Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TERSTRUKTUR

HUKUM KETENAGAKERJAAN
(Kliping berkaitan ketenagakerjaan)

Oleh :
Nama : Febri Fajar Basuki
Nim : E1A009230
Kelas : A

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS HUKUM
PURWOKERTO
2010

Artikel I

LATAR BELAKANG
Permasalahan perburuhan sering kali kita dengar, kita lihat dari berbagai media
cetak atau media elektronik tentang praktek hubungan kerja Outsourcing dan tenaga
kontrak. Buruh-pekerja memang merupakan pihak yang lemah, mereka harus bekerja
keras untuk bisa terus bertahan dan meningkatkan kesejahteraan dirinya dan
keluarganya.
Pemerintah seharusnya memperhatikan nasib para buruh-pekerja, bukan hanya
itu pemerintah juga harus bisa melindungi mereka karna Buruh-Pekerja merupakan
aset yaang berharga. Di indonesia peraturan khusus yang mengatur tentang
Ketenagakerjaan terdapat dalam Undang-undang No 13 TH 2003.

PERUMUSAN MASLAH
1.

Apa kerugian praktek hubungan kerja Outsourcing dan Tenaga kontrak bagi
buruh?

PEMBAHASAN
Pemerintah harus membuat kebijakan yang bisa melindungi nasib buruh, bukan
sebaliknya. Dengan adanya ketentuan yang mengatur tentang tenaga kontrak dan
outsourcing ini hanya menambah penderitaan bagi para buruh-pekerja, karna di
anggap merugikan dan cenderung berorientasi pada keuntungan perusahaan, investor.
Adanya praktek hubungan kerja Outsourcing merupakan kerugian bagi para
buruh, praktek hubungan kerja tersebut memunculkan pihak ketiga dalam hubungan
buruh dengan perusahaan, yakni perusahaan penyalur tenaga kerja yang mengambil
alih pekerjaan perekrutan, pengelolaan tenaga kerja dan hubungan kerja dari
perusahaan pengguna, pihak ketiga ini memungut biaya dari perusahaan pengguna
dan dari tenaga kerja yang direkrut dan disalurkan ke perusahaan pengguna, hingga

akhirnya hak yang di dapat oleh pekerja outsourcing lebih rendah dari pekerja lainya,
artinya nasib pekerja outsourcing lebih memprihatinkan.
Outsourcing juga menciptakan fragmentasi atau pengelompokan buruh
berdasarkan status hubungan kerja di tingkat pabrik yaitu kelompok buruh tetap,
buruh kontrak dan buruh outsourcing. Praktek hubungan kerja buruh kontrak dan
buruh outsourcing lebih merugikan buruh dan menguntungkan perusahaan. Karna
berorientasi pada investasi dan melonggarkan prinsip dan mekasnisme melindungi
buruh. Selain itu Kontrak kerja dan Outsourcing menyebabkan ketidakseimbangan
posisi tawar antara serikat buruh dengan perusahaan.

SIMPULAN
Masih terdapat kelemahan dalam UU No 13 TH 2003 tentang Ketenagakerjaan
perihal perlindungan tenaga kerja, seperti adanya praktek hubungan kerja
Outsourcing dan tenaga kontrak yang cenderung merugikan buruh-pekerja dan
menguntungkan perusahaan dan investor.
Mengetahui tentang adanya kelemahan dalam kebijakan yang tertuang dalam
UU tersebut, seharusnya pemerintah mengadakan perbaikan. Karna buruh merupakan
aset yang berharga, yang harus di lindungi hak-haknya.

DAFTAR PUSTAKA
Swara Rakyat. 2010. Anggota DPR, Risqi bicara UU 13/2003: Persoalan Buruh
Seperti Benang Kusut, 06 desember.Edisi.58-07.
Swara Rakyat. 2010. Tenaga Kontrak dan Outsourcing selalu dirugikan: Pemerntah
Terkesan Ogah Memperbaiki Nasib Buruh, 06 desember.Edisi.58-08.

Artikel II

LATAR BELAKANG
Banyak buruh-pekerja yang tidak mengindahkan keselamatan kerja pada saat
bekerja, seperti terlihat pada artikel tersebut. Buruh-pekerja bangunan tersebut tidak
mengenakan helm atau tali pengaman padahal resiko kecelakaan kerjanya sangat
tinggi, bisa saja mereka terjatuh karna tidak adanya tali pengaman dan mengalami
cedera karna tak mengenakan alat pengaman seperi helm pengaman.
Tidak hanya buruh-pekerja bangunan namun pekerjaan lain juga perlu adanya
alat-alat yang mengantisipasi dan meminimalisir kecelakaan kerja seperti buruh
pabrik. Kecelakaan kerja harus di perhatikan agar buruh-pekerja terjamin
keselamatan dan kesehatannya. Perlindungan terhadap buruh-pekerja tidak saja
sebatas perlindungan keselamatan kerja, namun juga beberapa aspek lain.

PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perlindungan keselamatan kerja terhadap Buruh-Pekerja?

PEMBAHASAN
Keselamatan kerja merupakan hal yang penting bagi buruh-pekerja, tidak
seharusnya mereka mengabaikan keselamatan kerja, apalagi pekerjaan yang penuh
resiko seperti buruh pabrik, buruh bangunan yang mempunyai resiko kecelakaan
kerja tinggi.
Perlu adanya peralatan khusus bagi buruh-pekerja untuk melindunginya dari
resiko kecelakaan dan resiko kesehatan. Ini merupakan salah satu bentuk
perlindungan terhadap buruh-pekerja agar mereka bisa bekerja dengan aman dan
nyaman. Dengan memakai alat-alat keselamatan kerja di harapkan meminimalisir
angka kecelakaan kerja.

Dalam perlindungan terhadap pekerja kita bisa melihat dalam 4 program


jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK), yaitu :
1. Perlindungan kecelakaan atau jaminan kecelakaan kerja (JKK).
Merupakan program perlindungan kecelakaan kerja pada waktu kerja (tidak
harus dalam ruangan. Contoh : sopir yang mengantar barang) atau terjadi
dalam perjalanan ke/dari tempat kerja melalui jalan terdekat yang biasa di
lalui.
2. Jaminan kematian (JK)
Di berikan pada keluarganya, yaitu istrinya-anaknya. Jika belum berkeluarga
maka bisa di serahkan pada orang tuanya.
3. Jaminan hari tua (JHT)
Dapat di berikan sekaligus bila nominalnya < Rp 5.000.000-,. Jika lebih maka
di berikan secara berkala.
4. Jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK)
Di berikan baik bagi si buruh-pekerja maupun keluarganya (suami/istri dan
anaknya). Biasanya ada dokter perusahaan jika perusahaan tersebut adalah
perusahaan besar, dan tidak di pungut biaya/gratis. Karna dokter tersebut di
kontrak oleh perusahaan.
Ada juga dokter jamsostek, melayani para buruh-pekerja yang mengikuti
program jamsostek. Ataupun klinik umum yang melayani peserta jamsostek.
Ini semua merupakan bentuk perlindungan terhadap pekerja, tidak saja hanya
menjamin kecelakaan kerja namun juga aspek lain seperti jaminam kematian, jaminan
hari tua, serta jaminan kesehatan bagi buruh-pekerja.

SIMPULAN
Keselamatan kerja merupakan hal penting bagi Buruh-pekerja yang tak bisa di
kesampingkan, perlu adanya perlindungan untuk meminimalisir angka kecelakaan
kerja. Buruh-pekerja perlu di lengkapi dengan alat-alat perlengkapan kerja guna
menjamin keselamatan kerja dan mengurangi angka kecelakaan kerja pada pekerjaan
yang berisiko tinggi.
Perlindungan terhadap Buruh-pekerja bisa kita lihat dalam 4 program
JAMSOSTEK yaitu JKK, JHT, JK dan JPK.

DAFTAR PUSTAKA
Swara Rakyat. 2010. Beresiko, 06 desember.Edisi.58-03

Anda mungkin juga menyukai