Pengukuran Potensial Osmotik Dan Potensial Air
Pengukuran Potensial Osmotik Dan Potensial Air
JARINGAN TUMBUHAN
Laporan
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan
yang dibina oleh Ibu Ir. Nugrahaningsih, M.P.
Disusun oleh:
Kelompok 3, Biologi Offering H
Alivia Fitriani P.P.
(110342422026)
Dila Handayani
(110342422016)
Ellyn Ghaty
(110342422021)
Thobib Hasan A.
(110342422012)
Waskita Martha S.
(110342422011)
Yunita Ery
(110342422017)
A. Topik
Tumbuhan
B. Tujuan :
Tujuan dari dilaksanakannya praktikum pengukuran potensial osmotik dan
potensial air jaringan tumbuhan ini yaitu:
1. Membedakan proses terjadinya potensial osmotik dan potensial air
jaringan tumbuhan.
2. Mengamati terjadinya peristiwa plasmolisis.
C. Dasar Teori
Plasmolisis adalah suatu proses lepasnya protoplasma dari dinding sel
yang diakibatkan keluarnya sebagian air dari vakuola (Salisbury and Ross, 1992).
Plasmolisis menunjukkan bahwa sel mengalami sirkulasi keluar masuk suatu zat ,
artinya suatu zat /materi bisa keluar dari sel dan bisa masuk melalui membrannya.
Adanya sirkulasi ini bisa menjelaskan bahwa sel tidak diam, tetapi dinamis
dengan lingkungannya.
Menurut Tjitrosomo (1987), jika sel dimasukan ke dalam larutan gula,
maka arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan
dengan nilainya didalam sel. Jika potensial larutan lebih tinggi, air akan bergerak
dari luar ke dalam sel, bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi
sebaliknya, artinya sel akan kehilangan air. Apabila kehilangan air itu cukup besar,
maka ada kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya
sehingga tidak dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel.
Membran dan sitoplasma akan terlepas dari dinding sel, keadaan ini dinamakan
plasmolisis. Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang
mengalami plasmolisis.
Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat
diketahui dari proses plasmolisis. Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula
diperlihatkan oleh sel-sel yang terplasmolisis. Apabila ruang bening diantara
dinding dengan protoplas diisi udara, maka dibawah mikroskop akan tampak di
tepi gelembung yang berwarna kebiru-biruan. Jika isinya air murni maka sel tidak
akan mengalami plasmolisis. Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang
protoplasme yang menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel. Benangbenang tersebut dikenal dengan sebutan plasmolema, dimana diameternya lebih
besar daripada molekul tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan
mudah (Salisbury, 1995). Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas
potennsial osmosis (solut) dan potensial turgor (tekanan). Dengan adanya
potensial osmosis cairan sel, air murni cenderung memasuki sel. Sebaliknya
potensial turgor di dalam sel mengakibatkan air meninggalkan sel. Pengaturan
potensial osmosis dapat dilakukan jika potensial turgornya sama dengan nol yang
terjadi saat sel mengalami plasmolisis. Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : tekanan, suhu, adanya partikelpartikel bahan terlarut yang larut di dalamnya, matrik sel, larutan dalam vakuola
dan tekanan hidrostatik dalam isi sel. Nilai potensial osmotik akan meningkat jika
tekanan yang diberikan juga semakin besar. Suhu berpengaruh terhadap potensial
osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka nilai potensial osmotiknya semakin
turun (semakin negatif) dan konsentrasi partikel-partikel terlarut semakin tinggi
maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah (Meyer and Anderson, 1952).
Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplsma agar tetap
menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat
lepasnya protoplasma dari dinding sel. Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut
plasmolisis insipien. Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh
jumlahnya selnya mengalami plasmolisis. Hal ini terjadi karena tekanan di dalam
sel = 0. potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan
potensial osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai
(Salisbury and Ross, 1992)
D. Cara Kerja
1. Mengukur potensial osmotik dengan cara plasmolisis
7 botol vial
-
diisi dengan larutan sukrosa dengan konsentrasi 0%, 5%, 10%, 15%,
20%.
epidermis).
sayatam diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya, kemudian
E. Hasil Pengamatan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka didapatkan data
sebagai berikut:
1. Mengukur potensial osmotik dengan cara plasmolisis
Ulangan
Sel
Awal
Akhir
Awal
Akhir
Awal
Akhir
Awal
Akhir
II
III
IV
0%
96
0
102
0
98
0
89
0
5%
101
53
112
45
121
56
99
61
Konsentrasi
10 %
120
64
117
83
105
66
95
48
15 %
97
73
89
70
98
79
107
78
20 %
112
74
102
65
98
90
121
96
Ulangan
Panjang
(mm)
Awal
I
Akhir
Awal
II
Akhir
Awal
III
Akhir
Awal
IV
Akhir
Rata-rata
0%
40
41,2
40
42,4
40
42,6
40
43
42,3
2,5 %
40
41,2
40
45
40
44,3
40
45
43,8
Konsentrasi Gula
5%
10 %
40
40
41,1
42
40
40
43,1
41
40
40
41,6
41,1
40
40
42,2
42,3
42
41,6
15 %
40
38,2
40
38,5
40
39,1
40
38,8
38,65
20 %
40
37,3
40
37,9
40
38,5
40
38,2
37,97
Hasil
Tercampur
Tercampur
Melayang
Melayang
Mengapung
Mengapung
F. Analissis
1. Mengukur potensial osmotik dengan cara plasmolisis
Pada awal pecobaan jumlah sel dari irisan daun Rhoeo discolor diamati di
mikroskop di dapat jumlah sel normal, kemudian irisan tersebut di masukkan ke
dalam larutan gula 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20% selama 30 menit dengan 4 kali
ulangan, dimana irisan daun tersebut dimasukkan ke larutan gula secara bersamasama. Setelah itu irisan daun Rhoeo discolor diamati kembali di bawah mikroskop
untuk mengetahui berapa sel yang mengalami lisis.
Jumlah sel awal pada perlakuan larutan konsentrasi 0% terdapat 96, 102,
98, 89 sel normal pada keempat ulangan. Setelah dimasukkan ke dalam larutan
gula dengan konsentrasi 0%. ternyata sel-sel tersebut tidak ada yang mengalami
lisis pada keempat ulangan data tersebut. Dapat dikatakan jumlah sel yang
mengalami lisis berjumlah nol (tidak ada).
Kemudian pada perlakuan selanjutnya yaitu dengan pemberian larutan
gula 5%. Jumlah sel normal pada ulangan pertama terdapat 101 sel normal,
kemudian setelah dimasukkan pada larutan gula 5% jumlah sel yang mengalami
plasmolisis ada 53 sel. Pada ulangan kedua terdapat 112 sel normal, setelah diberi
perlakuan terdapat 45 sel yang terplasmolisis. Kemudian pada ulangan ketiga
terdapat 121 sel normal, setelah dimasukkan larutan gula ada 56 sel yang
mengalami plasmolisis yaitu 90 sel. Pada ulangan keempat jumlah sel awal 121
sel, setelah dimasukkan ke dalam larutan gula jumlah sel yang mengalami
plasmolisis yaitu 96 sel.
2.
Pembahasan
1. Mengukur potensial osmotik dengan cara plasmolisis
Kelangsungan hidup sel tumbuhan tergantung pada kemampuannya untuk
menyeimbangkan
pengambilan
dan
pengeluaran
air.
Pengambilan
atau
pengeluaran netto air oleh suatu sel terjadi melalui osmosis, yaitu transpor pasif
air melewati suatu membran. Air akan bergerak akibat osmosis dari arah
hipertonik (konsentrasi zat terlarut yang tinggi) ke arah hipotonik (konsentrasi zat
terlarut yang rendah). Akan tetapi dalam kasus sel tumbuhan, kehadiran dinding
sel menjadi faktor kedua yang mempengaruhi osmosis tersebut adalah adanya
tekanan fisik. Pengaruh gabungan dari kedua faktor ini konsetrasi zat terlarut
(potensial osmotik) dan tekanan disebut potensial air.
Pada pengamatan ini, sel yang paling banyak mengalami plasmolisis
adalah sel daun Rhoeo discolor yang setelah direndam dengan larutan sukrosa
20%. Hal ini terjadi dikarenakan konsetrasi zat terlarut (potensial osmotik) dan
tekanan dari daun Rhoeo discolor dan larutan tersebut atau disebut dengan
potensial air. Daun Rhoeo discolor potensial air yang lebih rendah dari pada
potensial larutan, sehingga air pada daun Rhoeo discolor akan meninggalkan
selnya dan akan mengalami plasmolisis yaitu protoplas akan kehilangan air dan
menyusut volumenya. Sel ini dapat dikembalikan seperti semula dengan cara
memasukkannya ke dalam air murni, karena sel memiliki potensial air yang lebih
rendah dari pada air murni tersebut dan akan memasuki sel melalui osmosis. Sel
tersebut akan mulai mengembang dan memberikan dorongan melawan dinding
selnya, menghasilkan tekanan turgor. Jika sel dimasukkan dalam air murni maka
sel masih mampu kembali kekeadaan semula yang disebut dengan deplasmolisis.
Jika suatu keseimbangan yang dinamis telah tercapai dan tidak ada lagi
pergerakan netto air meskipun pertukaran air terus berlangsung melewati
membran.
2.