Format Case Presentation Baru 2015 Rev Feb 2016
Format Case Presentation Baru 2015 Rev Feb 2016
JOURNAL READING
A. Journal Reading
Journal reading adalah salah satu kegiatan yang dilakukan dalam rangka melaporkan
hasil critical appraisal terhadap publikasi ilmiah hasil penelitian. Telah diketahui
bahwa critical appraisal adalah langkah penting dalam evidence based medicine,
karena dari kegiatan tersebut penelaah publikasi penelitian akan menggunakan hasil
penelitian tersebut untuk menangani kasus-kasus kesehatan. Artikel untuk journal
Reading adalah artikel yang dipublikasikan dalam waktu 10 tahun terakhir.
B. Pelaksanaan Journal Reading
Journal Reading dilaksanakan secara mandiri. Jumlah dokter muda yang mengikuti
kepaniteraan IKM akan dibagi menjadi 8 Kelompok sesuai Divisi.Setiap kelompok kecil
akan dipandu oleh 1 orang pembimbing yang akan bertugas sebagai fasilitator dalam
journal reading tersebut(Dalam hal anggota divisi lebih dari 1 orang, alokasi
mahasiswa tetap berdasar kelompok
dibagi sesuai jumlah expert di divisi
bersangkutan)
Divisi :
1. Epidemiologi
2. Gizi Masyarakat
3. Ilmu Sosial dan Perilaku Kesehatan
4. Ilmu Kedokteran Kerja
5. Ilmu Kesehatan Lingkungan
6. Ilmu Kependudukan
7. Ilmu Manajemen dan Kebijakan Kesehatan
8. Ilmu Kedokteran Keluarga
Judul / tema Journal
Prognosis(SKDI)
Reading
berhubungan
dengan
Diagnosis
dan
n. Jelaskan analisis data yang dipergunakan oleh peneliti dan program komputer
yang dipergunakan untuk menganalisis?
o. Berikan komentar, apakah penggunaan analisis tersebut sudah tepat?
4. Hasil penelitian
a. Jelaskan subjek yang diteliti dan berapa yang drop dan alasan mengapa di
drop.
b. Tampilkan tabel karakteristik subjek dan berikan komentar.
c. Tampilkan hasil uji statistiknya dan jelaskan maksud hasil tersebut.
d. Jelaskan hasil utama penelitian.
5. Pembahasan
a. Jelaskan apakah hasil penelitian sesuai dengan teori yang dipergunakan
sebagai landasan penelitian.
b. Tampilkan pembahasan penelitian dan komparasikan dengan penelitian lain
yang dirujuk oleh peneliti, serta jelaskan perbedaannya.
Penelitian orang lain
1. Siapa, tahun, hasil
Perbedaan/persamaan ldengan
penelitian ini
Tuliskan perbedaan /persamaannya dan
penjelasan yang diberikan peneliti
mengenai perbedaan/persamaan tersebut.
2.
3.
dst
6. Pengujian validitas eksterna:
a. Apakah hasil dapat diterapkan pada sampel terpilih?
Penjelasan ini dapat diketahui dari uraian pada hasil, yang menjelaskan
berapa subjek yang seharusnya diteliti dan berapa yang drop out sebelum
penelitian selesai.Jika terlalu banyak subjek yang drop out, maka subjek yang
tersisa tidak lagi mewakili subjek yang harus diteliti.
b. Apakah hasil dapat diterapkan pada populasi terjangkau?
Penjelasan ini diketahui dari rencana dan pelaksanaan pemilihan subjek dari
populasi terjangkau.Bila pemilihan dilakukan dengan random sampling, maka
sampel terpilih dapat dianggap mewakili populasi terjangkau.Cara non random
sampling yang dianggap mewakili populasi terjangkau adalah consecutive
sampling.
c. Apakah hasil dapat diterapkan pada populasi target?
Generalisasi atau inferensi pada populasi target bukan sesuatu yang dapat
dihitung, namun dapat diperkirakan dengan logika atau common sense.
Karakteristik subjek samgat berperan dalam penilaian apakah hasil dapat
diterapkan untuk populasi target.Sebagai contoh, karakteristik pasien
pneumonia di RSCM, pada umumnya dapat diterapkan untuk pasien
puskesmas, karena RSCM merupakan rumah sakit rujukan nasional.Namun
karakteristik profil lipid pada pasien RS swasta di Jakarta mungkin tidak dapat
diterapkan di puskesmas-puskesmas tertentu, terutama di pedalaman.
7. Berikan komentar Anda secara umum terhadap penelitian tersebut, terutama
terkait dengan apakah hasil penelitian tersebut layak dipertimbangkan untuk
menangani kasus kesehatan masyarakat.
Tugas Dokter Muda:
1. Dokter muda wajib mencari artikel penelitian dari salah satu jurnal ilmiah. Seluruh
tugas analisis artikel dan pembuatan laporan dilakukan di luar jam presentasi.
2. Laporan tersebut ditampilkan dalam bentuk powerpoint presentation. Diikuti
oleh seluruh dokter muda
3. Jadwal presentasi menyesuaikan jadwal / kesepakatan dengan dosen pembimbing
4. Dokter muda yang presentasi tiap divisi maksimal 3 dokter muda yang
belum presentasi pada divisi lainnya. Dalam hal jumlah dokter muda melebihi 24,
akan diatur oleh Koordinator pendidikan
5. Pada sesi journalreading Dokter Muda wajib mempresentasikan dan
mempertahankan laporan analisis artikel penelitian tersebut.
6. Journal dan hasil kajian journal diserahkan kepada pembimbing minimal sehari
sebelum presentasi, atau sesuai kesepakatan dengan dosen pembimbing yang
bertugas.
LAMPIRAN II
TUTORIAL
A. Tutorial dan konsep belajar mandiri
Tutorial adalah bantuan atau bimbingan belajar yang bersifat akademik oleh tutor
kepada mahasiswa untuk membantu kelancaran proses belajar mandiri mahasiswa
secara perorangan atau kelompok berkaitan dengan materi ajar.
Konsep belajar mandiri dalam tutorial mengandung pengertian, bahwa tutorial
merupakan bantuan belajar dalam upaya memicu dan memacu kemandirian, disiplin,
dan inisiatif diri mahasiswa dalam belajar dengan minimalisasi intervensi dari pihak
tutor.Prinsip
pokok
tutorial
adalah
kemandirian
mahasiswa
(students
independency).Tutorial tidak ada, jika kemandirian tidak ada. Jika mahasiswa tidak
belajar di rumah, dan datang ke tutorial dengan kepala kosong, maka yang terjadi
adalah perkuliahan biasa, bukan tutorial. Dengan demikian, secara konseptual
tutorial perlu dibedakan secara tegas dengan kuliah (lecturing) yang umum berlaku
di perguruan tinggi tatap muka, di mana peran dosen sangat besar.
B. Pelaksanaan Tutorial
Tutorial dilakukan 2 kali, tutorial I dan tutorial II, dimana pembahasan dalam tutorial I
berbeda dengan pembahasan dalam tutorial II, tetapi merupakan satu rangkaian
karena tutorial II berusaha untuk menjawab masalah atau persoalan yang ditemukan
saat tutorial I. Tutorial I dilakukan pada minggu I sebelum mahasiswa turun ke
lapangan (Kelurahan Binaan, DKK, dan Puskesmas), dan tutorial II dilakukan pada
minggu VIII saat dokter muda telah mengikuti stase lapangan tersebut. Tutorial yang
dilakukan oleh Kepaniteraan IKM berbeda dengan tutorial yang dilakukan oleh bagian
lain, oleh karena kasus yang terjasi adalah kasus/masalah kesehatan masyarakat dan
bukan kasus pasien perorangan.
C. Langkah-langkah Tutorial:
Step pada tutorial I (minggu I):
Step 1.Dokter muda mengidentifikasi masalah yang mungkin muncul pada saat stase
lapangan.Masalah berupa masalah kesehatan masyarakat.
Step 2.Dokter muda dengan brain storming berusaha menjawab masalah tersebut
dengan menggunakan prior knowledge.
Step 3.Masalah yang belum dapat terselesaikan, jadikan sebagai tujuan pembelajaran
kelompok untuk dicari jawabannya pada saat dokter muda stase di lapangan.
Step 4.Belajar mandiri saat stase lapangan.
Step pada tutorial II (minggu VIII):
Step 5.Dokter muda menjawab apa yang telah mereka peroleh saat pembelajaran
mandiri di lapangan, berdasarkan dengan tujuan pembelajaran kelompok pada saat
Step 3. Pembahasan masalah berdasarkan sumber bacaan terpercaya.
D. Prinsip-prinsip Tutorial
Beberapa prinsip dasar tutorial yang sebaiknya dipahami oleh dokter muda agar
penyelenggaraan tutorial berjalan efektif, adalah:
1. Tingkatan berpikir dokter muda sebaiknya berlangsung pada tingkat metakognitif,
yaitu tingkatan berpikir yang menekankan pada pembentukan keterampilan
learning how to learn atau think how to think (mengapa demikian, bagaimana
hal itu bisa terjadi, dsb).
2. Dokter muda harus mampu menjelaskan sampai pada taraf pengertian
(understanding = C2) yang mendalam sehingga mampu menghasilkan
3.
4.
5.
6.
pengetahuan (create = C6) yang tahan lama, serta taraf pengertian yang
mendalam (indepth understanding).
Dokter muda seyogyanya menghindarkan diri dari pemberian informasi semata
(transfer of knowledge/information), dan harus menggali informasi/pengetahuan
sendiri dari berbagai sumber belajar dan pengalaman lapangan.
Interaksi dalam tutorial dilakukan dengan diskusi, komentar dan kritik antar
dokter muda, dimana diharapkan interaksi tersebut dapat meningkatkan
kemampuan intelektual, psikomotorik, sikap demokrasi, kerjasama, dan interaksi
antar dokter muda.
Segala keputusan dalam tutorial sebaiknya diambil melalui proses dinamika
kelompok di mana setiap dokter muda dalam kelompok memberikan sumbang
pikirannya.
Setiap dokter muda perlu melakukan pelacakan lebih jauh (probing) terhadap
setiap kebenaran jawaban atau pendapat dokter muda yang lain, untuk lebih
meyakinkan dokter muda atas kebenaran jawaban atau pendapat yang
dikemukakan dokter muda tersebut. (Anda yakin demikian, mengapa, apa
alasannya?).
LAMPIRAN III
CASE-BASED DISCUSSION (CBD)
A. Case-based Discussion (CbD)
Case-based Discussion (CbD) adalah suatu metoda dalam merefleksikan pengalaman
dalam menghadapi kasus-kasus tertentu yang terjadi di lapangan mengacu kepada
teori-teori yang telah ada.
CbD dapat menuntun dokter muda dalam satu kelompok diskusi, baik di
Laboratorium Komunitas/KelurahanBinaan, DKK, maupun puskesmas untuk berbagi
pengetahuan serta pengalaman klinisnya yang didasarkan atas standar yang berlaku.
Proses diskusi yang berlangsung memberikan ruang dan waktu bagi penyaji untuk
merefleksikan pengalaman serta kemampuannya dalam menyelesaikan suatu
masalah kesehatan yang menarik. Proses diskusi dilakukan saat menghadapi suatu
masalah kesehatan yang sedang dikaji bersama (on the spot discussion)
Penyelesaian masalah diantaranya adalah dengan pendekatan Five Level
Prevention !!
B. Pelaksanaan CbD
CbD dilaksanakan minimal satu kali setiap minggu pada saat stase di lapangan.Untuk
stase lapangan yang berjumlah 8 minggu, maka setiap dokter muda harus
mengumpulkan nilai CbD 8 penilaian.Kasus yang dibahas pada saat CbD adalah kasus
kesehatan masyarakat sesuai divisi. Kasus yang akan disajikan hendaknya kasus
yang menarik, dan sebelumnya sudah dikonsultasikan dengan para pembimbing
divisi.
Kasus meliputi :
1. Epidemiologi (Epidemiologi)
2. Gizi buruk / kurang(Gizi Masyarakat)
3. Perilaku pencegahan penyakit (Ilmu Sosial dan Perilaku Kesehatan)
4. Kedokteran Kerja (Kedokteran Kerja)
5. Kesehatan lingkungan (Ilmu Kesehatan Lingkungan)
6. Kependudukan (Ilmu Kependudukan)
7. Manajemen puskesmas (Menggunakan Format khusus) (ilmu manajemen
dan kebijakan kesehatan)
8. Diagnosis holistik dan terapi komprehensif (Menggunakan Format
khusus) (ilmu kedokteran keluarga)
C. Proses Diskusi
1. CbD dapat dimanfaatkan sebagai wahana untuk memecahkan masalah.
2. Setiap dokter muda secara bergilir mendapat kesempatan dan menimba
pengalaman sebagai penyaji dan sebagai anggota dalam diskusi tersebut.
3. Proses diskusi memberikan kesempatan kepada setiap anggota untuk
menyampaikan pendapat dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan
sedemikian rupa yang merefleksikan pengalaman, pengetahuan serta
kemampuan masing-masing.
4. Proses diskusi difasilitasi oleh pembimbing lapangan yang bertugas.
5. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan
pertanyaan secara bergilir selama 30 menit.
6. Setelah pertanyaan berakhir, fasilitator bertanya kepada penyaji, apa yang bisa
dipelajari dari diskusi tersebut, kemudian dilanjutkan kepada semua peserta
lainnya satu persatu, termasuk fasilitator sendiri juga memberikan pendapatnya.
Tugas Dokter Muda:
1. Menyiapkan kasus/ masalah kesehatan yang menarik yang ditemukan.(Kasus
yang ditemukan dalam kegiatan di Puskesmas / Layanan Primer, diupayakan /
diutamakan kasus yang terdapat dalam Permenkes no 5 tahun 2014) yang
dilanjutkan dengan melengkapi data melalui Home Visite
2. Siapkan presentasi mengenai bagaimana masalah tersebut ditangani, hambatan
apa saja yang dialami serta keberhasilan apa saja yang telah dicapai.
Patient centered
Family oriented
Community oriented
b. Preventif
Patient centered
Family oriented
Community oriented
c. Kuratif
Patient centered
Family oriented
Community oriented
d. Rehabilitatif
Patient centered
Family oriented
Community oriented
BAB III : Pembahasan
A. Gambaran proses dan masalah yang diamati pada kelima aspek yang
ditemukan pada pasien.
B. Uraikan temuan-temuan yang ada pada setiap aspek, diulas dengan
teori-teori dan penelitian yang ada sebagai dasar argumentasi terapi
yang anda usulkan
BAB IV : Kesimpulan dan saran
A. Kesimpulan menjawab tujuan
B. Saran
1. Untuk Pasien
2. Untuk Puskesmas
3. untuk FK Unissula
Referensi
Tugas Dokter Muda:
1. Mahasiswa yang memperoleh case presentation, penugasan pada dosen
pembimbing divisi kedokteran keluarga untuk menetapkan kasus penyakit
(sesuai Permenkes No. 5 tahun 2014)dengan pendekatan diagnosis holistik
dan terapi komprehensif yang akan dilaporkan pada saat stase
kepaniteraan.
2. Persiapkan data-data yang akan dilaporkan
3. Tetapkan diagnosis holistik dan Usulan penatalaksanaan komprehensifyang
akan dilaporkan
4. Tetapkan masalah manajemen pelayanan kesehatan yangmungkin
ditemukan, yang akan dijadikan bahan untuk saran ke Puskesmas
5. Perbanyak membaca materi yang berkaitan dengan masalah kesehatan
tersebut
6. Susun data, masalah, penjelasan, dan pembahasan dalam case reports yang
sistematis sesuai petunjuk sistematika penulisan case reports.
D. CasePresentation
Case Presentation adalah mempresentasikan atau cara menyajikan case report dalam
bentuk power point kepada pembimbing IKM. Jadwal Case Presentation akan disusun oleh
Kordik IKM. Pelaksanaan Case Presentation pada minggu ke- 8 dengan menyesuaikan
jadwal pembimbing kepaniteraan IKM.
INDIKATOR SPM
TARGE
T
95%
80%
95%
95%
80%
90%
100%
11
100%
12
13
10
>95%
90%
100%
70%
>2
100%
100%
14
100%
15
100%
16
100%
90%
100%
PENCAPAI
AN
KESIMPU
LAN/MAS
ALAH
N
O
17
18
INDIKATOR SPM
Cakupan Desa/kelurahan
mengalami KLB yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi < 24
jam
Cakupan Desa Siaga Aktif
TARGE
T
100%
80%
PENCAPAI
AN
KESIMPU
LAN/MAS
ALAH
Analisa sistem
Uraian
Cth
Input
Proses
1.
2.
3.
Dan seterusnya
Tidak
IMPLEMENTASI
YA
TIDAK
PENILAIAN
Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan
komunikasi untuk memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan
keperawatan, pelayanan sosial, konsultasi dan rujukan, pelayanan
kesehatan primer dan tindak lanjut lainnya.
Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan
sehingga dapat tercapainya proses koordinasi tanpa hambatan, aman
dan efektif.
Standar IV : Penggunaan metoda metoda peningkatan kinerja
untukmelakukan evaluasi dan program peningkatan
keselamatanpasien
Standar :
Puskesmas harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses
yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui
pengumpulan data, menganalisis secara intensif Kejadian Tidak
Diharapkan, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja
serta keselamatan pasien.
Kriteria :
Setiap Puskesmas harus melakukan proses perancangan (design)
yang baik, mengacu pada visi, misi, dan tujuan Puskesmas,
kebutuhan pasien, petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini,
praktik bisnis yang sehat, dan faktor-faktor lain yang berpotensi
risiko bagi pasien sesuai dengan Tujuh Langkah Menuju
Keselamatan Pasien Puskesmas.
Setiap Puskesmas harus melakukan pengumpulan data kinerja yang
antara lain terkait dengan : pelaporan insiden, akreditasi, manajemen
risiko, utilisasi, mutu pelayanan, keuangan.
Setiap Puskesmas harus melakukan evaluasi intensif terkait dengan
semua Kejadian Tidak Diharapkan, dan secara proaktif melakukan
evaluasi satu proses kasus risiko tinggi.
Setiap Puskesmas harus menggunakan semua data dan informasi
hasil analisis untuk menentukan perubahan sistem yang diperlukan,
agar kinerja dan keselamatan pasien terjamin.
Standar V : Peran kepemimpinan dalam meningkatkan
keselamatan pasien
Standar :
Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program
keselamatan pasien secara terintegrasi dalam organisasi melalui
penerapan Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Puskesmas
.
Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk
identifikasi risiko keselamatan pasien dan program menekan atau
mengurangi Kejadian Tidak Diharapkan.
IMPLEMENTASI
YA
TIDAK
PENILAIAN
Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi
antar unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan
tentang keselamatan pasien.
Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk
mengukur, mengkaji, dan meningkatkan kinerja Puskesmas serta
meningkatkan keselamatan pasien.
Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam
meningkatkan kinerja Puskesmas dan keselamatan pasien.
Standar V : Peran kepemimpinan dalam meningkatkan
keselamatan pasien
Kriteria :
Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan
pasien.
Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan
program meminimalkan insiden, yang mencakup jenis-jenis Kejadian
yang memerlukan perhatian, mulai dari Kejadian Nyaris Cedera
(Near miss) sampai dengan Kejadian Tidak Diharapkan ( Adverse
event).
Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen
dari Puskesmas terintegrasi dan berpartisipasi dalam program
keselamatan pasien.
Tersedia prosedur cepat-tanggap terhadap insiden, termasuk
asuhan kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada
orang lain dan penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk
keperluan analisis.
Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan
dengan insiden termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas
tentang Analisis Akar Masalah (RCA) Kejadian Nyaris Cedera
(Near miss) dan Kejadian Sentinel pada saat program keselamatan
pasien mulai dilaksanakan.
Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden,
misalnya menangani Kejadian Sentinel (Sentinel Event) atau
kegiatan proaktif untuk memperkecil risiko, termasuk mekanisme
untuk mendukung staf dalam kaitan dengan Kejadian Sentinel.
Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar
unit dan antar pengelola pelayanan di dalam Puskesmas dengan
pendekatan antar disiplin.
Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam
kegiatan perbaikan kinerja Puskesmas dan perbaikan keselamatan
pasien, termasuk evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya
tersebut.
Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan
kriteria objektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja
Puskesmas dan keselamatan pasien, termasuk rencana tindak lanjut
dan implementasinya.
IMPLEMENTASI
YA
TIDAK
PENILAIAN
IMPLEMENTASI
YA
TIDAK
LAKI - LAKI
ISLAM
KAWIN
PEREMPUAN
KRISTE
N
BELUM
KAWIN
KATHOL
IK
HINDU
JANDA
DUDA
BUDH
A
LAIN LAIN
S1
S
2
SD
SMP
SMA
PNS
WIRAS
WASTA
TNI/POL
RI
DIPLOMA
PELAJAR/
MAHASIS
WA
BPJS
UMUM/MANDIRI
WNI
WNA
ASURANSI
SWASTA
LAIN
LAIN
LAIN LAIN
Dengan ini saya menyatakan setuju untuk dilakukan pemeriksaan dan tindakan
yang diperlukan dalam upaya kesembuhan / keselamatan jiwa saya/ pasien
tersebut di atas
Semarang,
(.)
ANAMNESIS HOLISTIK :
ASPEK 1
Keluhan Utama
Harapan
Kekhawatiran
ASPEK 2
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
ASPEK 3
Faktor resiko internal
ASPEK 4
Faktor Resiko Eksternal
ASPEK 5
Derajat fungsional
Anamnesis Keluarga
Genogram
Tanda Vital
Tekanan darah
Nadi
RR
Temperature
Antropometri : BB : .kg
TB cm BMI .
Status Praesens :
Kepala
Leher
Thoraks
I:
Pa
Pe :
Au :
Cor
Pulmo
Abdomen :
I
Pa
Pe
Au
Pelvis :
Muskuloskeletal
Saraf
Kulit
Pemeriksaan Penunjang :
Diagnosis Holistik :
Aspek 1 Personal
Keluhan
Kekhawatiran
Harapan
Aspek 2
Diagnosis kerja (klinis)
Diagnosis Banding
Aspek 3
Faktor resiko Internal
Langkah Penatalaksanaan
1. Identifikasi Masalah (tuliskan masalah yang ada pada pasien dan keluarga)
2. Perencanaan
No Masalah
Intervensi
3. Intervensi
Promotif
Preventive
Kuratif
Rehabilitatif
4. Pemantauan / Follow Up
Indikator
Keberhasila
n
Sasaran
Waktu
yang
diperlukan
Coping
Score