Anda di halaman 1dari 4

REVIEW JURNAL

Tahun publikasi
: 2011
Waktu penelitian
: November 2008 Juni 2010
Tempat penelitian
: Department of Obstetrics and Gynaecology, A. J.
Institute of Medical Sciences, K. S. Hegde Medical Academy, Deralakatte,
Mangalore, Karnataka, India
Tujuan
Untuk menilai peran inspeksi visual dengan asam asetat sebagai alternatif untuk Pap smear
dan dalam program skrining untuk kanker serviks dalam pengaturan sumber daya yang
rendah.
Bahan dan Metode
Sebanyak 225 wanita dalam kelompok usia reproduksi yang terdaftar dalam penelitian ini
menghadiri Departemen Ginekologi. Papanicolaou smear dan inspeksi visual dari leher rahim
dengan asam asetat dilakukan. Semua pasien yang dinyatakan positif pada screening
kemudian menjalani biopsi dipandu dengan colposcopy. Pada pap smear low-grade squamous
intraepithelial lesion (LSIL) dan diatasnya dinyatakan abnormal. Uji statistik yang digunakan
adalah uji chi-square dan hasilnya dihitung dengan menggunakan SPSS versi 12.0.
Hasil
Dari 225 pasien, yang positif pada asam asetat (VIA) adalah 27 (12%) pasien dan Pap smear
26 (11,7%) tidak normal. Terdapat 15 LSIL, 6 HSIL dan 5 karsinoma sel skuamosa. Pada
biopsi, ada 15 displasia ringan, 2 displasia sedang, 4 displasia berat, dan 3 kanker skuamosa.
Pap smear memiliki sensitivitas 83%, spesifisitas 98%, dan nilai prediksi positif 80% dan
nilai prediksi negatif 97,9%. VIA memiliki sensitivitas 70,8%, spesifisitas 95%, dan nilai
prediksi positif 62,9% dan nilai prediksi negatif 96,5%.
Kesimpulan
Karena nilai diagnostik VIA sebanding dengan Pap smear, dan berkinerja baik dalam
mendeteksi lesi kelas tinggi, kami menyimpulkan bahwa VIA dapat digunakan sebagai
modalitas skrining untuk kanker serviks dalam pengaturan sumber daya yang rendah.

VALIDITY
I

Apakah hasil penelitian tersebut valid?


1

Apakah terdapat sampel yang representative dan didefinisikan secara jelas pada
kondisi yang sama / similar point dalam perjalanan penyakit / course of the
disease?
Sampel terdiri dari 225 wanita berusia antara 20 sampai 50 tahun dengan keputihan,
postcoital bleeding, riwayat melakukan pap smear sebelumnya, riwayat menstruasi
dan riwayat pemakaian kontrasepsi.

Apakah follow-up lengkap dan cukup lama / sufficiently long and complete?
Penelitian dilakukan secara prospective study pada november 2008 samapai juni 2010

Apakah digunakan criteria outcome yang obyektif dan tidak berbias?


Dari 225 perempuan diskrining untuk lesi prakanker serviks di Departemen Obstetri
dan Ginekologi 56,6% milik kelompok usia 41- 50 tahun dan 68,5% milik kelompok
menengah ke bawah. Dari 225 perempuan diperiksa menggunakan VIA, 27 (12%)
yang positif, pada pap smear 26 (11.7%) yang menunjukkan hasil abnormal, yaitu 15
(6,7%) dilaporkan sebagai LSIL, 5 (2,2%) dilaporkan sebagai karsinoma sel
skuamosa, 6 (2,8%) sebagai HSIL. Dalam studi ini, 192 Pap smear dilaporkan
menjadi negatif untuk keganasan intraepithelial dan 7 didiagnosis sebagai ASCUS.

Bila ditemukan subgroup dengan prognosis yang beda, apakah dilakukan


adjustment untuk faktor-faktor prognostik yang penting?
Pada penelitian ini tidak dijelaskan mengenai prognosisnya, pada penelitian ini
menjelaskan tentang diagnosis. Pada penelitian ini membandingkan dengan hasil
penelitian-penelitian sebelumnya.

II

Apa hasil penelitian ini penting?


1 Bagaimana gambaran outcome menurut waktu?
Pada penelitian ini tidak dipaparkan outcome menurut waktu, tapi dijelaskan bahwa
nilai diagnostic VIA sebanding dengan pap smear, dan dapat digunakan sebagai
modalitas skrining untuk mendeteksi kanker serviks dengan kelebihan lebih mudah
dikerjakan, lebih murah dan dapat dilakukan dengan sumber daya yang masih rendah.
2

Seberapa tepat perkiraan prognosis?


Pada penelitian ini tidak dipaparkan tentang prognosis tapi dijelaskan seberapa tepat
diagnosinya.

III

Apakah hasil penelitian ini dapat diaplikasikan?


1

Apakah pasien dalam penelitian tersebut serupa dengan pasien saya?


Ya, karena pasien memiliki kriteria yang sama dengan kriteria sampel yang ada pada
penelitian tersebut, yaitu pasien mengalami keputihan, postcoital bleeding, dan
sebelumnya telah melakukan pap smear.

Apakah hasil penelitian membantu dalam keputusan pemilihan terapi?


Pada jurnal ini tidak dijelasakan mengenai terapi tetapi pada jurnal ini dijelaskan cara
mendiagnosis kanker serviks. Terapi pada kanker serviks tergantung pada stadiumnya,
sehingga dibutuhkan cara diagnosis yang akurat agar kanker serviks dapat di ketahui
sedini mungkin.

Apakah penelitian berguna untuk konseling pada penderita dan keluarganya?


Ya, pada penelitian ini dapat digunakan sebagai konseling karena deteksi sedini
mungkin kanker serviks akan memeberikan prognosis yang lebih baik. Pada penelitian
ini disebutkan bahwa IVA memiliki kelebihan, yaitu sederhana, cepat, mudah
dijalankan, tidak memerlukan banyak infrastruktur, hemat biaya, dan hasilnya segera
tersedia.

Anda mungkin juga menyukai