Anda di halaman 1dari 21

PEMBAHASAN

A. SISTEM KOORDINAT POLAR


Dua orang Perancis, yaitu Pierre de Fermat (1601-1665) dan Rene
Descrates (1596-1650), memperkenalkan apa yang kita sebut sistem kooordinat
Cartesius atau persegi panjang. Dasar pemikiran mereka ialah untuk merinci
setiap titik P di bidang dengan jalan memberikan dua bilangan (x,y), jarak berarah
dari sepasang sumbu yang tegak lurus dengan sesamanya. Gagasan in sampai
sekarang demikian umumnya sehingga kita menggunakannya hampir tanpa
berpikir. Namun ini adalah gagasan mendasar dalam geometri analitis dan
memungkinkan pengembangan kalkulus seperti yang kita capai hingga saat ini.
Pemberian jarak berarah dari sepasang sumbu yang tegak lurus bukanlah
satu-satunya jalan untuk merinci suatu titik. Cara lain untuk melakukan ini adalah
dengan memberikan apa yang disebut koordinat polar.
Koordinat polar dimulai dengan sebuah setengah garis tetap, disebut
sumbu polar, memancar dari sebuah titik tetap O, disebut polar atau titik asal
(lihat gambar 2). Sumbu polar dipilih horizontal dan mengarah ke kanan dan oleh
sebab itu sumbu ini dapat disamakan dengan sumbu x-positif pada sebuah
koordinat siku siku. Sebarang titik P (selain polar) adalah perpotongan anatar
sebuah lingkaran tunggal yang berpusat di O dan sebuah sinar tunggal yang
memancar dari O. Jika r adalah jari-jari lingkaran dan

adalah salah satu

sudut antara sinar dan sumbu polar, maka (r,) adalah sepasang koordinat polar
untuk P.

Kalkulus Lanjut

Dalam koordinat polar, r negatif menyatakan bahwa sinar yang berlawanan


dari sisi akhir dan |r| satuan dari titik asal. Contoh-contoh dari persamaan polar

adalah r = 8

sin

dan r =

2
1cos

. Persamaan polar dapat dibuat dalam

bentuk grafik persamaan polar dimana grafik persamaan polar adalah himpunan
titik-titik, masing-masing mempunyai paling sedikit sepasang koordinat polar
yang memenuhi persamaan polar tersebut.
Cara yang paling mendasar untuk mensketsakan grafik ialah menyusun
tabel nilai nilai, plot titik titik yang berpadanan, kemudian menghubungkan
titik-titik ini dengan kurva mulus.
Hubungan Koordinat Cartesius Kita andaikan bahwa sumbu polar berimpit
dengan sumbu x-positif sistem Cartesius. Maka koordinat polar (r,) sebuah titik
P dan koordinat Cartesius (x,y) titik yang sama itu dihubungkan oleh persamaan

Polar ke Cartesius
x=r
y

Cartesius ke Polar

cos

y = r sin

tan

y
x

Contoh :

Kalkulus Lanjut


Carilah koordinat Cartesius yang berpadanan dengan (4, 6 ) dan koordinat
polar yang berpadanan dengan (-3,

3 ) !

Penyelesaian :

Jika (r,) = (4, 6 ) maka :

x=4

y=4

cos

= 4.

sin

= 4.

Jika (x,y) = (-3,


r

=2

2
1
2

=2

3 ) maka :
2

2
= (3) + ( 3)

tan

= 12

3
3

Satu nilai (r,) adalah (2

3 , 5 /6). Lainnya adalah (-2 3 , -/6).

Persamaan Polar untuk Garis, Lingkaran, dan Konik


melalui polar, persamaannya adalah

= 0

Jika sebuah garis

. Apabila garis tidak melalui polar,

maka garis

Kalkulus Lanjut

tersebut berjarak misalnya d

dari kutub (d >0) . Andaikan 0 sudut antara

sumbu polar dan garis tegaklurus dari polar pada garis itu (Figure 9). Apabila
d
P(r , ) sebuah titik pada garis, maka cos ( 0 ) = , atau
r
Apabila sebuah lingkaran dengan jari-jari a berpusat di polar, persamaannya
r
adalah r = a. Apabila pusatnya di ( 0, 0 ), persamaannya agak rumit, kecuali
d
Garis :r =
r 0=a
cos
( 10).
0)
kalau kita pilih
(Figure
Maka menurut hukum kosinus,
a2=r 2+ a22 ra cos ( 0) yang dapat disederhanakan menjadi

Lingkaran:r =2 a cos ( 0 )
Suatu hal yang menarik jika
menghasilkan

persamaan

r=2 a cos ( )
2

atau

0=0

r=2 a cos ;

r=2 a sin .

dan

0= /2

yang

Persamaan

. Yang pertama

kedua

menghasilkan

terakhir

hendaknya

dibandingkan dengan contoh 1.


Akhirnya kalau sebuah konik (elips, parabol, atau hiperbol) diletakkan sedemikian
hingga fokusnya berada di polar, garis arahnya berjaark

satuan dari kutub

Kalkulus Lanjut

(Figure 11), maka dengan menggunakan definisi konik, yaitu

|PF|=ePL

kita akan memperoleh

r=e [ dr cos ( 0 ) ]
Atau, secara analitik setara

Konik : r=

ed
1+e cos ( 0 )

Ada lagi kasus yang menarik, yaitu untuk


Perhatikan bahwa apabila

e=1

dan

0=0

0=0 dan 0= /2

kita memperoleh persamaan

dalam contoh 2.

Kalkulus Lanjut

Contoh
Contoh 1: Tentukan persamaan elips mendatar dengan keeksentrikan , berfokus
di

polar dan dengan garis arah tegak yang jaraknya 10 satuan di sebelah
kanan polar.

Penyelesaian
1
. 10
2
10
r=
=
1
2+cos
1+ cos
2

Contoh 2: Tentukan jenis konik dan gambarkan grafik yang persamaannya


r=

7
2+4 sin

Penyelesaian kita tulis persamaan itu dalam bentuk baku sebagai berikut.
7
2( )
7
7/2
4
r=
=
=
2+4 sin 1+2 sin 1+2sin

Yang kita kenal sebagai koordinat polar


menggambarkan sebuah hiperbol dengan e =
2, berfokus di polar dan dengan garis arah
yang mendatar, sejauh 7/4 satuan di atas
sumbu polar ( Figure 12).

Kalkulus Lanjut

B. GRAFIK PERSAMAAN POLAR


Persamaan polar yang ditinjau dalam sebelumnya menuju ke grafik-grafik
yang dikenal, terutama garis, lingkaran, dan konik. Sekarang kita mengalihkan
perhatian kita pada grafik-grafik yang lebik eksotis kardioida, limason,
lemniskat, mawar, dan spiral. Persamaan-persamaan Cartesius padanannya agak
rumit. Beberapa kurva memiliki persamaan sederhana dalam suatu system; kurvakurva ini mmiliki persamaan sederhana dalam system yang kedua. Sifat

simetri

dapat membantu kita memahami sebuah grafik. Berikut beberapa uji yang cukup
untuk kesimetrian dalam koordinat polar. Diagram-diagram akan membantu Anda
mengembangkan validitas mereka.
1. Grafik persamaan polar simetri terhadap sumbu-x (sumbu polar) jiak
penggantian (r, ) atau oleh ( - r, -

) memnghasilkan persamaan

yang ekuivalen.

Kalkulus Lanjut

2. Grafik persamaan polar simetri terhadap sumbu-y (gari


penggantian (r,

) oleh (-r, - ) atau oleh ( r, -

s = /2) jika
) menghasilkan

persamaan ekuivalen.

3. Grafik persamaan polar simetris terhadap titik asal (polar), jika pengganti ( r,
) oleh (- r,

) atau oleh ( r, +

) menghasilkan persamaan yang

ekuivalen.

Karena pernyataan ganda titik-titik di dalam koordinat polar, maka mungkin


terdapat simetri-simetri yang tidak teridentifikasi oleh ketiga tes ini.
Kardioida dan Limason kita tinjau persamaan yang berbentuk
r = a b cos
r = a b sin
dengan a dan b positif. Grafik mereka dinamakan limason, dengan khusus untuk
a = b disebut sebagai kardioda.

Kalkulus Lanjut

CONTOH 1

Analisis persamaan r = 2 + 4 cos untuk simetri dan sketsakan grafiknya.


PENYELESAIAN Karena kosinus adalah fungsi genap (cos(- ) = cos ),
grafik simetris terhadap sumbu-x. Pengujian simetri yang lain gagal.

Lemniskat Grafik dari


r2 = a cos 2
r2 = a sin 2
berupa kurva berbentuk-angka-delapan dinamakan lemniskat.
CONTOH 2

Analisis persamaan r2 = 8 cos 2 untuk simetri dan sketsakan grafiknya


PENYELESAIAN Karena cos(-2 ) = cos 2 dan
cos [2 ( - ) ] = cos (2 - 2 ) = cos(-2 ) = cos 2
maka grafik simetris terhadap kedua sumbu. Jelas, garfik simetri jga terdapat titik
asal.

Kalkulus Lanjut

Mawar Persamaan polar yang berbentuk


r = a cos n
r = a sin n
menyatakan kurva-kurva berbentuk bunga yang dinamakan mawar. Mawar
memiliki n daun jika n gasal dan 2n daun jika n genap.
CONTOH 3

Analisis r = 4 sin 2 untuk simetri dan sketsakan grafiknya.


PENYLESAIAN Anda dapat memeriksa bahwa r = s sian 2

memenuhi

ketiga pengujan simetri. Sebagai contoh, dia memenuhi Uji 1 karena


sin 2( - ) = sin (2-2 ) = - sin 2
sehingga penggantian (r, ) oleh (-r, ekuivalen.
Tabel nilai yang agak lengkap untuk 0
untuk /2

) menghsilkah persamaan

/2, dan yang agak ringkas

2.

Kalkulus Lanjut

Anak panah pada menunjukkan arah gerak titik P(r, ) apabila

bertambah besar mulai dari 0 hingga 2.

Spiral Grafik r = a

disebut spiral Archimedes; grafik r =

ae b

dinamakan spiral logaritma (logarithmic spiral).

CONTOH 4
Sketsakan grafik r = untuk 0.
PENYELESAIAN Kita abaikan tabel nilai, tetapi perhatikan bahwa grafik
memotong sumbu polar di (0,0), (2, 2), (4, 4), dan memotong
perpanjangan yang ke kiri di (, ), (3, 3), (5, 5), .

Kalkulus Lanjut

Perpotongan Kurva dalam Koordinat Polar Dalam koordinat polar sebuah titik
P memiliki banyak koordinat polar, dan satu pasangan dapat memenuhi
persamaan polar satu kurva dan pasangan yang lain dapat memenuhi kurva yang
lain. Misalnya, lingkaran r = 4 cos

memotong garis

= /3 di dua titik,

yaitu polar dan (2, /3), tetapi hanya pasangan terakhir yang merupakan
penyelesaian bersama kedua persamaan tersebut. Ini terjadi karena koordinat polar
yang memenuhi persamaan garis adalah (0, /3) dan yang memenuhi persamaan
lingkaran adalah (0, /2 + n).

Kesimpulannya untuk memperoleh semua perpotongan dua kurva yang


persamaan polarnya diberikan, selesaikanlah persamaan-persamaan secara
imulutan; kemugian Gambarkan garfik dua persamaan tersebut secara seksama
untuk menemukan titik potong lain yang masih mungkin.
CONTOH 5
Carilah titik potong dua kardioida r = 1 + cos dan r = 1 sin .

Kalkulus Lanjut

PENYELESAIAN Jika kita hilangkan r dari dua persamaan tersebut, kita peroleh
1 + cos

= 1 sin . Jadi cos

simpulkan bahwa

potong (1 -

1
2 ,
2

3
4 atau

3
4 ) dan (1+

= - sin , atau tan

1
2 ,
2

= -1. Kita

7
4 , yang menghasilkan dua titik
7
4 ).

Namun grafik diatas memperlihatkan bahwa kita telah melewatkan titik potong
yang ketiga, yaitu polar. Alasan kita terlewat adalah bahwa r = 0 dalam persamaan
r = 1 + cos

ketika

= , tetapi r = 0 dalam persamaan r = 1 sin

ketika =2 .

Kalkulus Lanjut

C. KALKULUS DALAM KOORDINAT POLAR


Luas dalam Koordinat Polar Untuk memulai,misalkan
sebuah kurva di bidang,dengan
dan

2 . Kurva-kurva

r=f ()

menentukan

fungsi kontinu, tak-negatif untuk


r=f ( ) ,= , dan

membatasi daerah

R (yang diperlihatkan di bagian kiri dalam Gambar 2).yang luasnya A(R) ingin
kita temukan.

Gambar 2
Partisikan interval [ ,
sarana bilangan-bilangan

menjadi n interval bagian menggunakan

=0 <1 < 2< <n= ,

dengan demikian mengiris

daerah R menjadi n daerah berbentuk kue yang lebih kecil,yaitu


seperti

diperlihatkan

dalam

paruhan

kanan

Gambar

R1, R2, , R n
2.

Jelas

A ( R )= A ( R1 ) + A ( R 2) + + A ( Rn ) .

Kita

aproksimasi

luas

irisan

ke-I,

A ( R1 )

kenyataannya kita melakukannya dalam dua cara. Pada


interval ke-I [

i1 ,i

,misalkan

mencapai nilai

Kalkulus Lanjut

minimumnya dan nilai maksimumnya,masing-masing di


ui

dan

vi

( Gambar 3). Jadi,jika

i =ii1 ,

Gambar 3

Sehingga

Anggota pertama dan ketiga pertidaksamaan ini adalah jumlah Riemann

untuk integral yang sama:

12 [f ( ) ]2 d .

Ketika norma pastisi kita biarkan

menuju nol,kita peroleh (dengan menggunakan Teorema Apit) rumus luas

Contoh soal :
1. Carilah luas satu daun dari mawar berdaun-empat r=4 sin 2
Jawaban :

Kalkulus Lanjut

Disini kita hanya memperlihatkan daun di kuadran pertama ( Gambar 3)


Daun ini panjangnya 4 satuan dan lebarnya rata-rata 1,5 satuan,
memberikan estimasi 6 untuk luasnya. Luas eksak A diberikan oleh

A=

1
4
d
16 sin 2 2 d=8 1cos
20
2
0

d cos 4 .4 d
0

4
0

[4 ]02 [sin 4 ]02


2

Garis Singgung dalam Koordinat Polar

Dalam koordinat Cartesius,

kemiringan m dari garis singgung pada suatu kurva diberikan oleh m =


Dengan cepat kita menolak

dy /d

dy /dx .

sebagai rumus kemiringan yang

berpadanan dalam koordinat polar. Lebih baik. Jika r = f ( ) menentukan


kurva , kita tuliskan
y = r sin = f ( ) sin
x = r cos = f ( ) cos

Kalkulus Lanjut

jadi,
dy
dx

lim

x 0

y
x

lim

x 0

y /
x /

dy /d
dx /d

Yakni,
f ( ) cos + f ' ( ) sin
m = f ( ) sin +f ' ( ) cos

Rumus yang baru saja diturunkan menjadi sederhana jika grafik r = f

() melalui polar. Sebagai contoh, andaikan untuk sudut , r = f () = 0 dan f ()


0. Maka ( di polar tersebut ) rumus kita untuk m adalah

m=

'
f ( ) sin
f ' ( ) cos

= tan

Karena garis = juga memiliki kemiringan tan , kita simpulkan bahwa


garis ini menyinggung kurva di polar. Kita memutuskan fakta yang berguna
bahwa garis garis singgung di titik polar dapat dicari dengan menyelesaikan
persamaan f ( ) = 0. Kita ilustrasikan ini berikutnya

Contoh Soal.
Perhatikan persamaan polar r = 4 sin 3 .
(a) Carilah kemiringan garis singgung di = /6 dan = / 4 .
(b) Carilah garis singgung di titik polar.
(c) Sketsakan grafik.
(d) Carilah luas satu daun.

Penyelesaian

Kalkulus Lanjut

a.

f ( ) cos + f ' ( ) sin


f ( ) sin +f ' ( ) cos

4 sin 3 cos +12 cos 3 sin


4 sin 3sin +12 cos 3 cos
Di

m=

3
1
4 . 1. +12 .0 .
2
2
1
3
4 .1 . +12 .0 .
2
2

Di

/6

= / 4

2 2
2 2
4 . . 12 . .
2 2
2 2
m=
2 2
2 2
4 . . 12 . .
2 2
2 2

b. Kita tetapkan r = 4 sin 3

- 3

= 0,

4 /3 , dan

/ 3 ,

26
26

1
2

= 0 dan selesaikan. Ini menghasilkan

2 /3 ,

= ,

5 /3 .

c. Setelah memperhatikan bahwa


sin 3 ( -

) = sin ( 3 - 3

) = sin 3 cos 3

- cos 3 sin 3

= sin 3
yang mengaplikasikan simetris terhadap sumbu-y, kita dapatkan suatu
tabel nilai dan mensketsakan grafik , sebagai berikut

R
0

Kalkulus Lanjut

/12

2,8

/6

/ 4

2,8

/3

5 /12

-2,8

/2

-4

2
3

d. A =

=4

4
3

3
4 sin

/3
1

2 0

5
3

/ 3

d = 8

6
1cos d

/ 3

sin2 3 d
0

/ 3

d
= 4
0

4
6

/ 3

cos 6 .6 d
0

Kalkulus Lanjut

2
4 sin6
3

/ 3
0

4
3

KESIMPULAN

Sebarang titik P (selain polar) adalah perpotongan anatar sebuah lingkaran


tunggal yang berpusat di O dan sebuah sinar tunggal yang memancar dari
O. Jika r adalah jari-jari lingkaran dan

adalah salah satu sudut antara

sinar dan sumbu polar, maka (r,) adalah sepasang koordinat polar
untuk P.
Maka koordinat polar (r,) sebuah titik P dan koordinat Cartesius (x,y)
titik yang sama itu dihubungkan oleh persamaan
Polar ke Cartesius
x = r cos
y = r sin

Cartesius ke Polar
2
2
r = x +
tan

y
x

Grafik persamaan polar dibagi menjadi grafik kadiodida, limason,


lemniskat, mawar dan spiral.
Perpotongan kurva dalam koordinat polar diperoleh dengan menyelesaikan
persamaan polar secara simultan dan menggambarkan grafik dua
persamaan tersebut untuk kemungkinan titik potong yang lain.

1
2
[ f () ] . d
Luas dalam koordinat polar, yaitu : A = 2

Garis singgung dalam koordinat polar dapat dicari melalui kemiringan


kurva polar tersebut.

Kalkulus Lanjut

DAFTAR PUSTAKA

Varberg,dkk.2011.Kalkulus Edisi Kesembilan Jilid 2.Jakarta:Erlangga

Kalkulus Lanjut

Anda mungkin juga menyukai