Laporan Praktikum LAS LISTRIK
Laporan Praktikum LAS LISTRIK
PERBENGKELAN
LAS LISTRIK
Oleh:
AHMAD SHODIK
A1H008029
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengelasan dan pemotongan merupakan pengerjaan yang amat penting dalam
teknologi produksi dengan bahan baku logam. Dari pertama perkembangannya
sangat pesat telah banyak teknologi baru yang ditemukan. Sehingga boleh
dikatakan hampir tidak ada logam yang dapat dipotong dan di las dengan caracara yang ada pada waktu ini.
Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan
metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan
lumer atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las
adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan
energi panas. Pada waktu ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan
termasuk pengelasan yang dilaksanakan dengan cara menekan dua logam yang
disambung sehingga terjadi ikatan antara atom-atom molekul dari logam yang
disambungkan.
B. Tujuan
terutama terhadap mata dan kulit, terutama oleh sinar ultra violet dan inframerah,
serta sinar yang sangat terang dan menyilaukan. (Morgan dan Setiawan, 1987).
Perlengkapan las yang terurama adalah pembangkit lisrik, pemegang
elektroda, penjepit massa, pelindung mata dan pakaian las. (Morgan dan
Setiawan, 1987).
Elektroda atau kawat las tersedia dalam ukuran standar, baik dimensi
maupun jenis bahannya. Pada prinsipnya jenis bahan elektroda hampir serupa
dengan bahan logam yang akan di las. Beberapa macam elektroda untuk
penggunaan khusus misalnya untuk lapisan permukaan, las tembaga dan paduan
tembaga, almunium, besi tuang, mangan, paduan nikel dan baja nikel-mangan.
Umumnya diameter elektroda (tidak termasuk lapisan pembungkus),
dipergunakan sesuai dengan tebal plat logam yang akan di las.Ukuran diameter
kawat elektroda dapat dilihat pada tabel, tebal plat baja dan besar arus listrik yang
diperlukan. Kode elektroda untuk baja karbon rendah (0,1-0,3 % C) berdasarkan
AWS/ASTM misalnya n 6010 sampai dengan E 6014, E 6020, E 7014, E 7024.
Dua angka pertama menunjukan kekuatan tarik hasil pengelasan dikalikan
1000psi. (Morgan dan Setiawan, 1987).
Mesin las listrik mempunyai batas kemampuan penyaluran arus listrik
yang berbeda-beda. Umumnya sampai 200 A tergolong ukuran ringan atau kecil,
hanya dapat menggunakan elektroda sampai kira-kira berdiameter 5 mm. Mesin
las berukuran sedang atau setengah berat dapat menyalurkan arus 250-300 A
dengan ukuran elektroda sampai 6-8 mm. Mulai 400 A ke atas tergolong mesin
berukuran berat yang dapat menggunakan elektorda 8-10 mm.
Sifat arus listrik yang digunakan dapat AC atau DC. Jenis jenis
elektroda tertentu menghendaki penggunaan sifat arus tertentu pula jenis-jenis
elektroda DC yang hanya sesuai untuk kutub positif saja dan yang sesuai untuk
kedua macam kutub. (Morgan dan Setiawan, 1987).
Penyetelan terutama untuk benda-benda yang besar, diperlukan
perangkaian yang baik untuk mempermudah penyetelan kampuh. Selain itu
kemungkinan perubahan bentuk yang terjadi akibat panas selama pengelasan
berlangsung dapat dihindari/dikurangi.
III. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah:
1.
Mesin las
2.
3.
Pemegang elektroda
4.
Elektroda
5.
Tang penjepit
6.
Kacamata las
7.
Klem massa
8.
9.
Besi plat.
B. Prosedur Kerja
6. Bila elektroda harus diganti sebelum pengelasan selesai, maka busur listrik
perlu dinyalakan lagi dan sebaiknya dilakukan pada tempat kurang lebih 25
mm sebelum las berhenti.
7. Setelah proses pengelasan selesai segera matikan busur listrik.
Pembangkit Listrik
Umumnya dikenal tiga macam sumber tenaga listrik yang biasanya
dipergunakan untuk mengelas yaitu arus listrik searah (dc), arus listrik bolak-balik
(ac) dan arus listrik ganda (ac/dc)
Pesawat arus searah dapat dapat menggunakan generator DC, dengan
penggerak motor bensin atau diesel, atau mengubah listrik AC menjadi DC
dengan menggunakan pesawat perata. Keuntungan menggunakan arus searah ialah
dapat dipergunakan mengelas bermacam-macam logam dengan bermacam-macam
jenis elektroda. Selain itu dapat mengelas plat baja berukuran tebal 1mm.
Pesawat arus bolak-balik pada dasarnya merupakan suatu transformator
step-down yang dapat mengubah tegangan arus listrik misalnya listrik
permulaan (120 atau 220 Volt) menjadi tegangan kecil yang menghasilkan arus
besar yang sesuai untuk pekerjaan mengelas. Pesawat las jenis ini konstruksinya
sederhana, sehingga harga pesawat ini relatif murah. Kelemahannya ialah jenis
logam yang dapat dikerjakan serta jenis elektroda yang dipergunakan terbatas juga
kurang efisien dalam penggunaan tenaga listrik. Misalnya suatu transformer las
menghasilkan 45 volt dengan arus 200A atau 45 V X 220A = 9Kw. Sumber tenaga
listrik yang diperlukan akan lebih besar dari 9Kw misalnya sampai 15 Kw (jika
cos= 0,6).
Pesawat arus ganda pada prinsipnya suatu pesawat las yang arusnya
dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan yaitu DC atau AC. Untuk
menghasilkan arus DC ialah menggunakan pesawat perata. Jika akan mengelas
plat baja tipis, stainless stell atau aluminium, maka saluran DC yang dipergunakan
antara 25 sampai 140A. Saluran AC dipergunakan untuk pekerjaan yang agak
berat misalnya yang memerlukan 60-300A. Saluran AC dan DC diatur
pengeluarnnya dengan menggunakan skala.
2. Pemegang elektroda
Perlengkapan ini berfungsi untuk menjepit atau memegang elektroda. Pada
bagian tangkainya dilengkapi dengan elektroda agar dapat dipegang dengan aman
pada waktu bekerja. Alat ini harus memenuhi syarat diantaranya tidak mudah
panas, ringan, dan isolator cukup aman bagi sipemakai.
3. Penjepit Masa
Bagian logam yang akan di las berfungsi sebagai kutub negatif (masa).
Alat ini dapat langsung dijepitkan pada logam yang akan dikerjakan atau dapat
juga dijepitkan pada meja kerja ( masa besi). Kontak dengan masa ini harus baik
agar diperoleh hasil pekerjaan yang baik pula. Kontak yang tidak baik akan
menimbulkan panas yang berarti penggunaan tanaga untuk menghasilkan bunga
api yang sesuai.
4. Pelindung sinar
Seperti telah dikemukakan bahwa bunga api las menghasilkan jenis-jenis
sinar berbahaya terutama mata dan kulit. Oleh karena itu diperlukan alat
pelindung khusus yang berupa kaca mata hitam yang terpasang pada helm muka.
Jenis kaca mata las karbid tidak dapat dipergunakan pada pekerjaan las listrik
karena tidak cukup aman. Kaca mata dari las listrik terdiri dari bermacam-macam
ukuran seperti tertera pada tabel dibawah ini:
Nomor
Penggunaan
6 dan 7
8
10
12
14
1. Pakaian kerja
Pakaian kerja untuk pekerjaan las listrik harus memenuhi persyaratan
tertentu yang terpenting dalam melindungi kulit dari sinar-sinar yang berbahaya
dan percikan pijaran logam. Sebaiknya pada waktu bekerja selalu menggunakan
sarung tangan las, karena selain melindungi panas juga mencegah agar kulit
tangan tidak kena sinar-sinar yang dapat merusak kulit tangan.
2. Lain-lain
Perlengkapan tambahan yang diperlukan ialah palu las, alat ini berguna
untuk melepaskan kerak pada permukaan yang di las. Kerak berasal dari pelapis
elektroda. Selain itu diperlukan beberapa klem untuk menjepit atau memegang
bagian yang di las, misalnya untuk mempertahankan posisi tertentu dari
sambungan, kelurusan bagian yang di las dan lain-lain.
A. Elektroda
Elektroda atau kawat las tersedia dalam ukuran standar, baik dimensi
ataupun jenis bahanya. Pada prisipnya jenis bahan elektroda hampir serupa
dengan bahan logam yang akan di las beberapa macam elektroda untuk
penggunaan khusus misalnya untuk lapisan permukaan, las tembaga dan paduan
tembaga, alumunium, besi tuang, mangan, paduan nikel dan baja nikel mangan.
Umumnya diameter elektroda (tidak termasuk lapisan pembungkus,
dipergunakan sesuai dengan tebal plat logam yang akan di las. Pada tabel 2 dapat
dilihat ukuran diameter elektroda, tebal plat baja (khusus untuk mild steel) dan
besar arus listrik yang diperlkan. Kode elektroda untu mild steel atau baja karbon
rendah (0,1-0,3%C) berdasarkan AWS/ASTM misalnya B6010 sampai dengan
E6014,E6020, E6024, E6027, E7014,E7024. Dua angka pertama menunjukan
tarik hasil pengelasan di kalikan 1000 psi.
B. Penggunaan Arus Listrik
Mesin las listrik mempunyai batas kemampuan penyaluran arus listrik
yang berbeda beda. Umunya sampai 200 A tergolong ukuran ringan atau kecil,
hanya dapat menggunakan elektroda sampai kira-kira berdiameter 5mm (no. 6
SWG) mesin las berukuran sedang atau setenah berat dapat menyalurkan arus
250-300A dengan ukuran elektroda sampai 6-8mm (no. 4 sampai 0 SWG). Mulai
400 ampere keatas tergolong mesin berukuran berat yang dapat menggunakan
elektroda 8-10mm.
Sifat arus listrik yang digunakan dapat AC atauDC (arus bolak balik Atau
searah). Jenis-jenis elektroda tertentu menghendaaki penggunaan sifat arus
tertentu pula. Berdasarkan sifat arus tersebut dikenal elektroda untuk AC, untuk
Dc dan untukAC-DC selain itu terdapat pula jenis-jenis elektroda DC yang hanya
sesuai untuk kutub positf saja dan yang sesuai untuk kedua macam kutub (positip
dan negatip).
C. Cara Mengelas
1. Posisi Pengelasan
Pengelasan dapat dilakukan dengan posisi horizontal, mendatar pada
permukaan atas, vertikal dan mendatar pada permukaan bawah. Posisi mendatar
pada permukaan atas akan memberikan hasil pekerjaan yang terbaik, terutama
penetrasinya. Selain itu dapat menggunakn arus listrik dengan menggunakan
elektroda yang lebih besar.
2. Pemilihan Elektroda
Jenis bahan yang akan di las hendaknya sesuai dengan jenis elektroda
yang akan digunakan. Karakteristik elektroda dapat dicari pada katalog pabrik
pembuatnya biasanya tertera pada pembungkus elektroda. Pada tabel 2 tertera
ukuran elektroda tebal plat baja yang akan di las serta penggunaan listrik. Ukuranukuran tersebut hanya berlaku untuk mengelas mils steel atau baja karbon rendah.
3. Kecepatan Pengelasan
Kecepatan yang seragam dan sesuai sangat diperlukan agar diperoleh
pengelasan yang baik. Jika dikerjakan terlalu cepatakibatnya penetrasi buruk,
sambungan menjadi porous dan jejak hasil pengelasan agak menonjol. Sebaliknya
jika terlalu lambat maka cairan elektroda akan melebar, kan berbentuk lembah
atau lekukan serta tidak ekonomis.
Diameter
mm
SWG
mm
inci
0,16
9,53
8,84
8,23
7,01
6,35
5,89
4,88
4,76
4,06
3,25
3,18
2,64
2,03
1,63
NO./inci
0000
3/8
00
0
2
4
6
3/16
8
10
1/8
12
14
16
9,5
9,5
9,5
7,9
7,9
6,4
6,4
4,8
4,8
4,8
3,2
3,2
3,2
2,4
1,6
3/8
3/8
3/8
5/16
5/16
3/16
3/16
3/16
1/8
1/8
1/8
3/32
1/16
400/600
400/600
400/600
300/400
275/300
250
230
190
190
160
125
125
100
60/80
40/60
Tabel 2. Ukuran diameter elektroda tebal, plat baja dan besar arus listrik yang dibutuhkan
Jika arus terlalu besar cairan logam akan mendatar dan tebentuk alur di
kiri-kanannya.
Angka-angka yang berikutnya mempumayi artitersendiri, dimana angka
ketiga menunjukan posisi penggunaan yaitu angka 1 untuk posisi bebas, angka 2
dibatasi untuk posisi horizontal dan datar dan jika angkanya 3 hanya untuk posisi
datar saja. Angka ke 4 menunjukkan sifat-sifat khusus seperti hasil pengelasan,
besar arus listrik dan sifat penetrasinya. Untuk pengelasan jenis logam lainya juga
mempunyai kode angka yang berbeda misalnya untuk stainless steel: E 308-15,16,
E 347-15,16 dan lain-lain. Demikian juga untuk mengelas logam lainnya. Semua
sifat-sifat elektroda tersebut dapat diketahui misalnya dari katalog pabrik pembuat
elektroda.
5. Sudut Kemiringan Elektroda dan Kerenggangannya
Umumnya kemiringan elektroda ialah ke arah bagian yang belum di las.
Besar sudutnya sekitar 70o, hampir tidak pernah dilakukan pada arah tegak lurus.
Keranggangan antara ujung elektroda dengan permukaan yang di las sangat
penting. Dapat diartikan sebagai panjang bunga api listrik dari ujung elektroda
kepermukaan yang di las. Ukurannya tergantung dari ukuran elektroda dan posisi
pengelasan. Semakin kecil ukuran elektroda, semakin dekat jaraknya atau bunga
api listrik semakin pendek. Sebagai patokan ukuran panjang bunga api listrik yaitu
kira0kira mendekati elektroda.
3.
Mesin las listrik mempunyai batas kemampuan penyaluran arus listrik 200
A tergolong ukuran ringan atau kecil, mesin las berukuran sedang 250-300A , 400
ampere keatas tergolong mesin berukuran berat.
B. Saran
Saran yang disampaikan dalam praktikum ini adalah
Seharusnya jadwal praktikum tidak berantakan, sehingga tidak membuat
praktikan menjadi bingung mengatur waktu untuk belajar dan seharusnya alat
yang akan digunakan dipersiapkan terlebih dahulu sebelum mulai praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Abo Sudjana & EC Sudirman. Teori dan Praktek Kejuruan dasar Mesin. Pradya
Paramita.
C. van Terheijden, dan Harun. 1971. Alat-alat Perkakas 2. Penerbit Binacipta:
Bandung.
Department of Labor and Immigration, 1975. Turning Between Centres 1.Basic
Trade Manual. Australian Government Publishing Service: Canberra.
Daryanto. 1987. Mesin Pengerjaan Logam. Penerbit Tarsito:Bandung
G. Takeshi Sato, dan N. Sugiarto H., 1996. Menggambar Mesin Menurut
Standar ISO. PT. Pradnya Paramita: Jakarta.
Gatot Bintoro. 2000. Dasar-dasar Pekerjaan Las. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.
Goerge Love & Harun AR. Teori dan Praktek Logam. Edisi ketiga.Penerbit
Erlangga.
John Stefford & Guy Mc Murbu. Teknologi Kerja Logam. Penerbit Erlangga.
Kratfel. E., G. Drake, 1974. Modern Shop Procedures. Reston Publishing
Company, Inc. Reston: Virginia.
Krar. S.F., J.W. Oswald, J.E.St. Amand., 1983. Machine Tool Operations.
McGraw Hill International Editions.
PT PAL Indonesia. Panduan Praktik Kerja Dasar Logam. Surabaya.
http://yudihariyanto.wordpress.com/2007/09/04/tips-mudah-perawatan-mesinmotor/
http://Alfian.wordpress.com/2009/14/11/Las-Listrik/ . Diakses 16 desember. 10,
Pkl 17.30 Wib