Berbeda
Aulia Fajarullah
Program Studi Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, aulia.fajarrullah@gmail.com
Henky Irawan
Program Studi Budidaya, FIKP UMRAH, henkyirawan.umrah@gmail.com
Arief Pratomo
Program Studi Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, Sea_a_reef@hotmail.com
ABSTRAK
Thalassodendron ciliatum yang tumbuh di perairan Pulau Bintan membentuk hamparan padang
monospesifik pada sebagian besar kawasan sublitoral yang berbatasan dengan ekosistem terumbu
karang sepanjang pesisir timur Pulau Bintan. Metabolit sekunder adalah senyawa yang dihasilkan
atau dikeluarkan sebagai adaptasi biokimia yang dilakukan oleh golongan tumbuhan umumnya
termasuk lamun. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Desember 2013 sampai dengan Juli 2014.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposif sampling. Ekstraksi
menggunakan beragam pelarut yaitu nheksana, kloroform, metanol. Ekstraksi dilakukan dengan
menggunakan Metode Maserasi dengan perbandingan berat simplisia dengan volume pelarut 1:10
selama 24 jam. Senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada lamun Thalassodendron ciliatum
adalah saponin, tanin, triterpenoid dan steroid. Pelarut metanol memiliki rendemen ekstrak tertinggi
yakni 10,09% dan memiliki kandungan metabolit sekunder tertinggi sebanyak empat senyawa yaitu
tanin, saponin, triterpenoid dan steroid. Pelarut kloroform memilik rendemen ekstrak 1,14% dan
memiliki kandungan metabolit sekunder sebanyak tiga senyawa yaitu saponin, triterpenoid dan
steroid. Pelarut n-heksana memiliki rendemen ekstrak terendah yakni 0,08% dengan tanpa ada
satupun senyawa metabolit sekunder yang ditemukan, hal ini diperkirakan karena konsentrasi
senyawa yang terlalu rendah.
I.
PENDAHULUAN
lamun.
Dunia tumbuhan memiliki beragam
spesies yang tersebar di seluruh permukaan
bumi, mengkolonisasi mulai dari daratan hingga
perairan tawar dan lautan. Bukti yang ada
menunjukkan bahwa tumbuhan angiosperma
mulai mengkolonisasi lingkungan laut sekitar
100 juta tahun yang lalu (Den Hartog dalam
Hemminga
dan
(seagrasses)
Duarte,
adalah
(Angiospermae)
2000).
tumbuhan
yang
sudah
Lamun
berbunga
sepenuhnya
2003).
Kecuali
organisme
ini
asosiasi
yang
juga
berbeda
oleh
Lakshmanan
dan
Pada
ekstrak
methanol
lamun
beragam
senyawa
metabolit
penyakit
seperti
antibiotik,
Beberapa
mendokumentasikan
penelitian
telah
kelimpahan
metabolit
Penelitian
keberadaaan
senyawa
sulfat
Management
Program
Trismades
Demonstration).
ini
berhasil
menjadi
informasi
mengenai
senyawa
metabolit
sekunder
metabolit
Thalassodendron ciliatum.
sekunder
kandungan
dari
pada
lamun
lamun
II.
TINJAUAN PUSTAKA
metabolit
sekunder
dari
Lamun
lamun
Thalassodendron
ciliatum
ada.
Menurut Bhakuni dan Rawat (2005),
pemisahan senyawa yang luas dari suatu
campuran dapat dicapai oleh fraksinasi dengan
pelarut organik. Pelarut - pelarut organik yang
umum digunakan ialah senyawa senyawa
kimia diantaranya metanol, etanol, etil asetat, nheksana, kloroform dan lebih banyak lagi.
Penelitian ini diharapkan dapat menjawab
permasalahan
apakah
golongan
senyawa
Thalassodendron
bagaimanakah
kemampuan
ciliatum
dan
ekstraksi
dari
metabolit
sekunder
Thalassodendron ciliatum ?
lamun
Filum
: Tracheophyta
Kelas
: Liliopsida
Ordo
: Najadales
Famili
: Cymodoceaceae
Genus
: Thalassodendron
Spesies
Den Hartog
(Sumber : IUCN Red List, 2010)
Spesies ini terdapat pada subtidal diatas
dari rata rata surut purnama hingga kedalaman
setidaknya 10 m. Tumbuhan ini dapat tumbuh di
perairan dangkal, tetapi mungkin membentuk
padang luas sekitar terumbu karang dan dasar
pasir berbatu (Phillips dan Menez, 1988).
hingga pada kedalaman 50-60 m.
dilakukan
di
yang
Fakultas
Ilmu
berlainan.
Reaksi
yang
demikian
Laboratorium
Kelautan
Bioteknologi
dan
Perikanan
B.
Bahan Penelitian
yang
kali
pengocokan
temperatur
atau
pengadukan
dijadikan
sampel
adalah
jenis
pada
2000).
Bahan Kimia
Kegunaan
struktur
perubahan
kimianya,
serta
metabolismenya,
dan
fungsi
atau
efek
yang
2.
biosintesisnya,
bermanfaat
yang
III.
METODE PENELITIAN
A.
3.
Preparasi Sampel
HCL
Pelarut
Metanol
Kloroform
nHeksana
Uji Fitokimia
Larutan
pereaksi
Wagner
Larutan
pereaksi
Meyer
Larutan
pereaksi
Dragendorff
Membersihkan sampel
lamun
Melarutkan senyawa
Melarutkan senyawa
Melarutkan senyawa
Menguji
Alkaloid
keberadaan
Larutan
Amil
alkohol
Serbuk Magnesium
Menguji keberadaan
Flavonoid
Menguji
Tanin
Menguji keberadaan
Triterpenoid & Steroid
keberadaan
C.
Instrumen Penelitian
metode
Purposif
Sampling
yaitu
teknik
Alat
1. Pengambilan
Sampel
Cool Box
Penampan
Timbangan
2
.
3
.
Preparasi
Sampel
Wadah tertutup
Scalple
Oven
Pisau
Blender
Ekstraksi
Erlenmeyer
Vacum rotavapor
Cawan penguap
Spatula
Timbangan
analitik
Kertas saring
Botol vial
4
.
Uji Fitokimia
Pipet tetes
Lempeng tetes
Tabung reaksi
5
.
Dokumentasi
Kamera Digital
Buku dan Pena
Kegunaan
dengan
udara.
Sampel
kemudian
Preparasi Sampel
Lamun
yang
telah
dikumpulkan
digunakan
sebagai
sampel
penelitian.
3.
Ekstraksi Maserasi
Ekstraksi menggunakan beragam pelarut
D.
Prosedur Penelitian
1.
Pengambilan Sampel
Pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
menggunakan
Metode
b.
Uji Flavonoid
Larutan
Adanya
ekstrak
yang
didapat
di
saring
flavonoid
ditunjukkan
dengan
Priyanto, 2012).
c.
Uji Saponin
Sebanyak 2 mL sampel dimasukkan ke
100%
4.
Uji Fitokimia
terjadi.
Apabila
selama
30
detik)
maka
identifikasi
yang
senyawa
perubahan
mewakili
jalur
sintesis
d.
utama
Uji Tanin
Sampel sebanyak 1 gram
ditambah
kehitaman
menandakan
suatu
bahan
Uji Alkaloid
Sejumlah
Priyanto, 2012).
sampel
dilarutkan
dalam
Pengujian
e.
endapan
ditunjukkan
merah
jingga.
Kemudian,
dengan
terbentuknya
larutan
Analisis Data
dihasilkan
aktif.
E.
dari
ekstrak
metanol
diduga
menunjukkan
reaksi
positif
B.
oleh
dianalisis
golongan
senyawanya
dengan
IV.
A.
1.
Alkaloid
Alkaloid
bereaksi
dengan
asam
nitrogen
pelarut
polar
lebih
besar
(Firn
Melalui
dalam
penarikan
Doughari,
alkaloid
2012).
dengan
bila
Metanol
(Polar)
Ekstrak
Kloroform
(Semi Polar)
Reaksi Positif
N-Heksana
(Non Polar)
Alkaloid
a. Dragedroff
b. Wagner
c. Meyer
2.
Flavonoid
3.
Saponin
Membentuk buih
4.
Tanin
5.
2.
alkaloid
dengan
pereaksi
Pada
pengendap
Flavonoid
identifikasi
menggunakan
flavonoid
dengan
fraksi.
Penelitian
Sari
(2013)
banyak
aktivitas
farmakologi
Thalassodendron
ciliatum
juga
yang
ekstensif
telah
mengandung
aktivitas
ditemukan
banyak
khasiat
bermanfaat,
anti-alergi,
aktivitas
antioksidan,
untuk
mempengaruhi
secara
3.
Saponin
Saponin
senyawa
aktif
mineral
dan anti-virus.
dalam
usus,
menyebabkan
4.
Tanin
Hasil identifikasi senyawa tanin dengan
metanol
lamun
Thalassodendron
kloroform
melarutkan
dan
n-heksan
senyawa
dari
metabolit
lamun
sekunder
kloroform
menjelaskan
hasil
dan
eter.
identifikasi
Hal
ini
senyawa
Gambar 5.
termasuk
didalamnya
2.
Pelarut Kloroform
minyak
wewangian,
atsiri
sebagai
dasar
metabolit
sekunder
Thalassodendron
pada
ciliatum
lamun
menunjukkan
3.
Pelarut n-Heksana
ciliatum
dari
fraksi
pelarut
n-heksana
pelarut.
senyawa
memiliki
1.
kandungan
metabolit
sekunder
dibandingkan
ini
ekstraksi
besar
fraksi
Hal
pelarut
paling
dengan
sekunder.
metabolit
terhadap
lamun
Thalassodendron ciliatum.
dilihat
perbedaan
polaritas
dari
pelarut
B. Saran
akan diuji.
1.
Perlu
dilakukannya
perbandingan
PENUTUP
A.
Kesimpulan
untuk
Berdasarkan
penelitian
dan
2.
metabolit
sekunder
yang
berhasil
dideteksi
pada
lamun
ciliatum
adalah
untuk
3.
ciliatum
Fitokimia
sebaiknya
penggunaan reagen.
4.
terpenoid
senyawa
disarankan
mengekstraksi
Untuk
golongan
yang
tiga
telah
dilakukan
lebih
steroid.
diidentifikasi
pengujian
lanjut
untuk
perlu
bioaktifitas
mengetahui
Pengujian
metode
5.
mendapatkan
sekunder
ekstraksi
metabolit
dilakukannya
4.
Perlu
Senyawa
Thalassodendron
3.
efektivitas
diambil kesimpulan :
lamun
mendapatkan
2.
simplicia,
V.
1.
berat
optimasi
metabolit tersebut
6.
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, A., 2011, Skrining fitokimia dan Uji
Penghambatan Aktivitas -Glukosidae
Pada Ekstrak Etanol Dari Beberapa
Tanaman Yang Digunakan Sebagai Obat
antidiabetes,
Skripsi,
Universitas
Indonesia
Astarina, N. W. G., Astuti, K. W., Warditiani,
N. K., 2013, Skrining Fitokimia Ekstrak
Metanol Rimpang Bangle (Zingiber
Purpureum Roxb.), Jurnal Farmasi
Udayana.
Bart, H. J., 2011, Extraction of Natural Products
from Plants-An Introduction. Di Dalam :
Bart, H. J. And Pilz, S., Industrial Scale
Natural Products Extraction, First
Edition. Wiley-VCH Verlag GmbH &
Co. KGaA
Bhakuni, D. S. dan Rawat, D. S., 2005,
Bioactive Marine Natural Product.
Netherlands: Springer
Dahuri, R., 2003, Keanekaragaman Hayati
Laut: Aset Pembangunan Berkelanjutan
Indonesia, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Dewatisari, W. F., 2009, Uji Anatomi, Metabolit
Sekunder dan Molekuler Sansevieria
Trifasciata, Tesis, Universitas Sebelas
Maret. Surakarta
Ditjen POM, 2000, Parameter Standar Umum
Ekstrak tumbuhan Obat, Jakarta,
Departemen Kesehatan RI. Halaman 111.
Doughari, J. H., 2012, Phytochemicals:
Extraction Methods, Basic Structures
and Mode of Action as Potential
Chemotherapeutic
Agents,
Phytochemicals - A Global Perspective
of Their Role in Nutrition and Health,
Intech
El Hady, H. H. A. Daboor, S. M dan Ghoniemy,
A. E., Nutritive And Antimicrobial
Profiles of Some Seagrasses From
Bardawil Lake Egypt, Egyptian Journal
of Aquatic Research Volume 33 No. 3:
103 -110