Anda di halaman 1dari 27

LAMPIRAN I

JOURNAL READING
A. Journal Reading
Journal reading adalah salah satu kegiatan yang dilakukan dalam rangka melaporkan
hasil critical appraisal terhadap publikasi ilmiah hasil penelitian. Telah diketahui
bahwa critical appraisal adalah langkah penting dalam evidence based medicine,
karena dari kegiatan tersebut penelaah publikasi penelitian akan menggunakan hasil
penelitian tersebut untuk menangani kasus-kasus kesehatan. Artikel untuk journal
Reading adalah artikel yang dipublikasikan dalam waktu 10 tahun terakhir.
B. Pelaksanaan Journal Reading
Journal Reading dilaksanakan secara mandiri. Jumlah dokter muda yang mengikuti
kepaniteraan IKM akan dibagi menjadi 8 Kelompok sesuai Divisi.Setiap kelompok kecil
akan dipandu oleh 1 orang pembimbing yang akan bertugas sebagai fasilitator dalam
journal reading tersebut(Dalam hal anggota divisi lebih dari 1 orang, alokasi
mahasiswa tetap berdasar kelompok
dibagi sesuai jumlah expert di divisi
bersangkutan)
Divisi :
1. Epidemiologi
2. Gizi Masyarakat
3. Ilmu Sosial dan Perilaku Kesehatan
4. Ilmu Kedokteran Kerja
5. Ilmu Kesehatan Lingkungan
6. Ilmu Kependudukan
7. Ilmu Manajemen dan Kebijakan Kesehatan
8. Ilmu Kedokteran Keluarga
Judul / tema Journal
Prognosis(SKDI)

Reading

berhubungan

dengan

Diagnosis

dan

C. Format dan hal-hal yang harus dilaporkan dan dipresentasikan:


1. Judul
a. Sampaikan judul penelitian
b. Berikan komentar terhadap judul penelitian, seperti apakah terlalu panjang,
apakah menggambarkan variabel-variabel yang diteliti, apakah menarik dan
tidak mengandung singkatan-singkatan yang tidak baku.
2. Tujuan dan manfaat penelitian
a. Sampaikan tujuan dan manfaat penelitian
3. Metode penelitian
a. Jelaskan jenis dan desain penelitian, tempat, dan waktu penelitian
b. Jelaskan populasi dan sampel penelitian
c. Jelaskan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi
d. Jelaskan cara pemilihan subjek/cara sampling yang digunakan oleh peneliti
dan rumus besar sampel yang digunakan
e. Berikan pendapat Anda, apakah pemilihan subjek sudah tepat? Apakah
terdapat bias dalam pemilihan subjek penelitian?
f. Jelaskan perlakuan, pengukuran, atau intervensi yang dilakukan peneliti.
g. Apakah pengukuran dilakukan secara blind atau tersamar?
h. Berikan komentar, apakah terdapat bias dalam pengukuran? (misalnya:
adakah bias prosedur, bias akibat alat ukur yang kurang sensitif, bias akibat
ketaatan subjek, dll).
i. Jelaskan variabel-variabel dalam penelitian (bebas dan tergantung).
j. Jelaskan apakah perancu dalam penelitian ini telah dikendalikan?
k. Bagaimana definisi operasional variabel yang dituliskan oleh peneliti, apakah
definisi itu sudah jelas?
l. Jelaskan apakah ada persetujuan dari komisi etik?
m. Jelaskan apakah ada informed consent?

n. Jelaskan analisis data yang dipergunakan oleh peneliti dan program komputer
yang dipergunakan untuk menganalisis?
o. Berikan komentar, apakah penggunaan analisis tersebut sudah tepat?
4. Hasil penelitian
a. Jelaskan subjek yang diteliti dan berapa yang drop dan alasan mengapa di
drop.
b. Tampilkan tabel karakteristik subjek dan berikan komentar.
c. Tampilkan hasil uji statistiknya dan jelaskan maksud hasil tersebut.
d. Jelaskan hasil utama penelitian.
5. Pembahasan
a. Jelaskan apakah hasil penelitian sesuai dengan teori yang dipergunakan
sebagai landasan penelitian.
b. Tampilkan pembahasan penelitian dan komparasikan dengan penelitian lain
yang dirujuk oleh peneliti, serta jelaskan perbedaannya.
Penelitian orang lain
1. Siapa, tahun, hasil

Perbedaan/persamaan ldengan
penelitian ini
Tuliskan perbedaan /persamaannya dan
penjelasan yang diberikan peneliti
mengenai perbedaan/persamaan tersebut.

2.
3.
dst
6. Pengujian validitas eksterna:
a. Apakah hasil dapat diterapkan pada sampel terpilih?
Penjelasan ini dapat diketahui dari uraian pada hasil, yang menjelaskan
berapa subjek yang seharusnya diteliti dan berapa yang drop out sebelum
penelitian selesai.Jika terlalu banyak subjek yang drop out, maka subjek yang
tersisa tidak lagi mewakili subjek yang harus diteliti.
b. Apakah hasil dapat diterapkan pada populasi terjangkau?
Penjelasan ini diketahui dari rencana dan pelaksanaan pemilihan subjek dari
populasi terjangkau.Bila pemilihan dilakukan dengan random sampling, maka
sampel terpilih dapat dianggap mewakili populasi terjangkau.Cara non random
sampling yang dianggap mewakili populasi terjangkau adalah consecutive
sampling.
c. Apakah hasil dapat diterapkan pada populasi target?
Generalisasi atau inferensi pada populasi target bukan sesuatu yang dapat
dihitung, namun dapat diperkirakan dengan logika atau common sense.
Karakteristik subjek samgat berperan dalam penilaian apakah hasil dapat
diterapkan untuk populasi target.Sebagai contoh, karakteristik pasien
pneumonia di RSCM, pada umumnya dapat diterapkan untuk pasien
puskesmas, karena RSCM merupakan rumah sakit rujukan nasional.Namun
karakteristik profil lipid pada pasien RS swasta di Jakarta mungkin tidak dapat
diterapkan di puskesmas-puskesmas tertentu, terutama di pedalaman.
7. Berikan komentar Anda secara umum terhadap penelitian tersebut, terutama
terkait dengan apakah hasil penelitian tersebut layak dipertimbangkan untuk
menangani kasus kesehatan masyarakat.
Tugas Dokter Muda:
1. Dokter muda wajib mencari artikel penelitian dari salah satu jurnal ilmiah. Seluruh
tugas analisis artikel dan pembuatan laporan dilakukan di luar jam presentasi.
2. Laporan tersebut ditampilkan dalam bentuk powerpoint presentation. Diikuti
oleh seluruh dokter muda
3. Jadwal presentasi menyesuaikan jadwal / kesepakatan dengan dosen pembimbing

4. Dokter muda yang presentasi tiap divisi maksimal 3 dokter muda yang
belum presentasi pada divisi lainnya. Dalam hal jumlah dokter muda melebihi 24,
akan diatur oleh Koordinator pendidikan
5. Pada sesi journalreading Dokter Muda wajib mempresentasikan dan
mempertahankan laporan analisis artikel penelitian tersebut.
6. Journal dan hasil kajian journal diserahkan kepada pembimbing minimal sehari
sebelum presentasi, atau sesuai kesepakatan dengan dosen pembimbing yang
bertugas.

LAMPIRAN II
TUTORIAL
A. Tutorial dan konsep belajar mandiri
Tutorial adalah bantuan atau bimbingan belajar yang bersifat akademik oleh tutor
kepada mahasiswa untuk membantu kelancaran proses belajar mandiri mahasiswa
secara perorangan atau kelompok berkaitan dengan materi ajar.
Konsep belajar mandiri dalam tutorial mengandung pengertian, bahwa tutorial
merupakan bantuan belajar dalam upaya memicu dan memacu kemandirian, disiplin,
dan inisiatif diri mahasiswa dalam belajar dengan minimalisasi intervensi dari pihak
tutor.Prinsip
pokok
tutorial
adalah
kemandirian
mahasiswa
(students
independency).Tutorial tidak ada, jika kemandirian tidak ada. Jika mahasiswa tidak
belajar di rumah, dan datang ke tutorial dengan kepala kosong, maka yang terjadi
adalah perkuliahan biasa, bukan tutorial. Dengan demikian, secara konseptual
tutorial perlu dibedakan secara tegas dengan kuliah (lecturing) yang umum berlaku
di perguruan tinggi tatap muka, di mana peran dosen sangat besar.
B. Pelaksanaan Tutorial
Tutorial dilakukan 2 kali, tutorial I dan tutorial II, dimana pembahasan dalam tutorial I
berbeda dengan pembahasan dalam tutorial II, tetapi merupakan satu rangkaian
karena tutorial II berusaha untuk menjawab masalah atau persoalan yang ditemukan
saat tutorial I. Tutorial I dilakukan pada minggu I sebelum mahasiswa turun ke
lapangan (Kelurahan Binaan, DKK, dan Puskesmas), dan tutorial II dilakukan pada
minggu VIII saat dokter muda telah mengikuti stase lapangan tersebut. Tutorial yang
dilakukan oleh Kepaniteraan IKM berbeda dengan tutorial yang dilakukan oleh bagian
lain, oleh karena kasus yang terjasi adalah kasus/masalah kesehatan masyarakat dan
bukan kasus pasien perorangan.
C. Langkah-langkah Tutorial:
Step pada tutorial I (minggu I):
Step 1.Dokter muda mengidentifikasi masalah yang mungkin muncul pada saat stase
lapangan.Masalah berupa masalah kesehatan masyarakat.
Step 2.Dokter muda dengan brain storming berusaha menjawab masalah tersebut
dengan menggunakan prior knowledge.
Step 3.Masalah yang belum dapat terselesaikan, jadikan sebagai tujuan pembelajaran
kelompok untuk dicari jawabannya pada saat dokter muda stase di lapangan.
Step 4.Belajar mandiri saat stase lapangan.
Step pada tutorial II (minggu VIII):
Step 5.Dokter muda menjawab apa yang telah mereka peroleh saat pembelajaran
mandiri di lapangan, berdasarkan dengan tujuan pembelajaran kelompok pada saat
Step 3. Pembahasan masalah berdasarkan sumber bacaan terpercaya.
D. Prinsip-prinsip Tutorial
Beberapa prinsip dasar tutorial yang sebaiknya dipahami oleh dokter muda agar
penyelenggaraan tutorial berjalan efektif, adalah:
1. Tingkatan berpikir dokter muda sebaiknya berlangsung pada tingkat metakognitif,
yaitu tingkatan berpikir yang menekankan pada pembentukan keterampilan
learning how to learn atau think how to think (mengapa demikian, bagaimana
hal itu bisa terjadi, dsb).
2. Dokter muda harus mampu menjelaskan sampai pada taraf pengertian
(understanding = C2) yang mendalam sehingga mampu menghasilkan

3.
4.

5.
6.

pengetahuan (create = C6) yang tahan lama, serta taraf pengertian yang
mendalam (indepth understanding).
Dokter muda seyogyanya menghindarkan diri dari pemberian informasi semata
(transfer of knowledge/information), dan harus menggali informasi/pengetahuan
sendiri dari berbagai sumber belajar dan pengalaman lapangan.
Interaksi dalam tutorial dilakukan dengan diskusi, komentar dan kritik antar
dokter muda, dimana diharapkan interaksi tersebut dapat meningkatkan
kemampuan intelektual, psikomotorik, sikap demokrasi, kerjasama, dan interaksi
antar dokter muda.
Segala keputusan dalam tutorial sebaiknya diambil melalui proses dinamika
kelompok di mana setiap dokter muda dalam kelompok memberikan sumbang
pikirannya.
Setiap dokter muda perlu melakukan pelacakan lebih jauh (probing) terhadap
setiap kebenaran jawaban atau pendapat dokter muda yang lain, untuk lebih
meyakinkan dokter muda atas kebenaran jawaban atau pendapat yang
dikemukakan dokter muda tersebut. (Anda yakin demikian, mengapa, apa
alasannya?).

Tugas Dokter Muda:


1. Dokter muda menunjuk ketua dan sekretaris pada kegiatan tutorial.
2. Dokter muda harus membaca kompetensi yang harus di capai di tiap stase IKM,
meliputi kompetensi yang harus diperoleh dokter muda di Laboratorium
Komunitas/KelurahanBinaan, di DKK, dan di Puskesmas.
3. Dokter muda harus memahami materi-materi dalam kompetensi tersebut.
4. Dokter muda harus menyiapkan diri untuk membawa seluruh materi yang dibutuhkan
sesuai jadwal tutorial.
5. Dokter muda harus dapat menemukan masalah atau persoalan yang dihadapinya
dalam mencapai kompetensi tersebut.

LAMPIRAN III
CASE-BASED DISCUSSION (CBD)
A. Case-based Discussion (CbD)
Case-based Discussion (CbD) adalah suatu metoda dalam merefleksikan pengalaman
dalam menghadapi kasus-kasus tertentu yang terjadi di lapangan mengacu kepada
teori-teori yang telah ada.
CbD dapat menuntun dokter muda dalam satu kelompok diskusi, baik di
Laboratorium Komunitas/KelurahanBinaan, DKK, maupun puskesmas untuk berbagi
pengetahuan serta pengalaman klinisnya yang didasarkan atas standar yang berlaku.
Proses diskusi yang berlangsung memberikan ruang dan waktu bagi penyaji untuk
merefleksikan pengalaman serta kemampuannya dalam menyelesaikan suatu
masalah kesehatan yang menarik. Proses diskusi dilakukan saat menghadapi suatu
masalah kesehatan yang sedang dikaji bersama (on the spot discussion)
Penyelesaian masalah diantaranya adalah dengan pendekatan Five Level
Prevention !!
B. Pelaksanaan CbD
CbD dilaksanakan minimal satu kali setiap minggu pada saat stase di lapangan.Untuk
stase lapangan yang berjumlah 8 minggu, maka setiap dokter muda harus
mengumpulkan nilai CbD 8 penilaian.Kasus yang dibahas pada saat CbD adalah kasus
kesehatan masyarakat sesuai divisi. Kasus yang akan disajikan hendaknya kasus
yang menarik, dan sebelumnya sudah dikonsultasikan dengan para pembimbing
divisi.
Kasus meliputi :
1. Epidemiologi (Epidemiologi)
2. Gizi buruk / kurang(Gizi Masyarakat)
3. Perilaku pencegahan penyakit (Ilmu Sosial dan Perilaku Kesehatan)
4. Kedokteran Kerja (Kedokteran Kerja)
5. Kesehatan lingkungan (Ilmu Kesehatan Lingkungan)
6. Kependudukan (Ilmu Kependudukan)
7. Manajemen puskesmas (Menggunakan Format khusus) (ilmu manajemen
dan kebijakan kesehatan)
8. Diagnosis holistik dan terapi komprehensif (Menggunakan Format
khusus) (ilmu kedokteran keluarga)
C. Proses Diskusi
1. CbD dapat dimanfaatkan sebagai wahana untuk memecahkan masalah.
2. Setiap dokter muda secara bergilir mendapat kesempatan dan menimba
pengalaman sebagai penyaji dan sebagai anggota dalam diskusi tersebut.
3. Proses diskusi memberikan kesempatan kepada setiap anggota untuk
menyampaikan pendapat dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan
sedemikian rupa yang merefleksikan pengalaman, pengetahuan serta
kemampuan masing-masing.
4. Proses diskusi difasilitasi oleh pembimbing lapangan yang bertugas.
5. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan
pertanyaan secara bergilir selama 30 menit.
6. Setelah pertanyaan berakhir, fasilitator bertanya kepada penyaji, apa yang bisa
dipelajari dari diskusi tersebut, kemudian dilanjutkan kepada semua peserta
lainnya satu persatu, termasuk fasilitator sendiri juga memberikan pendapatnya.
Tugas Dokter Muda:
1. Menyiapkan kasus/ masalah kesehatan yang menarik yang ditemukan.(Kasus
yang ditemukan dalam kegiatan di Puskesmas / Layanan Primer, diupayakan /
diutamakan kasus yang terdapat dalam Permenkes no 5 tahun 2014) yang
dilanjutkan dengan melengkapi data melalui Home Visite
2. Siapkan presentasi mengenai bagaimana masalah tersebut ditangani, hambatan
apa saja yang dialami serta keberhasilan apa saja yang telah dicapai.

3. Laporan tersebut ditampilkan dalam bentuk powerpoint presentation yang


Diikuti oleh seluruh dokter muda
4. Jadwal presentasi menyesuaikan jadwal / kesepakatan dengan dosen pembimbing
5. Dokter muda yang presentasi tiap divisi maksimal 3 dokter muda yang belum
presentasi pada divisi lainnya. Dalam hal jumlah dokter muda melebihi 24, akan
diatur oleh Koordinator pendidikan
6. Siapkan jawaban dari pertanyaan anggota diskusi lain sesuai dengan
pengetahuan serta pengalaman nyata yang telah dilakukan dan merujuk pada
standar yang relevan atau SOP yang berlaku.
7. Selama diskusi berlangsung semua peserta memberikan perhatian penuh, karena
ini merupakan kesempatan bagi semua anggota untuk belajar serta memperoleh
informasi atau pengetahuan baru dari proses diskusi ini dalam waktu yang relatif
sangat singkat.

A. Case Reports (Tinjauan Masalah Administrasi dan Manajemen dan di


Layanan Primer/ Puskesmas)
Case Reports adalah suatu metoda dalam melaporkan pengalaman dan pembelajaran
yang telah terjadi dalam menghadapi kasus-kasus tertentu yang terjadi di lapangan.
Case Reports digunakan agar setiap dokter muda terbiasa untuk melaporkan masalah
kesehatan sesuai dengan format laporan ilmiah. Dengan case reports diharapkan
dokter muda dapat melaporkan masalah, mulai dari penemuan masalah sampai
dengan pembuatan Plan of Action.
1. Pelaksanaan Case Reports
Case Reports dilaksanakan pada saat melakukan stase di Puskesmas masingmasingmahasiswa 1 case reports.
2. Sistematika Penulisan Case Reports
Penulisan Case Reports disesuaikan dengan petunjuk masing-masing pembimbing
stase.
a. Penggunaan huruf dan kertas.
1. Menggunakan huruf times new roman 12; 2 spasi dengan alinea rata kanankiri, setiap ganti alinea diawali 5 ketukan.
2. Penulisan referensi menggunakan aturan Harvard.
3. Ukuran kertas, menggunakan HVS 70 gram ukuran A4.
4. Nomor halaman pada halaman judul dan halaman persetujuan dengan
angka romawi kecil terletak di tengah bawah.
5. Nomor halaman pada halaman isi dengan angka arab terletak di atas kanan
kecuali pada judul setiap Bab nomor halaman di tengah bawah.
6. Laporan dijilid dengan soft cover berwarna hijau tua.
b. Halaman depan.
Terdiri dari :
1.
Halaman Judul
2.
Halaman Pengesahan
3.
Daftar isi
4.
Daftar tabel
5.
Daftar gambar
6.
Daftar lampiran
c. Halaman isi.
Terdiri dari :
BAB I : Pendahuluan.
A. Latar belakang, menguraikan tentang besar masalah, urutan terjadinya
masalah, serta upaya penyelesaian masalah dari pustaka atau temuan
penelitian terdahulu.
B. Rumusan masalah, berisi kalimat pertanyaan yang digunakan pedoman
untuk melakukan kegiatan.
C. Tujuan, merupakan pernyataan untuk menjawab masalah.
D. Manfaat terdiri dari manfaat bagi peserta, dan bagi masyarakat
BAB II : Analisa Situasi
A. Uraikan cara pengamatan dan waktu pengamatan.
B. Laporkan hasil analisa situasi.
Ceritakan tentang Profil Puskesmas dan kondisi terbaru puskesmas saat ini.
BAB III : Pembahasan
A. Gambaran proses dan masalah yang diamati (fokus masalah) sesuai
dengan topik.
1. Output (angka cakupan /Data ketercapaian 18 spm)
2. Lakukan prioritas masalah bila ditemukan lebih dari 1 indikator yang
bermasalah
3. Lakukan analisis akar penyebab masalah ( metode fishbone analysis
atau problem tree) berdasarkan kondisi Puskesmas dengan pendekatan
sistem meliputi :
a. Input (Man, Money, Material, Method, Machine, Markets, information)
b. Proses (P1, P2, P3)

(Data sistem diperoleh dari data sekunder atau wawancara langsung


dengan petugas terkait)
4. Berikan usulan pemecahan masalah dengan pendekatan 6 program
pokok dan 9 program pengembangan berdasarkan akar masalah yang
telah anda temukan
5. Susun problem solving dari masalah tersebut dalam format POA
B. Uraikan temuan-temuan yang ada, diulas dengan teori-teori dan penelitian
yang ada.
BAB IV : Kesimpulan dan saran
Referensi
Tugas Dokter Muda:
1. Pada saat stase di Puskesmas kasus manajemen yang akan dilaporkan
pada saat stase kepaniteraanadalah berdasarkan hasil analisis SPM.
2. Persiapkan data-data yang akan dilaporkan
3. Tetapkan masalah manajemen pelayanan kesehatan yang akan dilaporkan
4. Perbanyak membaca materi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
tersebut
5. Susun data, masalah, penjelasan, dan pembahasan dalam case reports
yang sistematis sesuai petunjuk sistematika penulisan case reports.
B. Case Presentation
Case Presentation adalah mempresentasikan atau cara menyajikan case report dalam
bentuk power point kepada pembimbing IKM. Jadwal Case Presentation akan disusun oleh
Kordik IKM. Pelaksanaan Case Presentation pada minggu ke- 7 dengan menyesuaikan
jadwal pembimbing kepaniteraan IKM.

C. Case Reports ( diagnosti holistik dan terapi komprehensif pada kasus


penyakit individu dalam layanan kedokteran keluarga)
Case Reports adalah suatu metoda dalam melaporkan pengalaman dan pembelajaran
yang telah terjadi dalam menghadapi kasus-kasus tertentu yang terjadi di lapangan.
Case Reports digunakan agar setiap dokter muda terbiasa untuk melaporkan masalah
kesehatan sesuai dengan format laporan ilmiah. Dengan case reports diharapkan
dokter muda dapat melaporkan masalah, mulai dari penemuan masalah sampai
dengan pembuatan Plan of Action.
3. Pelaksanaan Case Reports
Case Reports dilaksanakan pada saat melakukan stase di Puskesmas masingmasing 1 case reports.
4. Sistematika Penulisan Case Reports
Penulisan Case Reports disesuaikan dengan petunjuk masing-masing pembimbing
stase.
a. Penggunaan huruf dan kertas.
1. Menggunakan huruf times new roman 12; 2 spasi dengan alinea rata kanankiri, setiap ganti alinea diawali 5 ketukan.
2. Penulisan referensi menggunakan aturan Harvard.
3. Ukuran kertas, menggunakan HVS 70 gram ukuran A4.
4. Nomor halaman pada halaman judul dan halaman persetujuan dengan
angka romawi kecil terletak di tengah bawah.
5. Nomor halaman pada halaman isi dengan angka arab terletak di atas kanan
kecuali pada judul setiap Bab nomor halaman di tengah bawah.
6. Laporan dijilid dengan soft cover berwarna hijau tua.
b. Halaman depan.
Terdiri dari :
Halaman Judul
2.
Halaman Pengesahan
3.
Daftar isi
4.
Daftar tabel
5.
Daftar gambar
6.
Daftar lampiran
c. Halaman isi.
Terdiri dari :
BAB I : Pendahuluan.
A. Latar belakang, menguraikan tentang besar masalah, urutan terjadinya
masalah, serta upaya penyelesaian masalah dari penelitian terdahulu.
B. Rumusan masalah, berisi kalimat pertanyaan yang digunakan pedoman
untuk melakukan kegiatan.
C. Tujuan, merupakan pernyataan untuk menjawab masalah.
D. Manfaat terdiri dari manfaat bagi peserta, dan bagi masyarakat
BAB II : Analisa Situasi
A. Uraikan cara pengamatan dan waktu pengamatan.
B. Laporkan hasil pengamatan .
Laporkan kondisi umum lingkungan pasien dengan format sebagai berikut:
1. Anamnesis Holisik yang mencakup :
a. Aspek 1 Personal
b. Aspek 2 Anamnesis medis umum
c. Aspek 3 kondisi internal
d. Aspek 4 Kondisi eksternal
2. Diagnosis Holistik yang mencakup :
a. Aspek 1 Personal
b. Aspek 2 Anamnesis medis umum
c. Aspek 3 kondisi internal
d. Aspek 4 Kondisi eksternal
e. Aspek 5 derajat fungsional
3. Usulan penatalaksanaan komprehensif bagi Pasien tersebut :
a. Promotif

Patient centered
Family oriented
Community oriented
b. Preventif
Patient centered
Family oriented
Community oriented
c. Kuratif
Patient centered
Family oriented
Community oriented
d. Rehabilitatif
Patient centered
Family oriented
Community oriented
BAB III : Pembahasan
A. Gambaran proses dan masalah yang diamati pada kelima aspek yang
ditemukan pada pasien.
B. Uraikan temuan-temuan yang ada pada setiap aspek, diulas dengan
teori-teori dan penelitian yang ada sebagai dasar argumentasi terapi
yang anda usulkan
BAB IV : Kesimpulan dan saran
A. Kesimpulan menjawab tujuan
B. Saran
1. Untuk Pasien
2. Untuk Puskesmas
3. untuk FK Unissula
Referensi
Tugas Dokter Muda:
1. Mahasiswa yang memperoleh case presentation, penugasan pada dosen
pembimbing divisi kedokteran keluarga untuk menetapkan kasus penyakit
(sesuai Permenkes No. 5 tahun 2014)dengan pendekatan diagnosis holistik
dan terapi komprehensif yang akan dilaporkan pada saat stase
kepaniteraan.
2. Persiapkan data-data yang akan dilaporkan
3. Tetapkan diagnosis holistik dan Usulan penatalaksanaan komprehensifyang
akan dilaporkan
4. Tetapkan masalah manajemen pelayanan kesehatan yangmungkin
ditemukan, yang akan dijadikan bahan untuk saran ke Puskesmas
5. Perbanyak membaca materi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
tersebut
6. Susun data, masalah, penjelasan, dan pembahasan dalam case reports yang
sistematis sesuai petunjuk sistematika penulisan case reports.
D. CasePresentation
Case Presentation adalah mempresentasikan atau cara menyajikan case report dalam
bentuk power point kepada pembimbing IKM. Jadwal Case Presentation akan disusun oleh
Kordik IKM. Pelaksanaan Case Presentation pada minggu ke- 8 dengan menyesuaikan
jadwal pembimbing kepaniteraan IKM.

Lampiran presentasi kasus administrasi dan manajemen

CHECKLIST PENILAIAN SPM PUSKESMAS


N
O

INDIKATOR SPM

TARGE
T

Cakupan kunjungan Ibu Hamil K- 4

95%

Cakupan komplikasi kebidanan yang


ditangani

80%

Cakupan pertolongan persalinan


oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan

95%

Cakupan Pelayanan Nifas

95%

Cakupan Neonatus dengan


komplikasi yang ditangani

80%

Cakupan Kunjungan Bayi

90%

Cakupan Desa/ Kelurahan Universal


Child Immunization (UCI)

Cakupan pelayanan anak balita

Cakupan pemberian makanan


pendamping ASI pada anak usia 6
24 bulan keluarga miskin
Cakupan balita gizi buruk mendapat
perawatan

100%

11

Cakupan penjaringan kesehatan


siswa SD dan setingkat

100%

12

Cakupan peserta KB aktif

13

Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per


100.000 penduduk < 15 tahun

10

>95%
90%

100%

70%
>2

Penemuan Penderita Pneumonia


Balita
Penemuan pasien baru TB BTA
Positif
Penderita DBD yang ditangani

100%

Penemuan penderita diare

100%

14

Cakupan pelayanan kesehatan dasar


pasien masyarakat miskin

100%

15

Cakupan pelayanan kesehatan


rujukan pasien masyarakat miskin

100%

16

Cakupan Pelayanan Gawat Darurat


level 1 yang harus diberikan Sarana
Kesehatan (RS) di Kab/ Kota

100%

90%
100%

PENCAPAI
AN

KESIMPU
LAN/MAS
ALAH

N
O
17

18

INDIKATOR SPM
Cakupan Desa/kelurahan
mengalami KLB yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi < 24
jam
Cakupan Desa Siaga Aktif

TARGE
T
100%

80%

PENCAPAI
AN

KESIMPU
LAN/MAS
ALAH

Lampiran presentasi kasus administrasi dan manajemen


TABEL ANALISIS AKAR PENYEBAB MASALAH BERDASARKAN PENDEKATAN
SISTEM
No

Analisa sistem

Uraian

Apakah merupakan masalah?


Ya

Cth

Input

Proses
1.
2.
3.
Dan seterusnya

MAN Jumlah dokter, bidan,


perawat dan kader yang terlatih
untuk melakukan ante natal care
sudah cukup (analisis semua
komponen)
Belum terjadwal Ante natal care di
setiap posyandu
(analisis semua komponen)

Tidak

Lampiran presentasi kasus administrasi dan manajemen


CHECKLIST PENILAIAN MANAJEMEN RESIKO
PENERAPAN PATIENT SAFETY DI LAYANAN PRIMER
PENILAIAN
Standar I : Hak Pasien
Standar :
Pasien & Keluarga mempunyai hak untuk mendapat informasi
tentang rencana & hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya
KTD.
Kriteria :
Harus ada dokter penanggung jawab.
Dokter PJ mempunyai rencana pelayanan
Dokter PJ wajib memberikan penjelasan
Standar II : Mendidik Pasien & Keluarga
Standar :
Puskesmas harus mendidik pasien & keluarga tentang kewajiban dan
tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien
Kriteria :
Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur.
Mengetahui kewajiban dan tanggungjawab pasien dan keluarga.
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak
dimengerti.
Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.
Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan Puskesmas.
Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa.
Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.
Standar III : Keselamatan Pasien dan Kesinambungan
Pelayanan
Standar :
Puskesmas menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin
koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan.
Kriteria :
Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari saat
pasien masuk, pemeriksaan, diagnosis, perencanaan pelayanan,
tindakan pengobatan, rujukan dan saat pasien keluar dari Puskesmas.
Terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan
pasien dan kelayakan sumber daya secara berkesinambungan
sehingga pada seluruh tahap pelayanan transisi antar unit pelayanan
dapat berjalan baik dan lancar.

IMPLEMENTASI
YA
TIDAK

PENILAIAN
Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan
komunikasi untuk memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan
keperawatan, pelayanan sosial, konsultasi dan rujukan, pelayanan
kesehatan primer dan tindak lanjut lainnya.
Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan
sehingga dapat tercapainya proses koordinasi tanpa hambatan, aman
dan efektif.
Standar IV : Penggunaan metoda metoda peningkatan kinerja
untukmelakukan evaluasi dan program peningkatan
keselamatanpasien
Standar :
Puskesmas harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses
yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui
pengumpulan data, menganalisis secara intensif Kejadian Tidak
Diharapkan, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja
serta keselamatan pasien.
Kriteria :
Setiap Puskesmas harus melakukan proses perancangan (design)
yang baik, mengacu pada visi, misi, dan tujuan Puskesmas,
kebutuhan pasien, petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini,
praktik bisnis yang sehat, dan faktor-faktor lain yang berpotensi
risiko bagi pasien sesuai dengan Tujuh Langkah Menuju
Keselamatan Pasien Puskesmas.
Setiap Puskesmas harus melakukan pengumpulan data kinerja yang
antara lain terkait dengan : pelaporan insiden, akreditasi, manajemen
risiko, utilisasi, mutu pelayanan, keuangan.
Setiap Puskesmas harus melakukan evaluasi intensif terkait dengan
semua Kejadian Tidak Diharapkan, dan secara proaktif melakukan
evaluasi satu proses kasus risiko tinggi.
Setiap Puskesmas harus menggunakan semua data dan informasi
hasil analisis untuk menentukan perubahan sistem yang diperlukan,
agar kinerja dan keselamatan pasien terjamin.
Standar V : Peran kepemimpinan dalam meningkatkan
keselamatan pasien
Standar :
Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program
keselamatan pasien secara terintegrasi dalam organisasi melalui
penerapan Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Puskesmas
.
Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk
identifikasi risiko keselamatan pasien dan program menekan atau
mengurangi Kejadian Tidak Diharapkan.

IMPLEMENTASI
YA
TIDAK

PENILAIAN
Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi
antar unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan
tentang keselamatan pasien.
Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk
mengukur, mengkaji, dan meningkatkan kinerja Puskesmas serta
meningkatkan keselamatan pasien.
Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam
meningkatkan kinerja Puskesmas dan keselamatan pasien.
Standar V : Peran kepemimpinan dalam meningkatkan
keselamatan pasien
Kriteria :
Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan
pasien.
Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan
program meminimalkan insiden, yang mencakup jenis-jenis Kejadian
yang memerlukan perhatian, mulai dari Kejadian Nyaris Cedera
(Near miss) sampai dengan Kejadian Tidak Diharapkan ( Adverse
event).
Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen
dari Puskesmas terintegrasi dan berpartisipasi dalam program
keselamatan pasien.
Tersedia prosedur cepat-tanggap terhadap insiden, termasuk
asuhan kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada
orang lain dan penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk
keperluan analisis.
Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan
dengan insiden termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas
tentang Analisis Akar Masalah (RCA) Kejadian Nyaris Cedera
(Near miss) dan Kejadian Sentinel pada saat program keselamatan
pasien mulai dilaksanakan.
Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden,
misalnya menangani Kejadian Sentinel (Sentinel Event) atau
kegiatan proaktif untuk memperkecil risiko, termasuk mekanisme
untuk mendukung staf dalam kaitan dengan Kejadian Sentinel.
Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar
unit dan antar pengelola pelayanan di dalam Puskesmas dengan
pendekatan antar disiplin.
Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam
kegiatan perbaikan kinerja Puskesmas dan perbaikan keselamatan
pasien, termasuk evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya
tersebut.
Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan
kriteria objektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja
Puskesmas dan keselamatan pasien, termasuk rencana tindak lanjut
dan implementasinya.

IMPLEMENTASI
YA
TIDAK

PENILAIAN

IMPLEMENTASI
YA
TIDAK

Standar VI : Mendidik staf tentang keselamatan pasien


Standar :
Puskesmas memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi
untuk setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan
keselamatan pasien secara jelas
Puskesmas menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang
berkelanjutan untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi staf
serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien.
Kriteria :
Setiap Puskesmas harus memiliki program pendidikan, pelatihan dan
orientasi bagi staf baru yang memuat topik keselamatan pasien sesuai
dengan tugasnya masing-masing.
Setiap Puskesmas harus mengintegrasikan topik keselamatan pasien
dalam setiap kegiatan inservice training dan memberi pedoman yang
jelas tentang pelaporan insiden.
Setiap Puskesmas harus menyelenggarakan pelatihan tentang
kerjasama kelompok (teamwork) guna mendukung pendekatan
interdisiplin dan kolaboratif dalam rangka melayani pasien.
Standar VII : Komunikasi merupakan kunci bagi staff untuk
mencapai keselamatan pasien
Standar :
Puskesmas merencanakan dan mendesain proses manajemen
informasi keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi
internal dan eksternal.
Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat.
Kriteria :
Perlu disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain
proses manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang
hal-hal terkait dengan keselamatan pasien.
Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi
untuk merevisi manajemen informasi yang ada
7 Langkah Menuju Keselamatan Pasien Puskesmas
1.Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2.Pimpin dan dukung staf untuk melakukan Keselamatan Pasien
3.Integrasikan aktivitas risiko
4.Kembangkan sistem pelaporan
5.Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6.Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan Pasien
7.Cegah cedera melalui implementasi sistem Keselamatan Pasien
Lampiran presentasi kasus individu dengan pendekatan pelayanan dokter keluarga

REKAM MEDIS PELAYANAN DOKTER KELUARGA


DENGAN DIAGNOSIS HOLISTIK DAN TERAPI KOMPREHENSIF
FORMULIR PENDAFTARAN PASIEN BARU
No Rm
Identitas
Umum Pasien
Nama Lengkap
Tempat Tanggal
Lahir
Jenis Kelamin
Alamat
DESA/KELURAH
AN
KABUPATEN/KO
TA
Agama
Status
Perkawinan
Pendidikan
Terakhir
Pekerjaan
Kewarganegara
an
Cara
Pembayaran
Nama
Penanggung
Jawab
Notelp/ Hp
Klinik Yang
Dituju

LAKI - LAKI

ISLAM
KAWIN

PEREMPUAN

KRISTE
N
BELUM
KAWIN

KATHOL
IK

HINDU

JANDA

DUDA

BUDH
A

LAIN LAIN

S1

S
2

SD

SMP

SMA

PNS

WIRAS
WASTA

TNI/POL
RI

DIPLOMA
PELAJAR/
MAHASIS
WA

BPJS

UMUM/MANDIRI

WNI
WNA
ASURANSI
SWASTA

LAIN
LAIN

LAIN LAIN

Balai Pengobatan Umum


Kesehatan Ibu Dan Bayi
Lansia
Rehabilitasi Medik

Dengan ini saya menyatakan setuju untuk dilakukan pemeriksaan dan tindakan
yang diperlukan dalam upaya kesembuhan / keselamatan jiwa saya/ pasien
tersebut di atas

Semarang,

(.)

ANAMNESIS HOLISTIK :

ASPEK 1
Keluhan Utama
Harapan
Kekhawatiran
ASPEK 2
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat Sosial Ekonomi

ASPEK 3
Faktor resiko internal

ASPEK 4
Faktor Resiko Eksternal

ASPEK 5
Derajat fungsional

Anamnesis Keluarga
Genogram

Bentuk dan struktur keluarga

Fase kehidupan keluarga

Identifikasi Fungsi keluarga

Resiko resiko internal keluarga

Resiko resiko eksternal keluarga

Skala fungsional keluarga

PEMERIKSAAN FISIK PASIEN

Tanda Vital
Tekanan darah
Nadi
RR
Temperature
Antropometri : BB : .kg

TB cm BMI .

Status Praesens :
Kepala
Leher
Thoraks
I:
Pa
Pe :
Au :
Cor
Pulmo
Abdomen :
I
Pa
Pe
Au
Pelvis :
Muskuloskeletal
Saraf
Kulit
Pemeriksaan Penunjang :

Diagnosis Holistik :
Aspek 1 Personal
Keluhan
Kekhawatiran
Harapan
Aspek 2
Diagnosis kerja (klinis)
Diagnosis Banding
Aspek 3
Faktor resiko Internal

Aspek 4 : factor resiko Eksternal

Aspek 5 : derajat Fungsional


Diagnosis Keluarga :
Aspek 1 Personal
Keluhan
Kekhawatiran
Harapan
Aspek 2
Diagnosis kerja (klinis)
Diagnosis Banding
Aspek 3
Faktor resiko Internal

Aspek 4 : factor resiko Eksternal

Aspek 5 : derajat Fungsional

Langkah Penatalaksanaan
1. Identifikasi Masalah (tuliskan masalah yang ada pada pasien dan keluarga)

2. Perencanaan
No Masalah

Intervensi

3. Intervensi
Promotif

Preventive

Kuratif

Rehabilitatif

4. Pemantauan / Follow Up

Indikator
Keberhasila
n

Sasaran

Waktu
yang
diperlukan

Coping
Score

Anda mungkin juga menyukai