Anda di halaman 1dari 48

Laporan Kasus

Kejang Demam Kompleks

Disusun Oleh :
Sumindah (11.2014.191)

Dokter Pembimbing
: dr. Elfrieda S, Sp.A

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
RSUD KOJA Jakarta Utara
Periode 14 Desember 2015 20 Februari 2016

I. IDENTITAS PASIEN
Nama

: An. RM
Tanggal Lahir (Umur) : 15 Januari 2014
Umur
: 1 tahun 11 bulan 6 hari
Jenis kelamin : Laki - laki
Alamat
: Jl. Pinang GG II No
71
Suku Bangsa
: Betawi
Agama
: Islam
Pendidikan
:Tanggal masuk RS : 21 Desember 2015

IDENTITAS ORANG TUA


Ayah
Nama lengkap : Tn. S
Umur

: 42 tahun

Suku Bangsa
Alamat

: Betawi

: Jl. Pinang GG II No

71
Pendidikan : SMA
Pekerjaan

: Buruh

Penghasilan

: Rp. 2.000.000,-/

bulan

Hubungan dengan orang tua: Anak

Kandung

Ibu

Nama lengkap
: Ny. S
Umur
: 41 tahun
Suku Bangsa
: Jawa
Alamat
: Jl. Pinang GG II No 71
Agama
: Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Penghasilan : ( - )

ANAMNESIS
Alloanamnesis dengan ibu pasien pada

Jumat, 22 Desember 2015, pukul 10.00


WIB.
Keluhan Utama
Kejang SMRS

Keluhan Tambahan
Demam dan Batuk

Riwayat Penyakit
Sekarang
Dua hari SMRS pasien batuk berdahak, dahak tidak dapat

di keluarkan . Keluhan pilek dan sesak tidak ada. Keluhan


demam tidak ada, nafsu makan dan minum baik, keluhan
mencert (-), BAK dan BAB lancar.
Satu hari SMRS keluhan batuk masih ada. Keluhan pilek
dan sesak tidak ada. Ibu pasien mengatakan anak
mengalami demam. Demam naik secara perlahan,suhu
tertinggi diukur 39C dan demam tidak di sertai menggigil.
Ibu pasien memberikan obat penurun panas dan demam
menurun.
Lima jam SMRS, pasien kembali mengalami demam.
Demam naik secara perlahan. Demam tidak disertai
menggigil. Batuk (+) pilek (-), sesak (-), mual (-), muntah
(-), mencret (-), nafsu makan dan minum menurun, BAK
dan BAB lancar.

Lanjutan..RPS
Satu jam SMRS pasien mengalami kejang ketiga,

sehingga ibu pasien memutuskan untuk membawa


anaknya ke IGD RSUD Koja. Ibu pasien mengatakan
kejang terjadi pada pukul 19.00 WIB, lama kejang kurang
lebih 2 menit. Selama kejang, seluruh tubuh pasien kaku
dan kedua mata mendelik ke atas. Badan kelojotan tidak
ada, mulut terkunci dan tidak mengeluarkan busa.
Setelah kejang pasien sadar dan menangis. Sebelumnya
pada hari yang sama kejang pertama timbul pada pukul
08.00 WIB dengan pola dan durasi kejang yang sama
dengan kejang yang membawa pasien ke IGD. Begitu
juga dengan kejang kedua kali pada pukul 16.00 WIB. Ibu
pasien mengatakan ini kejang pertama kali yang dialami
pasien. Pasien anak ke-3 dari tiga bersaudara, dan
mempunyai saudara perempuan yang pernah memiliki
riwayat kejang demam.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Sepsis

Meningoencephalitis (-)

Kejang Demam

Tuberkulosis (-)

Pneumonia

(-)

ISK

(-)

Asma

(-)

Alergic Rhinitis

(-)

Amoebiasis

Polio

(-)

Difteri

Sindrom Nefrotik (-)

Diare akut

(-)

Diare kronis

Kolera

(-)

Tifus abdominalis (-)

Cacar air

(-)

Campak

Tetanus

(-)

Glomerulonephritis

Lain-lain:

(-)

(-)

(-)
(-)

Batuk pilek (+)

Disentri
DHF

(-)
(-)

(-)

Batuk rejan
(-)

(-)

(-)

Penyakit Jantung Bawaan(-)

Operasi (-)

Kecelakaan(-)

RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA
Kejang demam ( saudara perempuan)

RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN


Kehamilan
Perawatan antenatal :
Penyakit kehamilan

Teratur ke puskesmas tiap bulan


-

Kelahiran
Tempat kelahiran

: Rumah Bersalin
Penolong persalinan : Bidan
Cara persalinan : Spontan
Masa gestasi : cukup bulan
Keadaan bayi :
Berat badan lahir : 3000 gram
Panjang badan lahir : 47 cm
Lingkar kepala : Ibu pasien tidak ingat
Nilai APGAR : Ibu pasien tidak tahu, tetapi bayi langsung menangis
Kelainan bawaan : Tidak ada

RIWAYAT PERKEMBANGAN
Sektor bahasa:
Mengoceh = sekitar 8 bulan
Memanggil papa mama = 12 bulan
Sektor motor kasar:
Tengkurap = 4 bulan
Merangkak = 6 bulan
Duduk = 7 bulan
Berdiri = 9 bulan
Berjalan = 12 bulan (Dengan Bantuan)

RIWAYAT IMUNISASI
Imunisasi dasar sudah, imunisasi

lengkap belum
BCG I
DPT I/ II / III
Polio (OPV) I/ II/ III/ IV
Hepatitis B I/ II/ III
Campak (-)

Riwayat Nutrisi
Susu

: ASI (-) diganti dengan susu

formula
Makanan padat : pada usia 6 bulan pasien
sudah mulai makan
Makanan sekarang : nafsu makan baik
Variasi
: bervariasi
Jumlah
: 1 mangkok kecil
Frekuensi
: 3 kali/hari

PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal: 22 Desember 2015, pukul 10.00 WIB

PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda vital
Frekuensi Nadi

: 137 x / menit (kuat)

Suhu : 37,7o C
Frekuensi Nafas : 40 x / menit

Data Antropometri
Berat badan : 9 kg
Tinggi badan : 79 cm
Status gizi

: BB/U = 9 / 9,5 = 95 % gizi baik


TB/U = 79 / 76 = 104 % baik
BB/TB = 9 / 11,2= 80,4% gizi baik
Lingkar Kepala : 47 cm
Lingkar Dada : 50 cm
Lingkar Lengan : 15 cm

Pemeriksaan Fisik Sistematis


Kepala
Kepala : normosefali, rambut warna hitam, distribusi merata
Mata : pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+, reflex cahaya

tidak

langsung +/+, konjungtica anemis -/-, sclera ikterik -/Hidung : bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping hidung -/-,

sekret -/Telinga : normotia +/+, nyeri tekan tragus (-), serumen -/-, sekret -/Mulut
: mukosa mulut tidak hiperemis
Bibir : bibir merah muda, tidak kering, sianosis (-), trismus (-),
Lidah: normoglosia, warna merah muda, lidah kotor (-), tremor (-)
Gigi geligi : karies (-)
Uvula
: simetris di tengah, tidak hiperemis
Tonsil: T1-T1, tidak hiperemis
Tenggorok : faring tidak hiperemis, granular (-)

LANJUTANPF
Leher
KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak teraba membesar,

trakea letak di tengah

Thorax
Inspeksi: gerakan dada simetris, retraksi (-)
Palpasi : fremitus taktil simetris
Perkusi : sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : suara napas vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/Jantung
Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba
Perkusi : tidak ada pembesaran jantung
Auskultasi : BJ I-II reguler, murni, gallop (-), murmur (-)

Abdomen
Inspeksi: bentuk abdomen datar
Palpasi : supel, turgor kulit baik, nyeri tekan (-), pembesaran hati

(-), pembesaran limpa (-), pembesaran ginjal (-)


Perkusi : terdengar timpani di seluruh permukaan abdomen
Auskultasi : bising usus (+) normal

Anus dan rectum


Anus (+)

Genitalia
Tidak di lakukan

Anggota gerak
Tonus
: normotonus
Sianosis (-)
Capillary Refill Time : < 3 detik

Tulang belakang
Tulang belakang normal dan lurus, tidak terdapat benjolan, gibbus (-)
Kulit
Kulit normal, tidak terdapat lesi di kulit
Rambut
Pertumbuhan rambut merata, rambut berwarna hitam
Kelenjar Getah Bening
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Pemeriksaan Neurologis
Tingkat kesadaran : GCS 15
Delirium

: tidak ada
Tidak ada tremor, korea, ataksia
Rangsang meningeal : kaku kudu (-), Kernig (-), Brudzinsky (-), Laseque
(-)
Saraf kranialis I-XII kesan dalam batas normal
Refleks patologis : babinsky -/-

PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Pemeriksaan Laboratorium tanggal 21 Desember 2015
Darah Rutin
Hemoglobin

: 9,2 g/dL (11,5-14,5)


Jumlah Leukosit : 14,24 103/L (4,00-12,00)
Hematokrit
: 36,3% (33-43)
Jumlah Trombosit : 328.000 103/L (182-369)

Kimia Klinik
Glukosa sewaktu : 95 mg/dL (<200)

Elektrolit
Natrium : 135 mEq/L (135-147)
Kalium : 3,60 mEq/L (3,5-5,0)
Klorida : 106 mEq/L (96-108)

RESUME
Anak usia 1 tahun 11 bulan datang dengan keluhan

kejang 1 jam SMRS. Lama kejang kurang lebih 2 menit.


Selama kejang, seluruh tubuh pasien kaku dan kedua
mata mendelik ke atas. Setelah kejang pasien sadar
dan menangis. Kejang terjadi tiga kali dalam waktu
kurang dari 24 jam, kejang pertama,kedua dan ketiga
terjadi dengan interval waktu 8 jam dengan pola dan
durasi kejang yang sama. Kejang baru pertama kali dan
pasien mempunyai saudara perempuan yang pernah
memiliki riwayat kejang demam. Sebelum kejang,
didahului demam, demam meningkat secara perlahan
disertai batuk. Pemeriksaan fisik didapatkan suhu
subfebrie dan pada pemeriksaan lab didapatkan
leukositosis

DIAGNOSIS
Kejang demam kompleks
Dasar diagnosis :
Kejang berulang dalam waktu 24 jam
Kejang tonik tanpa didahului adanya kejang

parsial
Kejang didahului demam

DIAGNOSIS BANDING
Kejang demam sederhana
Epilepsi
Meningitis
Abses otak

PENATALAKSANAAN
IVFD KaEN 1B 1200 cc/24 jam
Cefizoxim 2 x 500 mg (iv)
Ranitidin 2 x 10 mg (IV)
Paracetamol syrup 120mg/ml diberikan 3 x
1 cth jika demam saja
Paracetamol rectal 125 mg jika demam
lebih 38,5C
Diazepam rectal 5 mg jika kejang

EDUKASI
Untuk masalah kejang demam
1. Menyakinkan bahwa kejang demam
umumnya mempunyai prognosis baik.
2. Memberitahukan cara penanganan kejang
3. Memberikan informasi mengenai
kemungkinan kejang kembali
4. Pemberian obat untuk mencegah
rekurensi memang efektif tetapi harus
diingat adanya efek samping

Beberapa Hal Yang Harus Dikerjakan Bila Kembali


Kejang
Tetap tenang dan tidak panic, kendorkan pakaian yang

ketat terutama di sekitar leher.


Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala
miring. Bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau
hidung. Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan
memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang.
Tetap bersama pasien selama kejang.
Berikan diazepam rektal. Dan jangan diberikan bila
kejang telah berhenti.
Bawa ke dokter atau ke rumah sakit bila kejang
berlangsung 5 menit atau lebih.

PROGNOSIS
Ad vitam
: dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam

FOLLOW UP
Tanggal 23 Desember 2015 jam 10.00

: Kejang (-). Demam (+), batuk dan pilek (+), BAK dan BAB lancar, nafsu makan
baik.

:Keadaan umum: tampak sakit sedang


Kesadaran: compos mentis (GCS 15)
TTV: Frekuensi nadi 132x/m, frekuensi pernapasan 30x/m, suhu 37,6C
Kepala: normosefal
Mata: SI -/-, CA -/Hidung: sekret (+), nafas cuping hidung (-)
Mulut: mukosa lembab, sianosis (-)
Paru: suara napas vesikuler +/+, Wh-/-, Rh-/Jantung: BJ I-II murni reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: lembut, BU (+) normal, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran
organ di abdomen
Ekstremitas: akral hangat, sianosis (-), CRT < 3 detik

: Kejang demam kompleks

: IVFD KaEN 1B 1300 cc/24 jam


Cefizoxim 2 x 500 mg (iv)
Ranitidin 2 x 10 mg (iv)
Paracetamol syrup 120mg/ml diberikan 3 x 1 cth jika demam saja
Paracetamol rectal 125 mg jika demam lebih 38,5C
Diazepam rectal 5 mg jika kejang

Tanggal 26 Desember 2015 jam 09.00

: Demam dan kejang tidak ada. Batuk jarang pilek (-), lendir bening. Kondisi anak makin membaik.
Nafsu makan baik, BAB dan BAK lancar.

Keadaan umum: tampak sakit ringan


Kesadaran: compos mentis
TTV: Frekuensi nadi 128x/m, frekuensi pernapasan 30x/m, suhu 36,8C
Kepala: normosefal
Mata: SI -/-, CA -/Hidung: sekret (-), nafas cuping hidung (-)
Mulut: mukosa lembab, sianosis (-)
Paru: suara napas vesikuler +/+, Wh-/-, Rh-/Jantung: BJ I-II murni reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen: lembut, BU (+) normal, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran organ di
abdomen
Ekstremitas: akral hangat, sianosis (-), CRT < 3 detik
Pemeriksaan neurologis:
Rangsang meningeal: kaku kuduk (-), Kernig (-), Brudzinsky (-), Laseque (-)
Refleks patologis: refleks Babinsky -/A

Kejang demam kompleks perbaikan

IVFD KaEN 1B 1200 cc/24 jam STOP


Paracetamol syrup 120mg/ml diberikan 3 x 1 cth jika demam saja
Paracetamol rectal 125 mg jika demam lebih 38,5C
Cefixime suspensi 100mg/5mL diberikan 2 x cth
Obat rumatan Asam Valproat syrup 250mg/5ml 3 x 1 cth
boleh pulang
kontrol ke poliklinik anak

Kejang Demam

Definisi
NIH (National Institute of Health)

Kejang yang biasa terjadi pada usia 3 bulan sampai 5


tahun yang diasosiasikan dengan demam, tanpa adanya
infeksi intrakranial.
ILAE (International League Against Epilepsy)
Kejang yang terjadi pada anak sesudah usia 1 bulan
berhubungan dengan kejadian demam yang tidak
disebabkan oleh infeksi SSP, ataupun penyakit sistemik
dan gangguan keseimbangan elektrolit, serta tanpa
adanya riwayat kejang saat neonatus ataupun kejang
tanpa adanya provokasi.

Definisi (2)
Kesepakatan IDAI-Saraf Anak PERDOSSI 2004

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi


pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal >38 C) yang
disebabkan oleh suatu proses ekstrakranial.
Catatan: - terjadi pada umur 6bln 5thn
- belum pernah kejang tanpa demam
- tanpa gangguan elektrolit/
metabolik berat

Tipe kejang demam


Simple

febrile
Sederhana) :

seizures

(Kejang

Demam

Kejang menyeluruh yang berlangsung < 15 menit.


Tidak berulang dalam 24 jam.

Complex febrile seizures / complex partial seizures

(Kejang Demam Kompleks) :


Kejang fokal (hanya melibatkan salah satu bagian tubuh).
Berlangsung > 15 menit.
Bangkitan ulang kejang dalam 24 jam.

Epidemiologi
63% kejang demam sederhana, 35 % kejang demam

kompleks.
Kejang demam terjadi pada semua ras.
>
Paling banyak pada anak berumur 6 bulan 22 bulan (18
bulan).
Insiden di AS dan Eropa 2-5% dan di Asia 2x lipatnya.
Erat kaitannya dengan faktor genetik dan lingkungan.
80% penyebab kejang demam adalah virus (enterovirus,
Human Herpes Virus 6).

Etiologi (1)
1. Disebabkan oleh suhu yang tinggi.
2. Terkait infeksi ekstrakranial, yang disebabkan :
a. Bakterial:

Penyakit pada Tractus Respiratorius:


- Pharingitis
- Tonsilitis
- Otitis Media
- Laryngitis
- Bronchitis
- Pneumonia

Etiologi (2)
Pada G. I. Tract:
Gastroenteritis bakterial
Sepsis.

Pada tractus Urogenitalis:


Pyelitis
Cystitis
Pyelonephritis

b. Virus:
Varicella
Morbili
Dengue
Gatroenteritis viral

Faktor resiko
Umur 6 bulan sampai 5 tahun.
Demamterbanyak pada kenaikan suhu tubuh 38,9-

39,9C .
Riwayat keluarga.
Riwayat kehamilan dan persalinan ibu perokok,
BBLR,kehamilan preterm, kehamilan posterm diatas
28 hari.
Gangguan tumbuh kembang.
Infeksi berulang.

PATOGENESE KEJANG DEMAM


Prichard dan Mc Greal th 1958

- Teori anoksia relatif :


Suhu metabolisme otak (vaskularisasi otak anak umur 3 th 65%)
glukosa & O otak pompa ion NaK terganggu ggn permeabilitas ddg
sel depolarisasi kejang

PATOGENESE KEJANG DEMAM


GATTI.S dkk th 2002
Prot. Virus / LPS Bakteri

Pro inflamatory Cytokine ( IL-1, TNF, IL-6 )

Set Point Temp.( Hipotalamus )


Suhu

Reseptor IL-1 ( Hipokampus )


Neuro Transmiter

Epileptic activity ( Hipokampus )

Hipereksitasi
KEJANG

Manifestasi klinis
Kejang terkait dengan demam >38,4C atau saat terjadi

kenaikan suhu tubuh mendadak


Manifestasi kejang terbanyak tonik klonik umum dan
sebagian besar belangsung <15 menit.
Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam
pertama sewaktu demam.
Disertai infeksi ekstrakranial seperti infeksi saluran
pernapasan atas, otitis media, varicella, dll

Diagnosa
Anamnesa

Umur?
Riwayat kejang demam, lama, jumlah, jenis
bangkitan?
Riwayat persalinan?
Riwayat perkembangan?
Riwayat penyakit penyerta(ISPA, diare)?
Riwayat trauma kepala?
Riwayat keluarga?
Riwayat obat2an antikejang?

PF

Pemeriksaan fisik umum cari penyebab demam


Pemeriksaan neurologi rangsang meningeal
menigitis??
Pemeriksaan laboratorium evaluasi sumber
infeksi(darah tepi, elektrolit, dan gula darah)
Neuroimaging CT scan, MRI pada umumnya tidak
diperlukan pada kejang demam sederhana.

Diagnosa (2)
EEG dilakukan pada kejang demam kompleks
LP infeksi SSP?? Tanda meningitis?? Demam >48

jam?? Kejang demam kompleks??


1. Bayi < 12 bulan : diharuskan.
2. Bayi antara 12 18 bulan : dianjurkan.
3. Bayi > 18 bulan : tidak rutin, kecuali bila ada
tanda-tanda meningitis

Penatalaksanaan
Apabila datang dalam keadaan kejang
Antikonvulsan
Diazepam rectal 0,5 0,75 mg/kg .
Diazepam intravena 0,3 - 0,5 mg/kg.
Diazepam oral 0,3 mg/kg.

Pemberian obat pada saat demam


Antipiretik
parasetamol 10 15 mg/kg.
Ibuprofen 5-10 mg/kg/kali ,3-4 kali sehari

Tatalaksana (2)
Pengobatan penyebab : antibiotika diberikan sesuai

indikasi dengan penyakit dasarnya.


Penanganan suportif lainnya meliputi : bebaskan jalan
nafas, pemberian oksigen, menjaga keseimbangan air
dan elektrolit, pertahankan keseimbangan tekanan
darah.

Tatalaksana (3)
Pencegahan Kejang
Pencegahan berkala ( intermiten ) untuk kejang demam
sederhana dengan Diazepam 0,3 mg/KgBB/dosis PO dan
anti piretika pada saat anak demam.
Pencegahan kontinu untuk kejang demam komplikata
dengan AsamValproat 15 40 mg/KgBB/hari PO dibagi
dalam 2 3 dosis.

Prognosis
Prognosisnya baik
Angka kematian 0,64-0,75%
Sebagian besar sembuh tanpa cacat dan sebagian kecil

berkembang menjdi epilepsi


Resiko epilepsi pada kejang demam kompleks>>>
kejang demam sederhana
Insidens epilepsi pada anak dengan kejang demam >
popululasi umum (2% vs 1%)

Anda mungkin juga menyukai