Teknis Pembuatan Surat Lamaran Kerja (Tulisan Atau Email), Resume, Tes Psikotes, Dan Intervew
Teknis Pembuatan Surat Lamaran Kerja (Tulisan Atau Email), Resume, Tes Psikotes, Dan Intervew
PERSIAPAN
MENGHADAPI
PROSES
REKRUTMEN &
SELEKSI KERJA
PRESENTED TO
BESWAN DJARUM
UMK KUDUS, 28 JUNI 2008
I. LAMARAN KERJA
Tips Umum Menulis Surat Lamaran
Banyak perusahaan yang memandang surat lamaran atau cover letter sebagai bagian
terpenting dari seluruh dokumen lamaran Anda. Karena itu penting sekali bagi Anda
untuk menuliskan surat lamaran yang baik. Berbagai tips di bawah akan membantu
Anda.
1. Kesan Individual
Jika Anda berencana mengirimkan lamaran ke berbagai perusahaan pastikan Anda
menuliskan nama perusahaan yang benar pada surat lamaran Anda.
Selain itu perlu juga Anda membuat surat lamaran yang ditujukan pada seseorang.
Gunakan nama dan jabatan yang spesifik jika mungkin. Secara khusus, untuk surat
yang ditujukan pada seorang perempuan, jika Anda tidak mengetahui status
pernikahannya, gunakan awalan Ms. Contoh: Ms. Suryanegara.
Ingat: Di Internet dan di MS Word tersedia banyak template atau contoh surat
lamaran. Jangan hanya mengkopi contoh-contoh tersebut. Ubahlah sesuai dengan
keperluan Anda.
2. Singkat dan Padat
Jangan bertele-tele. Tuliskan surat Anda dengan singkat dan padat. Gunakan bahasa
yang mudah. Gunakan kata-kata yang biasa digunakan. Tidak perlu berusaha untuk
mengesankan pembaca Anda dengan menggunakan kata-kata yang sulit.
Ingat: Jangan menulis surat lamaran Anda lebih dari satu halaman. Perusahaan
mungkin menerima belasan bahkan ratusan surat lamaran. Surat lamaran yang terlalu
panjang tidak efektif.
3. Rapi dan Bersih
Sedapat-dapatnya gunakan program komputer untuk menuliskan surat lamaran Anda.
Dengan begitu Anda dapat menuliskan surat lamaran yang rapi dan bersih sehingga
mudah dibaca.
Ingat: Hindari menulis surat lamaran dengan tulisan tangan. Hindari menggunakan
tip-ex atau sejenisnya dalam surat lamaran Anda.
4. Isi
Dalam surat lamaran Anda, ada beberapa hal yang perlu dituliskan:
5. Proof Read
Proof read artinya membaca kembali seluruh tulisan Anda dan memastikan semuanya
sudah benar. Pastikan tidak ada kesalahan pengejaan, tidak ada kata-kata yang diulang
atau repetitif, dan tata bahasa (grammar) yang digunakan sesuai. Dalam program MS
Word Anda bisa menggunakan spell dan grammar checker. Gunakanlah! Menurut
sebuah website,"Suatu kesalahan dalam ejaan saja bisa menyebabkan Anda
kehilangan kesempatan yang penting untuk memperoleh pekerjaan". (tmps)
menulis hanya satu paragraph mengenai pekerjaan anda sebagai Sales Manager dan
tiga paragraph lainnya tentang kegiatan anda sebagai Trainer.
Relevansi
Tuliskan hanya hal-hal yang relevan dengan tuntutan pekerjaan yang anda lamar.
Contoh: Tidak perlu menuliskan pengalaman berorganisasi anda selama kuliah
meskipun anda menjabat sebagai ketua Senat Mahasiswa selama beberapa periode,
jika pekerjaan yang anda lamar tidak berhubungan dengan kemampuan organisasi
atau leadership.
Eksplisit
Jangan membuat resume yang membuat pembaca berimajinasi.
Contoh: jangan berasumsi bahwa pembaca tahu bahwa anda tamatan Unika Atma
Jaya Jakarta, atau Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Jika anda tidak
menuliskan nama kota bisa jadi pembaca menganggap anda tamatan dari kota lain.
Panjang
Pada umumnya resume hanya terdiri dari 2 (dua) halaman. Namun jika memang
riwayat karir dan pendidikan yang anda rasa sangat penting untuk ditampilkan
menuntut anda untuk memperpanjang, maka 3 (tiga) halaman resume masih dapat
diterima.
Tanda Baca, Ejaan, dan Tata Bahasa
Tidaklah dibenarkan jika dalam resume terjadi kesalahan-kesalahan menyangkut
tanda baca, ejaan maupun tata bahasa. Jika anda menulis resume dalam bahasa
Inggris, cobalah minta untuk direview oleh teman/kerabat yang menguasai bahasa
tersebut, jika memang anda belum yakin.
Mudah Dibaca
Resume yang dibuat secara kacau balau menggambarkan pikiran yang tidak jernih dan
ketidakmampuan penulis dalam menuangkan isi hatinya. Oleh karena itu sangat
penting membuat resume yang mudah dibaca, tidak terpisah-pisah dan logis.
Penampilan
Pilihlah format terbaik yang dapat anda tampilkan untuk membuat resume, termasuk
disini adalah pemilihan jenis huruf, kertas yang digunakan serta paduan warna (jika
menggunakan printer warna).
Untuk lebih meyakinkan pembaca, Anda dapat memberikan penekanan pada beberapa
aspek tertentu dari latarbelakang Anda yang relevan dengan pekerjaan dalam rangka
memberikan pemahaman kepada pengusaha tentang nilai-nilai potensial anda yang
akan berguna bagi si pengusaha atau perusahaannya. Adapun aspek-aspek yang dapat
anda tonjolkan adalah:
Format Curriculum Vitae (CV) atau Daftar Riwayat Hidup atau sering disebut Resume, di setiap negara
berbeda-beda. Hal ini karena dipengaruhi oleh budaya, kebiasaan, pandangan politik, juga aturan main
yang berbeda-beda.
Sebagai contoh, untuk resume standar di Amerika Serikat (USA) tidak perlu mencantumkan hal-hal
yang dianggap sangat pribadi seperti foto, status perkawinan, tempat dan tanggal lahir.
Sedangkan di Indonesia justru sebaliknya, dalam membuat CV atau Daftar Riwayat Hidup, justru
wajib mencantumkan status perkawinan, tempat dan tanggal lahir, serta melampirkan foto.
Berikut ini beberapa hal yang hendaknya diperhatikan dalam membuat Curriculum Vitae (CV) atau
Daftar Riwayat Hidup, atau Resume untuk perusahan/instansi/lembaga di Indonesia (baik untuk
perusahaan/lembaga lokal, nasional, maupun internasional).
2. Pendidikan
Cantumkan pendidikan formal dan pelatihan/kursus yang pernah anda ikuti; lengkap dengan tahun
masuk dan tahun lulus, jurusan, jenjang studi, dan nama lembaganya. Urutannya dimulai dari
pendidikan formal terlebih dulu, baru kemudian pendidikan non formal (pelatihan, kursus, dsb).
3. Kemampuan
Uraikan secara singkat kemampuan anda yang relevan dengan bidang pekerjaan yang dilamar.
Misalkan anda melamar kerja di bidang akuntansi, maka jelaskan secara singkat bahwa anda
memahami akuntansi dan administrasi, sistem perpajakan, biasa bekerja menggunakan komputer, dsbnya. Tentu saja kemampuan-kemampuan yang anda tulis/cantumkan tersebut harus benar-benar anda
miliki. Jangan mencantumkan kemampuan yang tidak anda miliki.
4. Pengalaman kerja
Cantumkan deskripsi singkat tentang pekerjaan anda pada perusahaan sebelumnya, lengkap dengan
pangkat, jabatannya, jenis pekerjaan, prestasi (bila ada), tanggung jawab dan wewenang pekerjaan.
Serta periode kerja, yaitu bulan dan tahun mulai menempati dan mengakhiri posisi tersebut.
Urutannya dimulai dari pekerjaan (atau jabatan atau posisi) terakhir.
CV hendaknya polos tidak menggunakan background image (dasar bergambar). Sebaiknya jangan
menggunakan form CV yang dijual di toko-toko.
3. Foto terbaru
Lampirkan pas foto terbaru ukuran 3x4 atau 4x6. Sebaiknya gunakan pas foto berwarna, dan
berpakaian resmi (misalkan jas lengkap dengan dasi).
4. Dokumen pendukung
Lampirkan dokumen atau bukti-bukti tentang hal-hal yang dituliskan dalam CV (resume), seperti ijazah,
transkrip nilai, sertifikat atau penghargaan, dsb (dokumen pendukung tersebut dalam bentuk
photocopy).
Agar dokumen pendukung yang dilampirkan tidak terlalu banyak, sebaiknya anda menyeleksi/menyortir
dokumen mana yang paling penting dan relevan untuk dilampirkan.
Penting : Bila transkrip nilai anda tidak bagus, maka anda tidak perlu melampirkannya. Karena CV
atau resume tersebut merupakan promosi diri anda. Namun, seandainya perusahaan penerima kerja
meminta/mensyaratkan untuk melampirkan transkrip nilai, barulah anda "terpaksa" melampirkannya.
Sebaliknya jika transkrip nilainya bagus, anda justru harus melampirkannya.
Jumlah Halaman
Pada umumnya CV hanya terdiri dari 1 (satu) atau 2 (dua) halaman. Namun jika memang riwayat
pekerjaan/karir anda sangat banyak, juga pendidikan/kursus/pelatihan anda sangat banyak. Dan anda
menganggap bahwa itu penting untuk ditampilkan, maka anda boleh menambahkannya menjadi 3 (tiga)
halaman
CV
sebagai
lampiran
Surat
Lamaran
Kerja,
tidak
masalah.
Tetapi khusus untuk Surat Lamaran Kerja, tetap upayakan 1 (satu) halaman.
Sumber : Yayasan KPT, Hilmy AAP, CV. Flamboyan, Anna T. Yuliati, dsb.
you have reached. This paragraph should direct the reader to your CV and should sell
you on some unique points that you might have.
A good way to start this paragraph is with a statement like this: "You will see from my
enclosed CV...." then go ahead and tell them something about your career which will
immediately get their interest.
The next part of the body of the letter should be a brief description of your personal
skills. Again read the advertisement and respond to their needs. If they are asking for
someone with good co-ordination skills, then ensure you mention something to that
effect. If it is communication or perhaps leadership skills they value, then tell them
that you have these. Use adjectives like "demonstrated ability", "well developed",
"strong".
You might have to type and edit the letter many times before you are happy with it,
but just remember that the job application letter is just as important as the CV itself.
The letter should invite the recipient to read the resume, in turn the resume should
raise enough interest for them to want to interview you. The Interview is where you
will demonstrate your skills and abilities.
Preparing the CV
Resume writing seems to be the part that gives people the most trouble. It isn't that
hard if you follow some guidelines.
At some stage or another during your life, you will need to prepare a CV. If you are
like most people, you will have many attempts at preparing your resume before you
actually get anything decent together. The problem is generally due to a lack in
planning.
The key to resume writing excellence is in presenting it the right way. Most people
make the error of just listing their experience and qualifications, this ends up being a
rather boring document. A good resume should not only demonstrate your skills and
experience, but should also give the reader a good indication of the type of person you
are. It needs to have personality.
Following are some helpful hints on getting started, Definition of a Resume and Types
of CV's.
Getting started
Let's start at the beginning, what exactly is a CV and what is it's purpose.
The sole purpose of a CV is to show the reader what you are capable of.
The CV is your selling document. It needs to be able to show your prospective
employer that you are the person that they are looking for. This goes beyond
experience, training and skills. It needs to demonstrate your personal strengths,
capabilities and the type of person you are.
It also needs to be a concise document. Most employers will skim through all the
CVs and put aside only 5-10 that might be worth reading. On average an employer
will only spend around 1-3 minutes on each CV. In other words your CV has to stand
out from the others.
This does not mean that the CV should be full of graphics, colours or printed on
coloured paper. Employers feel that if you have to use gimmicks to impress them,
then you probably don't have anything to offer. The CV needs to have a clean,
professional look about it. It needs to be easy to read and should look balanced.
The format or style you choose depends on the type of CV that you require, but no
matter which one, the resume should always be easy to follow and read.
Types of CV's
The type of CV you decide on will depend entirely on the type of position you are
applying for. The key is to analyse what the employer will be looking for and
ensuring your CV will sell you in the best possible way.
For example if you are applying for a Project Manager position, then the projects that
you have handled in the past will be important. Your CV needs to list the type of
projects, your responsibilities and any achievements. It is important to show the
relevance of what you have done in the past as it relates to the position you are
applying for
On the other hand, if the position you are applying for is more a "hands-on" type of
job, then your CV needs to demonstrate your "hands-on" experience in these areas.
Again highlighting the relevance to the position.
The Chronological CV is the easiest to write. It should always be written with your
current or most recent position first. Showing your responsibilities and achievements
that would be relevant to this position.
If the job is more of a technical nature, then you need to prepare a "technical style"
resumeThe style that you choose will depend on which one will serve you best.
SKILLS/EXPERIENCE:
Here is your chance to highlight your personal strengths. Go back to your list of
"what makes me special" and use the 5-8 of the ones that would be considered
valuable for this positions. Use strong words that highlight not only your strengths
but in what nature.
For example:
Excellent communication skills and ability to build rapport easily with clients.
Demonstrated ability to lead and manage an effective team.
EMPLOYMENT HISTORY:
This is where you will list your relevant experience for the position. Start with your
current or most recent position and work backwards. State the term of employment,
no need to have actual dates, years are sufficient (e.g. 1995-current), your job title and
the name of the company.
Next list your key functions. It is important to be brief and mention only the key
areas of responsibility. There is no need to mention that you attended meetings or that
you answered telephones, some of these things are assumed as being part of your
everyday duties. It should however highlight the main areas and levels of
responsibility. Action words should be used to describe your position, words like:
coordinate, manage, design, oversee.
With every position, mention any achievements that you had. Again you need to be
brief, but be specific about your involvement and the results. This is where you get to
demonstrate those skills that make you the best candidate for the position.
Continue in this manner until all your jobs are listed, forget any irrelevant positions
that you might have held for short periods of time, if they are not important, don't
bother mentioning them. Also remember that the further back in history you go, the
less you need to mention. Your first jobs out of school should only need a short
paragraph to describe them.
The Graduates CV
To successfully sell yourself to a prospective employer, as a graduate, you need to
show him your strengths and minimise your weaker points. The way to do this
successfully is to emphasise on your studies and the relevant experience you have.
At this stage of your career, it is probable that your recent graduate studies are your
biggest selling point and therefore they need to be at the forefront of the CV, The CV
should be formatted in a way so that straight after your personal details and the career
statement, your education is listed.
The order in which you list your subjects is very important. Subjects that are relevant
to the position you are applying for should be listed first, highlight any special marks
or achievements in each subject. Thesis and papers written should also be mentioned
just as you would with any achievements.
If you have failed or not completed any subjects, do not mention these, if need be they
can be mentioned at the interview.
The CV should also mention any work experience (paid or not paid) that you
have. Start by listing the most relevant work first and work your way through others.
Even if your work history is not related to Engineering, mention these as well.
Employers like to know what you are capable of, and even if you were paying your
way through College by cooking at the local diner, the fact that you held a responsible
position and have some skills becomes relevant. The key here is to try and turn your
skills around and demonstrate how they are valuable to the new job. Don't expect the
employer to see the relevance here, it is up to you to highlight them.
For example let's say you worked at the local video store, not very relevant to
Engineering right? Wrong, it is how you present the information that makes all the
difference.
Mentioning things like "customer service", "inventory control", "working under
stressful conditions" or even "maintaining accurate records" can take on a new
meaning when applied to the Engineering profession.
What you want to achieve with this graduate CV style, is to demonstrate that you have
the qualifications, some relevant experience and most importantly the right attitude.
Throughout the CV you should be displaying an eagerness to learn and a high degree
of motivation. This is what a prospective employer will be looking for. Someone that
is willing to learn, study further and adapt easily.
When applying for a position, ensure you have a good application letter, written
specifically for the position and highlighting your qualification and most importantly
the right attitude. The same applies with the interview, you need to demonstrate
mengijinkan Anda untuk mengirimkan file berformat pdf. Jika tidak disebutkan,
kirimkan resume Anda dalam file MS Word (.doc).
File text (ekstension .txt) lebih baik tidak digunakan karena pada saat dikirim dengan
email, file tersebut terkadang muncul di badan email. Ini terutama jika Anda
menggunakan email gratis di Web, seperti Yahoo!, Gmail, atau Hotmail.
5. Ukuran Email
Usahakan ukuran email Anda tidak melebihi 300 kb. Ukuran email ini terutama
dipengaruhi oleh ukuran file yang di-attach. Karena itu periksa besar file yang Anda
lampirkan. Jika Anda diminta menyertakan foto, jangan masukkan file foto yang
terlalu besar. Perkecil ukuranya dengan menggunakan berbagai jenis program photo
editor.
6. Email Signature
Email signature adalah text yang dituliskan secara otomatis oleh provider email Anda.
Signature ini bisa Anda program sendiri, atau bagian dari iklan untuk penyedia jasa
email tersebut. Adanya signature ini mengurangi kesan profesional pada lamaran
Anda.
Email web gratis seperti Yahoo! dan Hotmail menambahkan signature ini secara
otomatis pada semua email yang mereka kirim. Sedangkan Gmail tidak.
7. Test Kirim
Untuk surat lamaran yang dikirim lewat email, selain melakukan proof read, Anda
juga perlu melakukan test pengiriman. Lakukan ini dengan mengirimkan email
lamaran Anda, lengkap dengan attachment-nya ke email lain. Tentunya jangan
kirimkan email percobaan tersebut ke email perusahaan yang Anda tuju. Kirim ke
alamat email lain yang Anda punya. Jika Anda hanya mempunyai satu alamat email,
Anda bisa membuat alamat email baru di Yahoo!, Gmail, atau Hotmail.
Apa pentingnya langkah ini? Sering kali format email yang Anda kirim berubah
setelah sampai di alamat email lain. Saat mengirimkan email dari Yahoo! ke Gmail,
saya perhatikan spasi email saya berubah dari satu menjadi dua. Tapi sebaliknya,
email yang saya kirim dari Gmail ke Yahoo! tidak berubah formatnya.
Satu hal yang pasti, proses wawancara mempunyai tujuan tertentu. Bisa saja
dimaksudkan untuk lebih mengetahui keterampilan teknis yang dimiliki pelamar,
mengetahui kepribadian pelamar, atau sekadar mengetahui kemampuan pelamar
menangani berbagai situasi yang berbeda.
Wawancara biasanya dilakukan untuk melengkapi hasil tes tertulis. Hal-hal yang tidak
mungkin diperoleh dari tes tertulis akan digali melalui proses wawancara. Dalam hal
ini, Anda dituntut untuk benar-benar menguasai bidang pekerjaan yang Anda lamar,
sehingga pertanyaan apa pun yang diajukan dapat dijawab dengan memuaskan. Meski
sama-sama menguji pengetahuan, namun wawancara sedikit lebih sulit karena Anda
harus mampu mengungkapkan pengetahuan tersebut secara verbal.
Sering kali Anda mungkin paham seratus persen materi yang akan ditanyakan. Namun
karena Anda gugup, kurang percaya diri, dan tanpa persiapan, semua pengetahuan
Anda mendadak buyar. Tidak ada cara lain untuk dapat menguasai kemampuan verbal
ini kecuali melatihnya terus-menerus. Berlatihlah dengan seorang rekan untuk
mengantisipasi semua kemungkinan pertanyaan yang akan dilontarkan pewawancara.
Wawancara Tak Terduga
Menghadapi wawancara mengenai bidang kerja, mungkin tidak terlalu menyulitkan.
Yang sukar jika "topik" wawancara sama sekali tidak jelas dan tak terduga. Hal ini
kerap dilakukan untuk mengetahui kepribadian si pelamar.
Kerap kali, jika Anda telah sampai pada tahap wawancara sebenarnya secara kualitas
Anda telah memenuhi persyaratan untuk diterima di perusahaan tersebut. Tinggal lagi
persoalan cocok-tidak cocok. Dan tidak ada jalan lain untuk menentukan hal ini selain
berinteraksi langsung melalui wawancara. Repotnya, tidak ada standar mengenai
wawancara "cocok-cocokan" ini, karena sangat tergantung perusahaan masingmasing. Apa yang bisa Anda lakukan ialah membuka mata dan telinga lebar-lebar,
mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai kebiasaan di perusahaan tersebut.
Tidak ada salahnya Anda bertanya kepada resepsionis, satpam, atau tukang parkir
sekalipun untuk mengetahui kebiasaan-kebiasaan di tempat tersebut.
Namun, beberapa hal prinsip yang dapat Anda pegang, pewawancara mana pun
kurang menyukai orang yang terlalu tertutup. Usahakan memberikan informasi
sejelas-jelasnya mengenai apa yang ditanyakan oleh pewawancara. Jangan pasif,
sebaiknya usahakan aktif memberi informasi. Jangan mengesankan Anda
menyembunyikan sesuatu, namun Anda juga jangan terlalu berlebihan dan
menyampaikan hal-hal yang tidak relevan. Tetaplah tenang dan mengatakan yang
sebenarnya.
Ada juga tipe pewawancara yang "telah kehabisan ide", yang mencoba-coba
memberikan pertanyaan yang terkesan menyelidik, misalnya "jika Anda sebuah
pohon, Anda ingin jadi pohon apa?" atau : jika Anda adalah seorang atlet terkenal,
kira-kira menjadi siapakah gerangan Anda?" Terhadap pertanyaan begini, berikan
jawaban yang panjang-lebar dan pastikan bahwa pewawancara akan merasa bosan
sehingga ia akan segera menghentikan pertanyaannya. Namun ingat, usahakan
jawaban Anda selalu mengindikasikan karakter yang kuat, ulet, dan bersemangat,
karena perusahaan mana pun selalu menyukai orang demikian.
Berbagai Kondisi
Ada kalanya wawancara juga dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan Anda
menghadapi dan menangani berbagai situasi. Untuk yang jenis ini Anda mungkin
menghadapi pewawancara yang akan mendiamkan Anda begitu saja selama 5-10
menit sebelum memulai percakapan. Mungkin juga ia akan berpura-pura tidak peduli
dan membaca koran ketika Anda masuk, atau ia akan mengajukan bantahan-bantahan
yang tidak masuk akal terhadap setiap jawaban Anda, atau mengajukan pertanyaanpertanyaan konyol tentang keluarga Anda, dan banyak trik lain.
Menghadapi kondisi begini, prinsip utama yang harus Anda pegang adalah Anda
benar-benar menginginkan pekerjaan tersebut, sehingga apa pun yang terjadi Anda
akan menghadapinya dengan baik. Jika Anda dicuekin, tetaplah bersikap sopan.
Katakan "Saya tertarik dengan pekerjaan ini dan bermaksud menjelaskan kepada
Bapak/Ibu mengapa Anda harus mempertimbangkan saya untuk posisi ini."
Jangan sampai terpengaruh dengan sikap pewawancara yang mungkin tampak aneh.
Usahakan tetap tenang dan berpikir positif. Tanamkan dalam benak Anda bahwa hal
ini hanyalah bagian dari proses yang wajar sehingga Anda tidak perlu merasa sakit
hati atau kecewa. Nah, selamat menghadapi wawancara. (GCM/Kps)
Bagi Anda pencari kerja yang dipanggil untuk menjalani wawancara kerja, sebaiknya
Anda memperhatikan beberapa saran di bawah ini.
lebih berhasil bila dikerjakan oleh individu yang mempunyai bakat serta kemampuan
seperti yang dituntut oleh persyaratan dari suatu pekerjaan atau jabatan itu sendiri.
Ada beberapa tujuan spesifik dari wawancara psikologi. Pertama, observasi. Dalam
hal ini calon kar-yawan dilihat dan dinilai. Mulai dari penampilan, sikap, cara
menjawab pertanyaan, postur - terutama untuk pekerjaan yang memang
membutuhkannya, seperti tentara, polisi, satpam, dan pramugari. Penilaian juga
menyangkut bobot jawaban dan kelancaran dalam menjawab.
Demikian pula perilaku dan sikap-sikap yang akan muncul secara spontan bila berada
dalam situasi yang baru dan mungkin menegangkan. Misalnya, mata berkedip-kedip
atau memutar jari-jemari yang dilakukan tanpa sadar.
Dalam hal bobot jawaban, misalnya, si calon bisa dinilai apakah ia memberikan
jawaban yang dangkal atau tidak, atau malah berbelit-belit. Jawaban berupa "Ingin
naik pesawat" atau "Ingin ke luar negeri" merupakan contoh jawaban yang dinilai
dangkal atas pertanyaan alasan menjadi pramugari.
Sedangkan kelancaran dalam menjawab biasanya dinilai dari berapa lama waktu yang
dibutuhkan oleh seorang calon karyawan untuk menjawab pertanyaan.
Dalam wawancara psikologi yang diperlukan sebenarnya jawaban spontan dan tidak
mengada-ada. Misalnya, apabila ditanya alamat, sebut saja alamat kita. Tidak usah
ditambah-tambahi atau malah berlagak sok pintar.
Tujuan berikutnya dalam tes wawancara adalah menggali data yang tidak didapatkan
dari tes tertulis. Misalnya, apakah istri bekerja, anak bersekolah di mana, masih
tinggal bersama orangtua atau tidak, serta apa judul skripsi dan berapa nilai yang
didapat.
Yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi penilaian adalah kecocokan data.
Benarkah data yang ditulis oleh sang calon?
Atas dasar itu seorang psikolog sering melontarkan pertanyaan untuk menilai tingkat
pemahaman dan intelegensi si calon. Misalnya, calon mengaku berpendidikan S2,
maka diajukan pertanyaan yang sesuai dengan tingkat pendidikan itu. Bila
jawabannya kurang bermutu, dapat saja diambil kesimpulan bahwa calon memiliki
intelegensi yang kurang atau dianggap tidak serius selama menjalani proses
pendidikan.
Sering juga terjadi hasil tes tulis bagus, tapi hasil wawancaranya kurang meyakinkan.
Hal ini bisa terjadi karena mungkin ia telah beberapa kali mengikuti psikotes atau
pernah mengikuti bimbingan psikotes. Tes ulang dapat menjadi alat untuk mengatasi
keraguan itu.
Dalam konteks di atas, tidaklah mungkin seorang calon membohongi psikolog.
Riskan pula bila dia tidak menjawab dengan sebenarnya. Terbuka sudah
kepribadiannya yang tidak jujur, padahal kejujuran merupakan prasyarat penting
untuk perusahaan.
Pada wawancara untuk evaluasi karyawan atau promosi jabatan biasanya data
curiculum vitae (CV) dari instansi atau perusahaan sudah diberikan semua dari Bagian
Personalia.
Manfaat lain wawancara adalah melengkapi data yang terlupakan atau tidak tertulis
secara lengkap. Misalnya, sudah pernah mengalami psikotes atau belum. Kalau sudah,
berapa kali? Untuk apa? Lulus atau tidak? Mungkin juga minat ataupun gaji yang
diinginkan. Yang terakhir, manfaat wawancara yaitu untuk membuat keputusan.
Dari hasil pemeriksaan psikologi tertulis dan wawancara, dibuatlah kesimpulan,
apakah calon ini memenuhi syarat seperti job description yang diberikan oleh
perusahaan atau tidak.
Terkadang ada psikotes yang tidak menggunakan wawancara. Semua itu tergantung
tujuan pemeriksaan, ketersediaan data yang mungkin sudah lengkap, serta tidak begitu
mensyaratkan penampilan atau postur. Misalnya, bila yang diperlukan operator
komputer, yang penting dia bisa komputer dan inteligensinya cukup.
Mengapa gagal?
Banyak calon karyawan gagal dalam psikotes, termasuk di dalamnya wawancara.
Mengapa?
Sesungguhnya, hasil pemeriksaan psikologi bersifat rahasia, dalam arti tidak setiap
orang dapat menerjemahkan dalam bahasa sehari-hari. Jadi, yang berhak adalah
psikolog yang berkompeten.
Hal itu berbeda dengan tes kesehatan, di mana jenis kegagalan dapat disebutkan
dengan jelas dan biasanya dapat pula dilihat. Sementara hasil psikotes masih
merupakan data kasar berupa angka-angka sehingga perlu dijelaskan dalam bahasa
awam oleh psikolog, untuk dijadikan data kualitatif.
Pada dasarnya psikotes bukan ujian. Psikotes tidak mengukur prestasi melainkan
potensi dasar setiap individu. Dalam tes prestasi ada materi yang dapat dipelajari,
misalnya bahasa Inggris. Bila seseorang mendapat nilai B dalam pelajaran itu, berarti
penguasaan materi Bahasa Inggrisnya baik.
Sedangkan psikotes mengukur potensi dasar yang dimiliki tiap individu. Seseorang
yang memang pada dasarnya cerdas, dites seperti apa pun tetap akan baik hasilnya.
Asalkan dia serius pada saat mengerjakan dan tidak terganggu konsentrasinya
sehingga dapat bekerja secara optimal.
Untuk mengurangi risiko gagal, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Yang
pertama, penampilan fisik. Perhatikan dengan saksama apalagi bila profesi yang akan
dimasuki mensyaratkan penampilan menarik - seperti pramugari, teller bank, atau
sekretaris. Sedangkan tentara/polisi lebih menitik-beratkan pada postur ideal antara
tinggi dan bobot badan, serta ada persyaratan minimal tinggi badan.
Perhatikan juga cara berpakaian, sebaiknya sesuaikan dengan situasi dan suasana.
Misalnya, dalam wawancara untuk calon pramugari sebaiknya tidak mengenakan
pakaian yang tidak selayaknya, seperti celana panjang berbahan jins. Atau
menggunakan sepatu sandal, meskipun sedang mode.
Kerapian dan kesopanan berpakaian juga dipertimbangkan. Misalnya, tidak
mengenakan kemeja yang lengan panjangnya dilipat, atau hanya mengenakan kaus,
atau kemeja tidak dimasukkan.
Sikap pun memberikan nilai penting. Yang dimaksud dengan sikap ialah bagaimana si
calon karyawan dapat menempatkan diri pada posisi yang tepat. Sebaiknya bersikap
wajar saja, tidak dibuat-buat, tetapi juga tidak tegang atau gugup.
Selain itu, biasanya dinilai pula kesopanan yang sesuai dengan norma. Misalnya, tidak
tampak menjilat, mengetuk pintu bila akan masuk ruangan, atau kalau belum
dipersilakan duduk, ya, jangan duduk dulu. Dalam menjawab pertanyaan tidak
bertele-tele, langsung pada inti masalah. Kemudian menjawab secara jujur, tidak perlu
ditutup-tutupi. Misalnya, pernah tidak naik kelas atau pernah gagal pada tes di
perusahaan lain.
Selain itu, dalam menjawab tidak usah menggurui, meskipun si calon sudah memiliki
pendidikan yang cukup tinggi, pengalaman cukup banyak, atau dari segi usia lebih tua
daripada si pewawancara.
Jangan pula menjawab dengan sombong, misalnya mengaku sebagai atlet yang sudah
keliling ke banyak negara dan memiliki segudang prestasi. Bangga boleh-boleh saja,
tetapi kalau hasil psikologi tertulisnya kurang baik, tetap saja tidak lulus.
Yang tidak kalah penting, tidak usah bertanya. Meski merasa optimistis dengan hasil
tes tulis dan merasa bisa mengerjakan, calon tidak perlu bertanya mengenai hasilnya.
Pada dasarnya wawancara adalah tes juga sehingga hal ini akan mempengaruhi
penilaian. Selain itu, situasi yang dihadapi saat itu adalah situasi tes, bukan konsultasi
psikologi. Pertimbangkan pula banyak calon lain yang menunggu.
Umumnya, untuk memperoleh informasi penting dari calon karyawan digunakan
metode FACT, yaitu:
F: Feeling. Tentang apa yang dirasakan oleh orang itu. Ditanyakan minatnya,
gambaran pekerjaan, apakah juga sudah terbayang.
A: Action. Mengenai tindakan-tindakan apa yang telah dilakukan.
C: Condition. Kondisi/situasi/keadaan di mana kejadian itu berlangsung.
T: Thinking. Mengenai apa yang dipikirkan atau yang diinginkan oleh orang
pada saat itu.
Pemahaman yang lebih baik tentang wawancara psikologi akan membuat kita lebih
mudah mempersiapkan diri menghadapi jenis wawancara ini. Yang pasti, wawancara
psikologi tidak perlu ditakuti dan tidak bisa dibohongi. (GCM/is)
Panggilan wawancara kerja merupakan saat yang paling menyenangkan bagi pencari
kerja. Karena panggilan tersebut merupakan langkah awal untuk meniti pekerjaan
yang diidamkan. Tak heran jika test wawancara atau test interview menimbulkan
banyak harapan di dalam diri pencari kerja. Bayangan mendapatkan pekerjaan yang
bagus, gaji yang cukup dan teman-teman kerja yang menyenangkan seakan sudah di
pelupuk mata.
Tetapi seringkali terjadi harapan tinggallah harapan, panggilan selanjutnya ternyata
hanya tinggal penantian dan impian. Dering telepon atau surat panggilan selanjutnya,
tak kunjung tiba. Anda pun jadi penasaran dan diliputi berbagai pertanyaan, apakah
akan ada panggilan lagi atau memang hasil wawancara Anda tidak diproses. Tak
jarang harapan yang tadinya berkobar mendadak padam.
Memang, pada beberapa perusahaan memerlukan waktu yang agak lama bahkan ada
yang membutuhkan waktu sampai satu bulan untuk memproses kelanjutan test
wawancara. Nah, kalau Anda menghadapi situasi demikian, agar tidak penasaran,
Anda dapat menanyakan kepastian kepada perusahaan tersebut melalui telepon. Anda
dapat bertanya setelah melewati waktu dua minggu dari waktu wawancara. Tanyakan
langsung pada divisi HRD atau orang yang mewawancarai Anda.
Jangan merasa ragu dan takut untuk menanyakan hal ini, karena bertanya merupakan
hak Anda. Lagi pula, menanyakan kepastian kabar dan kelanjutan proses lamaran
Anda dalam waktu dua minggu atau lebih setelah wawancara adalah hal yang etis dan
cukup sopan. Perusahaan pun pasti maklum atas pertanyaan Anda. Untuk itu usai
wawancara, ada baiknya Anda menanyakan siapa dan nomor telepon yang dapat
dihubungi untuk menanyakan hasil wawancara Anda.
Jika pihak perusahaan menjawab bahwa hasil test Anda tersimpan dalam database dan
sewaktu-waktu diperlukan Anda akan dipanggil lagi, berarti jawaban sesungguhnya
lamaran Anda tidak diproses lebih lanjut. Jawaban seperti itu biasanya merupakan
penolakan secara halus setidaknya untuk saat itu. Bisa jadi, suatu saat jika ada
kualifikasi yang cocok, Anda akan dipanggil lagi. Namun dengan jawaban seperti itu
Anda jangan lantas terus menanti tanpa berusaha lagi. Buatlah lamaran lain sebanyakbanyaknya.
Sebaliknya kalau jawaban perusahaan memberi kepastian, misalnya,"Anda memang
memenuhi kualifikasi kami dan dengan pertanyaan Anda, kami sekaligus memanggil
Anda pada tanggal...", berarti kemungkinan besar Anda akan diterima. Mungkin saat
itu pihak perusahaan belum sempat menghubungi Anda lebih lanjut dikarenakan
adanya kepentingan lain.
Hidup ini memang penuh dengan kemungkinan. Untuk itu Anda jangan berhenti
berusaha untuk mendapatkan kemungkinan yang terbaik. Sehingga kemungkinan itu
akan menjelma menjadi suatu 'kepastian' yang menggembirakan. (GCM/Astaga)
DON'T smoke.
DON'T chew gum or tobacco.
DO consider your answers carefully. A thoughtful pause on the "tough" questions is quite
permissible, and in fact, will probably make a better impression than if you blurt out the first
thing that comes to mind.
DO be outwardly oriented. Think of the other person. Interviewers, like everyone else, are
concerned first and foremost with their own interests, problems, ambitions and so on. Be
sensitive to this and watch for cues to the interviewer's concerns, both professional and
personal.
You will also find that some interviewers are themselves inexperienced, or carrying their own
heavy burdens of stress. Anything you can do to make the occasion easier or more interesting for
them will be a point in your favor. Thinking about the other person will also help to keep you
from thinking about and showing your own nervousness.
DO be alert for the intentional introduction of stress factors. Avoid showing insecurity or
discouragement, even though you may understandably feel that way. You have nothing to lose by
keeping it under control and you may gain a lot. Remember that you are a worthwhile person,
however the interview comes out.
DO ask questions: About the company, the department, the job itself and tasks involved. Asking
intelligent questions will probably require some research (there's that word again!). Show your
interest and knowledge. Find out what will be expected of you on the job and tailor your
answers and comments accordingly. To start describing all your skills, strengths, and
accomplishments without knowing what the employer is looking for is like sailing full-speedahead without a rudder or compass.
DON'T brag about who you know (important connections, etc.)
DO bring your sense of humor along.
Notes:
1. Applicants Address
2. Date
4. Addressee:
Address to the responsible officer as far you can, e.g. Mr. Lee
5. Title
6. First Paragraph
State again the post you are applying for end explain how the
vacancy is known
7. Content
8. Last Paragraph
9. Closing
Sign your name below the closing remark and type your name under
signature
10. Enclosures
Resume
If the employer asks for the attachment of a photo, it is advisable to employ the
professional service in taking a smart and confident photo to give the employer a
good impression.
Sample of Resume
Notes:
1. Personal Information
2. Academic qualifications and work experience
5. Skills
6. References
Remember to keep a copy of the application form for easy reference before
attending an interview in future