DAPHNIA
Oleh:
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten
I.
PENDAHULUAN
dan selanjutnya setiap selang waktu satu setengah hari akan beranak lagi
(Darmanto, 2000 ). Konsumsi oksigen pada krustase dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal yang berpengaruh
adalah salinitas, konsentrasi oksigen terlarut, suhu, cahaya, status makanan dan
karbondioksida. Faktor internal adalah spesies, stadia, bobot, aktivitas, jenis
kelamin, reproduksi, dan molting (Karim, 2007).
Daphnia sp. merupakan salah satu hewan poikiloterm sehingga naik
turunnya temperatur lingkungan dapat mempengaruhi denyut atau kerja jantung.
Metabolisme hewan poikiloterm dipengaruhi oleh lingkungan, begitu juga dengan
denyut jantungnya. Dinding tubuh Daphnia sp. transparan sehingga organ-organ
internalnya akan tampak jelas di bawah mikroskop cahaya dan kerja jantungnya
dapat terlihat jelas (Susanto, 1989).
I.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari pengaruh lingkungan
dan zat kimia terhadap denyut jantung hewan uji (Daphnia sp.).
II.1.
Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah, penangas air,
baskom, gelas bekker kecil, thermometer, mikroskop, cavity slide, stopwatch (alat
penghitung waktu), hand tally counter, pipet tetes, bak preparat.
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah Daphnia sp,,es
batu, tissue, alkohol 5%.
II.2. Cara kerja
1. Daphnia sp. yang telah disediakan diambil dari baskom menggunakan pipet
tetes, setelah temperature air baskom diukur dengan termometer.
2. Daphnia sp. diletakkan ke dalam cavity slide dan diamati di bawah
mikroskop.
3. Apabila Daphnia sp. masih terlalu banyak bergerak, maka kurangi air di
sekitar cavity slide menggunakan kertas tissue.
4. Denyut jantung Daphnia sp. dihitung dengan alat bantu hand tally counter
selama 15 detik. Sehingga untuk memperoleh denyut jantung selama 1 menit,
data yang diperoleh dikalikan empat.
5. Daphnia sp. diambil dari baskom, kemudian diberi perlakuan dingin dengan
cara menyentuhkan sisi bawah cavity slide kepada permukaan air es.
6. Suhu air es dihitung terlebih dahulu, sebelum Daphnia sp. diamati.Daphnia
sp. dimasukkan ke dalam cavity slide dan diamati di
bawah mikroskop
III.
III.1. Hasil
Tabel 3.1. Hasil pengamatan pengaruh lingkungan terhadap denyut jantung
Daphnia
Kel
Normal
Suh Denyut
u
jantung
Panas
Suh
Denyut
u
jantung
Dingin
Suh
Denyut
u
jantung
Alkohol
Konsentrasi
Denyut
jantung
1
2
3
4
5
28
32
28
28
27
52
450
144
224
76
72
52
78
52
38
224
615
188
160
112
4,8
3
4,8
4
4,38
48
600
164
200
52
5%
5%
5%
5%
5%
III.2. Pembahasan
Frekuensi denyut jantung Daphnia sp. yang normal tanpa adanya
perlakuan apapun dan dalam keadaan aktivitas biasa rata-rata 120 denyut/menit
(Barnes, 1996). Masing-masing kelompok pada rombongan II menghasilkan
frekuensi denyut jantung normal Daphnia sp. yang berbeda-beda. Kelompok 1
memperoleh hasil 52 denyut/menit; kelompok 2 = 450 denyut/menit; kelompok 3
224
630
168
192
120
Data denyut jantung Daphnia sp. pada lingkungan air panas yang
didapatkan pada praktikum kali ini berbeda-beda tiap kelompoknya. Kelompok 1
= 224 denyut/menit pada 72C, kelompok 2 = 615 denyut/menit 52C, kelompok
3 = 188 denyut/menit pada 78C, kelompok 4 = 160 denyut/menit pada 52C, dan
kelompok 5 = 112 denyut/menit pada 52C. Denyut jantung Daphnia sp. yang
mengalami peningkatan terjadi pada kelompok 1 dan 2, sedangkan kelompok 3, 4,
dan 5 mengalami penurunan frekuensi denyut jantung.
Makanan dan temperatur lingkungan sangat penting dalam pertumbuhan
hewan dengan filter feeders seperti Daphnia, karena ketersediaan makanan yang
memenuhi meningkatkan ukuran dan kenaikan temperatur yang tinggi
meningkatkan pertumbuhan Daphnia. Tetapi hanya pada batas tingkatan suhu
tertentu, atau optimum (Winder et al, 2004). Keadaan dingin atau pada suhu
rendah menyebabkan denyut jantung Daphnia sp. lambat. Suhu rendah
mempengaruhi aktivitas kerja jantung. Hal ini disebabkan karena suhu yang
rendah maka laju metabolismenya rendah. Whaley (1964) menyatakan bahwa laju
metabolisme yang rendah menyebabkan kerja jantung lambat karena suplai energi
dan hasil-hasil metabolisme rendah sehingga denyut jantung menjadi turun
dibawah keadaan normal. Denyut jantung Daphnia sp. pada lingkungan air dingin
yang didapatkan pada praktikum kali ini juga berbeda-beda. Kelompok 1 = 48
denyut/menit pada 4,8C, kelompok 2 = 600 denyut/menit 3C, kelompok 3 = 164
denyut/menit pada 4,8C, kelompok 4 = 200 denyut/menit pada 4C, dan
kelompok 5 = 52 denyut/menit pada 4,8C.
Perlakuan alkohol 5 % menghasilkan data denyut jantung Daphnia sp.
yang berbeda-beda. Kelompok 1 = 224 denyut/menit pada konsentrasi 5%,;
kelompok 2 = 630 denyut/menit pada konsentrasi 5%; kelompok 3 = 168
denyut/menit pada konsentrai 5%; kelompok 4 = 192 denyut/menit, dan kelompok
5 = 120 denyut/menit. Ada banyak pendapat mengenai pengaruh alkohol terhadap
kerja jantung. Waterman (1960) berpendapat bahwa obat-obatan atau zat kimia
akan menyebabkan kenaikan aktivitas jantung. Sedangkan (Tjitrosoepomo dan
Sugiri, 1988) menyatakan bahwa penambahan larutan alkohol pada Daphnia sp.
menyebabkan jantung tidak berfungsi dalam arti bahwa penambahan alkohol
menyebabkan Daphnia sp. bersifat lethal (mati). Adanya zat kimia tersebut
percobaan,
makanan
lebih
berpengaruh
terhadap
proses
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan dan pembahasan di atas, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Frekuensi denyut jantung Daphnia sp. yang normal tanpa adanya perlakuan
apapun dan dalam keadaan aktivitas biasa rata-rata kelompok 189
denyut/menit, denyut jantung Daphnia sp. pada lingkungan air panas 260
denyut/menit, denyut jantung Daphnia sp. pada lingkungan air dingin 213
denyut/menit, Perlakuan alkohol 5 % menghasilkan data denyut jantung
Daphnia sp 266 denyut/menit.
2. Denyut jantung daphnia dalam lingkungan panas dan larutan alkohol lebih
tinggi daripada keadaan normal, sedangkan pada kondisi lingkungan dingin
memiliki frekuensi denyut jantung yang lebih rendah dari normal.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi denyut jantung Daphnia sp adalah
aktivitas, nutrisi, ukuran, umur, cahaya, temperatur, dan zat kimia.
DAFTAR REFERENSI
Allbrett, C., Varner A., Karauna J., Jasmine K., Tiane M., and Tiere S. 2002. Kava
Decreases the Heart Rate of Daphnia sp. Journal of Prog. Neuropsycho
pharmacol. Bio. Psychiatry 22(7).
Bayu.2009.http://biologyuniversityofeducation.blogspot.com/2009_10_01_archiv
e.html. Diakses 20 Oktober 2015.
Karim, M.Y. 2007. Pengaruh Salinitas dan Bobot Terhadap Konsumsi Kepiting
Bakau. Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan UNHAS. Jurnal Sains &
Teknologi, Agustus 2007, 7(2):8592.