Sistem Urogenital
Sistem Urogenital
SISTEM UROGENITAL
A. Sasaran Pembelajaran
1. Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan apa yang dimaksud
dengan sistem urogenital (uropoetica-genitalia)
2. Agar mahasiswa mampu mengenali organ yang berperan dalam ekskresi
(ginjal) dan reproduksi (gonad).
3. Agar mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan antara gonad jantan dan
betina
B. Sistem Uropoetica (Sistem Ekskresi)
Organ utama dari sistem pembuangan sisa-sisa hasil metabolisme adalah
ginjal (ren), tetapi ada juga pembuangan sisa-sisa metabolisme melalui usus dan
kulit. Pada ikan, pembuangan sisa-sisa metabolisme terutama melalui insang dan
ginjal.
Bahan yang dibuang tersebut sebagian besar berbentuk ammoniak (NH3)
dan yang lainnya dalam bentuk urine. Ammoniak merupakan hasil sisa dari
penguraian asam amino dan bersifat sangat toksik. Toksisitas NH3 ini dapat
dikurangi dengan cara merubahnya menjadi persenyawaan lain seperti urea,
asam urat, atau trimetil oksida (TMO), atau dengan pengenceran dalam air yang
cukup.
Organ-organ yang termasuk ke dalam sistem uropoetica adalah:
-
berfungsi
untuk
mengeluarkan
ammonia
dan
persenyawaan-
143
Kantong urine (vesica urinaria), merupakan lanjutan dari ureter kiri dan kanan,
dan merupakan tempat penampungan urine sebelum dikeluarkan. Pada
beberapa jenis ikan, kantong urine dapat dilihat dengan jelas terletak dekat
anus dan bentuknya menyerupai kantung kecil.
Urethra, merupakan saluran yang pendek, berasal dari kantong urine dan
menuju ke porus urogenitalia, merupakan jalan keluar urine dari dalam tubuh.
Pada ikan Chondrichthyes, ginjal berbentuk sepasang lembaran (pita)
sangat panjang berwarna kecoklatan yang terletak pada tiap sisi garis tengah atap
ruang pleuroperitoneum (posisi retroperitoneum). Pada beberapa bagian yang
berbeda, ketebalan ginjal berbeda. Bagian depan lebih tipis, sedangkan bagian
belakang lebih tebal dan berfungsi sebagai alat ekskresi. Bagian ginjal depan ikan
betina berdegenerasi. Kedua lembaran ginjal tersebut dihubungkan oleh sebuah
ligamen yang kuat. Badan-badan suprarenal (badan-badan chromaffin) berbentuk
sederetan bercak-bercak berwarna pucat terletak memanjang di dekat sisi tengah
ginjal-ginjal tersebut. Papilla urinaria berbentuk kecil dan runcing terletak di
sebelah dorsal lubang rectum. Pada bagian setengah dorsal dari cloaca disebut
coprodeum, sedangkan bagian setengah ventralnya disebut urodeum. Kedua
bagian ini terpisah oleh lipatan-lipatan kecil membujur di sepanjang tiap dinding
sisi luar dari cloaca. Ductus Wolffian (mesonephridicus) terletak di antara oviduct
dan ginjal-ginjal. Pada ikan betina muda, ductus-ductus ini susah ditemukan.
Sebaliknya pada ikan betina yang matang gonad, ductus-ductus ini terletak pada
garis penempel dari mesotubaria dan merupakan sebuah tabung yang kecil
menuju ke cloaca.
C. Sistem Genitalia (Sistem Kelamin)
Sistem kelamin pada ikan dapat dibedakan atas sistem kelamin betina dan
sistem kelamin jantan. Pada ikan bertulang sejati, sistem kelamin betina disusun
oleh (Gambar 77):
-
Ovarium, pada ikan umumnya ada dua buah, tampak seperti agar-agar yang
jernih, terdapat bintik-bintik karena berisi sel telur (ova). Alat penggantung
ovarium disebut mesovarium.
144
Vasa deferensia, merupakan dua buah saluran sperma yang bergabung pada
bagian belakangnya membentuk suatu ruang genital yang terbuka ke arah
luar, terletak di antara ureter atau papila urinaria dan anus.
Lubang genital (porus genitalia), merupakan lubang yang terbuka ke arah luar
dan tempat pelepasan sperma.
Alat reproduksi ikan cucut betina (Gambar 78) adalah:
Ovari, merupakan dua buah kelenjar yang halus, memanjang berwarna coklat
keputihan (krem), terletak pada tiap sisi dari lembaran-lembaran (lobi) hati.
Pada ikan yang matang gonad, pada ovari ini terdapat tonjolan-tonjolan yang
bulat pada sisi bagian atas. Tonjolan tersebut merupakan telur dari beberapa
stadia
perkembangan.
Ovari
tergantung
pada
bagian
atas
ruang
Ostium (ostium tubae abdominale), merupakan sebuah celah yang tegak lurus
di antara dua lapisan ligamen yang berbentuk bulan sabit (falciform). Pada ikan
yang masih muda celah tertutup, sedangkan pada ikan dewasa ia terbuka dari
ruang pleuroperitoneum ke dalam saluran telur (oviduct) untuk memindahkan
telur dari ovari.
Saluran telur (oviduct, tabung Fallopia, atau ductus Mller), adalah ruang
dimana ova biasanya dibuahi (karena pembuahan terjadi di dalam tubuh
induk).
145
Gambar 77. Diagram sistem urogenital pada ikan Osteichthyes (Affandi et al.,
1992). 1a. ovarium, 1b. testes, 2. ginjal, 3a. oviduct, 3b. vasa
deferensia, 4. ductus Wolffian, 5. sinus urogenitalia, 6. vesica
urinaria, 7. porus urogenitalia
146
Gambar 78. Sistem urogenital ikan Chondrichthyes betina (Affandi et al., 1992)
147
Uterus, adalah bagian dari oviduct yang membesar tempat telur-telur yang
telah dibuahi dikandung.
Testes, merupakan dua buah kelenjar yang halus, terletak di sebelah atas lobi
hati, berisi banyak sekali saluran-saluran halus (microtubuli) yang merupakan
suatu epitel yang disebut epitelium germinalis. Testes merupakan tempat selsel kelamin jantan (spermatozoa) diproduksi. Testes tersebut tergantung pada
atap ruang pleuroperitoneum dengan perantaraan mesorchium (jamak =
mesorchia).
Papilla urogenitalia, besar dan kadang-kadang pada ikan yang matang gonad
tampak melengkung (bengkok), sedangkan pada ikan betina lebih kecil dan
biasanya lurus.
148
Gambar 79. Sistem urogenital ikan Chondrichthyes jantan (Affandi et al., 1992)
149
D. Soal-soal Latihan
Setelah membaca materi di atas, bentuklah kelompok diskusi (5 orang per
kelompok). Masing-masing kelompok menjelaskan perbedaan sistem genital ikan
Osteichthyes dan Chondrichthyes, baik jantan maupun betina, dan presentasikan.
E. Daftar Pustaka
Affandi, R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono. 1992. Iktiologi. Suatu
Pedoman Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Alamsjah, Z. 1974. Ichthyologi I. Departemen Biologi Perairan. Fakultas
Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Alamsjah, Z. dan M.F. Rahardjo. 1977. Penuntun Untuk Identifikasi Ikan.
Departemen Biologi Perairan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Bond, C.E. 1979. Biology of Fishes. W.B. Saunders Company, Philadelphia.
Chiasson, R. 1980. Laboratory Anatomy of the Perch. Third edition. WM. C. Brown
Company Publishers, Dubuque, Iowa.
Lagler, K.F., J.E. Bardach, R.R. Miller, and D.R.M. Passino. 1977. Ichthyology.
Second edition. John Wiley and Sons, Inc., New York.
Moyle, P.B. and J.J. Cech, Jr. 1988. Fishes. An Introduction to Ichthyology.
Second edition. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.
Wischnitzer, S. 1972. Atlas and Dissection Guide for Comparative Anatomy.
Second edition. W. H. Freeman and Company, San Francisco.
150