Anda di halaman 1dari 34

KUMPULAN ARTIKEL

PERSIAPAN
MENGHADAPI
PROSES
REKRUTMEN &
SELEKSI KERJA

PRESENTED TO
BESWAN DJARUM
UMK KUDUS, 28 JUNI 2008

I. LAMARAN KERJA
Tips Umum Menulis Surat Lamaran
Banyak perusahaan yang memandang surat lamaran atau cover letter sebagai bagian
terpenting dari seluruh dokumen lamaran Anda. Karena itu penting sekali bagi Anda
untuk menuliskan surat lamaran yang baik. Berbagai tips di bawah akan membantu
Anda.
1. Kesan Individual
Jika Anda berencana mengirimkan lamaran ke berbagai perusahaan pastikan Anda
menuliskan nama perusahaan yang benar pada surat lamaran Anda.
Selain itu perlu juga Anda membuat surat lamaran yang ditujukan pada seseorang.
Gunakan nama dan jabatan yang spesifik jika mungkin. Secara khusus, untuk surat
yang ditujukan pada seorang perempuan, jika Anda tidak mengetahui status
pernikahannya, gunakan awalan Ms. Contoh: Ms. Suryanegara.
Ingat: Di Internet dan di MS Word tersedia banyak template atau contoh surat
lamaran. Jangan hanya mengkopi contoh-contoh tersebut. Ubahlah sesuai dengan
keperluan Anda.
2. Singkat dan Padat
Jangan bertele-tele. Tuliskan surat Anda dengan singkat dan padat. Gunakan bahasa
yang mudah. Gunakan kata-kata yang biasa digunakan. Tidak perlu berusaha untuk
mengesankan pembaca Anda dengan menggunakan kata-kata yang sulit.
Ingat: Jangan menulis surat lamaran Anda lebih dari satu halaman. Perusahaan
mungkin menerima belasan bahkan ratusan surat lamaran. Surat lamaran yang terlalu
panjang tidak efektif.
3. Rapi dan Bersih
Sedapat-dapatnya gunakan program komputer untuk menuliskan surat lamaran Anda.
Dengan begitu Anda dapat menuliskan surat lamaran yang rapi dan bersih sehingga
mudah dibaca.
Ingat: Hindari menulis surat lamaran dengan tulisan tangan. Hindari menggunakan
tip-ex atau sejenisnya dalam surat lamaran Anda.
4. Isi
Dalam surat lamaran Anda, ada beberapa hal yang perlu dituliskan:

Pembukaan: Sebutkan dimana Anda mendapatkan informasi tentang


lowongan kerja tersebut.Contohnya, Anda bisa menyebutkan bahwa Anda
mengetahui lowongan kerja tersebut dari iklan di surat kabar, iklan di Internet,
atau dari seorang teman Anda.

Pekerjaan Anda sekarang: Ceritakan secara singkat posisi dan bidang


pekerjaan Anda saat ini. Anda juga perlu menceritakan secara singkat
pencapaian utama Anda dalam pekerjaan tersebut. Agar memberikan
gambaran yang lebih baik, berikan informasi secara kuantitatif. Misalnya,
"Saya membawahi lima orang junior manager". Yang perlu Anda perhatikan di
sini, tuliskan hanya hal-hal yang relevan dengan pekerjaan yang Anda lamar.
Baca dengan baik persyaratan yang dibutuhkan dalam iklan lowongan
pekerjaan tersebut. Jika pekerjaan yang Anda lamar adalah di bidang
marketing research, Anda mungkin tidak perlu menceritakan pencapaian Anda
di bidang logistik.
Pendidikan: Jika latar belakang pendidikan perlu diinformasikan, tuliskan
secara singkat pendidikan tertinggi Anda. Jika Anda pernah mendapatkan
pendidikan di sekolah yang cukup dikenal, ada baiknya Anda menuliskannya
di surat lamaran.
Penutup: Dalam penutup ingatkan pembacanya bahwa Anda mempunyai
keinginan kuat untuk mendapatkan pekerjaan tersebut. Ada baiknya Anda
menyatakan kapan saat terbaik Anda bisa dihubungi untuk proses selanjutnya.
Dan jangan lupa ucapkan "Terima kasih".

5. Proof Read
Proof read artinya membaca kembali seluruh tulisan Anda dan memastikan semuanya
sudah benar. Pastikan tidak ada kesalahan pengejaan, tidak ada kata-kata yang diulang
atau repetitif, dan tata bahasa (grammar) yang digunakan sesuai. Dalam program MS
Word Anda bisa menggunakan spell dan grammar checker. Gunakanlah! Menurut
sebuah website,"Suatu kesalahan dalam ejaan saja bisa menyebabkan Anda
kehilangan kesempatan yang penting untuk memperoleh pekerjaan". (tmps)

Tips Umum Membuat Resume


Sumber: Milis Persiapan Seleksi
Resume atau riwayat singkat yang berisi pengalaman dan ketrampilan yang dimiliki
oleh seseorang yang melamar sebuah pekerjaan amatlah menentukan bagi dipilih atau
tidaknya si pelamar untuk masuk ke tahapan selanjutnya dalam proses rekrutmen dan
seleksi karyawan. Resume yang dibuat dengan baik akan mempermudah pembacanya
(baca: recruiter) dalam mengevaluasi kualifikasi yang dimiliki oleh si pelamar.
Pentingnya membuat resume yang dirancang secara khusus (bukan menjiplak model
resume orang lain) seringkali tidak disadari oleh si pelamar. Dalam banyak kasus
masih sering dijumpai bahwa pelamar justru menggunakan format resume yang sudah
baku dengan cara membeli formulir resume yang dijual di toko-toko buku atau pun
mendownload formulir yang terdapat di websites. Memang hal ini tidaklah
sepenuhnya salah, namun demikian si pelamar hendaklah mempertimbangkan apakah
format tersebut sudah cocok dengan karakter dirinya. Apa yang terjadi jika ternyata
format baku tersebut, setelah diisi oleh pelamar, ternyata justru banyak menyisakan
ruang kosong alias tidak dapat diisi semuanya. Bukankah hal demikian justru dapat
menyebabkan si pelamar tampak penuh dengan kekurangan di mata si pembaca
resume tersebut. Selain itu resume menjadi tidak enak untuk dilihat.

Dalam kompetisi memperebutkan pekerjaan di tengah - tengah situasi ekonomi yang


tidak menggembirakan saat ini, ditambah lagi dengan banyaknya jumlah pencari
kerja, tidak jarang para pengusaha (baca: orang yang mempekerjakan) harus
meluangkan banyak waktu untuk menyeleksi para calon pekerja yang berkualitas.
Mengingat bahwa satu jabatan yang lowong bisa dilamar oleh ratusan bahkan ribuan
pelamar, maka pengusaha sangat mengandalkan resume pelamar untuk
menyaring/menyeleksi mereka untuk dipanggil wawancara atau test dalam proses
berikutnya. Dengan kondisi demikian maka pelamar yang tidak dapat membuat
resume yang dapat menggambarkan kualitas dirinya dalam bentuk resume yang
menarik, padat, dan lugas akan sangat kecil kemungkinannya untuk dipanggil.
Alangkah sayangnya jika pelamar ternyata sangat menguasai bidang yang dilamarnya
tetapi gagal hanya karena resume yang dibuatnya tidak berkenan di hati
pengusaha/pembaca.
Dengan membuat resume secara menarik, padat dan lugas si pelamar sebenarnya
memperoleh manfaat yang sangat besar bagi dirinya karena ia telah mampu:

Memberikan fakta-fakta tentang latar belakang pelamar.


menunjukkan kualifikasi yang dimiliki sehingga layak untuk memangku
jabatan yang dilamar memperlihatkan tujuan karir yang diinginkannya.

Beberapa Saran dalam Membuat Resume


Sumber: Milis Persiapan Seleksi
Bagi anda pencari kerja yang mungkin mengalami masalah dalam membuat resume,
perhatikan beberapa saran berikut ini:
Nama dan Uraian Jabatan
Tulis nama jabatan anda dan lengkapi dengan penjelasan tentang aktivitas-aktivitas
harian Anda. Usahakan untuk menuliskan aktivitas-aktivitas yang dapat diukur. Ingat:
Anda harus dapat memberitahu pembaca tentang apa persisnya pekerjaan yang telah
Anda lakukan.
Tanggal dan Tempat
Tulislah riwayat pendidikan dan pekerjaan anda secara tepat. Misalnya: kapan anda
diterima bekerja dan kapan anda keluar dari perusahaan X, kapan anda menjabat
sebagai .... atau kapan anda pindah kerja dari kantor pusat ke kantor cabang.
Ingat: Jangan membuat pembaca menebak-nebak kapan anda bekerja dan untuk
berapa lama.
Rinci
Jelaskan kata-kata atau istilah-istilah teknikal/khusus yang mungkin ada dalam
resume anda sedetil mungkin.
Proporsional
Tuliskan pekerjaan atau pendidikan sesuai dengan kepentingan si pembaca dan
buatlah secara proporsional.
Contoh: Jika anda melamar sebagai Marketing Manager hendaklah anda tidak

menulis hanya satu paragraph mengenai pekerjaan anda sebagai Sales Manager dan
tiga paragraph lainnya tentang kegiatan anda sebagai Trainer.
Relevansi
Tuliskan hanya hal-hal yang relevan dengan tuntutan pekerjaan yang anda lamar.
Contoh: Tidak perlu menuliskan pengalaman berorganisasi anda selama kuliah
meskipun anda menjabat sebagai ketua Senat Mahasiswa selama beberapa periode,
jika pekerjaan yang anda lamar tidak berhubungan dengan kemampuan organisasi
atau leadership.
Eksplisit
Jangan membuat resume yang membuat pembaca berimajinasi.
Contoh: jangan berasumsi bahwa pembaca tahu bahwa anda tamatan Unika Atma
Jaya Jakarta, atau Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Jika anda tidak
menuliskan nama kota bisa jadi pembaca menganggap anda tamatan dari kota lain.
Panjang
Pada umumnya resume hanya terdiri dari 2 (dua) halaman. Namun jika memang
riwayat karir dan pendidikan yang anda rasa sangat penting untuk ditampilkan
menuntut anda untuk memperpanjang, maka 3 (tiga) halaman resume masih dapat
diterima.
Tanda Baca, Ejaan, dan Tata Bahasa
Tidaklah dibenarkan jika dalam resume terjadi kesalahan-kesalahan menyangkut
tanda baca, ejaan maupun tata bahasa. Jika anda menulis resume dalam bahasa
Inggris, cobalah minta untuk direview oleh teman/kerabat yang menguasai bahasa
tersebut, jika memang anda belum yakin.
Mudah Dibaca
Resume yang dibuat secara kacau balau menggambarkan pikiran yang tidak jernih dan
ketidakmampuan penulis dalam menuangkan isi hatinya. Oleh karena itu sangat
penting membuat resume yang mudah dibaca, tidak terpisah-pisah dan logis.
Penampilan
Pilihlah format terbaik yang dapat anda tampilkan untuk membuat resume, termasuk
disini adalah pemilihan jenis huruf, kertas yang digunakan serta paduan warna (jika
menggunakan printer warna).
Untuk lebih meyakinkan pembaca, Anda dapat memberikan penekanan pada beberapa
aspek tertentu dari latarbelakang Anda yang relevan dengan pekerjaan dalam rangka
memberikan pemahaman kepada pengusaha tentang nilai-nilai potensial anda yang
akan berguna bagi si pengusaha atau perusahaannya. Adapun aspek-aspek yang dapat
anda tonjolkan adalah:

Aspek-Aspek Yang Ditonjolkan Dalam Resume


Sumber: Milis Persiapan Seleksi
Untuk lebih meyakinkan pembaca, Anda dapat memberikan penekanan pada beberapa
aspek tertentu dari latarbelakang Anda yang relevan dengan pekerjaan dalam rangka

memberikan pemahaman kepada pengusaha tentang nilai-nilai potensial anda yang


akan berguna bagi si pengusaha atau perusahaannya. Adapun aspek-aspek yang dapat
anda tonjolkan adalah:
Penghargaan atau Reward
Tuliskan yang sesuai dengan posisi yang Anda lamar.
Contoh: jika anda melamar sebagai IT Manager, pihak perusahaan (recruiter) tentu
ingin tahu kemampuan anda di bidang teknik dan bagaimana kemampuan tersebut
dibandingkan dengan rekan-rekan yang lain. Jika anda pernah menerima penghargaan
di bidang tersebut, tuliskanlah! Dengan demikian perusahaan akan tahu dimana
tingkatan kemampuan anda.
Prestasi Akademik
Tuliskan gelar dan prestasi akademik yang anda raih sertakan juga judul Tugas
Akhir/Skripsi/Thesis/Disertasi.
Kemampuan Tambahan
Kemampuan tambahan dapat berupa kemampuan mengoperasikan program komputer
atau pelatihan-pelatihan khusus yang pernah diikuti.
Keanggotaan dalam organisasi Professional
Jika anda terlibat dalam organisasi professional seperti Assiosiasi Pengembangan
Sumber Daya Manusia (PSDM), Ikatan Akuntan Indonesia (AAI), dll yang berguna
bagi pembaca, jangan segan untuk menuliskannya.
Indikator Kesuksesan
Anda dapat menuliskan berbagai indikator kesuksesan yang pernah anda peroleh.
Contoh: beasiswa karena kecerdasan anda, dikirim training ke luar negeri karena
keberhasilan anda dalam perusahaan, keberhasilan anda menekan biaya operasional di
divisi anda, dll.
Pengalaman yang Berhubungan dengan Pekerjaan
Tuliskan semua pengalaman yang pernah anda alami sesuai dengan tuntutan pekerjaan
yang anda lamar.
Contoh: jika pekerjaan yang anda lamar menuntut anda untuk sering melakukan
traveling keluar negeri, pastikan pembaca tahu bahwa anda mahir berbahasa Inggris.
Selain kedua faktor yang telah disebutkan diatas, dalam membuat resume pelamar
perlu berhati-hati dalam mencantumkan atau menuliskan hal-hal sebagai berikut:

Hati-Hati Menuliskan Hal-Hal Berikut Dalam Resume


Sumber: Milis Persiapan Seleksi
Dalam membuat resume pelamar perlu berhati-hati dalam mencantumkan atau
menuliskan hal-hal sebagai berikut:
Riwayat Gaji
Riwayat gaji adalah gaji yang pernah diterima dan yang diharapkan. Dalam hal
pencantuman jumlah gaji yang diterima dan yang diharapkan, pelamar harus sangat

berhati-hati dalam memutuskan perlu tidaknya mencantumkan hal tersebut dalam


resume. Untuk itu pelamar dituntut kejeliannya dalam melihat iklan lowongan kerja
atau informasi tentang lowongan kerja tersebut. Pada lowongan kerja yang sudah
mencantumkan dengan jelas berapa gaji yang akan diterima pertahun atau per bulan,
sebaiknya pelamar tidak perlu membuat riwayat gaji dalam resume yang dibuatnya.
Hal itu tentu saja akan sangat berbeda jika di dalam iklan memang mengharuskan
pelamar untuk mencantumkan riwayat gaji dan besarnya gaji yang diharapkan.
Referensi
Dalam hal pencantuman nama orang yang akan dijadikan referensi, pelamar harus
benar-benar yakin bahwa orang tersebut benar-benar mengetahui diri si pelamar dan
memiliki pengaruh positif bagi perusahaan yang dilamar. Artinya pelamar tidak boleh
asal menyebutkan nama orang sebagai referensi seperti mantan atasan atau dosen.
Daripada memaksakan diri untuk menyebut nama- nama orang sebagai referensi,
pelamar cukup menuliskan: "Referensi: akan diberikan jika diminta".
Dokumen Pendukung
Meskipun tidak ada keharusan bagi pelamar untuk menyertakan dokumen atau buktibukti tentang hal-hal yang dituliskan dalam resume, seperti ijazah, transkrip nilai,
sertifikat atau penghargaan, dll, namun mengingat kondisi di Indonesia maka
sebaiknya pelamar menyertakan dokumen pendukung tersebut dalam bentuk
photocopy. Hal ini penting untuk meyakinkan pembaca bahwa anda benar-benar
menulis resume berdasarkan fakta yang ada.
Ingat: "Jangan sampai dokumen pendukung tersebut menjadi terlalu banyak". Untuk
itu anda harus menyeleksi/mensortir dokumen mana yang paling pantas dan relevan
untuk dilampirkan.
Contoh: Jika anda pernah mengikuti kursus komputer beberapa kali, tidak perlu
semua sertifikat dari setiap kursus tersebut anda lampirkan, tetapi cukup salah satu
yang paling tinggi tingkatannya.
Informasi Pribadi
Pelamar sebaiknya berhati-hati menuliskan hal-hal yang bersifat pribadi. Beberapa hal
yang umumnya boleh dituliskan adalah status perkawinan, jumlah anak, kepemilikan
kendaraan, kesediaan untuk di relokasi atau melakukan travelling ke luar kota / luar
negeri. Di luar hal-hal tersebut pelamar harus benar-benar yakin bahwa informasi
pribadi yang ditulisnya akan relevan dengan pekerjaan yang dilamar, jika tidak
sebaiknya jangan menulis informasi pribadi tersebut.
Para pembaca yang budiman, apapun pilihan karir anda pastikan untuk membuat
resume atau pun CV secara maksimal. Bila memang anda merasa belum yakin dengan
apa yang telah anda buat selama ini, cobalah buat sekali lagi dan bila perlu minta
orang lain untuk menilai resume atau CV anda tersebut. Selamat mencoba! Semoga
anda cepat memperoleh pekerjaan yang diinginkan.

Tips & Trick Membuat/Menulis


Daftar Riwayat Hidup (Curriculum Vitae atau Resume)

Format Curriculum Vitae (CV) atau Daftar Riwayat Hidup atau sering disebut Resume, di setiap negara
berbeda-beda. Hal ini karena dipengaruhi oleh budaya, kebiasaan, pandangan politik, juga aturan main
yang berbeda-beda.
Sebagai contoh, untuk resume standar di Amerika Serikat (USA) tidak perlu mencantumkan hal-hal
yang dianggap sangat pribadi seperti foto, status perkawinan, tempat dan tanggal lahir.
Sedangkan di Indonesia justru sebaliknya, dalam membuat CV atau Daftar Riwayat Hidup, justru
wajib mencantumkan status perkawinan, tempat dan tanggal lahir, serta melampirkan foto.
Berikut ini beberapa hal yang hendaknya diperhatikan dalam membuat Curriculum Vitae (CV) atau
Daftar Riwayat Hidup, atau Resume untuk perusahan/instansi/lembaga di Indonesia (baik untuk
perusahaan/lembaga lokal, nasional, maupun internasional).

A. Urutan Penulisan Curriculum Vitae (Resume, Daftar Riwayat Hidup)


1. Identitas (Data Pribadi)
Cantumkan identitas anda dengan jelas, seperti : Nama Lengkap, Jenis Kelamin, Tempat dan Tanggal
Lahir, Kewarganegaraan, Agama, Status Perkawinan, Tinggi dan Berat Badan, Alamat Lengkap,
Telepon
&
HP,
serta
e-mail
(bila
ada).
Khusus untuk e-mail, sebaiknya anda memilikinya. Jika tidak memilikinya, anda dapat membuat alamat
email di Gmail, Yahoo, atau Hotmail atau yang lainnya.

2. Pendidikan
Cantumkan pendidikan formal dan pelatihan/kursus yang pernah anda ikuti; lengkap dengan tahun
masuk dan tahun lulus, jurusan, jenjang studi, dan nama lembaganya. Urutannya dimulai dari
pendidikan formal terlebih dulu, baru kemudian pendidikan non formal (pelatihan, kursus, dsb).

3. Kemampuan
Uraikan secara singkat kemampuan anda yang relevan dengan bidang pekerjaan yang dilamar.
Misalkan anda melamar kerja di bidang akuntansi, maka jelaskan secara singkat bahwa anda
memahami akuntansi dan administrasi, sistem perpajakan, biasa bekerja menggunakan komputer, dsbnya. Tentu saja kemampuan-kemampuan yang anda tulis/cantumkan tersebut harus benar-benar anda
miliki. Jangan mencantumkan kemampuan yang tidak anda miliki.

4. Pengalaman kerja
Cantumkan deskripsi singkat tentang pekerjaan anda pada perusahaan sebelumnya, lengkap dengan
pangkat, jabatannya, jenis pekerjaan, prestasi (bila ada), tanggung jawab dan wewenang pekerjaan.
Serta periode kerja, yaitu bulan dan tahun mulai menempati dan mengakhiri posisi tersebut.
Urutannya dimulai dari pekerjaan (atau jabatan atau posisi) terakhir.

5. Pengalaman Organisasi (bila ada)


Cantumkan pengalaman organisasi yang relevan (sesuai atau berhubungan) dengan jenis pekerjaan
yang anda lamar tersebut. Bila tidak ada yang relevan, lewati saja nomor 5 ini.

6. Referensi Kerja (bila ada)


Bila memungkinkan, cantumkan referensi, yaitu orang yang bisa dihubungi oleh pihak penyeleksi
lamaran kerja untuk menanyakan hal-hal penting seputar diri anda (biasanya nama atasan dimana anda
bekerja sebelumnya).
Penting : Dalam hal pencantuman nama orang yang akan dijadikan referensi, anda harus sangat yakin
bahwa orang tersebut benar-benar mengetahui tentang anda serta akan memberikan informasi positif
mengenai diri anda. Seandainya anda ragu-ragu bahwa orang tersebut akan memberikan informasi
positif tentang anda, maka anda tidak perlu mencantumkan referensi kerja tersebut (lewati saja yang
nomor 6 ini).

7. Pengalaman lain yang menunjang (bila ada)


Cantumkan pengalaman lain yang menunjang "promosi anda". Dan sebaiknya yang relevan dengan
jenis pekerjaan yang anda lamar tersebut. Jika anda melamar untuk posisi pemrogram komputer, maka
pengalaman anda sebagai Ketua RW atau juara bulutangkis, tentunya tidak relevan. Jadi bila tidak ada
yang relevan, lewati saja nomor 7 ini.

B. Kertas, Huruf, Foto, Dokumen Pendukung


1. Gunakan kertas putih polos

CV hendaknya polos tidak menggunakan background image (dasar bergambar). Sebaiknya jangan
menggunakan form CV yang dijual di toko-toko.

2. Diketik dengan huruf standar surat resmi


CV jangan ditulis tangan, namun diketik. Gunakan huruf dengan ukuran dan jenis standar (warna
hitam), contohnya font jenis Arial atau Times New Roman.

3. Foto terbaru
Lampirkan pas foto terbaru ukuran 3x4 atau 4x6. Sebaiknya gunakan pas foto berwarna, dan
berpakaian resmi (misalkan jas lengkap dengan dasi).

4. Dokumen pendukung
Lampirkan dokumen atau bukti-bukti tentang hal-hal yang dituliskan dalam CV (resume), seperti ijazah,
transkrip nilai, sertifikat atau penghargaan, dsb (dokumen pendukung tersebut dalam bentuk
photocopy).
Agar dokumen pendukung yang dilampirkan tidak terlalu banyak, sebaiknya anda menyeleksi/menyortir
dokumen mana yang paling penting dan relevan untuk dilampirkan.
Penting : Bila transkrip nilai anda tidak bagus, maka anda tidak perlu melampirkannya. Karena CV
atau resume tersebut merupakan promosi diri anda. Namun, seandainya perusahaan penerima kerja
meminta/mensyaratkan untuk melampirkan transkrip nilai, barulah anda "terpaksa" melampirkannya.
Sebaliknya jika transkrip nilainya bagus, anda justru harus melampirkannya.

Beberapa Saran Penting


Jujur, Jangan Berbohong
Ingat, jangan sekali-kali menuliskan pada CV anda suatu pengalaman yang anda sendiri tidak
mengalaminya. Memang seseorang terkadang merasa gengsi dengan pengalaman yang dia miliki,
karena merasa kalah pengalaman. Percayalah pada diri anda sendiri bahwa anda mempunyai
kelebihan yang orang lain tidak punya.

Jumlah Halaman
Pada umumnya CV hanya terdiri dari 1 (satu) atau 2 (dua) halaman. Namun jika memang riwayat
pekerjaan/karir anda sangat banyak, juga pendidikan/kursus/pelatihan anda sangat banyak. Dan anda
menganggap bahwa itu penting untuk ditampilkan, maka anda boleh menambahkannya menjadi 3 (tiga)
halaman
CV
sebagai
lampiran
Surat
Lamaran
Kerja,
tidak
masalah.
Tetapi khusus untuk Surat Lamaran Kerja, tetap upayakan 1 (satu) halaman.

Tata Bahasa, Tanda Baca, dan Ejaan


Tidaklah dibenarkan jika dalam resume terjadi kesalahan-kesalahan menyangkut tata bahasa, tanda
baca, dan ejaan. Bacalah kembali tata bahasa di buku atau Kamus Bahasa Indonesia.
Jika anda menulis CV dalam Bahasa Inggris, dan anda belum yakin, maka cobalah minta dicek kembali
atau di-review oleh teman/kerabat yang menguasai Bahasa Inggris tersebut.

Eksplisit (Gamblang, Jelas)


Jangan membuat orang yang membaca CV atau resume anda mengintepretasikan atau mengartikan
hal
yang
berbeda.
Contoh sederhana : Di CV pada bagian pendidikan, anda menuliskan Sarjana Akuntansi Universitas
Pancasila, dan tidak menambahkan nama kota lokasinya. Jangan berasumsi bahwa pembaca pasti
tahu Universitas Pancasila itu ada di Jakarta. Oleh karena itu tambahkan nama kota dibelakangnya,
misalkan Sarjana Akuntansi Universitas Pancasila - Jakarta.

Mudah Dibaca dan Mudah Dicerna


CV yang dibuat secara kacau-balau menggambarkan pikiran yang tidak jernih dan ketidakmampuan
penulis dalam menuangkan isi hatinya. Oleh karena itu sangat penting membuat CV yang mudah
dibaca,
mudah
dicerna,
urutannya
jelas,
dan
logis.
Bila perlu bagian-bagian atau kata-kata yang anda anggap sangat penting untuk ditonjolkan, dapat
ditulis dengan huruf tebal (bold). Namun jangan terlalu banyak bagian yang ditebalkan, sehingga tidak
terlihat lagi bagian yang sangat penting tersebut.

Sumber : Yayasan KPT, Hilmy AAP, CV. Flamboyan, Anna T. Yuliati, dsb.

Writing job application letters


The job application letter's sole purpose is to get the recipient to read your CV. It
should be clear, concise and straight to the point. Here you are simply telling the
employer that you are worth having a look at.
The application letter should be brief, no more than one page in length. It should be
easy to read and flow through. It should include only the absolute necessary
information. Like most other things, there is a formula that works extremely well for
preparing job application letters. Following we discuss each paragraph and give you
some guidelines.

Addressing job application letters:


The style you choose is not important, there are many different styles of job
applications and professional letters, this comes down to personal preference.
However somewhere on the top, whether it is on the right or left hand sides, there
should be your address and the date. Following this, on the left hand side you should
address it. Ensure you include the name of the person, their title, company name,
address and any position reference number. This is probably obvious, but ensure that
you spell their name correctly, nothing worse than receiving a letter incorrectly
addressed or misspelled. It gives a poor first impression.

The Introductory Paragraph:


The first paragraph should simply state why you are writing to them. If it is an
advertised position, mention the position title and where it was advertised. If you are
"cold calling" a company then you should specify that you are applying for any
current or future employment opportunities.
An easy way to start this paragraph is with the following statement: " Please find
enclosed my CV, which I am forwarding to you as an application for the position
of......."

The main body of job application letters:


The main body of the letter should be two to three paragraphs at the most. Here is
where you tell them what you have to offer and why they should read your CV. This
is a good time to read the job advertisement again. In one paragraph (two at the most)
you need to summarise your experience and skills, at the same time, you need to
respond to the position requirements as per the advertisement.
Analyse your career and summarise it in a few sentences, highlight what you
specialise in, or how many years in the industry you might have, or even the level that

you have reached. This paragraph should direct the reader to your CV and should sell
you on some unique points that you might have.
A good way to start this paragraph is with a statement like this: "You will see from my
enclosed CV...." then go ahead and tell them something about your career which will
immediately get their interest.
The next part of the body of the letter should be a brief description of your personal
skills. Again read the advertisement and respond to their needs. If they are asking for
someone with good co-ordination skills, then ensure you mention something to that
effect. If it is communication or perhaps leadership skills they value, then tell them
that you have these. Use adjectives like "demonstrated ability", "well developed",
"strong".

Job Application Letters Closing Paragraph:


The closing paragraph should ask for some action from the recipient. This is where
you ask for an interview. It should also state where and how they can reach you, and
it should thank the recipient for giving you the opportunity to apply. You can include
things like "should you require further information....." .
Finish the letter by adding a closing remark, either "yours sincerely", "yours faithfully'
or whatever you feel comfortable with and obeying general letter writing etiquette.
Leave a few spaces for your signature and then place your full name.
Before you mail the application letter, read it over again, making sure that it is
perfect. Special attention should be placed to ensure the letter:

It is not too long.


There are no grammar or spelling errors.

That you have answered the job requirements.

The application letter flows and is easy to read.

You might have to type and edit the letter many times before you are happy with it,
but just remember that the job application letter is just as important as the CV itself.
The letter should invite the recipient to read the resume, in turn the resume should
raise enough interest for them to want to interview you. The Interview is where you
will demonstrate your skills and abilities.

Preparing the CV
Resume writing seems to be the part that gives people the most trouble. It isn't that
hard if you follow some guidelines.

At some stage or another during your life, you will need to prepare a CV. If you are
like most people, you will have many attempts at preparing your resume before you
actually get anything decent together. The problem is generally due to a lack in
planning.
The key to resume writing excellence is in presenting it the right way. Most people
make the error of just listing their experience and qualifications, this ends up being a
rather boring document. A good resume should not only demonstrate your skills and
experience, but should also give the reader a good indication of the type of person you
are. It needs to have personality.
Following are some helpful hints on getting started, Definition of a Resume and Types
of CV's.
Getting started
Let's start at the beginning, what exactly is a CV and what is it's purpose.
The sole purpose of a CV is to show the reader what you are capable of.
The CV is your selling document. It needs to be able to show your prospective
employer that you are the person that they are looking for. This goes beyond
experience, training and skills. It needs to demonstrate your personal strengths,
capabilities and the type of person you are.
It also needs to be a concise document. Most employers will skim through all the
CVs and put aside only 5-10 that might be worth reading. On average an employer
will only spend around 1-3 minutes on each CV. In other words your CV has to stand
out from the others.
This does not mean that the CV should be full of graphics, colours or printed on
coloured paper. Employers feel that if you have to use gimmicks to impress them,
then you probably don't have anything to offer. The CV needs to have a clean,
professional look about it. It needs to be easy to read and should look balanced.
The format or style you choose depends on the type of CV that you require, but no
matter which one, the resume should always be easy to follow and read.
Types of CV's
The type of CV you decide on will depend entirely on the type of position you are
applying for. The key is to analyse what the employer will be looking for and
ensuring your CV will sell you in the best possible way.
For example if you are applying for a Project Manager position, then the projects that
you have handled in the past will be important. Your CV needs to list the type of
projects, your responsibilities and any achievements. It is important to show the
relevance of what you have done in the past as it relates to the position you are
applying for

On the other hand, if the position you are applying for is more a "hands-on" type of
job, then your CV needs to demonstrate your "hands-on" experience in these areas.
Again highlighting the relevance to the position.
The Chronological CV is the easiest to write. It should always be written with your
current or most recent position first. Showing your responsibilities and achievements
that would be relevant to this position.
If the job is more of a technical nature, then you need to prepare a "technical style"
resumeThe style that you choose will depend on which one will serve you best.

Preparing The Chronological CV


This is probably the most common type of CV. It would suit most purposes and can
be easily adapted for most positions. There are some rules to follow when using this
type of format and following are step by step instructions on how to construct a good
chronological resume.
THE FIRST PAGE:
Begin by listing your personal profile, this includes name, address, telephone number,
date of birth, languages spoken, memberships and personal interests. The information
you include here is entirely optional. Some things like date of birth might be best left
out if you might be a bit young or of a mature age. Memberships and personal
interests should only be listed here if they are relevant to the position, otherwise they
are better placed towards the end of the CV.
Next comes a personal statement, could either be a summary of your experience, or a
career statement, either one should be written specifically for the position you are
applying for and shouldn't be longer than two paragraphs. It needs to be a strong
statement that will capture the reader's attention instantly. The rule here is write, rewrite, then re-write again. As many times as necessary to ensure that it is short, sharp
and to the point. Do not include any personal aspirations such as "hoping to climb
Mount Everest one day". These are not relevant unless the position requires an
experienced mountain climber.

SKILLS/EXPERIENCE:
Here is your chance to highlight your personal strengths. Go back to your list of
"what makes me special" and use the 5-8 of the ones that would be considered
valuable for this positions. Use strong words that highlight not only your strengths
but in what nature.
For example:
Excellent communication skills and ability to build rapport easily with clients.
Demonstrated ability to lead and manage an effective team.

Making statements like "communication skills" or "leadership skills" is not good


enough.
Read the job advertisement again, they tell you what they are looking for in the right
person. It might be self-motivation, conflict resolution or even ability to work within
tight deadlines. These are the qualities that the prospective employer is looking for in
the successful candidate, ensure that you demonstrate these skills here as well as
throughout the resume.

EMPLOYMENT HISTORY:
This is where you will list your relevant experience for the position. Start with your
current or most recent position and work backwards. State the term of employment,
no need to have actual dates, years are sufficient (e.g. 1995-current), your job title and
the name of the company.
Next list your key functions. It is important to be brief and mention only the key
areas of responsibility. There is no need to mention that you attended meetings or that
you answered telephones, some of these things are assumed as being part of your
everyday duties. It should however highlight the main areas and levels of
responsibility. Action words should be used to describe your position, words like:
coordinate, manage, design, oversee.
With every position, mention any achievements that you had. Again you need to be
brief, but be specific about your involvement and the results. This is where you get to
demonstrate those skills that make you the best candidate for the position.
Continue in this manner until all your jobs are listed, forget any irrelevant positions
that you might have held for short periods of time, if they are not important, don't
bother mentioning them. Also remember that the further back in history you go, the
less you need to mention. Your first jobs out of school should only need a short
paragraph to describe them.

TRAINING AND QUALIFICATIONS:


Here you should list your formal qualifications and any further training that you have
done. Include any in-house training that might be relevant for the position that you
are applying.
It might be useful to mention any further studies that you are contemplating, however
ensure that you clearly state that you are planning to do them in the future.
The only information required here is the name and level of the course, the institution
where the course was taken and the year it was completed. Do not list any studies that
you did not complete, unless you are still undertaking them.

The Graduates CV
To successfully sell yourself to a prospective employer, as a graduate, you need to
show him your strengths and minimise your weaker points. The way to do this
successfully is to emphasise on your studies and the relevant experience you have.
At this stage of your career, it is probable that your recent graduate studies are your
biggest selling point and therefore they need to be at the forefront of the CV, The CV
should be formatted in a way so that straight after your personal details and the career
statement, your education is listed.
The order in which you list your subjects is very important. Subjects that are relevant
to the position you are applying for should be listed first, highlight any special marks
or achievements in each subject. Thesis and papers written should also be mentioned
just as you would with any achievements.
If you have failed or not completed any subjects, do not mention these, if need be they
can be mentioned at the interview.
The CV should also mention any work experience (paid or not paid) that you
have. Start by listing the most relevant work first and work your way through others.
Even if your work history is not related to Engineering, mention these as well.
Employers like to know what you are capable of, and even if you were paying your
way through College by cooking at the local diner, the fact that you held a responsible
position and have some skills becomes relevant. The key here is to try and turn your
skills around and demonstrate how they are valuable to the new job. Don't expect the
employer to see the relevance here, it is up to you to highlight them.
For example let's say you worked at the local video store, not very relevant to
Engineering right? Wrong, it is how you present the information that makes all the
difference.
Mentioning things like "customer service", "inventory control", "working under
stressful conditions" or even "maintaining accurate records" can take on a new
meaning when applied to the Engineering profession.
What you want to achieve with this graduate CV style, is to demonstrate that you have
the qualifications, some relevant experience and most importantly the right attitude.
Throughout the CV you should be displaying an eagerness to learn and a high degree
of motivation. This is what a prospective employer will be looking for. Someone that
is willing to learn, study further and adapt easily.
When applying for a position, ensure you have a good application letter, written
specifically for the position and highlighting your qualification and most importantly
the right attitude. The same applies with the interview, you need to demonstrate

Menulis Surat Lamaran di Email


Makin banyak perusahaan yang membolehkan para calon karyawan untuk
mengirimkan lamarannya lewat email. Hal ini tentunya menguntungkan baik bagi
perusahaan maupun pelamar. Bagi perusahaan, ini akan mengurangi jumlah surat
lamaran dalam bentuk kertas yang harus mereka terima dan arsipkan. Selain itu, lebih
mudah bagi perusahaan untuk mem-forward surat lamaran berbentuk email ke para
usernya.
Bagi calon karyawan, ini akan menolong mereka untuk mengirimkan lamaran secara
cepat. Jika Anda mengirimkan lamaran ke banyak perusahaan, dengan mudah Anda
dapat mengkopi email lamaran Anda sebelumnya dan menyesuaikannya.
Tentu saja semua tips umum menulis surat lamaran tetap perlu diikuti.
1. Judul Email
Judul email Anda haruslah menolong penerimanya untuk segera mengetahui maksud
dari email Anda. Karena itu tuliskan judul yang jelas tetapi singkat. Sebagai contoh,
Anda dapat menuliskannya sebagai berikut "Lamaran untuk Posisi Manajer
Pemasaran".
Catatan: Baca dengan baik iklan lowongan kerja tersebut. Sering kali mereka
meminta Anda menuliskan kode tertentu di judul atau subject email Anda. Terutama
jika pada saat yang bersamaan mereka mempunyai beberapa lowongan pekerjaan.
2. Dimana Surat Lamaran Ditulis?
Sering kali kita bingung apakah perlu menuliskannya di badan email atau di file
tersendiri. Menurut teman saya yang bekerja di bidang recruiting sebuah perusahaan
multinational, Anda dapat menuliskan surat lamaran (cover letter) Anda di badan
email. Artinya, perusahaan tetap akan menerima surat lamaran Anda dengan baik.
Pengalaman saya, tidak pernah ada perusahaan yang menolak lamaran yang suratnya
dituliskan di badan email.
3. Bagaimana dengan Resume?
Jangan menulis resume Anda di badan email. Tuliskan dalam file tersendiri dan
jadikan sebagai lampiran email Anda.
4. Word, PDF, atau Text?
Biasanya perusahaan akan menuliskan pada iklan lowongan kerja jenis file yang bisa
Anda kirim. Walaupun umumnya meminta file MS Word, terkadang mereka

mengijinkan Anda untuk mengirimkan file berformat pdf. Jika tidak disebutkan,
kirimkan resume Anda dalam file MS Word (.doc).
File text (ekstension .txt) lebih baik tidak digunakan karena pada saat dikirim dengan
email, file tersebut terkadang muncul di badan email. Ini terutama jika Anda
menggunakan email gratis di Web, seperti Yahoo!, Gmail, atau Hotmail.
5. Ukuran Email
Usahakan ukuran email Anda tidak melebihi 300 kb. Ukuran email ini terutama
dipengaruhi oleh ukuran file yang di-attach. Karena itu periksa besar file yang Anda
lampirkan. Jika Anda diminta menyertakan foto, jangan masukkan file foto yang
terlalu besar. Perkecil ukuranya dengan menggunakan berbagai jenis program photo
editor.
6. Email Signature
Email signature adalah text yang dituliskan secara otomatis oleh provider email Anda.
Signature ini bisa Anda program sendiri, atau bagian dari iklan untuk penyedia jasa
email tersebut. Adanya signature ini mengurangi kesan profesional pada lamaran
Anda.
Email web gratis seperti Yahoo! dan Hotmail menambahkan signature ini secara
otomatis pada semua email yang mereka kirim. Sedangkan Gmail tidak.
7. Test Kirim
Untuk surat lamaran yang dikirim lewat email, selain melakukan proof read, Anda
juga perlu melakukan test pengiriman. Lakukan ini dengan mengirimkan email
lamaran Anda, lengkap dengan attachment-nya ke email lain. Tentunya jangan
kirimkan email percobaan tersebut ke email perusahaan yang Anda tuju. Kirim ke
alamat email lain yang Anda punya. Jika Anda hanya mempunyai satu alamat email,
Anda bisa membuat alamat email baru di Yahoo!, Gmail, atau Hotmail.
Apa pentingnya langkah ini? Sering kali format email yang Anda kirim berubah
setelah sampai di alamat email lain. Saat mengirimkan email dari Yahoo! ke Gmail,
saya perhatikan spasi email saya berubah dari satu menjadi dua. Tapi sebaliknya,
email yang saya kirim dari Gmail ke Yahoo! tidak berubah formatnya.

II. Persiapan Menghadapi Psikotes


Sumber: Tempo News Room
Jika suatu ketika Anda mengikuti psikotes, konsultan pada Dunamis Intermaster,
Tomy Sudjarwadi, menyarankan untuk mempersiapkan beberapa hal sebagai berikut:
Pertama, Anda harus yakin terlebih dahulu bahwa posisi yang akan dimasuki lewat tes
itu bukan semata-mata karena pertimbangan ekonomis, yakni untuk mendapatkan
pekerjaan dan uang saja. Namun, harus ada unsur kecocokan dengan kemampuan.
Kedua, persiapkan diri dengan istirahat yang cukup. Seringkali, seseorang sebenarnya
mampu mengerjakan tes. Namun, ketegangan membuat hasil tes menjadi jelek. Oleh
karena itu, Anda harus beristirahat satu atau dua hari sebelumnya agar kondisi fisik
menjadi prima.
Ketiga, jangan melihat jawaban orang lain. Pasalnya, hal tersebut akan membuat hasil
Anda bertentangan dengan kondisi pribadi yang sesungguhnya. Isilah apa adanya.
Jangan lupa untuk menjawab apa yang Anda ketahui terlebih dahulu.
Keempat, setiap psikotes ada pemetaannya. Artinya, setiap tes ada tujuannya. Ada tes
ketelitian, kreativitas, dan kecerdasan. Hal-hal seperti ini harus diantisipasi dari awal.
Jadi, persiapkan mental sejak awal. (Hilman Hilmansyah - Tempo News Room)

III. Persiapan Menghadapi Wawancara


Sumber: GloriaNet
Wawancara adalah bagian dari proses penerimaan karyawan yang sering kali
membuat banyak orang merasa ketar-ketir. Berbeda dengan proses lainnya misalnya
psikotes atau tes keterampilan yang mungkin masih bisa ditebak, wawancara sama
sekali tidak terduga, baik mengenai karakter pewawancara maupun pertanyaan yang
akan diajukan.

Satu hal yang pasti, proses wawancara mempunyai tujuan tertentu. Bisa saja
dimaksudkan untuk lebih mengetahui keterampilan teknis yang dimiliki pelamar,
mengetahui kepribadian pelamar, atau sekadar mengetahui kemampuan pelamar
menangani berbagai situasi yang berbeda.
Wawancara biasanya dilakukan untuk melengkapi hasil tes tertulis. Hal-hal yang tidak
mungkin diperoleh dari tes tertulis akan digali melalui proses wawancara. Dalam hal
ini, Anda dituntut untuk benar-benar menguasai bidang pekerjaan yang Anda lamar,
sehingga pertanyaan apa pun yang diajukan dapat dijawab dengan memuaskan. Meski
sama-sama menguji pengetahuan, namun wawancara sedikit lebih sulit karena Anda
harus mampu mengungkapkan pengetahuan tersebut secara verbal.
Sering kali Anda mungkin paham seratus persen materi yang akan ditanyakan. Namun
karena Anda gugup, kurang percaya diri, dan tanpa persiapan, semua pengetahuan
Anda mendadak buyar. Tidak ada cara lain untuk dapat menguasai kemampuan verbal
ini kecuali melatihnya terus-menerus. Berlatihlah dengan seorang rekan untuk
mengantisipasi semua kemungkinan pertanyaan yang akan dilontarkan pewawancara.
Wawancara Tak Terduga
Menghadapi wawancara mengenai bidang kerja, mungkin tidak terlalu menyulitkan.
Yang sukar jika "topik" wawancara sama sekali tidak jelas dan tak terduga. Hal ini
kerap dilakukan untuk mengetahui kepribadian si pelamar.
Kerap kali, jika Anda telah sampai pada tahap wawancara sebenarnya secara kualitas
Anda telah memenuhi persyaratan untuk diterima di perusahaan tersebut. Tinggal lagi
persoalan cocok-tidak cocok. Dan tidak ada jalan lain untuk menentukan hal ini selain
berinteraksi langsung melalui wawancara. Repotnya, tidak ada standar mengenai
wawancara "cocok-cocokan" ini, karena sangat tergantung perusahaan masingmasing. Apa yang bisa Anda lakukan ialah membuka mata dan telinga lebar-lebar,
mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai kebiasaan di perusahaan tersebut.
Tidak ada salahnya Anda bertanya kepada resepsionis, satpam, atau tukang parkir
sekalipun untuk mengetahui kebiasaan-kebiasaan di tempat tersebut.
Namun, beberapa hal prinsip yang dapat Anda pegang, pewawancara mana pun
kurang menyukai orang yang terlalu tertutup. Usahakan memberikan informasi
sejelas-jelasnya mengenai apa yang ditanyakan oleh pewawancara. Jangan pasif,
sebaiknya usahakan aktif memberi informasi. Jangan mengesankan Anda
menyembunyikan sesuatu, namun Anda juga jangan terlalu berlebihan dan
menyampaikan hal-hal yang tidak relevan. Tetaplah tenang dan mengatakan yang
sebenarnya.
Ada juga tipe pewawancara yang "telah kehabisan ide", yang mencoba-coba
memberikan pertanyaan yang terkesan menyelidik, misalnya "jika Anda sebuah
pohon, Anda ingin jadi pohon apa?" atau : jika Anda adalah seorang atlet terkenal,
kira-kira menjadi siapakah gerangan Anda?" Terhadap pertanyaan begini, berikan
jawaban yang panjang-lebar dan pastikan bahwa pewawancara akan merasa bosan
sehingga ia akan segera menghentikan pertanyaannya. Namun ingat, usahakan
jawaban Anda selalu mengindikasikan karakter yang kuat, ulet, dan bersemangat,
karena perusahaan mana pun selalu menyukai orang demikian.

Berbagai Kondisi
Ada kalanya wawancara juga dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan Anda
menghadapi dan menangani berbagai situasi. Untuk yang jenis ini Anda mungkin
menghadapi pewawancara yang akan mendiamkan Anda begitu saja selama 5-10
menit sebelum memulai percakapan. Mungkin juga ia akan berpura-pura tidak peduli
dan membaca koran ketika Anda masuk, atau ia akan mengajukan bantahan-bantahan
yang tidak masuk akal terhadap setiap jawaban Anda, atau mengajukan pertanyaanpertanyaan konyol tentang keluarga Anda, dan banyak trik lain.
Menghadapi kondisi begini, prinsip utama yang harus Anda pegang adalah Anda
benar-benar menginginkan pekerjaan tersebut, sehingga apa pun yang terjadi Anda
akan menghadapinya dengan baik. Jika Anda dicuekin, tetaplah bersikap sopan.
Katakan "Saya tertarik dengan pekerjaan ini dan bermaksud menjelaskan kepada
Bapak/Ibu mengapa Anda harus mempertimbangkan saya untuk posisi ini."
Jangan sampai terpengaruh dengan sikap pewawancara yang mungkin tampak aneh.
Usahakan tetap tenang dan berpikir positif. Tanamkan dalam benak Anda bahwa hal
ini hanyalah bagian dari proses yang wajar sehingga Anda tidak perlu merasa sakit
hati atau kecewa. Nah, selamat menghadapi wawancara. (GCM/Kps)

Cara Berpakaian Yang Baik Dalam Wawancara


Sumber: Kompas Cyber Media
Berpakaian yang "baik" dalam wawancara memang tidak dapat digeneralisasikan
karena setiap perusahaan memiliki kebiasaan-kebiasaan/budaya perusahaan yang
berbeda. Namun, ada beberapa tips yang dapat diingat, antara lain:
Cari informasi terlebih dahulu tentang perusahaan dan Bapak/Ibu yang akan
mewawancarai Anda. Beberapa perusahaan memiliki peraturan atau "kebiasaan"
berpakaian secara formal, tetapi ada juga yang semi formal, atau bahkan ada yang
bebas. Hal ini penting, agar Anda tidak dilihat sebagai "orang aneh', disesuaikan
dengan posisi yang akan dilamar. Bagi pelamar pria disarankan menggunakan kemeja
lengan panjang dan berdasi, tidak perlu menggunakan jas. Berpakaian rapi dan bersih,
tidak kusut. Hal ini memberi kesan bahwa Anda menghargai wawancara ini.
Berpakaian dengan warna yang tidak terlalu menyolok (mis. mengkilap, ngejreng).
Bagi pelamar wanita berpakaian yang tidak terlalu ketat (rok bawah, kancing baju
atasan).
Berpakaian dengan desain yang simpel (tidak telalu banyak pernik-pernik, toh ini
bukan acara pesta).
Tidak berlebihan dalam menggunakan wewangian dan perhiasan. (kcm)

Saran-Saran Menghadapi Wawancara


Sumber: HanyaWanita.com

Bagi Anda pencari kerja yang dipanggil untuk menjalani wawancara kerja, sebaiknya
Anda memperhatikan beberapa saran di bawah ini.

Pastikan anda sudah tahu tempat wawancara


Jika tidak diberitahu terlebih dahulu jenis pakaian apa yang harus dipakai,
maka gunakan pakaian yang bersifat formal, bersih dan rapi.
Mempersiapkan diri menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan
diajukan pewawancara.
Usahakan untuk tiba sepuluh menit lebih awal, jika terpaksa terlambat karena
ada gangguan di perjalanan segera beritahu perusahaan (pewawancara).
Sapa satpam atau resepsionis yang anda temui dengan ramah.
Jika harus mengisi formulir, isilah dengan lengkap dan rapi.
Ucapkan salam (selamat pagi / siang / sore) kepada para pewawancara dan jika
harus berjabat.
tangan, jabatlah dengan erat (tidak terlalu keras namun tidak lemas).
Tetaplah berdiri sampai anda dipersilakan untuk duduk. Duduk dengan posisi
yang tegak dan seimbang.
Persiapkan surat lamaran dan CV anda.
Ingat dengan baik nama pewawancara.
Lakukan kontak mata dengan pewawancara.
Tetap fokus pada pertanyaan yang diajukan pewawancara.
Tunjukkan antusiasme dan ketertarikan anda pada jabatan yang dilamar dan
pada perusahaan.
Gunakan bahasa formal, bukan prokem atau bahasa gaul; kecuali anda
diwawancarai untuk mampu menggunakan bahasa tersebut.
Tampilkan hal-hal positif yang pernah anda raih.
Tunjukkan energi dan rasa percaya diri yang tinggi.
Tunjukkan apa yang bisa anda perbuat untuk perusahaan bukan apa yang bisa
diberikan oleh perusahaan kepada anda.
Jelaskan serinci mungkin hal-hal yang ditanyakan oleh pewawancara.
Ajukan beberapa pertanyaan bermutu diseputar pekerjaan anda dan bisnis
perusahaan secara umum.
Berbicara dengan cukup keras sehingga suara jelas terdengar oleh
pewawancara.
Akhiri wawancara dengan menanyakan apa yang harus anda lakukan
selanjutnya.
Ucapkan banyak terima kasih kepada pewawancara atas waktu dan
kesempatan yang diberikan kepada anda

Bersikap Percaya Diri


Sumber: Media Raharja, 16 Januari 2005
Ada ekspresi khas dalam wawancara pekerjaan dari kebanyakan lulusan Universitas,
bila ditanyakan, "Bagaimana kamu melihat hidupmu tiga tahun mendatang?".
Pengalaman saya jarang menemukan sarjana baru yang secara spontan
menggambarkannya dengan baik apa yang ada dalam pikirannya. Kebanyakan malah
memberikan reaksi dengan body-language yang standard: mata melirik ke atas
(seolah-olah mencari cicak di langit-langit), kemudian memandangi lagi si

pewawancara sambil tersenyum lebar, sembari kemudian berkata bingung,


"Bagaimana ya?".
Ada banyak orang yang hidup bagaikan kepompong. Tidak tahu apa yang harus
diperbuat dengan masa depan hidupnya. Mereka tidak mempunyai konsep diri yang
jelas, sehingga ia merasa sendirian, gelap dan menakutkan. Padahal semua
kepompong mempunyai potensi (potential within) untuk menjadi seekor kupu-kupu
yang cantik. Kepompong terlalu cepat menghukum dirinya sendiri, ia tidak tahu
bahwa dia harus mengalami transformasi untuk menjadi kupu-kupu yang cantik.
Kita semua bukanlah kepompong. Kita semua tahu, suatu saat kita akan menjadi
"kupu-kupu" yang cantik. Bukankah kita semua sudah dilengkapi dengan potensi diri
masing-masing? Yang kita perlukan sekarang adalah secara aktif masuk dalam proses
"transformasi diri" yang sebenarnya sangat terbuka dengan berbagai macam
kemungkinan. Jangan cepat menganggap Anda sendirian, gelap dan takut dengan apa
yang Anda hadapi sekarang ini. Itu semua adalah bagian dari proses transformasi yang
sedang Anda jalani. Percayalah. (tt/dbs)

Pengaruh Kontak Mata dan Suara dalam Wawancara


Sumber: Kompas Cyber Media
Apakah pengaruh kontak mata pada saat wawancara? Bagaimana juga pengaruh
intonasi suara terhadap keberhasilan wawancara?
Dalam wawancara seringkali faktor diluar "isi" seringkali dapat mempengaruhi
keberhasilan suatu wawancara. Mulai dari penampilan, sampai cara berbicara.
Seorang pewawancara yang berpengalaman akan merasakan sebagian karakter yang
diwawancara dari sinar matanya. Tidak perlu dengan memelototi, atau dengan sinar
mata syahdu, melainkan tataplah secara wajar kepada pewawancara.
Intinya, bahwa melalui tatapan Anda selama wawancara haruslah menandakan:
a) apakah Anda cukup percaya diri,
b) apakah Anda berpikir positif terhadap proses komunikasi dalam wawancara
tersebut,
c) apakah Anda jujur dengan isi komunikasi Anda,
d) apakah Anda tampil "jujur" sesuai dengan kepribadian Anda yang sebenarnya,
tidak dibuat-buat.
Intonasi akan memperlihatkan apakah Anda seorang yang percaya diri atau tidak.
Tidak perlu dengan cara mengatur suara seperti seorang pemain sinetron, tetapi
cukuplah bahwa Anda dapat menggunakan intonasi yang menarik minat lawan bicara
untuk terus berkomunikasi.
Usahakan tidak memberi nada agresif, atau nada "menutup" diri. Gunakanlah intonasi
yang mewakili dengan isi pesan Anda. Volume, warna, dan irama memang harus
diatur dengan baik, tetapi bukan harus menjadi orang yang tampil bukan sebagai
dirinya sendiri. (kcm)

Wawancara dan Tes Psikologi (Psikotes)


Sumber: GloriaNet
Berbohong saat tes wawancara bukan hanya tak berguna, tapi juga bisa membuat
Anda tidak diterima. Lebih bijaksana bila pertanyaan dijawab apa adanya, spontan,
langsung ke pokok persoalan, tidak mengada-ada, tidak menggurui, dan sopan.
"Padahal tinggal wawancara lo, kok gagal. Dulu juga begitu, selalu kandas di tahap
ini". Keluhan macam itu banyak kita dengar dari mereka yang tak lolos dalam
wawancara psikologi untuk melamar kerja. Sebuah kenyataan yang menyesakkan,
apalagi kebanyakan tahapan wawancara berada diakhir proses seleksi. Lolos di sini
berarti si calon diterima di tempat kerja yang baru.
Wawancara psikologi punya banyak makna. Ada beberapa versi, salah satunya,
menurut Bingham dan Moore, wawancara adalah "... conversation directed to define
purpose other than satisfaction in the conversation itself". Sedangkan menurut
Weiner, "The term interview has a history of usage going back for centuries. It was
used normally to designate a face to face meeting of individual for a formal
conference on some point."
Dari kedua definisi itu didapatkan kondisi bahwa wawancara adalah pertemuan tatap
muka, dengan menggunakan cara lisan, dan mempunyai tujuan tertentu.
Jangan dibayangkan wawancara itu sama dengan interogasi karena tujuan utamanya
memang "berbeda", meskipun sedikit serupa dalam hal menggali dan mencocokkan
data. Yang pasti, cara yang dipergunakan dalam kedua hal itu berlainan.
Interogasi lebih menekankan pada tercapainya tujuan, dengan berbagai cara dan
akibat, baik secara halus maupun kasar. Posisi interogator lebih tinggi dan bebas
daripada yang diinterogasi, serta lebih langsung.
Bandingkan dengan wawancara psikologi, di mana kedudukan antara pewawancara
dan yang diwawancarai relatif setara. Kondisinya pun berbeda, karena tidak ada
penekanan serta tidak menggunakan kekuasaan. Bahkan dalam kondisi ekstrem,
seorang calon karyawan yang diwawancarai bisa saja tidak menjawab, pewawancara
pun tidak akan memaksa. Namun, hal itu tentu akan sangat mempengaruhi penilaian
dalam pengambilan keputusan seorang psikolog.
Cocok berbobot
Wawancara dalam tes psikologi (psikotes) sebenarnya satu paket dengan tes
tertulisnya. Tes ini bertujuan mencari orang yang cocok dan pas, baik dari tingkat
kecerdasan, serta sifat dan kepribadian. Istilah kerennya mendapatkan "the right man
in the right place".
Dasar pemikiran lain kenapa perlu diadakan seleksi, yaitu adanya perbedaan potensi
yang dimiliki setiap individu. Perbedaan itu akan menentukan pula perbedaan dalam
pola pikir, tingkah laku, minat, serta pandangannya terhadap sesuatu. Kondisi itu juga
akan berpengaruh terhadap hasil kerja. Bisa jadi suatu pekerjaan atau jabatan akan

lebih berhasil bila dikerjakan oleh individu yang mempunyai bakat serta kemampuan
seperti yang dituntut oleh persyaratan dari suatu pekerjaan atau jabatan itu sendiri.
Ada beberapa tujuan spesifik dari wawancara psikologi. Pertama, observasi. Dalam
hal ini calon kar-yawan dilihat dan dinilai. Mulai dari penampilan, sikap, cara
menjawab pertanyaan, postur - terutama untuk pekerjaan yang memang
membutuhkannya, seperti tentara, polisi, satpam, dan pramugari. Penilaian juga
menyangkut bobot jawaban dan kelancaran dalam menjawab.
Demikian pula perilaku dan sikap-sikap yang akan muncul secara spontan bila berada
dalam situasi yang baru dan mungkin menegangkan. Misalnya, mata berkedip-kedip
atau memutar jari-jemari yang dilakukan tanpa sadar.
Dalam hal bobot jawaban, misalnya, si calon bisa dinilai apakah ia memberikan
jawaban yang dangkal atau tidak, atau malah berbelit-belit. Jawaban berupa "Ingin
naik pesawat" atau "Ingin ke luar negeri" merupakan contoh jawaban yang dinilai
dangkal atas pertanyaan alasan menjadi pramugari.
Sedangkan kelancaran dalam menjawab biasanya dinilai dari berapa lama waktu yang
dibutuhkan oleh seorang calon karyawan untuk menjawab pertanyaan.
Dalam wawancara psikologi yang diperlukan sebenarnya jawaban spontan dan tidak
mengada-ada. Misalnya, apabila ditanya alamat, sebut saja alamat kita. Tidak usah
ditambah-tambahi atau malah berlagak sok pintar.
Tujuan berikutnya dalam tes wawancara adalah menggali data yang tidak didapatkan
dari tes tertulis. Misalnya, apakah istri bekerja, anak bersekolah di mana, masih
tinggal bersama orangtua atau tidak, serta apa judul skripsi dan berapa nilai yang
didapat.
Yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi penilaian adalah kecocokan data.
Benarkah data yang ditulis oleh sang calon?
Atas dasar itu seorang psikolog sering melontarkan pertanyaan untuk menilai tingkat
pemahaman dan intelegensi si calon. Misalnya, calon mengaku berpendidikan S2,
maka diajukan pertanyaan yang sesuai dengan tingkat pendidikan itu. Bila
jawabannya kurang bermutu, dapat saja diambil kesimpulan bahwa calon memiliki
intelegensi yang kurang atau dianggap tidak serius selama menjalani proses
pendidikan.
Sering juga terjadi hasil tes tulis bagus, tapi hasil wawancaranya kurang meyakinkan.
Hal ini bisa terjadi karena mungkin ia telah beberapa kali mengikuti psikotes atau
pernah mengikuti bimbingan psikotes. Tes ulang dapat menjadi alat untuk mengatasi
keraguan itu.
Dalam konteks di atas, tidaklah mungkin seorang calon membohongi psikolog.
Riskan pula bila dia tidak menjawab dengan sebenarnya. Terbuka sudah
kepribadiannya yang tidak jujur, padahal kejujuran merupakan prasyarat penting
untuk perusahaan.

Pada wawancara untuk evaluasi karyawan atau promosi jabatan biasanya data
curiculum vitae (CV) dari instansi atau perusahaan sudah diberikan semua dari Bagian
Personalia.
Manfaat lain wawancara adalah melengkapi data yang terlupakan atau tidak tertulis
secara lengkap. Misalnya, sudah pernah mengalami psikotes atau belum. Kalau sudah,
berapa kali? Untuk apa? Lulus atau tidak? Mungkin juga minat ataupun gaji yang
diinginkan. Yang terakhir, manfaat wawancara yaitu untuk membuat keputusan.
Dari hasil pemeriksaan psikologi tertulis dan wawancara, dibuatlah kesimpulan,
apakah calon ini memenuhi syarat seperti job description yang diberikan oleh
perusahaan atau tidak.
Terkadang ada psikotes yang tidak menggunakan wawancara. Semua itu tergantung
tujuan pemeriksaan, ketersediaan data yang mungkin sudah lengkap, serta tidak begitu
mensyaratkan penampilan atau postur. Misalnya, bila yang diperlukan operator
komputer, yang penting dia bisa komputer dan inteligensinya cukup.
Mengapa gagal?
Banyak calon karyawan gagal dalam psikotes, termasuk di dalamnya wawancara.
Mengapa?
Sesungguhnya, hasil pemeriksaan psikologi bersifat rahasia, dalam arti tidak setiap
orang dapat menerjemahkan dalam bahasa sehari-hari. Jadi, yang berhak adalah
psikolog yang berkompeten.
Hal itu berbeda dengan tes kesehatan, di mana jenis kegagalan dapat disebutkan
dengan jelas dan biasanya dapat pula dilihat. Sementara hasil psikotes masih
merupakan data kasar berupa angka-angka sehingga perlu dijelaskan dalam bahasa
awam oleh psikolog, untuk dijadikan data kualitatif.
Pada dasarnya psikotes bukan ujian. Psikotes tidak mengukur prestasi melainkan
potensi dasar setiap individu. Dalam tes prestasi ada materi yang dapat dipelajari,
misalnya bahasa Inggris. Bila seseorang mendapat nilai B dalam pelajaran itu, berarti
penguasaan materi Bahasa Inggrisnya baik.
Sedangkan psikotes mengukur potensi dasar yang dimiliki tiap individu. Seseorang
yang memang pada dasarnya cerdas, dites seperti apa pun tetap akan baik hasilnya.
Asalkan dia serius pada saat mengerjakan dan tidak terganggu konsentrasinya
sehingga dapat bekerja secara optimal.
Untuk mengurangi risiko gagal, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Yang
pertama, penampilan fisik. Perhatikan dengan saksama apalagi bila profesi yang akan
dimasuki mensyaratkan penampilan menarik - seperti pramugari, teller bank, atau
sekretaris. Sedangkan tentara/polisi lebih menitik-beratkan pada postur ideal antara
tinggi dan bobot badan, serta ada persyaratan minimal tinggi badan.
Perhatikan juga cara berpakaian, sebaiknya sesuaikan dengan situasi dan suasana.
Misalnya, dalam wawancara untuk calon pramugari sebaiknya tidak mengenakan

pakaian yang tidak selayaknya, seperti celana panjang berbahan jins. Atau
menggunakan sepatu sandal, meskipun sedang mode.
Kerapian dan kesopanan berpakaian juga dipertimbangkan. Misalnya, tidak
mengenakan kemeja yang lengan panjangnya dilipat, atau hanya mengenakan kaus,
atau kemeja tidak dimasukkan.
Sikap pun memberikan nilai penting. Yang dimaksud dengan sikap ialah bagaimana si
calon karyawan dapat menempatkan diri pada posisi yang tepat. Sebaiknya bersikap
wajar saja, tidak dibuat-buat, tetapi juga tidak tegang atau gugup.
Selain itu, biasanya dinilai pula kesopanan yang sesuai dengan norma. Misalnya, tidak
tampak menjilat, mengetuk pintu bila akan masuk ruangan, atau kalau belum
dipersilakan duduk, ya, jangan duduk dulu. Dalam menjawab pertanyaan tidak
bertele-tele, langsung pada inti masalah. Kemudian menjawab secara jujur, tidak perlu
ditutup-tutupi. Misalnya, pernah tidak naik kelas atau pernah gagal pada tes di
perusahaan lain.
Selain itu, dalam menjawab tidak usah menggurui, meskipun si calon sudah memiliki
pendidikan yang cukup tinggi, pengalaman cukup banyak, atau dari segi usia lebih tua
daripada si pewawancara.
Jangan pula menjawab dengan sombong, misalnya mengaku sebagai atlet yang sudah
keliling ke banyak negara dan memiliki segudang prestasi. Bangga boleh-boleh saja,
tetapi kalau hasil psikologi tertulisnya kurang baik, tetap saja tidak lulus.
Yang tidak kalah penting, tidak usah bertanya. Meski merasa optimistis dengan hasil
tes tulis dan merasa bisa mengerjakan, calon tidak perlu bertanya mengenai hasilnya.
Pada dasarnya wawancara adalah tes juga sehingga hal ini akan mempengaruhi
penilaian. Selain itu, situasi yang dihadapi saat itu adalah situasi tes, bukan konsultasi
psikologi. Pertimbangkan pula banyak calon lain yang menunggu.
Umumnya, untuk memperoleh informasi penting dari calon karyawan digunakan
metode FACT, yaitu:

F: Feeling. Tentang apa yang dirasakan oleh orang itu. Ditanyakan minatnya,
gambaran pekerjaan, apakah juga sudah terbayang.
A: Action. Mengenai tindakan-tindakan apa yang telah dilakukan.
C: Condition. Kondisi/situasi/keadaan di mana kejadian itu berlangsung.
T: Thinking. Mengenai apa yang dipikirkan atau yang diinginkan oleh orang
pada saat itu.

Pemahaman yang lebih baik tentang wawancara psikologi akan membuat kita lebih
mudah mempersiapkan diri menghadapi jenis wawancara ini. Yang pasti, wawancara
psikologi tidak perlu ditakuti dan tidak bisa dibohongi. (GCM/is)

Sopankah Menanyakan Hasil Wawancara?


Sumber: GloriaNet

Panggilan wawancara kerja merupakan saat yang paling menyenangkan bagi pencari
kerja. Karena panggilan tersebut merupakan langkah awal untuk meniti pekerjaan
yang diidamkan. Tak heran jika test wawancara atau test interview menimbulkan
banyak harapan di dalam diri pencari kerja. Bayangan mendapatkan pekerjaan yang
bagus, gaji yang cukup dan teman-teman kerja yang menyenangkan seakan sudah di
pelupuk mata.
Tetapi seringkali terjadi harapan tinggallah harapan, panggilan selanjutnya ternyata
hanya tinggal penantian dan impian. Dering telepon atau surat panggilan selanjutnya,
tak kunjung tiba. Anda pun jadi penasaran dan diliputi berbagai pertanyaan, apakah
akan ada panggilan lagi atau memang hasil wawancara Anda tidak diproses. Tak
jarang harapan yang tadinya berkobar mendadak padam.
Memang, pada beberapa perusahaan memerlukan waktu yang agak lama bahkan ada
yang membutuhkan waktu sampai satu bulan untuk memproses kelanjutan test
wawancara. Nah, kalau Anda menghadapi situasi demikian, agar tidak penasaran,
Anda dapat menanyakan kepastian kepada perusahaan tersebut melalui telepon. Anda
dapat bertanya setelah melewati waktu dua minggu dari waktu wawancara. Tanyakan
langsung pada divisi HRD atau orang yang mewawancarai Anda.
Jangan merasa ragu dan takut untuk menanyakan hal ini, karena bertanya merupakan
hak Anda. Lagi pula, menanyakan kepastian kabar dan kelanjutan proses lamaran
Anda dalam waktu dua minggu atau lebih setelah wawancara adalah hal yang etis dan
cukup sopan. Perusahaan pun pasti maklum atas pertanyaan Anda. Untuk itu usai
wawancara, ada baiknya Anda menanyakan siapa dan nomor telepon yang dapat
dihubungi untuk menanyakan hasil wawancara Anda.
Jika pihak perusahaan menjawab bahwa hasil test Anda tersimpan dalam database dan
sewaktu-waktu diperlukan Anda akan dipanggil lagi, berarti jawaban sesungguhnya
lamaran Anda tidak diproses lebih lanjut. Jawaban seperti itu biasanya merupakan
penolakan secara halus setidaknya untuk saat itu. Bisa jadi, suatu saat jika ada
kualifikasi yang cocok, Anda akan dipanggil lagi. Namun dengan jawaban seperti itu
Anda jangan lantas terus menanti tanpa berusaha lagi. Buatlah lamaran lain sebanyakbanyaknya.
Sebaliknya kalau jawaban perusahaan memberi kepastian, misalnya,"Anda memang
memenuhi kualifikasi kami dan dengan pertanyaan Anda, kami sekaligus memanggil
Anda pada tanggal...", berarti kemungkinan besar Anda akan diterima. Mungkin saat
itu pihak perusahaan belum sempat menghubungi Anda lebih lanjut dikarenakan
adanya kepentingan lain.
Hidup ini memang penuh dengan kemungkinan. Untuk itu Anda jangan berhenti
berusaha untuk mendapatkan kemungkinan yang terbaik. Sehingga kemungkinan itu
akan menjelma menjadi suatu 'kepastian' yang menggembirakan. (GCM/Astaga)

DO & DONT IN INTERVIEW

DO be sure of the time, place and name of the interviewer.


DO plan to arrive early (at least 15 minutes). This will give you a cushion against unexpected
delays, like traffic jams, and shows reliability and interest.
DO dress neatly and conservatively in a style consistent with the job which you are seeking.
Don't be a slob, but don't overdress. For example, an expensive three-piece suit might be just
the thing for certain top management sales positions, but if interviewing for a position as a
maintenance foreman or a service station manager, the interviewer might assume you have
unrealistic expectations about the job. In the latter case, a sport coat, or even a nice
windbreaker and slacks might be more appropriate. A lot just depends on local and company
standards. If possible, check-out the work place beforehand and see what others in positions
similar to the one you are seeking wear on the job--then dress about the same or just a shade
better for your interview.
DO bring a pen and pocket notebook (one small enough to stick out-of-sight). First you may be
given information to write down, and you won't want to seem unprepared. Second, you'll want
to make notes after the interview with an eye to self-improvement, and as a reminder of what
you've already said in case you are asked back for a follow-up interview.
DO remember and use the interviewer's name (NOT the first name, unless you are so invited). If
the interviewer is a woman use Ms., unless you know beforehand whether she prefers Miss, Mrs.
or Ms. Should you run into an interviewer whom you know has a doctoral degree, such as a
Ph.D., be sure to address him or her as Doctor.
DO offer to shake hands when you meet the interviewer. At the end of the interview, offer to
shake hands again. This applies regardless of your sex, or that of the interviewer. However, you
may encounter interviewers who are uncomfortable with this new etiquette. In that case, go
with what is most comfortable for you.
DON'T sit until the interviewer offers you a chair or seats him/herself first.

DON'T smoke.
DON'T chew gum or tobacco.
DO consider your answers carefully. A thoughtful pause on the "tough" questions is quite
permissible, and in fact, will probably make a better impression than if you blurt out the first
thing that comes to mind.
DO be outwardly oriented. Think of the other person. Interviewers, like everyone else, are
concerned first and foremost with their own interests, problems, ambitions and so on. Be
sensitive to this and watch for cues to the interviewer's concerns, both professional and
personal.
You will also find that some interviewers are themselves inexperienced, or carrying their own
heavy burdens of stress. Anything you can do to make the occasion easier or more interesting for
them will be a point in your favor. Thinking about the other person will also help to keep you
from thinking about and showing your own nervousness.
DO be alert for the intentional introduction of stress factors. Avoid showing insecurity or
discouragement, even though you may understandably feel that way. You have nothing to lose by
keeping it under control and you may gain a lot. Remember that you are a worthwhile person,
however the interview comes out.
DO ask questions: About the company, the department, the job itself and tasks involved. Asking
intelligent questions will probably require some research (there's that word again!). Show your
interest and knowledge. Find out what will be expected of you on the job and tailor your
answers and comments accordingly. To start describing all your skills, strengths, and
accomplishments without knowing what the employer is looking for is like sailing full-speedahead without a rudder or compass.
DON'T brag about who you know (important connections, etc.)
DO bring your sense of humor along.

Sample of Application Letter

Notes:
1. Applicants Address
2. Date

3. Write in the following sequence

Name of the responsible officer

Post of the responsible officer

Name of the organization

Address of the organization

4. Addressee:

Address to the responsible officer as far you can, e.g. Mr. Lee

5. Title

State relevant post

6. First Paragraph

State again the post you are applying for end explain how the
vacancy is known

In the first paragraph of an unsolicited application letter, you should


state the post or job area you are interested in and the reason for
making self-referral

7. Content

List the relevant academic qualifications and experience to show


that you are the best person for the post

8. Last Paragraph

Indicate your wish for an interview

9. Closing

Use yours sincerely if you are addressing to the responsible


officer, otherwise, use Yours faithfully

Sign your name below the closing remark and type your name under
signature

10. Enclosures

Resume and copy of certificates should be attached to the letter

Resume

Use point form to make it easy to read

Limit it to one to two pages

If the employer asks for the attachment of a photo, it is advisable to employ the
professional service in taking a smart and confident photo to give the employer a
good impression.

Sample of Resume

Notes:
1. Personal Information
2. Academic qualifications and work experience

In reverse chronological order

3. Main duties of past jobs


4. Extra-curricular Activities

Give the employer a more comprehensive picture of your


personality and abilities

5. Skills

List the skills relevant to the post

6. References

List two to three references (e.g. teachers, relatives or exemployers)

Their prior consent must be sought

If referees cannot be sought before sending out an application, the


note References : available upon request may be put on the
resume. You may continues to identify the appropriate persons after
sending out application.

Completing Job Application Form


Some employers require applicants to complete job application forms. Filling in a form
may seem easy but you still need to pay attention to the following points:

Write with a black/dark blue ball pen


Write properly in block letters
Use a typewriter or a computer to print the information on the form, if possible
You should study the form and read the instructions before completing it. You can
refer to your resume and cautiously decide on the information which need to be
filled in to avoid making too many corrections on the form
Write concisely when completing a form. You only need to fill in the necessary
and relevant information. Other information can be simplified or left out
If there is not enough space in the form, additional paper can be attached for
providing supplementary information. Remember to put down the remark "please
refer to the attachment" in the relevant section and mark on the attachment
clearly which section it refers to (e.g. section 10 continued)
If there are sections on the form which are not applicable to you, you should write
the words "Not Applicable" in the column to show that you are not omitting these
parts

Check the information you provide carefully to prevent any mistakes

Remember to sign your name on the form

Remember to keep a copy of the application form for easy reference before
attending an interview in future

Anda mungkin juga menyukai