Anda di halaman 1dari 17

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian hormat
Hormat didefinisikan sebagai mempunyai pandangan yang tinggi
terhadap seseorang dengan memberikan layanan yang penuh sopan,
menghargai, menjunjung tinggi, memuliakan, menerima dan mematuhi.
Secara ringkas, menghormati seseorang bererti melayani dengan penuh
sopan, memandang tinggi kepadanya dan menghargai kebaikannya.
Sikap sebegini telah lama digariskan di dalam syariat yang dibawa oleh
Nabi Muhammad SAW dan melalui contoh-contoh sikap Rasulullah
SAW yang ditonjolkan kepada kita sejajar dengan maksud sebuah hadis
yang

berbunyi:

Sesungguhnya

akhlak

Rasulullah

itu

ialah

sepertimana yang terdapat dalam al Quran (Riwayat Bukhari


Muslim). Allah SWT menyuruh kita memandang kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai contoh terbaik dalam kehidupan kita
sebagaimana firmanNya di dalam surah al Qalam ayat 4: Dan bahawa
sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad SAW) mempunyai akhlak yang
amat mulia.
Agama suci Islam telah memberi panduan yang jelas dalam aspek
menghormati sesama makhluk Allah sama ada menghormati sesama
manusia maupun makhluk-makhluknya yang lain. Ini khususnya untuk
memelihara hubungan yang baik kerana keberadaan kita di muka bumi

ini menuntut kerjasama yang telus buat penakatan. Bahkan, lebih jauh
lagi, menghormati sesama manusia mencakupi hormat kepada yang
tidak seusia iaitu antara yang muda kepada yang tua dan yang tua
kepada yang muda sebagaimana maksud hadis: Barangsiapa tidak
menaruh hormat kepada orang yang lebih tua diantara kami atau tidak
mengasihani yang lebih muda, tidaklah termasuk golongan kami
(Hadis sahih riwayat Imam Ahmad dan disepakati yang lain). Begitu
juga ia meliputi penghormatan antara yang berilmu dengan yang masih
menuntut, kaya atau miskin, besar atau kecil, kuat atau lemah kerana
setiap dari kita mempunyai kelebihan tersendiri sebagaimana maksud
firman Allah SWT: Jangan Kau lupakan kelebihan di antara kamu
(Surah Al Baqarah ayat 237) dan sebagaimana maksud hadis: Berikan
pada manusia sesuai dengan kedudukan mereka. (Riwayat Muslim
dan disahihkan oleh al Hakim dalam Kitab Marifat Ulum Hadis)
melalui dalil-dalil diatas ini, dapat kita rumuskan bahawa menghormati
satu sama lain adalah sesuatu yang dituntut walaubagaimanapun darjah
penghormatan itu berbeza-beza bergantung kepada kedudukan,
kelebihan dan kontribusi manusia.
B. Macam-macam hormat terhadap orang lain
1.

Sikap Menghormati dan Menghargai Kehidupan Keluarga


Dalam suatu keluarga biasanya terdiri dari suami, istri, dan
anak-anaknya. Bahkan dalam keluarga di masyarakat kita, tidak jaranf
ada juga anggota keluarga lain yang tinggal bersama. Misalnya saja

anggota keluarga yang lain itu seperti kakek/nenek, adik/kakak dari


pihak ibu/bapak, saudara sepupu, dan semacamnya. Di antara anggota
keluarga itu harus ada sikap/perilaku saling menghormati serta saling
menghargai. Perwujudan sikap/perilaku saling menghormati dan
menghargai itu antara lain melalui sikap, ucapan, dan perbuatan yang
menyenangkan dan bermanfaat.
Dalam interaksi antara suami dan istri misalnya suami dianggap
menghormati dan menghargai istri apabila ia memenuhi hak-hak
istrinya dan menjalankan kewajibannya sebagai istri dengan sebaikbaiknya pula.
Dalam interaksi antara anak dan orangtuanya misalnua setiap
anak harus menyadari bahwa kedua orangtuanya, merupakan irangorang yang paling berjasa. Oleh karena itu, si anak wajib menghormati
dan menghargai kedua orang tuanya dengan cara berbakti kepada
mereka. Seorang anak dianggap berbakti kepada kedua orang tuanya,
apabila sikap, tutur kata, dan perbuatannya menyenangkan serta
mendatangkan manfaat bagi mereka.
Berbahagialah

anak

yang

senantiasa

menghormati

dan

menghargai kedua orang tuanya dengan cara berbakti kepada mereka,


karena ia akan memperoleh ridha Allah Swt dan kebaikan-kebaikan
yang banyak. Terkait dengan iteraksi antara anak dan orangtuanya
Rasulullah bersabda :

Artinya : Keridhaan Allah tergantung pada keridhaan kedua orang tua


dan kemurkaan Allah tergantung pada kemurkaan kedua orang tuanya.
(H.R. Turmidzi)
Selain itu, Rasulullah SAW juga bersabda :
Artinya : Barangsiapa yang berbakti kepada kedua orang tua, maka
berbahagialah ia dan Allah akan menambahkan kebahagiaan dalam
hidupnya. (H.R. Abu Yala dan Tabrani)
Bila dalam suatu keluarga sikap saling hormat-menghormati dan
harga menghargai ini diterapkan, tentu keluarga tersebut akan menjadi
keluarga yang damai dan bahagia.
2.

Sikap Menghormati dan Menghargai Kehidupan Bertetangga


Tetangga ialah orang-orang yang tempat tinggalnya berdekatan
dengan tempat tinggal kita. Bersikap menghormati dan menghargai
tetangga termasuk akhlak mulia serta meruakan tanda dari tanda-tanda
orang beriman. Rasulullah bersabda :
Artinya : Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
hendaknya ia menghormtai tetangganya (H.R. Muslim)
Allah SWT berfirman, yang artinya : Sembahlah Allah dan
janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-ana
yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh,
ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. (Q.S.


An-Nisa, 4 :36)
Seseorang dianggap menghormati dan menghargai tetangganya,
apabila sikap, ucapan, dan perbuatannya itu baik, diridhai Allah serta
mendatangkan manfaat. Termasuk ke dalam perbuatan yang baik,
apabila

seseorang

melaksanakan

kewajiban-kewajiban

terhadap

tetangganya. Rasulullah SAB bersabda yang artinya : Saya,


(Muawiyan bin Jundup r.a, seorang sahabat Nabi Muhammad SAW)
bertanya, Wahai Rasulullah, apakah kewajiban tetangga terhadap
tetangganya? Rasulullah SAW menjawab, Jika sakit Anda jenguk, jika
mati Anda antarkan jenazahnya, jika meminjam uang Anda pinjami,
jika kekurangan Anda tutupi, bila mendapat kebaikan Anda beri
selamat, bila mendapat kesusahan Anda hibur, jangan meninggikan
bangunanmu di atas bangunannya, sehingga menghalangi datangnya
angin kepadanya dan jangan diganggu dengan bau masakanmu, kecuali
Anda memberi hadiah kepadanya dari masakan itu. (H.R. Tabrani)
Juga Rasulullah bersabda :
Artinya : Wahai Abu Zar, jika Anda memasak hendaklah Anda perbanyak
kuahnya dan berilah hadiah kepada tetanggamu. (H.R. At-Tirmidzi dan
Annasai)
Jika berbuat baik kepada tetangga itu, merupakan suruhan Allah
SWT, karena akan mendatangkan manfaat, maka berbuat jahat kepada

tetangganya

termasuk

ke

dalam

larangan-Nya

karena

akan

mendatangkan kerugian. Rasulullah bersabda :


Artinya : Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
janganlah menyakiti tetangganya, dan pesan memesan yang baiklah kamu
kepada wanita. (H.R. Bukhari).
Seseorang dianggap menyakiti tetangganya apabila ia bertutur kata
keji, melakukan ghibah, fitnah, dan mengadu domba (namimah).
Sedangkan

perbuatan

yang

dianggap

menyakiti

tetangga

seperti

melakukan penganiayaan, melakukan pencurian, dan berzina dengan


tetangga.
Seseorang yang berbuat jahat pada tetangganya dengan cara-cara
seperti tersebut di atas tentu akan memperoleh kerugian-kerugian. Dia
tidak akan disenangi dalam pergaulan, memperoleh kesulitan-kesulitan
dan di alam akhirat kelak akan ditempatkan di neraka. Rasulullah SAW
bersabda :
Artinya : Tidak akan masuk surga orang yang tetangganya tidak merasa
aman dari gangguannya. (Al-hadist)
Sikap Menghormati dan Menghargai Kehidupan Bermasyarakat,
Berbangsa dan Bernegara
a. Guru dan Ulama
Guru dan ulama merupakan orang-orang yang berjasa. Sudah
selayaknya setiap orang menghormati dan menghargai guru dan ulama.
Seseorang dianggap menghormati dan menghargai guru dan ulama apabila

10

ia bersikap dan bertutur kata sopan yang menyenangkan hati serta


menghindarkan diri dari sikap dan tutur kata jahat yang melukai hati.
Demikian juga seorang dianggap menghormati guru dan ulama apabila
dapat mengambil manfaat dari apa yang disampaikan oleh mereka.
b. Orang yang Lebih Tua dan Lebih Muda
Orang yang senantiasa menghormati orang yang lebih tua atau pun
sudah lanjut kelak di masa tuanya ia akan dihormati pula oleh orang yang
lebih muda.
c.

Teman Sejawat dan Teman Sebaya


Seseorang biasanya bergaul dengan orang-orang yang sejawat atau
sebaya daripada bergaul dengan orang-orang yang tidak sejawat dan tidak
sebaya. Oleh karena itu, hubungan dengan teman sejawat hendaknya
saling menghormati dan menghargai. Apabila hubungan antarteman
sejawat sudah saling menghormati dan menghargai biasanya akan diikuti
oleh perilaku yang terpuji. Misalnya, saling menolong dalam kebaikan dan
ketakwaan dan bekerja sama untuk kebahagiaan dan kemajuan bersama.

d. Kaum Dhuafa
Ada pun terhadap kaum dhuafa dari kalangan kaum fakir miskin
dan anak-anak terlantar, yang tidak mampu berusaha, tetap harus dihargai
dan dihormati dengan sikap dan tuur kata yang baik serta dengan
perbuatan yang bermanfaat.

11

e. Terhadap Lawan Jenis


Dalam pergaulan antara pria dan wanita hendaknya saling
menghormati dan menghargai baik dengan sikap dan tutur kata yang sopan
maupun dengan perbuatan baik yang diridhai oleh Allah. Salah satu bentuk
dari saling menghargai antara pria dan wanita adalah hendaknya mereka
berusaha agar tidak terjadi fitnah.

f.

Terhadap Orang yang Berlainan Agama


Dalam bergaul dengan umat beragama lain, umat Islam harus
berpegang teguh dengan apa yang telah dianutnya. Meskipun begitu, tetap
harus menghormati dan menghargai orang yang berlainan agama.
Misalnya, tidak mengolok-olok ajaran agama lain, tidak mendiskriminasi
orang yang beragama lain.

g. Terhadap Ulul Amri


Ulul Amri bisa diartikan pemimpin, yang mengurus, mengatur, dan
memerintah. Antara pemimpin dan yang dipimpin hendaknya saling
menhormti dan menghargai. Pemimpin menghormati rakyatnya dengan
menjalankan tugas dan kewajibannya dengan ikhlas karena Allah. Yang
dipimpin dianggap menghormati pemimpinnya apabila melaksanakan
tugas dan kewajiban sebagai yang dipimpin dengan niat ikhlas karena
Allah.

12

C.

Cara menghormati orang lain


Adapun cara dan bentuk penghormatan pula tidak ditetapkan.
Inilah keunikan agama sejagat, Islam, yang mana dapat diubah sesuai
konteks masyarakat, keadaan, tempat, budaya dan masa yang pelbagai.
Sebaliknya, telah digambarkan dengan lebih terperinci amalan-amalan
yang dapat membuahkan rasa hormat sehingga mengeratkan lagi
hubungan silaturrahim. Antara amalan-amalan yang dianjurkan ialah:

a. Bersangka baik
Bersangka baik membawa maksud rasa muhibbah. Ia bertentangan
dari sikap bersangka buruk iaitu menaruh rasa yang negatif terhadap
seseorang. Ini termasuk mencari-cari kesalahan dan keaibanya, hasad
dengki dan

menaburkan

berita

yang tidak benar

tentangnya

sebagaimana firman Allah SWT di dalam surah Hujurat ayat 12:


Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan dari
sangkaan (supaya kamu tidak menyangka sangkaan yang dilarang)
kerana sesungguhnya sebahagian dari sangkaan itu adalah dosa dan
janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan keaiban
orang dan janganlah setengah kamu mengumpat setengahnya yang
lain. Adakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya
yang telah mati? (Jika demikian keadaan mengumpat) maka sudah
tentu kamu jijik kepadanya. (Oleh itu, patuhilah larangan-larangan
yang tersebut) dan bertakwalah kamu kepada Allah; sesungguhnya
Allah Penerima taubat, lagi Maha mengasihani.

13

Untuk bersangka baik, Imam Syeikh Abdul Kadir Al Jailani


menetapkan tips-tips berikut:

Jika engkau bertemu dengan seseorang, maka yakinilah bahawa


dia lebih baik darimu. Ucapkanlah dalam hatimu: Mungkin
kedudukannya di sisi Allah SWT jauh lebih baik dan lebih tinggi

dariku
Jika engkau bertemu anak kecil, maka ucapkanlah (dalam hatimu):
Anak ini belum bermaksiat kepada Allah, sedangkan diriku telah
banyak bermaksiat kepadaNya. Tentu anak ini jauh lebih baik

dariku
Jika bertemu orang tua, maka ucapkanlah (dalam hatimu): Dia
telah beribadah kepada Allah jauh lebih lama dariku, tentu dia

lebih baik dariku


Jika bertemu dengan orang yang berilmu, maka ucapkanlah (dalam
hatimu): Orang ini memperoleh kurnia yang belum kuperolehi,
telah mencapai kedudukan yang belum ku capai, mengetahui apa
yang tidak ku ketahui dan jika dia mengamalkan ilmunya tentu

lebih baik dariku


Jika bertemu dengan seorang yang bodoh, maka katakanlah (dalam
hatimu): Orang ini bermaksiat kepada Allah kerana dia tidak tahu
sedangkan aku bermaksiat kepadaNya padahal aku tahu akibatnya
sedangkan aku mungkin mengakhiri hidupku dalam maksiat
(sedangkan dia disebabkan kejahilannya akan tidak dibebani dosa).

Dia tentu lebih baik dariku


Jika bertemu dengan orang kafir, maka katakanlah (dalam hatimu):
Aku tidak tahu bagaimana keadaannya kelak. Mungkin di akhir

14

usianya dia memeluk Islam dan beramal soleh dan mungkin di


akhir usiaku, diriku kufur dan berbuat buruk
Bersalam-salaman
Rasulullah SAW telah memerintahkan umatnya untuk menebarkan
salam

iaitu

ucapan

salam

sejahtera:

Assalamualaikum

Warahmatullahi Wabarakatuh dalam sabdanya:


Kalian tidak akan masuk kedalam syurga hingga kalian
beriman dan tidaklah kalian dikatakan beriman hingga kalian saling
mencintai. Ketahuilah, aku akan memberitahu kalian sesuatu yang
apabila kalian melakukannya nescaya kalian akan saling mencintai
iaitu tebarkanlah salam diantara kalian. Susulan kepada ucapan
salam sejahtera ini ialah dengan berjabat tangan antara satu sama lain
(yang mahram & sejenis). Walaubagaimanapun, cara untuk berjabat
tangan boleh diperlakukan sesuai budaya sesuatu kaum.
Galakkan untuk menyampaikan salam turut mencakupi
penerimaan salam sebagaimana maksud firman Allah SWT: Dan
apabila disalami, maka jawablah dengan ucapan salam yang lebih
baik atau balasan salam dengan yang semisalnya. Sesungguhnya
Allah akan menghitung segala sesuatu.
Dapatlah dirungkaikan di sini bahawa pemberian salam yang
ikhlas dengan nada dan mimik muka yang manis akan memancing
jawapan yang baik atau malah lebih baik lagi sehingga terjadilah
komunikasi dua hala yang disenangi. Amalan ini bahkan disenaraikan
sebagai antara amalan yang paling baik di dalam Islam sebagaimana
maksud hadis yang diriwayatkan oleh Ash Shahihain dan selainnya

15

dari Abdullah bin Amar RA bahawasanya seseorang telah bertanya


kepada Rasulullah SAW: Apakah amalan yang paling baik di dalam
Islam? Rasulullah SAW menjawab: Memberi makan, mengucapkan
salam kepada orang yang dikenali mahupun yang tidak dikenali.
Oleh kerana bermanfaatnya amalan ini, ia turut dianjurkan
kepada kanak-kanak sehingga mereka juga akan membesar dengan
kebiasaan memberi dan menerima salam. Imam Bukhari dan Muslim
meriwayatkanbahawa Anas bin Malik RA telah mengkhabarkan
kepada kami dengan berkata: Aku berjalan bersama Rasulullah SAW
dan kami melewati anak-anak yang sedang bermain kemudian beliau
mengucapkan salam kepada mereka.
Imam Ahmad dalam musnadnya meriwayatkan dari Ibnu
Masud bahawasanya beliau berkata: Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya di antara tanda-tanda hari kiamat adalah jika
ucapan salam disampaikan hanya terhadap orang yang dikenali
sahaja. Begitulah pentingnya menjaga salam.
b. Senantiasa menasehati antara satu sama lain
Lanjutan dari sikap suka memberikan salam ialah sikap suka
bertukar-tukar khabar. Terdapat ruang untuk saling menasihati dan ingat
mengingati akan prinsip agama antara satu sama lain dalam kita bertukartukar khabar. Ini kerana agama Islam ialah agama yang menghargai kasih
sayang sesama manusia dan salah satu cara berkasih sayang ialah dengan
mengalakkan amalan yang baik dan menegur serta menegah sikap yang
kurang baik. Hal ini juga merupakan hak seorang Muslim sesama
Muslim sebagaimana sabda Rasulullah SAW: Hak seorang Muslim

16

terhadap Muslim ada enam iaitu bila engkau berjumpa dengannya


ucapkanlah salam. Bila ia memanggilmu penuhilah, bila dia meminta
nasihat kepadamu nasihatilah, bila dia bersin dan mengucapkan
Alhamdulillah jawablah yarhamukallah (Semoga Allah memberikan
rahmat kepadamu), bila dia sakit jenguklah dan bila dia meninggal
dunia, hantarkanlah jenazahnya. (Riwayat Muslim)
c. Menjaga hati orang lain
Kesihatan hati berkait rapat dengan kesihatan iman dan rohani.
Hati ialah seketul daging yang amat mudah berubah dan senang terluka.
Ia malah lebih sukar dijaga dari sebiji telur. Bersabda Rasulullah SAW:
Ketahuilah, sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal daging,
apabila dia baik maka jasad tersebut akan menjadi baik, dan sebaliknya
apabila dia buruk maka jasad tersebut akan menjadi buruk, ketahuilah
segumpal

daging

tersebut

ialah

hati

Oleh kerana rentannya hati ini, kita disuruh menjaga sebaik mungkin dari
bisikan syaitan, rasa was-was, bersyak wa sangka, berdendam, berhasad
dengki, mengumpat, mengeji dan sebagainya. Begitu juga sebaliknya hati
yang baik melahirkan niat yang baik sedangkan niat sahaja sudah mampu
menjana pahala. Bersabda Rasulullah SAW:Barangsiapa yang mencaricari aib saudaranya yang lain maka Allah akan membuka aibnya
Menyakiti hati orang lain termasuk menyeksanya, Sesungguhnya Allah
SWT akan menyeksa orang-orang yang menyeksa manusia di dunia
(Hadis Riwayat Imam Tarmidzi) Begitu juga perbuatan fitnah itu
menabur berita palsu berkenaan seseorang ialah satu dosa besar. Malah

17

diumpamakan seperti membunuh sebagaimana maksud firman Allah


SWT: "Fitnah itu lebih besar bahayanya dari pada pembunuhan"
Sebaliknya kita digalakkan memaafkan kesalahan orang lain untuk
membersihkan

hati

sebagaimana

Rasulullah

SAW

bersabda:

Barangsiapa memaafkan (kesalahan) seorang Muslim, maka Allah


SWT akan memaafkan kesalahannya. (Hadis Riwayat Abu Daud)
d. Menjaga hak orang lain
Wajib bagi kita menjaga hak saudara kita seperti maksud hadis
diatas. Ditambah lagi dengan hadis Rasulullah SAW yang bermaksud:
Orang

Islam

sesama

Islam

adalah

bersaudara

tidak

boleh

menzaliminya dan membeban sesuatu yang memberatinya dan siapa


yang menunai sesuatu hajat saudaranya, maka Allah akan menunaikan
hajatnya, dan sesiapa yang melepaskan sesuatu bala orang Islam, Allah
akan melepaskan segala bala kesusahannya di akhirat, dan sesiapa yang
menutup keaiban mana-mana orang Islam Allah akan menutup
keaibannya di hari kiamat. (Riwayat Bukhari)
Apabila kita menyedari hak kita dan hak orang lain dan
berusaha untuk memenuhi hak-hak mereka, akan tenanglah kehidupan
kita, timbullah rasa kasih sayang dan saling hormat menghormati. Itulah
yang diharapkan agama. Walaupun terdapat beberapa perkara yang
menyekat umat Islam dari melakukan sewenang-wenangnya sehingga
diumpamakan seperti hidup di dalam penjara, peringatan-peringatan dan
galakkan-galakkan inilah yang membantu memberikan satu kehidupan

18

yang tenang lagi bermakna di dunia ini sehingga terlaksana tujuan kita
berada dimuka bumi ini.
Marilah kita menjaga hak saudara kita, InsyaAllah, hak-hak kita
akan dijaga oleh saudara kita dan Allah SWT sendiri. Lebih dituntut lagi,
menjaga rasa hormat yang mendalam kepada mereka yang disekeliling
kita. Ini kerana mereka disekeliling kita adalah orang yang paling hampir
dan paling banyak mengajar kita sama ada secara langsung ataupun tidak.
Justeru, disebabkan pengaruh dan pengajaran mereka dalam kehidupan
kita, wajarlah kita menzahirkan penghargaan yang berterusan dengan
menunjukkan rasa hormat dan sopan selain ucapan terima kasih. Pepatah
Inggeris berbunyi: Action speaks louder than words. Wallahualam

D. Mamfaat menghormati orang lain


a. menghormati bukan tanda kelemahan
Hormat terhadap musuh akan menunjukkan bahwa anda lebih kuat.
Ketika anda merasa antipati pada musuh anda, cobalah untuk tetap dingin
dan menjaga emosi tetap netral. Dengan menghormati orang lain, maka
seluruh situasi tegang dapat ditangani. Banyak komunikasi baik dibangun
berlandaskan sikap saling menghormati.
Sangat

penting

untuk

mulai

berfikir

efisien.

Jika

tidak

menghormati orang lain, maka orang lain pun tak akan pernah untuk
menghormati anda. Diri sendiri adalah musuh terbesar. Langkah demi

19

langkah harus dilakukan untuk menuangkan perasaan hormat pada orang


lain, termasuk musuh anda.
b. menghormati orang lain tidak ternilai dengan uang
Menghormati orang lain adalah salah satu nilai kemanusiaan yang
penting dan tak akan pernah tergantikan oleh harta apapun di dunia.
Dimanapun, kemanapun, dan apapun yang anda lakukan, anda tak boleh
lupa dengan rasa hormat. Nilai hormat itu memberi banyak peluang dan
kesempatan.
c. menghormati orang lain akan mengurangi musuh
Cara terbaik menyingkirkan musuh adalah dengan menghormati
mereka. Ini adalah hal menarik dimana orang-orang harus saling bekerja
sama dan menangani musuh-musuh mereka dengan cara yang lebih
beradab.Cara terbaik untuk mengurangi musuh adalah dengan menjadikan
mereka teman.
d. menghormati orang lain menjadikan hidup lebih berpengalaman
Musuh adalah salah satu rintangan hidup lainnya, bisa menjadi guru
terbaik. Semua orang tahu bahwa siapapun bisa memberikan pengaruh
positif atau negatif pada orang lain. Sayangnya, kebanyakan dari kita
cenderung fokus pada pengalaman negatif dibandingkan dengan yang
positif. Akibatnya, banyak orang yang tidak bisa belajar dari kegagalan.

20

Anda mungkin juga menyukai