Anda di halaman 1dari 34

PRINSIP DAN PELAKSANAAN

PENGAMBILAN SAMPEL
(SAMPLING)
Marlia Singgih Wibowo
School of Pharmacy ITB

Prinsip Umum
Pengambilan Sampel (Sampling) adalah tahap awal dalam

proses dimana data hasil karakterisasi satu batch produk


dikumpulkan untuk proses evaluasi.
Oleh karena hanya sebagian saja dari suatu batch yang
diambil sampelnya untuk pengujian, bagian tersebut harus
mewakili batch tersebut
Hasil pengujian sampel tersebut akan menentukan nasib
batch tersebut, sehingga proses seleksi sampel merupakan
tahap kritis (penting) dalam sistem penjaminan mutu (Quality
Assurance System).

Kuliah 3

Prinsip Sampling

PROSES DI INDUSTRI FARMASI

WARE
HOUSE

PPIC

PREPARATION

PRODUCTION

Raw material, packaging


material, apparatus,
instruments, etc

DISTRIBU
TION

OUTLET

WARE
HOUSE

PACKAGING

Pada tahap mana sampling


harus dilakukan?

QC SAMPLING
QC

QC

WARE

PPIC

HOUSE

QC
DISTRIBU
TION

QC

OUTLET

QC

PREPARATION

QC
PRODUCTION

QC
WARE
HOUSE

PACKAGING

QC

Dalam setiap proses sampling, indikator kualitas atau

disebut sebagai atribut, harus ditetapkan dan


menggambarkan karakteristik batch yang dimaksud.
Dalam sampling mikrobiologi, tidak hanya
homogenitas dan random sampling yang menjadi
persyaratan, namun juga HACCP (Hazard Analysis
and Control of Critical Points).

Masalah Sampling dalam


konteks mikrobiologi
Kontaminasi merupakan hal yang harus diperhatikan.

Penanganan khusus perlu diterapkan untuk beberapa jenis


bahan yang akan disampling, terutama yang berisiko tinggi
terhadap kemungkinan kontaminasi.
Penanganan nya bisa bervariasi tergantung pada jenis
sampel. Misalnya sampling untuk produk yang dibuat secara
aseptik, uji sterilitas harus dilakukan di ruang tertentu (LAF
cabinet kelas A di ruang bersih Kelas B).
Untuk produk-produk lain, sampling area khusus yang tidak
steril sudah cukup dapat digunakan.

SOP sampling

SOP sampling harus dibuat karena sampling merupakan


bagian penting dari Sistem Penjaminan Mutu
Di dalam SOP harus tercantum hal-hal yang harus
diperhatikan dalam melakukan sampling, antara lain :

metode dan alat yang harus digunakan


siapa yang boleh melakukan sampling
jumlah sampel yang harus diambil,
bagaimana pembagiannya
jenis wadah yang digunakan
kondisi penyimpanan,
selang waktu pengambilan sampel,
dan masalah-masalah khusus untuk setiap jenis sampel

Single sampling (Sampling Tunggal)

Metode sampling klasik yaitu satu kali pengambilan sampel


untuk satu wadah.
Jumlah wadah yang disampling tergantung dari jumlah
batch yang datang, plus dua.
Biasanya jumlah sampel yg diambil : n +2 dimana
n=jumlah container dalam 1 batch
Sampel yang diambil lalu dicampur, diuji dan hasilnya
menentukan reject atau tidaknya suatu batch.
Dasar statistik skema sampling tunggal tidak diketahui ,
tetapi bila perlu, kumpulan sampel dapat di sampling
kembali dan hasil dari masing-masing produk dapat
dievaluasi untuk melihat trend dalam periode waktu
tertentu.

Attribute Sampling
Salah satu metode pilihan untuk sampling di industri kosmetik

dan makanan melibatkan seleksi atribut (kriteria) yang harus


dipenuhi dalam sejumlah sampel yang telah ditentukan
sebelumnya, yang diambil dari satu batch.
Hal ini disebut toleransi, yang memperbolehkan sejumlah
tertentu dari sampel yang diambil tidak memenuhi
persyaratan, namun tentu saja skema ini tidak dapat
digunakan untuk produk steril.
Sampel diambil, lalu diuji dan memberikan level of assurance
yang lebih tinggi dibandingkan metode klasik.

Skema Two-class Atribut


Parameter yang penting :

Jumlah sampel yang diambil, dan


jumlah maksimum hasil positif yang diperbolehkan
Simbol yang telah ditetapkan (n dan c).
Contoh : Uji bakteriologi suatu sumber air minum > Dari 5

sampel yang diambil (n), E.coli tidak boleh ada dalam setiap
sampel, dan hanya 2 dari 5 sampel yang boleh mengandung
Enterobacteriaceae.
Jadi ada dua tingkat kualitas yang dipersyaratkan :
adalah tidak adanya E.coli dan
sejumlah tertentu sampel masih boleh mengandung
Enterobacteriaceae.

Dalam bidang farmasi, metode ini cocok bila hasil positif tidak

diperkenankan. Contoh : suatu bahan baku alam misalnya


bubuk tiroid, mungkin punya spesifikasi yaitu tidak boleh ada
Salmonella dalam 25 gram (n=5, c=0)

Parameter dalam sampling


dua atribut
n = jumlah unit sampel yang akan diuji
m = angka yang menunjukkan batas angka yang

dinyatakan reject/defect
c = jumlah maksimum yang masih diijinkan di atas
angka m sebelum lot sampel tersebut di reject
Contoh : Bila m= 104 cfu/g, maka hasil analisis 102 ,
9x103 dinyatakan acceptable dan 1,2x104 dapat
dikatakan defective

Kuliah 4

Skema Tiga-class Attribute


Dalam skema ini ada 3 level kualitas yang ditetapkan :

Fully acceptable (AQL=Acceptable Quality Level)


Marginally acceptable
Unacceptable
Metode ini banyak digunakan di dalam industri makanan dan

kosmetik, dan skema ini telah digunakan untuk establishment


dan penggunaan angka referensi mikrobiologi. (Mosses 1995,
CTPA 1996).
Penggunaannya dalam mikrobiologi farmasi lebih ketat , dan
terutama terbatas hanya untuk uji bahan baku dan produk
non-steril.

Contoh : Suatu batas jumlah mikroba 100 koloni, bila

kurang dari 100, dapat dikategorikan acceptable, lebih


dari 1000 koloni adalah unacceptable, sedangkan
antara 100 1000 koloni disebut marginally
acceptable, tergantung pada jumlah sampel yang
diambil

Re-sampling
Jika ada keraguan dalam validitas sampling, sampling kedua

harus dilakukan.
Jika keakuratan metode perhitungan yang dipertanyakan,
atau karena distribusi mikroba yang dicurigai tidak homogen,
uji ulang harus dilakukan.
Populasi mikroba dapat sangat dinamis, berubah dari waktu
ke waktu, dapat menghasilkan profil mikroba yang berbeda
pada sampling kedua.
Jika pada hasil uji sampling kedua muncul mikroba yang tidak
diharapkan, maka tidak perlu lagi dilakukan uji ulang.

Sampel baku standar


Sampel yang diambil sebagai baku standar harus mewakili

batch yang ada.


Sampel ini harus ditandai dengan baik, ada nomor referensi
nya, jumlah, no batch , tanggal sampling, dan dari wadah
mana sampel tersebut diambil.
Sampel baku standar harus disimpan dari setiap batch produk
jadi sampai 1 tahun setelah waktu kadaluarsanya. Jumlah
sampel harus cukup untuk sedikitnya uji ulang penuh.
Peringatan atau perhatian tertentu harus dibuat untuk
mencegah kerusakan sampel selama penyimpanan yang
mungkin dapat menjadikan hasil uji tidak valid.

HACCP
(Hazard Analysis of Critical Control Point)
HACCP = sistem untuk menjamin bahwa monitoring dan

kontrol mikrobiologi pada point-point kritis yang telah


ditetapkan dalam setiap tahap produksi, serta jumlah sampel
yang harus diperiksa, telah sesuai dan tepat
Proses produksi harus dimonitor secara rutin dan intensif
Jika perlu langkah-langkah koreksi harus diambil untuk
menjamin pengawasan telah dipelihara setiap waktu.

Pengawasan dalam HACCP

membatasi kontaminasi dengan cara menyeleksi bahan


baku yang sesuai dan menerapkan pengukuran higienis
yang sesuai selama proses produksi
meminimumkan semua kesempatan bagi mikroba untuk
tumbuh di seluruh proses pembuatan produk, distribusi dan
penyimpanan
proses untuk safety (misalnya dengan melakukan
sterilisasi) jika melalui dua cara sebelumnya tidak mungkin
diperoleh produk yang aman

Sampling Khusus

Produk Steril
Sampling untuk
Bioburden
Air
Lingkungan
Alat kesehatan
Peralatan (equipment)
Operator (pekerja)
Alat kesehatan

Sampling untuk Produk Steril


Probabilitas hasil uji
Jumlah sampel untuk uji
Volume sampel untuk uji

Produk/wadah steril dan non-steril


Pada saat kita akan sampling utk sterilitas, tingkat jaminan

kualitas dari suatu batch merupakan fungsi dari homogenitas


kondisi produksi dan juga efisiensi rencana sampling
Secara matematis, perbandingan wadah (container) steril dan
non-steril dalam suatu batch dapat digambarkan masingmasing sebagai q dan p : p + q = 1 atau q = (1-p)
Jika diambil n sample dari suatu batch utk uji, nilai
probabilitas (P) sample tersebut steril sehingga batch tersebut
dpt di release :
P = qn atau P= (1-p)n

Probabilitas dalam sampling produk steril


Misalnya 1% dari wadah tsb terkontaminasi, (berarti p = 0,01),

dan dari wadah tersebut 10 sampel yg diambil utk uji maka


P = (1-0,01)10 atau P = 0,904
Hal ini berarti : dalam mengambil 10 sampel dari batch yg
1%tidak steril, batch tsb akan lolos dengan kemungkinan 9
dari 10 , sehingga jumlah sample sangat menentukan
kemungkinan hasil yg diperoleh merepresentasikan keadaan
sebenarnya.
(lihat tabel tentang sample size dan probabilitas lolosnya uji
sterilitas dengan beberapa tingkat kontaminasi)

Probabilitas suatu batch lolos uji sterilitas pada


beberapa tingkat kontaminasi dan ukuran sampel
Sample
size

Persentase kontaminasi dalam suatu batch

0.1

0.5

1.0

3.0

5.0

10

0.99

0.96

0.91

0.74

0.60

20

0.98

0.90

0.82

0.54

0.35

50

0.95

0.78

0.61

0.22

0.08

100

0.91

0.61

0.37

0.05

0.01

Baird, et.al, 2000

Bioburden Sampling
Bioburden testing umumnya dilakukan untuk mengestimasi

jumlah mikroorganisme yang mungkin terdapat pada : produk


sebelum proses sterilisasi dilakukan (pre-sterilization count),
bahan komponen padat, komponen cairan, alat bantu proses
bahan baku kimia, dan komponen gas
Produk mengandung air : Bila terkontaminasi diasumsikan
homogeneously contaminated
Produk non-air (non-aqueous product) : kontaminasi mungkin
terjadi beragam tergantung jenis produknya
Produk aerosol : air-borne contamination

Sampling Air
Cara dan jumlah sampel untuk air tergantung pada tujuan

penggunaan air, metode penyiapan air, dan cara


penyimpanan air
Untuk air yang digunakan untuk proses produksi harus
disampling paling sedikit 1x/minggu
Air deionisasi (Deionized water) harus disampling 1x/minggu,
atau setiap selesai siklus regenerasi
Selama melakukan proses validasi sistem, harus dijamin tidak
terjadi kontaminasi sebelum proses regenerasi

Semakin tinggi kualitas air yang akan digunakan, semakin

kecil jumlah kontaminan yang diijinkan, dan semakin besar


volum sampel air yang harus diambil
Menurut FDA :
Air untuk pembersihan dan pencucian : 3x100 mL
Air untuk produksi atau bilasan akhir alat dan wadah : 3x250 mL
atau lebih dari satu titik sampling yang sama
Air untuk proses pendinginan produk setelah sterilisasi : 3x1 L atau
lebih dari satu titik sampling yang sama
Air untuk uji endotoksin : < 1 mL, disampling dari wadah yang
depirogenasi (depyrogenized containers)
Sampling air dapat dilakukan pada tempat keluar (outlet) dan

air dibiarkan mengalir selama 2 menit sebelum disampling

Sampling Lingkungan
Sampling udara di dalam ruangan dapat dilakukan

dengan cara meletakkan cawan petri berisi medium


pertumbuhan mikroba pada tempat-tempat tertentu.
Dapat pula menggunakan alat khusus

Analisis kualitas udara dalam ruangan


Mengevaluasi tingkat higienis dalam lingkungan
normal (misalnya ruangan dengan aktivitas manusia
yang dilakukan secara normal)
Alat yang digunakan : SAS = Surface Air System
Sampler, atau Sieve Sampler
Berdasarkan jumlah mikroorganisme yang terdapat
di dalam udara ruangan tersebut
Parameter yang diukur : ALT (Angka Lempeng Total)
mikroorganisme (bakteri aerob dan kapang/ragi)

Lingkungan yang perlu diambil sampel nya selain

udara : dinding , atap, lantai, meja kerja, jendela,


pegangan pintu.
Untuk benda keras maka metode sampling dapat
dilakukan dengan cara swab

Sampling Alat Kesehatan


Berbeda dengan bahan baku untuk suatu produk

farmasi, parts (bagian-bagian) alat kesehatan tidak


diuji kontaminasi mikroba nya. Yang diuji hanyalah
produk akhir, umumnya sebelum proses sterilisasi
dilakukan
Alat kesehatan yang diuji antara lain : Syringe, alat
pacu jantung, orthopaedic implant, perban, plester,
bahan baku patch , kateter, dll

Syarat metode sampling


Dalam memilih metode sampling yang akan
digunakan, persyaratan berikut harus dipenuhi :
Sampling tidak boleh menyebabkan kontaminasi
Sampling tidak boleh menyebabkan penurunan
jumlah mikroba
Harus memberikan hasil yang reprodusibel

Anda mungkin juga menyukai