Anda di halaman 1dari 4

Cara Menentukan Harga Jual

Panduan Reseller Online

Apakah Anda reseller/dropshipper? Anda merasa bingung saat akan menentukan harga jual?
Jika saat ini Anda menjalani bisnis sebagai reseller atau dropshipper online, saya bersyukur
karena ebook ini sudah berada di tangan yang tepat.
Seringkali reseller pemula kebingungan saat akan menentukan harga jual kepada konsumen.
Terbukti dengan banyaknya reseller sepatu pria 99 yang mempertanyakan hal tersebut kepada
kami. Padahal menentukan harga jual bagi reseller sebenarnya tidak terlalu rumit, karena reseller
tidak perlu pusing merinci harga pokok, biaya karyawan dalam hitungan jam, operasonal listrik,
telepon dll. Ini berarti harga pokok sudah reseller ketahui dari supplier atau grosiran tempat
mengambil barang.

Nah simak pemaparan berikut ini tentang cara reseller menentukan harga jual.
1. Markup Harga
Secara umum, rumus keuntungan bagi reseller adalah harga jual dikurangi harga beli. Apabila
kita misalkan harga beli atau harga dari supplier Anda adalah Rp 100.000 rupiah, maka Anda
harus menetapkan harga jual diatas tersebut. Berlaku rumus: harga beli + X = harga jual, dengan
x adalah margin keuntungan Anda. Permasalahannya, banyak reseller pemula yang menentukan
x atau margin tadi tanpa alasan dan perhitungan yang jelas. Akibatnya harga menjadi labil,
gampang berubah dan profit akhir tidak bisa di prediksi.
2. Berapa Anda Harus Markup Harga?
Markup harga sekilas memang mudah, Anda hanya perlu menambahkan sekian rupiah dari
harga pokok atau harga beli. Namun, sebenarnya ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan. Apa saja hal tersebut?
a. Target Penjualan
Target adalah sasaran atau titik yang harus Anda raih dalam satu bulan. Target ini sangat
penting, sebagai acuan dan motivasi bagi Anda dalam menjual produk reseller. Karena masih
pemula, misalnya Anda menargetkan penjualan 30 produk dalam satu bulan. Jika kita ratakan
dalam 1 bulan ada 30 hari, ini berarti dalam sehari minimal Anda harus bisa menjual 1 produk.
b. Biaya Operasional
Jika Anda reseller dropship, tentu tidak perlu memikirkan biaya transportasi atau biaya packing
produk, karena semua itu sudah dilakukan oleh supplier. Nah, yang harus Anda hitung adalah
biaya operasional Anda sendiri yang harus dipenuhi untuk menunjang proses jual beli. Salah
satunya adalah pulsa yang harus Anda beli untuk melakukan komunikasi dengan supplier dan

konsumen. Misalnya dalam satu bulan, setelah di kalkulasi Anda membutuhkan pulsa Rp
100.000 rupiah.
c. Target Pengembangan (Development)
Pengembangan disini tentu saja untuk keperluan penjualan. Anda tidak mungkin akan
selamanya menjadi reseller. Suatu saat akan ada fase jenuh dan memaksa Anda harus membuat
tantangan baru. Misalnya dalam waktu satu tahun Anda sudah harus mempunyai toko yang bisa
membeli stock dalam jumlah banyak. Saat berada pada fase ini, Anda sudah bukan lagi sebagai
reseller. Tapi sudah menjadi grosir bahkan bisa juga menjadi supplier yang sanggup melayani
reseller lainnya.
3. Rumus Harga Jual untuk Reseller
Dari tiga variabel yang telah diasumsikan diatas, sekarang saatnya Anda menentukan nominal
keuntungannya. Mari kita uraikan satu-persatu berdasarkan asumsi tadi.
a. Target Penjualan
Target penjualan seperti yang diuraikan diatas adalah batas minimal yang harus dipenuhi. Jika
dalam satu hari bisa lebih dari 1, maka itu lebih baik lagi.
b. Operasional
Dengan beban biaya operasional Rp 100.000 perbulan, jika di bagi dengan 30 hari. Maka
didapatkan nominal Rp 3333,333 yang dibulatkan keatas menjadi Rp 3.400 rupiah. Berarti dalam
satu penjualan per hari dengan target 1 produk yang terjual. Maka setiap produk harus
ditambahkan Rp 3.400 rupiah
c. Target Pengembangan
Umumnya, pedagang retail (toko) menetapkan margin keuntungan minimal 20% sampai dengan
30%, bahkan ada yang lebih dari 50% dari harga pokok atau harga beli. Lantas mana yang cocok
untuk kita tetapkan? Sebelum menentukannya, perhatikan 2 hal dibawah ini:
i. Daya beli market Anda
Jika Anda adalah mahasiswa, tentu saja market terdekat dengan Anda adalah teman sekampus
pada khususnya dan mahasiswa lain kampus pada umumnya. Kondisi dompet mahasiswa tentu
saja berbeda dengan kondisi dompet pekerja. Dalam hal ini, Anda tentukan margin yang rendah
yaitu 20% saja. Apalagi masih reseller pemula, harus mengedepankan brand image pribadi dulu,
biarkan semua orang tahu bahwa Anda adalah pedagang.
ii. Harga Kompetitor

Perhatikan harga kompetitor yang sudah lebih dulu menjual produk yang serupa dengan Anda.
Caranya bisa bertanya kepada teman terdekat atau investigasi langsung di internet. Carilah
online shop yang memiliki website, kemudian lihat harganya. jangan sampai Anda menentukan
harga jual yang jauh lebih mahal daripada kompetitor Anda.
Dari kedua point diatas, kita anggap margin yang sesuai untuk Anda sebagai reseller pemula
adalah 20%. Jadi kita dapatkan nominal 20% x 100.000 = 20.000
Maka rumus lengkap harga jualnya menjadi:
HJ = HB + BO + BP
dengan Hj = Harga Jual, HB = Harga beli, BO = Biaya operasional, BP = Biaya Pengembangan

Maka hasilnya adalah


HJ = 100.000 + 3.400 + 20.000
HJ = Rp 123.400/pcs
Kesimpulannya, dengan menjual harga minimal Rp 134.000/pcs maka Anda akan terhindar dari
kerugian. Dan jika akhirnya Anda memutuskan untuk menetapkan harga lebih dari itu, nah ini
sah-sah saja, selebihnya itu adalah keuntungan tambahan.
Oke sekarang sudah mengerti? jika belum silahkan ulangi untuk membacanya. Rumus diatas
adalah sebagai acuan minimal bagi reseller pemula dalam menentukan harga agar memiliki
dasar dan alasan kuat.
Dalam menentukan harga jual satu produk, reseller juga sebaiknya mempertimbangkan supply
dan demand yang terjadi. Jika saat permintaan banyak dan barangnya sedang langka (supplynya sedikit), seorang reseller boleh saja menaikkan harga dari patokan standar perhitungan tadi.
Reseller jangan asal markup harga, karena itu akan menentukan keberlangsungan penjualan
Anda. Jangan sampai harga yang Anda tawarkan kepada konsumen malah terkesan mahal, ini
akan merusak kesan pertama dan mencederai brand image toko online Anda. Perlu diketahui
bahwa penentuan harga jual seperti yang tadi dijelaskan tidaklah mutlak mesti seperti itu. Ada
berebagai kondisi atau situasi yang dapat mempengaruhi variabel-variabel seperti target,
operasional, daya beli dan harga kompetitor.

Anda mungkin juga menyukai