T P K 2 G U B R I 2003-2008
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang Masalah
1
K2i DI PROVINSI RIAU
T P K 2 G U B R I 2003-2008
2
K2i DI PROVINSI RIAU
T P K 2 G U B R I 2003-2008
lahirnya dua kondisi yang saling berkait tersebut. Di sini, teori yang pernah
dikemukakan oleh Prof. Selo Soemarjan sekitar 27 tahun yang lalu,agaknya,
relevan untuk dikemukakan. Tokoh sosiologi terkemuka Indonesia itu
menggunakan istilah “kemiskinan struktural” untuk menyebutkan kemiskinan
yang diderita oleh segolongan masyarakat karena struktur sosial yang tidak
memungkinkan mereka dapat ikut menggunakan sumber-sumber pendapat
yang sebenarnya tersedia bagi mereka (Prof.Selo Soemardjan,1980:5). Jadi,
mereka miskin karena bodoh, mereka bodoh karena miskin, dan mereka
miskin karena tidak mendapat kesempatan untuk ikut menggunakan sumber-
sumber pendapat hidup yang sebenarnya tersedia untuk mereka.
Tetapi, pertanyaan lanjut yang perlu dikemukakan juga dalam konteks
ini adalah, kenapa mereka tidak mendapat kesempatan itu ? Apakah karena
adanya ketidakadilan sosial, atau justru lebih bertumpu kepada etos kerja
atau budaya yang berlaku di tengah-tengah masyarakat itu sendiri ?
Kelihatannya, kemungkinan seperti disebut terakhir lebih banyak
memegang peran terciptanya kemiskinan tersebut, disamping faktor struktural
seperti disebut di atas. Kalangan ilmuan sosial sepakat bahwa cara atau
prilaku hidup yang dianut oleh suatu masyarakat mempunyai pengaruh yang
cukup signifikan terhadap tumbuh dan berkembangnya kemiskinan di
masyarakat bersangkutan. Kemiskinan yang timbul oleh faktor ini disebut
sebagai kebudayaan kemiskinan, atau kemiskinan cultural. Kemiskinan jenis
ini seringkali berkembang bila system ekonomi dan sosial yang berlapis-lapis
rusak atau berganti seperti di masa peralihan dari feodalisme ke kapitalisme,
atau pada masa pesatnya perkembangan teknologi dan industrialisasi (Oscar
Lewis,th:29-32).
Kembali ke Riau, sebagai salah satu daerah dengan tingkat
kemiskinan tinggi di Indonesia, beberapa faktor seperti dikemukakan di atas
perlu digunakan sebagai pisau analisis untuk melihat adakah faktor yang lebih
dominan dalam menciptakan kemiskinan di daerah ini, atau semua faktor itu
bermain secara serempak, sehingga pemecahan masalahnya pun perlu
dilakukan dengan pendekatan multi faktor itu sendiri.
Oleh sebab itu, disinilah pentingnya sebuah penelitian lapangan perlu
dilakukan secara ilmiah, dan di sini pulalah sebuah kajian teoritis dipadu
3
K2i DI PROVINSI RIAU
T P K 2 G U B R I 2003-2008
C.Metode Kajian
Paduan antara metode studi lapangan (field research) dan studi
kepustakaan (library research) dilakukan secara berbarengan dalam studi dan
penulisan buku ini. Pengumpulan data lapangan dilakukan dengan
pendekatan grounded research, dengan random sebagai teknik samplingnya,
baik untuk sample lokasi maupun untuk responden penelitian. Hal ini terpaksa
dilakukan mengingat sangat luasnya area wilayah studi, terbatasnya waktu
yang tersedia, dan sangat minimnya dana yang ada.
Adapun buku ini disusun berdasarkan fakta yang terliput di lapangan
dengan menjadi kan teori-teori ilmiah mutakhir tentang kemiskinan dan
kebodohan sebagai pisau analisis untuk menemukan berbagai faktor yang
4
K2i DI PROVINSI RIAU
T P K 2 G U B R I 2003-2008