Makalah Seminar
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem
Neurobehaviour
Disusunoleh :
Kelompok G
Ketua
M Zaenal Abidin
(213113042)
Scriber 1
Vikria Nur
(213113032)
Scriber 2
Ghina F S
(213113027)
Anggota:
RishaSenyaM
(213113043)
Indri Noviani
(213113067)
Cici CahyanB
(213113049)
Afni Noor F
(213113011)
M.Abdunur S
ArniLiestia
AgusRohman
(213113073) SelviApriyani
(213113076)
Dicky Reza P
(213113025)
(213113055)
(213113077)
Siska S.Z
(213113051)
Yayang S G
(213113087)
Ike Nurjanah
(213113086)
Affan M
(213113109)
Yudi Gunawan
(213113107)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas
petunjuk dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul Diaper Rash dengan baik dan lancar.
Makalah ini menampilkan rangkuman materi pokok dengan
sajian
kompetensi
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan
maksimal.
Kami ucapkan terimakasih kepada Dosen pembimbing Sistem
Integumen yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan
kepada kami untuk menyusun makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyajian
makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari
mahasiswa
akan
kami
terima
dengan
senang
hati,
Penyusun
guna
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
..........................................................................................
..................i
DAFTAR
ISI
..........................................................................................
..............................ii
BAB
PENDAHULUAN
..........................................................................................
..............1
A.
Latar Belakang.................................................................................. 1
B.
Tujuan................................................................................................ 1
1. Tujuan Umum................................................................................ 1
2. Tujuan Khusus............................................................................... 2
C. Sistematika Penulisan........................................................................2
BAB
II
KONSEP
TEORI
..........................................................................................
...............3
A.
B.
BAB III...........................................................LAPORAN
KASUS
..........................................................................................
........17
A. Seven Jump..................................................................................... 17
1. Kasus Diskel 1............................................................................. 17
2. Step 1......................................................................................... 17
3. Step 2......................................................................................... 18
4. Step 3......................................................................................... 18
B.
C. Analisa Data.................................................................................... 22
D. Intervensi Keperawatan...................................................................22
BAB IV......................................................................PENUTUP
..........................................................................................
...................25
A.
Kesimpulan...................................................................................... 25
DAFTAR
PUSTAKA
..........................................................................................
..................26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap bayi yang baru lahir memiliki kulit yang tampak sempurna. Ia
memiliki kulit terlembut dan terhalus dibanding yang akan dimilikinya kelak. Ada
kalanya Anda akan terkejut ketika melihat pantat bayi Anda memerah dan
teriritasi saat mengganti popoknya. Iritasi itulah yang biasa kita sebut dengan
Ruam Popok (Diaper Rash). Ruam popok adalah hal yang wajar pada bayi. Kulit
bayi yang ultra sensitif ditambah bahan kimia dan kelembaban dari urin dan
kotoran, pantat tertutup popok yang selalu bergerak. Hasilnya adalah ruam popok.
Ruam popok (diaper rash, diaper dermatitis, napkin dermatitis) masih
kerap kita jumpai dalam keseharian, terutama pada bayi. Para orang tua sudah
tidak asing lagi dengan ruam popok, suatu gangguan kulit berupa bercak merah
pada kulit di area yang tertutup popok, yakni: pantat, perut bagian bawah,
pelipatan paha, area kemaluan dan dubur (anogenital). Ruam popok atau irritant
diaper dermatitis (IDD) merupakan bercak merah pada kulit yang tertutup popok
karena iritasi oleh berbagai faktor.
Meski ruam popok tidak bahaya, namun tak jarang membuat anak
terganggu karena rasa gatal, perih, risih dan kadang terasa sakit, sehingga anak
menjadi gelisah dan rewel.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
a. Untuk memahami tentang Diaper Rash.
b. Untuk mengetahui apa patofisiologi dari Diaper Rash.
2. Tujuan Khusus
a. Apa yang dimaksud dengan Diaper Rash?
b. Apa patofisiologi dari Diaper Rash?
c. Bagaimana konsep dan asuhan keperawatan pada penyakit Diaper Rash?
C. Sistematika Penulisan
BAB II
KONSEP TEORI
individu dari
Penggunaan sabun cair dan bedak pada area popok bayi yang
mengandung bahan kimia iritan dapat memicu terjadinya dermatitis
kontak iritan primer.
f. Antibiotik
Penggunaan antibiotik spektrum luas pada bayi untuk kondisi
seperti otitis media dan infeksi saluran pernafasan telah terbukti
menyebabkan peningkatan insiden iritan dermatitis popok.
g. Diare
Produksi tinja cair berhubungan dengan pemendekan waktu transit
di usus, dan feses tersebut mengandung jumlah yang lebih besar dari
sisa-sisa enzim pencernan.
Diaper Rash
kelembaban dan isi dari popok (yaitu, urin dan feses). Iritan utama dalam
situasi ini adalah protease tinja dan lipase, yang aktivitasnya meningkat pesat
dengan pH yang tinggi. Permukaan kulit yang asam (pH netral atau rendah)
sangat penting untuk pemeliharaan mikroflora normal, yang memberikan
perlindungan antimikroba bawaan terhadap invasi oleh bakteri pathogen
serta jamur. Lipase feses dan aktivitas protease juga sangat meningkat
dengan percepatan transit gastrointestinal. Pemakaian popok menyebabkan
peningkatan yang signifikan pada kulit yang basah dan peningkatan tingkat
pH. Kelembaban yang berkepanjangan menyebabkan maserasi (pelunakan)
dari stratum korneum, luar, lapisan pelindung kulit, yang berhubungan
dengan gangguan luas lamel lipid antarsel. Lemahnya integritas fisik
membuat stratum korneum lebih rentan terhadap kerusakan oleh (1) gesekan
dari permukaan popok, dan (2) iritasi local dimana pH normal kulit yaitu
antara 4,5 dan 5,5. Ketika urea dari urin dan tinja bercampuran, urease dari
urin akan rusak, sehingga mengurangi konsentrasi ion hidrogen (peningkatan
pH). Tingkat pH tinggi meningkatkan hidrasi kulit dan membuat kulit lebih
permeabel. Pada kehamilan penuh, kulit bayi merupakan barrier yang efektif
terhadap penyakit dan sama dengan kulit orang dewasa berkaitan dengan
5
tajam.
Awal ruam biasanya timbul di daerah kelamin, bukan di dubur.
Beruntutan di daerah kelamin, pantat, dan pangkal paha.
Timbul lepuh-lepuh di seluruh daerah popok.
Bila penyakit telah berlangsung lebih dari 3 hari, daerah tersebut sering
terkolonisasi (ditumbuhi) oleh jamur, terutama jenis Candida Albicans,
Pada
keadaan
tersebut,
dianjurkan
penggunaan
digunakan hidrokortison
berat
diberikan
mupirocin
2%.
Mupirocin
2%
Pada
membutuhkan
sistemik.
Pada
infeksi
dicloxacin
atau
amoxilin-clavunat
dan
sebaiknya
10
DS : -
Data
Masalah
Kerusakan
integritas kulit
tampak
Etiologi
kemerahan,
DS :
Resiko infeksi
3.
DO : tampak lesi
DS :
Kurang
pengetahuan
3. Diagnosa
a. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Inflamasi dermatitis,
ditandai dengan :
1) Adanya skuama kering, basah atau kasar.
2) Adanya krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi.
b. Kurang pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan
kurangnya sumber informasi, ditandai dengan : Pasien sering
bertanya/minta informasi, pernyataan salah konsep.
c. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis
4. Intervensi.
11
Dx
Tujuan (NOC)
Intervensi (NIC)
Rasional
kep
1.
Setelah
dilakukan
asuhan
integritas
ukuran
Kaji/catat
dan
kulit
warnanya,
perhatikan
kembali normal.
apakah
atau kasar.
Anjurkan klien untuk
tidak
menggaruk
gatal.
Kolaborasi
dalam
pemberian
pengobatan
Sistemik
Antihistamin,
Kortikosteroid.
Lokal : Preparat
Sulfur,
Tar,
Kortikosteroid,
Shampo
Sulfida)
Tekankan
(Selenium
bahwa
semua
orang
merasakan
cemas
12
kalimat
dan
sederhana.
Perlihatkan
empati.
Singkirkan stimulasi
yang
rasa
berlebihan
(ruangan
lebih
tenang),
batasi
atau
mengalami cemas
Anjurkan intervensi
yang
menurunkan
ansietas
(misal
teknik
relaksasi,
imajinasi terbimbing,
terapi aroma).
Identifikasi
mekanisme
koping
yang
pernah
digunakan
untuk
mengatasi
stress
yang lalu.
2.
Setelah
dilakukan
asuhan
dasar
kurangnya
13
Jelaskan
konsep
penyakitnya
secara umum.
Jelaskan/ajarkan
nama
obat-obatan,
dosis,
waktu
metode
dan
pemberian,
dan toksik.
Anjurkan
untuk
mengkonsumsi
makanan
yang
rendah lemak.
Tekankan pentingnya
personal hygiene.
3.
Setelah
dilakukan
asuhan
Kaji
keluhan
myeri, perhatikan
diharapkan
lokasi, intensitas,
nyeri
dapat
frekuensi
dan
waktu
Berikan
perawatan
oral
setiap hari
Berikan aktifitas
hiburan
Kolaborasi
dengan
dokter
untuk pemberian
obat analgetik
14
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Seven Jump
1. Kasus Diskel 1
Ibu Ani mempunyai bayi berusia 7 bln mengalami diare sudah lebih dari 3
hari. Bayi Ibu Ani sangat rewel sehingga Ibu Ani sangat gelisah melihat
kondisi bayinya. Akibat frekuensi BAB yang sering, mengakibatkan daerah
15
kulit bayi pada daerah anus dan sekitarnya mengalami erupsi, berupa macula
eritemateus. Hasil pengkajian yang dilakukan oleh perawat ta didapatkan :
Suhu 380C, Nadi : 97x/menit, respirasi 40x/menit, daerah anus, bokong,
kelangkangan kondisinya basah kotor, dan ditemukan lesi berupa patch,
maserasi, erosi dan lesi satelit berupa papul eritem atau vesikopustul
disekitar lesi. Kondisi ini didukung oleh perawatan yang kurang baik dari
Ibu Ani sehingga memperparah kondisi kulit bayi.
Berdasarakan kasus diatas jawablah pertanyaan dibawah ini :
a. Gangguan kulit apakah yang dialami oleh bayi ibu Ani?
b. Jelaskan patofisiologi dari gangguan pada kulit bayi ibu Ani akibat
penyakit diare!
c. Sebutkan penyebab dari penyakit kulit yang dialami bayi ibu Ani?
d. Jelaskan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah integritas kulit yang terjadi pada byi ibu Ani?
e. Jelaskan upaya pencegahan yang dapat dilakukan pada gangguan kulit
yang terjadi pada bayi ibu Ani ?
2. Step 1
a. Patch : Daerah kecil yang berbeda dari permukaan yang lainnya.
b. Macula Eritemateus : Bercak,bintik atau penebalan daerah yang bisa
dibedakan karna warna atau sebaliknya (tidak berwarna dari daerah
sebelumnya) kemerahan pada kulit yang dihasilkan oleh kongesti
pembuluh darah kapiler.
c. Vesikopustul : Tempat yang lembab seperti lipatan kulit, ketiak atau sela
jari.
d. Papul Eritem : Lesi menonjol yang kecil berbatas tegas dan padat pada
kulit yang kemerahan pada kulit yang dihasilan oleh kongesti pembuluh
darah kapiler.
e. Maserasi : Perlunakan kulit karna kelembaban kulit yang berlebihan dan
terus menerus sehingga memudahkan terjadinya infeksi kulit.
f. Erosi : terkikisnya suatu permukaan ulserasi dangkal atau supervisial
hilangnya permukaan kulit, kelainan kulit yang disebabkan oleh
kehilangan jaringan yang tidak merata
16
g. Lesi Satelit : Suatu lesi sentral yang besar yang dikelilingi oleh dua atau
lebih lesi serupa tapi lebih kecil.
h. Erupsi : Suatu lesi epiolesensi yang tampak pada kulit akibat penyakit
yang di tandai kemerahan,penonjolan atau kedua ruam.
3. Step 2
a. Gangguan kulit apakah yang dialami oleh bayi ibu Ani?
b. Jelaskan patofisiologi dari gangguan pada kulit bayi ibu Ani akibat
penyakit diare!
c. Sebutkan penyebab dari penyakit kulit yang dialami bayi ibu Ani?
d. Jelaskan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah integritas kulit yang terjadi pada byi ibu Ani?
e. Jelaskan upaya pencegahan yang dapat dilakukan pada gangguan kulit
yang terjadi pada bayi ibu Ani ?
4. Step 3
a. Diaper rash
1) Dermatitis kontak eritan karena bahan kimia yang terkadang dalam
urine dan feses
2) Dermatitis iritan yang timbul pada bayi didaerah yang tertutup
popok, biasanya Karena feses atau kontaminasi jamur.
b. Pathway diaper rash
17
c. Penyebab
1) Penggunaan popok yang berulang kali
2) Gesekan anatara kulit dan popok
3) Alergi pada bahan popok
4) Reaksi terhadap iritan seperti urine dan feses
18
d.
benar
6) Kurangnya menjaga hygiene
7) Diare
8) Infeksi mikroorganisme sperti candida albicans
9) Gangguan pada kelenjar keringat di area yang tertutup popok
10) Udara/suhu lingkungan yang terlalu panas /lembab
Intervensi
1) Dx
: Gangguan rasa nyaman
Intervensi : - Berikan tempat tidur ayuanan
- Pastikan ibu mengganti popok secara rutin
- Melepas popok dengan membiarkan kulit terkena
angina
2) Dx
: Intergritas kulit
Intervensi : - Berikan perawatan ruang popok
- Pantau kondisi luka yang terjadi akibat ruang
-
popok
kaji kulit
perubahan
bantu intruksikan
dalam
dan amati
kebersihan
kulit,
basah
3) Dx
: kurangnya pengetahuan orang tua
Intervensi : - memberikan intruksi mengenai pengasuhan dan
perawatan
fisik
yang
dipelukan
selama
penggunaan popok
-
19
evaluasi medis.
e. Upaya pencegahan
1) Menjaga kulit bayi agar tetap kering
2) Lebih cermat memperhatikan kondisi diaper
3) Jangan lupa untuk membersihkan kulit bayi setelah melepas diaper
4) Hindari pengguanan tissue basah karna mengandung zat yang
mengiritasi kulit bayi
5) Bisa dengan olesi krim khusus, jangan gunakan bedak karena bisa
menyumbat saluran kencing
6) Jangan setiap waktu bayi menggunakan diaper.
20
C. Analisa Data
D. Intervensi Keperawatan
Dx
kep
1.
Intervensi
Rasional
Mandiri
Lakukan pemberian obat
Untuk
mempersiapkan,
memberikan,
dan
mengevaluasi
keefektifan obat resep
dan nonresep
Untuk meminimalkan
penekanan
bagian tubuh
Untuk
mencegah
komplikasi luka dan
meningkatkan
21
pada
Kolaborasi
Konsultasikan pada dokter tentang
penyembuhan luka
Untuk meningkatkan
potensi penyembuhan
luka
Untuk
TENS
2.
(transcutaneous
electrical
nerve stimulation)
Mandiri
Perlindungan terhadap infeki
peningkatan
penyembuhan
luka,
jika perlu.
deteksi
beresiko
Untuk
memantau
pasien
dalam
memahami informasi
diresepkan
Agar pasien mudah
yang
telah
disampaikan
oleh
perawat
Untuk
memberikan
rasa saling percaya
antara keluarga pasien
Kolaborasi
Rencanakan penyesuaian dalam terapi
memahami informasi
yang
telah
untuk
disampaikan
oleh
memfasilitasi
kemampuan
dan perawat
Agar pasien mudah
Mandiri
Informasikan kepada keluarga tentang
22
dokter/perawat.
Untuk
mencegah
semakin memburuk
yang disarankan
Managemen Nyeri (NIC) : Berikan
Informasi
Tentang
Nyeri
Pada
semakin memburuk
Nonfarmakologis.
Transcutaneous
Electrical
Misal,
Nerve
mengurangi
mengalihkan
punggung
Ganti linen
diperlukan
Berikan perawatan
terburu-buru,
Untuk
Stimulation (TENS)
tempa
dengan
tidur,
bila
dengan
tidak
sikap
yang
berfokus
dari
pasien
rasa
nyeri
Untuk
rasa nyaman
Untuk kenyamanan
Untuk
mendukung
-
mencegah
Keluarga
Untuk
dan
memberikan
kenyamanan
agar
memperparah
Kolaborasi
Managemen Nyeri (NIC) : gunkan
tidak
rasa
nyeri
dokter
jika
tindakan
berhasil.
BAB IV
PENUTUP
23
tidak
Untuk
mengurangi
A. Kesimpulan
Dermatitis popok adalah salah satu dari kondisi kulit yang dapat
ditemukan pada bayi dan anak, tercatat sekitar 1 juta pasien rawat jalan setiap
tahun. Dengan adanya popok yang memiliki daya serap tinggi dan sekali pakai
dalam dekade terakhir, insidensi dari bentuk berat dari dermatitis popok ini
berkurang. Dermatitis iritan dan dermatitis popok kandida merupakan mayoritas
dari dermatitis popok pada individu dari semua kelompok umur yang memakai
popok.
Penyebabnya yaitu maserasi air, gesekan, urin, feses, perawatan kulit
yang salah, mikroorganisme, antibiotik dan diare.
24
DAFTAR PUSTAKA
1. William D. James TGB, Dirk M. Elston. Andrew's Diseases of The Skin:
Clinical Dermatology. 11th ed. Canada: Sanders Elsevier; 2011.
2. Wolff K, Johnson RA, Suurmond D. Fitzpatricks The Color Atlas and
Synopsis of Clinical Dermatology. 8th edition. USA: The McGraw-Hill
Companies; 2012.
3. Rook A, Wilkinson DS, Ebling FJG. 2010. Textbook of Dermatology. 8th ed.
Blackwell Science: Malden.
4. Server Serdaroglu, Tugba K. Ustunbas. Diaper Dermatitis (Napkin Dermatitis,
Nappy Rash). Journal of the Turkish Academy of Dermatology. 2010. J Turk
Acad Dermatol.
5. Rachel Cadalina. Diaper Rash Clinical Considerations and Evaluation.
6. Aminuddin, Dali. Diaper Dermatitis. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
Makassar. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin;
2003. p. 357-62
7. Dermatology, Pediatric Dermatology. In: Horne T, editor. Dermatology an
Illustrated Colour Text. London: Churchill Livingstone; 2003. p. 108.
8. Bikowski, Joseph. Update on Prevention and Treatment of Diaper Dermatitis.
Practical Dermatology for Pediatric. 2011.
9. Patient hand out : Common Sense Remedies and Treatment for Diaper Rash.
International Journal of Pharmaceutical Compounding. Volume 15. 2011.
10. Li, CH, Zhu ZH, Dai YH. Diaper Dermatitis : a Survey of Risk Factor for
Children Aged 1 24 Months in China. The Journal of International Medical
Research. 2012. Vol 40. P. 1752-60.
25