Anda di halaman 1dari 35

BUERGER DISEASE

Preseptor :
dr. Raflis Rustam,Sp.B(k)BV
Nur Afany 1010313115

Buergers disease atau


Thromboangiitis obliterans
(TAO)
penyakit inflamatorik oklusif
segmental nonatherosklerotik yang
biasanya melibatkan arteri dan
vena berukuran sedang atau kecil
pada ekstremitas atas dan bawah

Epidemiologi

Buerger disease
perokok usia muda

Laki-laki >>
perempuan
Korea, jepang,
indonesia, india

Etiologi
Belum pasti

Merokok
Usia muda

Progresifitas
penyakit

Genetik
Peningkatan
antigen
HLL9, HLABw5,

Patofisiologi

Buerger
disease

Penyakit
obstruksi
arteri
perifer

Kerusakan endotel pembuluh darah

tembakau

inflamasi

Vasodisfungsi pembuluh darah

trombus

Agregasi
platelet

Obstruksi pembuluh darah

Hipoksia

iskemik

Arteri sedang arteri kecil

Kelaninan patologik segmental

Fase awal sel-sel radang PMN di


semua dinding pembuluh darah dan
terbentuk trombus
Perubahan sekunder kolateral
pembuluh darah

Fase lanjut kolateral tidak memadai lagi


bag. Distall ( no perfusion) seluruh
pembuluh darah kena

Otot atrofi

Gangren dan destruksi tulang

Akibat
iskemi
pembulu
h darah

Kontraktur dan atrofi

Fibrosis perineural dan perivaskular

Ulserasi dan gangren dimulai dr


ujung jari

Manifestasi klinis
Nyeri

Perubahan
warna kulit
(pucat)

Hilangnya
pulsasi arteri

Unilateral

Fase lanjut
ulkus dan
gengare nyeri
hebat

Diagnosis

Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang

Angiografi

Histopatolo
gi
Laboratoriu
m

Angiografi
gambaran corkscrew pada arteri yang
terjadi akibat kerusakan vaskular,

oklusi segmental-multipel pada


daerah perifer (skip lesions)
dinding arteri yang tampak baik
(smooth arterial walls) pada arteri
yang tidak terlibat;
pembuluh darah kolateral direk
(corkscrew) yang mengikuti arah
pembuluh yang mengalami
trombosis (Martorells sign

Diagnosis banding

Neuropati perifer

penyakit ateroskerosis perifer

emboli dan trombosis arteri, trombosis perifer


idiopatik

Tatalaksana
Berhenti merokok

Vasodilator harus
digunakan seumur hidup
Debridement konservatif
jaringan nekrotk
amputasi konservatif

Prognosis

Pada pasien yang berhenti merokok, didapatkan


94% tidak perlu mengalami amputasi. Angka
kejadian amputasi mendekati 0% pada pada pasien
yang berhenti merokok sebelum terjadi gangren.

Sekitar 43% pasien yang terus meroko berpeluang


harus diamputasi dalam periode waktu 7 sampai 8
tahun kemudian. Sebagian didapatkan harus
menjalani amputasi multipel. Angka harapan hidup
pada penderita TAO biasanya normal.

Laporan kasus

Nama

: Tn. S

Jenis kelamin

Usia

: 41 tahun

Alamat

: Padang

No. RM

: 00.82.51.01

Pekerjaan

: Kuli Bangunan

Status

: Menikah

Agama

: Islam

: Laki-laki

Keluhan utama

Tukak pada kaki kanan yang tidak kunjung sembuh


sejak 6 bulan sebelum masuk rumah sakit.

Riwayat penyakit sekarang

Tukak pada kaki kanan yang tidak kunjung sembuh


sejak 6 bulan sebelum masuk rumah sakit.
Awalnya pasien pernah tertusuk pecahan keramik pada
jempol kaki kanan. Luka tidak dirawat dan
dibersihkan sendiri. Lima hari kemudian daerah
tempat luka tampak membengkak dan terasa sakit.
Pasien berobat ke puskesmas, diberi obat-obatan
(antibiotik dan anti nyeri) , dan luka dibersikan.
Namun, luka tidak kunjung sembuh, semakin
membengkak, pecah dan keluar nanah.

Satu bulan sebelum masuk rumah sakit, telapak kaki kanan


pasien menghitam dan nyeri bila dipijak. pasien pergi ke
RSUD Air Pacah dan dirujuk ke RSUP.Dr.M.Djamil Padang
karena tukak tak kunjung sembuh.

Pasien sering merasakan nyeri pada kaki kanan terutama


saat tersenggol dan terpijak.

Pasien sering merasakan nyeri pada tungkai dan kaki saat


berdiri dan hilang saat sedang istirahat

Riwayat keluhan nyeri saat istirahat disangkal

Riwayat jari-jari yang memucat, kemerahan, atau membiru


pada saat dingin atau banyak pikiran disangkal.

Riwayat kesemutan dan rasa terbakar pada tungkai dan kaki


ada

Riwayat penyakit dahulu

Riwayat menderita diabetes mellitus disangkal


Riwayat menderita hipertensi disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Pasien memiliki riwayat penyakit yang sama pada kaki
sebelah kiri dua tahun sebelum masuk rumah sakit
Riwayat amputasi pada kaki kiri pada tahun 2013

Riwayat penyakit keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang pernah menderita keluhan


seperti ini

Riwayat kebiasaan, sosial-ekonomi, dan


pekerjaan

Pasien merupakan seorang kuli bangunan


Riwayat konsumsi rokok ada, sejak usia 9 tahun, ratarata sebanyak tiga bungkus/hari, terakhir merokok
pada tahun 2013.

Pemeriksaan fisik
Status Generalisata

Keadaan umum : sakit sedang

Kesadaran

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi

: kuat angkat, 85 kali/menit

Pernafasan

: 18 kali/menit

Suhu

: 37,5 C

Kulit
: warna sawo matang, edema (-),
eritema (-)

: composmentis kooperatif, GCS 15

Kepala : normocephal

Mata

Telinga : simetris, tidak ada kelainan

Hidung : mukosa tidak hiperemis, deviasi septum tidak


ada

Tenggorok : bibir tidak sianosis, faring tidak hiperemis

Leher : deviasi trakea tidak ada, tidak tampak dan


teraba pembesaran KGB dan kelenjar tiroid, JVP 5-2
cmH2O

Thoraks
: gerak simetris statis-dinamis kiri & kanan,
suara nafas vesikuler, rhonchi tidak ada, wheezing
tidak ada

Abdomen : supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri


tekan dan nyeri lepas tidak ada, bising usus (+) normal

: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Status Lokalis
Regio cruris dextra

Inspeksi

tampak amputasi pada medial cruris

Palpasi

nyeri tekan (-), edema (-)

ROM

gerakan tidak dapat dinilai

NVD

sensibilitas baik, pulsasi arteri poplitea teraba

:
:
:

Regio cruris sinistra

Inspeksi

tampak amputasi pada medial cruris

Palpasi :

nyeri tekan (-), edema (-)

ROM

gerakan tidak dapat dinilai

NVD

sensibilitas baik, pulsasi arteri poplitea teraba

Pemeriksaan anjuran: angiografi/arteriogram


ekstremitas inferior dextra-sinistra

Diagnosis

Gangren digiti I,II,III pedis dekstra et causa suspect


buerger disease

Rencana Tindakan

IVFD Ringer laktat 20 tpm

Antibiotik

Analgetik

Debridement + amputasi phalanx media &


proksimal digiti I, II, III, IV, V pedis dekstra

Prognosis

Quo ad vitam

: dubia ad bonam

Quo ad sanationam : dubia ad malam

Quo ad functionam : dubia ad malam

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai