Laporan Praktikum Anatomi Ikan
Laporan Praktikum Anatomi Ikan
Laporan Praktikum Anatomi Ikan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ikan
tergolong
kelompok
paraphyletic
yang
hubungan
terlarut
yang
cukup
tinggi. Ikan
Nilem
juga
banyak
Selain
memiliki nilai
ekonomis,
Ikan
berguna untuk bergerak di air yang gelap. Lele juga memiliki alat
pernafasan tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya. Terdapat
sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip dadanya.
Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin kecuali lele laut
yang tergolong ke dalam marga dan suku yang berbeda (arriedae).
Habitat ikan lele berada di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa,
telaga, waduk, dan sawah yang tergenang air. Bahkan ikan lele bisa hidup
pada air yang tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan
(Suyanto, 1991).
Praktikum kali ini menggunakan Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)
dan
Ikan
Lele(Clarias
batrachus) sebagai
preparat.
Ikan
Nilem
mewakili
spesies
dari
kelas
pisces.
Kedua
ikan
tersebut
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Clasiss
: Pisces
Subclasiss
: Teleostei
Ordo
: Ostariophysi
Subordo
: Cyprinoideae
Familia
Genus
Spesies
: Cyprinidae
: Osteochilus
: Osteochilus hasselti
Ikan Nilem (Osteocilus hasselti) adalah salah satu jenis ikan tawar
yang dapat tumbuh dengan baik jika dipelihara di kolam atau sawah. Ikan
nilem dapat hidup di daerah tinggi dan rendah yaitu pada ketinggian 200700 meter. Makanan ikan ini berupa hewan-hewan kecil tetapi juga
makanan lain seperti dedak dan ampas (Kastowo, 1979).
Susunan tubuh ikan terdiri dari bagian luar dan bagian dalam.
Susunan tubuh ikan bagian luar terdiri dari kepala, badan, ekor, mulut,
cekung hidung, mata, tutup insang, sisik, gurat sisi, sirip perut, sirip dada,
sirip punggung, sirip belakang, dan sirip ekor. Sedangkan susunan tubuh
bagian dalam adalah saluran pencernaan, gelembung renang, kelenjar
pencernaan, insang, jantung, organ kelamin, dan ginjal (Prawirohartono,
1989).
Mulut berahang, skeleton sebagian atau seluruhnya bertulang
menulang. Kondrokranium (kranium tulng rawan) dilengkapi oleh tulang
dermal tubuh membentuk tengkorak majemuk. Sisik bertipe sikloid yang
berasal dari mesodermal. Saat stadium embrio ada 6 celah insang, untuk
ikan dewasa biasanya tinggal 4 celah. Insang-insang itu tertutup oleh
operkulum (Brotowidjoyo, 1993).
Kulit atau cutis terdiri atas corium atau dermis dan epidermis.
Corium terdiri atas jaringan pengikat. Epidermis yang melapisinya dari
sebelah luar ialah epithelium. Di antara sel-sel epithelium terdapat
kelenjar unicelluler yang mengeluarkan lendir ini menyebabkan kulit ikan
menjadi licin. Corium terdiri atas chromatophor-chromatophor ialah sel-
: Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class
: Pisces
Subclass
: Teleostei
Ordo
: Ostariophysi
Subordo
: Siluroidae
Famili
: Clariidae
Genus
: Clarias
Spesies
: Clarias batrachus
Tubuh Ikan Lele tidak memiliki sisik, tetapi memiliki kulit berlendir
dan pigmen hitam yang dapat berubah menjadi pucat apabila terkena
cahaya matahari, tampak pula alat keseimbangan yang berupa gurat sisi
(linea lateralis) dibagian tengah sisi truncusnya. Ikan Lele mempunyai
sirip punggung dan sirip dubur yang memanjang sampai ke pangkal ekor
namun tidak menyatu dengan sirip ekor, mempunyai senjata berupa patil
atau taji untuk melindungi dirinya dari serangan atau ancaman dari luar
yang membahayakan, panjang maksimum mencapai 400 mm. Ikan lele
mempunyai sirip punggung (pinnae dorsalis), sirip dubur (pinna analis)
dan sirip ekor (pinna caudalis) yang disebut ekor tidak berpasangan. Sirip
dada (pinna pectoralis) dan sirip perut (pinna abdominalis) disebut sirip
berpasangan. Ikan Lele tidak mempunyai gelembung renang (vesica
metatoria) yang merupakan alat keseimbangan naik turun dalam air, hal
ini dikarenakan ikan lele lebih sering berada didasar perairan (lumpur)
(Jasin, 1989).
Ikan-ikan
dari
tubuhnya
yang
licin
memanjang tak bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga
III.
dilanjutkan
ke
arah
tubuh
bagian
dorsal
yang
1.
Caput
2.
Truncus
3.
Cauda
4.
Cavum oris
5.
Nostril
6.
Organon visus
7.
Operculum
8.
Linea lateralis
9.
Pinnae dorsalis
10.
Pinna pectoralis
11.
Pinna abdominalis
12.
Pinnae analis
13.
Pinnae caudalis
14.
Porus urogenitalis
Insang
3.
Hepatopankreas
4.
Pronephros
5.
Vesica metatoria
6.
Nephros
7.
Intestine
8.
Gonad
9.
Porus urogenitalis
Lengkung neural
3.
Centrum vertebrae
4.
Arteri caudalis
5.
Vena caudalis
6.
Lengkung haemal
7.
Taju haemal
8.
Septum transversal
9.
Septum horizontal
10.
Myomere
11.
Myocomata
12.
Otot epaxial
13.
Otot hypaxial
Septum branchialis
3.
Arteri epibranchalis
4.
Arteri branchalis
5.
Vena branchalis
6.
Tapis insang
7.
Lengkung insang
Taju neural
3.
Taju haemal
4.
Hypolaria
5.
Urostyle
Truncus
3.
Cauda
4.
Barbels superior
5.
Barbels inferior
6.
Cavum oris
7.
Nostril
8.
Organon visus
9.
Linea lateralis
10.
Operculum
11.
Pinnae dorsalis
12.
Pinna pectoralis
13.
Patil
14.
Pinna abdominalis
15.
Pinnae analis
16.
Pinnae caudalis
17.
Porus urogenitalis
Vesica felea
3.
Hepar
4.
Gastrum
5.
Pylorus
6.
Intestine
7.
Gonad
8.
Porus urogenitalis
9.
Clasper
Arborescent
B. Pembahasan
1) Ikan Nilem
Pada morfologi Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) dapat dibagi
menjadi 3 bagian yaitu caput, truncus dan cauda. Caput terbentang mulai
dari
ujung
moncong
membentang
dari
sampai
akhir
dengan
operculum
akhir
sampai
operculum.
dengan
Truncus
anus.
Cauda
terbentang dari belakang anus sampai dengan ujung sirip ikan. Caput
Ikan Nilem meliputi cavum oris (mulut) terdapat pada ujung moncong
terdapat
gigi
pada
rahangnya,
organon
visus
(mata)
terletak
sebelah lateral tanpa kelopak mata dan operkulum. Bagian truncus dari
Ikan Nilem terdiri dari berbagai jenis sirip. Sirip-sirip tersebut berfungsi
membantu pergerakan Ikan Nilem di dalam air. Sirip-sirip tersebut terdiri
dari sirip punggung (pinna dorsalis), sepasang sirip dada (pinna
pectoralis), dan sirip perut (pinna abdominalis). Selain sirip pada bagian
truncus juga terdapat porus urogenitalis , yaitu lubang tempat alat
reproduksi dan tempat pengeluaran hasil ekskresi. Cauda Ikan Nilem
terdapat sirip ekor tunggal (pinnae caudalis). Diseluruh bagian tubuh Ikan
Nilem juga terdapat sisik dengan bentuk pipih dan bulat sehingga disebut
cycloid (Jasin, 1989).
Ikan Nilem memiliki sistem pencernaan yang dimulai dari cavum
oris,
oesophagus,
kantung
empudu,
ductus
pneumaticus
dan
limfa. Dalam tubuhnya dapat terlihat organ pencernaan yaitu usus yang
panjang, ini dikarenakan ikan ini termasuk tipe herbivora. Kantung
Empedu (vesica felea) yang terletak pada usus bagian depan, berupa
kantung bulat hijau kebiru-biruan. Kantung empedu ini berhubungan
dengan usus melalui ductus choledochus, lalu saluran akhir pencernaan
yaitu anus atau porus urogenitalus, hal ini juga diungkapkan oleh
Radiopoetro (1997).
Sistem urinaria atau eksresi pada Ikan Nilem adalah ren yang
terjadi
dari
mesonephros,
ureter
yang
terjadi
dari
ductus
alat
pernapasan
tambahan
yang
disebut
pada
kolam
banyak
terdapat
eceng
gondok
ikan
ini
tidak
3.
terlihat pada sirip ekor, sirip ekor ikan lele bentuknya membulat.
Organ bagian dalam ikan lele memiliki perbedaan dengan ikan nilem
diantaranya ikan lele tidak memiliki gelembung renang (vesica
metatoria) yang merupakan alat keseimbangan naik turun di dalam air,
DAFTAR REFRENSI
Angka, S. L. 1990. The pathology of walking of catfish, Clarias
batrachus (L) infected intraperitoneally with Aeromonas hydropila.
Asian Fish. Sci.
Asmawi. 1989. Pemeliharaan ikan dalam kerambah. Gramedia. Jakarta.
Brotowidjoyo, M.D.1993. Zoology Dasar. Erlangga, Jakarta.
Cholik F, Jagatraya AG, R. P. Poernomo dan A. Jauzi. 2005. Akuakultur :
Tumpuan Harapan Masa Depan Bangsa. Masyarakat Perikanan
Nusantara dan Taman Akuarium Air Tawar-TMII, Jakarta.
Djuhanda,
T.
1982.
Anatomi
dari
Empat
Species
Hewan