ARGENTOMETRI
Dosen Pengampu : Arif Santoso, S.Farm.,Apt.
(1413206009)
(1413206014)
(1413206036)
(1413206038)
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah KIMIA ANALISIS tentang
ARGENTOMETRI.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihah sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari seenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapatmemberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.1....................................................................................Latar Belakang
1.2.................................................................................... Tujuan
Bab Ii Teori
2.1 Pengertian Argentometri............................................
2.2 Teori Kelarutan...........................................................
2.3 Harga Hasil Kelarutan (Ksp).......................................
2.4 Reaksi Pengendapan..................................................
2.5 Metode Metode Titrasi Argentometri..........................
2.6 Pengaruh Ph Dalam Analisis Argentometri.................
2.7 Indikator Argentometri...............................................
2.8 Aplikasi Argentometri Dalam Analisis Obat Dan Bahan Obat
Contoh Obat.....................................................................
Bab Iii Penutup
3.1 Kesimpulan.................................................................
3.2 Saran..........................................................................
Daftar Pustaka
Beserta
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai
bidang termasuk bidang farmasi. Semakin banyaknya industri-industri
farmasi yang turut menerapkan kemajuan teknologi, semakin meningkat
pula jumlah produk-produk farmasi yang tersedia untuk masyarakat.
Industri farmasi saat ini tidak hanya memfokuskan perhatian pada
bidang pembuatan dan penyediaan obat, melainkan juga telah mencakup
berbagai produk yang tersedia dalam masyarakat seperti makanan dan
kosmetik.
Dalam penyediaan suatu produk farmasi dipergunakan berbagai
senyawa-senyawa yang dikombinasikan satu dengan yang lain untuk
menghasilkan suatu senyawa baru yang sangat bermanfaat.
Pengkombinasian ini melibatkan berbagai senyawa baik yang mudah larut
dalam air, maupun yang tidak.
Khusus dalam penetapan kadar senyawa yang sukar larut diterapkan
metode tertentu sebab sifat dari senyawa yang sukar larut memiliki sifat
tertentu yang tidak dimiliki oleh senyawa yang larut. Salah satu metode
tersebut adalah argentometri. Metode ini hanya ditekankan bagi senyawa
yang diketahui sukar larut.
Dalam dunia farmasi, diterapkan dalam mengisolasi bentuk murni dari
sediaan obat karena dari suatu sediaan obat terdiri dari beberapa
komponen yang pada dasarnya mempunyai satu komponen utama.
1.2
Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan titrasi pengendapan
(Argentometri)
2. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dalam
titrasi pengendapan.
3. Untuk mengetahui macam-macam metode dalam titrasi pengendapan
4. Untuk Mengetahui aplikasi argentometri dalam analisis obat dan bahan
obat beserta contoh obatnya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN ARGENTOMETRI
Istilah Argentometri diturunkan dari bahasa latin Argentum, yang
berarti perak. Jadi, Argentometri merupakan salah satu cara untuk
menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi
berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+. Pada titrasi argentometri,
zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan
standar garam perak nitrat (AgNO3). Dengan mengukur volume larutan
standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag+ dapat tepat diendapkan,
kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan ( Day and
Underwood, 1992).
Titrasi argentometri adalah penetapan kadar suatu zat yang
didasarkan atas reaksi pembentukan endapan dari komponen zat uji
dengan titran larutan perak nitrat (AgNO3). Selain reaksi pengendapan,
dasar reaksi argentometri disebut juga reaksi penggaraman. Garam adalah
suatu senyawa yang terdiri dari kation dan anion atau asam dengan basa.
yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus yang
benar-benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik
kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu
larutan yang disebut lewat jenuh (supersaturated) yang metastabil
(Woedepss) (Tungandi, 2009).
Kelarutan suatu senyawa dalam suatu pelarut didefinisikan sebagai
jumlah terbanyak (yang dinyatakan baik dalam gram atau dalam mol) yang
akan larut dalam kesetimbangan dalam volume pelarut tertentu. Meskipun
pelarut-pelarut selain air digunakan dalam banyak aplikasi, larutan dalam
air adalah yang paling penting dan bagus disini. Garam menunjukkan
interval kelarutan yang besar dalam air (Oxtoby et al., 2001).
Kelarutan dapat dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Suatu larutan
lewat jenuh merupakan kesetimbangan dinamis. Kesetimbangan itu dapat
bergeser bila suhu dinaikkan. Pada umumnya kelarutan zat padat dalam
larutan bertambah bila suhu dinaikkan, karena umumnya proses pelarutan
bersifat endotermik. Akan tetapi ada zat yang bersifat eksotermik dalam
melarut. Sedangkan pengaruh tekanan udara, tekanan udara di atas cairan
berpengaruh kecil sekali terhadap kelarutan zat padat dan cair dalam
pelarut cair. Akan tetapi kelarutan suatu gas bertambah dalam larutan bila
tekanan parsial gas tersebut di permukaan bertambah besar (Syukri, 1999).
Jika suatu garam memiliki tetapan hasil kali larutan yang besar, maka
dikatakan garam tersebut mudah larut. Sebaliknya jika harga tetapan hasil
kali larutan dari suatu garam tertentu sangat kecil, dapat dikatakan bahwa
garam tersebut sukar untuk larut. Harga tetapan hasil kali kelarutan dari
suatu garam dapat berubah dengan perubahan temperatur. Umumnya
kenaikan temperatur akan memperbesar kelarutan suatu garam, sehingga
harga tetapan hasil kali kelarutan garam tersebut juga akan semakin besar
(Petrucci, 1989).
Pada kebanyakan garam anorganik, kelarutan meningkat jika suhu
naik. Sebaiknya proses pengendapan, penyaringan dan pencucian endapan
dilakukan dalam keadaan larutan panas kecuali untuk endapan yang dalam
larutan panas memiliki kelarutan kecil cukup disaring setelah terlebih
dahulu didinginkan di lemari es. Kebanyakan garam anorganik larut dalam
air dan tidak arut dalam pelarut organik. Air memiliki momen dipol yang
besar dan tertarik oleh kation dan anion membentuk ion hidrat
(Underwood.1995).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan (Svehla,1985) :
a.
garam-garam yang berbeda dengan endapan. Hal ini disebut sebagai efek
garam netral atau efek aktivitas. Semakin kecil koefesien aktivitas dari dua
buah ion, semakin besar hasil kali konsentrasi molar ion-ion yang
dihasilkan. Kelarutan garam dari asam lemah tergantung pada pH larutan.
Jika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air, akan menghasilkan
perubahan (H). Kation dari spesies garam mengalami hidrolisis sehingga
menambah kelarutannya
c.
Kelarutan garam yang tidak mudah larut akan semakin meningkat dengan adanya
pembentukan kompleks antara ligan dengan kation garam tersebut. Sebagai contoh AgCl akan
naik kelarutannya jika ditambahkan larutan NH3, hal ini disebabkan karena terbentuknya
kompleks Ag(NH3)2Cl.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari makalah diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
a. Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar
pembentukan endapan dengan ion Ag+. Pada titrasi argentometri, zat
pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan
standar garam perak nitrat (AgNO3). Dengan mengukur volume
larutan standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag+ dapat tepat
diendapkan, kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat
ditentukan ( Day and Underwood, 1992).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi titrasi argentometri
1. Temperatur
Kelarutan semakin meningkat dengan naiknya suhu, jadi dengan meningkatnya suhu maka
pembentukan endapan akan berkurang disebabkan banyak endapan yang berada pada
larutannya.
2. Sifat alami pelarut
Garam anorganik mudah larut dalam air dibandingkan dengan pelarut organik seperti
alkohol atau asam asetat. Perbedaan kelarutan suatu zat dalam pelarut organik dapat
dipergunakan untuk memisahkan campuran antara dua zat. Setiap pelarut memiliki
kapasitas yang berbeda dalam melarutkan suatau zat, begitu juga dengan zat yang berbeda
memiliki kelarutan yang berbeda pada pelarut tertentu.
3. Pengaruh ion sejenis
Kelarutan endapan akan berkurang jika dilarutkan dalam larutan yang mengandung ion
sejenis dibandingkan dalam air saja. Sebagai contoh kelarutan Fe(OH)3 akan menjadi kecil
jika kita larutkan dalam larutan NH4OH dibanding dengan kita melarutkannya dalam air,
hal ini disebabkan dalam larutan NH4OH sudah terdapat ion sejenis yaitu OH- sehingga
akan mengurangi konsentrasi Fe(OH)3 yang akan terlarut. Efek ini biasanya dipakai untuk
mencuci endapan dalam metode gravimetri.
4. Pengaruh pH
Kelarutan endapan garam yang mengandung anion dari asam lemah dipengaruhi oleh pH,
hal ini disebabkan karena penggabungan proton dengan anion endapannya. Misalnya
endapan AgI akan semakin larut dengan adanya kenaikan pH disebabkan H+ akan
bergabung dengan I- membentuk HI.
5. Pengaruh hidrolisis
Jika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air maka akan dihasilkan perubahan
konsentrasi H+ dimana hal ini akan menyebabkan kation garam tersebut mengalami
hidrolisis dan hal ini akan meningkatkan kelarutan garam tersebut.
6. Pengaruh ion kompleks
Kelarutan garam yang tidak mudah larut akan semakin meningkat dengan adanya
pembentukan kompleks antara ligan dengan kation garam tersebut. Sebagai contoh AgCl
akan naik kelarutannya jika ditambahkan larutan NH3, hal ini disebabkan karena
terbentuknya kompleks Ag(NH3)2Cl.
c. Metode Metode Dalam Argentometri:
Metode Mohr
Metode Volhard
Metode Fajans
d. Aplikasi argentometri dalam analisis obat beserta contoh bahan dan obatnya:
1. Penetapan kadar amonium klorida (NH4Cl) dengan metode
argentometri
2. Penetapan Kadar Efedrin HCL Metode Pengendapan (Argentometri)
3. Penetapan Papaverin HCL Dengan Metode Argentometri
3.2 SARAN
Untuk pembelajaran kedepan sebaiknya dilkakukan pendalaman materi terhadap metode
titrasi argentometri karena sebagai seorang farmasis erat hubungannya dalam analisis kimia
berupa penentuan kadar suatu senyawa obat dan bahan obat. Sehingga sudah seharusnya kita
mengetahui dengan benar bagaimana konsep serta prinsip dari titrasi argentometri.
DAFTAR PUSTAKA
"http://evelyta-appe.blogspot.co.id/2013/06/argentometri.html"
"http://ilhammaulana24.blogspot.co.id/2013/01/laporan-praktikumkimia-reaksi_9551.html"
http://ilhammaulana24.blogspot.co.id/2013/01/laporan-praktikumkimia-reaksi_9551.html
http://evelyta-appe.blogspot.co.id/2013/06/argentometri.html
Day, R. A & Underwood, A. L.1992. Analisis kimia kuantitatif. Edisi kelima.
Erlangga:Jakarta
Khopkar, S. M.1990. Konsep Dasr Kimia Analitik, diterjemahkan oleh A.
Saptorahardjo. UI-Press. Jakarta.
Oxtoby, D.W., H.P. Gillis, N.H. Nachtrieb. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern,
diterjemahkan oleh S.S. Achmadi. Edisi keempat. Jilid I. Erlangga. Jakarta.
Petruci, Ralp H dan Suminar. 1989. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta :
Erlangga.
Rivai, Harrizul.1994.Asas Pemeriksaan Kimia. Padang: UI Press.
Svehla,G, 1985, VOGEL I : Buku Teks Analisis Kualitatif Makro dan Semimikro ,
P.T. Kalman Media Pustaka, Jakarta.
Syukri.1999. Kimia Dasar Jilid 2.Bandung: UI Press.
Tungadi, Robert. 2009.Penuntun Praktikum Farmasi Fisika. Jurusan
Farmasi Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo