19.00 WIB.
Penyapuan jalan protokol, daerah perdagangan dan perkantoran baru dapat
dilakukan pada 77 ruas jalan dari 338 ruas jalan yang ada dalam Kota
Pontianak (terdiri dari 322 jalan kota, 5 jalan propinsi dan 11 jalan nasional).
Yang ditangani penyapuan: jalan kota 63 ruas, jalan propinsi 4 ruas dan jalan
nasional 10 ruas.
b. Jam efektif pekerjaan penyapuan ini dilakukan pagi hari, mulai pukul 04.00 Wib
setiap harinya sampai selesai. Di samping itu pekerja yang menyapu sebanyak
315 orang untuk melayani penyapuan pada 70 ruas jalan dengan gaji pokok
Rp.20.000,00 (untuk 3 jam pertama) per hari plus uang makan/minum
Rp.6.500,00 perharinya dan beras Rp.90.000,00 perbulan.
c. Penyapun pasar tradisional dilakukan selama 3 (tiga) jam dengan jumlah 7
lokasi dilakukan oleh 86 pekerja setiap harinya dan dilakukan setelah aktivitas
pedagang selesai. Setiap pekerja penyapuan pasar diberi gaji pokok sebesar
Rp.20.000,00 plus uang makan/minum Rp.6.500,00 perharinya dan uang beras
Rp.90.000,- per bulan.
d. Untuk ruas jalan yang tidak tertangani pada jam kerja, ruas jalan yang belum
ada PHLnya maupun adanya acara/event, maka penanganan kebersihan
sampahnya dilakukan dengan melemburkan PHL dengan masa waktu 2 jam
dengan upah Rp.20.000,00 per orang dan uang makan/minum Rp.15.000,00
per orang.

132

Rata-Rata Jumlah Bahu dan Median Jalan Yang Ditebas

Indikator kinerja rata-rata jumlah bahu dan median jalan yang ditebas dicapai
melalui kegiatan rutin penebasan bahu dan median jalan yang ditargetkan sebanyak
72 lokasi di 6 wilayah kerja kecamatan. Berikut capaian kinerja penebasan/
pembersihan bahu dan media jalan sepanjang tahun 2013.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

133

Kecamatan
Pontianak Selatan
Pontianak Kota
Pontianak Barat
Pontianak Timur
Pontianak Utara
Pontianak Tenggara

Jumlah
23 lokasi
13 lokasi
16 lokasi
8 lokasi
5 lokasi
3 lokasi

Persentase Jumlah Sampah Yang Diangkut Pada Hari-Hari Besar

Indikator kinerja persentase jumlah sampah yang diangkut pada hari-hari besar
dicapai melalui pelaksanaan operasional pemeliharaan kebersihan hari-hari besar.
Capaian indikator sasaran ini berupa jumlah sampah pada peringatan hari-hari besar
keagamaan seperti Idul Fitri, Idul Adha, Natal dan Tahun Baru, Imlek, dan kegiatan
lain yang diselenggarakan oleh Pemerintah. Pada tahun 2013, jumlah sampah yang

208

berhasil diangkut selama pelaksanaan hari-hari besar keagaaman dan hari-hari


besar tersebut adalah sebanyak 340 ritase dengan realisasi 326 ritase.

134

Jumlah Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Dalam Kondisi Baik

Indikator kinerja jumlah tempat pembuangan sampah (TPS) dalam kondisi baik
dicapai melalui pelaksanaan pemeliharaan TPS dan perbaikan landasan container di
beberapa lokasi dalam wilayah Kota Pontianak. Realisasi capaian kinerja indikator
sasaran ini dijelaskan sebagai berikut:
a. Pada tahun 2013, jumlah Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang
terpelihara terdapat 129 TPS resmi dan pada tahun 2013 TPS berjumlah 144
buah. TPS liar dari sejumlah 15 titik telah berhasil dilakukan pembasmian
sehingga menjadi hanya 11 titik. Pemusnahan TPS liar ini bekerja sama dengan
pihak Kelurahan dan Kecamatan sehingga konsentrasi pengangkutan sampah
hanya pada TPS resmi yang disediakan oleh Pemerintah. Adapun lokasi
pemeliharaan TPS tahun 2013, meliputi TPS Terminal Batulayang, TPS Depan
TK Citra Mandiri, TPS Depan Gg. Akrap, TPS Depan Gg. Usaha Baru, TPS
Depan Gg. Buntu, TPS Depan Gg. Gudang Garam, TPS Depan Toko Usaha
Mandiri, TPS Depan Gg. Teluk Betung Dalam, TPS Depan BCA, TPS Depan PT
Sumber Alam, TPS Depan Lapangan Bola, TPS Depan PD Khatulistiwa Diesel,
TPS Depan Makam Muslimin Tanjung Raya 1, TPS Depan Gg Bersama Tanjung
Raya 1, TPS Depan BOB Ponsel Tanjung Raya 1, TPS Depan Toko Sandal
Rossi, TPS Depan Ruko Bangunan, TPS Depan Pasar Dahlia dan TPS Depan
Rumah Sakit Antonius.
b. Pada tahun 2013, jumlah landasan container yang diperbaiki sebanyak 15 Buah
(data lokasi pada tabel kondisi/lokasi TPS dan container). Adapun jumlah
pemeliharaan container dalam tahun 2012 meliputi:
1) Landasan Container Depan Kantor Pos Jeruju;
2) Landasan Container Depan Gg. Landak IV;
3) Landasan Container Samping SPBU Jeruju;
4) Landasan Container Depan SD Negeri 54;
5) Landasan Container Samping Jl. Srikaya;
6) Landasan Container Samping Gg. Gunung Jati;
7) Landasan Container Depan Kantor Camat Kota;
8) Landasan Container Depan Gg. Sama Rukun
Kondisi TPS di Kota Pontianak dalam kondisi baik sampai dengan tahun 2013
diperincikan sebagai berikut:
No
1
2
3
4

Jenis TPS
Container
Bak Semen/Batu
Transfer Depo
Rumah Kompos
Jumlah
TPS Liar di 6 Kecamatan

2010
30
77
2
1
110
25

2011
32
68
2
1
103
15

Tahun

2012
43
68
2
1
116
13

2013
91
35
2
1
129
11

209

135

Jumlah Angkutan Truk Sampah Yang Terpelihara Dalam Kondisi Siap

Indikator kinerja jumlah angkutan truk sampah yang terpelihara dalam kondisi siap
pakai dicapai melalui pemeliharaan alat angkutan bermotor sebanyak 47 unit.
Untuk menunjang kelancaran dalam pelaksanaan tugas pengangkutan sampah
kota menuju TPA diperlukan pemeliharaan alat angkutan bermotor seperti Arm Roll
Truck, Pick Up, Mini Bus, Dump Truck, Compector Truck, Vaccum Truck,
Kendaraan Roda 3 dan roda 2. Adapun kondisi armada yang dimiliki Pemerintah
Kota Pontianak, yang secara operasional dikelola oleh Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Pontianak pada tahun 2013 adalah sebagai berikut
No
1
2
3
4
5
6
7
8

136

Jenis Kendaraan
Arm Roll Truck
Pick Up
Mini Bus
Dump Truck
Compector Truck
Vaccum Truck
Kend. Roda 3
Kend. Roda 2
Jumlah

Jumlah
23
6
1
23
1
3
9
3
69

Kondisi
Baik
14
4
1
19
1
1
8
2
50

Rusak Ringan
5
1
1
7

Rusak Berat
4
1
4
1
1
1
12

Jumlah Kontainer Sampah Dalam Kondisi Baik

Indikator kinerja jumlah kontainer sampah dalam kondisi baik dicapai melalui
pemeliharaan kontainer, pembangunan landasan kontainer baru. Jumlah konteiner
yang diperbaiki pada tahun 2013 sebanyak 5 unit yang mengalami kerusakan baik
Plat yang bocor dan penggantian tutup yang sering dijarah pemulung besi bekas.

137

Terpenuhinya Ketersediaan Prasarana dan Sarana Persampahan


(Sepeda Motor Roda Tiga, Gerobak Sampah, Alat Berat dan Bulldozer)

Indikator kinerja terpenuhinya ketersediaan prasarana dan sarana persampahan


(sepeda motor roda tiga, gerobak sampah, alat berat dan bulldozer) dicapai melalui
pembangunan landasan kontainer sejumlah 20 unit, pengadaan kontainer baru
sejumlah 15 unit dan pengadaan kendaraan angkutan sampah sejumlah 1 unit.

138

Terpenuhinya ketersediaan peralatan perbengkelan sarana angkutan


dan pengelolaan persampahan

Indikator kinerja terpenuhinya ketersediaan peralatan perbengkelan sarana


angkutan dan pengelolaan persampahan dicapai melalui program peningkatan
sarana dan prasarana kebersihan berupa pengadaan peralatan perbengkelan
untuk perbaikan sarana angkutan dan pengelolaan persampahan dilingkungan
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pontianak.
Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran 49 di atas, dapat disimpulkan
bahwa rata-rata capaian kinerja sasaran tersebut adalah sebesar 91,49% atau
termasuk dalam interval x > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat
Berhasil.

210
Sasaran
50

Meningkatnya Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Sasaran strategis ini merupakan penjabaran dari tujuan strategis 19, yaitu
Mewujudkan kualitas pengelolaan kebersihan dan pertamanan kota. Untuk
mewujudkan sasaran strategis ini dilaksanakan 2 (dua) program, yaitu Program
Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Program Peningkatan Penataan da
Pengelolaan Taman Kota dan RTH yang didukung oleh Masyarakat dan Pihak
Swasta. Total anggaran yang dialokasikan untuk kedua program tersebut adalah
sebesar Rp.2.943.980.640,00, yang terealisir sebesar Rp.2.899.036.400,00 atau
98,47%. Secara teknis, SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk
mewujudkan sasaran ini adalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Capaian
sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan 2 (dua) indikator kinerja kinerja
utama, sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama
139. Meningkatnya pengadaan bibit taman hias dan
peneduh
140. Rata-rata jumlah pohon yang dipangkas
(control vegetasi)

Capaian

Target
100%

Realisasi
97,43%

%
100

100%

138%

119

Sangat
Berhasil

161,04

92.5

Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 50

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:
Meningkatnya Pengadaan Bibit Taman Hias dan Peneduh

139

Indikator kinerja meningkatnya pengadaan bibit taman hias dan peneduh dicapai
melalui pelaksanaan pemeliharaan taman kota, pengadaan bibit tanaman hias dan
peneduh, dan peningkatan sarana dan prasarana pertamanan. Adapun capaian
kinerja indikator sasaran ini yang direalisasikan pada tahun 2013, sebagai berikut.
Penataan taman dan ruang terbuka hijau bertujuan meningkatkan kualitas
lingkungan dengan perencanaan penataan taman dan keindahan kota serta
meningkatkan pula kegiatan pemeliharaan pohon (Kontrol Vegetasi) yang ada di
sepanjang ruas jalan yang ada di Kota Pontianak. Adapun kegiatan pemeliharaan
taman dan ruang terbuka hijau yang dilaksanakan pada tahun 2013 meliputi
perbaikan pot tanaman, pengecatan pot tanaman dan ornamen kota, pemeliharaan
taman Jalan Tanjung Pura I dan II, pembuatan pot di median Jalan Veteran.
Adapun perbandingan jumlah dan lokasi RTH dan Taman pada tahun 2011 hingga
2013 adalah sebagai berikut:
1) Ruang Terbuka Hijau Publik
Kecamatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Ptk Selatan
Ptk Tengara
Ptk Kota
Ptk Barat
Ptk Timur
Ptk Utara

Jumlah
2
21

5
1
4
20
2

2010
Luas (m2)
3
24.778,40

7.534
50,40
2.229
6205,82
1.026

Jumlah
4
20

5
1
4
20
2

2011
Luas (m2)
5
24.778,40

7.534
50,40
2.229
6205,82
1.026

Jumlah
6
20

5
1
5
23
2

2012
Luas (m2)
7
24.913,34

10.033,30
250
2.248,90
7.705,23
1.026

JUMLAH

53

41.823,62

54

41.823,62

56

211

46.221,67

2) Taman Kota yang dikelola Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pontianak
Kecamatan
1. Ptk Selatan
2. Ptk Tengara
3. Ptk Kota
4. Ptk Barat
5. Ptk Timur
6. Ptk Utara
Jumlah

Tahun 2011
Jumlah
Luas M2
20
24.317,2
5
7.534,00
14
4.538,62
4
2.279
1
50,40
1
73
53
38.789,22

Tahun 2012
Jumlah
Luas M2
20
24.913,34
5
10.033,30
16
6.132,37
5
2.248,90
1
250,00
1
72,90
48
43.650,81

Tahun 2013
Jumlah
Luas M2
20
24.913,3
5
10.033,3
16
6.132,37
5
2.248,90
1
250
1
72,9
48
43.650,8

3) Taman Kota yang dikelola oleh pihak Ketiga/Swasta


Kecamatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Ptk Selatan
Ptk Tengara
Ptk Kota
Ptk Barat
Ptk Timur
Ptk Utara
Jumlah

Tahun 2011
Jumlah
Luas M2
1
461,20
6
1.647,30
1
450
8
2.558,50

Tahun 2012
Jumlah
Luas M2
7
1.650,56
1
953
8
2.603,56

Tahun 2013
Jumlah
Luas M2
7
1.650,56
1
953
8
2.603,56

Selain pengelolaan taman dan RTH, Pemerintah Kota Pontianak juga melakukan
pengadaan tanaman hias diperlukan untuk mengganti tanaman yang rusak akibat
kondisi lingkungan atau rusak karena tangan jahil yang merusak tanaman yang
berada di lokasi Taman. Ada pun jumlah dan jenis tanaman sebagai berikut:
1
2
3
4
5
6
7
8

140

Pangkas Hijau
Soka Singapure
Taiwan Beauty
Puring Kuning
Kedondong Laut
Gandarusa
Soka Jawa
Lili Bombay

9
10
11
12
13
14
15

Hangjuang
Cana Presiden
Lili Bakong
Helconia
Lili paris putih
Pucuk Merah
Mahoni

Rata-Rata Jumlah Pohon Yang Dipangkas (Control Vegetasi)

Indikator kinerja rata-rata jumlah pohon yang dipangkas (control vegetasi) dicapai
melalui pemeliharaan atau kontrol vegetasi yang dilakukan secara rutin dengan
perlakuan bersifat pemangkasan dan penebangan pohon yang dianggap rawan
dan membahayakan bagi pengguna jalan maupun bangunan yang berada
disekitarnya. Banyaknya jumlah pohon yang berada di Kota Pontianak yang pada
umumnya memiliki ukuran besar dan usia yang relatif tua menjadi kendala
tersendiri untuk dilakukan penataan. Banyak terjadi pengerusakan baik yang
disengaja karena kepentingan tertentu maupun karena daya dukung tumbuh pohon
yang tidak baik sehingga pohon menjadi mati atau miring.
Selain kendala tersebut, kurangnya tenaga dalam pemantauan pohon yang ada
mengakibatkan banyak terjadi pengrusakan maupun penebangan pohon oleh pihak
yang tidak bertanggung jawab. Adapun upaya yang telah dilakukan selama ini yaitu
melakukan pemangkasan pohon, penebangan pohon, penanaman pohon,
pembersihan pohon dan registrasi pohon. Pembersihan gulma atau benalu yang

212

bersifat parasit pada pohon yang dapat menbuat kondisi pohon menjadi tidak sehat
dan berkesan kumuh. Registrasi pohon adalah pemberian label pada pohon
sebagai data regestrasi jumlah dan kondisi pohon. Sedangkan registrasi pohon
adalah pemberian label pada pohon sebagai data regestrasi jumlah dan kondisi
pohon.
Pada tahun 2013, jumlah pohon yang dipangkas atau dilakukan control vegetasi
ditargetkan sebanyak 576 pohon yang tersebar di jalan-jalan protokol maupun jalan
kota. Dari target 576 pohon dapat direalisasikan melebih target yaitu 1.294 pohon
atau 224,65%.

Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran 50 di atas, dapat disimpulkan


bahwa rata-rata capaian kinerja sasaran tersebut adalah sebesar 161,04% atau
termasuk dalam interval > 85, dengan nilai mean : 92,5 dalam kategori Sangat
Berhasil.
Sasaran
51

Meningkatnya Tata Ruang Kota Yang Tepat dan Berwawasan


Lingkungan

Sasaran strategis ini merupakan penjabaran dari tujuan strategis 20, yaitu
Mewujudkan penataan ruang yang akomodatif, tertib, teratur dan berwawasan
lingkungan. Untuk mewujudkan sasaran strategis ini dilaksanakan 2 (dua) program,
yaitu Program Pengembangan Perumahan dan Program Pemberdayaan Komunitas
Perumahan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp 8.150.392.999,00, yang dapat
terealisir sebesar Rp 7.830.912.749,00 atau 96,08%. SKPD yang bertanggungjawab
untuk mewujudkan sasaran stategis tersebut adalah Dinas Cipta Karya, Tata Ruang,
dan Perumahan. Capaian sasaran strategis ini diukur melalui pemenuhan 2 (dua)
indikator kinerja utama, sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama
141. Persentase tingkat pemenuhan kebutuhan
masyarakat akan rumah yang layak huni
(RTLH)
142. Persentase menurunnya lingkungan
perumahan (bangunan) yang kumuh

Target

Realisasi

100%

88,45%

88,45

100%

100%

100

Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 51

94,3%

Capaian
Sangat
Berhasl
92.5

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:

141

Persentase Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Masyarakat Akan Rumah


Yang Layak Huni

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan 2


(dua) program dan 4 (tiga) kegiatan, yaitu Program Pengembangan Perumahan
dengan 3 (tiga) kegiatan, yaitu (1) Kegiatan DAK Perumahan dan Permukiman; (2)
dak Perumahan dan Permukiman (sisa dana DAK 2012); (3) Kegiatan Penyusunan
Data Base Perumahan dan Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan,
dengan 1 (satu) kegiatan, yaitu (1) Fasilitasi dalam rangka penjaringan pemberian
bagi rumah tidak layak huni . Adapun Capaian kinerja masing-masing kegiatan
tersebut sebagaimana dituangkan pada tabel di bawah ini:

213
Indikator Kinerja
4.
5.
6.

7.

Target

Realisasi

1
Jumlah rumah yang dibantu
Prasarana sarana Utilitas (PSU)
pada perumahan formal
Jumlah rumah yang dibantu
Prasarana sarana Utilitas (PSU)
pada perumahan formal
Jumlah komplek perumahan
formal yang ada di Kota
Pontianak

2
1500

3
1060

4
70,67

100

100

100.00

300

284

94,67

Jumlah Lokasi Rumah Layak


Huni Yang terfasilitasi

100

Rata-Rata Capaian Kinerja Kegiatan

Capaian
Kinerja
5

92.5
Sangat
Berhasil

91,34

142
Persentase Menurunnya Lingkungan Perumahan (Bangunan) Yang Kumuh
Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan 1
(satu) program dan 2 (dua) kegiatan yaitu Program Pemberdayaan Komunitas
Perumahan, dengan 2 (dua) kegiatan yaitu (1) Fasilitasi Penanganan Perumahan
dan Kawasan Permukiman Kementrian Perumahan Rakyat (BPPS/SHAT/PLP2KBK) Stimulasi PSU dan DAK Perumahan; (2) Pengelolaan Rusunawa . Adapun
Capaian kinerja masing-masing kegiatan tersebut sebagaimana dituangkan pada
tabel di bawah ini:
Indikator Kinerja
1.
2.

1
Jumlah Lokasi rumah kumuh
yang tertangani
Jumlah rumah Susun yang
terkelola

Target

Realisasi

2
6

3
6

4
100

96

96

100

Rata-Rata Capaian Kinerja Kegiatan

100

Capaian
Kinerja
5
92,5
sangat
Berhasil

Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran 51 di atas, dapat disimpulkan


bahwa rata-rata capaian kinerja sasaran tersebut adalah sebesar 94,3% atau
termasuk dalam interval > 85, dengan nilai mean : 92.5 dalam kategori Sangat
Berhasil.

Sasaran
52

Meningkatnya Pengendalian Pembangunan Perumahan


Sesuai Tata Ruang Kota

214

Sasaran strategis ini merupakan penjabaran dari tujuan strategis 20, yaitu
mewujudkan penataan ruang yang akomodatif, tertib, teratur dan berwawasan
lingkungan. Untuk mewujudkan sasaran strategis ini dilaksanakan 1 (satu) program,
yaitu program Pengendalian Pemanfaatan Ruang. Anggaran yang dialokasikan untuk
program tersebut adalah sebesar Rp.107.746.800,00 yang terealisir sebesar
Rp 5..476.050,00 atau 51,49%. SKPD yang bertanggungjawab untuk mewujudkan
tsasaran stategis ini adalah Dinas Cipta Karya, Tata ruang, dan Perumahan.
Sasaran strategis ini diarahkan untuk memenuhi target kinerja utama, sebagai
berikut:
143.

Indikator Kinerja Utama


Persentase menurunnya tingkat
pelanggaran pelaksanaan dan
pembangunan perumahan

Target

Realisasi

Capaian

100%

100%

100

Sangat
Berhasl

100

92,5

Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 52

Evaluasi dan analisis capaian kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja utama
sasaran tersebut sebagai berikut:

143

Persentase Menurunnya Tingkat Pelanggaran Pelaksanaan dan


Pembangunan Perumahan

Untuk merealisasikan capaian target indikator ini ditempuh melalui pelaksanaan 1


(satu) program dan 1 (satu) kegiatan yaitu program Pengendalian Pemanfatan
Ruang dengan 1 (satu) kegiatan yaitu (1) Kegiatan Pengawasan dan Pembinaan
Bangunan Gedung. Adapun Capaian kinerja masing-masing kegiatan tersebut
sebagaimana dituangkan pada tabel di bawah ini:
Indikator Kinerja
1.

1
Jumlah Lokasi yang dilakukan
Pengawasan

Target

Realisasi

2
6 kecamatan

3
6 kecamatan

4
100%

Rata-Rata Capaian Kinerja Kegiatan

100%

Capaian
Kinerja
5
92.5
Sangat
Berhasil

Berdasarkan analisis capaian kinerja pada sasaran 52 di atas, dapat disimpulkan


bahwa rata-rata capaian kinerja sasaran tersebut adalah sebesar 100% atau
termasuk dalam interval x > 85, dengan nilai mean : 92.5 dalam kategori Sangat
Berhasil

Anda mungkin juga menyukai