Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan petunjuk dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Praktikum Teknologi Perbanyakan Tanaman Dengan Judul
Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif Sambung Pucuk Pada Tanaman
Bunga Kertas (Bougenvilae sp). Dalam menyelesaikan laporan ini Penulis
banyak mengalamu hambatan baik dari teknik serta waktu, tenaga maupun biaya.
Namun dengan petunjuk Allah SWT serta bantuan dari teman-teman, Penulis
dapat menyelesaikan laporan ini sebagaimana mestinya.
Dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Orang tua yang selalu memberikan dukungan sehingga laporan ini dapat
terselesaikan.
2. Ibu Hj. Sri Utami S.P., M.P, sebagai dosen penanggung jawab Praktikum
Teknologi Perbanyakan Tanaman.
3. Abang Wiwit Aryo Santoso, selaku asisten Lapangan Praktikum Teknologi
Perbanyakan Tanaman.
4. Kakak Putri Nasuha Daulay, selaku asisten Lapangan Praktikum
Teknologi Perbanyakan Tanaman.
5. Abang Jaka Anugrah Pratama, selaku asisten Lapangan Praktikum
Teknologi Perbanyakan Tanaman.
6. Abang Junaidi, selaku asisten

Lapangan

Perbanyakan Tanaman.

Praktikum
z

Teknologi

7. Abang Egalika, selaku asisten Lapangan Praktikum Teknologi Perbanyakan


Tanaman.
8. Kakak Nurul Hayatun Nufus, selaku asisten Lapangan Praktikum Teknologi
Perbanyakan Tanaman.

Medan, November 2015

Penulis,

DAFTAR ISI

Halaman.
KATA PENGANTAR..............................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................

ii

PENDAHULUAN....................................................................................

Latar Belakang .............................................................................

Tujuan Praktikum..........................................................................

Kegunaan Praktikum.....................................................................

TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................

BAHAN DAN METODE........................................................................

10

Waktu dan Tempat...........................................................................

10

Bahan dan Alat..............................................................................

10

Cara Kerja......................................................................................

10

HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................

12

Hasil...............................................................................................

12

Pembahasan...................................................................................

12

KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................

15

Kesimpulan....................................................................................

15

Saran..............................................................................................

15

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

16

DAFTAR GAMBAR
No.

Judul

Halaman

1. Proses pemotongan pucuk bunga kertas yang akan disambung........

18

2. Pucuk bunga kertas yang telah di potong, ujung bawah nya di


runcingkan.........................................................................................

18

3. Pembelahan batang bawah sebagai batang untuk menyambungkan pucuk


tadi.....................................................................................................

18

4. Proses menyatukan antara pucuk dan batang bawah yang akan


disambung..........................................................................................

19

5.

Proses pengikatan pada daerah sambungan........................................

19

6.

Proses penyungkupan dengan plastik.................................................

19

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa macamnya
salah satunya dalam kerajaan tumbuhan. Sebagai contoh adalah buah-buahan
seperti buah mangga. Buah mangga memiliki banyak varietas yang mana terdapat
kelebihan dan kekurangan di setiap macamnya. Permintaan pasar akan varietas
unggulan dengan rasa, tekstur, aroma buah yang diminta tidak sebanding dengan
keadaan lapang yang tidak mampu menghasilkan buah sebanyak yang diminta.
Melakukan intensifikasi lahan cukup menguras biaya input lebih dari tanaman
mangga yang biasa, akhirnya sampai pada tangan konsumen dengan harga yang
tinggi. Mengetahui harga mangga yang tinggi para konsumen akan merubah
pikirannya untuk tidak menkonsumsi mangga jenis ini, dan dampaknya akan
merugikan bagi para pedagang, tengkulak, dan juga petani akan menerima harga
jual yang sangat murah dan tidak mendapat keuntungan (Tioadmaja, 2014).
Pengetahuan tentang konsep perbanyakan tanaman secara vegetatif sangat
penting untuk diketahui agar dapat dipahami pengertian perbanyakan tanaman
secara vegetatif dan membedakan pengelompokan dalam perbanyakan tanaman
secara vegetatif. Selain itu, juga perlu didukung pengetahuan tentang arti penting
dari perbanyakan tanaman secara vegetatif agar dapat dipahami perlunya
dilakukan perbanyakan tanaman secara vegetatif ditinjau dari aspek anatomi,
fisiologi, dan genetik. Pemahaman tentang konsep perbanyakan tanaman secara
vegetatif juga perlu didukung dengan pengetahuan tentang teknik-teknik yang
dapat digunakan dalam perbanyakan tanaman secara vegetative (Raharja, 2012).

Perbanyakan tanaman secara vegetatif juga perlu pemahaman tentang


pengatahuan aspek-aspek pentingnya meliputi aspek anatomi, fisiologi, dan
genetik. Aspek anatomi perbanyakan tanaman secara vegetatif berkaitan dengan
pengetahuan struktur internal dari akar, batang, dan daun untuk memahami proses
terbentuknya akar adventif pada stek dan cangkok dan terbentuknya penyatuan
sambungan pada penyusuan, okulasi, dan sambungan. Aspek fisiologi
perbanyakan tanaman secara vegetatif yang perlu diketahui adalah peranan secara
fisiologis berbagai hormon tanaman dalam mempengaruhi proses pertumbuhan
hasil perbanyakan tanaman. Aspek genetik perbanyakan tanaman secara vegetatif
berkaitan dengan keseragaman dan keragaman secara genetik tanaman yang
diperbanyak secara vegetatif. Ketiga aspek tersebut apabila dipahami dengan
benar diharapkan akan menunjang keberhasilan dalam pelaksanaan perbanyakan
tanaman secara vegetative (Tirtawinata, 2011).
Perbanyakan tanaman secara vegetatif merupakan suatu cara-cara
perbanyakan atau perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagianbagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk, daun, umbi dan akar,
untuk menghasilkan tanaman yang baru, yang sama dengan induknya.
Perbanyakan tanaman secara vegetatif tersebut tanpa melalui perkawinan atau
tidak menggunakan biji dari tanaman induk. Prinsipnya adalah merangsang tunas
adventif yang ada dibagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman
sempurna yang memiliki akar, batang, dan daun sekaligus (Juanda, 2013).
Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dilakukan secara alamiah
yaitu perbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan
biji dari tanaman induk yang terjadi secara alami tanpa bantuan campur tangan

manusia. Perbanyakan tanaman secara vegetatif alamiah dapat terjadi melalui


tunas, umbi, rizoma, dan geragih (stolon). Perbanyakan tanaman secara vegetatif
juga dapat dilakukan secara buatan yaitu perbanyakan tanaman tanpa melalui
perkawinan atau tidak menggunakan biji dari tanaman induk yang terjadi secara
buatan dengan bantuan campur tangan manusia (Sasmita, 2013).

Tujuan Praktikum
Agar praktikan tau bagai mana cara dan prosedur melakukan stek pucuk
pada tanaman begonville.

Kegunaan Praktikum
1. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti praktikum Teknologi Perbanyakan
Tanaman di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara,
Medan.
2. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti praktikal test praktikum Teknologi
Perbanyakan Tanaman di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara, Medan.
3. Sebagai salah satu bahan informasi bagi yang membutuhkanya.

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi tanaman bunga kertas (Bougainvillea buttiana)


Kingdom

: Plantae

Divisi

: Magnoliphyta

Kelas

: Magnoliopsida

Ordo

: Caryophyllales

Family

: Nyctaginaceae

Genus

: Bougainvillea

Spesies

: Bougainvillea buttiana
Bugenvil merupakan tanaman hias populer. Bentuknya adalah pohon kecil

yang sukar tumbuh tegak. Keindahannya berasal dari seludang bunganya yang
berwarna cerah dan menarik perhatian karena tumbuh dengan rimbunnya.
Seludang bunga ini kerap dianggap sebagai bagian bunga, walaupun bunganya
yang benar adalah bunga kecil yang terlindung oleh seludang.Tanaman bunga
kertas atau bougainvillea ini mempunyai bagian tanaman yang berwarna-warni.
Oleh karena itu, tanaman bougainvillea menjadi tanaman hias yang sangat populer
karena kecantikkan warnanya dan cara merawatnya yang mudah (Harman, 2013).
Keunggulan perbanyakan ini adalah menghasilkan tanaman yang memiliki
sifat yang sama dengan pohon induknya. Selain itu, tanaman yang berasal dari
perbanyakan secara vegetatif lebih cepat berbunga dan berbuah. Sementara itu,
kelemahannya adalah membutuhkan pohon induk dalam jumlah besar sehingga
membutuhkan banyak biaya. Kelemahan lain, tidak dapat menghasilkan bibit
secara massal jika cara perbanyakan yang digunakan cangkok atau rundukan.

Untuk menghasilkan bibit secara massal sebaiknya dilakukan dengan stek. Namun
tidak semua tanaman dapat diperbanyak dengan cara stek dan tingkat
keberhasilannya sangat kecil (Itto, 2010).
Sambung pucuk/okulasi pada tanaman bougenvile dilakukan untuk
mendapatkan tanaman bougenvile yang unik dan indah. Kita dapat membuat
variasi jenis bunga dan daun dalam satu pohon. Tentu saja perlu imajinasi
tersendiri

dalam

menentukan

warna

bunga

maupun

daun

yang

akan

dikombinasikan, namun untuk melakukan sambungannya sendiri tidak sesulit


yang dibayangkan. Berikut langkah yang dilakukan ketika melakukan sambung
pucuk

pada bougenvile, (1) Siapkan

tanaman bougenvile yang

akan

disambungkan. Pilih cabang yang masih muda untuk disambung dan potong pada
bagian yang akan kita beri sambungan.(2)Siapkan cabang sambungan dari
tanaman bougenvile lainnya. Pilih juga cabang yang masih muda dan berdiameter
sama dengan cabang yang akan disambung tadi. potong setiap daun yang ada dan
sisakan pada bagian pucuk(3)Pada cabang bougenvile yang akan disambung iris
secara vertikal. dan pada cabang sambungan iris pada sisi kedua samping.
(4)Selipkan sambungan pada cabang yang akan disambung dan ikat sambungan
menggunakan tali rafia. jangan terlalu ketat karena batang yang kita pilih masih
muda untuk menghindari kerusakan pada sambungan.(4)Tutup sambungan dengan
plastik bening untuk menjaga kelembaban dan menghindari penguapan yang
berlebihan, satu bulan kemudian sambungan telah menyatu (Handoyo, 2012).
Salah satu bibit klonal (bibit yang diperbanyak secara vegetative) tanaman
buah yang sering dibuat oleh penangkar bibit adalah bibit sambung pucuk, yaitu
bibit yang dibuat dengan cara menyisipkan entres batang atas dari pohon indukan

terpilih ke batang bawah lokal yang dipotong pada ketinggian tertentu dan dibelah
pada bagian tengah atau bagian samping batangnya. Batang bawah biasanya
merupakan bibit yang ditanam dari biji (seedling). Beberapa alasan mengapa bibit
tanaman buah dibuat dengan cara sambung pucuk (cleft grafting / top grafting) :
lebih mudah dilakukan saat batang bawah berumur masih cukup muda tanpa perlu
menunggu batang bawah berumur cukup tua sehingga lebih efisien dari sisi waktu
penyiapan batang bawah (root stock), pertumbuhan entres yang relatif lebih cepat
dibanding cara okulasi (tempel mata), lebih efisien dalam pemanfaatan jumlah
entres dibanding bibit sambung susuan, dan pertumbuhan bibit yang lebih vigor
dibanding bibit okulasi pada kondisi lingkungan pertumbuhan tanaman yang sama
(Rochiman, 2013).
Agar persentase keberhasilan pembuatan bibit sambung pucuk meningkat,
ada beberapa tips yang perlu diperhatikan :(1). Pilih batang bawah dengan
pertumbuhan yang sehat, seragam, dan vigor yang bagus, dengan diameter batang
minimum 5 milimeter. Semakin sehat dan semakin vigor pertumbuhan batang
bawah, (2). Gunakan silet baru (dipatah menjadi 2 bagian yang masing-masing
mempunyai bidang yang tajam) untuk menghasilkan bidang iris yang halus tanpa
serat , sekaligus menghindari memar batang akibat penggunaan pisau yang lebih
tebal. (3). Pilih entres dengan ukuran diameter yang sama besar atau sedikit lebih
kecil dibanding diameter batang bawah, untuk mendapatkan bidang lekat yang
sama baiknya. (4). Jika diameter batang bawah berukuran jauh lebih besar
dibanding diameter entres, belah batang bawah pada bagian sisi dekat kulit batang
untuk mendapatkan bidang tempel yang mendekati ukuran diameter entres
(sambungan berada di bagian sisi samping) (Anwar, 2012).

Membuat bibit tanaman dengan cara vegetatif (tanpa melalui proses


perkawinan = aseksual) adalah salah satu cara untuk mempertahankan kualitas
genetik Pohon Induk tanaman buah yang telah diketahui mempunyai sifat-sifat
unggul : berumur genjah, produktivitas tinggi dengan kualitas buah prima, tahan
atau toleran terhadap serangan hama dan penyakit tanaman, tahan kekeringan,
bibit turunan klonalnya mempunyai daya adptasi tinggi di berbagai lokasi tanam,
dan lain sebagainya.Salah satu kendala yang dihadapi jika membuat bibit
sambung adalah lamanya waktu tunggu untuk mendapatkan batang bawah
(rootstock) siap sambung yang biasanya memerlukan waktu berkisar antara 6
hingga 24 bulan, tergantung jenis tanaman dan keperluan pembuatan bibitnya.
Beberapa penangkar bahkan menunggu batang bawah tumbuh membesar hingga
berumur 2 tahun sebelum akhirnya disambung untuk memperoleh bibit cebol yang
diharapkan cepat berbunga dan berbuah, karena entres disambung pada batang
bawah berumur cukup "tua" (Triansyah, 2013).
Pada beberapa jenis tanaman buah seperti mangga, alpukat, durian, dan
jeruk misalnya, dimungkinkan untuk disambung pada saat umur batang bawah
masih sangat muda, berkisar antara 4 hingga 10 minggu pasca semai biji dan biji
memunculan batang utama. Penyambungan pada saat batang bawah masih
berumur sangat muda ini dikenal dengan istilah "Mini Grafting", dengan beberapa
keuntungan sebagai berikut : efisien dari sisi waktu tunggu batang bawah yang
lebih singkat, penyatuan batang atas dengan batang bawah (kompatibilitas) yang
lebih baik karena titik sambungan umumnya belum berkayu, pertumbuhan yang
relatif lebih seragam dan terkontrol dengan baik, serta lebih memudahkan dalam
pemeliharaan bibit pasca penyambungan berhasil. Kekurangan jika menggunakan

cara ini adalah variabilitas ukuran diameter batang bawah yang beragam karena
umur yang masih sangat muda, penyesuaian dan pemilihan ukuran diameter entres
yang relatif sulit karena entres umumnya harus berdiameter kecil sementara entres
harus diambil dari pohon besar yang tunas ujung umumnya berukuran lebih besar,
relatif mudah terjadi memar batang pada saat penyambungan karena jaringan
batang bawah yang lebih lunak akibat belum berkayu (Anonym, 2014).

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu


Praktikum Teknologi Perbanyakan Tanaman dilaksanakan di lahan
percobaaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Jl.
Tuar No 65 Kec.Medan Amplas, Ketinggian tempat 27 meter dpl.
Praktikum ini di laksanakan pada hari selasa tanggal 04 Desember 2015
mulai pukul 11.00 wib sampai dengan selesai.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada praktikum pada kali ini adalah Bunga kertas
(Bogenvileae sp), Tali plastik, Plastik transparan, ZPT, Polybag.
Alat yang digunakan pada praktikum teknologi perbanyakan tanaman kali
ini adalah Pisau okulasi/pisau cutter/pisau lipat.
Cara Kerja
1. Pada cabang pohon induk yang terpilih dipotong dan diratakan bagian yang di
potong.
2. Dipilih bagian bunga kertas yang lain yang akan disambungkan ke pangkal
induk tadi.
3. Sabungkan kedua bagian dengan posisi sambung yang pas.
4. Ikat dengan menggunakan tali rafia agar sambungan kuat.
5. Bungkus dengan plastik es lilin pada daerah yang disambung tadi.
6. Buka plastik 1 minggu kemudian jika hasil grafting berhasil.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Ini adalah hasil dari teknik perbanyakan tanman secara sambung pucuk
pada tanaman bunga kertas ( Bougenvillae sp).

Pembahasan
Salah satu bibit klonal (bibit yang diperbanyak secara vegetative) tanaman
buah yang sering dibuat oleh penangkar bibit adalah bibit sambung pucuk, yaitu
bibit yang dibuat dengan cara menyisipkan entres batang atas dari pohon indukan
terpilih ke batang bawah lokal yang dipotong pada ketinggian tertentu dan dibelah
pada bagian tengah atau bagian samping batangnya. Batang bawah biasanya
merupakan bibit yang ditanam dari biji (seedling). Beberapa alasan mengapa bibit
tanaman buah dibuat dengan cara sambung pucuk (cleft grafting / top grafting) :
lebih mudah dilakukan saat batang bawah berumur masih cukup muda tanpa perlu
menunggu batang bawah berumur cukup tua sehingga lebih efisien dari sisi waktu
penyiapan batang bawah (root stock), pertumbuhan entres yang relatif lebih cepat
dibanding cara okulasi (tempel mata), lebih efisien dalam pemanfaatan jumlah
entres dibanding bibit sambung susuan, dan pertumbuhan bibit yang lebih vigor
dibanding bibit okulasi pada kondisi lingkungan pertumbuhan tanaman yang sama

13

Sebelum kita menyambung, kita harus tahu kriteria tanaman yang akan
dan bisa disambungkan. Pucuk yang akan disambungkan tidak boleh terlalu muda,
harus sesuai. Pada batang bawah yang akan dijadikan untuk penyambung tidak
boleh terlalu tua. Jadi kesesuaian antara pucuk dan batang bawah harus
diperhatikan demi keberhasilan proes sambung ini. Pada sambung pucuk ini kita
menggunakan plastik sebagai penyungkup tanaman dan penyungkup di daerah
sambungan tadi. Fungsi dari plastik in adalah sebagai pelindung daerah
sambungan dari penggaggu seperti serangga yang bisa saja membawa bibit jamur
dan bakteri ke daerah sambung yang bisa menyebabkan busuk nya dan tidak
jadinya hasil dari percobaan kita.
Faktor-faktor yang bisa mempengaruhi keberhasilan tumbuh dari
percobaan sambung pucuk ini adalah pengetahuan akan kriteria dan cara
penyambungan yang baik. Proses pengikatan juga harus dilakukan dengan benar
agar batang yang disambungkan tidak mudah patah atau terlepas kembali. Faktor
iklim juga sangat mempengaruhi. Jika sedang terjadi hujan, dan biasa nya jika
hujan kecepatan angin akan meningkat. Sehingga memungkin dapat menyebabkan
daerah sambungan tadi patah kembali. Jika kita ingin percobaan kita ini berhasil,
sebaik nya harus memperhatikan faktor tadi.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan

1. Sambung

pucuk

merupakan

salah satu

perkembangbiakan

secara

vegetatif untuk mendapatkan sifat yang sama dengan induk nya.


2. Pemilihan pucuk dan batang yang baik adalah salah satu penentu faktor
keberhasilan sambung pucuk yang pas.
3. Penggunaan plastik sebagai penyungkup adalah untuk menghindari
menghindari sinar matahari langsung dan kelembapan.
4. Kambium dari kedua batang harus benar-benar tersambung agar proses
penghantaran

zat-zat

makanan dapat berlangsung sehingga dapat

membentuk tunas baru.


5. Hubungan kekerabatan batang atas dan batang bawah serta keadaan
fisiologi harus sesuai.
6. Keberhasilan penyambungan juga dipengaruhi oleh faktor luar seperti
suhu, temperatur, cahaya, dan teknik pernyambungan.
Saran
Sebaiknya dalam melakukan sambung pucuk menggunakan pisau yang
benar-benar steril agar mengurangi resiko kegagalan pada praktikum ini.

DAFTAR PUSTAKA
Anonym, 2014. Sambung pucuk . http://anakpintarunja.blogspot.co.id/2012/06/ok
ulasi-1.html diakses

pada tanggal 30 november 2015

Anwar,2012 perbanyakan vegetative http://labpemuliaantanaman.staff.ub.ac.id/fi


les/2012/04/modul-7.-perbanyakan-vegetatif.pdf. Diakses pada tanggal 30
november 2015

Handoyo,2012. Perbanyakan tanaman.http://worldagroforestry.org/sea/Publicatio


ns/files/book/BK0094-06/BK0094-06-1.pdf diakses pada tanggal 30 nove
mber 2015
Harman.2013. klasifikasi tanaman bougenville http//harman402.blogspot.co.id/20
13/klasifikasi-tanaman-karet.html. diakses pada tanggal 30 november 2015
Itto,2010. Perbanyakan vegetative dengan sambung pucuk. http://www.itto.int/fil
es/user/pdf/publications/PD%20426%2006/pd426-0613%20rev1(F)%20e
.pdf. diakses pada tanggal 30 november 2015
Juanda, 2013. Laporan perbanyakan vegetative sambung pucuk .http://juanda
doom. Blogs pot.co.id/2013/laporan-perbanyakan-vegetatif-sambung-puc
uk.html. diakses 30 no vember 2015
Raharja,2012. Cara melakukan perbanyakan sambung pucuk. http://raharjaasdi.bl
ogspot. co.id/2012/cara-melakukan-perbanyakan-sambung-pucuk.html.
diakses 30 novem ber 2015
Rochiman,2013. Macam macam perbanyakan vegetatif.http://rochiman22.blog
spot.co.id/2013/macam-macam-perbanyakan-vegetatif.html diakses 30
november 2015
Sasmita,2013. Perbanyakan vegetatif. http://sasmitaprastia.blogspot.co.id/2013/0
9/perbanyakan-vegetatif.html. diakses pada tanggal 30 november 2015
Tioadmaja,2014. Pengertian perbanyakan vegetatif. http//tioadmaja768.blogspot.
co.id/2014/pengertian-perbanyakan-vegetatif.html. diakses pada tanggal
30 november 2015
Tirtawinata,2011. Perbanyakan vegetatif. http://tirtawinata.blogspot.co.id/2011/06
/perbanyakan-vegetatif.html. diakses pada tanggal 30 november 2015
Triansyah. 2013. Laporan Praktikum sambung pucuk http://triansyahlebungbatang
.blogspot. co.id/2013/12/laporan-praktikum-karet-okulasi.html. diakses
pada tanggal 30 november 2015

Anda mungkin juga menyukai