Laporan Pendahuluan Stroke Hemoragik
Laporan Pendahuluan Stroke Hemoragik
5. Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan dan degenerasi
pembuluh darah.
Faktor resiko pada stroke adalah
1. Hipertensi
2. Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif, fibrilasi atrium,
penyakit jantung kongestif)
3. Kolesterol tinggi, obesitas
4. Peningkatan hematokrit (resiko infark serebral)
5. Diabetes Melitus (berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)
6. Kontrasepasi oral (khususnya dengan disertai hipertensi, merokok, dan kadar estrogen
tinggi)
7. Penyalahgunaan obat (kokain), rokok dan alkohol
C. PATOFISIOLOGI STROKE HEMORAGIK
Ada dua bentuk CVA bleeding
STROKE HEMORAGIK
Perdarahan intra cerebral sering dijumpai di daerah putamen, talamus, sub kortikal,
nukleus kaudatus, pon, dan cerebellum. Hipertensi kronis mengakibatkan perubahan
struktur dinding permbuluh darah berupa lipohyalinosis atau nekrosis fibrinoid.
2. Perdarahan sub arachnoid
Pecahnya pembuluh darah karena aneurisma atau AVM. Aneurisma paling
sering didapat pada percabangan pembuluh darah besar di sirkulasi willisi.
AVM dapat dijumpai pada jaringan otak dipermukaan pia meter dan ventrikel otak,
ataupun didalam ventrikel otak dan ruang subarakhnoid. Pecahnya arteri dan keluarnya
darah keruang subarakhnoid mengakibatkan tarjadinya peningkatan TIK yang
mendadak, meregangnya struktur peka nyeri, sehinga timbul nyeri kepala hebat. Sering
pula dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda rangsangan selaput otak lainnya.
Peningkatam TIK yang mendadak juga mengakibatkan perdarahan subhialoid pada
retina dan penurunan kesadaran. Perdarahan subarakhnoid dapat mengakibatkan
vasospasme pembuluh darah serebral. Vasospasme ini seringkali terjadi 3-5 hari
setelah timbulnya perdarahan, mencapai puncaknya hari ke 5-9, dan dapat menghilang
setelah minggu ke 2-5. Timbulnya vasospasme diduga karena interaksi antara bahanbahan yang berasal dari darah dan dilepaskan kedalam cairan serebrospinalis dengan
pembuluh arteri di ruang subarakhnoid. Vasospasme ini dapat mengakibatkan disfungsi
otak global (nyeri kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguan
hemisensorik, afasia dan lain-lain). Otak dapat berfungsi jika kebutuhan O2 dan glukosa
otak dapat terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel saraf hampir seluruhnya
melalui proses oksidasi. Otak tidak punya cadangan O2 jadi kerusakan, kekurangan
aliran darah otak walau sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula
dengan kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar metabolisme otak, tidak boleh kurang
dari 20 mg% karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25 % dari
seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70
% akan terjadi gejala disfungsi serebral. Pada saat otak hipoksia, tubuh berusaha
memenuhi O2 melalui proses metabolik anaerob,yang dapat menyebabkan dilatasi
pembuluh darah otak.
Pathway Stroke Hemoragik
STROKE HEMORAGIK
3.
a.
b.
c.
4.
a.
b.
c.
d.
e.
5.
a.
b.
STROKE HEMORAGIK
1.
2.
3.
4.
Infark Serebri
Hidrosephalus yang sebagian kecil menjadi hidrosephalus normotensif
Fistula caroticocavernosum
Epistaksis
Gangguan penglihatan
2. Sirkulasi
Data Subyektif:
-
Data obyektif:
-
Hipertensi arterial
3. Integritas ego
Data Subyektif:
-
Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesedihan , kegembiraan
4. Eliminasi
Data Subyektif:
-
Inkontinensia, anuria
Distensi abdomen ( kandung kemih sangat penuh ), tidak adanya suara usus ( ileus
paralitik )
5. Makan/ minum
Data Subyektif:
-
6. Sensori neural
Data Subyektif:
-
Nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau perdarahan sub arachnoid.
Penglihatan berkurang
Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan pada muka
ipsilateral ( sisi yang sama )
Status mental ; koma biasanya menandai stadium perdarahan , gangguan tingkah laku
(seperti: letargi, apatis, menyerang) dan gangguan fungsi kognitif
Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada sisi ipsi lateral
7. Nyeri / kenyamanan
Data Subyektif:
-
8. Respirasi
Data Subyektif:
-
9. Keamanan
Data Obyektif:
-
Perubahan persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk melihat objek, hilang kewaspadaan
terhadap bagian tubuh yang sakit
Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang pernah dikenali
I.
1.
2.
3.
STROKE HEMORAGIK
Diagnosa
Keperawatan
Ketidakefektifan
Perfusi jaringan
serebral b.d aliran
darah ke otak
terhambat.
Tujuan
Intervensi
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan 1.
selama 3 x 24 jam,
diharapkan suplai
2.
aliran darah keotak
3.
lancar dengan kriteria 4.
hasil:
Nyeri kepala / vertigo 5.
berkurang sampai dengan hilang
6.
Berfungsinya saraf 7.
dengan baik
Tanda-tanda vital
1.
stabil
Monitorang neurologis
Monitor ukuran, kesimetrisan, reaksi dan
bentuk pupil
Monitor tingkat kesadaran klien
Monitir tanda-tanda vital
Monitor keluhan nyeri kepala, mual,
muntah
Monitor respon klien terhadap
pengobatan
Hindari aktivitas jika TIK meningkat
Observasi kondisi fisik klien
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kerusakan
komunikasi verbal
b.d penurunan
sirkulasi ke otak
Setelah dilakukan
1.
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam,
diharapkan klien
2.
mampu untuk
berkomunikasi lagi 3.
dengan kriteria hasil:
dapat menjawab
4.
pertanyaan yang
5.
diajukan perawat
dapat mengerti dan 6.
memahami pesan- 7.
pesan melalui gambar
dapat
mengekspresikan
perasaannya secara
verbal maupun
Terapi oksigen
Bersihkan jalan nafas dari sekret
Pertahankan jalan nafas tetap efektif
Berikan oksigen sesuai intruksi
Monitor aliran oksigen, kanul oksigen dan
sistem humidifier
Beri penjelasan kepada klien tentang
pentingnya pemberian oksigen
Observasi tanda-tanda hipo-ventilasi
Monitor respon klien terhadap pemberian
oksigen
Anjurkan klien untuk tetap memakai
oksigen selama aktifitas dan tidur
Libatkan keluarga untuk membantu
memahami / memahamkan informasi dari
/ ke klien
Dengarkan setiap ucapan klien dengan
penuh perhatian
Gunakan kata-kata sederhana dan
pendek dalam komunikasi dengan klien
Dorong klien untuk mengulang kata-kata
Berikan arahan / perintah yang
sederhana setiap interaksi dengan klien
Programkan speech-language teraphy
Lakukan speech-language teraphy setiap
interaksi dengan klien
nonverbal
Defisit perawatan Setelah dilakukan
1
diri;
tindakan keperawatan
mandi,berpakaian, selama 3x 24 jam,
2
makan,
diharapkan kebutuhan
mandiri klien
terpenuhi, dengan
3
kriteria hasil:
Klien dapat makan 4
dengan bantuan orang
lain / mandiri
Klien dapat mandi de-5
ngan bantuan orang
lain
Klien dapat memakai
pakaian dengan
bantuan orang lain /
mandiri
Klien dapat toileting
dengan bantuan alat
Kerusakan
Setelah dilakukan
1
mobilitas fisik b.d
tindakan keperawatan
kerusakan
selama 3x24 jam,
2
neurovas-kuler
diharapkan klien dapat
melakukan pergerakan
fisik dengan kriteria 3
hasil :
Tidak terjadi
4
kontraktur otot dan
footdrop
5
Pasien berpartisipasi
dalam program latihan6
Pasien mencapai
keseimbangan saat
duduk
Pasien mampu
menggunakan sisi
tubuh yang tidak sakit
untuk kompensasi
hilangnya fungsi pada
sisi yang parese/plegi
Resiko kerusakan
Setelah dilakukan
1
integritas kulit b.d
tindakan perawatan
immobilisasi fisik
selama 3 x 24 jam,
diharapkan pasien
mampu mengetahui 2
Resiko Aspirasi
berhubungan
dengan penurunan
tingkat kesadaran
Setelah dilakukan
tindakan perawatan
selama 3 x 24 jam,
diharapkan tidak
terjadi aspirasi pada
pasien dengan kriteria
hasil :
Dapat bernafas
dengan
mudah,frekuensi
pernafasan normal
Mampu
menelan,mengunyah
tanpa terjadi aspirasi
7
Resiko Injuri
berhubungan
dengan penurunan
tingkat kesadaran
Setelah dilakukan
tindakan perawatan
selama 3 x 24 jam,
diharapkan tidak
terjadi trauma pada
pasien dengan kriteria
hasil:
bebas dari cedera
mampu menjelaskan
factor resiko dari
lingkungan dan cara
untuk mencegah
cedera
menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada
Setelah dilakukan
tindakan perawatan
selama 3 x 24 jam,
diharapkan pola nafas
pasien efektif dengan
kriteria hasil :
- Menujukkan jalan
nafas paten ( tidak
merasa tercekik, irama
nafas normal,
frekuensi nafas
normal,tidak ada suara
nafas tambahan
- Tanda-tanda vital
dalam batas normal
5. Menentukan pemberi bantuan yang akan bekerja sebagai partner dengan pasien untuk
memberikan perawatan dan bantuan harian di rumah, dan mengajarkan tindakan yang
dibutuhkan.
K. DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan.
Jakarta : Salemba Medika
___________. Asuhan Keperawatan Stroke Hemoragic. Diakses pada tanggal 6
Februari 2012 di http://nursingbegin.com/askep-stroke-hemoragik/
___________. Konsep Teori Stroke Hemoragik. Diakses pada tanggal 6 Februari 2012
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/