Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

PERBENGKELAN
LAS LISTRIK

Oleh:
AHMAD SHODIK
A1H008029

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2010

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengelasan dan pemotongan merupakan pengerjaan yang amat penting dalam
teknologi produksi dengan bahan baku logam. Dari pertama perkembangannya
sangat pesat telah banyak teknologi baru yang ditemukan. Sehingga boleh
dikatakan hampir tidak ada logam yang dapat dipotong dan di las dengan caracara yang ada pada waktu ini.
Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan
metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan
lumer atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las
adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan
energi panas. Pada waktu ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan
termasuk pengelasan yang dilaksanakan dengan cara menekan dua logam yang
disambung sehingga terjadi ikatan antara atom-atom molekul dari logam yang
disambungkan.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum perbengkelan dalam acara pengenalan alat-alat


perbengkelan adalah:
1. Mengetahui peralatan dan perlengkapan las listrik.
2. Mengetahui cara pengelasan mempergunakan las listrik
3. Dapat menyambung dan memotong logam mempergunakan las listrik.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Las listrik sudah banyak ditemui di bengkel-bengkel dan tempat-tempat
pengelasan. Las listrik digunakan untuk mengelas logam padat maupun
lempengan logam yang di las sesuai dengan kebutuhan. Pada las listrik digunakan
transformator atau dinamo motor DC sebagai penghasil tegangan keluaran.
(Alfian, 2009)
Las listrik memakai arus keluaran yang cukup besar untuk mengelas
logam-logam padat yang cukup tebal, sedangkan untuk lempengan logam
digunakan arus keluaran yang cukup kecil sehingga tidak menghancurkan
lempengan logam tersebut, yang digunakan untuk membuat suatu bentuk yang
disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan dari bahan lempengan/plat-plat
logam tersebut. Tegangan dan arus pada keluaran dari kumparan sekunder
transformator las listrik tersebut dapat diatur sesuai dengan perencanaan awal.
(Alfian, 2009)
Mesin las ada dua macam, yaitu :
1) Mesin las D.C (direct current) / mesin las arus searah.
2) Mesin las A.C (alternating current)/ mesin las arus bolak-balik.
3) Mesin las gabungan antara A.C dan D.C (Alfian, 2009)

Las listrik adalah termasuk suatu proses penyambungan logam dengan


menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan dengan las
Iistrik ini adalah merupakan sambungan tetap. Prinsip las listrik ialah
menyambung logam dengan cara mencairkan logam menggunakan sumber panas
dari bunga api listrik. Bunga api listrik terjadi dengan cara menyalurkan arus
listrik. Pengapi listrik terjadi dengan cara menyalurkan arus listrik melalui
elektroda yang didekatkan pada bagian yang akan disambung dan sekaligus
elektroda yang telah diberi bahan pelapis berfungsi sebaga kawat las atau kawat
pengisi. (Morgan dan Setiawan, 1987).
Dalam hal ini elektroda dan logam yang di las merupakan kutub-kutub listrik
yang berbeda. Dalam banyak hal penggunaan las listrik lebih praktis dan cepat
jika dibandingkan dengan las karbid. Kelemahanya ialah tidak sesuai untuk
mengelas plat logam tipis. Selain itu sinar bunga api listrik lebih berbahaya

terutama terhadap mata dan kulit, terutama oleh sinar ultra violet dan inframerah,
serta sinar yang sangat terang dan menyilaukan. (Morgan dan Setiawan, 1987).
Perlengkapan las yang terurama adalah pembangkit lisrik, pemegang
elektroda, penjepit massa, pelindung mata dan pakaian las. (Morgan dan
Setiawan, 1987).
Elektroda atau kawat las tersedia dalam ukuran standar, baik dimensi
maupun jenis bahannya. Pada prinsipnya jenis bahan elektroda hampir serupa
dengan bahan logam yang akan di las. Beberapa macam elektroda untuk
penggunaan khusus misalnya untuk lapisan permukaan, las tembaga dan paduan
tembaga, almunium, besi tuang, mangan, paduan nikel dan baja nikel-mangan.
Umumnya diameter elektroda (tidak termasuk lapisan pembungkus),
dipergunakan sesuai dengan tebal plat logam yang akan di las.Ukuran diameter
kawat elektroda dapat dilihat pada tabel, tebal plat baja dan besar arus listrik yang
diperlukan. Kode elektroda untuk baja karbon rendah (0,1-0,3 % C) berdasarkan
AWS/ASTM misalnya n 6010 sampai dengan E 6014, E 6020, E 7014, E 7024.
Dua angka pertama menunjukan kekuatan tarik hasil pengelasan dikalikan
1000psi. (Morgan dan Setiawan, 1987).
Mesin las listrik mempunyai batas kemampuan penyaluran arus listrik
yang berbeda-beda. Umumnya sampai 200 A tergolong ukuran ringan atau kecil,
hanya dapat menggunakan elektroda sampai kira-kira berdiameter 5 mm. Mesin
las berukuran sedang atau setengah berat dapat menyalurkan arus 250-300 A
dengan ukuran elektroda sampai 6-8 mm. Mulai 400 A ke atas tergolong mesin
berukuran berat yang dapat menggunakan elektorda 8-10 mm.
Sifat arus listrik yang digunakan dapat AC atau DC. Jenis jenis
elektroda tertentu menghendaki penggunaan sifat arus tertentu pula jenis-jenis
elektroda DC yang hanya sesuai untuk kutub positif saja dan yang sesuai untuk
kedua macam kutub. (Morgan dan Setiawan, 1987).
Penyetelan terutama untuk benda-benda yang besar, diperlukan
perangkaian yang baik untuk mempermudah penyetelan kampuh. Selain itu
kemungkinan perubahan bentuk yang terjadi akibat panas selama pengelasan
berlangsung dapat dihindari/dikurangi.

Untuk itu diperlukan terutama:


a. Klem C
b. Pasak
c. Jembatan
d. Rantai
e. Dan sebagainya. (Alfian, 2009)
Arus pengelasan ditentukan oleh diameter elektroda, tebal bahan, jenis
elektroda dan posisi pengelasan. Pengaturan arus dilakukan dengan memutar
handel atau knop. Arus pengelasan yang dipakai dapat dilihat/dibaca pada skala
arus yang terdapat pada mesin las. (Alfian, 2009)
Menebalkan benda kerja yang telah aus (poros, bidang-bidang luncur,
dsb) dapat dilakukan dengan las dan untuk mencapai ukuran yang diperlukan,
rigi-rigi las selanjutnya dikerjakan dengan menyekrap atau membubut. Untuk
mencegah perubahan bentuk pada bidang datar, maka pengelasan dilakukan
berturut dan bergantian pada kedua permukaan.
Posisi pengelasan ada empat macam:
1. Posisi dibawah tangan
2. Posisi mendatar / horizontal
3. Posisi vertikal
4. Posisi diatas kepala (Alfian, 2009)

III. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah:
1.

Mesin las

2.

Kabel las dan brender las

3.

Pemegang elektroda

4.

Elektroda

5.

Tang penjepit

6.

Kacamata las

7.

Klem massa

8.

Palu las dan sikat kawat

9.

Besi plat.
B. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum kali ini adalah


1. Mempersiapkan keseluruhan peralatan yang akan dipergunakan untuk
mengelasdan pergunakan kacamata las maupun alat pelindung yang lain.
2. Menyalakan busur las listrik dengan cara:
a. Memegang elektroda secara menyudut dan ujung elektroda digoreskan
pada permukaan benda kerja.
b. Memegang elektroda secara tegak lurus dan pada ujung elektroda
diketukan/disentuhkan naik turun pada permukaan benda kerja.
3. Setelah busur listrik terbentuk dengan panjang lebih kurang 1x diameter
elektroda, elektroda digerakan ke pinggir plat. Panjang busur listrik kemudian
dibuat 2x diameter elektroda untuk memanaskan logam dasar.
4. Panjang busur dibuat 1x diameter elektroda, dan posisi elektrodadibuat
menyudut 5-10o terhadap permukaan benda kerja kearah gerak pengelasan .
5. Dilakukan pengelasan dan kubangan las dibuat melebur sampai 1,5 atau 2 x
diameter elektoda, Elektroda digerakan dengan kecepatan yang konstan supaya
terbentuk jalur las yang sama lebarnya.

6. Bila elektroda harus diganti sebelum pengelasan selesai, maka busur listrik
perlu dinyalakan lagi dan sebaiknya dilakukan pada tempat kurang lebih 25
mm sebelum las berhenti.
7. Setelah proses pengelasan selesai segera matikan busur listrik.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
terlampir
B. Pembahasan
Las listrik adalah termasuk suatu proses penyambungan logam dengan
menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan dengan las
Iistrik ini adalah merupakan sambungan tetap. Prinsip las listrik ialah
menyambung logam dengan cara mencairkan logam menggunakan sumber panas
dari bunga api listrik. Bunga api listrik terjadi dengan cara menyalurkan arus
listrik. Pengapi listrik terjadi dengan cara menyalurkan arus listrik melalui
elektroda yang didekatkan pada bagian yang akan disambung dan sekaligus
elektroda yang telah diberi bahan pelapis berfungsi sebaga kawat las atau kawat
pengisi.
Mesin las ada dua macam, yaitu :
1) Mesin las D.C (direct current) / mesin las arus searah.
2) Mesin las A.C (alternating current)/ mesin las arus bolak-balik.
3) Mesin las gabungan antara A.C dan D.C (Alfian, 2009)\
Perlengkapan las yang terutama adalah pembangkit listrik, pemegang
elektroda, penjepit masa, pelindung mata dan pakaian las.
1.

Pembangkit Listrik
Umumnya dikenal tiga macam sumber tenaga listrik yang biasanya

dipergunakan untuk mengelas yaitu arus listrik searah (dc), arus listrik bolak-balik
(ac) dan arus listrik ganda (ac/dc)
Pesawat arus searah dapat dapat menggunakan generator DC, dengan
penggerak motor bensin atau diesel, atau mengubah listrik AC menjadi DC
dengan menggunakan pesawat perata. Keuntungan menggunakan arus searah ialah
dapat dipergunakan mengelas bermacam-macam logam dengan bermacam-macam
jenis elektroda. Selain itu dapat mengelas plat baja berukuran tebal 1mm.
Pesawat arus bolak-balik pada dasarnya merupakan suatu transformator
step-down yang dapat mengubah tegangan arus listrik misalnya listrik

permulaan (120 atau 220 Volt) menjadi tegangan kecil yang menghasilkan arus
besar yang sesuai untuk pekerjaan mengelas. Pesawat las jenis ini konstruksinya
sederhana, sehingga harga pesawat ini relatif murah. Kelemahannya ialah jenis
logam yang dapat dikerjakan serta jenis elektroda yang dipergunakan terbatas juga
kurang efisien dalam penggunaan tenaga listrik. Misalnya suatu transformer las
menghasilkan 45 volt dengan arus 200A atau 45 V X 220A = 9Kw. Sumber tenaga
listrik yang diperlukan akan lebih besar dari 9Kw misalnya sampai 15 Kw (jika
cos= 0,6).
Pesawat arus ganda pada prinsipnya suatu pesawat las yang arusnya
dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan yaitu DC atau AC. Untuk
menghasilkan arus DC ialah menggunakan pesawat perata. Jika akan mengelas
plat baja tipis, stainless stell atau aluminium, maka saluran DC yang dipergunakan
antara 25 sampai 140A. Saluran AC dipergunakan untuk pekerjaan yang agak
berat misalnya yang memerlukan 60-300A. Saluran AC dan DC diatur
pengeluarnnya dengan menggunakan skala.

Gambar 1. Pesawat arus ganda (AC-DC)

2. Pemegang elektroda
Perlengkapan ini berfungsi untuk menjepit atau memegang elektroda. Pada
bagian tangkainya dilengkapi dengan elektroda agar dapat dipegang dengan aman
pada waktu bekerja. Alat ini harus memenuhi syarat diantaranya tidak mudah
panas, ringan, dan isolator cukup aman bagi sipemakai.

Gambar 2. Pemegang elektroda

3. Penjepit Masa
Bagian logam yang akan di las berfungsi sebagai kutub negatif (masa).
Alat ini dapat langsung dijepitkan pada logam yang akan dikerjakan atau dapat
juga dijepitkan pada meja kerja ( masa besi). Kontak dengan masa ini harus baik
agar diperoleh hasil pekerjaan yang baik pula. Kontak yang tidak baik akan
menimbulkan panas yang berarti penggunaan tanaga untuk menghasilkan bunga
api yang sesuai.
4. Pelindung sinar
Seperti telah dikemukakan bahwa bunga api las menghasilkan jenis-jenis
sinar berbahaya terutama mata dan kulit. Oleh karena itu diperlukan alat
pelindung khusus yang berupa kaca mata hitam yang terpasang pada helm muka.
Jenis kaca mata las karbid tidak dapat dipergunakan pada pekerjaan las listrik
karena tidak cukup aman. Kaca mata dari las listrik terdiri dari bermacam-macam
ukuran seperti tertera pada tabel dibawah ini:
Nomor

Penggunaan

Las ringan atau las listrik ( spot welding)

6 dan 7
8
10
12
14

Las listrk dengan kapasitas sampai 30


30 15 A
75 200 A
200 400 A
400 A keatas
Tabel 1. Ukuran kegelapan kaca mata las listrik

Semakin kuat arus yang dipergunakan semakin kuat intensitas


penyinarannya. Karena itu diperlukan no. kegelapan kaca yang semakin tinggi.
Pada jarak kurang dari 17m sinar-sinar tersebut masih cukup berbahaya bagi mata.

Gambar 3. Pelindung sinar

1. Pakaian kerja
Pakaian kerja untuk pekerjaan las listrik harus memenuhi persyaratan
tertentu yang terpenting dalam melindungi kulit dari sinar-sinar yang berbahaya
dan percikan pijaran logam. Sebaiknya pada waktu bekerja selalu menggunakan
sarung tangan las, karena selain melindungi panas juga mencegah agar kulit
tangan tidak kena sinar-sinar yang dapat merusak kulit tangan.

Gambar 4. Pakaian kerja

2. Lain-lain
Perlengkapan tambahan yang diperlukan ialah palu las, alat ini berguna
untuk melepaskan kerak pada permukaan yang di las. Kerak berasal dari pelapis
elektroda. Selain itu diperlukan beberapa klem untuk menjepit atau memegang
bagian yang di las, misalnya untuk mempertahankan posisi tertentu dari
sambungan, kelurusan bagian yang di las dan lain-lain.
A. Elektroda
Elektroda atau kawat las tersedia dalam ukuran standar, baik dimensi
ataupun jenis bahanya. Pada prisipnya jenis bahan elektroda hampir serupa
dengan bahan logam yang akan di las beberapa macam elektroda untuk

penggunaan khusus misalnya untuk lapisan permukaan, las tembaga dan paduan
tembaga, alumunium, besi tuang, mangan, paduan nikel dan baja nikel mangan.
Umumnya diameter elektroda (tidak termasuk lapisan pembungkus,
dipergunakan sesuai dengan tebal plat logam yang akan di las. Pada tabel 2 dapat
dilihat ukuran diameter elektroda, tebal plat baja (khusus untuk mild steel) dan
besar arus listrik yang diperlkan. Kode elektroda untu mild steel atau baja karbon
rendah (0,1-0,3%C) berdasarkan AWS/ASTM misalnya B6010 sampai dengan
E6014,E6020, E6024, E6027, E7014,E7024. Dua angka pertama menunjukan
tarik hasil pengelasan di kalikan 1000 psi.
B. Penggunaan Arus Listrik
Mesin las listrik mempunyai batas kemampuan penyaluran arus listrik
yang berbeda beda. Umunya sampai 200 A tergolong ukuran ringan atau kecil,
hanya dapat menggunakan elektroda sampai kira-kira berdiameter 5mm (no. 6
SWG) mesin las berukuran sedang atau setenah berat dapat menyalurkan arus
250-300A dengan ukuran elektroda sampai 6-8mm (no. 4 sampai 0 SWG). Mulai
400 ampere keatas tergolong mesin berukuran berat yang dapat menggunakan
elektroda 8-10mm.
Sifat arus listrik yang digunakan dapat AC atauDC (arus bolak balik Atau
searah). Jenis-jenis elektroda tertentu menghendaaki penggunaan sifat arus
tertentu pula. Berdasarkan sifat arus tersebut dikenal elektroda untuk AC, untuk
Dc dan untukAC-DC selain itu terdapat pula jenis-jenis elektroda DC yang hanya
sesuai untuk kutub positf saja dan yang sesuai untuk kedua macam kutub (positip
dan negatip).
C. Cara Mengelas
1. Posisi Pengelasan
Pengelasan dapat dilakukan dengan posisi horizontal, mendatar pada
permukaan atas, vertikal dan mendatar pada permukaan bawah. Posisi mendatar
pada permukaan atas akan memberikan hasil pekerjaan yang terbaik, terutama
penetrasinya. Selain itu dapat menggunakn arus listrik dengan menggunakan
elektroda yang lebih besar.
2. Pemilihan Elektroda

Jenis bahan yang akan di las hendaknya sesuai dengan jenis elektroda
yang akan digunakan. Karakteristik elektroda dapat dicari pada katalog pabrik
pembuatnya biasanya tertera pada pembungkus elektroda. Pada tabel 2 tertera
ukuran elektroda tebal plat baja yang akan di las serta penggunaan listrik. Ukuranukuran tersebut hanya berlaku untuk mengelas mils steel atau baja karbon rendah.
3. Kecepatan Pengelasan
Kecepatan yang seragam dan sesuai sangat diperlukan agar diperoleh
pengelasan yang baik. Jika dikerjakan terlalu cepatakibatnya penetrasi buruk,
sambungan menjadi porous dan jejak hasil pengelasan agak menonjol. Sebaliknya
jika terlalu lambat maka cairan elektroda akan melebar, kan berbentuk lembah
atau lekukan serta tidak ekonomis.
Diameter
mm

SWG

mm

inci

0,16
9,53
8,84
8,23
7,01
6,35
5,89
4,88
4,76
4,06
3,25
3,18
2,64
2,03
1,63

NO./inci
0000
3/8
00
0
2

4
6
3/16
8
10
1/8
12
14
16

9,5
9,5
9,5
7,9
7,9
6,4
6,4
4,8
4,8
4,8
3,2
3,2
3,2
2,4
1,6

3/8
3/8
3/8
5/16
5/16

3/16
3/16
3/16
1/8
1/8
1/8
3/32
1/16

400/600
400/600
400/600
300/400
275/300
250
230
190
190
160
125
125
100
60/80
40/60

Tabel 2. Ukuran diameter elektroda tebal, plat baja dan besar arus listrik yang dibutuhkan

4. Pengaturan Besar Arus Listrik


Pengguaan arus listrik harus sesuai dengan diameter elektroda (tabel 2).
Arus yang terlalu rendah akan menghasilkan pengelasan yang hampir mirip
dengan akibat kecepatan rendah yaitu penetrasi buruk dan bentuk menonjol.

Jika arus terlalu besar cairan logam akan mendatar dan tebentuk alur di
kiri-kanannya.
Angka-angka yang berikutnya mempumayi artitersendiri, dimana angka
ketiga menunjukan posisi penggunaan yaitu angka 1 untuk posisi bebas, angka 2
dibatasi untuk posisi horizontal dan datar dan jika angkanya 3 hanya untuk posisi
datar saja. Angka ke 4 menunjukkan sifat-sifat khusus seperti hasil pengelasan,
besar arus listrik dan sifat penetrasinya. Untuk pengelasan jenis logam lainya juga
mempunyai kode angka yang berbeda misalnya untuk stainless steel: E 308-15,16,
E 347-15,16 dan lain-lain. Demikian juga untuk mengelas logam lainnya. Semua
sifat-sifat elektroda tersebut dapat diketahui misalnya dari katalog pabrik pembuat
elektroda.
5. Sudut Kemiringan Elektroda dan Kerenggangannya
Umumnya kemiringan elektroda ialah ke arah bagian yang belum di las.
Besar sudutnya sekitar 70o, hampir tidak pernah dilakukan pada arah tegak lurus.
Keranggangan antara ujung elektroda dengan permukaan yang di las sangat
penting. Dapat diartikan sebagai panjang bunga api listrik dari ujung elektroda
kepermukaan yang di las. Ukurannya tergantung dari ukuran elektroda dan posisi
pengelasan. Semakin kecil ukuran elektroda, semakin dekat jaraknya atau bunga
api listrik semakin pendek. Sebagai patokan ukuran panjang bunga api listrik yaitu
kira0kira mendekati elektroda.

6. Bentuk sambungan dan Lintasan


Tepi logam yang akan disambung perlu dipersiapkan terlebih dahulu.
Baja yang tebal biasanya tidak cukup hanya dengan satu kali lintasan pengelasan
tetapi perlu beberapa kali pengelasan sehingga semua celah tertutup.
7. Lain-lain
Selain untuk mengelas elektroda juga sering dipergunakan untuk
memotong baja tetapi hasilnya tidak sebaik pemotongan oksigen jenis elektroda
biasanya tertentu tetapi dapat juga menggunakan jenis E-6010 atau E6011

(klasifikasi AWS/ASTM). Umumnya elektroda ukuran 2,6mm dapat dipergunakan


untuk memotong baja plat setebal 3,2mm dengan arus 75-100A.

Gbr. Proses Pengelasan Menggunakan Las Listrik

Pengelasan dengan Elektroda Karbon


V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1.

Las listrik adalah termasuk suatu proses penyambungan logam dengan

menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas.


2.

Perlengkapan las terdiri dari Pembangkit Listrik, Pemegang elektroda,

Penjepit Masa, Pelindung sinar, Pakaian kerja, Lain-lain

3.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengelas yaitu Posisi Pengelasan,

Pemilihan Elektroda, Kecepatan Pengelasan, Pengaturan Besar Arus Listrik,


Sudut Kemiringan Elektroda dan Kerenggangannya, Bentuk sambungan dan
Lintasan dan lain-lain.
4.

Mesin las listrik mempunyai batas kemampuan penyaluran arus listrik 200

A tergolong ukuran ringan atau kecil, mesin las berukuran sedang 250-300A , 400
ampere keatas tergolong mesin berukuran berat.

B. Saran
Saran yang disampaikan dalam praktikum ini adalah
Seharusnya jadwal praktikum tidak berantakan, sehingga tidak membuat
praktikan menjadi bingung mengatur waktu untuk belajar dan seharusnya alat
yang akan digunakan dipersiapkan terlebih dahulu sebelum mulai praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Abo Sudjana & EC Sudirman. Teori dan Praktek Kejuruan dasar Mesin. Pradya
Paramita.
C. van Terheijden, dan Harun. 1971. Alat-alat Perkakas 2. Penerbit Binacipta:
Bandung.
Department of Labor and Immigration, 1975. Turning Between Centres 1.Basic
Trade Manual. Australian Government Publishing Service: Canberra.
Daryanto. 1987. Mesin Pengerjaan Logam. Penerbit Tarsito:Bandung
G. Takeshi Sato, dan N. Sugiarto H., 1996. Menggambar Mesin Menurut
Standar ISO. PT. Pradnya Paramita: Jakarta.
Gatot Bintoro. 2000. Dasar-dasar Pekerjaan Las. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.
Goerge Love & Harun AR. Teori dan Praktek Logam. Edisi ketiga.Penerbit
Erlangga.
John Stefford & Guy Mc Murbu. Teknologi Kerja Logam. Penerbit Erlangga.
Kratfel. E., G. Drake, 1974. Modern Shop Procedures. Reston Publishing
Company, Inc. Reston: Virginia.
Krar. S.F., J.W. Oswald, J.E.St. Amand., 1983. Machine Tool Operations.
McGraw Hill International Editions.
PT PAL Indonesia. Panduan Praktik Kerja Dasar Logam. Surabaya.
http://yudihariyanto.wordpress.com/2007/09/04/tips-mudah-perawatan-mesinmotor/
http://Alfian.wordpress.com/2009/14/11/Las-Listrik/ . Diakses 16 desember. 10,
Pkl 17.30 Wib

Anda mungkin juga menyukai