Anda di halaman 1dari 5

Teori Sosial Menurut Para Ahli

Pitirim A. Sorokin
Seorang ahli sosiologi Rusia yang pindah ke Amerika Serikat. Ia merupakan penganut
Teori Siklus. Ia berpandangan bahwa semua peradaban besar di dunia berada dalam siklus 3
sistem kebudayaan yang berputar tanpa akhir, yaitu:Kebudayaan ideasional. Didasari oleh
nilai dan kepercayaan terhadap unsur adikodrati (supranatural).Kebudayaan idealistis.
Perpaduan antara unsur kepercayaan terhadap unsur adikodrati dan rasionalitas berdasar fakta
dalam membentuk masyarakat ideal. Kebudayaan sensasi, Sensasi menjadi tolak ukur dari
kenyataan dan tujuan hidup.
Dalam Social and Cultural Dynamics, Sorokin menilai peradaban modern adalah
peradaban yang rapuh dan tidak lama lagi akan runtuh dan selanjutnya berubah menjadi
kebudayaan ideasional yang baru. Dalam suatu perubahan yang terpenting adalah tentang
proses sosial yang saling berkaitan. Sorokin juga memberikan pengertian tentang proses
sosial yaitu sebuah perubahan subyek tertentu dalam perjalanan waktu, entah itu perubahan
tempatnya dalam ruang atau modifikasi aspek kuantitatif atau kualitatifnya.
Arnold Toynbee
Seorang sejarawan Inggris yang juga menilai bahwa peradaban besar berada dalam
siklus kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan dan kematian. Menurut Toynbee, ke-21 (dua
puluh satu) peradaban besar muncul untuk menjawab tantangan tertentu tapi semuanya telah
punah, kecuali peradaban barat yang dewasa ini menuju ke tahap kepunahan (1935 1961).
William F. Ogburn
Seorang sosiologi Amerika, merupakan ilmuan pertama yang melakukan penelitian
terinci menyangkut proses perubahan sosial. William F. Ogburn juga menyatakan bahwa
perubahan sosial mencakup unsur-unsur kebudayaan baik material maupun non material.
Ogburn berpendapat bahwa budaya material berubah lebih cepat dibandingkan dengan
budaya non material yang dapat menyebabkan terjadinya cultural lag.
Neil Smelsel
Memberikan pendekatan yang lebih komprehensif dalam munculnya perilaku
kolektif, menurutnya ada 6 syarat pra kondisi yang harus terjadi yaitu struktural (structural
conduciveness), ketegangan struktural (structural strain), munculnya dan penyebaran
pandangan, faktor pemercepat, dan mobilitas tindakan.
Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun mencetus pemikiran baru apabila menyatakan sistem sosial manusia
berubah mengikut kemampuannya berfikir, keadaan muka bumi persekitaran mereka,
pengaruh iklim, makanan, emosi serta jiwa manusia itu sendiri. Beliau juga berpendapat
institusi masyarakat berkembang mengikuti tahapnya dengan tertib bermula dengan tahap
primitif, pemilikan, diikuti tahap peradaban dan kemakmuran sebelum tahap kemunduran.
Pandangan Ibnu Khaldun dikagumi tokoh sejarah berketurunan Yahudi, yaitu Prof. Emeritus,
Dr. Bernerd Lewis yang menyifatkan tokoh ilmuwan itu sebagai ahli sejarah Arab yang hebat

pada zaman pertengahan. Demikian, Ibnu Khaldun tampil sendiri sebagai genius sejarah
terbesar dari Islam yang pertama melahirkan suatu konsepsi filosofis dan sosiologis tentang
sejarah. Jika dalam buku Ideas and History, Cromwell disebut sebagai Pembuat Sejarah
tetapi tak pernah menulis sejarah, maka Ibnu Khaldun adalah pembuat sejarah dan sekaligus
penulis sejarah.
Emile Durkheim
Melihat perubahan sosial terjadi sebagai hasil dari faktor-faktor ekologis dan
demografis, yang mengubah kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang diikat
solidaritas mekanistik, ke dalam kondisi masyarakat modern yang diikat oleh solidaritas
organistik.
Max Weber
Pada dasarnya melihat perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat adalah akibat
dari pergeseran nilai yang dijadikan orientasi kehidupan masyarakat. Dalam hal ini
dicontohkan masyarakat Eropa yang sekian lama terbelenggu oleh nilai Katolikisme
Ortodoks, kemudian berkembang pesat kehidupan sosial ekonominya atas dorongan dari nilai
Protestanisme yang dirasakan lebih rasional dan lebih sesuai dengan tuntutan kehidupan
modern.
Talcott Parsons
Melahirkan teori fungsional tentang perubahan. Seperti para pendahulunya, Parsons
juga menganalogikan perubahan sosial pada masyarakat seperti halnya pertumbuhan pada
makhluk hidup. Komponen utama pemikiran Parsons adalah adanya proses diferensiasi.
Parsons berasumsi bahwa setiap masyarakat tersusun dari sekumpulan subsistem yang
berbeda berdasarkan strukturnya maupun berdasarkan makna fungsionalnya bagi masyarakat
yang lebih luas. Ketika masyarakat berubah, umumnya masyarakat tersebut akan tumbuh
dengan kemampuan yang lebih baik untuk menanggulangi permasalahan hidupnya. Dapat
dikatakan Parsons termasuk dalam golongan yang memandang optimis sebuah proses
perubahan sosial. Bahasan tentang struktural fungsional Parsons ini akan diawali dengan
empat fungsi yang penting untuk semua sistem tindakan. Suatu fungsi adalah kumpulan
kegiatan yang ditujukan pada pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem. Parsons
menyampaikan empat fungsi yang harus dimiliki oleh sebuah sistem agar mampu bertahan,
yaitu:
Adaptasi, sebuah sistem harus mampu menanggulangi situasi eksternal yang gawat.
Sistem harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Pencapaian, sebuah sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya.
Integrasi, sebuah sistem harus mengatur hubungan antar bagian yang menjadi komponennya.
Sistem juga harus dapat mengelola hubungan antara ketiga fungsi penting lainnya.
Pemeliharaan pola, sebuah sistem harus melengkapi, memelihara dan memperbaiki motivasi
individual maupun pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi.
Wiliam Ogburn menyatakan bahwa ruang lingkup perubahan sosial
mencakup, unsur-unsur kebudayaan baik yang bersifat materiil maupun yang tidak bersifat
material (Immateriil) dengan menekankan pengaruh yang besar dari unsur-unsur kebudayaan
yang materiil terhadap unsur-unsur immateriil.

Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahanperubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakay. Misalnya, timbulnya
pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalistis, menyebabkan perubahan-perubahan
dalam hubungan antara buruh dan majikan yang kemidian menyebabkan perubahanperubahan dalam organisasi politik.
Gillin-Gillin mengartikan perubahan sosial sebagai, suatu variasi dari caracara hidup yang telah diterima, disebabkan baik karena perubahan kondisi geografis,
kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi maupun
penemuan-penemuan baru dalam masyarakat tersebut.
Selo Soemardjan menyatakan perubahan sosial adalah, segala perubahan
pada lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat, yang memengaruhi sistem
sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola peri kelakuan diantara
kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Menurut Ensiklopedia Indonesia N/Z. . penerbit Van Hoeve. Bandung. Redaksi.
Prof.Dr.mr T.S.G Mulia.
Teori (Yunani: Teoria, pandangan, tinjau), umunya artinya: pandangan yang gunanya untuk
memberi keterangan bagi suatu hal tertentu. Juga dalam ilmu pengetahuan teori itu gunanya
untuk membari keterangan bagi gejala-gejala tertentu; tapi umumnya teori dalam ilmun
pengetahuan itu berupa sistem yang berdiri atas pelbagai dalil (yang dikutip dari dunia
pengalaman) dan hipotesa-hipotesa yang keduanya berdasar pada asas tertentu. Seterusnya
istilah teori itu sering pula dipakai sebagai lawan terhadap pengertian praktek atau
pengalaman. (hal 1333)
Menurut Kamus Websters teori adalah: [arkais]: kontemplasi imajinatif dari relitas:
pemahaman intelektual lansung: wawasan (Insight) a. kebijakan yang diyakini, atau
prosedur yang diusulkan atau diikuti sebagai dasar tindakan: siatu prinsip atu rencana
bertindak b. suatu perangkat ideal atau hipotesis dari fakta-fakta, prinsip-prinsip, atau
kondisi-kondisi
keseluruhan dari generalisasi (the body of generalizations) dan prinsip-prinsip yang
dikembangkan dalam hubungan dengan praktek dalam suatu bidang kegiatan b.
Seperangkat prinsip-prinsip hipotesis, konseptual, dan pragmatis ayng koheren yang
membentuk kerangka acuan kerangka acuan kerja umum (general frame of reference) untuk
suatu bidang penyelidikan (seperti untuk deduksi prinsip-prinsip memformulasi hipotesis
untuk testing, melaksanakan tindakan) c. (1) suatu bidang dari penyelidikan intelektual (2)
suatu analisis sistematis, penjelasan, atau defenisi dari sebuah konsep
suatu pertimbangan (judgment), konsepsi, proposisi, atau formula (bagaimana
hubungannya dengan hakikat, tindakan, sebab, atau asal-mula dari sebuah fenomena atau
sekelompok fenomena) dibentuk oleh spekulasi atau deduksi atau oleh abstrak dan
generalisasi dari fakta-fakta seperti a. auatu keberadaan (entity) atau struktus hipotesis
yang menjelaskan atau menghubungkan suatu perangkatfakta-fakta yang teramati b. suatu
hipotesis kerja yang diberikan kemungkinan (probabilitas) oleh evidensi eksperimental atau
oleh analisis factual atau konseptual tetapi belum ditegakkan secara konklusif atau diterima
sebagai sebuah hukum (law)
suatu asumsi yang belum terbukti: dugaan (conjecture), spekulasi, perandaian
(supposition) (1966: 2371)

pengertian teori menurut The new Lexicon:


suatu kumpulan organisasi dari ide-ide (organized body of ideas) mengenai kebenaran
sesuatu, biasanya ditarik dari kajian sejumlah fakta-fakta yang berhubungan dengan itu, tetapi
kadang-kadang seluruhnya merupakan hasil dari latihan imajinasi spekulatif; suatu
keseluruhan umum (general body) dari asumsi-asumsi dari prinsip-prinsip ; suatu dugaan
(conjecture). (1989: 1025).
Teori adalah sperangkat konsep. Defenisi dan dalil yang saling terkait secara
sistematis yang dikedepankan unutk menjelaskan dan mempradiksi fenomena yang terjadi di
njalan raya. (angha, Nader. 2002)
Teori adalah hulu atau sumber suatu proposisi ilmiah, cara mengujinya adalah
melalui prosedur penelitian dengan asumsi atau hipotesis-hoipotesis kemudian diuji atau
dibuktikan berdasarkan data-data yang dikumpulkan (Tamburaka, H.Rustam E; 1999).
Menurut buku Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communiation,
Wadsworth, Secara umum istilah teori dalam ilmu sosial mengandung beberapa pengertian
sebagai berikut: Teori adalah abstraksi dari realitas; Teori terdiri dari sekumpulan prinsip dan
defenisi yang secara konseptual mengorganisasikan aspek-aspek dunia empiris secara
sistematis; Teori terdiri dari asumsi-asumsi, proposisi-proposisi, dan aksioma-aksioma dasar
yang saling berkaitan; Teori terdiri dari teorema-teorema yakni generalisasi-generalisasi yang
diterima/terbukti secara empiris. Dari unsur di atas dapat disimpulkan bahwa teori pada
dasarnya merupakan konseptualisasi atau penjelasan logis dan empirik tentang suatu
fenomena. Bentuknya merupakan pernyataan-pernyataan yang berupa kesimpulan tentang
suatu fenomena.
Menurut Schwandt (2001), penelitian kualitatif memakai pengertian yang sedikit
berbeda. Ada empat pengertian teori dalam penelitian kualitatif, yaitu:

Sebagai generalisasi yang diperoleh melalui penelitian empiris,

Sebagai penjelasan sebab-akibat yang padu dan sistematis tentang berbagai fenomena
sosial.

Sebagai orientasi atau perspektif untuk melihat masalah, memecahkan masalah, dan
memahami serta menjelaskan realitas sosial.

Sebagai teori kritis (critical theory), yang merupakan cara membuat teori dan produk
dari cara membuat teori itu . Cara dan produk ini bertentangan dengan cara pandang yang
menghasilkan dua pengertian pertama (a dan b) karena:
a. Melakukan tinjauan kritis terhadap konsep, pemahaman, kategori yang saat ini sudah ada
tentang kehidupan sosial manusia, yang selama ini dianggap sudah dari sananya (taken
for granted).
b.
Menganggap teori sebagai sesuatu yang melekat kepada praxis. Dalam tradisi
empiris, ilmuan beranggapan bahwa kegiatan ilmiahnya bukan bagian dari kehidupan sosial
sehari-hari, melainkan sebuah kegiatan terpisah dan netral. Kalau sebuah teori akan
diterapkan, maka harus ada kegiatan lain yang tidak digolongkan sebagai ilmiah. Teori
kritis, sebaliknya, menganggap bahwa seorang ilmuan harus punya kepentingan dan setiap
teori sekaligus punya nilai empiris (praktis) maupun normatif.
c.
Merupakan teori yang menggunakan metode kritik secara terus menerus dan
ketat (imminent critique) terhadap semua pemikiran yang saat ini sudah ada, bekerja dari
dalam struktur pemikiran tersebut untuk menemukan pertentangan-pertentangan dan hal-hal

yang selama ini disembunyikan. Jadi, secara eksplisit para teoritisi kritis bermaksud
membongkar tatanan ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai