0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
57 tayangan2 halaman
Teks tersebut membahas tentang penggorengan sebagai metode memasak yang populer di Indonesia. Ada dua cara penggorengan yaitu shallow frying dengan suhu rendah dan deep fat frying dengan suhu tinggi yang merendam bahan makanan dalam minyak. Deep fat frying memiliki keuntungan seperti proses cepat, tekstur renyah tetapi kurang aman jika tidak ditangani dengan benar.
Teks tersebut membahas tentang penggorengan sebagai metode memasak yang populer di Indonesia. Ada dua cara penggorengan yaitu shallow frying dengan suhu rendah dan deep fat frying dengan suhu tinggi yang merendam bahan makanan dalam minyak. Deep fat frying memiliki keuntungan seperti proses cepat, tekstur renyah tetapi kurang aman jika tidak ditangani dengan benar.
Teks tersebut membahas tentang penggorengan sebagai metode memasak yang populer di Indonesia. Ada dua cara penggorengan yaitu shallow frying dengan suhu rendah dan deep fat frying dengan suhu tinggi yang merendam bahan makanan dalam minyak. Deep fat frying memiliki keuntungan seperti proses cepat, tekstur renyah tetapi kurang aman jika tidak ditangani dengan benar.
Penggorengan adalah cara yang banyak dilakukan oleh
masyarakat di Indonesia. Metode ini sangat cocok
untuk
diterapkan karena dapat menginaktivasi mikroba, sehingga
makanan tetap awet. Selain mempertahankan makanan agar awet dampak penggorengan yaitu enzim menjadi inaktivasi dan kadar air menjadi sedikit. Metode penggorengan ada 2 cara yaitu shallow frying dan deep fat-frying. Metode penggorengan suhu rendah biasanya dilakukan dengan teknik Shallow frying. Teknik penggorengan ini digunakan untuk penggorengan produk dengan permukaan luas dan tidak memerlukan
pemanasan
yang
intensif.
Variasi
teknik
penggorengan dengan prinsip shallow frying ini adalah saute
frying (menumis). Sedangkan metode penggorengan suhu tinggi lebih populer dengan istilah deep fat-frying. Proses ini dilakukan dengan cara merendamkan produk pangan pada minyak goreng bersuhu tinggi. Metode ini banyak digunakan di industri makanan ringan, industri mi instan, nugget, dan lain-lain (Hariyadi, 2008). Menurut Mukhtar (2003), proses memasak deep fat frying ada 3 cara yang paling populer yaitu : 1. Ala Franchise (French style) dimana makanan yang akan digoreng sebelumnya dilapisi dengan tepung. 2. Ala Anglaise (English style), dimana makanan yang akan digoreng terlebih dahulu dibalur dengan telur kemudian dilapisi dengan tepung roti. 3. Ala
ory (Orly
style),
dimana
makanan
tersebut
dicelupkan terlebih dahulu ke dalam frying better
(adonan tepung dan cairan yang digunakan untuk menggoreng).
Keuntungan
dari
penggunaan metode
deep
fat-
frying antara lain metode pemasakan yang cepat, mudah,
menghasilkan
tekstur
ynag
menarik
dan
renyah
serta
menghasilkan warna yang bagus. Namun kekurangan dari
metode deep fat-frying adalah lebih berbahaya dari metode penggorengan lainnya jika tidak ditangani secara benar, minyak yang digunakan dalam jumlah besar sehingga biayanya lebih tinggi. Sedangkan pada penggorengan metode Shallow frying kelebihannya adalah tidak membutuhkan minyak yang banyak, sehingga biaya produksi semakin sedikit. Namun kekurangan dari metode Shallow frying adalah waktu penggorengan relatif lebih lama, warna kurang menarik, dan tekstur kurang menarik dan tidak terlalu renyah. Penggorengan
kovensional
dan
penggorengan
vakum
perbedaannya penggorengan kovensional banyak udara yang
masuk sehingga mudah gosong sedangkan penggorengan vakum yaitu hampa udara sehingga sedikit udara yang masuk sehingga kematangan tetap merata, persamaannya yaitu memerlukan minyak goreng yang banyak agar bahan dapat tercelup merata.