Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

HAMA DAN PENYAKIT BENIH DAN PASCAPANEN


METODE INKUBASI PADA MEDIA TSA, PDA DAN WA

Disusun oleh:
Kelompok 5
Imam Sholikhin

A34100007

Vincentius Huberto Dhango A34100031


Adiyantara Gumilang

A34100056

Ina Rubiatul Hasanah

A34100091

Muhammad Ridho Rasyid

A34100106

Dosen Praktikum:
Dr. Ir. Ivone Olay Sumarauw, M.Si.
Asisten Praktikum:
Gracia Mediana

A34090030

Mansyur Tri Widodo

A34090037

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Benih merupakan titik awal tumbuh untuk mendapatkan tanaman yang
sehat,benih yang sehat ini juga sangat penting dalam produksi tanaman pertanian,
oleh karena itu benih harus bebas dari infeksi dan kontaminasi patogen.
Mikroorganisme terbawa benih dapat menurunkan kualitas benih seperti
menurunnya daya kecambah benih, kerusakan bentuk fisik dan warna benih,
bahkan beberapa mikroorganisme tertentu tidak saja menurunkan kualitas benih,
juga menyebabkan benih yang terinfeksi itu menjadi sangat beracun (Sutopo 1993
dalam Nurdin 2003). Salah satu faktor yang menentukan mutu benih adalah
kesehatan benih yang ditentukan oleh ada atau tidaknya mikroorganisme terbawa
benih, seperti cendawan, nematoda, bakteri, atau virus (Misra et al. 1994 dalam
Nurdin 2003).
Salah satu pengujian kesehatan benih adalah dengan metode inkubasi dan
teknik growing on test. Metode inkubasi terdiri atas dua cara inkubasi, yaitu
inkubasi pada kertas gulung dan inkubasi pada media agar. Ketiga metode atau
teknik tersebut mempunyai persamaan yaitu penggunaan media buatan untuk
menumbuhkan benih uji. Perbedaannya adalah jenis media yang digunakan pada
masing-masing teknik.

1.2. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mendeteksi patogen yang terbawa benih
serta mengidentifikasinya.

BAB II
BAHAN DAN METODE
2.1. Alat dan Bahan
Pada pengujian tanah steril digunakan wadah ukuran sedang, pinset, cawan,
bahan yang digunakan yaitu 50 benih jagung, 50 benih padi, dan 50 benih kedelai,
air steril, tanah steril dan kloroks, sedangkan pada pengujian media agar alat yang
digunakan adalah 5 cawan petri, penutup cawan, plastik bening, sil dan slotip,
pembakar spritus, pinset, dan laminar flow. Sedangkan bahan yang digunakan
yaitu 1 media TSA, 1 media PDA, dan media water agar, 40 benih cabai, 40 benih
padi dan 20 benih kedelai. Pada pengujian kertas gulung bahan yang digunakan
yaitu alas plastik, kertas, dan pinset, sedangkan bahan yang digunakan yaitu 20
benih kedelai, 20 benih padi, dan air steril. Ketiga pengujian memerlukan kloroks
dan air steril untuk merendam benih pada awal praktikum sebelum diberi
perlakuan.
2.2. Metode
Pada praktikum ini terdapat empat metode yang digunakan yaitu pengujian
tanah steril, pengujian media agar dan pengujian kertas gulung. Sebelum benih
diberi perlakuan, benih terlebih dahulu direndam didalam kloroks selama 3 menit
kemudian direndam dalam air steril selama 1 menit.
Pengujian tanah steril yaitu menanam benih kedelai, cabai, dan jagung
pada wadah yang telah diisi oleh tanah steril. Jumlah masing-masing wadah berisi
50 benih yang disususn dengan rapi kemudian dimasukan kedalam kantung plastic
(ditutupi plastik). Pengamatan dilakukan setiap hari dengan mengamati benih
yang tumbuh dan berapa benih yang ditumbuhi oleh cendawan. Pengamatan
dilakukan selama 7 hari dan memercikan air pada masing-masing wadah agar
kelembabannya terjaga.
Pengujian pada media agar dilakukan dengan 3 bahan agar berbeda yaitu
TSA, PDA, dan 3 media water agar. Pada media TSA diletakan 20 benih cabai,
pada media PDA diletakan 20 benih padi, pada media water agar diletakan
masing-masing 20 benih kedelai, 20 benih cabai, dan 20 benih padi. Semua benih
3

yang digunakan ditata secara melingkar diatas permukaan agar. Pengujian pada
media agar dilakukan secara aseptik dalam laminar flow dan untuk media water
agar tidak perlu penutup cawan namun cukup dimasukan kedalam plastic bening
kemudian disegel. Pengmatan dilakukan setelah 7 hari.
Pengujian kertas gulung yaitu menggunakan 20 benih kedelai dan 20 benih
padi. Pertama lasa plastik dilapisi dua lembar kertas yang dilembabkan, kemudian
masing-masing benih ditata secara berbaris ke samping lalu kertas digulung dan
disegel. Pengamatan dilakukan setelah 7 hari.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pengamatan
1. Metode Inkubasi pada Media
Tabel 1. Pengujian benih dengan teknik growing on test (media tanah)
Spesifik

Komoditas
Benih

Mikroskopis

Daya

makroskopis

Kecambah

Patogen

Kel 1
Deskripsi:
Benih tumbuh

Kel 1 : Kel 2 : 74 %
Rata-rata:

Kel 1 : Tidak
diketahui
Kel 2 : Tidak
diketahui

Jagung
Kel 2
Deskripsi :
Beberapa benih
tumbuh dan ada
yang mati

Kel 3
Deskripsi :
benih kedelai yang

Kel 3: 86 %
Kel 4: 100 %

ditanam berjumlah
50 butir yang

Kel 3 : Tidak

berkecambah

diketahui

hanya 43 butir

Kedelai

Kel 4 : Tidak
diketahui

Kel 4
Deskripsi :
Benih sehat
Padi

Kel 5 :
Kelompok 5:
76 %
Kelompok 6:
Kel 5

Penicillium sp.
Kel 6 : Tidak
diketahui

0%

Deskripsi:
Kel 5

38 dari 50 tanaman

Perbesaran: 10 x 10

padi tumbuh,

Deskripsi:

sisanya tidak

Konidium tidak

tumbuh. Pada

banyak; konidiofor

bagian pangkal

dan fialid banyak

batang terlihat

dan jelas terlihat.

adanya
pertumbuhan
cendawan
berwarna hijau
dalam jumlah yang
6

tidak banyak.

Kel 6
Deskripsi :
Benih pada media
tanam tidak
tumbuh

Tabel 2. Uji metode kertas gulung


Komoditas
Benih

Spesifik
Mikroskopis

makroskopis

Jagung

Daya
Kecambah

Patogen

Kel 1 : Kel 2 : 82 %
Rata-rata:

Kel 1 :
Aspergillus niger,
Aspergillus flavus

Perbesaran 40 X 10

Kel 1
Perbesaran 40 X 10

Kel 2 : tidak
diketahui
Kel 1
Deskripsi :
Benih tumbuh

Kel 2
7

Deskripsi:
Benih tumbuh

Kel 3

Kel 3
Deskripsi :
Benih tumbuh dan
berkecambah
sampai 98% namun
yang terserang

Kelompok 3:
98 %
Kelompok 4:
100 %

Perbesaran 40 X 10

Kel 3 : Tidak
diketahui
Kel 4 : Rhizopus
sp.

Kedelai
Kel 4
Perbesaran 40 X 10

patogen hanya
sebagian saja.

Kel 4
Deskripsi :
Benih tumbuh
hingga 100 %
Padi
Kelompok 5:
92 %
Kelompok 6: 0
%
Kel 5
Perbesaran: 40 x 10
Deskripsi:

Kel 5: Rhizopus
sp.
Kel 6 : Tidak
diketahui

Kel 5
Deskripsi:
46 dari 50 benih
padi dapat tumbuh.
8

Pada beberapa
benih terdapat
benda seperti
tepung berwarna
hitam.
Penampakan sangat
jelas. Semua bagian
dari Rhizopus sp.
dapat terlihat, yaitu:
sporangiofor,
sporangium, dan
sporangiospora.
Kel 6
Deskripsi :
Benih tidak ada
yang tumbuh

Tabel 3. Uji metode kertas lipat


Spesifik
Komoditas
Benih

Mikroskopis

makroskopis

Daya

Patogen

Kecambah

Jagung

Kel 1 : Tidak
Kelompok 1 : Kelompok 2 :

diketahui
Kel 2 : Tidak
diketahui

72 %
Perbesaran 40 X 10
Rata-rata:

Kel 1
Perbesaran 40 X 10

Kel 1
Deskripsi:
Benih pada media
tumbuh dan ada
yang tidak tumbuh

Kel 2
Perbesaran 40 X 10

Kel 2
Deskripsi :
Benih pada media
tumbuh

Kelompok 3:
66 %

Kel 3
Perbesaran 40 X 10

Kel 3
Deskripsi :
Benih yang
terserang patogen
sebanyak 17 benih.
Secara

Kelompok 4:
88 %
Kel 3 : Tidak
diketahui

Kedelai

Kel 4 :
Aspergillus niger
Kel 4
Perbesaran 40 X 10

makroskopis,
patogen berwarna
hijau.

Kel 4
Padi

Kel 5: Aspergillus
sp.

Kelompok 5:
74 %
Kel 5
Kel 5
Deskripsi:
Perbesaran: 40 x 10
37 dari 50 benih
Deskripsi:
dapat tumbuh. Pada
Metula dan fialid
beberapa benih
tidak jelas terlihat;

Kelompok 6: 0

Kel 6 : Tidak
diketahui

10

terlihat seperti ada


tepung berwarna
kuning.

konidium sangat
banyak; konidiofor
terlihat namun sel
kaki tidak tampak.

Kel 6
Deskripsi :
Benih tidak ada
yang tumbuh

Tabel 4. Uji penanaman pada media agar air (Water Agar)


Komoditas
Benih

Spesifik
Mikroskopis

makroskopis

(Kel 1)
Deskripsi :
Benih tumbuh
Padi

Kel 2

Daya
Kecambah
Kelompok 1 : Kelompok 2 :
96 %
Kelompok 3:
84 %
Kelompok 4:
96 %
Kelompok 5:
92 %
Kelompok 6:
70 %
Rata-rata:

Patogen

Kel 1 : Tidak
diketahui
Kel 2 : Tidak
diketahui
Kel 3 : Tidak
diketahui
Kel 4 : Rhizopus
sp
Kel. 5:
Penicillium sp.
Kel 6 : Tidak
diketahui

11

Kel 3
Deskripsi:
Pada 5 butir padi
terdapat patogen
berwarna hitam.
Patogen ini tidak
mengubah ukuran
dan bentuk benih
padi.

Kel 4
Deskripsi :
Benih tumbuh

Kel 4
Perbesaran 40 X 10

Kel 5
Perbesaran: 40 x 10
Deskripsi: semua
bagian jelas
terlihat, yaitu:
konidium, fialid,
dan konidiofor.

Kel 5
Deskripsi: Semua
benih
berkecambah;
terdapat sedikit
spora pada
permukaan benih
berwarna hijau dan
lendir transparan.

Kel 6
Deskripsi :
Terdapat bintik2
hitam dan hifa
berwarna hijau,
benih terlihat
berwarna hitam
12

Jagung

Kel 1 : Kel 2 : 100 %


Kel 3 : 90 %
Kel 4 : 100 %
Kel 5: 70 %
Kel 6 : 100 %
(Kel 1)
Deskripsi :
Benih tumbuh

Kel 1 : Tidak
diketahui
Kel 2 : tidak
diketahui
Kel 3 : Tidak
diketahui
Kel 4 :
Aspergillus niger
Kel 5:
Penicillium sp.

Kel 2

Kel 3
Deskripsi:
Terdapat 1 benih
yang terserang
patogen berwarna
hijau tua. Patogen
tidak mengubah
bentuk dan ukuran
benih.

Kel 4
Perbesaran 40 X 10

13

Kel 4
Deskripsi :
Benih tumbuh

Kel 5
Perbesaran: 40 x 10
Deskripsi:
Konidium tidak
banyak; fialid dan
konidiofor jelas
terlihat.

Kel 5
Deskripsi: Semua
benih
berkecambah;
terdapat sedikit
spora hijau pada
permukaan benih.

Kel 6
Deskripsi :
Benih tumbuh
hingga mencapai
100 %
Kel 1 : Kel 2 : 100 %
Kel 3 : 80 %
Kel 4 : Kel 5: 100 %
Kel 6 : 80 %
Kedelai

(Kel 1)
Deskripsi :
Benih tumbuh

Kel 1 : Tidak
diketahui
Kel 2 : Tidak
diketahui
Kel 3 : Tidak
diketahui
Kel 4 : Tidak
diketahui
Kel 5: Rhizopus
sp.
Kel 6 : Tidak
diketahui

Kel 2

14

Kel 3
Deskripsi :
Deskripsi: Benih
yang terserang
patogen berupa
cendawan dengan
miselium berwarna
putih.

Kel 5
Perbesaran: 40 x 10
Deskripsi:
Sporangium tidak
terlihat jelas;
sporangiofor
sedikit;
sporangiospora
sangat banyak.

Kel 5
Deskripsi:
Semua benih
berkecambah;
terdapat sedikit
miselium putih
pada kulit benih
dan pangkat akar.

Kel 6
Deskripsi :
Ada bintik hitam
dan terdapat serbuk
bertangkai
berwarna kuning
kehijauan.

Tabel 5. Pengujian penanaman benih pada media agar


Spesifik
Komoditas
Benih

makroskopis
Mikroskopis

Daya
Kecambah
(%)

Patogen

15

Kedelai
(Media
TSA)

Kel 1
Perbesaran 40 X 10

Kel 2
Perbesaran 40 X 10

Kel 1
Deskripsi :
Benih tumbuh

Kel 1 :
Kelompok 1 : - Aspergillus niger
Kelompok 2 :
Kel 2 :
90 %
Aspergillus sp.
Kelompok 3:
Kel 3 : Tidak
100 %
diketahui
Kelompok 4: 0
Kel 4 : Pythium
%
sp.
Kelompok 5: Kel 5: Aspergillus
80 %
sp.
Kelompok 6:
70 %
Rata-rata:

Kel 2
Deskripsi :
Benih tumbuh

Kel 3
Deskripsi:
Pada media agar
tumbuh secdawan
dengan miselium
berwarna putih dan
terdapat 1 koloni
bakteri berwarna
kuning.

Kel 4
Deskripsi :
Benih tumbuh

16

Kel 4
Perbesaran 40 X 10

Kel 5
Perbesaran: 40 x 10
Deskripsi: metula
dan fialid sulit
dibedakan; vesikel
terlihat; konidium
terlihat jelas;
konidiofor terlihat
namun sel kaki
tidak tampak
.

Kel 5
Deskripsi:
Hanya dua yang
tidak berkecambah.
Pada hampir di
seluruh benih
terdapat
pertumbuhan
cendawan
berwarna putih
kekuningan.

Kel 6
Ada serbuk
bertangkai warna
kuning dan ada
kapas berwarna
putih kehitaman.

Kel 6
Perbesaran 40 X 10
Cabai
(Media
PDA)

Kel 1
Perbesaran 40 X 10

Kel 1

Kelompok 1 : Kelompok 2 :
32 %
Kelompok 3:
28 %
Kelompok 4: Kelompok 5: 0
%
Kelompok 6: Rata-rata:

Kel 1 :
Aspergillus flavus
Kel 2 :
Coletottrichum
sp.
Kel 3 : Tidak
diketahui
Kel 4 :
Penicillium sp.
Kel 5: Aspergillus
sp.
Kel 6 : Tidak
diketahui
17

Kel 2
Perbesaran 40 X 10

Kel 2

Kel 3
Deskrpisi :

Kel 4
Perbesaran 40 X 10

Kel 5
Perbesaran: 40 x 10
Deskripsi: metula
dan fialid sulit
dibedakan; vesikel
terliah jelas;
konidium banyak;
konidiofor terlihat
namun sel kaki
tidak.

Kel 4
Deskripsi: pada
media tumbuh
koloni bakteri
berwarna putih dan
pada 1 butir benih
terdapat cendawan
berwarna hitam

18

Kel 6
Perbesaran : 40 x
10

Kel 5
Deskripsi:
Tidak ada benih
yang tumbuh.
Benih tampak
basah dan pada
beberapa benih
terdapat
pertumbuhan
cendawan
berawarna putih.

Kel 6
Benih berwarna
hitam

3.2. Pembahasan
Percobaan pada praktikum ini dilakukan dengan menggunakan metode
growing on test pada beberapa media yakni tanah steril, water gulung, kertas
gulung, serta media tumbuh PDA dan TSA menunjukan hasil yang berbeda-beda
dari setiap media tumbuh. Dari pengamatan yang dilakukan pada media tanah
steril didapatkan bahwa patogen yang menginfeksi benih pada tanaman padi,
yakni Penicillium sp.. Gejala yang ditunjukan pada benih yang terinfeksi pada
tanaman padi ini berupa pertumbuhan cendawan sekitar benih pada tanah yang
berwarna hijau dalam jumlah yang tidak begitu banyak, hanya terdapat pada
beberapa benih yang menunjukan gejala saja. Gejala yang ditunjukkan oleh
tanaman yang tumbuh sendiri berupa keadaan tumbuh yang sedikit abnormal dari
yang lainnya, seperti pertumbuhannya yang sedikit lebih pendek. Pada pengmatan
19

secara mikroskopis terlihat koniduim cendawan yang tidak terlalu banyak


jumlahnya, tetepi masih dapat diamati adanya konidiofor dan fialid cendawan ini.
Pengamatan yang dilakukan pada media tumbuh agar PDA dan TSA
menunjukkan beberapa jenis patogen. Media agar PDA yang diletakkan dengan
benih cabai

ditumbuhi oleh beberapa cendawan, seperti Aspergillus flavus,

Coletottrichum sp. dan Penicillium sp. Gejala yang ditunjukkan Penicillium


berupa koloni yang jumlahnya sedikit berwarna agak gelap seperti hitam
kecoklatan. Sedangkan pada benih yang terinfeksi Aspergillus menimbulkan
gejala pada benih yang tidak tumbuh dan berupa lender, serta terdapat cendawan
yang berwarna putih. Pada media agar TSA yang dicobakan benih tanaman
kedelai, menunjukkan gejala adanya pertumbuhan cendawan sekitar benih
berwarna putih kekuningan. Dalam pengamatan secara mikroskopis, terlihat
cendawan Aspergillus dan pythium pada perebesaran mikroskopis 40 X 10.
Dalam pengamatan pada kertas gulung dengan benih padi menunjukkan
gejala berupa partumbuhan cendawan seperti tepung berwarna hitam dan dilihat
secara mikroskopis seperti cendawan Rhizopus sp. ditandai dengan adanya
sporangiofor, sporangium, dan sporangiospora pada perbesaran 40 X 10.
Sedangkan pada benih kedelai juga terdapat cendawan Rhizopus sp. dan juga
terdapat benih yang tidak tumbuh.
Pengamatan pada media water agar dengan benih padi, jagung dan kedelai
diidentifikasi terdapat cendawan Rhizopus sp dan penicillium sp.. Sedangkan jika
dilihat dari daya berkecambahnya benih yang dicobakan sangat baik dan dapt
tumbuh dengan baik pula, hanya beberapa saja yang terinfeksi oleh patogen.
Kelompok patogen terbawa dan tertular benih terdiri dari cendawan
dengan kelompok terbesar, kemudian bakteri, virus, viroid dan nematoda.
Patogenisitas/ virulensi patogen tular benih tinggi, sehingga dapat menjadi
inokulum primer yang berbahaya (indraatmi,2003).

20

BAB IV
KESIMPULAN
Benih sebagai titik awal pertumbuhan tanaman menjadi sumber investasi
tular benih yang sangat penting. Untuk itu penelitian- penelitian yang berkaitan
dengan benih sangat diperlukan untuk mendapatkan benih yang sehat. Kelompok
patogen terbawa benih terdiri dari cendawan, bakteri, virus, viroid dan nematoda.
Percobaan dengan metode inkubasi pada media tumbuh umumnya digunakan
untuk mengetahui gejala yang ditunjukkan pada benih yang terinfeksi, sehingga
mudah dalam pengaplikasian dan pengendalian patogen benih.

21

DAFTAR PUSTAKA
Indratmi D. 2003. Karakterisasi jamur patogen cabai besar dan patogenisitasnya.
[terhubung berkala]. http://www.digilib.itb.ac.id.html (31 Oktober 2012)
Nurdin M. 2003. Inventarisasi Beberapa Mikroorganisme Terbawa Benih Padi
Yang Berasal Dari Talang Padang, Kabupaten Tanggamus, Lampung. J.
Hama dan Penyakil Tumbuhan Tropika VOl. 3, No. 2: 47-50 (2003). ISSN
1411-7525. (01 November 2012)

22

Anda mungkin juga menyukai