(RPP)
Nama Sekolah
Bidang Keahlian
Program Keahlian
Paket Keahlian
Kelas / Semester
Mata Pelajaran
Materi Pokok
Pertemuan keAlokasi Waktu
KI 2
KI 3
: Memahami,
menerapkan
dan
menganalisis
pengetahuan
faktual,
keimanan
dengan
menyadari
hubungan
keteraturan
dan
Indikator:
1.1.1. Berdoa sebelum maupun sesudah melakukan kegiatan pembelajaran.
1.1.2. Mengucap syukur ketika berhasil dalam kegiatan pembelajarannya.
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur kebutuhan
manusia terhadap kebutuhan yang berkaitan dengan konstruksi beton.
Indikator:
1.2.1. Memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar lingkungan tempat
belajar dengan baik sebagai wujud syukur atas kebesaran Tuhan yang
maha kuasa.
1.2.2. Menggunakan segala peralatan praktik dengan baik sebagai wujud
syukur atas Tuhan yang maha kuasa.
1.2.3. Menjaga lingkungan belajar dengan baik sebagai wujud syukur atas
kesempatan belajar yang diberikan oleh Tuhan yang maha kuasa .
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti,
cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif dan
peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan percobaan dan diskusi.
Indikator:
2.1.1. Menunjukkan sikap keterbukaan, ketekunan belajar, kerajinan, tenggang
rasa, kedisiplinan, ramah dengan teman, hormat pada orang tua,
kejujuran, menempati janji, kepedulian, tanggung jawab.
2.1.2. Menyumbang ide atau pendapat.
2.1.3. Menjadi pendengar yang baik.
2.2 Menghargai hasil kerja individu dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan pada
bidang penyediaan kebutuhan akan konstrusi beton sebagai cerminan
kehidupan dan pergaulan di masyarakat.
Indikator:
2.2.1 Peduli terhadap lingkungan
2.2.2 Dapat menghargai orang lain.
2.2.3 Bekerja sama
2.2.4 berdiskusi dalam menyelesaikan masalah.
3.5 Mengaitkan prinsip statika dan ketentuan teknis pada gambar konstruksi beton
(menggambar konstruksi kolom, balok, plat lantai beton bertulang)
Indikator:
3.5.1 Mendiskripsikan karakteristik beton bertulang.
4.5 Menyajikan gambar konstruksi beton.
Indikator:
4.5.1 Menggambar grafik karakteristik beton bertulang.
III.Tujuan Pembelajaran
1.1.1. Dengan dibimbing guru, siswa berdoa sebelum maupun sesudah melakukan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan LP KI 1.
1.1.2. Dengan kesadaran diri, siswa mengucap syukur ketika berhasil dalam
kegiatan pembelajarannya sesuai dengan LP KI 1.
1.2.1. Dengan diberi beberapa contoh bahan alam, siswa dapat memanfaatkan
sumber daya alam yang ada di sekitar lingkungan tempat belajar dengan
baik sebagai wujud syukur atas segala ciptaan Tuhan yang maha kuasa
sesuai dengan LP KI 1.
1.2.3. Dengan bimbingan guru, siswa dapat menjaga lingkungan belajar dengan
baik sebagai wujud syukur atas kesempatan belajar yang diberikan oleh
Tuhan yang maha kuasa sehingga tercipta suasana yang aman dan nyaman
untuk belajar sesuai dengan LP KI 1.
2.1.1. Siswa dapat menunjukkan sikap keterbukaan, ketekunan belajar, kerajinan,
tenggang rasa, kedisiplinan, ramah dengan teman, hormat pada orang tua,
kejujuran,
menempati
janji,
kepedulian,
tanggung
jawab
dalam
4.5.1. Diberikan tugas, siswa dapat menggambar grafik karakteristik beton sesuai
dengan LP KI 4.
IV. Materi Pembelajaran
7. TEKNIK STRUKTUR BANGUNAN DENGAN KONSTRUKSI BETON
Beton merupakan bahan komposit dari agregat bebatuan dan semen
sebagai bahan pengikat, yang dapat dianggap sebagai sejenis pasangan bata
tiruan karena beton memiliki sifat yang hampir sama dengan bebatuan dan batu
bata (berat jenis yang tinggi, kuat tekan yang sedang, dan kuat tarik yang kecil).
Beton dibuat dengan pencampuran bersama semen kering dan agregrat dalam
komposisi yang tepat dan kemudian ditambah dengan air, yang menyebabkan
semen mengalami hidrolisasi dan kemudian seluruh campuran berkumpul dan
mengeras untuk membentuk sebuah bahan dengan sifat seperti bebatuan.
Beton mempunyai satu keuntungan lebih dibandingkan dengan bebatuan,
yaitu bahwa beton tersedia dalam bentuk semi cair selama proses pembangunan
dan hal ini mempunyai tiga akibat penting: pertama, hal ini berarti bahwa bahanbahan lain dapat digabungkan ke dalamnya dengan mudah untuk menambah
sifat yang dimilikinya. Baja yang terpenting dari baja-baja lainnya adalah baja
dalam bentuk batang tulangan tipis yang memberikan kepada bahan komposit
yakni beton bertulang kekuatan tarik dan kekuatan lentur selain kekuatan tekan.
Kedua, tersedianya beton dalam bentuk cairan membuatnya dapat dicetak ke
dalam variasi bentuk yang luas. Ketiga, proses pencetakan memberikan
sambungan antar elemen yang sangat efektif dan menghasilkan struktur yang
menerus yang meningkatkan efisiensi struktur.
Beton bertulang selain memiliki kekuatan tarik .juga memiliki kekuatan
tekan dan karena itu cocok untuk semua jenis elemen struktur termasuk elemen
struktur yang memikul beban jenis lentur. Beton bertulang juga merupakan
bahan yang kuat, dengan demikian beton dapat digunakan pada berbagai bentuk
struktur seperti pada rangka kerja di mana diperlukan bahan yang kuat dan
elemen-elemen yang ramping. Beton bertulang juga dapat digunakan untuk
membuat struktur bentang panjang, struktur yang tinggi, dan struktur bangunan
bertingkat banyak.
dan gedung.
SNI 03-1727-1989-F, Tata cara perencanaan pembebanan untuk rumah
dan gedung.
SNI 03-1974-1990, Metode pengujian kuat tekan beton.
SNI 03-2458-1991, Metode pengujian pengambilan contoh untuk
laboratorium.
SNI 03-2496-1991, Spesifikasi bahan tambahan pembentuk gelembung
untuk beton.
SNI 03-2834-1992, Tata cara pembuatan rencana campuran beton
normal.
SNI 03-3403-1991-03, Metode pengujian kuat tekan beton inti
pemboran.
SNI 03-3403-1994, Metode pengujian kuat tekan beton inti.
SNI 03-4433-1997, Spesifikasi beton siap pakai.
SNI 03-4810-1998, Metode pembuatan dan perawatan benda uji di
lapangan.
SNI 07-0052-1987, Baja kanal bertepi bulat canai panas, mutu dan cara
uji.
SNI 07-0068-1987, Pipa baja karbon untuk konstruksi umum, mutu dan
cara uji.
SNI 07-0722-1989, Baja canai panas untuk konstruksi umum.
SNI 07-3014-1992, Baja untuk keperluan rekayasa umum.
SNI 07-3015-1992, Baja canai panas untuk konstruksi dengan
pengelasan.
SNI 15-2049-1994, Semen portland.
ANSI/AWS D1.4, Tata cara pengelasan Baja tulangan.
ASTM A 184M, Standar spesifikasi untuk anyaman batang baja ulir yang
bertulang.
ASTM A 242M, Standar spesifikasi untuk baja struktural campuran
bertulang.
ASTM A 497-94a, Standar spesifikasi untuk jaring kawat las ulir untuk
beton bertulang.
ASTM A 500, Standar spesifikasi untuk las bentukan dingin dan
konstruksi pipa baja karbon tanpa sambungan.
ASTM A 501-93, Standar spesifikasi untuk las canai-panas dan dan pipa
100 mm.
ASTM A 615M, Standar spesifikasi untuk tulangan baja ulir dan polos
7.2.
pecah, basalt);
air
bahan tambahan (admixtures) bahan kimia tambahan yang ditambahkan
ke dalam spesi-beton dan/atau beton untuk mengubah sifat beton yang
dihasilkan (misalnya; 'accelerator', 'retarder' dan sebagainya.
spesi-mortar: campuran antara semen, agregat halus dan air yang belum
mengeras;
mortar: campuran antara semen, agregat halus dan air yang telah
mengeras;
spesi-beton: campuran antara semen, agregat campuran (halus dan kasar)
7.2.1. Semen
Semen dipakai sebagai pengikat sekelompok bahan-ikat hidrolik
untuk pembuatan beton. Hidrolik berarti bahwa semen bereaksi dengan air
dan membentuk suatu batuan massa, suatu produksi keras (batuan-semen)
yang kedap air.
Semen adalah suatu hasil produksi yang dibuat di pabrik-semen.
Pabrik-pabrik semen memproduksi bermacam-macam jenis semen dengan
sifat-sifat dan karaktefistik yang berlainan.
Semen dibedakan dalam dua kelompok utama yakni:
-
kimiawi. Semen-semen dari kelompok-1, diantara yang satu dan yang lain
tidak saling bereaksi (membentuk persenyawaan lain). Semen kelompok-2
bila saling dicampur atau bercampur dengan kelompok-1 akan membentuk
suatu persenyawaan baru. Hal ini berarti semen dari kelompok-2 tidak boleh
dicampur. Semen portland dan semen portland abu-terbang adalah semen
yang umum dipakai di Indonesia.
10
kehalusan semen
faktor air-semen
temperatur.
Kehalusan penggilingan semen mempengaruhi kecepatan pengikatan.
Misalkan:
F.A.S = 0,5; bila digunakan semen 350 [kg/m3],
Maka banyaknya air = 350 x 0,5 = 175 [l/ m3]
11
12
13
pengikatan
serta
meninggikan
konsistensinya
tanpa
pertambahan air. Oleh karena itu, spesi mudah diangkut serta mempertinggi
kelecakan agar pada bentuk-bentuk bekisting yang sulit pun dapat terisi pula
dengan baik.
Bahan kimia tambahan yang umum dipakai adalah:
-
14
'retarder',
memperlambat
awal
pengikatan
atau
pengerasan,
7.2.5. Tulangan
Beton tidak dapat menahan gaya tarik melebihi nilai tertentu tanpa
mengalami keretakan. Oleh karena itu, agar beton dapat bekerja dengan baik
dalam sistem struktur, beton perlu dibantu dengan memberinya perkuatan
penulangan yang berfungsi menahan gaya tarik. Penulangan beton
menggunakan bahan baja yang memiliki sifat teknis yang kuat menahan
gaya tarik. Baja beton yang digunakan dapat berupa batang baja lonjoran
atau kawat rangkai las (wire mesh) yang berupa batang-batang baja yang
dianyam dengan teknik pengelasan.
Baja beton dikodekan berurutan dengan: huruf BJ, TP dan TD,
-
BJ berarti Baja
TP berarti Tulangan Polos
TD berarti Tulangan Deformasi (Ulir)
15
Spesifikasi untuk batang baja billet ulir dan polos untuk penulangan
Sedangkan di Indonesia, produksi baja tulangan dan baja struktur telah diatur
sesuai dengan Standar Industri Indonesia (SII), antara lain adalah SII
0136-80 dan SII 318-80.
Di samping mutu baja beton BJTP 24 dan BJTD 40 seperti yang
ditabelkan itu, mutu baja yang lain dapat juga spesial dipesan (misalnya
16
BJTP 30). Tetapi perlu juga diingat, bahwa waktu didapatnya lebih lama dan
harganya jauh lebih mahal. Guna menghindari kesalahan pada saat
pemasangan, lokasi penyimpanan baja yang spesial dipesan itu perlu
dipisahkan dari baja Bj.Tp 24 dan Bj.Td 40 yang umum dipakai.
Sifat-sifat fisik baja beton dapat ditentukan melalui pengujian tarik,
dengan diagram seperti pada gambar 10.4. Sifat fisik tersebut adalah:
-
17
18
V. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan
: Pembelajaran saintifik
2. Model Pembelajaran : Model pembelajaran langsung
3. Metode
: Penugasan, tanya jawab, diskusi,
demonstrasi
VI. LangkahKegiatan Pembelajaran :
A. Pendahuluan (10 menit)
19
Penilaian oleh
Pengamat
1
2
3
4
Kegiatan
Kegiatan
5.
menggunakan
media
pembelajaran
interaktif
macromedia
8.
11.
12.
C.
13.
Penilaian oleh
Pengamat
1
2
3
4
21
Sumber Pembelajaran
Soetjipto & Prawiroharjo, I. 1978. Konstruksi Beton. Jakarta Depdikbud.
Dian Ariestadi. 2008. Teknik Struktur Bangunan. Jilid 1-3. BSE PSMK
Depdikbud.
b)
Media Pembelajaran
1) Komputer
2) LCD Proyektor
3) Alat Tulis
4) White Board
Daftar Pustaka
Soetjipto & Prawiroharjo, I. 1978. Konstruksi Beton. Jakarta Depdikbud.
Dian Ariestadi. 2008. Teknik Struktur Bangunan. Jilid 1-3. BSE PSMK
Depdikbud.
22
23
Indikator
LP KI 2 Pengamatan
Kunci Lembar
Penilaian
Berdasarkan hasil
sikap
pengamatan LP KI 2
LP KI 3 Pengetahuan.
Kunci LP KI 3
3.5.1
Mendiskripsikan
4.5.1. Mengamati
konstruksi beton.
20
pekerjaan LP
No. 20
KI
4 Kunci LP KI 4
Keterampilan.
Soal No. 1
Hasil
pengamatan
tugas No. 1
Tugas No. 1
24
Tanggung jawab
kepedulian
Menempati janji
Kejujuran
Kerjasama
Kedisplinan
Siswa
Tenggang rasa
Nama
Kerajinan
No
Keterbukaan
Sikap
Ketekunan belajar
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Dst.
Keterangan:
Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 s.d 5.
1 = sangat kurang;
2 = kurang konsisten;
3 = mulai konsisten;
4 = konsisten; dan
5 = selalu konsisten.
Kisi-kisi LP KI 3: Pengetahuan
NAMA SEKOLAH
MATA PELAJARAN
KELAS/SEMESTER
25
Indikato
r
Ju
mla
h
C1
Mu Se
1.5
.1
Menjelas
S
u
Mu
C2
Mu
Se
C3
Su Se
Su
C4
Mu
S
e
Su
Mu
C5
Se
Su
kan
pengertia
n beton.
Menjelas
1.5
.2 kan
bahanbahan
konstruk
si beton.
Menjelas
1.5
.3 kan
macammacam
pekerjaa
n
beton
dan
beton
bertulan
g..
LP KI 3 : Pengetahuan
26
Kelas :.
Petunjuk
Berilah tanda silang ( x ) pada salah satu huruf a, b, c atau d sebagai jawaban yang
paling benar pada soal di bawah ini !
1. Yang dimaksud dengan beton adalah....
a. semen, agregat kasar, agregat halus, air, dan bahan tambah jika diperlukan
b. semen, krikil, pasir, batu pecah, serta admixtures
c. semen, air dan kerikil
d. agregat kasar dan agregat halus
2. Di bawah ini merupakan parameter yang mempengaruhi kekuatan beton,
kecuali
a. Perawatan beton yang dilakukan
b. Kebersihan agregat yang digunakan
c. Proporsi semen yang digunakan
d. Kualitas kerikil yang digunakan
3. Yang merupakan bahan utama pembentuk beton adalah
a. Baja
c. Semen
b. Batu kali
d. Slag
4. Yang dimaksud dengan beton ringan struktural adalah
a. agregat ringan dan tidak memiliki massa kering udara sesuai syarat
b. agregat ringan dan memiliki massa kering udara sesuai syarat
c. agregat kasar dan tidak memiliki massa kering udara sesuai syarat
d. agregat kasar dan memiliki massa kering udara sesuai syarat
5. Bahan perekat hidrolis yang dapat mengeras bila bersenyawa dengan air dan
membentuk masa yang padat serta tidak larut dalam air adalah definisi dari:
a. Kapur hidrolis
c. Semen Portland
b. Kapur aduk
d. Teras
6. Semen yang digunakan untuk konstruksi yang mempunyai persyaratan kekuatan
awal yang tinggi adalah jenis semen:
a. type II
c. type IV
b. type III
d. type V
a.
7. Lumpur sangat mempengaruhi daya lekat antara pasta dengan agregat sehingga
kadar lumpur yang terkandung pada agregat halus maksimum:
5%
b. 6 %
c. 7%
d. 8 %
27
10. Yang dimaksud dengan nilai f a s pada adukan beton segar ialah....
a. Perbandingan berat air adonan dengan berat semen
b. Perbandingan berat air dengan berat semen dan agregat
c. Faktor perbandingan isi air adonan dengan berat semen
d. Faktor perbandingan volume air dengan volume semen
11. Benda uji silinder untuk penentuan kuat tekan pada umumnya dilakukan pada
beton dengan umur....
a.
26 hari
b.
27 hari
c.
28 hari
d.
29 hari
12. Kuat tekan beton berdasarkan SNI 03-2847-2002 tidak boleh kurang dari....
a.
16,5 Mpa
b.
17,5 Mpa
c.
18,5 Mpa
d.
19,5 Mpa
13. Penambahan regangan terhadap waktu akibat beban yang bekerja disebut
dengan....
a.
Rangkak
b.
Susut
c.
Lendutan
d.
Tarikan
16. ASTM C 33 adalah salah satu peraturan yang berkaitan dengan struktur beton
untuk bangunan gedung yang membahas...
a.
Standart spesifikasi semen hidrolis
b.
Standart spesifikasi beton jadi
c.
Standart spesifikasi serat baja
d.
Standart spesifikasi untuk agregat beton
17. Campuran antara semen, agregat halus, dan air yang telah menggeras disebut...
a.
Batuan semen
b.
Spesi mortar
c.
Mortar
d.
Spesi beton
29
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
Concret Mixer
Concret Pump
Concret Slump
Concret Vibrator
30
................................Selamat Mengerjakan.........................
Kunci LP KI 3 : Pengetahuan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Kunci
Jawaban
A
A
C
B
C
B
A
C
C
B
C
B
A
B
C
D
C
C
D
D
Jumlah
Nilai
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
100
31
LP KI 4 : Keterampilan
Petunjuk:
Penurunan
4 mm
6 mm
24 mm
30 mm
32
Kunci LP KI 4 : Keterampilan
Kunci jawaban
Penurunan dalam mm
25
20
15
10
5
0
28 29 30 31 32
Dari grafik diatas didapat bahwa penurunan 10 mm kadar air sebesar 29 %
= 29/100 x 250 = 72,5 cc.
Kriteria
Ketepatan gambar
Skor
25
33
2
3
4
Ketepatan skala
Ketepatan perhitungan
Ketepatan pemasukan data
Jumlah
25
25
25
100
No
Kegiatan
1.
Diskusi
Presentasi
Nilai Akhir
Nilai
15
15
30
20
20
Total Nilai
30
70
100
34