Anda di halaman 1dari 68

BAB I

TEKNIK RESERVOIR

1.1.

Cadangan
Cadangan (reserves) adalah perkiraan volume hidrokarbon (minyak,

kondesat dan gas alam) yang secara komersial dapat diambil dari volume
hidrokarbon yang terakumulasi di reservoir dengan metode operasi yang ada dan
bersifat ekonomis. Perkiraan cadangan didasarkan atas interpretasi data geologi
dan/atay engineering yang tersedia pada saat itu. Cadangan biasanya direvisi
begitu reservoir diproduksikan seiring bertambahnya data geologi dan/atau
engineering yang diperoleh atau karena perubahan kondisi ekonomi. Perhitungan
cadangan melibatkan ketidakpastian yang tingkatnya sangat tergantung pada
tersedianya jumlah data geologi dan engineering yang dapat dipercaya. Atas dasar
ketersediaan data tersebut maka cadangan digolongkan menjadi dua, yaitu :
Cadangan Pasti (proved reserves) dan Cadangan Belum Pasti (unproved reserves).
Unproved reserves memiliki tingkat ketidakpastian yang lebih besar disbanding
proved reserves dan digolongkan menjadi Cadangan Mungkin (probable reserves)
dan cadangan Harapan (possible reserves). Cadangan Pasti atau Cadangan
Terbukti (proved reserves) adalah cadangan yang sudah dibuktikan dengan uji
produksi atau bahkan reservoir sedang diproduksikan dan dapat diperkirakan
dengan cukup teliti untuk dapat diambil atas dasar ekonomi saat itu (current
economic conditions). Kondisi ekonomi tersebut termasuk harga dan biaya pada
saat dilakukan perkiraan (perhitungan) reserves. Proved reserves, berdasarkan
statusnya,

digolongkan

menjadi

yaitu

developed

dan

undeveloped.

Penggolongan status menetapkan status pengembangan dan produksi dari sumur


dan/atau reservoir.
a. Developed reserves diyakini dapat diambil dari sumur yang ada
(termasuk reserves behind pipe) dan memiliki fasilitas untuk
pemrosesan dan transportasi hidrokarbon, atau ada komponen

pemasangan fasilitas ini. Developed reserves terbagi lagi menjadi


producing dan non-producing. Developed Producing, Producing
reserves diperkirakan dapat diambil dari interval perforasi yang
terbuka pada saat perhitungan reserves dan sedang produksi.
Developed non-producing meliputi shut in dan behind pipe reserves,
Shut in reserves diperkirakan dapat diambil dai interval perforasi yang
terbuka pada saat perhitungan reserves, tetapi belum mulai produksi,
atau ditutup karena kondisi pasar atau sambungan pipa, atau tidak
dapat berproduksi karena alasan mekanik, alasan non teknis lainnya
atau uncertainty waktu jual. Behind pipe reserves diperkirakan dapat
diambil dari zona yang ditembus oleh sumur (behind casing) yang
memerlukan kerja komplesi sebelum dimulai produksi.
b. Undeveloped reserves diperkirakan dapat diambil dari sumur pada
daerah yang belum dibor (undrilled acreage), dari memperdalam
sumur yang ada sehingga menembus reservoir yang berbeda, atau Jika
diperlukan pembiayaan yang relative besar untuk melakukan komplesi
pada sumur yang ada atau pemasangan fasilitas produksi dan
tarnsportasi.
Sedangkan cadangan Belum Pasti atau unproved reserves adalah cadangan
migas yang belum dibuktikan dengan uji produksi (DST) tetapi baru didasarkan
pada data geologi dan/atau engineering seperti halnya yang digunakan untuk
menentukan proved reserves; ketidakpatisan secara teknik, ekonomi, kontrak dan
regulasi lebih besar. Perhitungan unproved reserves dapat dibuat untuk
perencanaan internal atau evaluasi khusus. Unproved reserves tidak bisa
ditambahkan dalam proved reserves. Unproved reserves dibagi lagi menjadi dua,
yaitu: Cadangan Mungkin (probable) dan Cadangan Harapan (possible).
Terkadang kita juga mendengar istilah 1P, 2P dan 3P dalam cadangan, 1P:
Setara dengan Cadangan Terbukti; menunjukkan skenario perkiraan rendah
Cadangan. 2P: Setara dengan jumlah Cadangan Terbukti ditambah dengan

Cadangan Mungkin; menunjukkan skenario perkiraan terbaik Cadangan. 3P:


Setara dengan jumlah Cadangan Terbukti ditambah Cadangan Mungkin
ditambah Cadangan Possible; menunjukkan skenario perkiraan tinggi
Cadangan

Gambar 1.1. pembagian cadangan


1.1.1.

Perhitungan Cadangan
Setelah kita mengetahui mengenai definisi cadangan dan pembagiannya,

kita juga harus mengetahui beberapa metode untuk menghitung perkiraan


cadangan yang ada dalam reservoir. Beberapa metode perhitungan cadangan yang
dapat di pilih berdasarkan pada seberapa banyak data, waktu, serta dana yang kita
miliki. Metode metode tersebut adalah Metode analogi, Metode volumetric,
Metode decline curves, Metode material balance dan Metode simulasi reservoir.
Berikut adalah penjelasan masing-masing metode.
a. Metode Analogi
Analogi /statistic metode biasa nya di gunakan untuk prospek
belum dibor, dan untuk melengkapi metode volumetric dalam bidang

atau tahap awal reservoir dari pengembangan dan produksi. Selain itu,
metode yang dapat di gunakan untuk memperkirakan cadangan traktat
belum dibor di bidang sebagian di kembangkan atau reservoir.
Metode volumetric mencoba untuk menentukan jumlah minyak di
tempat dengan menggunakan ukuran reservoir serta sifat batuan dan
cairan. Kemudian di tempat dengan menggunakan ukuran reservoir
serta sifat batuan dan cairan. Kemudian faktor pemulihan di
asumsikan, dengan mengguanakan asumsi dari bidang dengan
karakteristik serupa. OOIP dikalikan dengan factor pemulihan untuk
sampai pada nomor cadangan.
Metodologi ini di dasari pada asumsi bahwa bidang analog,
reservoir, atau baik adalah sebanding dengan field perihal, reservoir,
atau baik, tentang aspek-aspek yang recovery control utama minyak
atau gas. Kelemahan metode ini adalah bahwa validitas asumsi ini
tidak dapat di tentukan sampai bidang subjek atau reservoir telah di
produksi

berkelanjutan.

Analogi

dilakukan

apabila

data

minim(misalnya sebelum eksplorasi). Perlu di ingat bahwa seminimum


apapun datanya, pembuat keputusan memerlukan angka cadangan
dan

keekonomian yang dapat di tentukan dengan mengguanakan

barrels per acre foot (BAF).


b. Metode Volumentrik
Pada metode ini perhitungan didasarkan pada persamaan volume,
data-data yang menunjang dalam perhitungan cadangan ini adalah
porositas dan saturasi hidrokarbon. Persamaan yang di gunakan dalam
metode volumetric adalah IGIP (initial gas in place) atau IOIP(initial
oil in place). Yang di gunakan dalam perhitungan ini adalah data dari
peta isopach.
Peta isopach yaitu: salah satu peta geology yang menampilakan
ketebalan lapisan suatu daerah (reservoir). Peta ini juga di susun

berdasarkan peta kombinasi iso-struktur, sehingga ketebalan lapisan di


bawah permukaan dapat di hitung.
IGIP:

Gt=

43560xVbx x(1 - Swi)


Bgi

Ket:

...(1-1)

: Luas pengeringan(Acres)

: Ketebalan rata-rata formasi (foot)

: Porositas rata-rata ( % )

Swi : Saurasi awal ( % )


Bgi : Faktor formasi volume gas ( cuft/SCF )
RF
IOIP
Nt =

7758xVbx (1 - Swi)
Boi
Ket :

: Recovery Factor ( % )

...(1-2)

: Luas pengeringan (Acres)

: Ketebalan rata-rata formasi (foot)

: Porositas rata-rata ( % )

Swi : Saurasi awal ( % )


Boi : Faktor formasi volume minyak awal ( RB/STB )
RF

: Recovery Factor ( % )

c. Metode decline Curve


Kurva penurunan di gunakan ketika reservoir telah diproduksi
untuk beberapa waktu dan telah menunjukkan kecendrungan yang di
amati (penurunan ) maju dalam tingkat produksi.
Teknik ini adalah untuk membangun sebuah grafik laju produksi
terhadap waktu pada skala semi- log (di mana tingkat produksi dalam
skala log dan waktu pada skala normal) dan kemudian meramalkan
tren diamati (penurunan) maju dalam waktu.

Metode ini di dasakan pada konsep keseimbangan massa.


Sederhananya, massa apapun di wadah sama dengan massa awalnya
dalam wadah, kurang apa yang telah di bawa keluar, di tambah apa
yang telah di tambah ini cara lain berfikir tentang ini adalah jika anda
memiliki sebuah wadah besar dengan tetap.
d. metode material balance
Untuk menerapkan metode ini, di butuh kan pengetahuan tentang
teknik reservoir. Material balance dapat digunakan untuk berbagai
macam tujuan antara lain:
Memperkirakan isi hidrokarbon awal di tempat
Memperkirakan kinerja reservoir di massa datang
Memperkirakan jumlah air yang merembes daaquifer
Menentukan ukuran dari tudung gas(gas cap)

e. Metode simulasi reservoir


Metode

ini

terdiri

dari

membuat

atau

memilih

model,

mengumpulkan dan memasukkan data ke model, history matching dan


peramalan. Untuk melakukannya di butuhkan pengetahuan teknik
reservoir dan teknik computer.
Simulasi reservoir merupakan aplikasi konsep dan teknik
pembuatan model matematis dari suatu system reservoir dengan tujuan
agar mendapatkan hidrokarbon (minyak) secara optimal dan ekonomis,
model matematis ini terdiri dari persamaan- persamaan yang mengatur
aliran dengan metode solusi algorithma, sedangkan simulator adalah
suatu kumpulan program computer yang mengaplikasikan model
matematik ke dalam computer, dan untuk mencapai tujuan yang di
harapkan

maka

membutuhkan

skripsi

reservoir,

metodologi

perhitungan hidrokarbon dan distribusi tekanan sebagai fungsi waktu


dan jarak yang tepat. Simulasi Reservoir merupakan salah satu cara
yang digunakan untuk:
1. Memperkirakan isi minyak gas awal dalam reservoir.

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Indentifikasi besar dan pengaruh aquifer (cadangan air).


Identifikasi pengaruh patahan dalam reservoir.
Memperkirakan distribusi fluida.
Identifikasi adaya hubungan antar layer secara vertikal.
Peramalan produksi untuk masa yang akan datang.
Peramalan
produksi
dengan
memasukkan
alternatif

pengembangan:
Jumlah penambahan sumur produksi
Jenis/cara menambah produksi
Jumlah penambahan sumur injeksi
Sistem/bentuk/luas pattern
8. Membuat bebarpa kasus untuk optimalisasi produksi minyak
Tabel 1.1. Perbandingan masing-masing metode perhitungan cadangan

Metode

Data yang Dibutuhkan

Analogi

Data

sumur

kelebihan

kekurangan

atau Cepat dan murah, Bisa Kurang telliti

lapangan sekitarnya

dilakukan

sebelum

pemboran
Volumentrik

Log dan core, perkiraan Informasi minimal,cepat Perkiraan


luas,

RF

dan

sifat dapatdilakukan di awal tepat

fluida.

Material- data data


balance

kurang

produksi

tekanan,

produksi,

fluida

data Tidak perlu perkiraan Dibutuhkan banyak


dan luas, RF dan ketebalan

informasi

batuan.
Decline

Data produksi

Cepat dan murah

Curve

Dibutuhkan kondisi
konstan

Simulasi

Data material balance,

Reservoir

Data sumur dan Data menjelaskan secara rinci waktu lebih lama
geologi

Lebih mampu

Mahal

dan

butuh

1.1.2. Komponen dalam Reservoir


Dalam mencari minyak dan gas bumi diperlukanya suatu eksplorasi.
Eksplorasi

merupakan

hidrokarbon

dan

kegiatan

mencari

memperkirakan

potensi

dan

menemukan

hidrokarbon

sumberdaya

dialam

sebuah

cekungan. Namun untuk melakukan suatu eksplorasi perlu adanya suatu sistem.
System ini disebut dengan Basic Petroleum System yaitu proses untuk
menemukanya kandungan hidrokarbon dibawah permukaan. Didalam Basic
Petroleum System terdapat komponen komponen penting yang harus ada.
Komponen komponen tersebut adalah :
a. Source Rock
b. Reservoir Rock
c. Migrasi
d. Trap
e.

Seal

Gambar 1.2.
Petroleum
system
Berikut adalah penjelasan singkat mengenai petroleum system, source
rock Merupakan endapan sedimen yang mengandung bahan-bahan organik yang

10

cukup untuk dapat menghasilkan minyak dan gas bumi ketika endapan tersebut
tertimbun dan terpanaskan, dan dapat mengelurakan minyak dan gas bumi
tersebut dalam jumlah yang ekonomis. Bahan organik yang terkandung disebut
karogen. Reservoir Rock, Batuan yang mampu menyimpan dan mampu
mengalirkan hidrokarbon. Diman batuan tersebut harus memiliki porositas
sebagai penyimpan hidrokarbon dan permibilitas sebgai temppat megalirnya
hidrokarbon. Jenis jenis Reservoir adalah: Siliclastic rock, Carbonate Rock,
Igneous

Rock

(Batuan

Beku)

Metamorphic Rock.
Selanjutnya Migrasi adalah Proses transportasi minyak dan gas dari batuan
sumber menuju Reservoir. Dalam transportasi hidrokarbon terjadi beberapa proses
yaitu: Migrasi primer (Migrasi didalam skuen dari Source Rock), Ekspulsion
(Dari sekuen Source Rock menuju carrier bed), Migrasi Skunder (Transportasi
carrier

bed

menuju

ke

trap).

Trap

atau

Jebakan

Bentuk dari suatu geometri atau facies yang mampu menahan minyak dan gas
bumi untuk berkumpul dan tidak berpindah lagi. Suatu trap harus terdiri dari
batuan Reservoir sebagai tenpat penyimpan hidrokarbon.dan suatu set Seal agar
sebagai penutup agar tidak terjadi migrasi lagi. Proses migrasi dan pembentukan
trap tidak saling berhubungan dan terjadi di waktu yang berbeda. Waktu
pembentukan trap sangat penting karena jika trap terbentuk sebelum hidrokarbon
bermigrasi maka kemungkina akan ditemukanya akumulasi hidrokarbon didalam
trap. Dan jika sebaliknya maka kemungkinan hidrokarbon telah melewati trap
tersebut. Adapun tipe jebakan yaitu:
a. Jebakan Struktural
Jebakan dipengaruhi oleh kejadian deformasi perlapisan dengan
terbentuknya struktur lipatan dan patahan yang merupakan respon dari
kejadian tektonik dan merupakan perangkap yang paling asli dan
perangkap yang paling penting.
b. Jebakan Stratigrafi
Jebakan yang dipengaruhi oleh variasi perlapisan secara vertikal dan
lateral, perubahan facies batuan dan ketidakselarasan dan variasi

11

lateral dalam litologi pada suatu lapisan reservoar dalam perpindahan


minyak bumi.
c. Jebakan Kombinasi
Kombinasi antara struktural dan stratigrafi. Dimana pada perangkap
jenis ini merupakan faktor bersama dalam membatasi bergeraknya atau
menjebak minyak bumi.
Selain jebakan, untuk menjaga hidrokarbon di dalam reservoir diperlukan
adanya sealing rock atau batuan tudung di atasnya. Batuan yang mampu berperan
menjadi tudung adalah batuan yang memiliki sifat impermeable. Shale bertindak
sebagai sealing rock yang bagus. Dengan sifat batuan yang impermeable maka
akan mampu menahan hidrokarbon keluar/berpindah ke tempat lain.
1.1.3. Sturuktur Geologi
Reservoir adalah merupakan salah satu fenomena geologi yang terbentuk
akibat adanya pergerakan dinamik dari lempeng dan perubahan-perubahan
lainnya, oleh karena itu kita harus memahami terlebih dahulu sejarah geologi dari
reservoir, sejarah geologi dapat membantu penambahan data yang diperlukan
dalam mempelajari reservoir. Berikut ini merupakan struktur geologi yang
mungkin dapat kita jumpai.
a. Lipatan
Lipatan merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang
mekanismenya disebabkan dua proses, yaitu bending (melengkung)
dan bucking (melipat). Pada gejala bucking gaya yang bekerja sejajar
dengan bidang perlapisan, sedangkan pada bending, gaya yang bekerja
tegak lurus terhadap bidang permukaan lapisan.
b. Kekar
Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat
suatu gaya yang bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami
pergeseran. Secara umum dicirikan oleh:
1. Pemotongan bidang perlapisan batuan;

12

2. Biasanya terisi mineral lain (mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa


dsb;
3. kenampakan breksiasi. Struktur kekar dapat dikelompokkan
berdasarkan sifat dan karakter retakan/rekahan serta arahgaya
yang bekerja pada batuan tersebut.

13

c. Sesar
Sesar atau patahan adalah rekahan pada batuan yang telah
mengalami pergeseran yang berarti pada bidang rekahnya. Suatu
sesar dapat berupa bidang sesar (Fault Plain) atau rekahan tunggal.
Tetapi sesar dapat juga dijumpai sebagai semacam jalur yang terdiri
dari beberapa sesar minor. Jalur sesar atau jalur penggerusan,
mempunyai dimensi panjang dan lebar yang beragam, dari skala minor
sampai puluhan kilometer. Kekar yang memperlihatkan pergeseran
bisa juga disebut sebagai sesar minor. Rekahan yang cukup besar
akibat regangan, amblesan, longsor, yang disebut Fissure, tidak
termasuk dalam definisi sesar.

Gambar 1.2. Kekar dan Sesar


1.2.

Jenis-Jenis Reservoir
Klasifikasi jenis-jensis reservoir disini di bedakan berdasarkan fluida yang

terkandung di dalamnya, Fluida reservoir diklasifikasi berdasarkan beberapa


parameter yaitu:
1. GOR pada saat awal produksi
2. API Gravity
3. Warna dari fluida ketika di stock tank

14

Gambar 1.3. Klasifikasi fluida reservoir

1.3.1. Black Oil


Fluida terdiri dari rantai hidrokarbon yang besar, berat dan tidak mudah
menguap. Hal ini dapat dilihat dari diagram fasanya, pada diagram fasa tersebut
dapat dilihat bahwa Temperatur Kritis (Tc) lebih besar daripada Temperatur
reservoir (Tr). Pada saat Pr lebih tinggi dari Pb, fluida dalam kondisi tak jenuh
(undersaturated) dimana pada kondisi ini minyak dapat mengandung banyak gas.
Ketika tekanan reservoir (Pr) turun dan dibawah tekanan gelembung (Pb) maka
fluida akan melepaskan gas yang dikandungnya dalam reservoir hanya saja pada
separator jumlah cairan yang dihasilkan masih lebih besar. Ciri-ciri yang dapat
kita temui dalam black oil adalah :
a. sebagian besar reservoir minyak berupa black oil
b. temperatur reservoir selalu lebih kecil daripada temperatur minyak
c. nama lainnya adalah low shrinkage oil yang berarti sedikit penurunan
tekanan menghasilkan sedikit penurunan persentase fasa cair
d. field identification : GOR 2000 SCF/STB

15

Gambar 1.4. Black Oil


1.3.2. Volatile oil
Terdiri dari rantai hidrokarbon ringan dan intermediate sehingga mudah
menguap. Temperatur kritis (Tc) lebih kecil daripada black oil bahkan hampir
sama dengan Temperatur reservoirnya (Tr). Rentang harga temperatur cakupannya
lebih kecil dibandingkan black oil. Penurunan sedikit tekanan selama masa
produksi akan mengakibatkan pelepasan gas cukup besar di reservoir. Jumlah
liquid yang dihasilkan pada separator lebih sedikit dibandingkan black oil.
Gambar menunjukan sifat dari fluida jenis Volatile Oil (minyak yang mudah
menguap). Ciri-ciri yang dapat ditemui dalam volatile oil adalah :
a. temperatur reservoir sedikit lebih rendah dibandingkan temperatur
kritik minyak
b. nama lainnya adalah high shrinkage oil yang berarti sedikit penurunan
tekanan menghasilkan besar penurunan persentase fasa cair.
c. field identification : GOR 2000 - 3300 scf/stb, SG oil 30 - 50 API,
warna coklat tua

16

Gambar 1.5. Volatile Oil


1.3.3. Retrograde Gas
Pada kondisi awal reservoir fluida berbentuk fasa gas, dengan seiring
penurunan tekanan reservoir maka gas akan mengalami pengembunan dan
terbentuklah cairan direservoir. Diagram fasa dari retrograde gas memiliki
temperatur kritik lebih kecil dari temperatur reservoir dan cricondentherm lebih
besar daripada temperatur reservoir. Cairan yang diproduksi inilah yang disebut
dengan gas kondensat. Ciri-ciri yang ada pada retrograde gas:
a. komponen sebagian besar diisi dengan metana dan hidrokarbon
intermediate.
b. suhu reservoir berada pada suhu kritikal dan suhu cricondenterm (suhu
tertinggi yang dapat dicapai).
c. di reservoir terjadi kondensat saat tekanan turun mencapai kurang dari
dew pressure. bila tekanan terus menurun maka liquid kembali menjadi
gas
d. properties di reservoir dengan permukaan berbeda

17

e. field identification : GOR (8000 - 70.000 scf/stb), initial Specific


Gravity Stock Tank Oil > 40 API, lightly coloured

f.

lab analysis : C7+ <12,5>

Gambar 1.6. Retrograde Gas

1.3.4. Wet Gas


Wet gas terjadi semata-mata sebagai gas di dalam reservoir sepanjang
penurunan tekanan reservoir. Jalur tekanan, garis 1-2, tidak masuk ke dalam
lengkungan fasa maka dari itu, tidak ada cairan yang terbentuk di dalam reservoir.
Walaupun demikian, kondisi separator berada pada lengkungan fasa, yang
mengakibatkan sejumlah cairan terjadi di permukaan (disebut kondensat). Kata
wet (basah) pada wet gas (gas basah) bukan berarti gas tersebut basah oleh air,
tetapi mengacu pada cairan hidrokarbon yang terkondensasi pada kondisi
permukaan. kandungan utama dari reservoir ini umumnya hampir sama dengan
dry gas hanya saja lebih banyak kandungan hidrokarbon intermediate (C 2 - C4).
keadaan hidrokarbon di reservoir adalah berupa gas namun pada saat di
permukaan, terjadi proses kondensasi akibat penurunan tekanan dan temperatur.
perlu diketahui bahwa setiap reservoir ketika sedang diproduksi minyaknya maka

18

baik tekanan maupun temperatur akan mengalami penurunan. dry gas juga
mengalami penurunan namun karakternya yang berbeda menjadikan fas gas tetap
terbentuk dari reservoir hingga ke permukaan. kondesat yang terbentuk di
permukaan pada wet gas terbilang bernilai mahal sebab dalam perminyakan kita
selalu menginginkan hidrokarbon berantai pendek yang memiliki heating value
yang lebih besar. Berdasarkan hasil data lapangan, reservoir ini memiliki GOR
sebesar 70.000 - 100.000 scf/stb dengan derajat API lebih dari 50.

Gambar 1.7. Wet Gas


1.3.5. Dry Gas
Dry gas terutama merupakan metana dengan sejumlah intermediate. Pada
gambar menunjukkan bahwa campuran hidrokarbon semata-mata berupa gas di
reservoir dan kondisi separator permukaan yang normal berada di luar lengkungan
fasa. Maka dari itu, tidak terbentuk cairan di permukaan. Reservoir dry gas
biasanya disebut reservoir gas. Pada dry gas, komponen utamanya adalah metana
sehingga fasa gas adalah keadaan reservoirnya. bahkan, reservoir ini tetaplah
berfasa gas mulai dari reservoir hingga ke permukaannnya. segala properti di
reservoir dan di permukaan tidak berubah. berdasarkan data lapangan, reservoir
ini memiliki initial GOR 100.000 scf/stb dan kandungan heptana plus sebesar
0,7 % mol

19

Gambar 1.8. Dry Gas


1.4.

Drive Mechanism
Sesudahselesainyatahapkomplesi,fluidaakanmengalirkelubangbor.

Faseawaldariproduksiinidisebutfaseproduksiprimer(primaryproduction).
DalamfaseinienergireservoirmendorongHCdariporiporireservoirkedalam
lubangsumurdannaikkepermukaan.Mekanismependorongreservoirinidibagi
empat,yaitu waterdrivereservoir,dissolved/solutiongasdrive,gascapdrive
dancombinationdrive.
Setiap reservoir minyak pasti memiliki mekanisme pendorong. Mekanisme
pendorong reservoir didefinisikan sebagai tenaga yang dimiliki oleh reservoir
secara alamiah, sehingga menyebabkan dapat mengalirnya fluida hidrokarbon dari
formasi menuju ke lubang sumur dan selanjutnya ke permukaan pada saat
produksi berlangsung. Sedangkan besarnya tenaga pendorong ini tergantung dari
kondisi P dan T formasi dimana reservoir tersebut berada, dan pelepasan
energinya dipengaruhi oleh proses dan sejarah produksi yang dilakukan.
Pada dasarnya ada empat sumber tenaga yang bekerja di reservoir, yaitu :
1. Tenaga dorong eksternal / tekanan hidrostatik, yang biasanya berupa
perembesan air (baik dari bawah maupun samping) dan pengembangan
tudung gas.

20

2.

Tenaga penggerak internal, yang terjadi karena adanya pembebasan


gas terlarut dalam cairan.

3. Tenaga potensial, merupakan tenaga yang berasal dari formasi itu


sendiri dan biasanya dipengaruhi oleh adanya gravitasi dan perbedaan
kerapatan antara fluida formasi.
4. Tenaga permukaan fluida, berasal dari gaya-gaya kapiler dalam poripori batuan.
Kenyataan yang ada di lapangan menunjukkan bahwa mekanisme
pendorong yang ada tidak selalu bekerja sendiri-sendiri, akan tetapi lebih sering
dijumpai dalam bentuk kombinasi. Sedangkan jenis-jenis reserevoir berdasarkan
mekanisme pendorongnya dibedakan menjadi :
1.
2.
3.
4.
5.

DepletionDriveReservoir.
GasCapDriveReservoir.
WaterDriveReservoir.
SegregationDriveReservoir.
CombinationDriveReservoir.

1.4.1. DepletionDriveReservoir
Sering pula disebut solution gas drive reservoir atau internal gas drive
reservoir.Sumberenergiutamayangmendorongminyakdarireservoiradalah
ekspansi gas yang terbebaskan dari dalam larutan minyak selama penurunan
tekananreservoir,sepertiditunjukkanpadaGambar.
Padakondisiawaltidakditunjukkanadanyatudunggasbebasdantidak
ada water drive yang aktif. Kemudian gas yang terbentuk ini ikut mendesak
minyakkesumurproduksipadasaatpenurunantekananreservoirkarenaproduksi
tersebut.Setelahsumurselesaidibormenembusreservoirdanproduksiminyak
dimulai, maka akan terjadi suatu penurunan tekanan di sekitar lubang bor.
Penurunantekananiniakanmenyebabkanfluidamengalirdarireservoirmenuju
lubangbormelaluiporiporibatuan.Penurunantekanandisekitarlubangborakan
menimbulkanterjadinyafasagas.

21

Padasaatawal,karenasaturasigastersebutmasihsangatkecil(belum
membentukfasayangkontinyu),makagasgastersebutterperangkappadaruang
antarbutiranreservoirnya,tetapisetelahtekananreservoirtersebutcukupkecil
dangassudahterbentukbanyakataudapatbergerak,makagastersebutturutserta
terproduksikepermukaan.
Sedangkankarakteristikdaridepletiondrivereservoiriniadalah:
1.Penurunantekananyangcepat.
Karenatidakadanyafluidaekstraatautudunggasbebasdalamjumlah
besar yang akan menempati ruangan pori yang dikosongkan oleh
minyakyangterproduksi.
2.Produksiminyakbebasair.
Karenareservoirterisolirdandengantidakadanyawaterdrivemaka
sangatsedikitatauhampir tidak adayang ikutterproduksi bersama
minyakselamamasaproduksireservoir.Meskipunterdapatconnate
water tetapi hampirhampir tidak dapat terproduksi. Saturasi air
interestial tidak akan terproduksi sampai tercapai harga saturasi
minimum.
3.GORbertambahdengancepatpadasemuastruktursumur.
Pada awal produksi, karena gas yang dibebaskan minyak masih
terperangkap pada selasela poripori batuan, maka GOR produksi
akanlebihkeciljikadibandingkandenganGORreservoir.
Setelahtekananreservoirmencapaitekanandibawahtekanansaturasi,
gas akan berkembang dari larutan pada saluran poripori diseluruh
bagian reservoir. Pada waktu saturasi, gas akan bertambah dan
membentuksuatufasayangkontinyusehinggamencapaititikdimana
gasdapatmengalir(saturasikeseimbangan).Akibatnyagasbebasini
akanmengalirkelubangsumur.Gasjugaakanbergerakvertikalakibat
adanyagayagravitasiyangpadaakhirnyadapatmembentuktudung
gas.

22

Haliniterusmenerusberlangsunghinggatekananreservoirmenjadi
rendah. Bila tekanan telah cukup rendah maka GOR akan menjadi
berkurangsebabvolumegasdidalamreservoirnyapuntinggalsedikit.
Dalam hal ini GOR produksi dan GOR reservoir harganya hampir
sama.
d. Ultimaterecoveryrendah.
Produksiminyakdengandepletiondrivebiasanyamerupakanmetode
recoveryyangpalingtidakefisiendenganperolehanpendapatanyang
kurangdari5%hingga25%.Hubunganpermeabilitasrelatif(Kg/Ko)
turutmenentukanbesarnyaperolehanpendapatandarireservoirjenis
ini. Selain itu jika viscositas minyak bertambah, maka ultimate
recovery minyak akan berkurang. Dengan demikian untuk reservoir
jenis ini pada tahap teknik produksi primernya akan meninggalkan
residualoilyangcukupbesar.

Gambar 1.9. Depletion Drive


1.4.2. GasCapDriveReservoir
Reservoir gas cap drive dapat dikenali oleh adanya tudung gas yang relatif
besar dengan water drive yang relatif kecil atau bahkan tidak ada, sedangkan
reservoir dalam keadaan jenuh. Pada gas cap drive reservoir tenaga pendorongnya

23

berupa pengembangan di dalam gas cap (tudung gas) akibat dari turunnya tekanan
di dalam reservoir.
Makin besar ukuran gas cap, maka efisiensi pendorong makin besar,
karena dengan penurunan tekanan sedikit saja sudah dapat mendorong minyak
yang cukup besar. Karakteristik reservoir dengan tenaga pendorong gas cap antara
lain :
1. Penurunan tekanan kecil, karena kemampuan dari tudung gas untuk
mengembang dengan cepat, maka penurunan tekanan reservoir tidak
begitu cepat jika dibandingkan dengan reservoir depletion drive
dengan ukuran yang sama.
2. Produksi air kecil.
3. Kenaikan GOR cepat pada sumur-sumur dengan struktur tinggi,
selama tudung gas mengembang ke zona minyak.
4. Recovery factor cukup tinggi yaitu berkisar antara 20 % - 40 %.
Tenagadorongdaritudunggasyangadadiatasminyak.

Gambar 1.10. Gas Cap

1.4.3. WaterDriveReservoir
Mekanisme pendorong jenis water drive reservoir merupakan jenis
pendesakanyangpalingefisienjikadibandingkandenganmekanismependorong

24

lainnya.Reservoirinimengalamikontaklangsungantarazonaminyakdengan
formasiair(aquifer)yangbesar.
Proses pendesakan air ini terjadi selama masa produksi berlangsung,
dimanaairformasimengalamipengembanganakibatdaripenurunantekanan.Air
formasiyangmengalamipengembanganiniakanmerembesmasukkedalampori
pori batuan dan mendesak minyak keluar dari ruang pori batuan tersebut.
Kemudian air formasi tadi mengisi poripori batuan yang kosong akibat
ditinggalkan oleh minyak. Dengan adanya pendesakan air ini, mungkin akan
terjadi penyusutan ukuran pori. Proses pendesakkan air ini dapat pula terjadi
apabila aquifer berhubungan dengan sumber air di permukaan atau dilakukan
injeksiair.
Untukmendapatkanrecoveryyangbesar,makaharusdihindariterjadinya
waterconing.Sedangkantekananreservoirdipengaruhiolehlajuproduksidan
laju perembesan air. Ditinjau dari arah gerakan perembesan air dari aquifer,
reservoirwaterdriveinidapatdibedakanmenjadi:
1. Edgewaterdrive,gerakanairdisinisejajardenganbidangperlapisan
danmasukdariarahsamping.Zonaproduktiflebihtebaldariaquifer.
2. Bottom water drive, gerakan air dari aquifer ke reservoir minyak
adalahvertikallurusdaribawahkeatas.Teballapisanminyakrelatif
lebihtipisdibandingkandenganaquifernya.Batasairminyakterletak
padabidangdataratausedikitmenyimpangdaribidangdatar.
3. Bottom and edge water drive, gerakan air dari aquifer ke reservoir
merupakangabungandarisampingdanbawah.
Karakteristik dari kedua mekanisme water drive tersebut adalah sama,
hanya berbeda arah gerakannya ke dalam bidang batas antara minyakair.
Reservoir water drive mempunyai karakteristik yang dapat dipakai untuk
mencirikanmekanismependorongnya,yaitu:
1. Penurunan tekanan reservoir adalah relatif kecil dan prosesnya
bertahap, karena volume air yang masuk ke reservoir sebanding
denganvolumeminyakyangdikeluarkan.

25

2.Adanyaairformasiyangikutterproduksikan.
3. WaterOilRatio(WOR),berubahdengancepatdanmembesarsecara
berlebihan, pada saat sumur menembus zona minyak pada struktur
yangrendah.
4. Gas Oil Ratio (GOR) produksi relatif konstan, hal ini dikarenakan
tekananreservoirtetapbesarnyadiatastekanangelembung(Pb)untuk
waktu yang lama sehingga tidak ada gas bebas di dalam reservoir
(tidak ada initial gas cap), dan hanya ada gas terlarut yang ikut
terproduksibersamadenganminyaknya.
5. Recoveryoildarireservoiradalahberkisarantara40%85%.

Gambar 1.11. Water Drive


1.4.4. SegregationDriveReservoir
Sering juga disebut gravity drainage atau gravitational segregation.
Mekanisme pendesakan pada reservoir ini terjadi oleh adanya pemisahan atau
perbedaan densitas fluida reservoir karena gaya gravitasi. Gravity drainage
mempunyai peranan yang penting dalam memproduksi minyak dari suatu
reservoir.Sebagaicontohbilakondisinyacocok,makarecoverydarisolutiongas
drivereservoirbisaditingkatkandenganadanyagravitydrainageini. Cirikhas
darireservoirsegregationdriveini,antaralain:
1. Terdapat gas cap, baik besar maupun kecil. Seandainya dalam
reservoir itu terdapat tudung gas primer (primary gas cap) maka
tudung gas ini akan mengembang sebagai proses gravity drainage
tersebut.Reservoiryangtidakmempunyaitudunggasprimersegera

26

akanmengadakanpembentukkantudunggassekunder(secondarygas
cap).
2. Produksiairsangatkecil,karenadianggaptidakberhubungandengan
aquifer.
3. Umumnyaterdapatpadaperangkapstrukturdengankelerengancuram.
Faktorfaktor kombinasi seperti viscositas rendah, specific gravity
rendah, mengalir pada atau sepanjang zona dengan permeablilitas
tinggi dengan kemiringan lapisan cukup curam, ini semuanya akan
menyebabkan perbesaran dalam pergerakan minyak dalam struktur
lapisannya.
4. Primary recovery lebih besar dibandingakan dengan reservoir
depletion drive, tetapi lebih kecil dibandingkan dengan water drive
reservoir, yaitu berkisar antara 20 40 %. Primary recovery ini
tergantung pada ukuran gas cap mulamula, permeabilitas vertikal,
viscositas gas dan derajat kekekalan gasnya sendiri. Sedangkan
besarnya gravity drainage dipengaruhi oleh gravity minyak,
permeabilitas zona produktif dan juga dari kemiringan formasinya
sendiri, Penurunan tekanan lebih lama jika dibandingkan dengan
depletiondrive,karenapengembangangasakanmemberikantenaga
yangcukuplama.Bilagravitydrainagebaikataubilalajuproduksi
dibatasiuntukmendapatkankeuntunganmaksimaldarigayagravity
drainageinimakarecoveryyangdidapatakantinggi.
Terdapatduaprosespendoronganminyakyangberbedapadasegregation
drivereservoirini,yaitu:
1. Segregationdrivetanpacounterflow.
Dimanagasyangkeluardarilarutantidakbergabungdengangascap,
sehingga akan menambah keefektifan gaya dorong. Produksi gas
hanya dari fasa minyak, hasil dari gas cap tidak terbawa. Tidak
terdapatgasconingatauwaterconing.Saturasiminyaktergantungdari
tekananreservoir.

27

2. Segregationdrivedengancounterflow.
Disebutjugadengangravitydrainage.Gasyangdibebaskandaridalam
larutan akan bergabung dengan gas cap bila permeabilitas vertikal
memungkinkan.Gasdarigascapikutterproduksikanbersamadengan
minyak dalam bentuk aliran kontinyu dua fasa. Gerakan ke atas
dikontrololehbesarkecilnyamobilitasgasdanmobilitasminyak.

28

1.4.5. CombinationDriveReservoir
Sebelumnyatelahdijelaskanbahwareservoirminyakdapatdibagidalam
beberapajenissesuaidenganjenisenergipendorongnya.Namunpadaumumyadi
lapangan,energienergipendoronginibekerjabersamasamadansimultan.Bila
demikian, maka energi pendorong yang bekerja pada reservoir itu merupakan
kombinasi beberapa energi pendorong, sehingga dikenal dengan nama
combinationdrivereservoir.
Kombinasiyangumumdijumpaiadalahantaragascapdrivedenganwater
driveSedangkanbentukkombinasilainnyasepertiantaradepletiondrivewater
drive,depletiondrivesegregationdrive,segregationdrivewaterdrive,atau
bahkanterdiridaritigamekanismependorongsepertidepletionsegregationwater
drivereservoir. Ciricirireservoircombinationdriveadalah:
1. Penurunantekananrelatifcepat,perembesanairdanpengembangan
gascapadalahfaktorutamayangmengontroltekananreservoir.
2. Jikaberhubnungan denganaquifer, perembesan airlambat sehingga
produksiairkecil.
3. Jikaberhubungandengangascapyangkecil,kenaikkanGORkonstan
sesuaidenganpengembangangascaptersabut.Akantetapijikaselama
produksi, pengembangan gas cap ditambah gas bebas, GOR justru
menurun.
4. Recovery tergantung pada keaktifan masingmasing mekanisme
pendorong.
5. Biasanya primary recovery dari combination drive lebih besar dari
depletion drive, tetapi lebih kecil dari segregation drive dan water
drive. Semakin kecil pengaruh depletion, semakin besar harga
recoverynya.
6. Performancereservoirselamamasaproduksimiripdenganreservoir
depletiondrive.
Pada gambar dibawah merupakan salah satu contoh kelakuan dari
combination drive, dengan water drive yang lemah dan tidak ada
tudunggaspadareservoirnya.GORyangkonstanpadaawalproduksi

29

dimungkinkanbahwatekananreservoirmasihdiatastekananjenuh.
Dibawahtekananjenuh,gasakanbebassehinggaGORakannaik.

Gambar 1.12. Combination Drive


1.5.

Sifat Fisik Fluida Reservoir


Pengetahuan tentang karakteristik fluida reservoir sangat penting untuk

mendapatkan informasi (setelah digabungkan dengan pengetahuan tentang


karakteristik batuan reservoir) mengenai karakterisasi dan deskripsi reservoir yang
akurat. Baik sifat fisika maupun kimia fluida reservoir sangat mempengaruhi
karakteristik interaksi fluida dengan batuan dan oleh karenannya mempengaruhi
proses aliran fluida di dalam reservoir. Penggunaan utama sifat-sifat atau
karakteristik fluida tersebut diantaranya untuk:
a. menjelaskan dan memperkirakan proses aliran
b. menghubungkan volume fluida di dalam reservoir dengan fluida pada
kondisi standar di permukaan
c. menentukan keadaan fasa fluida di dalam reservoir (memperkirakan
model reservoir)
d. mendapatkan deskripsi tentang fluida reservoir dengan menganalisis
kandungan mineral dalam air.

30

Sifat fisik fluida yang mendapat perhatian utama dalam pekerjaan-pekerjaan


teknik reservoir diantaranya adalah:
1.
2.
3.
4.
5.

densitas
kompresibilitas
viskositas
faktor volume formasi
kelarutan gas dalam minyak

Jika seseorang menyebut fluida reservoir, maka yang dimaksud bukanlah


hanya minyak dan/atau gas saja melainkan juga air. Sifat fisik air yang berada
bersama-sama dengan minyak dan/atau gas sangat penting peranannya. Hal ini
mengingat air tersebut juga mengisi rongga pori (sehingga mempengaruhi jumlah
volume minyak), memberikan energi kepada sistem reservoir, dan dapat
terproduksi bersama-sama dengan minyak dan/atau gas sehingga memerlukan
penanganan tersendiri. Air di dalam reservoir juga dapat mengandung mineral
yang mencerminkan bukan hanya asal-muasal air tersebut tetapi juga
menggambarkan kandungan mineral yang ada dalam batuan. Oleh karenanya sifat
fisik dan komposisi air selalu dimasukkan dalam deskripsi reservoir.
1.5.1. Hidrokarbon
Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari
unsur atom karbon (C) dan atom hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki
rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut.
Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik.
Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah hidrokarbon dengan satu atom karbon
dan empat atom hidrogen: CH4. Etana adalah hidrokarbon (lebih terperinci,
sebuah alkana) yang terdiri dari dua atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan
tunggal, masing-masing mengikat tiga atom karbon: C2H6. Propana memiliki tiga
atom C (C3H8) dan seterusnya (CnH2n+2). Setelah kita mengetahui mengenai
petroleum system yang menyusun reservoir, kita juga harus mengetahui tentang
definisi Hidrokarbon, yang mana Hidrokarbon adalah sumber yang di cari para
engineer yang kemudian akan di eksploitasi dan dibuat dalam berbagai macam
produk bahan bakar maupun kebutuhan industri lainnya. Hidrokarbon sendiri

31

mempunyai beberapa klasifikasi, Klasifikasi hidrokarbon yang dikelompokkan


oleh tatanama organik adalah:
1. Hidrokarbon jenuh/tersaturasi (alkana) adalah hidrokarbon yang paling
sederhana. Hidrokarbon ini seluruhnya terdiri dari ikatan tunggal dan
terikat dengan hidrogen. Rumus umum untuk hidrokarbon tersaturasi
adalah CnH2n+2.Hidrokarbon jenuh merupakan komposisi utama pada
bahan bakar fosil dan ditemukan dalam bentuk rantai lurus maupun
bercabang. Hidrokarbon dengan rumus molekul sama tapi rumus
strukturnya berbeda dinamakan isomer struktur.
2. Hidrokarbon tak jenuh/tak tersaturasi adalah hidrokarbon yang
memiliki satu atau lebih ikatan rangkap, baik rangkap dua maupun
rangkap tiga. Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap dua
disebut dengan alkena, dengan rumus umum CnH2n.Hidrokarbon yang
mempunyai ikatan rangkap tiga disebut alkuna, dengan rumus umum
CnH2n-2.
3. Sikloalkana adalah hidrokarbon yang mengandung satu atau lebih
cincin karbon. Rumus umum untuk hidrokarbon jenuh dengan 1 cincin
adalah CnH2n.
4. Hidrokarbon aromatik, juga dikenal dengan arena, adalah hidrokarbon
yang paling tidak mempunyai satu cincin aromatik.

1.5.2. Pengukuran Sifat Fisik Fluida


Karakteristik fluida dapat diperoleh baik dengan cara pengukuran
langsung, yang merupakan cara yang sulit dan proses yang mahal, maupun
dengan menggunakan korelasi dengan faktor-faktor lainnya dimana faktor-faktor
tersebut dapat diukur/diperoleh dengan cara yang lebih mudah. Pengukuran
langsung dapat dilakukan di lapangan secara langsung atau di laboratorium
dengan menggunakan sampel. Untuk itu, diperlukan sampel yang representatif.

32

Padahal mendapatkan sampel yang representatif juga tidak mudah. Di lain pihak,
pengukuran di laboratorium terhadap karakteristik fluida reservoir pada tekanan
yang bervariasi akan sangat bermanfaat dalam memperoleh deskripsi reservoir
yang baik dan memungkinkan untuk meningkatkan akurasi prediksi kinerja
reservoir.
Informasi rinci tentang fluida reservoir yang diperlukan akan sangat
tergantung pada harga-harga tekanan dan temperatur yang berkaitan erat dengan
tekanan dan temperatur kritik campuran fluida. Tekanan dan temperatur kritik
tersebut berkaitan erat dengan keberadaan fisik fluida, apakah berupa gas atau
cairan. Dalam hal ini, reservoir-reservoir yang mempunyai tekanan yang dekat
dengan kondisi kritik akan memerlukan informasi yang lebih rinci tentang fluida
yang dikandungnya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan proses operasi
produksi yang terbaik.
Untuk menjaga representasi sampel diperlukan strategi pengambilan
sampel, diantaranya pengambilan sampel harus:
1. Memenuhi cakupan area tertentu
Diambil sedini mungkin (pada tiap tekanan tertentu)
2. Diambil kembali jika tekanan reservoir berubah
3. Diambil kembali atau dianalisis kembali jika kinerja reservoir tidak
sesuai dengan yang telah diprediksikan.
Saat ini dikenal 3 (tiga) metode untuk memperoleh sampel fluida reservoir
yaitu bottomhole, recombination, dan split stream. Secara ringkas, ketiga metode
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Bottomhole di dalam sumur dekat interval produksi sementara sumur
mengalir pada laju alir yang rendah atau ditutup sama sekali. Metode
ini hanya cocok untuk sistem dissolved gas.
2. Recombination diambil di permukaan (separator) sementara sumur
sedang mengalir; banyak dilakukan, mudah, dan murah. Metode ini
cocok untuk sistem minyak, gas, dan kondensat.
3. Flowline/well stream akurasi paling rendah, sampel cairan dan gas
terpisah

(seperti

recombination),

tanpa

pemisahan

(seperti

33

bottomhole). Metode ini banyak digunakan untuk sistem gas


condensate

34

1.5.3. Sifat-Sifat Fisik Fluida

Kelakuan sifat-sifat fisik fluida reservoir diperlukan untuk perhitungan


teknik reservoir dalam rangka deskripsi dan evaluasi kinerja reservoir. Sifat fisik
fluida reservoir minyak dapat diperoleh dari pengolahan data hasil percobaan di
laboratorium, atau apabila data tersebut tidak tersedia, dapat dilakukan penentuan
dengan metode korelasi. Sifat-sifat fisik fluida reservoir tersebut yang penting
diantaranya adalah:
1. Tekanan gelembung/tekanan saturasi (pb)
Tekanan gelembung didefinisikan sebagai tekanan dimana saat
pertama kali gelembung gas keluar dari fasa minyak.
2. Kelarutan gas dalam minyak (Rso)
Kelarutan gas dalam minyak didefinisikan sebagai jumlah gas yang
terlarut (SCF) di dalam minyak (STB) pada kondisi dan tekanan
temperatur tertentu. Ciri utama kelakuan R so terhadap tekanan pada
saat tekanan gelembung adalah bahwa harga R so mencapai maksimum
karena jumlah gas yang terlarut pada saat tersebut belum ada gas yang
keluar dari minyak atau pada saat jumlah gas terbanyak berada dalam
minyak. Secara matematis Rso dapat dituliskan sebagai berikut:

Vgyangdipr oduksikan@ kondisista ndar, SCF


Voyangmasu ktanki@kon disistanda r, STB

Rso =

....(1-3)

3. Faktor volume formasi minyak (Bo)

Faktor volume formasi minyak didefinisikan sebagai volume minyak


pada kondisi reservoir (reservoir barrel) dibagi dengan volumenya
pada kondisi standar (STB).

35

Gambar 1.10. Grafik Faktor Volume Formasi

Pada saat tekanan lebih besar daripada pb, penurunan tekanan dari
tekanan awal menyebabkan berkembangnya volume minyak di
reservoir sehingga harga Bo membesar. Setelah melewati harga pb,
penurunan tekanan lebih lanjut menyebabkan gas keluar dari minyak
yang secara kuantitatif lebih besar dari pengembangan minyak akibat
penurunan tekanan tersebut sehingga didapatkan volume minyak di
reservoir mengecil dan harga Bo mengecil. Secara matematis Bo dpat
dituliskan sebagai berikut:
Vo gasterlaru t@kondisir eservoir, bbl
Voyangmasu ktanki@kon disistanda r, STB

Bo =

.(1-4)
4. Faktor volume formasi gas (Bg)
Faktor volume formasi gas didefinisikan sebagai volume gas pada kondisi
reservoir (reservoir barrel) dibagi dengan pada kondisi standar (SCF).

5. Faktor volume formasi total (Bt)


Faktor volume formasi total adalah sifat turunan dari sifat-sifat yang
telah dibahas di depan. Faktor volume formasi total didefinisikan sebagai
Bt = Bo + Bg (Rsob Rso), dimana Rsob adalah Rs pada pb.

36

37

6. Kompressibilitas
Kompressibilitas dalam hubungannya dengan sifat fisik lain adalah
sebagai berikut:
a. Kompresibilitas minyak:

1 dBo
; P Pb
Bo dP

Co =

Co =

.(1-5)

1 dBo
dRso
Bg
; P Pb
Bo dP
dP

.......(1-6)

dimana :
Bob = faktor volume formasi pada tekanan bubble point
Boi = faktor volume formasi pada tekanan reservoir
Pi

= tekanan reservoir, psi

Pb

= tekanan bubble point, psi

b. kompresibilitas gas

Cg=

1 dBg
d (1 / Bg )
atauCg Bg
Bg dp
dP

.(1-7)

7. Densitas dan spesific gravity

Densitas untuk minyak yang dapat diwakili oleh API dirumuskan


sebagai berikut:

qo
141.5
SGoil o
qw
131.5 API

....(1-8)

Terlihat jelas, makin tinggi API akan makin rendah P o. Untuk gas
specific gravity dirumuskan sebagai berikut:

38

g
SGgas g
udara

..(1-9)

8. Viskositas

Diatas pb, viskositas minyak menurun terhadap turunnya tekanan


secara hampir linier dan tidak tajam. Sedangkan di bawah p b, harga
viskositas bertambah secara eksponensial. Fenomena ini dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Pada saat tekanan lebih besar dari pb, penurunan tekanan
menyebabkan pengembangan minyak lebih mudah sehingga viskositas
turun. Sedangkan setelah melewati pb, jumlah gas yang berada dalam
minyak berkurang terus dengan turunnya tekanan sehingga minmyak
makin mengental atau makin sulit mengalir.
Viskositas gas berkurang dengan turunnya tekanan, karena
molekul-molekulnya makin berjauhan dan bergerak lebih bebas.
Pengaruh temperatur berlawanan antara kondisi tekanan tinggi dan
tekanan rendah. Pada tekanan tinggi, viskositas gas turun dengan
naikknya temperatur.

9. Faktor deviasi gas (Z)


Faktor deviasi gas didefinisikan sebagai perbandingan antara
volume gas pada tekanan tertentu dengan volumegas tersebut apabila
berperilaku seperti gas ideal pada kondisi yang sama, atau dapat
dituliskan sebagai berikut:
Z = volume nyata / volume ideal(1-10)
10. Tegangan permukaan
Definisi umum tegangan permukaan langsung diterapkan di
industri perminyakan misalnya untuk mengjitung tekanan kapiler.

39

11. Sifat-sifat fisik air


Sifat fisik air formasi yang dibahas disini adalah faktor volume
formasi (Bw), densitas (pw), kompresibilitas (cw) dan viskositas (w).
Konsep sifat-sifat fisik tersebut pada dasarnya adalah sama dengan
konsep sifat-sifat fisik minyak.

1.6.

Sifat fisik batuan


Pembahasan dalam bab ini tidak bertujuan untuk menjelaskan bagaimana

mendapatkan sifat fisik batuan tersebut melainkan untuk menggambarkan


bagaimana sifat fisik batuan tersebut harus dipahami dan digunakan serta
perannya dalam mendeskripsikan reservoir. Sifat fisik batuan yang dibahas adalah
porositas, kompresibilitas isotermal, permeabilitas, tekanan kapiler, dan
permeabilitas relatif.
Sifat fisik permeabilitas terkait sangat erat dengan karakteristik aliran
fluida dalam reservoir. Oleh karena itu, pembahasan tentang permeabilitas pada
bagian ini disampaikan dengan berbagai ilustrasi yang berkaitan dengan
persamaan aliran. Selanjutnya, aplikasi persamaan aliran tersebut (equation of
motion, hukum Darcy). Berikut ini adalah sifat-sifat fisik dari batuan.
1. Porositas
Porositas didefinisikan sebagai a measure of the pore space
available for the storage of fluids in rock. Secara matematis, porositas
adalah volume pori batuan dibagi oleh volume bulk batuan, yang
dituliskan sebagai berikut:

Vb Vs V p

Vb
Vb

..(1-11)

dimana:
Vb

= volume batuan total (bulk volume)

40

Vs

= volume padatan batuan total (volume grain)

Vp

= volume ruang pori-pori batuan.

Berdasarkan proses pembentukannnya, porositas dikelompokkan


menjadi:
1. Porositas primer yaitu porositas yang terbentuk bersamaan dengan
waktu proses pengendapan batuan.
2. Porositas sekunder yaitu porositas yang terbentuk kemudian
setelah proses pengendapan sebagai akibat dari proses geologi.
Sedangkan berdasarkan fungsinya, porositas dikelompokkan menjadi:
1. Porositas total:

Vp Vb Vm

Vb
Vb

(1-12)

2. Porositas efektif:

Volumepori yangberhubungan
Vb

(1-13)

Untuk clean sandstones berlaku t = e sedangkan untuk carbonate


dan cemented sandstones berlaku e < t. Untuk batuan klastik,
susunan butiran yang membentuk batuan sangat mempengaruhi besar
porositas. Rentang harga porositas berdasarkan susunan butiran adalah:
1. Maksimum, harga porositas yang diperoleh jika butiran tersusun
secara cubic packing, yaitu sebesar 0,476.
2. Intermediate, untuk butiran seragam, porositas akan tergantung
pada susunan butiran.
3. Minimum = 0.

41

Jika r adalah jari-jari butiran pasir penyusun batuan, maka untuk


susunan butiran yang berbentuk kubik (cubic packing):
Vb= (2r)3=8r3
Vm= 8(1/8butir) = 1 butir =4/3r3

Vb Vm 8r 3 (4 / 3)r 3

1 / 6 0.476
Vb
8r 3

Gambar 1.11. susunan butir


Jadi, untuk butiran pasir yang seragam, maka porositas merupakan
fungsi dari packing. Untuk kedua jenis packing seperti digambarkan di
atas, maka porositas untuk masing-masing packing tersebut adalah:

Cubic packing, = 0.476

Rhombohedral, = 0.259
Selanjutnya, untuk butiran pasir yang tidak seragam, terdapat

beberapa

faktor

yang

dapat

mempengaruhi

harga

porositas,

diantaranya:
1. Bentuk (shape) butiran: porositas meningkat jika bentuk butir
(angularity) meningkat.
2. Susunan (packing arrangement) butiran: porositas menurun jika
kompaksi meningkat
3. Distribusi ukuran butiran: porositas menurun jika interval ukuran
meningkat (ukuran makin tidak seragam)

42

4. Sementasi antar butiran: porositas menurun jika jumlah interstitial


dan/atau cementing material meningkat. Interstitial sedikit pada
cleanstones dan banyak pada shaly sand.
5. Rekahan (fractures) dan/atau gerowong (vugs): rekahan dan
gerowong berkontribusi pada volume pori. Oleh karenanya,
porositas makin besar dengan adanya rekahan. Namun, sistem
rekahan umumnya bersifat lebih kompleks karena bukan hanya
kemampuan penyimpanan (sifat storativity) saja yang harus
diperhatikan, akan tetapi juga kemampuan mengalirkan fluida.

Pengukuran porositas dapat dilakukan :


1. Di laboraturium, yaitu dengan mengukur salah satu dari Vp, Vb,
atau Vm dari core dengan menerapkan hukum Archimides.
2. Di lapangan, yaitu dengan log sumur (well logging).

2. Kompresibilitas Batuan
Kompresibilitas batuan menyatakan ukuran perubahan volume
batuan per satuan perubahan tekanan. Jika c = fraksi perubahan
volume akibat perubahan tekanan, maka dapat ditulis:

c=

1 v


v p

.(1-14)
Terdapat 2 (dua) keadaan tekanan di dalam reservoir yang

diperhitungan pada waktu menentukan kompresibilitas batuan yaitu


reservoir yang bertekanan normal dan reservoir yang bertekanan
abnormal.
a. Reservoir dengan tekanan normal: Gaya-gaya yang bekerja di
dalam reservoir yaitu gaya overburden akibat berat batuan

43

diimbangi oleh gaya (tekanan) ke atas dari matrik batuan dan


fluida, yaitu:
Fo = Fm + Ff
Sehingga, dapat dikatakan bahwa:
po = pm + pf
Perlu dicatat di sini bahwa persamaan ini tidak sepenuhnya
benar namun cukup akurat. Dalam kaitan itu, biasanya digunakan
po 1.0 psi/ft dan pf 0.465 psi/ft. Ketika fluida diproduksikan
dari reservoir, maka tekanan fluida, pf, normalnya akan turun. Oleh
karena itu, maka (a) gaya pada matrix akan meningkat, dan (b)
menyebabkan penurunan bulk volume, dan menurunkan pore
volume. Jenis-jenis Kompresibilitas:
1. Kompresibilitas matrik, cm 0
2. Kompresibilitas bulk, cb, bisanya digunakan dalam studi-studi
subsidence.
3. Kompresibilitas formasi, cf (disebut juga kompresibilitas
volume pori), yang didefinisikan sebagai:

Cf=

1 Vp

Vp Pm

..(1-15)
Kompresibilitas formasi, cf, sangat penting diketahui karena

ketika reservoir sedang diproduksikan terjadi hal-hal sebagai


berikut:
a. fluida di dalam pori berkurang.
b. gaya-gaya dan tekanan batuan internal berubah, yang
mengakibatkan perubahan pada Vp, Vm, dan Vb. Karena
tekanan overburden, po, relatif konstan, maka dpm = - dp

44

sehingga: dimana subskrip f pada cf artinya formasi


sedangkan pada pf artinya fluid.
b.

Reservoir dengan tekanan abnormal:


Tekanan abnormal dapat diartikan bahwa tekanan fluida lebih
besar dari (surnormal) atau lebih kecil dari (subnormal) tekanan
hidrostatik fluida yang normalnya mempunyai gradient tekanan
yang linier.

Gambar 1.12. Gambar tekanan abnormal


3. Permeabilitas
Pada tahun 1856, Henry Darcy, seorang inspektur jenderal
(Inspector-General of Bridges and Highways) pada perusahaan air di
kota Dijon (The Public Fountains of the City of Dijon), Perancis,
melakukan percobaan mengalirkan air melalui media alir yang terbuat
dari pasir. Tujuan percobaan Darcy sebenarnya adalah untuk
mengembangkan dan mengaplikasikan prinsip-prinsip yang dapat
digunakan serta persamaan yang dapat dipakai dalam rangka
menjawab masalah distribusi air di kota Dijon. secara skematis,
percobaan Darcy tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

45

Gambar 1.13. Percobaan darcy


Darcy menemukan bahwa kecepatan alir air di dalam media pasir
tersebut berbanding lurus dengan gradient tekanan dan karakteristik
dari media pasir. Karakteristik media pasir tersebut dinyatakan dengan
k, yang menggambarkan kemampuan media pasir tersebut untuk
mengalirkan air, satuan darcy yang didefinisikan sebagai berikut:
Suatu media berpori dikatakan mempunyai permeabilitas satu
darcy jika satu fasa fluida dengan viskositas satu centipoise mengisi
rongga pori-pori dan mengalir pada laju alir satu centimeter kubik
per detik per satu centimeter kuadrat luas penampang di bawah
tekanan atau gradien hidrolik satu atmosphere per centimeter, dan
dapat dinyatakan menurut hubungan:
k
Q=

A(h1 h2)
L

...(1-16)

Beberapa anggapan yang digunakan oleh Darcy dalam Persamaan


adalah:
1. Alirannya mantap (steady state)
2. Fluida yang mengalir satu fasa
3. Viskositas fluida yang mengalir konstan
4. Kondisi aliran isothermal

46

5. Formasinya homogen dan arah alirannya horizontal


6. Fluidanya incompressible.

Dalam batuan reservoir, permeabilitas dibedakan menjadi tiga, yaitu :


a. Permeabilitas absolut, adalah permeabilitas dimana fluida yang
mengalir melalui media berpori tersebut hanya satu fasa, misal
hanya minyak atau gas saja.
b. Permeabilitas efektif, adalah permeabilitas batuan dimana fluida
yang mengalir lebih dari satu fasa, misalnya minyak dan air, air
dan gas, gas dan minyak atau ketiga-tiganya.
c. Permeabilitas relatif, adalah perbandingan antara permeabilitas
efektif dengan permeabilitas absolut

4. Tekanan Kapiler
Konsep tekanan kapiler berkenaan dengan fenomena berikut ini:
a. Adhesikohesi
b. Tegangan permukaan dan tegangan antar muka
c. Sifat kebasahan.
Ketika dua fluida yang tidak saling tercampur, seperti minyak dan
air, berada bersama-sama (saling kontak satu sama lain), maka
situasinya dapat digambarkan seperti ditunjukkan oleh gambar
skematik berikut. Sudut , yang diukur melalui air, disebut dengan
sudut kontak. Jika < 90o batuan reservoir disebut sebagai water wet.
Sedangkan jika > 90o batuan reservoir disebut sebagai oil wet. Oleh
karenanya, sifat kebasahan (wettability), seperti didefinisikan oleh

47

sudut tersebut, adalah ukuran fluida mana yang tertarik (adhesi)


dengan batuan.

ws os owCos
AT ws os owCos
Dua situasi dinamik sehubungan dengan keberadaan minyak dan
air tersebut ditunjukkan oleh gambar skematik berikut. Imbibisi adalah
peristiwa dimana saturasi wetting phase bertambah sedangkan
drainage sebaliknya, yaitu bila saturasi wetting phase berkurang. Telah
dibuktikan secara eksperimental bahwa sudut kontak lebih besar pada
peristiwa imbibisi dibandingkan dengan drainage. Perbedaan sudut
kontak ini disebut dengan hysteresis. Berdasarkan besaran tegangan
permukaan dan tegangan antar muka, maka dapat dikatakan sifat water
wettability sebagai berikut:

Gambar 1.14. Wettability

48

Apakah reservoir umumnya bersifat water wet, oil wet, atau


intermediate wettability ( 90o) masih dalam tahap penelitian.
Namun, diketahui bahwa semua reservoir pada mulanya tersaturasi
oleh air (water wet), sebelum terjadi migrasi minyak dan terperangkap
di reservoir, maka wettability ini seharusnya tetap demikian.
Kenyataan bahwa minyak dan air tidak tercampur satu sama lain
sangat penting dalam deskripsi dinamika reservoir. Ketika kedua fluida
saling kontak, maka akan terlihat dengan jelas bidang antar muka
(interface) antara keduanya. Molekul-molekul di dekat interface
tertarik oleh molekul-molekul di sekelilingnya namun dengan gaya
tarik yang tidak sama. Hal ini meningkatkan energi bebas per luas
permukaan atau tegangan antar muka. Jika interface berbentuk
lengkungan maka tekanan pada sisi concave akan melebih tekanan
pada sisi convex. Perbedaan kedua tekanan tersebut disebut dengan
tekanan kapiler.
ada hubungan terbalik antara pc dengan Sw. Hubungan tekanan
kapiler dengan saturasi air ini disebut dengan kurva tekanan kapiler
dan umumnya terlihat seperti ditunjukkan oleh gambar berikut.

Gambar 1.15. Imbibisi dan Drainage


Tinjau proses berikut yang dilakukan di laboratorium. Dimulai dari
titik A dimana batuan (core) tersaturasi air 100%, air kemudian didesak

49

oleh minyak. Proses ini adalah drainage. Jika perbedaan tekanan fasa
(yaitu pressure differential) diplot sebagai fungsi dari saturasi air yang
berkurang, hasilnya adalah kurva yang ditunjukkan oleh garis putusputus. Pada harga saturasi connate water, titik B, terdapat
diskontinuitas dimana saturasi air tidak dapat dikurangi lagi berapapun
pressure differential yang diberikan. Proses sebaliknya dari proses di
atas dimana air mendesak minyak, yaitu proses imbibisi, hasilnya
adalah kurva dengan garis penuh. Kedua kurva berbeda satu sama lain
karena efek hysteresis dalam sudut kontak. Ketika saturasi air
mencapai harga maksimum pada Sw = 1 Sor, harga tekanan kapiler
adalah nol (titik C). Pada titik ini harga saturasi minyak (= S or) tidak
dapat berkurang lagi berapapun pressure differential yang diberikan
(pc negatif). Hubungan pc dengan Sw yang dihasilkan dari
laboratorium tersebut dipengaruhi oleh:
1. Permeabilitas
2. Porositas
3. Distribusi ukuran pori

Secara ringkas, dua proses yang menggambarkan hubungan antara


pc dan Sw tersebut dalam kaitannya dengan proses recovery di
reservoir adalah:
1. Proses drainage yang artinya penggantian fluida yang membasahi
oleh fluida yang tidak membasahi. Contoh: injeksi gas ke dalam
resevoar minyak atau system tenaga dorong depletion drive.
2. Proses imbibition yang artinya penggantian fluida yang tidak
membasahi oleh fluida yang membasahi. Contoh: injeksi air
(waterflooding) ke dalam reservoar minyak.

50

Proses drainage diindikasikan dengan fluida membasahi bergerak


meninggalkan tempat dan proses imbibition diindikasikan dengan
fluida membasahi datang. Jadi, seperti disebutkan di atas, tekanan
kapiler didefinisikan sebagai perbedaan tekanan antara fasa tidak
membasahi dan fasa membasahi (non-wetting phase dan wetting
phase), atau Hal ini dapat dijelaskan oleh hubungan tekanan kapiler
dengan ketinggian sebagai berikut. Kurva tekanan kapiler dapat
diinterpretasikan sebagai ketinggian dari bidang saturasi air konstan di
atas titik di mana pc = 0.
5. Wettabilitas
Apabila dua fluida bersinggungan dengan benda padat, maka
salah satu fluida akan bersifat membasahi permukaan benda padat
tersebut, hal ini disebabkan adanya gaya adhesi. Dalam sistem
minyak-air benda padat), gaya adhesi AT yang menimbulkan sifat
air membasahi benda padat adalah :
AT = so - sw = wo. cos wo ..(1-17)
dimana :
so = tegangan permukaan minyak-benda padat,
sw

dyne/cm
= tegangan permukaan air-benda padat, dyne/cm

wo = tegangan permukaan minyak-air, dyne/cm


wo

= sudut kontak minyak-air.

Suatu cairan dikatakan membasahi zat padat jika tegangan

adhesinya positip ( < 90o), yang berarti batuan bersifat water wet.

51

Sedangkan bila air tidak membasahi zat padat maka tegangan


adhesinya negatip ( > 90o), berarti batuan bersifat oil wet.
Pada umumnya reservoir bersifat water wet, sehingga air
cenderung untuk melekat pada permukaan batuan sedangkan
minyak akan terletak diantara fasa air. Jadi minyak tidak
mempunyai gaya tarik-menarik dengan batuan dan akan lebih
mudah mengalir.
6. Saturasi Fluida
Dalam batuan reservoir minyak umumnya terdapat lebih dari satu
macam fluida, kemungkinan terdapat air, minyak, dan gas yang
tersebar ke seluruh bagian reservoir. Saturasi fluida batuan
didefinisikan sebagai perbandingan antara volume pori-pori batuan
yang ditempati oleh suatu fluida tertentu dengan volume pori-pori total
pada suatu batuan berpori. Saturasi minyak (So) adalah :
So

volume pori pori yang diisi oleh min yak


volume pori pori total

(1-18)

Jika pori-pori batuan diisi oleh gas-minyak-air maka berlaku hubungan :


Sg + So + Sw = 1
Jika diisi oleh minyak dan air saja maka :
So + Sw = 1
1.7.................................................................................................................Kon
disi Reservoir

52

Tekanan dan temperatur merupakan besaran-besaran yang sangat penting


dan berpengaruh terhadap keadaan reservoir, baik pada batuan maupun fluidanya
(air, minyak, dan gas). Tekanan dan temperatur lapisan kulit bumi dipengaruhi
oleh adanya gradient kedalaman, letak dari lapisan, serta kandungan fluidanya.
1.7.1. Tekanan Reservoar
Derajat tekanan yang terjadi di pori-pori batuan serta fluida yang
dikandung di dalamnya disebut tekanan formasi atau tekanan reservoar. Dengan
adanya tekanan formasi yang disebabkan oleh adanya gradien kedalaman tersebut,
maka akan menyebabkan terjadinya aliran fluida di dalam formasi ke dalam
lubang sumur yang mempunyai tekanan relatif lebih rendah. Tekanan reservoir
dapat terjadi oleh salah satu atau ketiga sebab-sebab berikut:
a. Tekanan hidrostatik, yang disebabkan oleh fluida (terutama air) yang
mengisi pori-pori batuan diatasnya.
b. Tekanan kapiler, yang disebabkan oleh adanya gaya yang dipengaruhi
tegangan permukaan antara fluida yang bersinggungan, besarnya
volume dan bentuk pori serta sifat kebasahan dari batuan reservoir.
c. Tekanan overburden, yang disebabkan oleh berat batuan di atasnya
serta kandungan fluidanya.
1.

Tekanan Hidrostatik
Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang disebabkan oleh berat
kesatuan dan tinggi vertikal kolom fluida. Ukuran dan bentuk kolom
fluida ini tidak berpengaruh pada besarnya tekanan ini.

Tekanan

53

hidrostatik (Phy) sama dengan jumlah dari densitas fluida rata-rata dan
tinggi vertikalnya, maka:
P = . g . D..(1-19)
Dimana:
P = tekanan
= densitas rata-rata
g

= nilai gravitasi

D = tinggi kolom

54

Dalam operasi pemboran dapat ditulis sebagai:


Phy (psi) = C.MW.D(1-20)
Dimana:
D

= tinggi vertikal kolom fluida dalam feet

MW = densitas fluida atau berat lumpur dalam lb/gal atau


lb/ft3
C

konstanta = 0.052 jika MW dalam lb/gal, dan

= 0.00695 jika MW dalam lb/ft3

Dalam sistem metric :


Phy = 0.093.MW.D(1-21)
Dimana :
D

= tinggi kolom fluida dalam meter dan

MW = berat lumpur dalam kg/dm3


Gradient tekanan hidrostatik dipengaruhi oleh padatan-padatan
yang terpisah (seperti garam) dan gas-gas dalam kolom fluida dan
perbedaan gradient temperature. Dengan kata lain, bertambahnya
padatan-padatan yang terpisah (seperti kadar garam yang tinggi)
cenderung menambah gradient tekanan normal.

Oleh karena itu

banyaknya gas dalam sistem dan temperatur yang tinggi akan


mempengaruhi gradient tekanan hidrostatik normal.

55

Sebagai contoh gradient tekanan 0,465 psi/ft (0,1074 kg cm-2 m-1)


diasumsikan sebagi salinitas air dari 80.000 ppm (part per million)
NaCl pada temperatur 77F(25C). Pada umumnya gradient tekanan
hidrostatik (psi/ft) dapat didefinisikan sebagai:
P = 0.433 x SG(122)
2. Tekanan Overburden
Tekanan overburden adalah tekanan yang diderita oleh formasi
akibat berat batuan yang berada di atas formasi atau reservoar tersebut
dan kandungan fluida yang terdapat di dalam pori-pori di atas formasi
atau reservoar. Secara matematis, tekanan overburden (Po) dapat ditulis
sebagai berikut :

Po

Gmb G fl
area (daerah)

(1-23)

atau

Po D 1 ma fl

..(1-24)

dimana :
D

= kedalaman vertikal lapisan atau formasi, ft

= porositas batuan formasi, fraksi

Gmb =

berat matrix batuan formasi, lb

56

Gfl

= berat fluida yang dikandung di dalam batuan formasi, lb

fl

= densitas fluida, lb/cuft

ma =

densitas matrix batuan, lb/cuft

Besarnya pertambahan tekanan overburden biasanya dianggap


meningkat secara merata sebanding dengan bertambahnya kedalaman.
Besar gradient tekanan adalah 1,0 psi/ft per kedalaman (0,231 kg cm-2
m--1).
3. Tekanan Formasi
Tekanan formasi sendiri dibagi menjadi tiga berdasarkan besarnya
tekanan yang ada, yaitu :
a. Tekanan Normal
Tekanan normal adalah tekanan dimana gradien tekanan
formasi sebesar antara 0.433 psi/ft (air murni) sampai dengan
0.465 psi/ft (gradien hidrostatik). Setiap tekanan formasi di atas
atau di bawah gradien tekanan tersebut disebut dengan tekanan
abnormal atau tekanan subnormal. Untuk menentukan densitas
bulk batuan harus memperhitungkan matrix dan air yang
terdapat di dalam ruang pori sehingga didapat persamaan :

b f m (1 )

(1-25)

dimana :
b

= densitas bulk batuan, ppg

57

= densitas fluida dalam ruang pori, ppg

= densitas matrix, ppg

= porositas, fraksi

Karena lithologi dan kandungan fluida tidak konstan maka bulk


akan bervariasi terhadap kedalaman.
b. Tekanan Abnormal
Tekanan formasi abnormal didefinisikan sebagai tekanan yang
menyimpang dari gradient tekanan normal. Penyimpangn ini dapat
lebih kecil dari 0,465 psi/ft (subnormal pressure) atau lebih besar
dari 0,465 psi/ft (over pressure).

Pada umumnya tekanan

subnormal tidak banyak menimbulkan problema pemboran jika


dibandingkan dengan over pressure.
Tekanan abnormal (subnormal pressure dan over pressure)
tersebut berasosiasi dengan adanya penyekat (sealing) tersebut
akan menggangu keseimbangan tekanan yang terjadi dalam urutan
proses geologi. Penyekat ini terbentuk oleh adanya penghalang
(barier) permeabilitas sebagai hasil dari proses fisika maupun
kimia. Physical seal (penyekat fisik) dihasilkan dari patahan
selama proses pengendapan atau pengendapan butir-butir material
yang lebih halus. Chemical seal (penyekat kimia) berasal dari
calsium carbonate yang terendapkan sehingga terjadi pembatas
permeabilitas. Contoh lain adalah diagenesa kimia selama proses

58

kompaksi dari material organik. Baik proses fisik maupun kimia


dapat terjadi secara bersamaan membentuk seal (penyekat) seperti
proses penguapan gypsum.

3.3.

Well test
Kejadian di alam yang menyangkut gejala fisik, umumnya dapat

dirumuskan kedalam suatu bentuk persamaan differensial partial dan jarang sekali
yang berbentuk persamaan differensial biasa. Persamaan differensial partial
merupakan suatu persamaan yang mengandung dua atau lebih turunan partial dan
paling sedikit mengandung dua variable bebas, sedangkan persamaan differensial
biasa umumnya mengandung fungsi yang hanya tergantung pada satu variable
saja.
Kaitannya dengan Teknik Perminyakan, terutama menyangkut aliran
fluida pada reservoir, dapat dipresentasikan secara matematis dalam bentuk
persamaan differensial partial yang dikenal dengan Persamaan Diffusivitas.
Persamaan diffusivitas radial dapat dibedakan berdasarkan fasa fluida yang
mengalir yaitu : Persamaan Diffusivitas Radial satu fasa dan Persamaan
Diffusivitas Radial Multifasa. Untuk Persamaan Diffusivitas radial satu fasa dapat
dibedakan atas dua persamaan yaitu : Persamaan Diffusivitas Radial untuk fluida
cair dan Persamaan Diffusivitas Radial untuk fluida gas.
Untuk Persamaan Diffusivitas Radial untuk Fluida Gas, Persamaan
Diffusivitas Gas dipresentasikan secara matematis berdasarkan Persamaan
Kontinuitas, Persamaan Darcy dan Persamaan Keadaan untuk Gas Nyata, yang
disesuaikan dengan pola aliran yang terjadi. Asumsi-asumsi yang digunakan
dalam mengembangkan persamaan diffusivitas antara lain :
a.
b.
c.
d.

Reservoir tidak terbatas.


Media berpori bersifat homogen dan isotropic.
Lapisan horizontal.
Ketebalan lapisan seragam.

59

e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

Kompresibilitas dalam system konstan.


Kompresibilitas fluida kecil dan konstan (Slighly Compressible).
Viskositas fluida konstan.
Gradient tekanan kecil.
Gaya gravitasi diabaikan.
Pola aliran silinder radial.
Fluida yang ada satu fasa.

Persamaan diffusivitas gas perlu dijabarkan kedalam persamaanpersamaan


yang langsung bisa digunakan dalam praktek (applicable equation), yang bisa
disebut sebagai the fundamental flow equation. Hurs dan Van Everdingen telah
mengemukakan penyelesaian persamaan tersebut dengan transformasi laplace.
Untuk itu perlu diperkenalkan konsep-konsep aliran, agar penelaahan kita akan
menjadi jelas, sehingga persamaan tersebut bisa digunakan untuk keperluan testtest sumur gas (gas well testing) dengan menggunakan pendekatan P2. Tujuan dari
suatu pengujian sumur gas adalah untuk menentukan parameter-perameter
reservoir dari pressure test dan kemampuan suatu sumur untuk berproduksi dari
rate test. Melihat kegunaan uji sumur ini sangat menunjang, maka kita perlu
mempelajari secara lebih lanjut tentang berbagai metode uji sumur gas dan factorfaktor yang mempengaruhi lainnya.
3.3.1. Aliran Fuida Dalam Media Berpori
Aliran fluida dalam media berpori merupakan bagian yang penting dalam
ilmu perminyakan, karena hidrokarbon mengalir dari reservoir ke lubang sumur.
Pada saat suatu sumur dibuka dimana dihubungkan permukaan dengan reservoir
maka akan menimbulkan ketidakseimbangan tekanan pada reservoir. Perbedaan
tekanan antara reservoir dengan dasar sumur akan menyebabkan fluida dalam
media batuan berpori mengalir kearah lubang sumur. Aliran ini akan terjadi jika
batuan reservoir ini porous dan memiliki permeabilitas yang searah dengan aliran
serta tenaga pendorongnya. Jenis fluida reservoir ini dapat diklasifikasikan
kedalam tiga kelompok yang tergantung pada kompresibilitas fluidanya. Dalam
beberapa kasus

60

Klasifikasi ini berubah-ubah dan hanya dibuat untuk tujuan asumsi


penyederhanaan. Ketiga kelompok ini adalah :
a. Fluida Incompressible, jika densitasnya konstan.
b. Fluida Slightly Compressible, jika perubahan densitas dapat diukur
terhadap tekanan.
c. Fluida Compressible, jika perubahan densitasnya sangat dipengaruhi
oleh tekanan.
3.3.2. Bentuk Geometri Aliran
Penyelesaian persoalan fluida dalam reservoir secara analitis biasanya
menggunakan bentuk geometri aliran yang disederhanakan. Penyederhanaan
bentuk geometri ini untuk mempermudah penanganan terhadap masalah yang
dihadapi sebenarnya. Bentuk geomerti aliran ini umumnya dikelompokkan
menjadi tiga yaitu :
a. Aliran Linier
b. Aliran Radial
c. Aliran Spherical
Penyederhanaan bentuk geometri aliran dilakukan sebagai model karena
keadaan sesungguhnya aliran fluida dalam media berpori lebih rumit. Umumnya
sering digunakan geometri radial silindris. Geometri tersebut merupakan indikasi
dari model reservoir yang bulat dan mempunyai ketebalan yang konstan.
3.3.3.

Persamaan Diffusivitas
Persamaan diffusivitas adalah suatu persamaan umum pola aliran fluida

dalam media berpori yang berbentuk diferensial partial, dimana persamaan


tersebut terbentuk dari penggabungan tiga buah persamaan dasar, yaitu :
a. Persamaan Kontinuitas
b. Persamaan Darcy
c. Persamaan Keadaan
Dari penggabungan ketiga persamaan diatas akan menjadi suatu
Persamaan Diffusivitas yang disesuaikan dengan pola aliran yang terjadi.
Sedangkan anggapan-anggapan yang dipergunakan didalam penurunan persamaan
difusifitas adalah : Reservoir tidak terbatas, media pori bersifat homogen dan

61

isotropik, lapisan horizontal, pola aliran silinder radial, kompresibilitas dalam


sistim konstan, ketebalan lapisan seragam, fluida yang ada satu fasa,
kompresibilitas fluida kecil dan tetap, viskositas fluida konstan, pengaruh
gravitasi diabaikan, dan gradient tekanan kecil.
3.3.4. Persamaan Kontinuitas
Untuk aliran dalam media berpori hukum konservasi massa, yang dikenal
pula sebagai persamaan kesinambungan (continuity equation), menyatakan bahwa
untuk sistem berlaku :
(Kapasitas massa yang terakumulasi) = (Kapasitas massa yang masuk)
(Kapasitas massa yang keluar).
Selanjutnya dianggap satu macam fluida dengan densitas , yang mengalir
padaelemen. Apabila kita pelajari aliran fluida didalam suatu elemen dari batuan
yang berbentuk kubus yang mempunyai porositas , dengan dimensi x, y, z.
3.3.5. Uji Sumur gas
Secara garis besar, terdapat dua jenis uji sumur, yang pertama adalah uji
deliveribilitas termasuk back pressure test dan Isochronal test, tujuan dari uji ini
adalah untuk mengetahui penurunan tekanan dasar sumur (P2) sehubungan
dengan laju produksi konstan dikepala sumur (Qsc) pada suatu sumur. Hal ini
telah diterima secara luas bahwa log (P2) versus log (Qsc) memiliki hubungan
yang mendekati linier. Umumnya hubungan garis lurus pada suatu sumur tertentu
diterapkan disepanjang hidup sumur tersebut, selama produksi sumur merupakan
satu fasa Sedangkan uji sumur yang kedua adalah pressure test (pressure buildup
dan pressure drawdown). Uji-uji ini direncanakan untuk mengetahui parameterparameter reservoir disekitar lubang sumur, seperti kapasitas alir, yang
didefinisikan sebagai hasil permeabilitas dan ketebalan formasi (kh), faktor skin
(s), faktor high velocity (D), dan kapasitas tampung lubang sumur (wellbore
storage capacity, CD2).
a. Rate Test

62

Uji ini terdiri dari tiga atau lebih aliran dengan laju aliran dan
tekanan dan data lain yang dicatat sebagai fungsi waktu. Pengujian
dapat dilakukan pada sumur baru atau sumur lama secara periodik.
Indikator produktivitas yang diperoleh dari uji ini adalah Absolute
Open Flow Potensial (AOFP), yang didefinisikan sebagai kemampuan
suatu sumur gas untuk memproduksikan gas ke permukaan dengan laju
aliran maksimum pada tekanan alir dasar sumur (sandface) sebesar
tekanan atmosphere ( +14.7 psia).
b. Back Pressure Test
Pada tes ini persamaan yang digunakan sebagai dasar adalah
persamaan aliran pada kondisi pseudo steady state.menganalisa
kemampuan produksi suatu sumur. Variabel-variabel yang diukur
adalah tekanan statik atau tekanan rata-rata reservoir, tekanan alir
dasar sumur, laju alir dan waktu. Adapun prosedur pelaksanaan
pengujian ini adalah sebagai berikut :
1. Sumur ditutup hingga mencapai keadaan kesetimbangan statik,
tekanan terukur dicatat sebagai tekanan rata-rata reservoir (Pr).
2. Sumur diproduksi dengan laju aliran tertentu (q1) hingga mencapai
tekanan stabil dan catat laju alir serta tekanan alir sebagai q1 dan
Pwf1 Kemudian ubah laju aliran menjadi q2 hingga tercapai
tekanan stabil dan catat.
Gambar 4.1. menunjukkan diagram tekanan dan laju alir terhadap
waktu untuk Back Pressure Test. Sumur dibuka dengan laju aliran
tertentu hingga mencapai tekanan yang stabil, sebelum diganti laju
aliran berikutnya. Proses ini dilakukan secara berulang hingga
dilakukan penutupan atau shut-in.
Pada selama test kondisi aliran yang dihasilkan selama pengujian
akan terus meningkat, disebut dengan urutan yang normal (normal
squence), sementara itu. terjadi penurunan laju aliran yang disebut
kebalikan dari normal (reverse squence). Pada pengujian Back

63

Pressure tidak terdapat periode penutupan sumur diantara dua


perubahan harga laju alir. Hal terpenting dari pengujian ini adalah
kestabilan.
Waktu yang diperlukan suatu sumur untuk mencapai kondisi stabil
dapat ditentukan berdasarkan teori tekanan transien. Lama waktu
pencapaian kondisi stabil dipengaruhi oleh permeabilitas batuan.
Makin kecil permeabilitas batuan, makin lama waktu yang diperlukan
untuk mencapai kondisi stabil. Waktu untuk mencapai kondisi stabil
ini dapat diperkirakan berdasarkan waktu mulai berlakunya aliran semi
mantap.
c. Isochronal Test
Bertolak dari kelemahan back pressure test dimana suatu reservoir
dengan permeabilitas rendah memerlukan waktu yang cukup lama
untuk mencapai waktu stabil, sehingga apabila dilakukan uji pada
sumur yang belum memiliki fasilitas produksi, jumlah gas yang
dibakar cukup besar, maka Cullender mengembangkan isochronal test
guna

memperoleh

harga

deliverabilitas

pada

sumur

dengan

permeabilitas rendah yang memerlukan waktu yang cukup lama untuk


mencapai kondisi stabil,
Cullender

menyatakan

bahwa

jari-jari

pengurasan

hanya

merupakan fungsi dari waktu dan tidak tergantung pada besar laju alir
dan tekanan alir. Berdasarkan prinsip ini, Cullender berpendapat
bahwa dengan laju alir yang berbeda tetapi dilaksanakan dalam waktu
yang sama, maka akan mempengaruhi jari-jari pengurasan sumur yang
sama, sehingga plot dari Pr Pwf terhadap qsc pada kertas log akan
menghasilkan garis lurus yang lain dengan slope yang sama. Jadi
apabila kita mempunyai satu titik dari data uji aliran yang stabil, maka
garis lurus dari kurva deliverabilitas yang stabil dapat ditentukan
dengan mencari garis lurus yang sejajar dengan garis kurva

64

deliverabilitas yang dihasilkan dari data uji pada kondisi transien. Pada
Gambar, kondisi transien ditunjukkan oleh garis 1,2,3 dan 4,
sedangkan garis 5 menunjukkan kondisi stabil.

Prosedur pelaksanaan dari isochronal test adalah sebagai berikut :


1. Sumur ditutup hingga mencapai keadaan keseimbangan statik,
tekanan terukur dicatat sebagai tekanan rata-rata reservoir (Pr)
2. Sumur diproduksikan dengan laju aliran q1 selama waktu t1, dan
catat laju aliran serta tekanan alir sebagai q1 dan Pwf1
3. Sumur ditutup kembali selama waktu t, hingga mencapai kondisi
kesetimbangan statik (Pr)
4. Sumur diproduksi selama waktu t2 (sama dengan t1) dengan
ukuran choke yang berbeda dan catat laju aliran dan tekanan alir
sebagai q2 dan Pwf2.
5. Ulangi langkah 3 dan 4 beberapa kali (umumnya cukup sampai
emapat titik) dengan waktu alir t1
6. Bila dikehendaki, setelah laju aliran terakhir sumur dapat langsung
dialirkan dengan ukuran choke tertentu hingga mencapai kondisi
stabil. Analisanya adalah dengan memplot Pr Pwf vs qsc pada
kertas log-log
untuk setiap waktu alir, seperti terlihat pada gambar 4.7. Hasil plot
menghasilkan suatu garis lurus (hasil exstrapolasi) untuk setiap

65

waktu alir dan harga kemiringan garis (slope) akan sama untuk
setiap garis lurus. Dari sini kemudian dihitung harga eksponen n,
dan harga koefisien C ditentukan dengan menggunakan laju alir
yang stabil. Dan terakhir dihitung besarnya harga AOFP.
d. Modified Isochronal Test
Modified Isochronal Test bertujuan untuk memperoleh kemampuan
sumur gas berproduksi yang menyangkut perkiraan penurunan laju
produksi dengan berkurangnya tekanan reservoir. Tes ini menyangkut
pengamatan tekanan dasar sumur, pada waktu diproduksikan atau
ditutup. Mula-mula sebelum sumur dibuka, tekanan disekitar lubang
bor, berada dalam keseimbangan kemudian bila sumur dibuka dalam
jangka waktu tertentu gelombang tekanan (radius of investigation)
akan merambat menjauhi lubang bor, pada keadaan ini terjadi aliran
transien dan pada waktu tertentu gelombang tekanan mencapai batas
kedap aliran (P / r = 0),aliran yang terjadi adalah aliran mantap
semu yang sifatnya stabil.
Tes ini merupakan pengembangan dari tes isochronal yang
mempunyai prinsip dasar bahwa : rD (diminsion less jari-jari) hanya
merupakan fungsi tD (diminsion less waktu aliran) dan tidak
tergantung pada laju aliran. Modified isochronal test dikembangkan
oleh Katz (1959), yang menyatakan bahwa penutupan tidak perlu
mencapai tekanan stabil (PR), serta selang waktu penutupan dan selang
waktu aliran sumur dibuat sama besar, hal inisesuai dengan reservoir
yang mempunyai permeabilitas kecil karena tekanan rata-ratanya PR
lama dicapai.
Sesuai dengan prinsip dasar diats, tes ini terdiri dari beberapa laju
aliran yang berbeda, setiap laju aliran dalam waktu tertentu disertai
dengan penutupan sumur dalam waktu tertentu pula, waktu aliran dan
waktu penutupan sumur dibuat sama besar, biasanya terdapat empat
laju aliran yang berbeda, keadaan ini terjadi pada aliran transien,

66

kemudian sebelum tes ini berakhir terdapat perioda perpanjangan


aliran yang diharapkan mencapai stabilnya aliran, demikian pula
tekanan yang dicapai pada sat penutupan Pws digunakan sebagai
pengganti tekanan rata-rata pada isochronal test.
Prosedur pengujian dari modified isochronal adalah sebagi berikut :
1. Sumur ditutup dan tekanan terukur dicatat sebagai tekanan rata-rata
reservoir Pwf1(=Ps). Selama periode penutupan sumur, tekanan
statik sumur akan membentuk beberapa harga Pws dimana harga
Pws ini akan semakin kecil untuk periode aliran berikutnya.
2. Sumur diproduksi dengan laju aliran q1 selama waktu t1 dan catat
laju aliran serta tekanan alir sebagi q1 dan Pwf1
3. Sumur ditutup kembali selama waktu t1 dan catat tekanannya
sebagai Pws2
4. Sumur diproduksi selama waktu t2 (sama dengan t1) dengan
ukuran choke yang berbeda, dan catat laju aliran dan tekanan alir
sebagai q2 dan Pwf2
5. Ulangi langkah 3 dan 4 beberapa kali (umumnya cukup sampai
empat titik) dengan waktu aliran dan waktu penutupan sama
dengan t1 hingga mencapai kondisi stabil.
1.7.6. Uji Sumur Minyak
a. Pressure Test
Dari tes deliverability tidak bisa diperoleh harga variabel seperti
permeabilitas, kh, skin faktor, koefisien turbulensi secara langsung
tetapi variable-variabel tersebut tercermin pada harga koefisien C dan
eksponen n pada kurva deliverabilitas. Oleh sebab itu perlu dilakukan
tes sumur lain untuk menentukan variabel-variabel tersebut di atas,
yaitu tes sumur yang didasarkan pada teori aliran transien. Tes transien
tersebut adalah tes buildup dan tes drawdown.

67

b. Prinsip Superposisi
Salah satu persayaratan dalam menyatakan persoalan aliran dalam
suatu reservoir adalah dengan anggapan laju produksi yang konstan.
Tetapi dalam kenyataannya laju produksi tersebut dapat berubah-ubah.
Maka untuk mengatasi keadaan ini pada teknik analisa ulah tekanan
digunakan prinsip superposisi.
c. Pressure Buildup Test
Pressure buildup test merupakan suatu teknik pengujian sumur
dengan mengamati ulah perubahan tekanan sumur selama waktu
penutupan sumur. Penutupan sumur ini dilakukan setelah melalui
selang waktu produksi dengan laju alir yang relatif konstan. Penutupan
sumur ini akan mengakibatkan kenaikan tekanan sebagi fungsi waktu.
Tes ini dikembangkan oleh Horner, yang pada dasarnya adalah
memplot tekanan terhadap suatu fungsi waktu.
d. Pressure Drawdown Test
Pressure

drawdown

testing

adalah

suatu

pengujian

yang

dilaksanakan dengan jalan membuka sumur dan mempertahankan laju


produksi tetap selama pengujian berlangsung. Sebagai syarat awal,
sebelum pembukaan sumur tersebut, tekanan hendaknya seragam
diseluruh reservoir yaitu dengan menutup sumur sementara waktu agar
dicapai keseragaman tekanan di reservoirnya.
Mengingat hal tersebut diatas, waktu yang paling ideal untuk
melakukan pressure drawdown test adalah pada saat-saat pertama
suatu sumur diproduksi. Namun tentu saja bahwa tes ini tidak hanya
terbatas pada sumur-sumur baru saja.
Jadi pada dasarnya, pengujian ini dilakukan pada :
1. Sumur baru.
2. Sumur-sumur lama yang telah ditutup sekian lama hingga
dicapai keseragaman tekanan reservoir.
3. Sumur-sumur produktif yang apabila dilakukan build-up test,

sumur tersebut akan sangat merugikan. Apabila didesain secara

68

memadai, perolehan dari pengujian ini mencakup banyak


informasi yang berharga seperti permeabilitas formasi, faktor
skin dan volume pori-pori yang berisi fluida.

Anda mungkin juga menyukai