Panduan Praktis KTSP PDF
Panduan Praktis KTSP PDF
PANDUAN PRAKTIS
PENYUSUNAN KURIKULUM
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
Disusun oleh:
Tim Expert Pemberdayaan Seribu Guru
Kerjasama Pertamina - UM
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 bahwa
setiap sekolah wajib mengembangkan dan menetapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) sesuai kebutuhannya dengan memperhatikan standar minimal yang telah disusun oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Sesusai dengan peraturan tersebut, semua
satuan pendidikan diharapkan sudah menyusun dan melaksanaan KTSP secara utuh paling
lambat pada tahun 2009/2010.
Melalui program pemberdayaan seribu guru kemitraan Pertamina-Universitas Negeri
Malang (UM) disusun buku Panduan Praktis Penyusunan Kurikulum Sekolah ini. Buku ini
disusun dalam rangka memberikan bimbingan langkah demi langkah dalam
mengoperasionalkan panduan yang disusun oleh BSNP sekaligus dengan contoh-contoh
konkrit
Buku panduan praktis ini juga dapat digunakan sebagai bahan: (1) Kepala Sekolah
dalam menyusun dokumen 1 KTSP, (2) Guru mata pelajaran dalam menyusun silabus dan
RPP, (3) Pengawas sekolah dalam memfasilitasi penyusunan dan mensupervisi pelaksanaan
KTSP, dan (4) tim Pengembang Kurikulum di setiap Sekolah untuk pelatihan berbasis sekolah.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada: (1) Tim Pengembang Kurikulum, Tim
Reviewer, dan Tim Konsultan yang telah bekerja sungguh-sungguh sehingga Buku Panduan
Praktis ini dapat terselesaikan; dan (2) PT Pertamina yang telah men-support pembiayaan
penyusunan buku ini.
Kami menyadari bahwa buku pedoman praktis penyusunan KTSP ini masih banyak
kekurangan, karena itu kritik dan saran senantiasa kami harapkan untuk penyempurnaan.
Mudah-mudahan buku ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam menyusun KTSP sehingga
target agar setiap Sekolah telah memiliki KTSP sendiri dapat tercapai.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
i
ii
iii
iv
Kata Pengatar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftara Lampiran
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Tujuan
C.
Sistematika Penyajian
II.
PENYUSUNAN KTSP
A.
Pengertian KTSP
B.
Siklus Umum Pengembangan Kurikulum
C.
Langkah Kegiatan Pengembangan KTSP
D.
Pengembang KTSP
III.
12
12
17
21
IV.
49
49
49
49
49
49
V.
IMPLEMENTASI KURIKULUM
A.
Pengertian Implementasi Kurikulum
B.
Prinsip Implementasi Kurikulum
C.
Langkah- Langkah Dalam Implementasi Kurikulum
D.
Peran Masing-Masing Pihak Dalam Pengembangan KTSP
E.
Kiat-Kiat Agar Implementasi Kurikulum Berhasil
F.
Pengendalian sebagai Langkah Pendukung Pelaksanaan Kurikulum
49
49
49
49
49
49
49
VI.
49
49
49
1
1
1
3
4
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 01: Lima langkah dalam mengembangkan KTSP ........................................
Tabel 02: Peran dan tanggung jawab kepala Sekolah.......................................
Tabel 03: Peran dan tanggung jawab tim pengembang kurikulum .......................
Tabel 04: Peran dan tanggung-jawab guru .............................................................
Tabel 05: Peran dan tanggung-jawab pengawas ....................................................
Tabel 06: Peran dan tanggung jawab komite Sekolah........................................
Tabel 07: Contoh penentuan aspek khusus dan implikasinya pada
penyusunan komponen KTSP ...............................................................
Tabel 08: Struktur kurikulum SMP/MTs menurut standar nasional ........................
Tabel 09: Struktur kurikulum MTs PSA (contoh ke 1) ............................................
Tabel 10: Struktur kurikulum MTs PSA (contoh ke 2) ............................................
Tabel 11: Contoh analisis konteks daerah dan muatan lokal ................................
Tabel 12: Contoh alokasi waktu mulok ...................................................................
Tabel 13: Kategori penilian hasil belajar pengembangan diri
Tabel 15: Contoh 1 perhitungan beban belajar
Tabel 16: Contoh 2 perhitungan beban belajar
Tabel 17: Indikator dan rentang nilai komponen KKM
Tabel 18: Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran ...........................................
Tabel 19: Kriteria kenaikan dan kelulusan pada Sekolah...................................
Tabel 20: Contoh perhitungan yang menunjukkan tidak tuntas .............................
Tabel 21: Contoh Perhitungan yang Menunjukkan Tuntas ....................................
Tabel 22: Kata kerja operasional kegiatan pembelajaran/ pengalaman Belajar ....
Tabel 23: Rumusan indikastor ................................................................................
Tabel 24: Rambu-rambu indikator keberhasilan pengembangan kurikulum ..........
6
8
9
11
12
13
21
30
31
32
36
37
41
43
43
49
50
53
54
54
65
67
116
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 01
122
123
124
Lampiran 04
126
Lampiran 05
128
130
131
133
134
BAB I
PENYUSUNAN KTSP
A.
Pengertian KTSP
B.
penilaian kebutuhan
8. . Evaluasi
kurikulum
7. . Pelaksanaan dan
3. Tujuan, kompetensi
pengawasan
6. Pengukuran dan
4. Pemilihan pengalaman
penilaian instruksi
C.
KTSP terdiri atas KTSP dokumen I dan KTSP dokumen II. KTSP dokumen I
berisi : Pendahuluan, Visi dan Misi Madrasah, tujuan Madrasah, Struktur dan muatan
Kurikulum dan kalender pendidikan. KTSP dokumen II berisi silabus dan RPP semua
mata pelajaran yang telah ditetapkan pada struktur kurikulum di KTSP dokumen I .
Kepala madrasah, guru, pengawas, komite madrasah, dan Dinas/Depag
diharapkan berperan aktif dalam mengembangkan KTSP, baik dokumen I maupun II.
Perencanaan, implementasi, monitoring, dan evaluasi kurikulum (KTSP) melibatkan
semua unsur tersebut secara simultan.
Hal ini penting karena tanggung jawab
mengembangkan kurikulum sepenuhnya diberikan kepada madrasah-madrasah.
Tabel 1 berikut menunjukkan rincian siklus pengembangan KTSP yang meliputi
tahapan: (1) analisis kebijakan dan konteks, (2) perencanaan, (3) implementasi, (4)
monitoring-supervisi, dan (5) evaluasi serta peran dan tanggung jawab kepala Sekolah,
tim pengembang kurikulum, guru,
komite madrasah, pengawas, dan Kantor
Departemen Agama Kabupten/Kota.
Tabel 1: Lima langkah dalam mengembangkan KTSP
Langkah
Kegiatan
Rincian kegiatan
Pertama
Pembentukan Tim:
Analisis Kebijakan dan
Analisis Konteks
Kedua
Perencanaan Kurikulum:
Merencanakan KTSP
Dokumen I dan II
Ketiga
Implementasi kurikulum:
Mengelola penerapan
Keempat
Kelima
Evaluasi kurikulum:
Pengumpulan data,
pengukuran, dan penilaian
D.
Pengembang KTSP
kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan di bawah koordinasi dan
supervisi dari kantor Departemen Agama kabupaten/kota. Tim penyusun KTSP terdiri
dari guru, pengawas, dan kepala Sekolahsebagai ketua merangkap anggota. Dalam
kegiatan penyusunan melibatkan komite Sekolahdan nara sumber (pihak lain) yang
terkait.
Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan, komite Sekolahatau
pihak-pihak lain (lembaga perwakilan yang berkepentingan). Pemantauan dilakukan
secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi, efektivitas, dan
akuntabilitas satuan pendidikan. Untuk pendidikan dasar dan menengah, laporan oleh
pimpinan satuan pendidikan ditujukan kepada komite madrasah, orang tua (wali murid),
dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Laporan berisi hasil evaluasi yang dilakukan
sekurang-kurangnya setiap akhir semester. Selanjutnya, laporan oleh pengawas satuan
pendidikan ditujukan kepada Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota dan satuan
pendidikan yang bersangkutan. Setiap pihak yang menerima laporan wajib
menindaklanjuti laporan tersebut untuk meningkatkan mutu satuan pendidikan, termasuk
memberikan sanksi atas pelanggaran yang ditemukannya.
Deskripsi peran dan tanggung-jawab dari Tim Pengembang Kurikulum di tingkat
satuan pendidikan disajikan pada Tabel 2 sampai dengan Tabel 6.
Tabel 2: Peran dan Tanggung Jawab Kepala Madrasah
Tahap
Perencanaan
Pelaksanaan
pelaksanaan KTSP
Menciptakan iklim yang kondusif dan inovatif dalam pelaksanaan KTSP
Monitoring
Evaluasi
Tahap
Perencanaan
Pelaksanaan
Monitoring
Evaluasi
Tindak Lanjut
Tahap
Perencanaan
Pelaksanaan
Monitoring
Evaluasi
Uraian Kegiatan
Mengikuti in house training tentang pengembangan kurikulum,
pengembangan silabus, dan RPP
Berperan aktif dalam tim pengembang kurikulum Sekolahsesuai dengan
kelompok bidang studi
Melakukan analisis standar isi dan SKL
Melakukan analisis SK/KD dan pemetaan KD
Mengembangkan silabus
Menyiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan kondisi
madrasah
Merencanakan jenis dan teknik penilaian hasil belajar
Menyusun RPP dan perangkat operasional yang mendukung RPP (LKS,
bahan ajar, media yang sesuai)
Melaksanakan Proses Pembelajaran sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan
Mengembangkan interaksi berpikir siswa melalui strategi, metode, dan
teknik pembelajaran yang tepat
Mengelola kelas dengan baik dan sesuai dengan alokasi waktu yang
tersedia
Memahami indikator keberhasilan pelaksanaan kurikulum
Merefleksikan pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan
Berkonsultasi dengan kepala Madrasah/Pengawas untuk mengatasi
kendala
Berdiskusi dengan teman sejawat, Kepala Madrasah, dan Pengawas
untuk membahas masalah-masalah berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran/ penilaian
Mengumpulkan data dampak pembelajaran terhadap proses dan hasil
belajar
Mengumpulkan data kelancaran proses pembelajaran dan kriteria
Tindak Lanjut
keberhasilan
Melaksanakan penilaian hasil belajar.
Melakukan analisis penilaian
Melakukan penelitian tindakan kelas untuk menilai keefektifan
pembelajaran
Membantu mengumpulkan data-data untuk evaluasi pencapaian hasil.
Memilah hasil analisis penilaian
Melakukan remedial terhadap siswa yang belum memenuhi kriteria
ketuntasan minimal (KKM)
Memberikan pengayaan kepada siswa yang telah mencapai atau
melebihi KKM
Menyusun laporan hasil pembelajaran
Uraian Kegiatan
Mendampingi kepala madrasah, guru, dan komite madrasah
dalam menyusun KTSP Dokumen 1 (KKM, Mulok, Struktur
Kurikulum, kalender pendidikan, pengembangan diri, dsb.)
Membimbing guru dalam menyusun KTSP dokumen 2 (silabus dan RPP)
Membimbing kepala Sekolahdalam menyusun kriteria keberhasilan kurikulum
Pelaksanaan
Monitoring
Evaluasi
Pelaksanaan
Monitoring
Evaluasi
Tindak Lanjut
Uraian Kegiatan
Menyusun program kerja komite
M Melakukan identifikasi kebutuhan madrasah
Memberikan masukan dalam penyusunan Rencana Anggaran dan Belanja
Sekolah.
Mengidentifikasikan orang-orang yang perlu diikutsertakan dalam pengesahan
RAPBM
M Melaksanakan program yang telah ditetapkan
M Mengundang tokoh untuk menjadi pembicara dalam kegiatan Sekolah(seminar,
diskusi) sepengetahuan kepala madrasah.
M Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana madrasah
Memberikan layanan informasi melalui bulletin atau open house
Memberikan penghargaan kepada orang yang berjasa dalam pengembangan
madrasah
Memonitor proses pengambilan keputusan di madrasah
Memonitor kualitas kebijakan di madrasah
Memonitor program dan perencanaan madrasah
Memonitor hasil ujian atau out -put
Memantau kondisi keuangan madrasah
Memobilisasi guru sukarelawan untuk memenuhi kekurangan guru
Memonitor kondisi sarana dan prasarana madrasah
Mengevaluasi pelaksanaan program
Mengevaluasi pelaksanaan dukungan anggaran
Mengevaluasi dukungan sarana dan pra sarana madrasah
Mengevaluasi kebijakan di madarasah
Mengevaluasi output madrasah
Memberikan masukan atau pertimbangan pada saat revisi anggaran
Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana madrasah
Menyampaikan hasil pelaksanaan program kepada stakeholder secara
periodik
Menyampaikan laporan pertanggung-jawaban kepada masyarakat dan
pemerintah.
BAB II
1.
Berpusat
Pada
Potensi,
Perkembangan,
Kepentingan Peserta Didik Dan Lingkungannya
Kebutuhan,
Dan
2.
3.
Tanggap Terhadap
Teknologi Dan Seni
Perkembangan
Ilmu
Pengetahuan,
4.
dan analisis life skill untuk dimasukkan pada rancangan kurikulum. Pengintegrasian
kecakapan hidup perlu dirancang karena akan diperlukan siswa dalam kehidupan
mereka.
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh-kembangnya pribadi
peserta didik yang berjiwa kewira usahaan dan mempunyai kecakapan hidup, oleh
sebab itu kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik
memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting untuk membekali peserta didik yang tidak
dapat melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi.
5.
7.
kontribusi bagi pengembangan daerah. Kondisi tersebut harus diimbangi dengan isi
kurikulum yang membentuk kesadaran siswa sebagai warga negara dalam kerangka
NKRI.
Kepentingan pusat diwakili oleh struktur kurikulum minimal, Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar minimal yang telah diatur pusat. Untuk itu, pengembangan yang
berorientasi pada karakteristik daerah dan kekhasan satuan pendidikan tidak boleh
mengorbankan standar minimal yang telah ditetapkan oleh pusat. Sekolahbisa
menambahkan hal lain secara seimbang
untuk kepentingan daerah/ kekhasan
karakteristik jenis pendidikan. Misalnya, penambahan jam pelajaran agama di
Sekolahyang berbasis agama tidak boleh mengorbankan jam minimal yang telah
ditetapkan.
8.
Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri
khas satuan pendidikan. Karakteristik satuan pendidikan memiliki harapan, kondisi
madrasah, kondisi siswa, dan ciri khas yang membedakan dengan satuan pendidikan
satu dengan yang lain. Sesuai dengan prinsip ini, Sekolahdengan visi tertentu dapat
mengembangkan
struktur dan muatan kurikulum yang sesuai. Misalnya,
Sekolahmerupakan lembaga pendidikan Islam yang juga berfungsi sebagai lembaga
pengembangan dakwah dan lembaga pemberdayaan masyarakat. Sebagai lembaga
pendidikan Islam, Sekolahtidak hanya diarahkan pada kegiatan penggalian ilmu
pengetahuan semata, tetapi juga menjadi wahana pelatihan untuk mengaplikasikan
ilmu pengetahuan pada tataran realitas. Selain itu, pendidikan di Sekolahtidak hanya
mengarah pada keunggulan akademis (academic excellence), tetapi justru menegaskan
pada orientasi pembentukan karakter (character building) yang berasaskan pada prinsip
akhlaq al-karimah. Sebagai lembaga pengembangan dakwah, Sekolahdengan
sendirinya menjadi salah satu guru syiar agama dan penyebaran ajaran agama
sekaligus tampil sebagai komponen penting dari gerakan amar maruf nahi munkar.
Sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat, Sekolahberperan dalam
pengembangan masyarakat sekitar terutama terkait dengan masalah keagamaan
maupun pemberdayaan sektor non-keagamaan. Ini justru menjadi ciri Sekolahkarena ia
lebih merupakan pendidikan berbasis masyarakat (community based education).
Dengan demikian salah satu komponen penting dari sistem Sekolahadalah peran
aktifnya dalam pemberdayaan masyarakat sekitar dan sebaliknya peran aktif
masyarakat dalam pengembangan Sekolahsangat penting juga (mutual support).
9.
10.
Isi dan muatan kurikulum harus bisa mengembangkan sikap toleransi terhadap
perbedaan yang ada. Perbedaan itu dapat berupa perbedaan agama, ras, suku/budaya,
aliran, jenis kelamin dan sebagainya. Muatan kurikulum harus dirancang agar dapat
mengembangkan toleransi dan kerukunan umat beragama, toleran terhadap perbedaan
ras, suku/budaya, aliran, jenis kelamin, dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan kondisi
Indonesia yang memang majemuk dalam berbagai hal. Rancangan pengembangan
nilai-nilai tersebut dapat melalui
pengintegrasian kecakapan hidup terutama
keterampilan sosial ke dalam mata pelajaran. Pengembangan diri juga dapat dirancang
untuk melahirkan pribadi-pribadi yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap perbedaan
serta dapat hidup bersama dalam berbagai perbedaan.
11.
12.
13.
Kurikulum dimulai dari yang paling dekat. Analisis konteks sosial budaya
masyarakat penting dilakukan agar Sekolahmengetahui harapan masyarakat sekitar,
nilai-nilai yang dianut dan juga keadaan sosial ekonomi. Dengan diketahuinya konteks
sosial, Sekolahdapat merancang kurikulum yang tepat. Misalnya, jika rata-rata siswa
berasal dari keluarga miskin, perlu dibekali pembelajaran yang membuat dia mandiri
dengan keterampilan yang relevan.
14.
Kesetaraan Jender
Kurikulum yang dikembangkan memberi akses dan peluang yang setara bagi
siswa laki-laki maupun siswa perempuan. Dalam hal ini diharapkan struktur dan
muatan isi kurikulum tidak stereotipe (memberi label-label khusus). Misalnya, mulok
perempuan menjahit, mulok laki- laki elektronika). Demikian juga bahan ajar yang
dikembangkan dari tiap-tiap mata pelajaran hendaknya dapat menanamkan persepsi
kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Misalnya, tidak menanamkan persepsi
bahwa yang pergi ke kantor itu hanya ayah saja dan ibu hanya cocok bekerja di dapur.
Kurikulum dianggap memiliki kesetaraan jender jika tidak memberi stereotipe
perempuan atau laki-laki. Pengelolaan mulok perlu membuka akses bahwa semua jenis
mulok dapat dipilih oleh siswa laki-laki dan perempuan.
B.
(vi)
1.
2.
Dalam istilah yang sederhana, analisis situasi dan penilaian kebutuhan berarti
menentukan kebutuhan para siswa dan masyarakat untuk suatu program pendidikan.
Pada dasarnya hal ini melibatkan pelaksanaan pengujian secara terinci dan analisis
situasi/konteks di mana kurikulum akan dilaksanakan. Pada akhirnya analisis konteks
akan melibatkan penentuan tentang kondisi/siapa siswa yang kita hadapi, kondisi guru
yang dimiliki, dan lingkungan Sekolahtempat suatu kurikulum akan diberlakukan.
Pada dasarnya analisis situasi juga melibatkan penilaian kebutuhan untuk
menentukan perbedaan antara situasi yang nyata/sekarang dengan situasi yang
diharapkan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara bertanya pada berbagai
kelompok yang berbeda dalam masyarakat seperti komunitas masyarakat, para pemberi
kerja, pengelola pendidikan, guru, orang tua, dan siswa. Mereka akan ditanya tentang
apa yang sekarang dibutuhkan dalam kurikulum untuk membantu siswa belajar
menyesuaikan diri dalam masyarakat modern secara lebih baik. Analisis kebutuhan
mencakup penentuan akan pengetahuan, keahlian, sikap dan nilai yang dibutuhkan oleh
para siswa ketika mereka menyelesaikan suatu program pendidikan. Selain itu, analisis
konteks juga diperlukan untuk penjaringan/ analisis terhadap: (a) harapan masyarakat/
orangtua terhadap masa depan anak-anaknya, (b) potensi siswa yang masuk ke
madrasah, (c) karakteristik daerah, dan (d) karakteristik satuan pendidikan.
3.
Dari hasil analisis konteks dapat ditentukan aspek-aspek khusus yang dapat
digunakan untuk menjawab tantangan lokal dan global serta dapat dikembangkan
sebagai icon keunggulan dari suatu madrasah. Contoh hasil analisis konteks dan
penentuan hal-hal khusus disajikan seperti pada Tabel 7 berikut.
Tabel 7: Contoh Penentuan Aspek Khusus dan Implikasinya pada Penyusunan
Komponen KTSP
Analisis konteks
Implikasi pada
penyusunan KTSP
Konteks masyarakat
Masyarakat sekitar
merupakan produsen krupuk
ikan dan makanan olahan dari
ikan
Harapan Kondisi
Sekolah/yayasan
Konteks daerah
rawan gempa
Perempuan semua
Mulok keputrian
Melaksanakan pakem
Kondisi siswa
4.
Dokumen KTSP
5.
(iii)
(iv)
(v)
(vi)
C.
Halaman sampul
Halamam penetapan dan pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang (dasar pemikiran penyusunan KTSP)
Tujuan Pengembangan KTSP
Prinsip Pengembangan KTSP
Bab II Tujuan
Visi
Misi
Tujuan Satuan Pendidikan (umum)
Tujuan Sekolah(khusus)
Bab III Struktur dan Muatan Kurikulum
Kelompok Mata Pelajaran dan Cakupannya
Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu
Mata Pelajaran,tujuan,SK,dan KD
Muatan lokal
Pengembangan diri
Pengaturan Beban Belajar
Ketuntasan Belajar
Kenaikan Kelas dan Kelulusan
Pendidikan Kecakapan Hidup
Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
Bab IV Kalender Pendidikan
Minggu efektif
Jam efektif
Hari Libur Keagamaan
Hari Libur Nasional
Mid Semester
Ulangan Akhir Semester
Ujian Madrasah
Ujian Nasional
Kalender Kegiatan Madrasah
Halaman sampul
Halamam penetapan dan pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pengembangan
C. Landasan Hukum
D. Prinsip Pengembangan
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN MADRASAH
A. Visi Madrasah
B. Misi Madrasah
C. Tujuan Madrasah
BAB III ACUAN STANDAR
A. Standar Isi
B. Standar Kompetensi Lulusan
C. Standar Proses
D. Standar Penilaian
BAB IV KERANGKA DASAR, STRUKTUR, DAN MUATAN KURIKULUM
A. Kerangka Dasar Kurikulum
1. Kelompok Mata Pelajaran
2. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum
B. Struktur Kurikulum
C. Muatan Kurikulum
1. Komponen Muatan Lokal
2. Komponen Pengembangan Diri
3. Muatan Pendidikan Kecakapan Hidup
4. Muatan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
D. Beban Belajar
BAB V KRITERIA
A. Kriteria Ketuntasan Belajar
B. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan
C. Kriteria Mutasi
BAB VI KALENDER PENDIDIKAN
Minggu efektif
Jam efektif
Hari Libur Keagamaan
Hari Libur Nasional
Mid Semester
Ulangan Akhir Semester
Ujian Madrasah
Ujian Nasional
Kalender Kegiatan Madrasah
1.
Halaman-halaman Pemula
(ii)
(iii)
(iv)
2.
BAB I Pendahuluan
3.
Tujuan pendidikan merupakan isi dari Bab II, yang memuat secara rinci visi, misi,
tujuan umum satuan pendidikan, dan tujuan khusus program pendidikan sesuai dengan
jejang pendidikannya.
a.
Visi dan misi satuan pendidikan dirumuskan untuk memenuhi harapan pihak
pemangku kepentingan (stakeholders) dari Sekolahyang kita kelola. Visi adalah
imajinasi moral yang menggambarkan profil Sekolahyang diinginkan di masa datang.
Ciri-ciri rumusan visi yang baik adalah:
(i)
Menggambarkan kita mau jadi apa, dan dari bersifat menantang, yaitu
rumusan visi mengandung pernyataan yang menantang dan ideal, tetapi
bukan berarti tidak bisa dicapai;
Jelas, sehingga tidak menimbulkan pada interprestasi yang bertentangan;
Mudah diingat, oleh sebab itu dirumuskan dengan beberapa kata saja
dan tidak boleh lebih dari 20-25 kata;
Memuat
pernyataan
yang
menyatakan
kemampuan
dan
memberdayakan;
Memuat nilai Sekolahatau yayasan;
Akan lebih baik apabila bisa digambarkan secara visual;
Menuntut respon semua orang;
Mampu menjadi petunjuk yang melibatkan semua orang yang
tindakannya bisa diukur setiap hari; dan
Memperhatikan kebutuhan peserta didik yang hasilnya dapat diukur dari
tindakan dan prestasi siswa.
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
(vi)
(vii)
(viii)
(ix)
Misi Sekolah1:
Tujuan dari suatu kurikulum pada dasarnya adalah suatu panduan menuju arah
yang diinginkan oleh para penyusunnya untuk bisa dicapai oleh siswa ketika
menggunakan kurikulum tersebut. Tujuan merupakan suatu garis besar pernyataan
akan harapan masyarakat dan keinginan untuk membelajarkan para siswa. Biasanya,
pernyataan ini adalah mengenai harapan masyarakat terhadap apa yang dapat
diberikan oleh sistim pendidikan untuk para siswa. Oleh karenanya, tujuan umum
menjelaskan profil siswa yang dicapai setelah mengikuti program pendidikan di
Sekolahpada jenjang waktu tertentu.
Tujuan di sini mencakup tujuan pendidikan dasar yang dalam standar nasional
sudah dirumuskan, yaitu: Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut.
Berdasarkan rumusan tersebut, setiap satuan pendidikan dapat
mengembangkan rumusan yang lebih spesifik yang sesuai dengan karakteristik masingmasing.
Berdasarkan rumusan tujuan nasional tersebut, standar kompetensi lulusan
satuan pendidikan MTs dirumuskan sbb.:
(i)
c.
Tujuan Sekolah
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
(vi)
(vii)
(viii)
4.
Bab 4 pada dokumen KTSP berisi kerangka dasar, struktur, dan muatan
kurikulum. Kerangka dasar menyajikan kelompok bidang studi dan cakupannya, serta
prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum. Kerangka dasar dikembangkan dengan mengacu
pada standar ini. Struktur kurikulum adalah pola dan susunan mata pelajaran yang
harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan
kurikulum pada setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan dituangkan dalam
kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang
tercantum dalam struktur kurikulum.
Rambu-rambu penyusunan struktur dan muatan kurikulum dalam dokumen KTSP
adalah sbb.:
(i)
Struktur kurikulum disusun dengan mengacu pada struktur kurikulum
yang terdapat dalam Standar Isi.
(ii)
Kurikulum MTS memuat 10 mata pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri (seperti Tabel 8)
(iii)
Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan
sebagaimana dalam struktur kurikulum
(iv)
Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit
(v)
Minggu efekif dalam satu tahun pelajaran adalah 34 -38 minggu
(vi)
Dalam dokumen struktur kurikulum disajikan dengan sedikit pengantar
tentang struktur kurikulum kemudian dideskripsikan tabel berisi pola dan
susunan substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satuan jenjang
pendidikan selama 3 (tiga) tahun, mulai kelas VII sampai dengan kelas
IX.
(vii)
Dilengkapi rasional penambahan jam
(viii) Dokumen muatan kurikulum mencakup mata pelajaran (tujuan dan SKL) ,
muatan lokal (jenis, tujuan, dan pengelolaannya), pengembangan diri
(ix)
(x)
VIII
IX
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Inggris
5. Matematika
2*)
2*)
2*)
32
32
32
A. Mata Pelajaran
B. Muatan Lokal
C. Pengembangan Diri
Jumlah
Komponen
VIII
IX
1. Al-Quran Hadits
2. Aqidah Akhlaq
3. Fiqih Syariah
5. Bahasa Arab
Pendidikan Kewarganegaraan
C. Bahasa Indonesia
D. Bahasa Inggris
E.
Matematika
F.
I.
K.
2.
Muatan Lokal *
1.
Mata Pelajaran
A.
Pendidikan Agama
B.
A.
Bahasa Sunda
B.
BTQ
2*)
2*)
40
40
Pengembangan Diri
Jumlah
VII
A. Mata Pelajaran
1. Fiqih
2. Al Quran-Hadits
3. Aqidah-Akhlaq
4. Sejarah Kebudayaan Islam
5. Bahasa Arab
6. Pendidikan Kewarganegaraan
7. Bahasa Indonesia
8. Bahasa Inggris
9. Matematika
10. Ilmu Pengetahuan Alam
11. Ilmu Pengetahuan Sosial
12. Seni Budaya dan Ketrampilan
13. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
14. Teknologi Informasi dan Komunikasi
2
2
2
1
2
2
4
4
4
4
4
2
2
2
B. Muatan Lokal
1. Bimbingan Membaca Kitab
2. Agro Industri
Jumlah Komponen Mata Pelajaran dan Muatan Lokal
C. Pengembangan Diri
1
2
40
2*)
VIII
Terprogram :
1. Bimbingan dan Konseling
2. Kegiatan Ekstrakurikuler:
English Conversation
Arabic Conversation
Computer Course
Tidak Terprogram:
1. Kegiatan Rutin
2. Kegiatan Spontan
3. Kegiatan Keteladanan
Jumlah
40 jam
pelajaran
Keterangan:
(i)
IX
(ii)
(iii)
Peserta didik memilih salah satu kegiatan ekstra kurikuler dan akan
mengikuti kegiatan ekstra kurikuler tersebut selama 1 tahun
pelajaran ( kelas VII).
Alokasi waktu untuk pengembangan diri adalah ekuivalen 2 (dua)
jam pembelajaran dalam satu minggu.
a.
Mata Pelajaran
Struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah tertuang dalam Standar Isi, yang dikembangkan dari kelompok mata
pelajaran. Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan lgurusan keilmuan
yang akan dibelajarkan kepada peserta didik sebagai bahan belajar melalui metode dan
pendekatan tertentu. Kelompok mata pelajaran meliputi sebagai berikut:
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
b.
Muatan Lokal
Seperti telah diuraikan terdahulu bahwa salah satu yang penting harus
dikembangkan oleh satuan pendidikan adalah muatan lokal (mulok). Muatan lokal
merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada kurikulum
tingkat satuan pendidikan. Keberadaan mata pelajaran muatan lokal merupakan bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan
pendidikan di masing-masing daerah lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan
dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan
mutu pendidikan nasional sehingga keberadaan kurikulum muatan lokal mendukung dan
melengkapi kurikulum nasional.
Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus
mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan
lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata
pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan
pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal, seperti Kaligrafi,
Marawis, Bertani, Kemampuan Berpidato dengan berbagai macam bahasa, Berternak,
dsb.
Muatan lokal juga dapat dikembangkan dari hasil analisis situasi dan kebutuhan
dan penentuan aspek khusus dalam tahapan penyusunan KTSP. Hasil telaah tentang
keadaan daerah, segala sesuatu yang terdapat di daerah tertentu yang pada dasarnya
berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan sosial
budaya, yang menjadi kebutuhan daerah untuk kelangsungan hidup dan peningkatan
taraf kehidupan masyarakat tersebut, dan disesuaikan dengan arah perkembangan
daerah serta potensi daerah yang bersangkutan dapat menjadi bahan untuk menyusun
muatan lokal. Kebutuhan daerah tersebut misalnya kebutuhan untuk:
(i)
Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah
(ii)
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu, sesuai
dengan keadaan perekonomian daerah
(iii)
Meningkatkan penguasaan bahasa Arab dan Inggris untuk keperluan
sehari-hari, dan menunjang pemberdayaan individu dalam melakukan
belajar lebih lanjut (belajar sepanjang hayat)
(iv)
Meningkatkan kemampuan berwirausaha.
Selain itu, muatan lokal juga bisa dimunculkan sebagai kekhasan satuan
pendidikan. Misalnya, kekhasan satuan pendidikan di lingkungan pesantren. Kekhasan
pesantren sebagai sumber pengembangan muatan lokal berkaitan dengan karakteristik
pesantren. Dalam hal ini muatan lokal dapat berupa kajian kitab kuning atau ciri khas
organisasi (Kemuhammadiyahan atau Aswaja).
Rambu-rambu penyusunan muatan lokal adalah sbb.;
(i)
Lingkup muatan lokal dapat berupa : bahasa daerah, bahasa Inggris,
kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat-istiadat, serta
hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan
(ii)
Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan
(iii)
Mata pelajaran muatan lokal perlu dilengkapi SK dan KD (dilampirkan
pada dokumen KTSP). Provinsi menyusun Standar Kompetensi muatan
lokal wajib dan disahkan gubernur. Satuan pendidikan menyusun standar
kompetensi dan kompetensi dasar muatan lokal pilihan.
(iv)
Alokasi waktu muatan lokal yang diizinkan minimal 2 jam dan maksimal 6
jam
(v)
Pembelajaran beberapa muatan lokal setiap semester bisa berbedabeda.
(vi)
Sekolahminimal harus menyelenggarakan
satu muatan lokal. Jika
Sekolahmenwarkan lebih dari satu muatan lokal, setiap peserta didik
tidak harus mengikuti semua muatan lokal yang ditawarkan. Namun
demikian semua peserta didik wajib mengambil muatan lokal wajib.
(vii)
Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan
standar kompetensi mata pelajaran
(viii) Penyusunan dalam dokumen KTSP mencakup jenis mulok dan
mekanisme pelaksanaannya.
Sekolahdan
komite
Sekolahmempunyai
wewenang
penuh
dalam
mengembangkan program muatan lokal. Bila dirasa tidak mempunyai SDM dalam
mengembangkan Sekolahdan komite Sekolahdapat bekerjasama dengan dengan unsurunsur Depdiknas seperti Tim Pengembang Kurikulum (TPK) di daerah, Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Perguruan Tinggi dan instansi/lembaga di luar
Depdiknas, misalnya pemerintah Daerah/Bapeda, Departemen lain terkait, dunia
usaha/industri, tokoh masyarakat.
Peran, tugas, dan tanggung jawab TPK secara umum adalah sebagai berikut
(i)
Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing;
(ii)
Menentukan komposisi atau susunan jenis muatan lokal;
(iii)
Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan daerah masing-masing;
(iv)
Menentukan prioritas bahan kajian muatan lokal yang akan dilaksanakan;
(v)
Mengembangkan silabus muatan lokal dan perangkat kurikulum muatan
lokal lainnya, yang dilakukan bersama madrasah, mengacu pada Standar
Isi yang ditetapkan oleh BSNP
Rambu-rambu untuk diperhatikan dalam penyusunan muatan lokal mencakup:
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
(vi)
Konteks
Di lingkungan Pesantren
Muatan lokal
Pendalaman kitab kuning
Kepemimpinan pondok yang modern
Kewirausahaan
Kemandirian
Kebahasaan
Di lingkungan Industri
Kewirausahaan
Kepemimpinan
Tehnik Manufacturing
Di lingkungan Pertanian
Bercocok tanam
Pembibitan
Pengolahan lahan,pengairan
Pemberantasan
Pemupukan
Di lingkungan Pesisir
Di lingkungan Pengembangan
Daerah Mandiri
Kehutanan (Pelestarian)
Konservasi alam
Pertanian
Di lingkungan Perkotaan
Komputer
Internet
Elektronik
Home Industri
Bahasa asing
Di lingkungan Perkebunan
keunggulan daerah dengan keragaman budaya dan kesenian khas daerah dan kondisi Sekolahyang ada di
daerah perkotaan, maka Sekolahmenganggap perlunya memberikan muatan lokal khas. Mulok untuk MTs
X yang diberikan berupa :
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
(vi)
(vii)
(viii)
(ix)
Jurumiyah
Safinah
Amtsilati Tafsiriyah.
Bahasa Inggris
Bahasa Daerah
Agro Industri
Bahasa Arab
Keterampilan Menjahit
Mebelair dll.
Tabel 12: Contoh alokasi waktu Mulok
No.
VIII
IX
4.
Jumlah
c.
Pengembangan Diri
pendukung bimbingan konseling, kegiatan ekstra kurikuler, dan kegiatan lain dalam
bentuk kurikulum tersembunyi. Pelayanan bimbingan konseling merupakan pelayanan
bimbingan individual yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial,
belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
Rambu-rambu dalam penyusunan program Pengembangan Diri:
(i)
Pengembangan diri merupakan kegiatan di luar mata pelajaran tetapi
merupakan bagian integral dari kurikulum madrasah.
(ii)
Pemilihan pengembangan diri disesuaikan dengan kondisi dan
kemampuan madrasah
(iii)
Tujuan khusus pengembangan diri adalah untuk menunjang pendidikan
peserta didik dalam mengembangkan bakat, minat, kreativitas,
kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan kehidupan
beragama, kemampuan sosial, kemampuan belajar, wawasan dan
perencanaan karir, kemampuan memecahkan masalah, dan kemandirian.
(iv)
Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram diikuti siswa sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Yang termasuk kegiatan
terprogram adalah pelayanan konseling dan ekstrakurikuler
(v)
Kegiatan tidak terprogram dilakukan langsung oleh pendidik yang diikuti
oleh semua siswa
(vi)
Pemilihan pengembangan diri oleh Sekolahditentukan berdasarkan bakat
dan minat siswa. Penyebaran angket bisa dilakukan untuk mengethui
bakat dan minat siswa.
(vii)
Mekanisme pelaksanaan pengembangan diri
dapat dilakukan di
lingkungan Sekolahmaupun di luar lingkungan madrasah.
(viii) Bentuk penyelenggaraan pengembangan diri terprogram dilaksanakan
dengan perecanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi
kebutuhan individual, kelompok, maupun klasikal.
(ix)
Alokasi waktu pengembangan diri setara dengan 2 jam pelajaran
(x)
Penilaian pengembangan diri dilakukan secara observasi dan bentuk
penilaiannya kualitatif deskriptif. Penilai pengembangn diri dlakukan oleh
pembimbing di bawah koordinasi konselor
(xi)
Pada KTSP dokumen I ditulis jenis-jenis pengembangan diri yang
dilaksanakan dan pada lampiran secara lengkap ditulis program
pengembangan diri ( jenis,tujuan dan pelaksanaannya).
Dalam program pengembangan diri yang diwujudkan dalam kegiatan ekstra
kurikuler berfungsi untuk:
(i)
Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai
dengan potensi, bakat dan minat mereka.
(ii)
Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan
kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
(iii)
Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan
suasana rileks, menggembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik
yang menunjang proses perkembangan.
(iv)
Persiapan karir, yaitu untuk mengembangkan kesiapan karir peserta
didik.
Kegiatan Ekstra Kurikuler dikembangkan dengan berdasarkan prinsip-prinsip:
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
(vi)
(i)
(ii)
(iii)
Pengembangan Diri
Muhaddatsah
English Conversation
Seni nasyid
Pramuka
Kaligrafi
Layanan konseling
Olah Raga Prestasi
Pendidikan Teknologi Dasar
Tahfidz Quran dan Hadist
Jam Pelajaran
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Keterangan :
Alokasi per jam pelajaran adalah 40 menit
Semua siswa wajib mengikuti kegiatan layanan konseling
Kegiatan ekstra wajib meliputi: Muhaddatsah, English Conversation, Pramuka, Tahfidz
Quran dan Hadits
Kegiatan ekstra kurikuler pilihan adalah jenis pengembangan diri yang lain.
Khusus untuk siswa kelas IX, diwajibkan mengikuti semua program ekstra kurkuler wajib
kecuali Pramuka.
Kegiatan pengembangan diri dibina oleh praktisi Sekolahyang kompeten
dibidangnya.
Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif,
serta perlu diberi keterangan untuk para siswa yang memiliki kemampuan,
prestasi, dan predikat yang telah di capai.
Kegiatan Pengembangan Diri dilaksanakan di dalam dan di luar jam
pembelajaran (ekstrakurikuler). Kegiatan ini dibina oleh guru, praktisi, atau alumni yang
memiliki kualifikasi yang baik berdasarkan Surat Keputusan Kepala Madrasah. Alokasi
waktu di dalam jam pembelajaran (intra kurikuler) sebanyak 2 jam pelajaran (ekuivalen 2
x 40 menit), yang pelaksanaannya dapat digabung dalam satu hari, misalnya pada hari
Kamis dengan menyelenggarakan Creative Day.
Kegiatan pengembangan diri dinilai dan dilaporkan secara berkala kepada
madrasah, Komite Madrasah, orang tua dalam bentuk huruf untuk menggambarkan
tingkat ketercapaian, dengan menggunakan pedoman kategorisasi sebagai berikut.
Tabel 13: Kategori penilian hasil belajar Pengembangan Diri
Kategori Nilai
A
B
C
D
Keterangan
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
Kelas
1
2
3
Jumlah Jam
pmbljrn/minggu
44
44
44
Minggu
Efektif/tahun
(jam pmbljran)
32
34
36
Waktu
Pmbljran/Thn
1408
1496
1584
MTs-PSA
AlAzhariyyah
Kelas
VII
d.
Satuan Jam
Pemb.
Tatapmuka
(Menit)
40
Jumlah Jam
pembelajaran
perminggu
47
Minggu
Efektif per
tahun
pelajaran
41
Waktu
Pembelajaran
pertahun
Jumlah jam
pertahun @
60 Menit
1927 Jam
Pembljrn(77.080
Menit)
1.178
Sedangkan contoh penulisan Pendidikan Kecakapan Hidup dalam KTSP dapat dilihat
pada Box 6.
Box 5: Rincian Kecapakan Hidup yang dapat dintergrasikan ke dalam Mata Pelajaran
Pendidikan Kecakapan Hidup
Strategi :
Mengintegrasikan aspek kecakapan hidup berikut ke dalam seluruh mata pelajaran
Pendidikan kecakapan hidup meliputi :
Kecakapan Personal
Berfikir Kritis
Berfikir Logis
Komitmen
Mandiri
Percaya Diri
Tanggung Jawab
Menghargai dan
Menilai Diri
Menggali dan
Mengolah Informasi
Mengambil
Keputusan
Disiplin
Membudayakan
hidup sehat
Kecakapan Sosial
Bekerja sama
Mengendalikan emosi
Interaksi dalam
kelompok
Mengelola konflik
Berpartisipasi
Membudayakan sikap
sportif
Mendengar
Berbicara
Membaca
Kecakapan
menuliskan
pendapat/gagasan
Bekerjasama dengan
teman sekerja
Kecakapan memimpin
Kecakapan Akademik
Menguasai
pengetahuan
Bersikap Ilmiah
Berfikir strategis
Berkomunikasi Ilmiah
Merancang penelitian
ilmiah
Melaksanakan
penelitian
Menggunakan teknologi
Bersikap kritis rasional
e.
f.
g.
Kalender Pendidikan
(vi)
(vii)
6.
BAB V Kriteria
1. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar adalah tingkat ketercapaian kompetensi setelah
peserta didik mengikuti kegiatan pembelajaran yang diukur dengan
menggunakan kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria
ketuntasan minimal yang harus dicapai siswa pada setiap mata pelajaran.
Menyusun KKM
Panduan dalam menyusun KKM adalah sebagai berikut.
(i)
KKM ditentukan oleh kesepakatan guru mata pelajaran berdasarkan hasil
analisis SWOT tentang kondisi siswa dan kondisi daya dukung madrasah.
(ii)
Nilai ketuntasan maksimal adalah 100
(iii)
KKM dapat ditentukan di bawah 75% tetapi perlu terus dinaikkan dari
waktu ke waktu.
(iv)
Jika siswa tidak tuntas perlu diberi layanan remedial sedangkan yang
sudah tuntas diberi pengayaan.
(v)
Kegiatan remedial adalah kgiatan pembelajaran yang diberikan untuk
membantu siswa yang belum mencapai KKM yng ditetapkan.
(vi)
(vii)
(viii)
Remedial dilaksanakan setiap saat baik pada jam efektif maupun jam
tidak efektif. Penilaian kegiatan remedial dapat melalui tes maupun
penugasan.
Nilai KKM dinyatakan dalam bilangan bulat 0 -100
Nilai KKM harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar Siswa
(LHBS)
Komponen
1.
Kompleksitas
2.
Daya dukung
3.
Katergori
penilaian
Tinggi
Sedang
Rendah
Rentang kasar
Rentang halus
1
2
3
50 60
61 80
81 - 100
Tinggi
Sedang
Rendah
3
2
1
81 - 100
61 80
50 - 60
Tinggi
Sedang
Rendah
3
2
1
81 - 100
61 80
50 - 60
pembelajaran matematika sedang berarti nilainya 2; dan intake dari nilai rata-rata
siswa sedang berarti nilainya 2. Karena maksimum skor rentang kasar adalah 3+3+3
= 9, maka nilai KKM matematika (berdasarkan rentang kasar) adalah (1+2+2) : 9 x 100 =
55,6.
Sementara itu apabila menggunakan nilai rentang halus untuk kompleksitas 5060, daya dukung 61-80, dan tingkat kemampuan 61-80, maka rentang KKM untuk mata
pelajaran matematika menjadi: (50 + 61 + 61)/3 = 57,33 KKM (60+80+80)/3 = 73,3.
Contoh lain, jika KD di dalam mata pelajaran memiliki kriteria : kompleksitas
tinggi, daya dukung tinggi dan intake siswa sedang, maka nilai KKM dari KD tersebut
adalah: (1 + 3 + 2) : 9 x 100 = 66,7.
Apabila kesulitan dalam menentukan kriteria penilaian pada setiap komponen itu,
maka penentuan nilai tersebut dapat didiskusikan dalam forum Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP).
No.
1
Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam
a. Quran-Hadis
b. Fiqih
c. Aqidah Akhlaq
d. Sejarah Kebudayaan
Islam
e. Bahasa Arab
2.
Pendidikan
kewarganegaraan
Penguasaan konsep
Membaca dan menulis
Sikap beragama
Penguasaan konsep
Keterampilan beribadah
Sikap beragama
Penguasaan konsep
Keterapilan
Sikap beragama
Penguasaan konsep
Sikap beragama
Mendengarkan
Berbicara
Membaca
Menulis
Penguasaan konsep
Praktek
KKM
KELAS
VII
KKM
KELAS
VIII
KKM
KELAS
IX
70
70
75
70
70
70
70
70
75
70
70
75
65
70
70
70
70
70
3.
4.
5.
Bahasa Inggris
Matematika
6.
7.
Pengetahuan Sosial
8.
Kesenian
9.
Pendidikan Jasmani
10.
Keterampilan (TIK)
11.
Mulok : Aswaja
12.
Mendengarkan
Berbicara
Membaca
Menulis
Mendengarkan
Berbicara
Membaca
Menulis
Bilangan
Aljabar
Geometri dan pengukuran
Peluang dan statistik
Penguasaan konsep
Keterampilan Sains
Penguasaan konsep
Keterampilan sosial
Apresiasi
Kreasi
Permainan dan Olahraga
Pengembangn
Uji diri dan senam
Pilihan
Pengetahuan
Praktik
Mendengarkan
Berbicara
Membaca
Menulis
Penguasaan konsep
Keterapilan
Sikap beragama
65
70
70
62
63
65
62
63
64
65
68
70
65
68
70
70
70
75
70
73
75
70
70
75
65
70
70
70
Pengembangan diri
a. BTQ
70
b. Konseling
70
70
70
70
70
70
70
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
:
Semester
KKM
Ganjil
Genap
Rata-Rata
70
70
70
(iv)
KKM
Ganjil
Genap
Rata-Rata
70
70
70
(v)
Semester
Penentuan kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus
dari satuan pendidikan pada satuan pendidikan dasar dan menengah setelah :
o
o
o
NK
= Nilai rata-rata kelulusan
A
= Rata-rata nilai rapor semester 1 sampai IV
B
=Rata-rata nilai ujian tingkat Madrasah
C
= Rata rata nilai ujian nasional
Predikat kelulusan berdasarkan kategori sebagai berikut.
NK Lebih besar atau sama dengan 8,5 : Sangat baik
NK Lebih besar atau sama dengan 7,5 dan kurang dari 8,5 : Baik
NK Kurang dari 7,5 : Cukup
3. Ketentuan Mutasi
Ketentuan mutasi memuat aturan-aturan yang berkaitan dengan tatacara dan
syarat untuk bisa menerima murid pindahan serta layanan yang perlu diberikan
kepada siswa yang akan pendah ke Sekolahlain.
7.
BAB IV
PENYUSUNAN SILABUS DAN RPP
a. Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar,
kegiatan pembelajaran, materi pokok/pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,,
penilaian, sumber, dan alokasi waktu belajar. Di Indonesia, silabus merupakan
pengaturan dan penjabaran seluruh kompetensi dasar suatu mata pelajaran sehingga
relevan dengan konteks madrasahnya dan siap digunakan sebagai panduan
pembelajaran setiap mata pelajaran. Standar Isi merupakan standar minimal yang berisi
Standar Kompetensi dan kompetensi dasar. Silabus berisi standar kompetensi dan
kompetensi dasar,
kegiatan pembelajaran, materi pokok/pembelajaran indikator
pencapaian kompetensi, penilaian, sumber, dan alokasi waktu belajar.
Silabus berisikan komponen pokok yang dapat menjawab permasalahan (a)
kompetensi apa yang akan dikembangkan pada siswa (terkait dengan tujuan dan
materi yang akan diajarkan), (b) cara mengembangkannya (terkait dengan metode
dan alat yang akan digunakan dalam pembelajaran), dan (c) cara mengetahui bahwa
kompetensi itu sudah dicapai oleh siswa (terkait dengan cara mengevaluasi terhadap
penguasaan materi yang telah diajarkan).
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam menyusun silabus, yaitu:
(i)
konsisten, yaitu adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas)
antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, kegiatan belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian.
(ii)
memadai, yaitu cakupan indikator, materi pokok, kegiatan belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian
kompetensi dasar.
(iii)
ilmiah, yaitu keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan
dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggung-jawabkan secara
keilmuan.
(iv)
relevan, yaitu cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan
penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan
fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
(v)
sistematis, yaitu komponen-komponen silabus saling berhubungan
secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
(vi)
aktual dan kontekstual, yaitu cakupan indikator, materi pokok, kegiatan
belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan
perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata,
dan peristiwa yang terjadi.
(vii)
fleksibel, yaitu keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi
keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang
terjadi di Sekolahdan tuntutan masyarakat. Pemilihan media, bahan ajar,
dan kegiatan pembelajaran dapat mengakomodasi
(viii) menyeluruh, yaitu komponen silabus mencakup keseluruhan ranah
kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor)
i. Mengkaji
Silabus
Kompetensi
Dasar
Jabaran kompetensi
Pemahaman
Penerapan
Konsep
Alokasi Waktu
Keterangan :
Jabaran pemahaman konsep diisi ruang lingkup konsep yang diperlukan untuk mencapai
suatu Kompetensi Dasar
Jabaran penerapan diisi keterampilan dan penerapan perilaku yang perlu dilatihkan untuk
mencapai suatu Kompetensi Dasar
Alokasi waktu diisi sesuai dengan waktu yang dibutuhkan setelah mempertimbangkan
cakupan isi dan keterampilan yang harus dilatihkan dari suatu Kompetensi Dasar
Alokasi
Waktu
Kompetensi Dasar
Pemahaman
konsep
Penerapan
Konsep
Kinerja Ilmiah
Kompetensi
Dasar
Karakteristik Keterampilan
Aspek kebahasaan
Karakteristik keterampilan diisi dengan fokus keterampilan yang termuat dalam KD.
Misalnya, termasuk membaca pemahaman, membaca bersuara, mendengar, berbicara,
atau menulis. Dalam mata pelajaran Bahasa Inggris juga bisa ditambahkan jenis teks yang
terkandung dalam KD.
8. Menentukan
sumber belajar
7. Menentukan
penilaian
(tes/non-tes)
9. Menentukan
alokasi waktu
2. Pendalaman
SK/ KD dan pemetaan
Langkah
langkah
Penyusunan
Silabus
3. Menentukan
kompetensi dasar
6. Merumuskan
indikator
5. Mengembangkan
kegiatan
pembelajaran
4. Identifikasi materi
/bahan ajar
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
Semua KD dalam Standar Isi sebagai standar minimal harus tercakup pada
pemetaan. Guru boleh menambahkan KD sebagai pengetahuan prasarat jika
menganggap kondisi siswa masih memerlukan pengetahuan prasarat untuk
mencapai kompetensi dasar tertentu.
Memetakan dengan tujuan memudahkan siswa untuk mencapai KD dan
kebermaknaan penyajian KD dengan konteks siswa
Mengaitkan atau mendekatkan KD yang mempunyai hubungan fungsional
Pemetaan mempertimbangkan kondisi siswa dan kondisi prasarana madrasah
Apabila urutan KD yang terdapat dalam standar isi sudah dikaji dan dianalisis
ternyata sudah sesuai urutannya dengan kondisi siswa dan kondisi madrasah,
guru dapat menggunakan urutan yang terdapat pada Standar Isi
(i)
(ii)
(iii)
Pemetaan berdasarkan
pengaturan hirarkhi/ jenjang tingkat kesulitan
kompetensi dasar. Pemetaan dilakukan dengan cara mengatur kembali urutan
kompetensi dasar dalam Standar Isi dengan cara mendahulukan kompetensi
dasar yang menjadi prasarat bagi kompetensi dasar berikutnya. Dari hasil
pendalaman kompetensi dasar yang telah dilakukan penyusun silabus mengatur
kembali urutan kompetensi dasar berdasarkan hirarkhi. Di sini penyusun silabus
juga dapat menambahkan kompetensi prasarat yang belum ada pada Standar Isi
tetapi diperlukan bagi peserta didik.
Pemetaan berdasarkan Kevariasian dan Keterkaitan. Dengan cara ini pemetaan
dilakukan dengan cara memvariasikan dan mengaitkan berbagai keterampilan
yang masih terpisah-pisah dalam Standar Isi. Misalnya, dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia dilakukan pemetaan dengan membuat unit-unit yang berisi
variasi keempat keterampilan
(membaca, menulis, mendengarkan, dan
berbicara baik sastra maupun nonsastra) dengan memperhatikan
keterpaduannya. Pada Standar Isi kometensi-kompetensi tersebut masih
terpisah-pisah berdasarkan klasifikasi keempat keterampilan berbahasa/
bersastra. Pemetaan bisa menggunakan format seperti pada box 13.
Pemetaan berdasarkan kepaduan Standar Kompetensi. Pemetaan dengan cara
ini dilakukan dengan cara memadukan Standar Kompetensi yang bervariasi dan
kompetensi dasar yang terkait. Pemetaan jenis ini berkaitan dengan pemetaan
IPS terpadu dan IPA terpadu. Pemetaan bisa dilakukan dengan mengaitkan KD
Ekonomi, Geografi, Sejarah, dan Sosiologi yang berkaitan. Pemetaan juga
dapat dilakukan dengan cara membuat unit-unit silabus yang berisi
KD
Ekonomi, Geografi, Sejarah, dan Sosiologi. Pemetaan bisa diberi tema atau
tanpa tema. Demikian juga pemetaan IPA terpadu bisa dilakukan dengan
mengaitkan antara KD Biologi, Fisika, dan Kimia yang terkait.
(iv)
Alokasi
Waktu
Aspek
kebahasaan
Keterampilan
Mende
ngarkan
BerbiCara
MemBaca
Menu
Lis
Komptensi
dasar
Materi pokok
Kegiatan
pembelajaran
Indikator
Penilaian
Sumber
Belajar
Alokasi
Waktu
Ditetapkannya format urutan penyusunan silabus seperti box 13, didasari oleh alasan
logis bahwa rumusan setiap KD adalah kata kerja dan obyek. Obyek KD dijadikan bahan untuk
mengembangkan materi pokok, karena itu materi pokok ditampilkan pada kolom kedua. Kata
kerja digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran, karena itu
kegiatan pembelajaran ditampilkan pada kolom ketiga. Selanjutnya untuk mengetahui apakah
kegiatan pembelajaran sudah berhasil atau belum, terutama dalam menuntaskan KD, maka
perlu dirumuskan indikator pencapaian KD. Untuk mengukur ketercapaian indikator, diperlukan
instrumen penilaian, karena itu kolom berikutnya adalah penilaian. Berikutnya, untuk menunjang
keberhasilan pembelajaran, diperlukan sumber/media belajar dan untuk menuntaskan satu KD
diperlukan berapa lama, karena itu kolom berikutnya adalah sumber belajar dan alokasi waktu.
(iii)
pengetahuan
seperti fakta, definisi, prinsip-prinsip, konsep, generalisasi,
penjelasan dan sebagainya.
proses atau keahlian yang berkaitan dengan prosedur dan prinsip dasar
pengetahuan seperti membaca, menulis, menghitung, bicara, berpikir kritis,
memanfaatkan peralatan, pengambilan keputusan, pemetaan, penulisan laporan,
mencari informasi, berolahraga, menari, dan masih banyak lagi.
nilai dan sikap yang berhubungan dengan apa yang tengah dipelajari
seperti keyakinan tentang hal yang baik dan buruk, cantik atau jelek, nilai pribadi
dan sikap terhadap sesama.
Pada saat memilih muatan mana yang akan dimasukkan dalam silabus, sebagian besar
penulis cenderung untuk lebih menyukai pendekatan pengetahuan untuk memilih materi yang
artinya bahwa mereka berkonsentrasi pada pengumpulan pengetahuan, keahlian dan nilai dari
mata pelajaran tersebut secara bertahap, sedangkan penulis yang lain lebih menyukai
pendekatan proses yang berarti bahwa mereka percaya bahwa yang terpenting adalah
kemampuan untuk memperoleh dan memproses pengetahuanmereka menyatakan bahwa
guru tidak akan pernah bisa mengetahui semua pengetahuan yang ada dan yang dipelajari
guru pelajari hari ini tak lama lagi bisa menjadi tidak relevan.
Ketika akan menulis silabus, kita akan merinci beberapa kriteria yang perlu
dipertimbangkan ketika menentukan materi /isi apa yang akan dimasukkan. Sebelum bergerak
menuju ke tahap berikutnya, kita harus mengingatkan bahwa banyak kurikulum dan silabus
telah menjadi terlalu sarat beban. Seringkali materi terlalu banyak yang kan dimasukkan dalam
silabus. Penulis silabus hendaknya menyadari dan hanya memasukkan apa yang sesuai
dengan dengan kompetensi yang akan dicapai dan paling layak untuk para siswa dalam tahap
perkembangannya tersebut. Prinsip pemilihan materi pokok duraikan berikut.
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
Kompetensi dasar
Materi pokok
Kegiatan pembelajaran
Agar para siswa menjadi pelajar yang lebih baik, para guru membutuhkan bekal
pengetahuan tentang:
(i)
(ii)
(iii)
bagaimana para siswa belajar [beberapa diantara siswa mampu berpikir secara
verbal dengan lebih baik dan lainnya lebih suka menggunakan gambar,
beberapa orang siswa belajar lebih baik dengan melakukan sesuatu, yang lain
dengan menonon, meraba dan merasakan atau dengan berpikir, dan
sebagainya.
berbagai strategi belajar seperti interaktif, kelompok kecil dan pengajaran
dengan penelitian/ investigasi.
metode pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Selain itu, ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut.
(i)
Kegiatan pembelajaran disusun berpusat pada siswa. Hal ini sesuai dengan
prinsip pelaksanaan kurikulum yang memusatkan kegiatan pembelajaran kepada
siswa.
(ii)
Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan
oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
(iii)
Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep
materi pembelajaran.
(iv)
Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua
unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu
kegiatan siswa dan materi.
Contoh rumusan kegiatan pembelajaran yang benar
Mendiskusikan contoh karya ilmiah dari segi isinya.
daftar kata kerja operasional untuk
Di bawah ini dicontohkan (sebagian)
merumuskan kegiatan pembelajaran/ pengalaman belajar.
Tabel 22: Kata Kerja Operasional Kegiatan Pembelajaran/ Pengalaman Belajar
Kata Kerja Operasional kegiatan pembelajaran/ Pengalaman Belajar
Membaca bermakna
Mengubah syair
Bernyanyi
Bermain peran
Berpidato
Menulis prosa, puisi, pantun,
gurindan
Berdiskusi
Menyimak dalam menangkap
gagasan pokok
Mengisi teka-teki
Mengajukan pertanyaan penelitian
Menjawab dengan alasan logis
Mengomentari
Mengamati persamaan dan
perbedaan untuk mencari ciri benda/
konsep
Membuat rangkuman
Demonstrasi hasil temuan
Mencari pemecahan soal Mipa
Membuat soal ceritera (media kreatifitas)
Merencanakan dan melakukan percobaan/penelitian
Mengoperasikan komputer
Mengelompokkan/mengidentifikasi
Mengumpulkan dan negoleksi benda sesuai karakteristiknya
Meramal
Membuat grafik/diagram/charta, jurnal
Membuat alat
Praktik ibadah/menjadi habib, pendeta
Mengukur besaran fisika
Mendengar dengan seksama
Bercerita
Di bawah ini dicontohkan (sebagian) kata kerja operasional untuk merumuskan indikator.
Tabel 23: Rumusan Indikastor
Pengetahuan
Keterampilan
Perilaku
Beriman
dan bertaqwa
Menarik kesimpulan
dari suatu masalah
dari suatu
Ketelitian
pengamatan
Keterampilan mengolah data
peristiwaMenghitung
Menginformasikan
masalah
Keterampilan menyajikan data
nilai dari suatu
laporan kerja
Kejujuran empati
besaran
Keterampilan manajemen keuangan
Toleransi
Menemukan rumus
Sikap ingin tahu
Menentukan untung / rugi
berdasarkan suatu
Keterampilan berdebat positif disertai
Sikap terbuka
data
sikap ilmiah
Kerja keras
Mengambil
Keterampilan membaca buku atau
Berfikir kritis
kesimpulan
berita media
Berani mengambil resiko
Menghitung nilai dari
Keterampilan mendengar
Memiliki keuletan berpikir / bertindak
suatu konsep
Keterampilan membaca gambar,
Memiliki ide/karya/kreasi
Membaca diagram
diagram, grafik
Mampu bekerja sama, suka bertanya
Menganalisis
Keterampilan membaca pesan
Menampilkan disiplin diri dan loyal
kegiatan
Mengidentifikasi masalah
Aktif, kreatif, inovatif, proaktif, percaya diri
Mendefinisikan suatu
Merancang percobaan, merancang
konsep
suatu alat
Membuat gambar, diagram, grafik
(ii)
Guru perlu memutuskan cara yang paling tepat untuk mengukur kompetensi dan
indikator yang sebenarnya untuk menunjukkan bahwa apa yang diharapkan telah berhasil
dicapai. Dalam penulisan silabus yang berhubungan dengan pengukuran kompetensi siswa,
terdapat dua prinsip penting yang harus dipertimbangkan oleh penyusun silabus.
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
(vi)
(vii)
(viii)
(ix)
(x)
(xi)
Pastikan bahwa materi disusun dengan urutan yang masuk akal, tergantung dari
karakteristik mata pelajaran, seperti :
Merancang konsep dari yang lebih mudah ke yang lebih sulit dalam
langkah-langkah sederhana
Dari topik yang menjadi prasyarat menuju topik yang ahli/mahir
(advanced)
Dari konsep yang umum ke yang khusus
Dari contoh/kasus personal/individu ke konsep umum
(xii)
(xiii)
(xiv)
Indikator ketercapaian KD harus dinyatakan dengan jelas, apa yang telah dicapai
siswa sebagai bukti bahwa siswa telah menguasai suatu kompetensi dasar.
Indikator berkaitan erat dengan penilaian karena indikator tersebut akan diukur
diharapkan bisa dilakukan setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran.
Perjelas keterkaitan antara KD materi pokok kegiatan pembelajaran
indikator. Bahwa materi pokok adalah apa yang harus dipelajari oleh siswa
supaya bisa mencapai kompetensi yang ditetapkan. Kegiatan pembelajaran
menggambarkan apa yang seharusnya terjadi di kelas dan indikator merujuk
pada apa yang harus dicapai.
Sediakan alat pengukuran penilaian yang bervariasi, agar dapat mengukur
potensi dan kemampuan siswa secara komprehensif. Penilaian yang bervariasi
juga dapat menghasilkan data kemampuan siswa secara utuh (dari berbagai
aspek, sesuai bidang studi).
(xv)
Pastikan bahwa alat penilaian untuk kegiatan pembelajaran adalah sesuai dan
realistis untuk dapat dilakukan.
(xvi)
Pilihlah sumber belajar yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai dan
materi yang akan dipelajari. Sumber belajar dapat berupa: buku cetak/wajib (text
books), peta, peralatan, pembicara tamu, masyarakat lokal, kaset, radio, dan TV
merupakan sumber-sumber yang memungkinkan. Dalam menuliskan sumber
belajar harus jelas dan eksplisit. Misalnya, kalau mencantumkan buku cetak
sebagai sumber belajar, maka harus jelas judul buku, penulis, penerbit, dan
tahun terbitnya.
(i)
dapat
dilakukan
dengan
2.
Aspek
Penilaian
Ketepatan
dan
keajegan
SK/ KD
Kegiatan
Pembelajar
an
:: ........................................
: ........................................
Deskriptor
3.
4.
Keakuratan
Materi
Pembelajar
an
Indikator
5.
Penilaian
6.
Sumber
Belajar
Komentar
SK dan KD
SILABUS
RPP
(ii)
(iii)
1. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan diarahkan, antara lain untuk memberikan: (1)
pemanasan berpikir, (2) apersepsi, dan (3) motivasi. Pemanasan
berpikir
digunakan untuk menumbuhkan terjadinya disequlibrasi,
sedemikian hingga proses adaptasi (asimilasi dan akomodasi) mudah
berlangsung. Dengan pemanasan berpikir juga dapat
meningkatkan
kesiapan siswa untuk belajar. Beberapa kegiatan pemanasan berpikir,
antara lain: memberikan pertanyaan menantang yang terkait dengan
pelajaran yang akan berlangsung. Pertanyaan menantang tidak harus
langsung dijawab di awal, jawaban bisa diberikan ketika kegiatan inti akan
selesai.
Apersepsi digunakan untuk mendorong terjadinya proses pembelajaran
bermakna. Dalam hal ini, pembelajaran akan menjadi bermakna apabila
materi yang akan dipelajari terkait dengan pengetahuan yang sudah
dimiliki oleh anak. Sehingga terjadi kesinambungan yang kuat dalam proses
berpikir. Sebaliknya, apabila materi yang diberikan dalam proses
pembelajaran lepas (tidak terkait dengan struktur pengetahuan yang
diberikan), maka konstruksi pengetahuan yang terjadi akan sangat lemah.
Karena itu apersepsi sangat penting dalam proses pembelajaran. Kegiatan
apersepsi diarahkan untuk mengetahui struktur pengetahuan yang sudah
dimiliki oleh anak. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan beberapa
pertanyaan yang mengarah pada penguasaan materi prasyarat. Dengan
mengetahui struktur pengetahuan awal siswa, maka dapat ditentukan
kesiapan siswa, sehingga guru dapat menentukan harus dimulai dari
materi apa.
Memberikan motivasi kepada siswa merupakan bagian penting dalam
proses pembelajaran. Dengan adanya motivasi, siswa akan cenderung
(iv)
Mengembangkan materi
Mengembangkan materi dalam RPP ditempuh melalui
Menjabarkan materi pokok pada silabus secara lebih rinci (operasional)
Dalam materi pokok dituliskan point-point pokoknya saja
Disesuaikan dengan dengan karakteristik daerah;
Disesuaikan dengan aktualitas dan tingkat perkembangan fisik,
intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
Kebermanfaatan bagi peserta didik;
Struktur keilmuan;
Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan;
alokasi waktu
(v)
(vi)
Melengkapi RPP dengan alat operasional lain yang dirujuk pada kegiatan
pembelajaran
Cermati kegiatan pembelajaran pada RPP dan kembangkan alat/ media/ bahan
yang diperlukan untuk mendukung operasional RPP. Misalnya, LKS untuk
mendukung percobaan, kegiatan membaca, CD yang yang harus diamati, contoh
surat yang harus diamati, bahan yang harus didiskusikan, panduan pertanyaan
untuk menggali informasi/ merangsang pertanyaan siswa, dan sebagainya
(vii)
: ......................................................................................................
: ......................................................................................................
: ......................................................................................................
: ......................................................................................................
: ......................................................................................................
I. Indikator
: ......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
II. Tujuan pembelajaran : ......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
III. Materi pembelajaran : ......................................................................................................
......................................................................................................
IV. Metode pembelajaran: ......................................................................................................
......................................................................................................
V. Langkah-langkah pembelajaran
1. Kegiatan awal:
...........................................................................................
...........................................................................................
2. Kegiatan inti:
...........................................................................................
...........................................................................................
3. Kegiatan akhir:
...........................................................................................
...........................................................................................
metode
waktu
.............
.............
..........
..........
.............
.............
..........
..........
.............
.............
..........
..........
: ....................................................................................................................
(ii)
Ada siswa yang belajar dengan cara melakukan, ada yang dengan melihat, ada
juga yang dengan merasa, yang lainnya mungkin dengan berpikir. Meskipun
seorang siswa mungkin menggunakan keempat metode ini dalam belajar, pasti
ada satu ang mereka lebih sukai. Bagaimana dengan Guru, metode apa yang
lebih disukai Guru
Berikut adalah sejumlah cara lain untuk melihat preferensi belajar. Ada yang
lebih suka dengan cara verbal (verbaliser) sementara lainnya lebih suka dengan
melihat (imager). Ada yang suka memproses informasi sebagai keseluruhan
(wholist). Sementara yang lainnya lebih suka memproses suatu informasi
sebagai bagian-bagian (analytick). Sekali lagi, kita menggunakan berbagai
metode ini dalam belajar, tetapi kita pasti punya semacam kesukaan terhadap 1
metode. Metode mana yang lebih disukai Guru
Banyak riset yang dilakukan untuk mengetahui cara-cara orang belajar. Berdasarkan
penelitian-penelitian ini, para ahli pendidikan telah mengembangkan sejumlah teori mengenai
cara-cara orang belajar yang dari situ kemudian strategi pengajaranpun disesuaikan untuk tiap
gaya belajar yang berbeda. Intinya adalah tidak ada satupun strategi pengajaran/pembelajaran
yang cocok untuk semua siswa. Untuk itu, para guru harus menggunakan banyak strategi
pengajaran/pembelajaran jika mereka ingin para siswa mendapatkan kesempatan belajar yang
maksimal.
Bagaimana mungkin pembelajaran akan efektif jika banyak guru hanya menggunakan
metode ceramah sementara lebih dari 70% siswanya tidak menyukai cara itu. Bagaimana
pengalaman Guru di Indonesia? Untuk menambah pengetahuan Guru mengenai konsep ini,
gambar 03 dan 04 dibawah memperjelas informasi yang tadi didiskusikan di butir (a )dan (b)
untuk mengembangkan suatu konsep yang menggambarkan satu dari sekian banyak cara
dalam hal gaya belajar yang berbeda. Diagram itu juga mendeskripsikan tiap gaya pembelajar.
Diagram 2 menggunakan informasi pada diagram 1 untuk mendeskripsikan gaya belajar yang
cocok untuk setiap jenis pembelajar. Meskipun Guru kurang kenal dengan hal ini, tidak ada
salahnya kita mempelajari hal ini untuk kemudian dicobakan dalam pengajaran Guru. Mudahmudahan hal ini bisa memotivasi Guru untuk selalu mencoba berbagai strategi pengajaran,
pembelajaran yang lain untuk membantu siswa belajar.
yang
dapat
digunakan
dan
(i)
Diskusi terbuka: Ajukan pertanyaan pada seluruh siswa atau kelompok. Untuk
menghindari pemborosan waktu, guru dapat menyatakan sebelumnya bahwa
hanya meminta 4 atau 5 siswa untuk mengajukan pendapat dengan
mengacungkan tangan.
(ii)
Kartu respon: Guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan pada kartu atau
potongan kertas dengan tidak menuliskan nama atau identitas lain.
(iii)
Poling: Guru melakukan survey singkat untuk memperoleh data secara cepat.
Hal ini dapat dilakukan dengan survey verbal misalnya dengan meminta siswa
mengangkat tangan atau mengangkat kartu jawaban
(iv)
Diskusi kelompok: Guru meminta siswa berkelompok dengan anggota tiga atau
lebih untuk berbagi informasi, mendiskusikan
(v)
(vi)
(vii)
(viii)
KONKRET
Pembelajar Dinamis
Pembelajar Inovatif
MELAKUKAN
MELIHAT
Pembelajar Logis
Pembelajar
Analitis
ABSTRAK
Gambar 03: Gaya belajar
KONKRET
4. Intuitif/Menyeluruh
Pembelajaran yang
bersifat penemuan
1. Arti Sosial/Pribadi
Tanya Jawab
Belajar Kelompok
Diskusi
MELAKUKAN
MELIHAT
3. Pengalaman Indera
Proyek Mandiri
Coaching/Fasilitator
Simulasi
2. Bersifat informasi/fakta
Ceramah
Sesi Berpikir
ABSTRAK
Gambar 04: Gaya Pengajaran yang cocok
(ix)
(vi)
(vii)
Guru membuat kaitan dengan cara bertanya jawab tentang apa yang telah
dipelajari dan hubungannya dengan apa yang akan dipelajari
Mengaitkan apa yang akan dipelajari dengan peristiwa di sekitar/ yang dialami
siswa
Menunjukkan peristiwa aktual dan bertanya jawab kaitannya dengan apa yang
akan dipelajari
Melakukan gerakan atau bernyanyi yang sesuai dengan apa yang akan dipelajari
Cerita atau visualisasi yang menarik: Guru menyediakan cerita fiksi, gambar,
grafik atau alat visual lain yang relevan untuk menarik perhatian siswa terhadap
apa yang akan dipelajari.
Permasalahan: Guru mengajukan permasalahan yang terkait dengan pelajaran
yang akan disampaikan
Pertanyaan: Guru mengajukan pertanyaan pada siswa sehingga mereka
termotivasi untuk mengikuti pelajaran
(ii)
(iii)
(iv)
Mengamati contoh dan ilustrasi: Guru menyediakan contoh dan ilustarsi dalam
kehidupan sehari-hari yang terkait dengan pelajaran. Guru juga dapat membuat
perbandingan antara materi pelajaran dengan pengalaman siswa.
Melakukan demonstrasi dengan alat peraga tertentu. Guru menggunakan alat
peraga untuk mendemostrasikan suatu peristiwa/ konsep/ cara kerja ketika
menjelaskan sesuatu. Misalnya ketika menjelaskan warna-warna dalam pelangi
guru dapat menggunakan gelas yang berisi air untuk percobaan pelangi. Siswa
mendiskusikan demonstrasi yang dilakukan guru dipandu pertanyaanpertanyaan yang relevan
Melibatkan siswa dalam melakukan pengamatan, investigasi, wawancara
dengan nara sumber, berdiskusi, bermain, mencoba/ berlatih keterampilan
tertentu
Menantang: Hentikan pelajaran secara periodik dan ajukan pertanyaan yang
menantang pada siswa, misalnya memberikan contoh dari pelajaran yang
disampaikan atau menjawab kuis.
(i)
(ii)
(iii)
Kegiatan dalam penilaian kinerja dapat dibedakan menjadi informal dan formal. Kegiatan
informal dilakukan jika guru menilai kinerja siswa tanpa sepengetahuan siswa misalnya menilai
siswa berinteraksi dan bekerja dengan teman-temannya. Penilaian kinerja formal adala
penilaian kinerja dimana siswa mengetahui bahwa dirinya dinilai dengan melalui kegiatan yang
menunjukkan kinerjanya maupun menyelesaikan suatu proyek.
Ketiga, menentukan criteria kualitas kinerja siswa. Dalam kurikulum berbasis
kompetensi kriteria dapat kita temukan pada indikator kompetensi. Penyusunan kriteria dapat
pula dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal di bawah ini:
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
Keempat, menyusun rubrik kinerja. Penilaian kinerja tidak memiliki kriteria benar salah
melainkan ingin mengetahui derajat kesuksesan atau kualitas. Untuk itu diperlukan sebuah
rubrik yang sederhana dan jujur yang mencerminkan kriteria kinerja.
Kelima, menilai kinerja. Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam menilai kinerja
antara lain adalah:
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
terhadap belajar akan menjadi pembelajar di masa depan. Banyak studi juga menunjukkan
bahwa sikap dan minat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Fokus Penilaian Afektif
Beberapa hal yang dapat menjadi fokus penilaian afektif adalah sikap, antara lain:
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
No.
Nama Siswa
1.
Aisah
2.
Ahmad
3.
Bahruddin
4.
Burhanuddin
5.
Cut Yanit
6.
Dahlan
7.
Fatimah
8. Rubrik
Fahriyah
Ketekunan
Kesediaan
Bekerja
Sama
Kesediaan
dikritik
Keaktifan
.Tanggung
jawab
Rubrik penskoran (scoring rubric) yang sering dikenal dengan rubrik merupakan
gambaran skema penskoran yang dibuat oleh guru atau evaluator sebagai panduan dalam
menganalisis/menskor produk yang dihasilkan siswa atau proses yang dilakukan oleh siswa.
Rubrik umumnya diterapkan ketika kita harus melakukan justifikasi kualitas atau mengevaluasi
permasalahan dan aktivitas-aktivitas yang luas. Contoh sederhana rubrik adalah pedoman
penskoran yang kita buat untuk menskor hasil tes esay siswa. Tanpa adanya rubrik mungkin
penskoran kita akan bias dan dipengaruhi ole perasan sesaat kita atau dengan kata lain tidak
obyektif.
Cara Menyusun Rubrik
Tahap-tahap menyusun rubrik adalah:
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
Aspek
Penilaian
Kesesuaian SK,
KD, indikator,
dan alokasi
waktu
Deskripsi
2.
3.
Tujuan
Pembelajaran
Pengembangan
materi dan
bahan ajar
4.
Metode
Pembelajaran
5.
Langkahlangkah
Pembelajaran
6.
Sumber Belajar
7.
Penilaian
Hasil chek/
validasi
BAB V
IMPLEMENTASI KURIKULUM
f. Pengertian Implementasi Kurikulum
Secara umum implementasi kurikulum adalah kegiatan untuk melaksanakan semua
rancangan kurikulum yang telah disusun pada tahap penyusunan kurikulum. Masalah strategis
pada implementasi kurikulum di Sekolahberkaitan dengan pertanyaan bagaimana agar
kurikulum yang telah disusun dapat dilaksanakan dengan baik? Secara khusus implementasi
kurikulum akan berkaitan dengan masalah berikut.
(i)
Bagaimana agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan/ dilaksanakan secara
efektif?
(ii)
Bagaimana agar kegiatan pengembangan diri yang berupa bimbingan konseling
dapat dilaksanakan secara efektif?
(iii)
Bagaimana agar kegiatan pengembangan diri berupa ekstrakurikuler berjalan
dengan efektif?
(iv)
Dukungan apa yang perlu diintegrasikan agar implementasi kurikulum berjalan
lancar dan mencapai tujuan?
(vi)
keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis
serta jenjang pendidikan.
Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran,
muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan,
keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis
serta jenjang pendidikan.
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
(vi)
(vii)
(viii)
(ix)
misi menjadi kenyataan. Kemudian memadukan secara transparan dengan kekuatan ekstern,
yakni seluruh orang tua siswa dan masyarakat luas lainnya.
Sebelum kurikulum dilaksanakan kepala Sekolahharus mengupayakan tiap-tiap orang
tahu apa yang harus dikerjakan dan tahu apa yang terjadi dan kemana arah yang akan dituju.
Oleh karena itu, langkah awal kepala Sekolahadalah mengadakan sosialisasi KTSP yang telah
disusun dan menjelaskan arah yang akan dituju dan dukungan apa yang diharapkan dari
seluruh guru, staf, komite, orangtua, dan stakeholder yang lain. Selain itu, kepala Sekolahjuga
telah mengidentifikasi sejumlah fasilitas yang diperlukan dalam pelaksanaan dan memasukkan
pada RAPBM. Hal yang paling penting dari implementasi kurikulum adalah setiap orang tahu
apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Oleh karena itu, pada saat
menjelang tahun ajaran baru waktu implementasi kurikulum kepala Sekolahharus menentukan
deskripsi tugas yang jelas bagi semua guru, staf, dan tim pengembang kurikulumnya.
Menjelang implementasi kurikulum kepala Sekolahperlu memastikan:
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
(vi)
(vii)
(viii)
(iv)
(v)
(vi)
(vii)
(viii)
(ix)
(x)
(xi)
(xii)
(xiii)
(iii)
Peran pengawasan adalah melakukan observasi kelas, wawancara dengan siswa atau
petugas pelaksana pengembangan diri untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi dalam
pelaksanaan atau strategi yang telah ditempuh dalam pelaksanaan kurikulum. Berdasarkan
hasil observasi inilah pengawas memberikan bantuan yang diperlukan untuk memperlancar
pelaksanaan kurikulum.
Sementara itu, komite Sekolahadalah badan mandiri yang mewakili peran serta dalam
rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di
Sekolahberfungsi sebagai badan pendukung, badan pengontrol, badan mediator, dan badan
pemberi pertimbangan. Pada tahap pelaksanaan kurikulum komite harus memberikan
dukungan untuk melengkapi sarana pelaksanaan, menjadi mediator
Sekolahdengan
orangtua/masyarakat untuk membantu pelaksanaan ekstrakurikuler/pengembangan diri yang
lain, mengontrol pelaksanaan kurikulum, mencatat kendala yang muncul dan sumber-sumber
masalahnya.
Menyusun Deskripsi Tugas Yang Jelas Dan Memilih Orang Yang Tepat. Strategi
penting dalam melaksanakan kurikulum adalah menyusun deskripsi tugas.
Pemilihan orang yang tepat dengan deskripsi tugas yang jelas merupakan kunci
kesuksesan dalam pelaksanaan. Kepala Sekolahpada awal tahun ajaran baru
sudah menyusun dan mengesahkan surat keputusan yang berisi
deskripsi
tugas tiap-tiap guru, pembina konseling, dan pengampu pengembangan diri yang
lain.
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
(vi)
(vii)
(viii)
(ix)
(x)
(xii)
Pengendalian dilakukan dengan membangun komitmen akan jauh lebih baik dan efektif
dibandingkan dengan pengendalian yang dilakukan karena tekanan dari luar. Di madrasah,
pengendalian berbasis norma, nilai dan kebiasaan hubungan yang dilgurusi nilai-nilai agama
merupakan sistem yang dapat mendukung secara efektif pengendalian program-program
madrasah. Dalam setiap sistem pengendalian ada empat siklus yang harus dilalui, yaitu:
merumuskan strgurur kinerja setiap orang, mengukur kinerja, membandingkan kinerja
seseorang dengan standar yang ditetapkan dan menetapkan penyimpangannya, serta
melakukan perbaikan. Secara keseluruhan, siklus proses pengendalian tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut.
Menetap
kan standar
kinerja
Mengukur
kinerja
Membandingkan
Menetap
Penyim
pangan
Standar
kinerja
Batas
toleransi
Menetap
kan standar
kinerja
Tidak
Ya
Melanjut
kan progres
kerja
Gambar: 05
Siklus Pengendalian Yang Efektif
Kepala Sekolah
Kepala Sekolahmerupakan orang yang paling bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan proses pendidikan yang terjadi pada madrasah. Kepala
Sekolahmempunyai peranan sebagai edukator, motivator, administrator, leader,
inovator dan sebagai manajer. Peningkatan kualitas Kepala Sekolahdapat
dilakukan melalui kegiatan supervisi yang dilakukan oleh pengawas secara
periodik, Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) yang dilaksanakan oleh instansi
terkait, seminar dan lokakarya pendidikan yang dilaksanakan oleh instansi
terkait, seminar dan lokakarya pendidikan, tes manajerial dan psikotes kepala
madrasah, penilaian kinerja kepala madrasah, serta pembuatan laporan kinerja
kepala Sekolahbaik laporan bulanan, semester dan tahunan.
(ii)
Guru
Dalam sistem dan proses pendidikan manapun, guru tetap memegang peranan
penting yaitu sebagai model, perencana, pendiaognosa kesulitan belajar siswa,
pemimpin, pembimbing arah ke pusat-pusat belajar.
Untuk menjamin proses terlaksananya peranan tersebut dengan baik maka
dibutuhkan pelaksanaan pengendalian diantaranya :
Kesesuaian antara pendidikan dengan bidang studi yang diampunya,
Kesesuaian antara pendidikan dengan jenjang Sekolahtempat bertugas.
Rasio antara kebutuhan guru dengan jumlah jam mengajar
Jika terjadi kekurangan guru maka dapat diangkat guru bantu atau guru
kontrak
Meningkatkan kualitas guru dengan berbagai pelatihan dan pendidikan
lanjutan
Melakukan kunjungan kelas baik yang dilakukan oleh kepala kadrasah,
guru senior, atau oleh pengawas meliputi, perencanaan pengajaran,
pelaksanaan pengajaran dan evaluasi serta tindak lanjutnya untuk
meningkatkan kemampuan profesional guru.
(iii)
Karyawan
Unsur yang lain dalam proses kegiatan pembelajaran adalah kegiatan
administrasi, baik administras tenaga kependidikan maupun administrasi
kesiswaan. Kegiatan administrasi tersebut dilakuakan oleh karyawan yang
dikenal istilah tata usaha madrasah. Kegiatan pengendalian yang dapat
dilakukan antara lain :
Mempertimbangkan jenjang pendidikan
Pembagian tugas
Status (pegawai tetap/tidak tetap)
Administrasi ketenagaan
Keseimbangan jumlah pegawai dengan rombongan belajar
(iv)
Komite Madrasah
Komite Sekolahadalah badan mandiri yang mewakili peran serta dalam rangka
meningkatkan mutu, pemerataan dan effisiensi pengelolaan pendidikan di
madrasah. Komite Sekolahmempunyai peranan penting
sebagai
badan
pertimbangan, badan pendukung, badan pengontrol, dan mediator.
(v)
(ii)
(iii)
(iv)
Perencanaan
-Eksplorasi materi
-Mempersiapkan
teaching
materials
(Renpel/skenario,
LKS, Media dan
uji coba media)
Implementasi dalam
kelas
-Pelaksanaan
pembelajaran di
kelas
Refleksi/
Diskusi
-Diskusi dan
tukar
pikiran dengan
guru-guru lain
Diskusi
ditekankan
Pada
bagaiamana
siswa belajar
bukan pada
bagaimana guru
mengajar
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI
l. Monitoring Pelaksanaan Kurikulum
Monitoring merupakan kegiatan pemantauan terhadap pelaksanaan kurikulum dengan
berbagai cara agar pelaksanaan tidak menyimpang dari yang direncanakan dan dapat
mengatasi kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan. Monitoring ditujukan untuk melihat
sejauh mana progres yang telah dicapai dalam pelaksanaan kurikulum, apa kendalanya, dan
faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhinya.
kegiatan monitoring ini dilakukan dalam kesibukan tugas lain sebagai seorang manajer, kepala
Sekolahperlu menyusun rencana kegiatan monitoring yang akan dilakukan dalam satu tahun
ajaran.
Dilihat dari segi komponennya, sasaran monitoring berfokus pada hal berikut.
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
(vi)
(vii)
(viii)
Sebagaimana diuraikan dalam Bab II, tugas Kepala Sekolahdalam monitoring kurikulum
meliputi kegiatan sebagai berikut:
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
(vi)
(vii)
(viii)
Rencana kegiatan yang diajukan untuk setiap kepala Sekolahakan dirinci di bawah ini.
(i)
Setiap dua minggu, para guru harus diamati oleh kepala Sekolahketika mengajar
dan ini harus ditindak-lanjuti dengan diskusi perorangan dengan guru yang
bersangkutan mengenai cara memperbaiki pengajaran dan proses pembelajaran
siswa.
(ii)
(iii)
Secara rutin setiap dua minggu, diadakan pertemuan bagi seluruh staf dan
kepala Sekolahharus memikirkan hal-hal yang bisa dipelajari dari hasil
pengamatan yang berkaitan dengan kemajuan pelaksanaan kurikulum di
madrasah. Ini bisa dituangkan dalam bentuk komentar secara umum yang dapat
dimanfaatkan oleh seluruh staf untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
(iv)
(v)
(vi)
(vii)
(viii)
Program Tahunan
Program tahunan adalah rancangan kegiatan pengawasan secara garis besar
yang dibuat dalam jangka waktu satu tahun dengan memperhatikan peran dan
tanggung jawab pengawas. Peran dan tanggung jawab pengawas dalam
pengembangan kurikulum dapat dibedakan menjadi empat hal, yaitu:
Program tahunan pengawas dibuat oleh pengawas di awal tahun pelajaran
sebagai pedoman kerja kepengawasannya.
Pengawas berkewajiban
melakukan kunjungan supervisi sekurang-kurangnya tiga kali dalam satu
semester. Pengawas dimungkinkan untuk datang melakukan supervisi ke
sebuah madarasah lebih dari tiga kali apabila dipgurung perlu. Untuk
supervisi kelas (KBM), pengawas dapat meminta satu atau dua orang guru
lain baik yang sejenis ataupun satu rumpun untuk bersama-sama pengawas
melakukan pemantuan KBM sehingga supervisi KBM dapat lebih efektif.
Adapun format dan contoh program tahunan pengawas terlampir pada
lampiran 04.
(ii)
Program Semester
Program Semester adalah rancangan kegiatan pengawasan secara garis besar
yang dibuat dalam jangka waktu satu semester dengan memperhatikan program
tahunan dan sudah dialokasikan dalam tiap minggu. Ada dua macam program
semester, yaitu program semester untuk setiap Sekolahdan program semester
untuk seluruh Sekolahbinaan, yang berisi tentang distribusi jam kunjungan
pengawas.
(iii)
(v)
o
o
o
o
o
o
o
o
(vi)
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
m. Evaluasi
Evaluasi kurikulum merupakan kegiatan yang ditujukan untuk memberikan nilai
seberapa baik kurikulum telah direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dimonitor, dan
dievaluasi. Evaluasi kurikulum juga berarti proses mengumpulkan informasi tentang
perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi kuriklum, dan menganalisisnya untuk
pengambilan keputusan.
i. Pihak-Pihak
Kurikulum
Yang
Bertanggung-jawab
Mengevaluasi
Box 22: Peran Kepala Madrasah, Pengawas dan Kandep dalam Evaluasi KTSP
Pengawas
Mendampingi kepala
Sekolahdalam menyusun
kriteria keberhasilan
kurikulum dengan cara
memberikan saran-saran
dan/ atau petunjuk.
Memantau perkembangan
hasil belajar peserta didik
dan melakukan pemetaan
terhadap hasil tersebut di
seluruh madasah binaannya
Kandep
melaksanakan atau
memfasilitasi pelatihanpelatihan lanjutan baik untuk
para guru, kepala madrasah,
maupun pengawas tentang
pendalaman materi KTSP.
menindaklanjuti hasil
evaluasi para pengawas
dalam bentuk pelatihan
lanjutan, seminar-seminar,
atau in-house training yang
dilakukan oleh masingmasing madrasah.
pendidikan. Untuk menjaga akuntabilitas, penting sekali dalam pelaksanaan evaluasi ini
melibatkan komite Sekolahdan stakeholders lain yang dianggap perlu.
(ii)
(ix)
(x)
(xi)
Secara ringkas, dalam evaluasi kurikulum perlu dirancang suatu sistem untuk
mengumpulkan informasi yang relevan dari berbagai sumber berikut.
(i)
(ii)
Sumber daya manusia (kepala madrasah, guru, peserta didik dan dinas
pendidikan kecamatan/Kasi Mependa Kota/Kabupaten dan wakil masyarakat
termasuk calon pemberi kerja, dimana informasi tersebut dikumpulkan melalui
kuesioner, wawancara, diskusi kelompok, skala penilaian dan pengamatan) dan
Sumber daya berupa materi (seperti dokumen silabus, buku pelajaran dan materi
belajar, hasi kerja para siswa dan hasil pengukuran dan evaluasi)
(ii)
Angket: pertanyaan-pertanyaan tertulis mengenai pemahaman KTSP oleh guruguru dan keterlaksanaannya di madrasah-madrasah. Pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan berhubungan dengan pernah tidaknya mengikuti sosialisasi KTSP,
persentase pemahaman guru-guru akan KTSP, daya dukung madrasah,
ketersediaan sarana pembelajaran, keterlaksanaannya di dalam kelas, dsb.
Wawancara: pertanyaan-pertanyaan lisan yang dilakukan oleh tim evaluasi yang
dibentuk di tingkat Kantor Depag Kabupaten/Kota tentang pemahaman KTSP
oleh guru-guru dan keterlaksanaannya di madrasah-madrasah.
Contoh pertanyaan:
Apakah guru sudah pernah mengikuti program sosialisasi KTSP?
Apakah Guru sudah memahami bagaimana cara membuat silabus dan
RPP?
Apakah Guru sudah membuat KKM? Bagaimana cara membuatnya?
Bagaimana Guru melakukan penilaian terhadap peserta didik?
(iii)
(iv)
kesesuaian silabus dan RPP dengan KBM yang dilakukan oleh guru di dalam
kelas. Supervisi kelas ini dapat dilakukan oleh guru Inti, kepala madrasah, atau
oleh pengawas dengan tujuan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan
yang dimiliki oleh guru untuk dilakukan tindakan selanjutnya seperti dikirimkan ke
forum MGMP, pelatihan, penataran, seminar, dsb.
(iv)
(v)
(vi)
Tahap
Perencanaan
Indikator
Ketepatan kegiatan perencanaan kurikulum
Membentuk tim kurikulum madrasah/ Sekolah
Melakukan analisis konteks untuk menentukan karakteristik
muatan kurikulum
Kegiatan pengembangan kurikulum dilakukan secara
bersama antara kepala madrasah, guru, komite, wakil
masyarakat/ stakeholder
Ketepatan KTSP dokumen 1
Kurikulum/KTSP dokumen 1 yang disusun mengandung
komponen yang lengkap (visi, misi, tujuan, struktur dan
muatan kurikulum, kalender pendidikan)
Komponen kurikulum dalam dokumen 1 sesuai dengan
konteks madrasah, konteks daerah, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
Visi, misi, tujuan sesuai dengan
konteks Sekolahdan
02.
Pelaksanaan
rumusannya tepat
Struktur dan muatan kurikulum mengandung muatan wajib
struktur kurikulum nasional dan menambahkan muatan yang
sesuai dengan konteks madrasah
Semua komponen struktur dan muatan kurikulum lengkap
dan sesuai dengan Standar Isi/ SKL dan konteks madrasah/
daerah (struktur kurikulum, komposisi mata pelajaran
dengan tujuan/ SKL-nya, muatan lokal dengan jenis, tujuan,
dan aturan pelaksanaannya, pengembangan diri dengan
jenis, tujuan, dan aturan pelaksanaannya, beban belajar,
ketuntasan minimal, penilaian dan kelulusan, unggulan
lokal, unggulan global)
Terdapat kalender pendidikan yang sesuai dengan konteks
Sekolah
Adanya kelengkapan komponen dokumen 2 KTSP yang
minimal berupa silabus dan RPP seluruh mata pelajaran,
Standar Kompetensi/ Kompetensi Dasar Muatan Lokal,
Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara
terpadu,
serta
disusun
dalam
keterkaitan
dan
kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
Semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman
belajar peserta didik memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan
melibatkan
pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin
relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan dunia
usaha dan dunia kerja.
Isi kurikulum mengatur pengembangan kecakapan hidup
(keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan
sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional)
Apakah hasil tahap perencanaan cukup memadai
Apakah kendala yang dialami dan seberapa efektif solusi
yang dilakukan?
Apakah terdapat motivasi yang tinggi untuk melaksanakan
tugas masing-masing pelaksana kurikulum?
Apakah terdapat deskripsi tugas dan petunjuk teknis yang
jelas sehingga setiap orang tahu apa yang harus dilakukan
dalam pelaksanaan kurikulum?
Apakah telah ada jadwal yang sesuai dan dipahami oleh
orang-orang yang harus melakukannya?
Kegiatan pembelajaran sudah berorientasi pada melayani
siswa belajar, bagaimana seharusnya siswa belajar. Guru
sebagai motivator, fasilitator dan mengorganisir pengalaman
belajar siswa.
Apakah proses pelaksanaan kurikulum berjalan lancar dan
tepat waktu?
Apakah terdapat dukungan kebijakan, panduan dan tata
tertib
untuk mengatur terselenggaranya pelaksanaan
03.
Monitoring
kurikulum?
Apakah proses pelaksanaan kurikukulm tepat waktu?
Bagaimana kesesuaian pelaksanaan pembelajaran untuk
semua mata pelajaran dan muatan lokal dengan struktur dan
muatan kurikulum yang telah ditetapkan pada dokumen 1
KTSP?
Bagaimana kesesuaian
pelaksanaan
program
pengembangan diri
(keteladanan, ekstrakurikuler, dan
konseling) dengan program yang telah ditetapkan pada
dokumen 1 KTSP?
Apakah pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan silabus/
RPP yang direncanakan?
Apakah semua personal sudah mengerjakan tugas sesuai
dengan peran dan tanggung jawabnya ?
Apakah ketersediaan format/sarana pendukung untuk
memudahkan pelaksanaan kurikulum memadai?
Apa saja kendala dan kesulitan yang muncul dalam
pelaksanaan/implementasi?
Apakah kepala Sekolahmengendalikan proses pelaksanaan
dengan menyusun panduan /aturan yang sesuai?
Apakah kepala Sekolahmelakukan pengendalian secara
maksimal untuk melaksanakan kurikulum (pengerahan
sumber daya dan sumber-sumber yang lain untuk
melaksanakan kurikulum)?
Apakah Komite Sekolahmendukung pelaksanaan/ memberi
fasilitas / dukungan yang sesuai?
Apakah terdapat koordinasi yang baik
sehingga
pelaksanaan kurikulum berjalan efektif?
Apakah pelaksanaan kurikulum dapat mencapai tujuan yang
diharapkan?
Apakah hasil tahap pelaksanaan kurikulum memadai untuk
mencapai tujuan?
Apakah kendala yang dialami dalam pelaksanaan kurikulum
dan seberapa efektif solusi yang telah dilakukan?
Adakah upaya memberi solusi yang efektif untuk mengatasi
kendala dalam pelaksanaan kurikulum?
04.
Evaluasi
untuk
mengobservasi pelaksanaan pembelajaran,
berwawancara dengan siswa pelaksanaan pelayanan
konseling, ekstrakurikuler, mengobservasi penggunaan
media pembelajaran, memfasilitasi konsultasi dengan para
guru, memberikan masukan/ pengarahan agar pelaksanaan
berjalan sesuai yang diharapkan, memberikan masukan
untuk memperbaiki pelaksanaan yang kurang tepat?
Apakah Komite melakukan peran pengawasan dalam
pelaksanaan kurikulum, mengobservasi pelaksanaan
pembelajaran,
pelaksanaan
pelayanan
konseling,
ekstrakurikuler, penggunaan media pembelajaran?
Apakah waktu pelaksanaan monitoring dilakukan secara
tepat (terintegrasi dengan proses pelaksanaan) bukan pada
akhir?
Apakah terdapat koordinasi yang
kompak untuk
pelaksanaan monitoring?
Seberapa efektif solusi yang telah dilakukan?
Apakah sudah dikembangkan sistem evaluasi yang efektif
dalam evaluasi kurikulum ?
Apakah telah dilaksanakan sistem evaluasi secara
komprehensif?
Apakah kepala Sekolahmelaksanakan perannya dengan
baik untuk mengumpulkan data pelaksanaan sebagai
bahan evaluasi, menganalisisnya dan melakukan evaluasi
terhadap hasil, proses, dan dampak secara menyeluruh?
Apakah proses evaluasi terkoordinasikan dengan baik?
Apakah guru, dan warga Sekolahdilibatkan dalam proses
evaluasi?
Apakah komite Sekolah melaksanakan perannya dengan
baik untuk mengumpulkan data dan melakukan evaluasi
hasil, proses, dan dampak secara menyeluruh?
Apakah Kandepag dan Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten
terlibat
secara
sinergis
mendukung
perencanaan,
pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi kurikulum?
Daftar Bacaan
Peraturan perundangan:
Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI. No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Nomor 23 Tahun
2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI. No. 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI. No. 12 Tahun 2007 tentang Standar
Kompetensi Pengawas Sekolah/Madrasah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI. No. 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI. No. 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
--------
Lampiran 01 : Halaman sampul yang memuat Judul KTSP, nama madrasah, logo
madrasah, nama desa, kecamatan, dan kabupaten, serta tahun penyusunan.
KURIKULUM
SEKOLAHALIYAH NEGERI
CIPAYUNG
SEKOLAHALIYAH NEGERI
.
PENGESAHAN
Nomor : .......................................
Setelah mempertimbangkan masukan Komite Madrasah, Kurikulum SekolahAliyah
Negeri (MAN) Lokakarya CipayungTahuan Pelajaran 2006/2007ditetapkan berlaku terhitung
mulai tanggal 01 Januari 2007
Pada akhir tahun pelajaran, pelaksanaan kurikulum ini akan dievaluasi dan/atau ditinjau
ulang yang hasilnya akan digunakan sebagai dasar dalam melakukan penyusunan dan penetapan
KTSP untuk tahun pelajaran berikutnya.
Ditetapkan di
: Cipayung
Pada Tanggal : 20 Desember 2007
Mengetahui
Kepala
Ketua Komite Madrasah,
........................................
NIP/NPP ..........................
............................................
NIP. : 150 ........
Mengetahui,
Kepala Bidang Mapenda Islam
Propinsi ........
.................................................
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadlirat Allah SWT dan bersholawat untuk
Rosulullah Muhammad SAW, Tim Penyusun Kurikulum
Cipayung
penyelenggaraan pendidikan
mengajar, agar terencana, terarah, dan tepat tujuan yang akan dicapai khususnya dalam
mengantarkan perserta didik menjadi insan yang Tekun Ibadah, Berakhlak karimah dan Unggul
Berprestasi sebagai bekal hidup dan bekal membangun negeri tercinta Indonesia.
Dalam penyusunan Kurikulum SekolahAliyah Negeri Lokakarya Cipayung
ini kami
berupaya semaksimal mungkin menyajikan konsep, perangkat, serta strategi yang ideal, namun
karena berbagai keterbatasan yang ada pada kami kekurangan dan kesalahan tidak bisa kami
hindari.
Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta bimbingan demi
terselesaikannya KTSP ini, kami ucapkan terimakasih.
..............................
NIP. ..........................
Daftar Isi
Halaman Pengesahan
Prakata
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasional
B. Landasan Hukum
C. Pengertian-Pengertian
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN MADRASAH
A. Visi Madrasah
B. Misi Madrasah
C. Tujuan Madrasah
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Silabus
2. RPP
Jumlah
II
Jumlah
:
:
Satuan Pendidikan
ALOKASI
WAKTU
Membuat rencana pelaksanaan supervisi kurikulum
180 menit
Mendampingi kepala madrasah, guru, dan komite sekolah dalam 90 menit
menyusun KTSP (Dokumen 1 KKM, Mulok, Struktur Kurikulum,
kalender akademik, pengembangan diri, dsb.)
Mendampingi guru dalam menyusun silabus dan RPP (Dok 2)
90 menit
MTs
PROGRAM
180 menit
90
Menit
30 menit
450 menit
di lapangan
Kunjungan
-
1 kali
kunjungan
1 kali
kunjungan
1 kali
kunjungan
3 kali kunju
ngan
1 kali
kunjungan
1 kali
kunjungan
30 menit
30 menit
30 menit
30 menit
30 menit
1 kali
kunjungan
3 kali
kunjung
an
.., .
Mengetahui
Kepala Kandepag,
..
NIP.
Pengawas,
..
NIP.
Indikator
Kelengkapan
dokumen
kurikulum
Ketepatan
dokumen 1 KTSP
ya
tidak
Komentar
dengan
kondisi
Upaya
Ada upaya pengembangan bahan
pengembangan
ajar (LKS, handout , bahan diskusi,
bahan ajar dan dsb)dan media yang sesuai RPP s
media
Komentar lain
............................................................................................................................... .........................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
............................................................................................................................... .........................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
............................................................................................................................... .........................................
Aspek
Penilaian
Kegiatan
Pembelajaran
Deskriptor
Ya
Keakuratan
Materi
Pembelajaran
3..
Indikator
4..
Alokasi Waktu
5..
Penilaian
6.
Sumber
Belajar
Komentar
2..
Tidak
Kesimpulan :
.
.
Saran : .
Mengetahui Kepala Sekolah...................................
Pengawas
.......................................
NIP.
..........................
NIP.
Sumber Belajar
6.
Penilaian
Ya
Tidak
Komentar
Kesimpulan :
.
Saran :
Mengetahui
Kepala Sekolah...................................
Pengawas
.......................................
NIP.
..........................
NIP.
c. Masalah apa saja yang dihadapi sekolah dalam melaksanakan monitoring pelaksanaan kurikulum?
b. Masalah 2
c. Masalah 3
d. Masalah 4
b. Masalah apa saja yang dihadapi guru dalam implementasi RPP (proses pembelajaran)?
c. Masalah apa saja yang dihadapi sekolah dalam menyiapkan media dan sumber belajar?
d. Masalah apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan assessment dan penilaian?
b. Masalah 2
c. Masalah 3
d. Masalah 4