Anda di halaman 1dari 37

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolic yang merupakan

akibat dari produksi hormone tiroid yang berlebihan. Bentuk yang umum dari
masalah ini adalah penyakit Graves, sedangkan bentuk yang lain adalah toksik
adenoma, tumor kelenjar hipofisis yang menimbulkan sekresi TSH meningkat,
tiroiditis subakut dan berbagai bentuk kanker tiroid. Krisis tiroid terjadi akibat
pelepasan hormone tiroid secara berlebihan ke dalam aliran darah. Hal ini dapat
dipicu oleh stress, pembedahan, atau infeksi, tetapi penyebab utama ialah
pembedahan. Gejala-gejala dapat timbul 6-18 jam pascaoperatif (Martenelli &
Fontana,

1990).

intraoperative.

Kadang-kadang

krisis

tiroid

muncul

selama

periode

Gejala-gejala yang harus diperhatikan antara lain takikardi,

hperpireksia, diaphoresis, syok, muntah, dan diare, serta perburukan status mental
yang muncul secara mendadak. Terapi krisis tiroid antara lain ialah pemakaian
steroid, asetaminofen, dan propranolol (Gruendemann, 2005).
Belum ada presentase pasti tentang terjadinya krisis tiroid kemungkinan
kecil pasien dengan hipertiroid mengalami krisis tiroid, tergantung faktor
pencetusnya. Krisis tiroid pada tirotoksikosis biasanya merupakan komplikasi
dari penyakit grave. Penyakit grave dimediasi oleh antibody reseptor tirotropin
yang menstimulasi sintesis hormone tiroid menjadi berlebihan dan tidak
terkendali (T3 dan T4). Kebanyakan kejadian ini dijumpai pada wanita muda,
dengan presentase 2-5% wanita dan 1-2% terjadi wanita usia produktif. Wanita
memiliki resiko 5 kali menderita penyakit tiroid dibanding laki-laki.
(Cunningham, et.al, 2010). Penyebab lain krisis tyroid dapat juga disebabkan oleh
interferon alfa dan interleukin 2, terpapar iodine, dan pemberian amiodaron.
Pemberian interferon alfa dan interleukin 2 dapat mengganggu ikatan tiroksin
dengan globulin sehingga meningkatkan kadar tiroksin bebas.
Angka kematian akibat krisis tiroid diperkirakan berkisar antara 10-20%,
tetapi terdapat laporan penelitian yang menyebutkan hingga 75% tergantung
faktor pencetus atau penyakit yang mendasari terjadinya krisis tiroid.

1 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

Keadaan krisis tiroid dapat menyebabkan terjadinya miksedemia ketika


dilakukan pengangkatan kelenjar tiroid sehingga terjadi hipotiroid yang semakin
lama semakin berat ditandai dengan pasien menjadi letargi dan bisa berlanjut ke
keadaan stupor yang dikenal sebagai koma miksedemia. Persentase hipotiroidisme
pada wanita memiliki resiko lima kali lebih sering dibandingkan laki-laki dan
paling sering terjadi pada usia di antara 30 hingga 60 tahun.
Keadaan koma miksedema biasanya dijumpai pada lansia dengan
hipotiroidisme yang tidak mendapat perngobatan secra adekuat, dan pada
seseorang yang mengalami tiroiditis autoimun. Pajanan cuaca dingin yang lama
pada individu lansia dapat menimbulkan gangguan koma miksedema (Corwin,
2009).
Koma miksedema menggambarkan stadium hipotiroidisme yang paling
ekstrim dan berat, di mana pasien mengalami hipotermia dan tidak sadarkan diri.
Pasien dapat mengalami gejala depresi respiratorik sehingga timbul hipoventilasi
alveolar, retensi CO2 progresif, keadaan narcosis dan koma, disertai dengan kolaps
kardiovaskuler dan syok. Hal ini memerlukan terapi yang agresif dan intensif jika
kita ingin pasien tetap hidup. Meskipun demikian, dengan terapi yang intensif
sekalipun, angka mortalitasnya tetap tinggi (Brunner & Suddarth. 2002).
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini agar mahasiswa mengetahui,
mengerti dan mahasiswa dapat melaksanakan asuhan keperawatan pada
pasien dengan krisis tiroid dan koma miksedemia.
1.2.2

Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui,
mengerti dan mahasiswa dapat melaksanakan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Mengetahui definisi krisis tyroid dan koma miksedemia


Mengtahui penyebab dari krisis tyroid dan koma miksedemia
Mengetahui patofisiologi dari krisis tyroid dan komam miksedemia
Megetahui pathways krisis tyroid dan koma miksedemia
Mengetahui manifestasi klinis krisis tyroid dan koma miksedemia
Mengetahui komplikasi krisis tyroid dan koma miksedemia
Mengetahui prognosis krisis tyroid dan koma miksedemia
Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien krisis tyroid dan koma
miksedemia

2 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

1.3 Manfaat
1.
Mahasiswa dapat menjelaskan definisi krisis tyroid dan koma miksedemia
2.
Mahasiswa dapat menjelaskan penyebab dari krisis tyroid dan koma
3.

miksedemia
Mahasiswa dapat menjelaskan patofisiologi dari krisis tyroid dan komam

4.

miksedemia
Mahasiswa dapat menjelaskan pathways krisis tyroid dan koma

5.

miksedemia
Mahasiswa dapat menjelaskan manifestasi klinis krisis tyroid dan koma

6.

miksedemia
Mahasiswa dapat menjelaskan penatalaksanaan krisis tyroid dan koma

7.

miksedemia
Mahasiswa dapat menegakkan asuhan keperawatan pada pasien krisis
tyroid dan koma miksedemia

8.

Mahasiswa

dapat

mengetahui,

mengerti

dan

mahasiswa

dapat

melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien dengan krisis tiroid.


9.

Mahasiswa

dapat

mengetahui,

mengerti

dan

mahasiswa

dapat

melaksanakan diagnosa keperawatan pada pasien dengan krisis tiroid


10.

Mahasiswa

dapat

mengetahui,

mengerti

dan

mahasiswa

dapat

melaksanakan intervensi keperawatan pada pasien dengan krisis tiroid


11.

Mahasiswa

dapat

mengetahui,

mengerti

dan

mahasiswa

dapat

melaksanakan implementasi keperawatan pada pasien dengan krisis tiroid.


12.

Mahasiswa

dapat

mengetahui,

mengerti

dan

mahasiswa

dapat

melaksanakan evaluasi keperawatan pada pasien dengan krisis tiroid

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA KRISIS TYROID
2.1

Definisi
Krisis tiroid merupakan komplikasi tirotoksikosis yang tidak ditangani

dengan benar. Tandanya timbul secara tiba-tiba, yaitu takikardia, diaphoresis,


panas tinggi, edema paru, dan gagal jantung kongestif. (Baradero, Mary. 2009).

3 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

Krisis tiroid terjadi akibat pelepasan hormone tiroid secara berlebihan ke


dalam aliran darah. Hal ini dapat dipicu oleh stress, pembedahan, atau infeksi,
tetapi penyebab utama ialah pembedahan. Gejala-gejala dapat timbul 6-18 jam
pascaoperatif (Martenelli & Fontana, 1990). Kadang-kadang krisis tiroid muncul
selama periode intraoperative. Gejala-gejala yang harus diperhatikan antara lain
takikardi, hperpireksia, diaphoresis, syok, muntah, dan diare, serta perburukan
status mental yang muncul secara mendadak. Terapi krisis tiroid antara lain ialah
pemakaian steroid, asetaminofen, dan propranolol (Gruendemann, 2005).
Krisis tiroid adalah kedaruratan medis yang disebabkan oleh eksaserbasi
akut dari gejala-gejala hipertiroid. Hal ini dapat berakibat fatal dan mematikan.
Namun jarang terjadi apabila deteksi dini dilaksanakan dan pengobatan diberikan
secepatnya (Hannafi,2011).

Gambar 1. Kelenjar Tyroid

2.2 Etiologi
Krisis Tiroid secara umum disebabkan karena gangguan organic kelenjar
tiroid, gangguan fungsi hipotalamus dan hipofisis yang selanjutnya dapat
menyebabkan produksi TSH meningkat sehingga produksi hormone tiroid
meningkat. Krisis tiroid dapat terjadi pada pasien hipertiroidisme yang
menghentikan pengobatan, dosis penggantian hormone tiroid yang terlalu tinggi,
dan pengobatan dengan yodium radioaktif (Burrow, 1994).

4 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

Etiologi yang paling banyak menyebabkan krisis tiroid adalah penyakit


Graves (goiter difus toksik). Meskipun tidak biasa terjadi, krisis tiroid juga dapat
merupakan komplikasi dari operasi tiroid, kondisi ini diakibatkan oleh manipulasi
kelenjar tiroid selama operasi pada pasien hipertiroidisme. Krisis tiroid dapat
terjadi sebelum, selama, atau sesudah operasi (Burrow, 1994).
Penyebab lain dari krisis tiroid adalah tiroiditis, penyakit trofoblastis, dan
kehamilan. dimana terjadi beberapa perubahan faal kelenjar tiroid pada saat
kehamilan seperti peningkatan laju metabolism basal, peningkatan terhadap TRH,
dan peningkatan tiroksin yang dapat meningkatkan kecepatan reaksi kimia di
seluruh tubuh. Beberapa hal tersebut dapat memicu kelenjar tiroid bekerja lebih
keras untuk memenuhi peningkatan metabolism tubuh (Burrow, 1994).
2.3 Patofisiologi
Krisis tiroid yang disebabkan oleh adanya gangguan organic kelenjar tiroid,
gangguan fungsi hipotalamus dan hipofisis yang selanjutnya dapat menyebabkan
produksi TSH meningkat dan berlanjut dengan peningkatan produksi hormone
tiroid (Burrow, 1994).
Peningkatan produksi hormone tiroid yang tinggi dapat meningkatkan
metabolisme tubuh, sehingga produksi kalori juga meningkat. Peningkatan
produksi kalori membuat tubuh harus berespon dengan menaikkan suhu tubuh
sehingga pada orang dengan krisis tiroid manifestasi yang biasa muncul adalah
demam

tinggi

(Hiperpyrexia).

Keadaan

hipermetabolisme

menyebabkan

ketidakseimbangan antara produksi energy dan penggunaan energy, sehingga


menyebabkan peningkatan produksi panas dan peningkatan pembuangan panas,
serta keringat berlebihan. Gejala lain dari krisis tyroid termasuk kelelahan dan
kelemahan otot. Dengan terjadinya peningkatan suhu tubuh juga dapat
menyebabkan perubahan pola kerja pada jantung (takikardi) dan perubahan pola
kerja pada paru (sesak saat berktivitas) (Ginting, 2012).
Peningkatan metabolisme tubuh juga diikuti peningkatan aktivitas GI
termasuk peningkatan frekuensi pergerakan usus, dikarenakan peningkatan
kontraksi usus kecil, sehingga menyebabkan pembuangan isi usus lebih cepat,
menyebabkan sering merasa lapar atau dapat juga terjadi diare. Disisi lain,
peningkatan metabolisme dapat menyebabkan meningkatnya proses glikogenesis

5 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

(proses pembakaran lemak dalam tubuh meningkat) sehingga dapat menurunkan


berat badan dengan cepat meskipun telah diimbangi dengan intake nutrisi yang
adekuat. Kinerja memori dan konsentrasi yang buruk juga sebanding dengan
derajat keparahan tirotoksikosis (Ginting, 2012).
2.4 Manifestasi Klinik
Terjadinya krisis tiroid ini bisa terjadi pada pasien yang sebelumnya sudah
ada hipertiroid, atau sebelumnya belum pernah ada tanda-tanda hipertiroid,
kemudian menjalani operasi, ada infeksi, atau trauma lainnya sehingga terjadi
pelepasan hormon tiroid yang berlebihan secara mendadak. Komplikasi seperti ini
memang jarang terjadi, tetapi sangat membahayakan (Hans Tandra, 2011).
Krisis Tiroid merupakan keadaan klinis hipertiroidisme yang paling berat
mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul pada pasien dengan dasar
penyakit graves.
Menurut (Hans, 2011) gejala yang tampak pada krisis tiroid antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.

Takikardi (denyut jantung diatas 140x/ menit);


Hyperpyrexia (demam tinggi diatas 40 derajat Celcius);
Muntah, diare, gelisah, pasien bisa kehilangan banyak cairan tubuh;
Kesadaran menurun;
Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap

6.
7.
8.
9.
10.

katekolamin;
Penurunan berat, peningkatan rasa lapar;
Haid sedikit dan tidak tetap;
Pembesaran kelenjar tiroid;
Mata melotot (exoptalmus);
Cepat lelah.
Tabel perbandingan tanda klinis krisis tiroid dan koma
miksedema
Tekanan Darah
Denyut jantung
Nafas
Suhu
Kesembangan cairan
Glukosa serum
Indeks jantung
ITVS
Natrium serum
TSH
T4 serum

Hipertensi
Takikardi
Takipnea
>39 C
dehidrasi
Hiperglikemi
Meningkat
Menurun
Hipo/hipernatremi
< 0,1U/ml
>12,5g/dl

Hipotensi
Bradikardi
Bradipnea
< 35 C
kelebihan
Hipoglikemi
Menurun
Meningkat
Hiponatremi
>20U/ml
<5g/dl

6 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

T3 serum
>230 ng/100ml
Uptake T3 resin
>35%
Nb : ITVS (Indeks Tahanan Vaskular Sistemik)
TSH (Hormon Perangsag Tyroid)

<110 ng/ 100 ml


< 25%

2.5 Pemeriksaan Penunjang


1. Saat Anamnesis biasa didapatkan (Mary, 2009) :
a. Riwayat penyakit dahulu : beberapa gejala yang berhubungan dengan
tirotoksikosis seperti iritabilitas, agitasi, nafsu makan kurang dan berat
badan menurun, keringat berlebih serta penurunan konsentrasi.
b. Riwayat penyakit sekarang yang umum dikeluhkan oleh pasien adalah
demam, berkeringat banyak, tidak nafsu makan dan penurunan BB.
2. Pada saat pemeriksaan fisik didapatkan (Mary, 2009) :
a. Demam mendadak > 390C dan keringat berlebih
b. Kardiovaskular : hipertensi >120/100 mmHg, takikardi > 140 x/menit,
syok, hingga aritmia juga dapat terjadi, denyut nadi lemah dan hampir
c.
d.
e.
f.
g.

tidak teraba
Pulmonar : takipnea >22x/menit
Neurologik : agitasi, kebingungan, tremor, kejang, dan koma.
Gastrointestinal : mual,muntah, peningkatan bising usus
Endokrin : tiroid mungkin membesar dan membentuk nodular
Sindroma disfungsi organ yang multiple : asidosis laktat dan disfungsi

hati (komplikasi yang jarang terjadi)


h. Otot rangka : kelemahan otot (miopati tirotoksikosis) yang disebabkan
oleh peningkatan katabolisme protein
i. Triad gejala pada krisis tiroid,

yaitu

menghebatnya

tanda

tirotoksikosis, kesadaran menurun dan hipertermi.


3. Pemeriksaan Laboratorium didapatkan :
a. peningkatan kadar T3, T4 dan bentuk bebasnya, peningkatan uptake
resin T3, dan peningkatan uptake iodium 24 jam.
b. Penurunan kadar TSH
c.

Penurunan kepekaan terhadap insulin mengakibatkan hiperglikemia


(GDA>200 mg/dl) tanpa adanya diabetes mellitus

d.

Penurunan kadar lemak serum

e.

Leukositosis (4500-10000 sel/mm3 ) meskipun tidak adanya infeksi

f.

LDH, SGOT > 37 U/I, SGPT > 41 U/I dan bilirubin (0,25 1,0)
meningkat akibat dari gangguan fungsi hati.

7 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

(Sumber : Stone & Wallace, 2003)


4. Tiroid scan : untuk mengetahui adanya pembesaran kelenjar tiroid
5. Sonogram tiroid dengan Doppler : menilai ukuran kelenjar tiroid,
vaskularitas, dan nodul. Khasnya, kelenjar tiroid mensekresikan hormon
yang berlebihan akan membesar, dan aliran doppler (doppler flow) akan
meningkat.
6. EKG : sinus takikardia dan atrial fibrilasi. Keadaan ini cenderung lebih
sering dijumpai pada usia > 60 tahun, dan mungkin memiliki penyakit
jantung struktural sebagai penyebabnya.
7. Radiografi dada atau CT toraks tanpa kontras : untuk melihat
kemungkinan adanya sumber infeksi sebagai pencetusnya.
2.6 Penatalaksanaan
Ada tiga komponen utama pengobatan krisis tiroid, yaitu: koreksi
hipertiroidisme, menormalkan dekompensasi mekanisme homeostatik dan
pengobatan terhadap faktor pencetus (Suastika, 1999).
1. Koreksi Hipertiroidisme
a. Menghambat sintesis hormon tiroid
Obat yang dipilih adalah profiltiourasil (PTU) atau metimasol. PTU
lebih banyak dipilih karena dapat menghambat konversi T4 menjadi T3
di perifer. PTU diberikan lewat selang nasogatrik dengan dosis awal
600 1000 mg kemudian diikuti 200 250 mg setiap 4 jam (dosis
total 1200 1500 mg/hari). Metimasol diberikan dengan dosis 20 mg
tiap 4 jam (dosis total 120 mg/hari) , bisa diberikan dengan atau tanpa
dosis awal 60 100 mg.
b. Menghambat sekresi hormon yang telah terbentuk
Obat pilihan adalah larutan kalium yodida pekat (SSKI) dengan dosis 5
tetes setiap 6 jam atau larutan Lugol 30 tetes perhari dengan dosis
terbagi 4
c. Menghambat konversi T4 menjadi T3 di perifer, termasuk : PTU,

Ipodate, atau Ioponat, penyekat (propanolol), kortikosteroid


d. Menurunkan kadar hormon secara langsung
Dengan plasmaferesis, tukar plasma, dialisis peritoneal, transfusi tukar,
dan charcoal plasma perfusion.
e. Terapi definitif
8 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

Yodium radioaktif dan pembedahan (tiroidektomi subtotal atau total).


2. Menormalkan dekompensasi hemeostatis
a. Terapi suportif
Dehidrasi dan keseimbangan elektrolit segera diobati dengan cairan
intravena
Glukosa untuk kalori dan cadangan glikogen
Multivitamin, terutama vitamin B
Obat aritmia, gagal jantung kongestif
Lakukan pantauan invasif bila diperlukan Suplemen Oksigen
Obati hipertermia (asetaminofen, kompres dingin)
Glukokortikoid (hidrokortison 100 mg setiap 8 jam atau
deksametason 2 mg setiap 6 jam)
Sedasi jika perlu
b. Obat antiadrenergik
Yang tergolong obat ini adalah: penyekat , reserpin, dan guanetidin.
Reserpin dan guanetidin kini praktis tidak dipakai lagi, diganti dengan
penyekat . penyekat yang paling banyak dipakai adalah propanolol.
Dosis propanolol adalah 20 40 mg po atau 1 5 mg iv setiap 6 jam,
bila diperlukan dapat dinaikkan sampai 240 480 mg/hari/po. Pada
penderita dengan kontraindikasi terhadap penyekat dapat diberikan
guanetidin dengan dosis 1 2 mg/kg/hari dosis terbagi atau reserpin
2.5 5 mg setiap 4 6 jam.
3. Terapi untuk faktor pencetus
Obati secara agresif faktor pencetus yang diketahui terutama mencari
fokus infeksi, misalnya dilakukan kultur darah, urine dan sputum, juga
foto dada
Walaupun

telah

dilakukan

pengenalan

dan

pengobatan

dini

hipertiroidisme, krisis tiroid masih merupakan kegawatan medik yang dapat


mengancam jiwa. Pengenalan segera dan pengobatab agresif dengan pendekatan
menyeluruh akan membantu memperbaiki dekompensasi hemeostasis yang
merupakan masalah besar pada krisis tiroid.

9 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

2.7

Komplikasi

10 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

Komplikasi dari penyakit krisis tiroid dapat terjadi karena adanya


pembedahan, seperti pada hipoparatiroidisme, kerusakan nervus laringeus
rekurens, hipotiroidisme pada tiroidektomi subtotal atau terapi RAI, gangguan
visual atau diplopia akibat oftalmopati berat, miksedema pretibial yang
terlokalisir, gagal jantung dengan curah jantung yang tinggi, pengurangan massa
otot dan kelemahan otot proksimal (Corwin J, 2001).
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi ketika seseorang mengalami krisis
tiroid adalah
a. Penyakit jantung Hipertiroid atau Thyroid Heart Disease adalah suatu keadaan
kelainan pada jantung akibat pengaruh tiroid atau suatu penyakit jantung
dengan berbagai manifestasinya yang timbul akibat keadaaan peningkatan
kadar

hormone

tiroksin

bebas

dalam

sirkulasi

darah.

Gejala-gejala

kardiovaskuler yang terjadi seperti takikardi, pulsus seler, gangguan irama


jantung, bahkan gagal jantung.
Keadaan hipermetabolisme dan peningkatan produksi panas tubuh akibat
pengaruh hormon tiroid secara tidak langsung akan mempengaruhi sistem
kardiovaskuler dengan adanya suatu kompensasi, antara lain Hormon tiroid
meningkatkan aktivitas sistem simpatoadrenal, sehingga kerja jantung
meningkat, dan mengakibatkan Hipertrofi otot jantung (Shahab, 2002);
b. Tiroid Oftalmopati (Graves Thyroid Associated / Dysthyroid Orbitopathy)
adalah suatu kelainan inflamasi autoimun yang menyerang jaringan orbital
mata. Terjadinya oftalmopati Graves melibatkan limfosit sitotoksik (killer
cells) dan antibodi sitotoksik lain yang terangsang akibat adanya antigen yang
berhubungan dengan tiroglobulin atau TSH-R pada fibroblast, otot-otot bola
mata dan jaringan tiroid. Sitokin yang terbentuk dari limfosit akan
menyebabkan inflamasi fibroblast dan miositis orbita, sehingga menyebabkan
pembengkakan otot-otot bola mata, proptosis dan diplopia (Shahab, 2002);
c. Dermopati Graves juga terjadi akibat stimulasi sitokin didalam jaringan
fibroblast didaerah pretibial yang akan menyebabkan terjadinya akumulasi
glikosaminoglikans;
d. Infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid.
2.8 WOC

11 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

Graves (goiter difus toksik), komplikasi dari operasi


tiroid, tiroiditis, penyakit trofoblastis, kehamilan

Hypertiroid yg menghentikan pengobatan, dosis


penggantian hormone tiroid yang terlalu tinggi, dan
pengobatan dengan yodium radioaktif,

Krisis Tyroid
Kadar tiroxin (T4) dan tirodotironi (T3) meningkat

Di Jantung

Di vaskuler

Meningkatkan
rangsangan otot
kardiomiosit

Meningkatkat
vasodilatasi
pembuluh darah

Meningkatkan
kontraktilitas
jantung

Di Sistem Saraf Pusat

Di seluruh sel tubuh


Meningkatkat
metabolisme
basal

Meningkatkan
vaskularisasi
organ target
TD Tinggi
Menurunkan ITVS
(Indeks Tahanan
Vaskular Sistemik)

12 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

Di GI

Peristaltik
usus
meningkat

Meningkatkan
kebutuhan oksigen
Meningkatkan suhu
tubuh
Hiperexia

Diare

Meningkatkan
usaha untuk
inspirasi

MK : Pola Nafas
Tidak Efektif

MK :
Hipertermi
Meningkatkkan
denyut jantung

Takikardi

Meningkatkkan
Cardiac output

Tremor

PK : ARITMIA

Peningkatan
katabolisme
karbohidrat

Peningkatan
katabolisme
lemak

Peningkatan
glukosa darah

Peningkatan
perfusi ginjal

Peningkatan
oksidasi lemak di
jaringan adiposa

PK :Hiperglikemi

Peningkatan
mobilisasi lemak

Hipernatremi
Ekskresi
meningkat

Retensi
natrium
Norepinefrin,
mineralkortik
oid
meningkat

Natrium
ikut keluar

Peningkatan
Kolesterol Darah

Dehidrasi

Peningkatan asam
lemak bebas (FFA)
dlm plasma

Eksoftalmus
Hiponatremi

MK : Kebutuhan Nutrisi
Kurang dari Kebutuhan
Tubuh

Berat
Badan
Menutrun

Peningkatan
degradasi protein

13 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

Peningkatan
aktivitas sistem
saraf
Peningkatan
Somatoadrenal

Perubahan status
mental
Kelelahan,
lemas,
gelisah,
cemas

MK :
Ansietas

Insominia

MK : Gangguan Pola
Tidur

Peningkatan
Kortisol
Peningkatan
glukoneogenesis dan
glikogenolisis

2.9

Prognosis
Angka kematian akibat krisis tiroid diperkirakan berkisar antara 10-20%,

tetapi terdapat laporan penelitian yang menyebutkan hingga 75% tergantung


faktor pencetus atau penyakit yang mendasari terjadinya krisis tiroid. Meskipun
telah dilakukan pengenalan dan pengobatan dini hipertiroidisme, krisis tiroid
masih merupakan kegawatan medic yang mengancam jiwa. Pengenalan segera
dan pengobatan agresif dengan pendekatan menyeluruh akan membantu
memperbaiki dekompensasi homeostasis yang merupakan masalah besar pada
krisis tiroid (Bakta dan Suastika, 1999).
2.10

Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan pada klien krisis tiroid berdasarkan Doenges (2000),
meliputi:

2.10.1 Pengkajian
Pada pengkajian dilakukan wawancara dan pemeriksaan fisik untuk
memperoleh informasi dan data yang nantinya akan digunakan sebagai dasar
untuk membuat rencana asuhan keperawatan klien.
a. Biodata /identitas klien meliputi: nama, umur, jenis kelamin, agama, bahasa,
pekerjaan, kebangsaan, alamat, pendidikan, tanggal MRS, dan diagnosa
b.

c.

d.

medis
Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat dikaji.
Biasanya klien mengeluh:
1. Cepat lelah
2. Berat badan menurun
3. Tremor
4. Haid sedikit dan tidak tetap, dll.
Riwayat kesehatan sekarang
Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari pertolongan,
misalnya gejala awal sakit, keluhan utama.
Riwayat penyakit sebelumnya
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit yang sama, riwayat
ketergantungan terhadap makanan/minuman, zat dan obat-obatan. Apakah

e.
f.

sebelumnya klien pernah mengalami hipotiroidisme.


Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit sama dengan klien.
Aktivitas atau istirahat

14 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

Apakah muncul gejala Imsomnia, sensitivitas meningkat, otot lemah,


g.

gangguan koordinasi, kelelahan berat, dan adanya tanda atrofi otot.


Sirkulasi
Palpitasi, nyeri dada. Apakah ada tanda disritmia, irama gallop, murmur,

h.

peningkatan tekanan darah, takikardi saat istirahat, syok (krisis tirotoksikosis)


Eliminasi
Perubahan pola berkemih, rasa nyeri, kesulitan berkemih, infeksi saluran
kemih berulang, nyeri tekan abdomen, diare, urine encer, pucat, kuning,

i.
j.

poliuria, hiperaktif, dll.


Integritas / Ego
Makanan/cairan
Gejalanya hilang nafsu makan, mual atau muntah. Tandanya kulit kering atau
bersisik, pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolisme dengan

k.

peningkatan gula darah).


Pernapasan
Gejalanya merasa kekurangan oksigen, batuk dengan atau tanpa sputum,

tandanya sesak nafas, dll.


2.10.2 Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan metabolisme
basal
2. Hipertermi berhubungan dengan hipermetabolisme
3. Gangguan Pola tidur berhubungan dengan peningkatan aktivitas sistem
saraf
4. Ansietas berhubungan dengan peningkatan aktivitas somatoadrenal
5. PK aritmia
6. PK hiperglikemi
7. Nutrisi

kurang

dari

kebutuhan

tubuh

berhubungan

dengan

hipermetabolisme dan peningkatan aktivitas somatoadrenal

15 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA KOMA MIKSEDEMA
3.1 Definisi
Miksedema adalah keadaan lebih lanjut yang diakibatkan oleh karena kadar
hormon tiroid dalam darah berkurang. Karena kurang aktifnya kelenjar tiroid
dalam menghasilkan hormon tiroid atau hormon tiroid yang dihasilkan terlalu
sedikit (Hipotiroidisme) pada orang dewasa. Miksedema merupakan bentuk
hipotiroid terberat, pasien menjadi letargi dan bisa berlanjut pada keadaan stupor
atau Koma Miksedema (John A. Boswick, 1988).

16 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

Koma Miksedema adalah keadaan yang mengancam nyawa yang ditandai


oleh eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme semua gejala
hipotiroidisme termasuk hipotermia tanpa menggigil, hipotensi, hipoglikemia,
hipoventilasi, dan penurunan kesadaran yang menyebabkan koma (Elizabeth J.
Corwin, 2009).
3.2 Etiologi
Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai
oleh eksaserbasi semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa
menggigil, hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran
hingga koma. Koma miksedema biasanya dijumpai pada lansia yang mengalami
hipotiroidisme dan tidak mendapat pengobatan yang adekuat. Koma miksedema
lebih sering terjadi pada wanita lansia yang mengalami tiroiditis otoimun. Pajanan
yang lama terhadap cuaca dingin pada individu lansia dapat juga menimbulkan
gangguan tersebut. (Corwin,2009)
Koma miksedema merupakan salah satu keadaan klinis hipotiroidisme
yang jarang dijumpai, terjadi pada pasien yang lama menderita hipotiroidisme
berat tanpa pengobatan sehingga suatu saat mekanisme adaptasi tidak dapat lagi
mempertahankan homeostasis tubuh, pemerian obat-obatan sedative atau narkotik
pada pasien dengan hipotiroidisme berat juga dapat menjadi faktor koma
miksedemia.

3.3 Patofisiologi
Penurunan hormone tiroid mempengaruhi penurunan Basal Metabolic
Rate di seluruh tubuh, mengakibatkan penurunan aktivitas GI (penurunan
produksi asam lambung) sehingga menyebabkan penurunan nafsu makan, juga
kelemahan.
Hormone tiroid berperan dalam produksi sel darah merah, sehingga
penurunan hormone tiroid dapat menyebabkan anemia karena pembentukan
eritrosit yang tidak optimal.

17 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

Pada pasien hipotiroid dengan koma miksedema terjadi penurunan


metabolism tubuh yang menurunkan produksi ATP dan ADP sehingga energy pada
otot dan pembentukan kalori pada tubuh akan menurun, dan pasien akan sulit
beradaptasi dengan kondisi dingin. Penurunan produksi ATP pada otot
mempengaruhi kerja otot pernapasan menjadi inadekuat, hal ini dapat
menurunkan supply oksigen ke otak, hingga menyebabkan penurunan kesadaran.
kekuatan kontraksi otot jantung juga menurun, menyebabkan bradikardi.
3.4 Manifestasi Klinis
Hipotiroidisme pada bayi tidak tampak sampai bayi berumur beberapa bulan.
Tanda-tandanya

adalah

retardasi

mental,

gangguan

pertumbuhan

dan

perkembangan yang ireversibel. Pada orang dewasa tanda dan gejala dini yang
timbul adalah cepat lelah, letargi, merasa lemah sehingga tidak dapat melakukan
aktivitas sehari-hari. Pasien tidak bisa menoleransi dingin dan mengalami
konstipasi, sedangkan pada wanita, menstruasi tidak teratur, ada menoragia dan
infertilitas. Selain tidak nafsu makan, pasien mengalami nyeri pada otot, sendi dan
dada, dan juga mengalami disungsi mental. Hipotiroidisme yang tidak ditangani
dengan tepat akan berakhir pada koma miksedema (Mary Baradero, 2009).
Gejala klinis pada Koma Myxedema yang terlihat meliputi ekspresi loyo,
rambut jarang, edema di muka dan kelopak mata, lidah besar dan tebal, bicara
lambat, kulit pucat, dingin dan kering, suara serak, tidak tahan dingin, kurang
berkeringat (Jan Tambayong, 2000).
3.5 Pemeriksaan Diagnostik
Beberapa pemeriksaan yang dilakukan pada pasien dengan gangguan
kelenjar tiroid utamanya koma miksedema antara lain sebagai berikut :
1. Pemeriksaan fisik (Graber, 2006):
a. TTV : hipotensi <90/70mmHg, bradikardi <60x/menit, bradipnea
<16x/menit, dan hipotermia <35 C
b. Kulit : kasar dan kering, kuku rapuh
c. Neurologis : tumpul, koma, reflek lambat (Tertundanya pengenduran
otot selama pemeriksaan refleks )
d. Gatrointestinal : penurunan bising usus
e. Penderita tampak pucat, kulitnya kuning, pinggiran alis matanya
rontok, rambut tipis dan rapuh, lengan dan tungkai membengkak

18 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

2. Pemeriksaan laboratorium pada koma miksedema untuk mengetahui


fungsi tiroid biasanya menunjukkan (Graber, 2006) :
a. T4 dan T3 serum rendah
b. TSH meningkat
c. Respon dari TSH ke TRH meningkat;
d. Peningkatan kadar prolaktin akibat tingginya kadar TRH.
e. Cholesterol > 240 mg/dl dan trigliserid > 150 mg/dl
f. Hiponatremia, konsentrasi pCO2 meningkat (Hipoksemia)
g. Kadar SGOT tinggi > 37 U/I, CPK meningkat,
h. Hipoglikemi <60mg/dl
3. Pemeriksaan rontgen dada : bisa menunjukkan adanya pembesaran jantung
(Mary, 2009).
4. Pemeriksaan EKG dan enzim-enzim jantung : gambaran gelombang T
yang mendatar atau terbalik dengan depresi segmen ST, interval QT
memanjang serta amplitude yang rendah pada EKG (Graber, 2006).
3.6 Penatalaksanaan
Tujuan dari penatalaksanaan koma miksedema adalah untuk menyelamatkan
kehidupan klien. langkah-langkah dukungan bisa dilakukan seperti menjaga jalan
napas paten, pemberian oksigen, dan mengganti cairan intravena. klien dijadikan
tetap hangat, dan tanda vital dimonitor sampai klien mulai pulih. (Black & Jacobs,
1974)
Beberapa pengobatan yang dapat diberikan pada klien dengan koma
miksedema (Graber, 2006)
1. 500 g tiroksin (T4) IV yang diikuti dengan tiroksin oral 0,1 mg setiap hari. T4
IV dapat digantikan dengan 40 g T3 IV jika tersedia
2. Hiponatremia dan hipoglikemia sering terjadi dan harus diobati dengan benar.
3. Hipotermia atau kehilanngan panas harus dihindari.
4. Levothyroxine sodium bisa diberikan intravena dengan glukosa dan
kortikosteroid. ketika pemberian TH kepada klien dengan penyakit jantung
myxedema, kaji klien dengan teliti untuk nyeri angina, dyspnea, atau ortopnea.
Faktor pencetus menyebabkan koma (operasi, infeksi, ketidakpatuhan)
dievaluasi dan diobati (Black & Jacobs, 1974).
3.7 Komplikasi
Keluhan umum pasien dengan hipotiroid umumnya adalah rasa capek, tidak
tahan dingin, pucat, bengkak, sering murung, depresi. Keadaan ini bisa berlanjut
ke denyut jantung yang lambat dan lemah, tekanan darah turun dan jantung
membengkak. Koma miksedema adalah situasi yang mengancam jiwa yang
19 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

ditandai oleh eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk


hipotermi tanpa menggigil, hipotensi, hipoglikemi, hipoventilasi dan penurunan
kesadaran hingga koma. Apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi gejala-gejala
yang muncul, bisa mengakibatkan gagal jantung dan juga kematian pada pasien
koma miksedema. Sehingga pasien dengan koma miksedema memerlukan
perawatan intensif di ruang gawat darurat. (Tandra, 2011).
3.8 WOC

20 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

Hipotiroid yg menghentikan pengobatan, tiroiditis, lansia,


terpajan dingin, obat sedatif

Koma Miksedemia

Kadar tiroxin (T4) dan tirodotironi (T3) meningkat

Di Jantung
Menurunkan
rangsangan otot
kardiomiosit
Menurunkan
kontraktilitas
jantung

Di vaskuler
Menurunkan
vasodilatasi
pembuluh darah
Menurunkan
vaskularisasi
organ target
Hipotensi
(TD
rendah)

Di Sistem Saraf Pusat

Di seluruh sel tubuh


Di GI

menurunkan
metabolisme basal
ATP otot
menurun

Meningkatkan
ITVS (Indeks
Tahanan Vaskular
Sistemik)

21 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

Peristaltik
usus
menurunkan

Kebutuhan oksigen
berkurang
Tdk
tahan
dingin

Suhu tubuh
menurun

MK :
Konstipasi

Usaha pernafasan
berkurang (Bradipneu)
CO2 terperangkap
MK :
Gangguan
Pertukaran Gas

MK : Intoleransi
Aktivitas
Denyut jantung
melemah

Bradikardi
PK :Syok
Kardiogenik
Hipernatremi

Penurunan
Cardiac output

MK : Gangguan
Perfusi Jaringan

Penurunan
perfusi ginjal
Ekskresi
menurun

Retensi
natrium
Norepinefrin,
mineralkortik
oid menurun

MK : Kebutuhan Nutrisi
Lebih dari Kebutuhan
Tubuh

Penurunan
eritropoesis
Anemia

MK :
Hipotermi

Penurunan
pemecahan
karbohidrat

Penurunan
pemecahan
lemak

Peningkatan
oksidasi lemak di
jaringan adiposa

Penurunan
glukosa darah

PK :Hipoglikemi
Penurunan
Kolesterol
Darah

Penurunan
mobilisasi lemak
Penurunan asam
lemak bebas (FFA)
dlm plasma

Penurunan
aktivitas sistem
saraf
Penurunan
Somatoadrenal

Perubahan status
mental
Agitasi,
letargi,ko
ma

Insominia

MK : Gangguan
Pola Tidur

Penurunan
Kortisol
Berat
Badan
Meningkat

Penurunan
degradasi protein

22 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

Penurunan
glukoneogenesis dan
glikogenolisis

3.9 Prognosis
Pada suatu waktu angka mortalitas koma miksedema mencapai kira-kira 80%.
Koma miksedema merupakan salah satu keadaan klinis hipotiroidisme yang
jarang dijumpai dan merupakan keadaan yang kritis dan mengancam jiwa. Terjadi
pada pasien yang lama menderita hipotiroidisme berat tanpa pengobatan sehingga
suatu saat mekanisme adaptasi tidak dapat lagi mempertahankan homeostasis
tuibuh.Perjalanan miksedema yang tidak diobati adalah penurunan keadaan secara
lambat yang akhirnya menjadi koma miksedema dan kematian. Prognosis dapat
membaik jika status respirasi dibantu secara mekanis dan penggunaan levotiroksin
intravena. Pada saat tersebut, hasilnya tergantung pada seberapa baiknya masalah
penyakit dasar dapat dikelola.
3.10 Asuhan Keperawatan
3.10.1 Pengkajian
Pada pengkajian dilakukan wawancara dan pemeriksaan fisik untuk
memperoleh informasi dan data yang nantinya akan digunakan sebagai
dasar untuk membuat rencana asuhan keperawatan klien.
a. Biodata /identitas klien meliputi: nama, umur, jenis kelamin, agama, bahasa,
pekerjaan, kebangsaan, alamat, pendidikan, tanggal MRS, dan diagnosa
medis
b. Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat dikaji.
Biasanya klien mengeluh : tampak lelah, loyo, tidak tahan dingin, daya ingat
menurun, sembelit, menstruasi tidak teratur.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari pertolongan,
misalnya gejala awal sakit, keluhan utama. Pada orang dewasa, paling
sering mengenai wanita dan ditandai oleh peningkatan laju metabolik
basal, kelelahan dan letargi, kepekaan terhadap dingin, dan gangguan
menstruasi. Bila tidak diobati, akan berkembang menjadi miksedema
nyata. Pada bayi, hipotiroidisme hebat menimbulkan kretinisme. Pada
remaja hingga dewasa, manifestasinya merupakan peralihan dengan
retardasi perkembangan dan mental yang relatif kurang hebat serta
miksedema disebut demikian karena adanya edematus, penebalan merata

23 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

dari kulit yang timbul akibat penimbunan mukopolisakarida hidrofilik


d.

pada jaringan ikat di seluruh tubuh.


Riwayat penyakit sebelumnya
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit yang sama, riwayat
ketergantungan terhadap makanan/minuman, zat dan obat-obatan. Apakah

e.

sebelumnya klien pernah mengalami hipotiroidisme.


Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang sama

f.

dengan klien.
Kebiasaan hidup sehari-hari, seperti:
1) pola makan (misal: mengkonsumsi makanan yang kadar yodiumnya
rendah, dan nafsu makan menurun)
2) pola tidur (misal: klien menghabiskan banyak waktu untuk tidur, sering
tidur larut malam)
3) pola aktivitas (misal: klien terlalu memforsir pekerjaan sehingga sering

g.

mengeluh kelelahan).
Pengkajian psikososial
Klien sangat sulit membina hubungan sosial dengan lingkungannya,
mengurung diri/bahkan mania. Klien sangat malas beraktivitas, dan ingin
tidur sepanjang hari. mengkaji bagaimana konsep diri klien mencakup

h.

kelima komponen konsep diri.


Pengkajian fungsi seksual
1. Penurunan libido
2. Impotensi, infertilitas
3. Abnormalitas menstruasi (amenorea atau perdarahan menstruasi lama)

3.10.2 Diagnosa Keperawatan


1. Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik usus
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan ATP otot
4. Hipotermi berhubungan dengan dengan penurunan metabolisme basal
5. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan cardiac output
6. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan penurunan aktivitas
somatoadrenal dan penurunan metabolisme
7. Gangguan pola tidur berhubungan dengan penurunan aktivitas sistem saraf
8. PK syok kardiogenik
9. PK hipoglikemi
3.10.3 Intervensi

24 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

1. Konstipasi berhubungan dengan peristaltik usus yang menurun


Tujuan: Pasien tidak mengalami konstipasi.
Kriteria hasil: BAB lancar, konsisitesi lunak
Intervensi

Rasional

1. Kolaborasi pemberian obat 1. Laksatif


mempermudah
laksatif.
BAB.
2. Berikan health education
untuk
mengkonsumsi
makanan yang mengandung 2. Menjaga pola diet pasien
air dan lunak.
3. Pantau gerakan peristaltic
usus dan GI.
3. Mengetahui
GI pasien

perkembangan

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penumpukan CO2


Tujuan: gangguan pertukaran gas akan berkurang
Kriteria hasil:
a. Status pertukaran gas tidak akan terganggu yang dibuktikan
oleh status kognitif, PaO2, PaCO2, pH arteri, saturasi O2,
dan tidal akhir CO2
b. Mempunyai fungsi paru dalam batas normal
c. Memiliki ekspansi paru yang simetris
d. Tidak mengalami ortopnea (nafas dangkal)
Intervensi
Rasional
1. Identifikasi
kebutuhan
pasien
terhadap
pemasangan jalan nafass
aktual atau potensial
2. Ajarkan tenytang batuk
efektif
3. Atur
posisi
untuk
memaksimalkan potensial
ventilassi
4. Meninggikan kepala tempat
tidur jika perlu

1. Memfasilitassi
jalan nafas

kepatenan

2. Mengoptimalkan frekuensi
jantung, preload, afterload,
dan kontraktilitass jantung
3. Memfasilitasi
kepatenan
jalan nafas
4. Mengoptimalkan frekuensi
jantung, preload, afterload,
dan kontraktilitass jantung
5. Tindakan kolaboratif

5. Konsultasikan
dengan
dokter tentang pentingnya
pemeriksaan gass darah
arteri
(GDA)
dan

25 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

penggunaan alat bantu yang


dianjurkan sesuai dengan
adanya perubahan kondisi
pasien
3. Hipotermi berhubungan dengan metabolisme basal yang menurun
Diagnosa: Hipotermi b.d metabolisme basal yang menurun
Tujuan: Meningkatkan suhu tubuh pasien hingga rentang normal
Kriteria hasil: Suhu capai 37.5 C
Intervensi

Rasional

1. Anjurkan
pasien
untuk 1. Selimut atau baju tebal
menggunakan selimut atau
bertujuan untuk mengurangi
baju tebal dan juga kaos
penguapan suhu tubuh.
kaki..
2. Menghindari pendingin agar
2. Anjurkan
pasien
untuk
pasien lebih nyaman dan suhu
menghindari pendingin.
tidak menurun.
3. Agar pasien nyaman dan suhu
3. Berikan suhu ruang yang
ruangan tidak mempengaruhi
hangat.
suhu tubuh pasien.
4. Pemantauan suhu tubuh untuk
meminimalkan suhu pasien
4. Pantau suhu tubuh pasien.
agar tidak turun.
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan ATP otot
Tujuan: pasien meningkatkan aktivitasnya
Kriteria hasil: Setelah 224 jam partisipasi pasien meningkat
untuk memenuhi kebutuhannya.
Intervensi

Rasional

1. Jadwalkan pasien
untuk
istirahat dan mobilisasi
sesuai dengan kondisi.
2. Bantu
pasien
untuk
memenuhi kebutuhan ketika
pasien sedang lemah dan
lelah.
3. Mengukur ttv saat istirahat
dan juga pada saat aktifitas

1. Istirahat untuk menurunkan


penggunaan energy.

4. Meningkatkan
secara bertahap

aktivitas

2. meringankan
aktifitas pasien

tingkat

3. mengetahui aktifitas yang


dilakukan berlebihan bagi
tubuh atau tidak
4. menurubkan resiko yang
terjadi apabila melakukan
aktifitas yang berat

26 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

5. Mengajarkan pasien metode


penghematan energi untuk
aktivitas

5. Menurunkan
kelelahan

tingkat

5. Gangguan perfusi jaringan berhubungan penurunan cardiac output


Tujuan: Perfusi jaringan baik
Kriteria hasil:
a. Kulit hangat
b. Nadi perifer kuat
c. TTV dalam batas normal
d. Tidak ada udema
Intervensi

Rasional

1. Kaji kondisi kulit apakah 1. Vasokontriksi


soistemik
pucat, sianosis, dingin, dan
diakibatkan penurunan curah
juga catat nadi perifer
jantung
yang
mungkin
dibuktikan oleh penurunan
perfusi kulit dan penurunan
2. Dorong latihan kaki aktif/
nadi.
pasif,
hindari
latihan 2. Menurunkan stasis vena,
isometrik
meningkatkan aliran balik
vena dan menurunkan resiko
tromboplebitis
6. Kebutuhan Nutrisi Lebih dari Kebutuhan Tubuh b.d asupan yang
berlebihan terhadap kebutuhan metabolik
Diagnosa:
Tujuan: tindakan personal untuk mencapai dan mempertahankan
BB yang optimal
Kriteria hasil: BB dalam batas normal
Intervensi

Rasional

1. Tingkatkan
kesadaran 1. Untuk mengatur diet
individu tentang makanan
yang dikonsumsi
2. Manajemen
gangguan 2. Mencegah dan menangani
pembatasan diet yang sangat
makan
ketat dan aktivitas yang
berlebihan
3. Mengumpulkan dan analisis
data pasien untuk ,mencegah
3. Pantau asupan nutrisi
atau meminimalkan kurang
27 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

4. Bantuan untuk menurunkan


b
erat
badan
berupa
aktivitass OR

gizi
4. Memfasilitassi
penuruna
mberat badan dan lemak
tubuh

7. Gangguan pola tidur berhubungan dengan penurunan aktifitas sistem saraf


Tujuan: tidur pasien berkulaitas
Kriteria hasil: Setelah tindakan 2 X 24 jam pola tidur pasien
menjadi normal
Intervensi

Rasional

1. Kondisikan ruangan agar


sekecil
mungkin
kemungkinan tidur pasien
terganggu
2. Membatasi makanan dan
minuman yang mengandung
kafein pada sore hari
3. Menyusun rutinitas relaksasi
untuk persiapan tidur
4. Mempertahankan waktu tidur
bangun yang teratur

1. Semakin sedikit gangguan


semakin nyenyak istirahat
pasien
2. Kafein meningkatkan kerja
jantung dan menyebabkan
pasien sulit tidur
3. Mengkondisikan
tubuh
supaya nyaman saat tidur
4. Memperbaiki pola tidur

8. PK Syok Kardiogenik
Diagnosa: PK Syok Kardiogenik
Tujuan: tidak terjadi syok kardiogenik, kondisi jantung normal
Kriteria hasil: TD, Nadi dalam batas normal
Intervensi
1. Pantau TTV
2. Terapi O2
3. Pemeriksaan Lab analisis
gas darah arteri (GDA)
4. Kolaborasi pemberian obat
norepinefrin dan dopamin

Rasional
1. Untuk mengetahui status
neurologis dan perubahan
tingkat kesadaran
2. Mengatasi
terjadinya
penuruna PaO2
3. Untuk mengetahui adanya
penuruna tegangan oksigen
arteri
(PaO2)
dan
karbondioksida
areteri
(PaCO2)
4. Memperbaiki kerja dari

28 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

jantung
9. PK Hipoglikemi
Diagnosa: PK Hipoglikemi
Tujuan: pasien tidak mengalami hipoglikemi
Kriteria hasil: kadar GDA dalam batas normal
Intervensi

Rasional

1. Kolaborasi pemberian salin 1.


normal dan glukosa secara
IV
2.
2. Pembatassan aktifitas
3. Pantau masukan makanan 3.
klien

Menaikan kadar glukosa


darah dengan cepat
Mengurangi
pemecehan
glukosa
Memenuhi
kebutuhan
metabolisme tubuh

BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
4.1 Krisis Tyroid
Studi Kasus :
Ny. A usia 45 tahun masuk Rumah sakit dengan keluhan sesak nafas, keringat
(+), gelisah, diare. Pada pemeriksaan didapatkan TD = 130/80 mmHg, nadi =
100x/menit, RR = 24x/menit, terpasang O2 8 lpm. Lengkapi pengkajian,
tentukan diagnosa dan intervensi keperawatan
4.11 Pengkajian
Pada pengkajian dilakukan wawancara dan pemeriksaan fisik untuk
memperoleh informasi dan data yang nantinya akan digunakan sebagai dasar
untuk membuat rencana asuhan keperawatan klien.
a. Biodata /identitas klien meliputi:
nama = Ny.A
umur = 45 th
jenis kelamin = perempuan
diagnosa medis = krisis tyroid
29 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

b. Keluhan utama
Klien mengatakan Cepat lelah, berat badan menurun, tremor, sesak nafas
c. Riwayat kesehatan sekarang
sesak nafas, keringat (+), gelisah, diare, terpasang O2 8 lpm
d. Riwayat penyakit sebelumnya
Pasien menderita hipertiroid sejak 1 tahun yang lalu
e. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada keluarga yang mengalami kelainan kelenjar tyroid
f. Rambut
Kusam, mudah rontok, adanya alopesia
g. Sirkulasi
Palpitasi, nyeri dada, TD = 130/80 mmHg, nadi = 100x/menit
h. Leher
Pembesaran kelenjar tyroid
i. Pencernaan
Gejalanya hilang nafsu makan, mual atau muntah, diare.
j. Pernapasan
sesak nafas, RR = 24x/menit, terdapat otot bantu nafas.
4.1.2 Analisis Data
No
1.

Data

Analisa Data

DS

Masalah

Keperawatan
pasien Krisis tyroid peningkatan Pola
nafas

tida

mengatakan sesak proses metabolisme butuh efektif


nafas

oksigen

berlebih

DO : terdapat otot kompensasi usaha nafas


bantu nafas,
pola nafas tidak efektif
RR
=
2.

24/menit
:
pasien Krisis tyroid peningkatan Diare

DS

mengatakan sering proses


BAB 5x/hari

katabolisme

aktivitas GIT meningkat

DO : konsistensi peristaltik usus meningkat


fefes
encer,
frekuensi BAB berlebih
peristaltik usus =
3.

28x.menit
DS
:

pasien Krisis tiroid peningkatan Keridakseimbangan

mengatakan
nafsu makan
DO

tidak aktivitas

somatoadrenal

nutrisi kurang dari

kadar kortisol meningkat kebutuhan tubuh

Makanan peningkata

glukoneogenesis

30 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

pasien tidak habis, dan


peningakatan

percepatan

katabolik

proses
tubuh

bising usus
kekurangan nutrisi
DS
:
pasien Krisis tiroid stimulasi CNS Ansietas

4.

mengatakan
bingung

cemas
harus

bagaimana
terhadap
penyakitnya
DO

tampak

pasien
cemas

setiap

tindakan

medis, takipnea
4.1.3 Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan metabolisme
basal
2. Diare berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus
3. Nutrisi

kurang

dari

kebutuhan

tubuh

berhubungan

dengan

hipermetabolisme dan peningkatan aktivitas somatoadrenal


4. Ansietas berhubungan dengan peningkatan aktivitas sistem saraf dan
penurunan status kesehatan
4.1.4 Intervensi
1.

Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan metabolisme


basal

Tujuan: Menunjukkan pola pernafasan yang efektif dengan


frekuensi dan kedalaman dalam rentang normal.
Kriteria hasil:
a. Pasien menunjukan pernafasan optimal pada saat terpasng
ventilator mekanis
b. Mempunyai kecepatan dan irama pernafasan dalam batas
normal

31 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

Intervensi

Rasional

1. Kaji frekuensi kedalaman


pernafassan dan ekspansi
dada

1. Mengumpulakan
dan
menganalisis data pasien
untuk memastikan kepatenan
jalan nafas dan pertukaran
gas yang adekuat.
2. Auskultasi bunyi nafas dan 2. Bunyi nafas menurun biala
catat
adanya
,bunyi
terdapat obstruksi sekunder
tambahan
terhadap perdarahan, bekuan
atau kolaps jalan nafas kecil.
Robnki dapat meenyertai
obstruksi jalan nafas.
3. Meningkatkan
pola
pernafasan spontan yang
optimal
sehingga
memaksimalkan pertukaran
oksikgen dan karbondioksida
3. Bantuan ventilasi
di dalam paru.
4.
Mengumpulkan
dan
menganalisis
data
kardiovasskular, pernafasn,
dan suhu tubuh untuk
menentukan dan mencegah
komplikasi
5. Meningkatkan
ventilisassi
4. Pantau TTV
dan perfusi jaringan yang
adekuat untuk individu yang
mengalami reaksi alergi berat

5. Manajemen analfilaksis
2. Diare berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus
Tujuan: Melaporkan bahwa diare berkurang
Kriteria Hasil:
a. Mengetahui hal-hal apa saja yang menyebabkan diare
b. Mengetahui cara mengatasi bila terjadi diare
c. Menunjukan eleminasi fekal yang efektif
d. Mematuhi ketentuan diet untuk mengurangi diare
Intervensi
Rasional
1. Kaji faktor penyebab atau 1. Menentukan
tatalaksanan
yang mempengaruhi
selanjutnya
2. Anjurkan untuk makan dalam
porsi kecil, tapi sering dan 2. Memnuhi kebutuhan energi

32 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

tingkatkan secara bertahap


dan juga untuk amembantu
kepadatannya
agar konsistensi feses lebih
3. Ajarkan tentang penggunaan
padat
obat anti diare yang yang 3. Mencegah dan mengurangi
benar
diare
4. Perbanyak cairan tinggi kalium
dan natrium
4. Mengganti cairan elekrolit
5. Ajarkan untuk mencuci tangan
yang ikut terbuang saat
sebelum
maupun
setelah
diare
makan
5. Mencegah
terjadinya
penyebaran infeksi
3.

Nutrisi

kurang

dari

kebutuhan

tubuh

berhubungan

dengan

hipermetabolisme dan peningkatan aktivitas somatoadrenal

Tujuan: Setelah tindakan 2x24 diare dapat membaik


Kriteria hasil: Menunjukan berat badan yang stabil disertai
dengan nilai laboraturium yang normal dan terbebas dari tanda
tanda malnutrisi, diare berhenti
Intervensi
1. Auskultasi bising usus

Rasional
1. Bising
usus
hiperaktif
mencerminkan peningkatan
motilitas lambung yang
menurunkan atau mengubah
absorbsi.
2. Menjaga pemasukan kalori
cukup tinggi akibat adanya
hipermetabolik
3. Memantau keberhasilan diet

2. Dorong
untuk
meningkatkan
jumlah
makanan dengan tinggi 4. Peningkatan motilita saluran
kalori dan yang mudah
cerna dapat mengakibatkan
dicerna
diare dan gangguan absorbsi
3. Pantau asupan makanan dan
nutrisi.
timbang berat badan secar
rutin
4. Hindari pemberian makanan
yang dapat meningkatkan
peristaltik usus (seperti: teh,
kopi) dan yang makanan
yang menyebabkan diare

33 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

4. Ansietas berhubungan dengan peningkatan aktivitas sistem saraf dan


penurunan status kesehatan
Tujuan: Pasien tampak rileks, status kesehatan membaik
Kriteria hasil: Pasien melaporkan ansietas berkurang sampai
tingkat yang dapat diatasi dan mampu mengidentifikasi cara hidup
yang sehat untuk membagikan perasaanya.
Intervensi
1.

Observasi tingkah laku


yang menunjukkan tingkat
ansietas

2. Tinggal bersama pasien,


mempertahankan
sikap
yang tenang. Mengakui
atau
menjawab
kekhawatirannya
dan
mengizinkan
perilaku
pasien yang umum

3. Jelaskan
prosedur,
lingkungan sekeliling atau
suara
yang
mungkin
didengaroleh pasien

4. Bicara singkat dengan kata


sederhana

Rasional
1. Ansietas
ringan
dapat
ditunjukkan dengan peka
rangsang dan insomnia.
Ansietas
berat
yang
berkembang
ke
dalam
keadaan
panic
dapat
menimbulkan
perasaan
terancam,
terror.
Ketidakmampuan
untuk
bicara
dan
bergerak,
berteriak-teriak
2. Menegaskan pada pasien
atau orang terdekat bahwa
walaupun perasaan pasien di
luar control, lingkungannya
tetap aman. Menghindari
respon pribadi pada ucapan
yang tidak tepat atau
tindakan yang mencegah
konflik
atau
reaksi
berlebihan terhadap situasi
yang penih dengan stress.
3. Memberikan
informasi
akurat
yang
dapat
menurunkan
distorsi/kesalahan yang dapat
berperanan
pada
reaksi
ansietas dan ketakutan
4. Rentang perhatian mungkin
menjadi pendek, konsentrasi
berkurang yang membatasi
kemampuan
untuk
mengasamilasi informasi
5. Menciptakan
lingkungan
yang
terapeutik,
menunjukkan
penerimaan
bahwa aktivitas unit/personel
dapat meningkatkan ansietas

34 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

pasien
6. Memahami bahwa tingkah
laku
berdasarkan
atas
fisiologis
dapat
memungkinkan
respons/pendekatan
yang
5. Kurangi stimulus dari luar.
berbeda,
penerimaan
Tempatkan pada ruangan
terhadap situasi
yang tenag, kurangi lampu
yang terlalu terang dan
orang yang berhubungan
dengan pasien
6. Diskusikan dengan pasien
atau
orang
terdekat
penyebab emosional yang
labil/reaksi psikotik.

35 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

BAB 5
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Krisis tiroid merupakan komplikasi tirotoksikosis yang tidak ditangani
dengan benar. Tandanya timbul secara tiba-tiba, yaitu takikardia, diaphoresis,
panas tinggi, edema paru, dan gagal jantung kongestif. Faktor pencetus krisis
tiroid yang sering ditemukan adalah infeksi pembedahan (tiroid atau nontiroid),
terapi radioaktif, pewarna kontras yang mengandung yodium, penghentian obat
antitiroid, amiodaron, minum hormone tiroid, ketoasidosis diabetic, gagal
jantung kongestif, hipoglikemia, toksemia gravidarum, partis , stress emosi
berat, emboli paru, cerebral vascular accident , infark usus, trauma, ekstraksi
gigi, palpasi kelenjar tiroid yang berlebihan. Penatalaksanaan medis dari krisis
tiroid terdiri dari suatu rangkaian pengobatan yang bertujuan untuk
menghentikan

sintesis

hormon

yang

baru

di

kelenjar

tiroid,

mengendalikan/mengontrol simptom adrenergik yang berhubungan dengan


tirotoksikosis, dan mengontrol dekompensasi sistemik dengan terapi suportif.
Miksedema adalah keadaan lebih lanjut yang diakibatkan oleh karena
kadar hormon tiroid dalam darah berkurang. Miksedema merupakan bentuk
hipotiroid terberat, pasien menjadi letargi dan bisa berlanjut pada keadaan
stupor atau Koma Miksedema. Patofisiologi koma miksedema menyangkut 3
aspek utama, yaitu retensi CO2 dan hipoksia, ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit serta hipotermia. Gejala klinis pada Koma Myxedema yang terlihat
meliputi ekspresi loyo, rambut jarang, edema di muka dan kelopak mata, lidah

36 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

besar dan tebal, bicara lambat, kulit pucat, dingin dan kering, suara serak, tidak
tahan dingin, kurang berkeringat. Tujuan dari penatalaksanaan koma
miksedema adalah untuk menyelamatkan kehidupan klien. langkah-langkah
dukungan bisa dilakukan seperti menjaga jalan napas paten, pemberian
oksigen, dan mengganti cairan intravena. klien dijadikan tetap hangat, dan
tanda vital dimonitor sampai klien mulai pulih.
4.2 Saran
Sebagai seorang perawat sebaiknya kita mengetahui asuhan
keperawatan pada klien dengan krisis tyroid dan koma miksedemia dengan
jelas agar dapat menunjang keahlian perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien secara tepat, sehingga pelayanan yang diberikan
sesuai dan dapat mengurangi serta memperbaiki kondisi klien.

37 | Asuhan Keperawatan Klien dengan Krisis Tyroid & Koma Miksedemia

Anda mungkin juga menyukai