Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persaingan pada era global digital semakin ketat dan membuka peluang
sekaligus tantangan dalam dunia bisnis. Pembangunan nasional merupakan usaha
peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara
berkelanjutan

berlandaskan

kemampuan

nasional,

dengan

memanfaatkan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan


perkembangan global. Kemunculan era global digital menghadirkan teknologi dan
informasi yang semakin cepat dan komplek.
Strategi

bisnis

perusahaan

menjadi

suatu

yang

penting

dalam

mengantisipasi persaingan yang semakin ketat. Keselarasan variabel dalam


perusahaan yang terkait dengan strategi keuangan, pemasaran, organisasi,
produksi, teknologi, dan sumber daya manusia menjadi dasar dalam menunjang
keberhasilan.
Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu unsur terpenting
dalam menjalankan strategi perusahaan secara unggul dan kompetitif. Tanpa
sumber daya manusia yang berkualitas, maka akan sulit untuk mencapai visi, misi,
dan tujuan perusahaan. Oleh karenanya peningkatan profesionalisme sumber
daya manusia menjadi syarat utama dalam pengembangan bisnis yang lebih
kompetitif.
Dalam

upaya

meningkatkan

kualitas

sumber

daya

manusia

yang

profesional, dimulai dengan peningkatan etos kerja profesional yang dapat


dihadirkan dengan adanya suatu budaya. Budaya yang dimaksud adalah budaya
perusahaan yang merupakan pondasi dari suatu organisasi atau perusahaan.
Budaya perusahaan seringkali disebut sebagai budaya kerja, sehingga adanya

organisasi yang baik akan mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif yang
pada akhirnya mampu untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Dalam hal yang berkaitan dengan perusaahaan bisnis sering kali menjadi
objek

utamanya.

Jenis-jenis

bisnis banyak

mencakup

ruang

lingkupnya,

diantaranya bisnis dalam bidang konstruksi. Konstruksi merupakan suatu kegiatan


membangun, dalam hal ini konstruksi sering dikaitkan dengan Teknik Sipil. Seiring
berjalannya perkembangan zaman, kemajuan hal-hal dalam dunia bisnis juga
semakin pesat. Hal ini juga terjadi dalam bisnis konstruksi. Namun, bisnis
konstruksi yang dijalankan harus memiliki kode etik dan etika agar bisnis yang
dilakukan terarah sebagaimana tujuannya.
B. Pengertian
Etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan
seseorang atau suatu kelompok. Dengan demikian, etos adalah sikap yang tetap
dan mendasar yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dalam pola
hubungan antara manusia dengan dirinya dan diluar dirinya.
Menurut Sinamo (2005), etos kerja adalah seperangkat perilaku positif yang
berakar pada keyakinan fundamental yang disertai komitmen total pada paradigma
kerja yang integral. Menurutnya, jika seseorang, suatu organisasi, atau suatu
komunitas menganut paradigma kerja, mempercayai, dan berkomitmen pada
paradigma kerja tersebut, semua itu akan melahirkan sikap dan perilaku kerja
mereka yang khas. Itulah yang akan menjadi budaya kerja.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup makalah ini adalah materi etos kerja pada bisnis konstruksi.
Serta untuk mempraktikkan dan memilih tenaga kerja.

BAB II
PERMASALAHAN

A. Apa itu etos kerja ?

B.
C.
D.
E.

Apa itu bisnis konstruksi ?


Apa tujuan etika bisnis konstruksi ?
Pendapat tentang etika bisnis konstruksi
Prinsip etika bisnis konstruksi

BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etos Kerja


Kamus wikipedia menyebutkan bahwa etos berasal dari bahasa Yunani,
akar katanya adalah ethikos yang mengandung arti moral atau menunjukkan
karakter moral. Dalam bahasa yunani kuno serta modern, etos mempunyai arti
sebagai keberadaan diri, jiwa, dan pikiran yang membentuk seseorang.
Pada webster's New Word Dictionary, 3rd College Edition, etos mempunyai
definisi sebagai kecenderungan atau karakter, sikap, kebiasaan, keyakinan, yang
berbeda dari individu atau kelompok. Bahkan dapat dikatakan bahwa etos pada
dasarnya adalah tentang etika.
Dalam kamus bahasa Indonesia, etos kerja adalah semangat kerja yang
menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok, dengan
demikian etos adalah sikap yang tetap dan mendasar yang melahirkan perbuatanperbuatan dengan mudah dalam pola hubungan antara manusia dengan dirinya
dan diluar dirinya.
Pengertian etos kerja menurut para ahli :
Menurut K. Bertens (1994), secara etimologis istilah etos berasal dari
bahasa Yunani yang berarti tempat hidup. Mula-mula tempat hidup dimaknai
sebagai adat istiadat atau kebiasaan. Sejalan dengan waktu, kata etos berevolusi
dan berubah makna menjadi semakin kompleks. Dari kata yang sama muncul pula
istilah ethikos yang berarti teori kehidupan, yang kemudian menjadi etika.

Menurut Sinamo (2005), etos kerja adalah seperangkat perilaku positif yang
berakar pada keyakinan fundamental yang disertai komitmen total pada paradigma
kerja yang integral. Menurutnya, jika seseorang, suatu organisasi, atau suatu
komunitas menganut paradigma kerja, mempercayai, dan berkomitmen pada
paradigma kerja tersebut, semua itu akan melahirkan sikap dan perilaku kerja
mereka yang khas. Itulah yang akan menjadi budaya kerja.
B. Bisnis Konstruksi
Ini adalah bisnis yang ada hubungannya dengan bidang ilmu teknik
konstruksi, teknologi, sains, dan industri konstruksi. Adanya etos kerja (moral dan
etika) menjadikan bisnis ini patuh pada kedua hal tersebut.
1. Pengertian etika dan moral
Etika berasal dari bahasa Yunani, etos, yang memiliki arti adat, suatu
kebiasaan, suatu sikap atau cara berpikir seseorang. Kata etika ini dipelopori
seorang Aristhotheles pada tahun 384-322 SM. Ia memakai kata etika sebagai
salah satu cara untuk menunjuk sebuah filsafat moral. Etika digunakan
manusia untuk menentukan bagaimana suatu perilaku manusia dalam
menjalani hidup. Apakah etika berbeda dengan etiket? Ya, etiket berasal dari
bahasa Perancis, etiquette, yang memiliki arti suatu undangan. Yang memiliki
maksud suatu kumpulan cara hidup yang baik.
Lalu bagaimana dengan Moral? Moral berasal dari bahasa latin,
mores, yang memiliki arti sila atau pengaturan hidup. Moral ini memuat suatu
pandangan-pandangan tentang nilai dan norma yang ada di sekelompok
masyarakat. Moral berasal dari ajaran agama, adat istiadat, atau suatu paham
ideologi.

Pentingnya

moralitas

di

masyarakat

memberikan

manusia

aturan/petunjuk bagaimana manusia bertindak dan menghindari sesuatu yang


buruk.
2. Teori etika

Etika pun memiliki suatu tujuan, dikatakan sebagai suatu tindakan


yang dinilai baik jika tujuan yang dicapainya dengan hasil yang baik. Ada 2
aliran etika, yaitu Egoisme dan Utilitarianisme.
Egoisme sendiri dipandang sebagai tindakan seseorang yang
bertujuan untuk mengejar kepentingan dan memajukan dirinya sendiri.
Utilitarianisme, dikatakan sebagai suatu tindakan seseorang yang
didasarkan pada tujuan dan akibat dari tindakan itu sendiri bagi kalangan
masyarakat disekitarnya.
3. Pengertian etika bisnis konstruksi
Etika bisnis konstruksi termasuk dalam etika bidang khusus/terapan.
Karena berkaitan dengan bidang profesi dunia di bisnis konstruksi. Etika bisnis
ini adalah salah satu studi yang memiliki sangkut paut permasalahan dan
suatu keputusan moral yang

dihadapi

oleh suatu

individu/organisasi

perusahaan yang terlibat di dalam bisnis/industri konstruksi. Dalam etika


bisnis konstruksi lebih banyak mempelajari tentang teori-teori etika, karena
teori yang satu ini memiliki alasan-alasan yang berkaitan dengan kepercayaan
dan tindakan.

C. Tujuan Etika Bisnis Konstruksi


Tujuan tersebut meliputi perkembangan moral, dimana menurut Kohlberg
(1927-1928), ada 3 tahapan dalam perkembangan nilai moral. Setiap tahapan
mencerminkan tingkatan moral seseorang.
1. Tingkat prakonvensional
Pada

tahapan

ini

manusia

mengakui

adanya

aturan

budaya/Culture dan ungkapan budaya, baik, buruk, benar, serta salah.


Penilaian ini berdasarkan faktor lahiriah saja. Untuk tahapan ini adanya
orientasi hukuman dan kepatuhan serta orientasi relativis-instrumental.
2. Tingkat konvensional
Untuk tahapan ini, manusia hanya memiliki harapan kepada keluarga,
suatu kelompok atau bahkan untuk negaranya, yang merupakan pandangan
bahwa ini sebagai sesuatu hal yang berharga bagi dirinya. Ada 2 tahapan ini
yaitu orientasi kesepakatan antar pribadi serta orientasi hukum dan ketertiban.

3. Tingkat pascakonvensional

Pada tingkatan ini terdapat suatu usaha yang jelas untuk merumuskan
suatu niai-nilai serta prinsip yang muncul. Pada tahap tingkatan ini terbebas
dari otoritas kelompok. Terdapat dua tingkatan, antara lain orientasi kontrak
sosial legalistis dan orientasi prinsip etika universal.

D. Pendapat Tentang Etika Bisnis Konstruksi


1. Bisnis konstruksi adalah suatu persaingan
2. Bisnis konstruksi itu asosial
3. Bisnis konstruksi campur moral akan tersingkir
4. Bisnis konstruksi mencari keuntungan belaka
5. Bisnis konstruksi hanya berkonsentrasi pada pekerjaan
6. Bisnis konstruksi itu memakan biaya
7. Bisnis konstruksi harus disertai kekuatan
8. Bisnis konstruksi memerlukan keterampilan khusus
9. Bisnis konstruksi itu tidak memiliki nurani
Dari berbagai macam pendapat diatas, bisnis konstruksi dan etika adalah 2
hal yang tidak dapat disatukan. Karena pertimbangan dari moral dan etika tidaklah
menguntungkan, maka etika dan bisnis konstruksi harus dipisahkan.

E. Prinsip Etika Bisnis Konstruksi


Prinsip ini bertujuan supaya para pelaku bisnis konstruksi yang menjalani
bisnis ini sadar akan dimensi etisnya kegiatan bisnis ini, serta supaya belajar
bagaimana mempertimbangkan secara etis dan ekonomis. Juga mampu
memasukkan pertimbangan etis dalam kebijaksanaan perusahaan konstruksi
tersebut. Lima prinsip etika bisnis konstruksi antara lain :

Prinsip sikap baik


Prinsip otonomi
Prinsip kejujuran
Prinsip keadilan
Prinsip hormat terhadap diri sendiri

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa etika
merupakan moral/perilaku tentang baik atau buruk, sehingga etika dalam bisnis
konstruksi memiliki kode etik yang berisikan kewajiban yang dilakukan oleh pelaku
jasa konstruksi. Etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan
keyakinan seseorang atau suatu kelompok.
B. Saran
Pelaku jasa konstruksi harus bertanggung jawab terhadap kode etik yang
berlaku dan telah ditetapkan. Hal ini agar kegiatan bisnis berjalan dan tercapai
sesuai dengan tujuannya.

BAB V
PENUTUP

Kata kunci:

Etika
Kode etik
Etos kerja
Bisnis konstruksi
Moral
Etika bisnis

DAFTAR PUSTAKA

http://stan.ac.id/kategori/index/9/page/aspek-aspek-etos-kerja-dan-faktor-faktoryang-mempengaruhinya
http://www.google.co.id/search?
hl=id&source=hp&biw=&bih=&q=etos+kerja&btnG=Penelusuran+Google&gbv=1

MAKALAH
ETOS KERJA PADA BISNIS KONSTRUKSI

oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

AMOS CANDELA PURBA


7. IMAM HIDAYAT
ANDREAS MARTIN Y. PURBA 8. NIFATI KRISLIMAN ZAI
ARIEF ASZHARRI
9. PROMO PRADITA KABAN
BAYU ANGGARA
10. REZEKI FAJRI
DWI ANDINI
11. RONI BOY SIMANJUNTAK
FENNY N. M. SIANTURI
12. SONI KASIAMAN ZEBUA

KELAS: TPJJ-5A

PROGRAM STUDI TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

Anda mungkin juga menyukai