Laporan Praktikum Anatomi Ikan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 21

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Ikan merupakan organisme akuatik yang memiliki organ yang


kompleks dan terdiri atas beberapa sistem organ yang saling bekerja
sama melakukan aktivitas hidup. Ikan juga termasuk anggota vertebrata
poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernafas dengan
insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka
ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Secara
taksonomi,

ikan

tergolong

kelompok

paraphyletic

yang

hubungan

kekerabatannya masih diperdebatkan, biasanya ikan dibagi menjadi ikan


tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan
hag), ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk
hiu dan pari), dan sisanya tergolong ikan bertulang keras (kelas
Osteichthyes). Ikan dalam berbagai bahasa daerah disebut iwak. Ikan
juga merupakan organisme akuatik yang memiliki organ yang kompleks
dan terdiri atas beberapa sistem organ yang saling bekerja sama
melakukan aktivitas hidup (Asmawi,1989).
Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) merupakan ikan endemik indonesia
yang hidup di sungai-sungai, danau dan rawa-rawa, tersebar merata di
pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Sejalan dengan perkembangannya
ikan tersebut kemudian dibudidayakan di kolam-kolam untuk tujuan
komersial. Habitat asli dari Ikan Nilem yaitu di daerah beriklim sedang,
dengan suhu berkisar 18-28C dan pH antara 6.0-7.0 dengan kandungan
oksigen

terlarut

yang

cukup

tinggi. Ikan

Nilem

juga

banyak

dibudidayakan karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan dapat


dikonsumsi oleh manusia karena mengandung gizi serta protein yang
tinggi.

Selain

memiliki nilai

ekonomis,

Ikan

Nilem juga berperan

dalam biocleaning agent karena sifatnya yang suka memakan detritus


dan perifeton sehingga ikan ini digunakan untuk membersikan keramba
jaring apung (Cholik et al., 2005).
Ikan lele (Clarias batrachus) adalah sejenis ikan yang hidup di air
tawar. Ikan ini memiliki permukaan tubuh yang licin, tidak bersisik, agak
pipih memanjang, kepalanya keras menulang di bagian atas, dengan
mata yang kecil dan mulut lebar yang terletak di ujung moncong,
dilengkapi dengan empat pasang sungut peraba (barbels) yang amat

berguna untuk bergerak di air yang gelap. Lele juga memiliki alat
pernafasan tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya. Terdapat
sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip dadanya.
Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin kecuali lele laut
yang tergolong ke dalam marga dan suku yang berbeda (arriedae).
Habitat ikan lele berada di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa,
telaga, waduk, dan sawah yang tergenang air. Bahkan ikan lele bisa hidup
pada air yang tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan
(Suyanto, 1991).
Praktikum kali ini menggunakan Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)
dan

Ikan

Lele(Clarias

batrachus) sebagai

preparat.

Ikan

Nilem

(Osteochilus hasselti) dan Ikan Lele(Clarias batrachus) digunakan untuk


untuk

mewakili

spesies

dari

kelas

pisces.

Kedua

ikan

tersebut

dipilih karena mempunyai organ-organ penyusun yang lengkap dan jelas,


sehingga mempermudah praktikan melakukan pengamatan, baik organ
dalam maupun organ luar.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum Struktur Hewan kali ini adalah untuk
mengetahui morfologi dan anatomi Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) dan
Ikan Lele (Clarias batrachus).

II. TINJAUAN PUSTAKA


Klasifikasi Ikan Nilem (Ostheochilus hasselti) menurut Saanin (1984)
adalah sebagai berikut :
Phylum

: Chordata

Subphylum : Vertebrata
Clasiss

: Pisces

Subclasiss

: Teleostei

Ordo

: Ostariophysi

Subordo

: Cyprinoideae

Familia
Genus
Spesies

: Cyprinidae
: Osteochilus
: Osteochilus hasselti

Ikan Nilem (Osteocilus hasselti) adalah salah satu jenis ikan tawar
yang dapat tumbuh dengan baik jika dipelihara di kolam atau sawah. Ikan
nilem dapat hidup di daerah tinggi dan rendah yaitu pada ketinggian 200700 meter. Makanan ikan ini berupa hewan-hewan kecil tetapi juga
makanan lain seperti dedak dan ampas (Kastowo, 1979).
Susunan tubuh ikan terdiri dari bagian luar dan bagian dalam.
Susunan tubuh ikan bagian luar terdiri dari kepala, badan, ekor, mulut,
cekung hidung, mata, tutup insang, sisik, gurat sisi, sirip perut, sirip dada,
sirip punggung, sirip belakang, dan sirip ekor. Sedangkan susunan tubuh
bagian dalam adalah saluran pencernaan, gelembung renang, kelenjar
pencernaan, insang, jantung, organ kelamin, dan ginjal (Prawirohartono,
1989).
Mulut berahang, skeleton sebagian atau seluruhnya bertulang
menulang. Kondrokranium (kranium tulng rawan) dilengkapi oleh tulang
dermal tubuh membentuk tengkorak majemuk. Sisik bertipe sikloid yang
berasal dari mesodermal. Saat stadium embrio ada 6 celah insang, untuk
ikan dewasa biasanya tinggal 4 celah. Insang-insang itu tertutup oleh
operkulum (Brotowidjoyo, 1993).
Kulit atau cutis terdiri atas corium atau dermis dan epidermis.
Corium terdiri atas jaringan pengikat. Epidermis yang melapisinya dari
sebelah luar ialah epithelium. Di antara sel-sel epithelium terdapat
kelenjar unicelluler yang mengeluarkan lendir ini menyebabkan kulit ikan
menjadi licin. Corium terdiri atas chromatophor-chromatophor ialah sel-

sel yang mengandung butir-butir pigmen, yang menentukan warna kulit


(Radiopoetro, 1977).
Fungsi gelembung renang (vasica matatoria) pada ikan adalah
sebagai alat keseimbangan naik turun di dalam air. Ginjal (ren) sebagai
tempat penyaringan urin. Usus (intestine) sebagai saluran pencernaan,
tempat penyerapan sari-sari makanan. Ureter untuk menyalurkan urin
(air seni) dari ginjal ke vesica urinaria. Insang sebagai alat pernapasan
(Kimball, 1991).
Klasifikasi Ikan Lele ( Clarias batrachus), menurut Djuhanda (1982)
sebagai berikut :
Phylum

: Chordata

Subphylum : Vertebrata
Class

: Pisces

Subclass

: Teleostei

Ordo

: Ostariophysi

Subordo

: Siluroidae

Famili

: Clariidae

Genus

: Clarias

Spesies

: Clarias batrachus
Tubuh Ikan Lele tidak memiliki sisik, tetapi memiliki kulit berlendir

dan pigmen hitam yang dapat berubah menjadi pucat apabila terkena
cahaya matahari, tampak pula alat keseimbangan yang berupa gurat sisi
(linea lateralis) dibagian tengah sisi truncusnya. Ikan Lele mempunyai
sirip punggung dan sirip dubur yang memanjang sampai ke pangkal ekor
namun tidak menyatu dengan sirip ekor, mempunyai senjata berupa patil
atau taji untuk melindungi dirinya dari serangan atau ancaman dari luar
yang membahayakan, panjang maksimum mencapai 400 mm. Ikan lele
mempunyai sirip punggung (pinnae dorsalis), sirip dubur (pinna analis)
dan sirip ekor (pinna caudalis) yang disebut ekor tidak berpasangan. Sirip
dada (pinna pectoralis) dan sirip perut (pinna abdominalis) disebut sirip
berpasangan. Ikan Lele tidak mempunyai gelembung renang (vesica
metatoria) yang merupakan alat keseimbangan naik turun dalam air, hal
ini dikarenakan ikan lele lebih sering berada didasar perairan (lumpur)
(Jasin, 1989).
Ikan-ikan

marga Clarias dikenali

dari

tubuhnya

yang

licin

memanjang tak bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga

panjang, yang terkadang menyatu dengan sirip ekor, menjadikannya


nampak seperti sidat yang pendek. Kepalanya keras menulang di bagian
atas, dengan mata yang kecil dan mulut lebar yang terletak di ujung
moncong, dilengkapi dengan empat pasang sungut peraba (barbels) yang
amat berguna untuk bergerak di air yang gelap. Lele juga memiliki alat
pernafasan tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya. Terdapat
sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip dadanya
(Jauhari, 2005).ikan Lele merupakan hewan noctural yaitu beraktivitas
pada malam hari, dia juga menjelaskan bahwa ikan lele memiliki
sepasang sirip yang terdapat dua buah tulang keras di bagian sisinya
yang berfungsi sebagai alat pertahanan terhadap musuh atau predator,
alat ini biasa disebut patil. Alat ini juga bisa digunakan untuk melompat
bahkan berjalan diatas tanah, hal inilah yang menjadi alasan mengapa
ikan lele bisa disebut walking fish (Sarwono, 2007)

III.

MATERI DAN METODE


A. Materi

Alat-alat yang digunakan adalah bak preparat dan gunting bedah.


Bahan-bahan yang digunakan adalah ikan nilem (Osteochilus
hasselti), ikan lele (Clarias batrachus), dan tissue.
B. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1. Ikan dimatikan dengan cara ditusuk bagian otaknya menggunakan
gunting.
2. Ikan dibedah dimulai dengan pengguntingan dari porus urogenitalis,
kearah anterior sepanjang medioventral tubuh ke arah depan sirip
dada

(dilakukan dengan hati-hati sehingga tidak mengenai organ-

organ yang ada di dalamnya).


3. Bagian yang telah dibedah tadi dibuka sehingga terlihat bagian
belahan daging sebelah atas.
4. Pengguntingan

dilanjutkan

ke

arah

tubuh

bagian

dorsal

yang

dilanjutkan ke arah anterior sampai ke tutup insang, bagian dorsal dan


ventral sampai moncong, pada bagian ini harus diperhatikan sebelah
ventral dari insang terdapat jantung sehingga pengguntingan harus
dilakukan dengan hati-hati.
5.

Saluran pencernaan diamati dengan cara menarik bagian usus


dengan hati-hati, sedikit demi sedikit sampai keluar dari tubuh dan
jangan sampai putus.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil

Gambar 1. Morfologi Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)


Keterangan Gambar

1.

Caput

2.

Truncus

3.

Cauda

4.

Cavum oris

5.

Nostril

6.

Organon visus

7.

Operculum

8.

Linea lateralis

9.

Pinnae dorsalis

10.

Pinna pectoralis

11.

Pinna abdominalis

12.

Pinnae analis

13.

Pinnae caudalis

14.

Porus urogenitalis

Gambar 2. Anatomi Viscera InSitu Ikan Nilem (Osteochilus


hasselti)
Keterangan Gambar
1. Cor
2.

Insang

3.

Hepatopankreas

4.

Pronephros
5.

Vesica metatoria

6.

Nephros

7.

Intestine

8.

Gonad

9.

Porus urogenitalis

Gambar 3. Anatomi Penampang Melintang Otot Ikan Nilem


(Osteochilus hasselti)
Keterangan Gambar
1. Taju neural
2.

Lengkung neural

3.

Centrum vertebrae

4.

Arteri caudalis

5.

Vena caudalis

6.

Lengkung haemal

7.

Taju haemal
8.

Septum transversal

9.

Septum horizontal

10.

Myomere

11.

Myocomata

12.

Otot epaxial

13.

Otot hypaxial

Gambar 4. Anatomi Penampang Melintang Insang Ikan Nilem


(Osteochilus hasselti)
Keterangan Gambar
1. Filamen insang
2.

Septum branchialis

3.

Arteri epibranchalis

4.

Arteri branchalis

5.

Vena branchalis

6.

Tapis insang

7.

Lengkung insang

Gambar 5. Anatomi Rangka Ekor Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)


Keterangan Gambar
1. Centrum vertebrae
2.

Taju neural

3.

Taju haemal

4.

Hypolaria

5.

Urostyle

Gambar 6. Morfologi Ikan Lele (Clarias batrachus)


Keterangan Gambar
1. Caput
2.

Truncus

3.

Cauda

4.

Barbels superior

5.

Barbels inferior

6.

Cavum oris

7.

Nostril

8.

Organon visus

9.

Linea lateralis

10.

Operculum

11.

Pinnae dorsalis

12.

Pinna pectoralis

13.

Patil

14.

Pinna abdominalis

15.

Pinnae analis

16.

Pinnae caudalis

17.

Porus urogenitalis

Gambar 2. Anatomi Viscera InSitu Ikan Lele (Clarias batrachus)


Keterangan Gambar
1. Oesophagus
2.

Vesica felea

3.

Hepar

4.

Gastrum

5.

Pylorus

6.

Intestine

7.

Gonad

8.

Porus urogenitalis

9.

Clasper

Gambar 8. Anatomi Insang dan Arborescent Ikan Lele (Clarias


batrachus)
Keterangan Gambar
1. Insang
2.

Arborescent

B. Pembahasan
1) Ikan Nilem
Pada morfologi Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) dapat dibagi
menjadi 3 bagian yaitu caput, truncus dan cauda. Caput terbentang mulai
dari

ujung

moncong

membentang

dari

sampai

akhir

dengan

operculum

akhir

sampai

operculum.
dengan

Truncus

anus.

Cauda

terbentang dari belakang anus sampai dengan ujung sirip ikan. Caput
Ikan Nilem meliputi cavum oris (mulut) terdapat pada ujung moncong
terdapat

gigi

pada

rahangnya,

organon

visus

(mata)

terletak

sebelah lateral tanpa kelopak mata dan operkulum. Bagian truncus dari
Ikan Nilem terdiri dari berbagai jenis sirip. Sirip-sirip tersebut berfungsi
membantu pergerakan Ikan Nilem di dalam air. Sirip-sirip tersebut terdiri
dari sirip punggung (pinna dorsalis), sepasang sirip dada (pinna
pectoralis), dan sirip perut (pinna abdominalis). Selain sirip pada bagian
truncus juga terdapat porus urogenitalis , yaitu lubang tempat alat
reproduksi dan tempat pengeluaran hasil ekskresi. Cauda Ikan Nilem
terdapat sirip ekor tunggal (pinnae caudalis). Diseluruh bagian tubuh Ikan
Nilem juga terdapat sisik dengan bentuk pipih dan bulat sehingga disebut
cycloid (Jasin, 1989).
Ikan Nilem memiliki sistem pencernaan yang dimulai dari cavum
oris,

oesophagus,

kantung

empudu,

ductus

pneumaticus

dan

limfa. Dalam tubuhnya dapat terlihat organ pencernaan yaitu usus yang
panjang, ini dikarenakan ikan ini termasuk tipe herbivora. Kantung
Empedu (vesica felea) yang terletak pada usus bagian depan, berupa
kantung bulat hijau kebiru-biruan. Kantung empedu ini berhubungan
dengan usus melalui ductus choledochus, lalu saluran akhir pencernaan
yaitu anus atau porus urogenitalus, hal ini juga diungkapkan oleh
Radiopoetro (1997).
Sistem urinaria atau eksresi pada Ikan Nilem adalah ren yang
terjadi

dari

mesonephros,

ureter

yang

terjadi

dari

ductus

mesonephridicus, vesica urinaria, dan sinus urogenitalis. Sepasang ren


yang memanjang sepanjang dinding dorsal abdomen, kanan dan kiri dari
linea mediana. Ureter ialah saluran yang keluar dari ren. Selanjutnya,
ureter membesar dan membentuk vesica urinaria. Ureter bermuara ke
dalam sinus urogenitalis. Sinus urogenitalis bermuara keluar melalui
porus urogenitalis yang terdapat caudal dari anus, cranial dari pangkal
pinna analis (Noris dan Richard, 1987).

Sistem reproduksi ikan nilem adalah gonad yang berupa ovarium


pada ikan betina dan testis pada ikan jantan. Sel-sel yang dihasilkan oleh
gonad akan bermuara di sinus urogenitalis untuk di keluarkan. Ikan nilem
jantan terdapat sepasang testis yang panjang. Testis terletak ventral dari
ren. Ujung caudal mulai dari vas defferens yang bermuara ke dalam sinus
urogenitalis. Ikan nilem betina terdapat sepasang ovaria yang panjang.
Ovaria ini mempunyai rongga yang ke caudal melanjutkan diri ke dalam
oviduk yang bermuara ke dalam sinus urogenitalis (Radiopoetro,1977).
2) Ikan Lele
Ikan lele (Clarias batrachus) adalah vertebrata yang termasuk
kelas pisces karena habitatnya di air yaitu hidup di air tawar dan
merupakan famili dari clariidae. Tubuh ikan lele terdiri 3 bagian yaitu
kepala (caput), badan (truncus) dan ekor (cauda). Bagian kepala dimulai
dari ujung moncong sampai dengan batas tutup insang, badan dimulai
dari belakang tutup insang sampai dengan anus dan ekor dimulai dari
belakang anus sampai ujung sirip ekor (Sarwono, 2007)
Sistem ekskresi ikan yaitu sepanjang ginjal (ren) yang memanjang
sepanjang dinding dorsal abdomen, kanan dan kiri dari linea mediana.
Ureter ialah saluran keluar dari ren. Pada suatu tempat ia membesar dan
membentuk vesica urinaria. Ureter bermuara kedalam sinus urogenitalis.
Sinus urogenitalis bermuara keluar melalui porus urogenitalis yang
terdapat caudal dari anus, cranial dari pangkal pinnae analis. Hal ini sama
dengan ikan lele yaitu memiliki organ ren (ginjal) beserta ureter yang
berperan menyalurkan urine dari ginjal ke kantung urine, vesica urinaria
yang berupa kantung pelebaran dari muara kedua ureter dan porus
urogenitalia yang akan mengeluarkan sisa metabolism keluar tubuh
(Djuanda, 1982)
Sistem reproduksi pada Ikan Lele jantan dan Ikan Lele betina jelas
berbeda. Ikan Lele jantan memiliki sepasang testis dan bagian luar
tampak klasper yang bentuknya meruncing berwarna merah dan
merupakan alat kelamin yang berfungsi untuk menyalurkan sperma
keluar tubuh. Ikan lele betina pada bagian tubuhnya terdapat ovarium
yang berisi butiran-butiran telur yang akan dikeluarkan pada saat
waktunya untuk bereproduksi. Ikan Lele melakukan fertilisasi eksternal,
jadi ikan jantan membuahi telur diluar tubuh induk. Perbedaan Ikan Lele
jantan dan Ikan Lele betina yaitu pada Ikan Lele jantan terdapat alat
kelamin yang terletak di dekat anusnya, berwarna cerah dan meruncing

(klasper), sedangkan alat kelamin Ikan Lele betina tampak membulat


(Kastowo, 1979).
Ikan lele memiliki

alat

pernapasan

tambahan

yang

disebut

Aborescent, organ yang merupakan membran yang berlipat-lipat penuh


dengan kapiler darah. Alat ini terletak didalam ruangan sebelah atas
insang. Dalam sejarah hidupnya lele harus mengambil oksigen dari udara
langsung, untuk itu ia akan menyembul kepermukaan air. Oleh karena itu
jika

pada

kolam

banyak

berdaya (Angka, 1990).

terdapat

eceng

gondok

ikan

ini

tidak

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasakan hasil dan pembahasan, maka dapa diambil kesimpulan
sebagai berikut
1. Bagian tubuh ikan nilem sama dengan ikan lele yaitu terdiri dari caput
2.

(kepala), truncus (badan), dan cauda (ekor).


Ikan Nilem dan ikan lele mempunyai 5 jenis sirip yaitu sirip dada, sirip
punggung, sirip dubur, sirip perut, dan sirip ekor, hanya perbedaannya

3.

terlihat pada sirip ekor, sirip ekor ikan lele bentuknya membulat.
Organ bagian dalam ikan lele memiliki perbedaan dengan ikan nilem
diantaranya ikan lele tidak memiliki gelembung renang (vesica
metatoria) yang merupakan alat keseimbangan naik turun di dalam air,

serta memiliki arborescent.


4. Sistem pencernaan ikan nilem terdiri dari cavum oris, oesophagus,
kantung empudu, ductus pneumaticus dan limfa. Perbedaan dengan
ikan lele yaitu pada bagian lambung dan perbedaan panjang usus.
5. Sistem reproduksi ikan nilem dan ikan lele sama, hanya yang
membedakan pada alat kelaminnya, ikan lele jantan memiliki alat
kelamin yang dinamakan klasper.
B. Saran
Saran untuk praktikum ini adalah praktikan lebih memahami teoriteori sebelum praktikum agar bagian yang diamati lebih mudah dipahami.

DAFTAR REFRENSI
Angka, S. L. 1990. The pathology of walking of catfish, Clarias
batrachus (L) infected intraperitoneally with Aeromonas hydropila.
Asian Fish. Sci.
Asmawi. 1989. Pemeliharaan ikan dalam kerambah. Gramedia. Jakarta.
Brotowidjoyo, M.D.1993. Zoology Dasar. Erlangga, Jakarta.
Cholik F, Jagatraya AG, R. P. Poernomo dan A. Jauzi. 2005. Akuakultur :
Tumpuan Harapan Masa Depan Bangsa. Masyarakat Perikanan
Nusantara dan Taman Akuarium Air Tawar-TMII, Jakarta.
Djuhanda,

T.

1982.

Anatomi

dari

Empat

Species

Hewan

Vertebrata. Armico, Bandung.


Jauhari, M.A. 2005. Penyediaan Induk dan Benih Bermutu serta Teknik
Pembesaran Ikan Lele ( Clarias sp.). Direktorat Jenderal perikanan
Budidaya, Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi.
Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata untuk
Universitas. Sinar Wijaya, Jakarta.
Kastowo, Hadi. 1979. Zoologi Umum. Alumni. Bandung.
Kimball, J. W. 1991. Biologi Jilid II. Erlangga, Jakarta.
Norris, David O. and Rhicard E. Jones. 1987. Hormones and Reproduction
in Fishes, Amphibians, and Reptiles. Plenum Press, New York and
London.
Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci identifikasi Ikan Vol. I dan II. Bina
Cipta Barang, Bandung.
Sarwono, B. 2007. Beternak Lele Dumbo. Agromedia, Jakarta Selatan.
Suyanto, S.R. 1991. Budidaya Ikan Lele. Jakarta: Penebar Swadaya

Anda mungkin juga menyukai