Anda di halaman 1dari 4

Penyimpangan Perilaku Seksual

Oleh : Ismed Yusuf

I. Pendahuluan
Seksualitas dalam arti luas adalah semua aspek yang berhubungan dengan seks,
baik secara fisik, psikologik maupun sosial. Sedangkan perilaku seksual adalah pola
perilaku seseorag yang berhubungan dengan fungsi seks, baik dalam fungsi sebagai alat
pemuasan maupun sebagai alat untuk memperoleh keturunan.
Perilaku seksual yang normal adalah semua pola perilaku yang dilakukan oleh
seseorang terhadap orang lain yang mempunyai jenis kelamin yang berlawanan, yang
pada akhirnya menuju ke persanggamaan dengan alat kelaminnya, di mana alat kelamin
pria dimasukkan ke dalam alat kelamin wanita, dengan tujuan untuk saling menikmati
dan memberi kenikmatan kepada yang lain, serta akhirnya untuk mendapatkan / dapat
menghasilkan keturunan.

II. Penggolongan
1. Berdasarkan keinginan dan kemampuannya.
Pada pria :
Hiperseksualitas : keinginan dan kemampuannya berlebihan.
Hiposeksulitas : keinginan dan kemampuannya kurang dari normal.
Anorgasmia : tidak mampu mencapai orgasmus, sehingga dalam sanggama tidak keluar
sperma.
Impotensia : alat kelamin pria tidak mampu ereksi (tegang).
Pada wanita :
Hiperseksualitas.
Hiposeksualitas.
Anorgasmia : tidak mampu mencapai orgasmus (puncak kepuasan)
Frigiditas : tidak mampu bereaksi terhadap rangsangan (wanita dingin).

2. Berdasarkan identitas dan peran jenisnya.


Transvestitisme : suatu kecenderung seseorang untuk berpakaian dan berperilaku
menurut kebiasaan jenis kelamin yang berlawanan dalam masyarakat.
Transeksualisme : suatu keadaan seseorang yang merasa identitasnya dan peran jenisnya
berlawanan dengan keadaan alat kelaminya.
3. Berdasarkan obyek seksualnya.
Homoseksual : pada laki-laki dengan obyek laki-laki.
Lesbianisme : pada wanita dengan obyek wanita.
Pedofilia : obyeknya anak-anak, baik lawan jenis maupun sesame jenis.
Sodomi : obyeknya binatang.
Felatio : obyeknya mulut.
Analisme : obyeknya dubur (istilah awam : sodomi)
Fetishisme : obyeknya benda-benda tertentu.
4. Berdasarkan cara mencapai kenikmatan.
Sadisme : rangsangan dan kepuasan tercapai dengan cara menyiksa pasangannya
Masokhisme : rangsangan dan kepuasan tercapai dengan cara disiksa oleh pasangannya.

III. Masturbasi.
Masalah yang sering terjadi pada anak dan remaja, khususnya pada laki-laki,
adalah masturbasi (onani). Masturbasi adalah suatu tindakan merangsang diri sendiri
dengan gerakan mekanik pada alat kelamin, baik dengan tangan atau dengan benda-benda
lain, untuk mencapai kepuasan seksual. Hal ini sebenarnya merupakan awal dari
perkembangan psikoseksual dari individu yang mulai menginjak usia remaja.
Pada anak-anak juga sering didapatkan perilaku masturbasi, akan tetapi pada
anak-anak biasanya tidak untuk tujuan kepuasan seksual, akan tetapi hanya untuk mengisi
waktu luang dan kesepian dan mencari kenikmatan fisik.
Anggapan

bahwa

masturbasi

dapat

melemahkan

syahwat

dan

dapat

mempengaruhi kemampuan untuk mendapatkan keturunan, adalah tidak benar. Akan

tetapi perasaan takut dan rasa berdosa yang meliputi seseorang akibat perilaku ini dapat
mengganggu stabilitas jiwa seseorang.
Masturbasi lebih banyak merupakan suatu gejala dari gangguan jiwa , dari pada
merupakan penyebab dari gangguan jiwa. Gangguan jiwa yang sering terjadi adalah
gangguan jiwa depresi dan gangguan jiwa cemas.

IV. Homoseksual.
Homoseksual

adalah

perilaku

seksual

yang

ditandai

dengan

adanya

kecenderungan atau keinginan untuk berhubungan secara fisik dengan atau tanpa
hubungan seksual, dari orang-orang yang mempunyai jenis kelamin sama.
2 tipe homoseksual :
1. Homoseksual yang aktif (tipe maskulin).
Individu ini bertindak secara aktif, artinya mencari pasangan secara aktif dan
memperlakukan pasangannya seperti seorang wanita. Dalam hubungan seksual, ia
bertindak sebagai pengambil inisiatif dan bertindak aktif agresif.
2. Homosekseual yang pasif (tipe feminim).
Individu ini tingkahlakunya menyerupai wanita. Dalam hubungan seks ia lebih senang
diperlakukan sebagai wanita.
Orang dengan homoseksual biasanya berkumpul di kota dan membentuk
masyarakat tersendiri, ada yang terbuka dan ada yang terselubung. Tempat hiburan dan
tempat umum biasanya menjadi tempat mereka berkumpul. Dalam menggalang persatuan
dalam komunitas tersebut, mereka sangat akrab dan kuat untuk memenuhi kebutuhan
secara sosial, emosional, ekonomi dan seksual. Kebutuhan tersebut antara lain untuk
hidup bersama deng tenang sebagai pasangan suami istri, layaknya suatu keluarga.
Dalam masalah seksual, biasanya mereka sudah mempunyai pengalaman sejak
anak-anak, dan sejak remaja mereka mulai aktif untuk lebih sering melakukannya.
Sebenarnya mereka mulai menyadari keadaan yang berbeda dengan teman-temannya
sejak umur 10 tahun, dan mulai mampu menikmati hubungan homoseksual sejak umur 14
tahun.

Hubungan seksual ini meliputi : berciuman, saling membelai dan saling


masturbasi bersama. Mulut dan dubur merupakan alat yang penting dalam hubungan
homoseksual tersebut.
Tipe maskulin lebih menyukai pasangan yang tipe feminim, demikian pula
sebaliknya. Orang dengan homoseksual pada umumnya masih mampu untuk melakukan
hubungan heteroseksual, akan tetapi mereka tidak mampu untuk menikmatinya.
Tipe lain adalah : tipe ego distonik dan tipe ego sintonik.
1. Tipe ego distonik mempunyai ciri-ciri, ingin merubah keadaannya menjadi
normal seperti orang lain, merasa tertekan dengan keadaannya, sering gelisah, depresi,
serta tidak nyaman dengan keadaan dirinya.
2. Tipe ego sintonik mempunyai ciri-ciri menerima keadaannya, bahagia dengan
keadaannya, tidak merasa tertekan, tidak merasa malu dan bisa sukses berprestasi dalam
karirnya. Biasanya mereka berkarir di bidang tat arias, tata busana, tata boga, kesenian
dan sebagainya.
Tipe ego distonik, adalah tipe yang selama ini dating ke psikiater, untuk minta
bantuan mengubah keadaannya. Sementara tipe ego sintonik menolak untuk diubah
keadaannya. Biasanya hanya keluarga yang dating untuk berkonsultasi.

V. Penutup.
Penyimpangan perilaku seksual pada umumnya terjadi oleh karena terjadi
gangguan pada perkembangan perilaku seksual sejak mulai anak-anak. Deteksi ini
adanya penyimpangan perkembangan perilaku seksual, dan intervensi dini merupakan
upaya yang terbaik dalam penganggulangan gangguan tersebut.
-- 0 --

Anda mungkin juga menyukai