Laporan Ipt Bakteriologi Udah Jadi
Laporan Ipt Bakteriologi Udah Jadi
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis gejala dan tanda-tanda penyakit yang disebabkan
oleh bakteri.
2. Untuk memahami teknik isolasi,uji hipersensitif, serta uji patogenesitas
akteri
3. Untuk melakukan identifikasi bakteri berdasarkan struktur dinding selnya
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengembangkan keahliannya dalam melakukan
isolasi, purifikasi, uji hipersensitif, uji patogenesitas serta identifikasi
sebagai bekal awal dalam melakukan skripsi.
2. Mahasiswa
nantinya
dapat
mengaplikasikan
ilmu
ini
dalam
perlakuan
dalam
masyarakat.
3. Dapat
menambah
wawasan
dan
cara-cara
Gambar 1. Teknik
Dilusi (Rachdie,
2008)
tanaman
melalui
luka,
hidatoda,
stomata,
atau
benih
yang
nutrisi
tanaman
untuk
pertumbuhan
bakteri
akan
g. Dengan adanya serangan bakter, maka tanaman akan lebih peka terhadap
serangan penyakit lain, baik oleh nematode maupun jamur. Umumnya
serangan bakteri lebih parah apabila terjadi pada tanaman yang muda dari
pada yang lebih tua.
III. METODOLOGI
3.1
Bahan :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
3.2
Tanaman bergejala
Alkohol
Aquades
Tissue
Wrapping
Media NA
Umbi kentang
Umbi wortel
Padi sehat
Erwinia caratovora
Xanthomonas oryzae
Cara Kerja
a. Isolasi Bakteri
Pastikan bahan isolasi merupakan tanaman bergejala yang ingin
diamati
Bersihkan bahan yang diisolasi dengan air mengalir dan potong
bagian tanaman dengan pisau
Dokumentasi
b. Purifikasi Bakteri
Dokumentasi
Langkah awal adalah menyiapkan alat dan bahan yaitu umbi kentang,
wortel dan tanaman padi sehat serta bakteri yang ingin diinokulasikan.
Kemudian mengambil bakteri dari hasil purifikasi yang kemudian dilarutkan
kedalam suspense untuk selanjutnya diambil dengan menggunakan tip
sebanyak 1ml dan di inokulasikan kedalam bagian tanaman dengan
melubanginya. Setelah itu dilakukan pengamatan terkait tingkat patogenisitas
yang ditimbulkan dari bakteri pathogen tanaman tersebut yang telah di
inokulasikan.
Nama Patogen
Xanthomonas
Dokumentasi
oryzae
Keterangan
Warna koloni kuning
pucat, berbentuk
bulat, tekstur halus,
elevasi cembung,
tepian rata, tidak
2.
Erwinia
tembus cahaya.
Warna koloni putih,
carotovora
berbentuk bulat,
tekstur halus, elevasi
cembung, tepian rata,
mengkilat/tembus
cahaya.
kuning
pucat
kemudian berubah
2.
Nama Patogen
Xanthomonas
Dokumentasi
Keterangan
Pada tepi daun dan
oryazae pv.
Oryzae pada
padi
tampak kering
Erwinia
carotovora pada
kentang
3.
Erwinia
carotovora pada
wortel
Gejala daun dari HDB biasanya terlihat jelas pada tahap anakan,
hijau bintik-bintik water-soaked berwarna hijau di ujung dan pinggir daun.
Bintik-bintik berkembang seiring pembuluh darah, bergabung, dan menjadi
klorotik dan kemudian nekrotik, bentuk buram, lesi berwarna putih keabu-abu
yang biasanya dari ujung bawah daun sepanjang vena dan tepi-tepi daun
(Goto, 1992; Mew et al., 1993). Pada tanaman yang rentan, gejala ini terus
berkembang hingga seluruh daun menjadi kering dan kadang-kadang sampai
pelepah. Pada pagi hari saat cuaca lembap dan berembun, eksudat bakteri
sering keluar ke permukaan bercak berupa cairan berwarna kuning dan pada
siang hari setelah kering menjadi bulatan kecil berwarna kuning. Eksudat ini
merupakan kumpulan massa bakteri yang mudah jatuh dan tersebar oleh
angin dan gesekan daun. Percikan air hujan menjadi pemicu penularan yang
sangat efektif (Ou, 1985; Mew, 1989; Suparyono dan Sudir, 1992). Penyakit
HDB pada tanaman padi dapat menyerang padi pada fase vegetatif dan fase
generatif dengan gejala garis kekuningan hingga kecoklatan pada tepi daun.
Gejala mulai tampak pada ujung daun, kemudian bertambah lebar sampai
menyebabkan pinggiran daun menguning dan keriput (Triny, 2011).
Gejala kresek maupun hawar dimulai dari tepi daun, berwarna keabuabuan dan lama-lama daun menjadi kering. Pada varietas rentan, gejala
menjadi sistemik dan mirip gejala terbakar. Apabila penularan terjadi pada
saat tanaman berbunga maka gabah tidak terisi penuh bahkan hampa (Sudir
et al., 2012). Sel bakteri hawar daun masuk ke dalam jaringan tanaman
melalui pori-pori atau stomata pada daun, atau lewat celah/retakan yang
terjadi akibat pertumbuhan tanaman, seperti munculnya akar. Setelah masuk
ke jaringan tanaman, bakteri lalu memperbanyak diri atau tumbuh, kemudian
menyerang sistem vaskuler tanaman. Cairan yang mengandung bakteri
akhirnya keluar ke permukaan daun pada daerah yang terbentuk lesi/luka.
Pada helaian daun, cairan bakteri akan terlihat seperti embun susu.
Selanjutnya, lesi akan berubah menjadi kuning keputihan dan daun
mongering (Tasliah, 2012).
b. Erwinia carotovora
Dari hasil pengamatan yang dilakukan sampel Erwinia carotovora
terhadap tanaman inangnya yaitu wortel menunjukkan hasil yang sangat
signifikan. Penetrasi pathogen sudah mulai nampak pada hari ketiga. Hal
ini membuktikan bahwa hasil inokulasi, purifikasi dan suspense ialah
benar dari pathogen E. carotovora. Bagian umbi yang disuntikkan bakteri
terlihat membusuk dengan bercak berwarna coklat hingga berwarna
kehitaman dan melunak. Pada bagian yang terinfeksi mula-mula terjadi
bercak kebasahan. Bercak membesar dan mengendap (melekuk),
bentuknya tidak teratur, berwarna coklat tua kehitaman. Jika kelembaban
tinggi jaringan yang sakit tampak kebasahan, berwarna krem atau
kecoklatan, dan tampak agak berbutui-butir halus. Disekitar bagian yang
sakit terjadi pembentukan pigmen coklat tua atau hitam. Kenampakan
wortel setelah mengalami masa inkubasi selama 1 minggu menjadi
membusuk.
Pada umbi kentang Nampak mengalami nekrosis, terdapat lingkaran
berwarna hitam yang melingkupi suntikan dan baru muncul pada hari
keempat. Bagian umbi yang dilukai tumbuh koloni bakteri dan terdapat
bercak berwarna coklat kehitaman, Nampak seperti gosong, melunak dan
berlendir basah. Erwinia carotovora adalah patogen tanaman yang dapat
meyebabkan kematian sel melalui perusakan dinding sel tanaman dengan
membuat sel secara osmosis mudah pecah. Hal ini bisa terjadi akibat
produksi PCWDE seperti enzim pectic ekstrasellular dan sellulase yang
menghancurkan pektin dan sellulase. Organisme ini dapat menyebabkan
penyakit busuk lunak pada banyak tanaman dan sayuran yang dapat dikenali
dengan bau busuk dan bagian luar yang lembek. Supspesies Erwinia
Carotovora subsp. Atroseptica dapat menyerang kentang yang juga dapat
menghasilkan nonribosomal peptide phytotoxin yang dapat meinduksi
nekrosis dengan kebocoran elektrolit pada permukaan transmembran. Gen
pada patogen diduga dapat mensintesis dalam jumlah besar, protein seperti
hemagglutinin, pili and protein fimbrial untuk ikatan pada inang. Transfer
genetik horizontal dari gen dapat berpotensi patogen karene mutasi dalam
gen ini dapat secara negatif meninduksi proses virulensi (Soetoro, 1994).
Menurut Rianawati (2012) bahwa kerapatan inokulan mempengaruhi tingkat
patogenisitas dan virulensi di lapang yaitu 108 cfu/ml lebih efektif
menginfeksi penyakit busuk lunak pada daun, daripada kerapatan 107 cfu/ml.
Pada lingkungan terbuka, meskipun pelukaan digunakan untuk membantu
penetrasi bakteri ke dalam mesofil daun, namun hasilnya kurang efektif bila
dibandingkan di dalam ruang tertutup
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
E.
5.2 Saran
Mungkin saran untuk praktikumnya adalah kondisi ruangan agar lebih
kondusif. Selanjutnya format laporan sebaiknya sudah keluar sebelum materi
praktikum dilaksanakan , sehingga praktikan dapat mempersiapkan bahan dan data
laporan agar lebih lengkap tidak membuat saya kewalahan mengerjakannya di akhir
praktikum. Atas perhatiannya terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
http://dx.doi.org/10.4236/as.2012.34066
Rachdie.
2008.
Faktor
yang
Mempengaruhi
Pertumbuhan
Mikroba.
Subsp.
2012. Balai
Haryono.
2007.
Penyakit-Penyakit
Tanaman
Holtikultura
di
Oleh:
Nama
NIM
: 135040200111226
: Joko Ariswanto