Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

HASIL WAWANCARA DENGAN PEMILIK YOGYA CHICKEN


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan

DISUSUN OLEH
1. PUTRI DYAH W.P

(12203244002)

2. NURLATIFAH K.D (12203244030)


KELAS B

PENDIDIKAN BAHASA JERMAN


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014

PENDAHULUAN

Sekarang ini ada banyak sekali bisnis franchise ayam goreng yang hadir di seluruh
penjuru negeri. Khususnya di Yogyakarta, ada banyak sekali rumah makan dengan menu
utama ayam goreng yang dibuka dengan sistem waralaba. Beberapa rumah makan yang
terkenal di Yogyakarta dengan menu ayam goreng diantaranya yaitu Fried Chicken, KFC
(Kentucky Fried Chicken), Texas Fried Chicken, Yogya Chicken, Quick Chicken, Olive,
Popeye, dan masih banyak yang lainnya. Persaingan yang sangat ketat dalam menjalankan
bisnis rumah makan ayam goreng antara yang satu dengan yang lainnya membuat mereka
saling berlomba dalam menghadirkan menu ayam goreng yang lezat dengan cita rasa khas
dari resep masing-masing agar dapat dengan mudah menarik perhatian para konsumen untuk
mencobanya.
Salah satu rumah makan ayam goreng yang dapat menarik perhatian para penyuka
ayam yaitu Yogya Chicken. Menu dan resep ayam goreng Yogya Chicken adalah hasil olahan
sendiri oleh pemiliknya. Yogya Chicken adalah salah satu rumah makan yang mampu
menghasilkan produk makanan cepat saji yang dapat bersaing dengan rumah makan dengan
menu serupa yang lebih dulu eksis karena Yogya Chicken berdiri pada tahun 1997 yang mana
pada tahun itu sedang terjadi krisis moneter yang berdampak pada PHK dari semua instansi
dan perusahaan.
Yogya Chicken yang kemudian lebih terkenal dengan nama Jogcik di kalangan para
penggemarnya menyediakan hidangan ayam goreng yang dimasak ala fried chicken. Dengan
cita rasa yang tidak kalah lezat, Yogya Chicken memberi alternatif bagi para pelajar,
mahasiswa dan kalangan ekonomi menengah untuk dapat menikmati ayam goreng ala fried
chicken dengan harga yang sangat terjangkau. Alhasil hingga saat ini Yogya Chicken
merupakan tempat makan yang masih sangat digemari oleh para pelanggannya. Karena
Yogya Chicken dikembangkan dengan sistem waralaba, maka tak heran jika hampir di semua
tempat di Jogja kita dapat dengan mudah menemukan warung Yogya Chicken.
Dibalik kesuksesan rumah makan Yogya Chicken yang berkembang sangat pesat
hingga saat ini, ternyata terdapat banyak kisah yang tentunya patut kita pelajari sebagai
pedoman dasar bagi kita jika ingin memulai suatu usaha. Tentunya usaha yang ditekuni pada
awalnya akan selalu mendapatkan berbagai macam kesulitan. Hal yang paling penting jika
ingin memulai usaha adalah berani mengambil berbagai macam resiko yang ada agar dapat
meraih kesuksesan seperti apa yang telah dicapai oleh Yogya Chicken sampai saat ini.

ISI

A. Sejarah berdirinya Yogya Chicken


Berawal pada tahun 1997 dimana saat itu dunia perekonomian sedang dilanda krisis
moneter, yang berdampak pada PHK dari berbagai Instansi dan perusahaan. Beruntung hal ini
tidak menimpa bapak Totok Diryato yang pada saat itu bekerja di sebuah perusahaan swasta.
Bapak Totok Diryato adalah salah satu pemilik dari Yogya Chicken. Lain halnya dengan
Bapak Sukadi. Bapak Sukardi ini juga pemilik dari Yogya Chicken dan pada saat itu beliau
terkena PHK dari pekerjaannya ketika itu di salah satu perusahaan ayam goreng yang
ternama. Bapak Sukadi merupakan saudara dari istri bapak Totok Diryato. Lalu bapak Sukadi
mendatangi bapak Totok Diryato untuk membantu dicarikan pekerjaan. Tetapi karena ada
beberapa alasan, sehingga bapak Totok Diryato kesulitan untuk mencarikan pekerjaan untuk
bapak Sukadi.
Setelah tak kunjung mendapatkan pekerjaan, akhirnya bapak Sukadi beserta istri
mengajak bapak Totok Diryato beserta istri untuk berunding bersama mencari jalan keluar.
Akhirnya mereka memutuskan untuk membuka usaha sendiri. Berbekal ketrampilan dan
keahlian bapak Sukadi dalam bidang ayam goreng, sehingga mereka sepakat untuk membuka
rumah makan ayam goreng. Karena kota Yogyakarta adalah kota yang dipilih untuk
membuka rumah makan ayam goreng, maka rumah makan ayam goreng tersebut diberi nama
Yogya Chicken atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama Jogcik.
Sebelum memulai usahanya, bapak Sukadi membutuhkan seseorang untuk menjadi
koki di rumah makannya. Akhirnya beliau mengajak satu rekannya lagi yaitu bapak Suroto
untuk menjadi koki di Yogya Chicken. Akhirnya Yogya Chicken pertama kali resmi dibuka
pada tanggal 27 Agustus 1997 di Jl. Affandi Pelemkecut 36 B Depok Sleman, Yogyakarta
dibawah naungan bapak Sukadi dan juga bapak Totok Diryato. Resep Yogya Chicken sendiri
berasal dari resep yang diciptakan dan diracik sendiri oleh bapak Sukadi beserta istri, bapak
Totok Diryato beserta istri dan juga bapak Suroto. Dulu ketika baru memulai usaha, semua
hal dilakukan secara manual dan bapak Suroto lah yang menjadi koki. Tetapi karena seiring
berjalannya waktu sehingga Yogya Chicken sekarang sudah terkenal dan memiliki banyak
cabang yang sudah tersebar di Yogyakarta dan di luar Yogyakarta, sehingga bapak Suroto
sekarang tidak lagi menjadi koki karena sudah digantikan oleh para pegawai.

Beliau sekarang adalah manager Yogya Chicken yang memiliki wewenang dalam
masalah ketenaga kerjaan, sampai kepada penjualan dan promosi yang dilakukan oleh Yogya
Chicken. Hingga sekarang Yogya Chicken telah memiliki anak cabang kurang lebih 11
cabang yang berada di Yogya, dan 9 cabang di luar Yogyakarta. Cabang yang berada di
Yogyakarta yaitu ada di Jl. Gejayan (Pusat), di Jl. Tribata, di Jl. Selokan Mataran, di Mlati
Sleman, di Banguntapan Bantul, di Jl. Perintis Kemerdekaan, di Jl. Letjen Suprapto, di Jl. Dr.
Sardjito, di Sorogenen, di Maguwoharjo dan di Kalasan. Cabang yang berada di luar
Yogyakarta diantara ada di kota Solo, Salatiga, Purwokerto dan juga di Kalimantan. Ada 5
cabang yang berdiri di Kalimantan (Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah). Sebenarnya
Yogya Chicken juga membuka cabang di Klaten, tetapi saat ini cabang yang ada di Klaten
telah ditutup.
Bapak Totok Diyarto dan bapak Sukadi berwenang untuk mengetahui segala
perkembangan yang terjadi pada Yogya Chicken mengenai rencana kerja dan sistem kerja
dari semua staff yang ada. Pabrik atau PT utama yang berwenang untuk memasok ayam yang
kemudian disalurkan kepada supplier lalu sampailah ke cabang-cabang Yogya Chicken.
Supplier pertama mereka adalah bapak Joko yang hingga saat ini masih dipercara sebagai
supplier Yogya Chicken. Yogya Chicken banyak digemari oleh masyarakat dan khususnya
para mahasiswa dan pelajar karena harganya yang sangat terjangkau. Harga untuk Paket A
hanya Rp.5.500,- , Rp.8.000,00 untuk Paket B, dan Rp.11.000,- untuk Paket C. Keuntungan
yang didapat pun semakin meningkat. Laba awalnya adalah sebesar Rp.9.000.000,- dari
modal yang hanya Rp.700.000,- . Sehingga kini omset yang dicapai oleh Yogya Chicken
sudah melebihi 500 juta. Karena melihat prospek yang semakin bagus, akhirnya bapak Totok
Diryato yang saat itu masih bekerja di salah satu perusahaan minuman swasta (soft drink),
berhenti dari pekerjaan tersebut karena ingin lebih fokus dalam usaha Yogya Chicken yang
didirikan bersama bapak Sukadi dan bapak Totok Diryato.

B. Hambatan ketika mendirikan Yogya Chicken


1. Masalah Operasional
Masalah operasional menjadi hambatan yang kerap terjadi untuk Yogya Chicken.
Misalnya, pesanan ayam goreng yang dibutuhkan tidak sebanding dengan apa yang
diinginkan. Sudah diketahui bahwa ayam goreng Yogya Chicken ini dipasok awalnya
dari PT kemudian baru disalurkan kepada supplier. Supplier Yogya Chicken adalah
bapak Joko yang sudah menjadi supplier tetap Yogya Chicken dari awal berdiri
hingga sekarang. Baru setelah dari supplier akan dikirimkan kepada pihak Yogya
Chicken. Tapi terkadang pesanan ayam yang dibutuhkan tidak sesuai. Seperti
misalnya pihak Yogya Chicken memesan 150 ayam goreng, tetapi yang sampai
kepada pihak Yogya Chicken hanya sekitar 100 ayam goreng saja. Hambatan seperti
ini sudah sering terjadi dan pihak Yogya Chicken selalu berusaha menanggulangi
hambatan ini dengan lebih memberikan inovasi menu-menu lain agar tidak terjadi
kerugian yang besar.
2. SDM
SDM juga merupakan salah satu hal yang menjadi penghambat. Kurangnya
kemampuan maupun keahlian yang dibutuhkan untuk menjadi juru masak dan
karyawan membuat pihak Yogya Chicken pada awalnya kesulitan untuk mencari
karyawan yang dapat bekerja dengan baik dan dapat melayani para konsumen dengan
baik. Tetapi lambat laun, seiring dengan kemajuan usaha Yogya Chicken hingga saat
ini, hambatan ini sudah dapat diminimalisir karena sudah ada juru masak dan
karyawan yang cukup banyak yang bekerja di Yogya Chicken.
3. Kompetitor yang banyak
Saat ini sudah banyak sekali bisnis dengan menu ayam goreng. Ada banyak sekali
restoran terkenal ayam goreng yang menggunakan menu andalan ayam goreng yaitu
Fried Chicken, KFC (Kentucky Fried Chicken), Texas Fried Chicken, Quick Chicken,
Olive, Popeye, dan masih banyak yang lainnya. Dengan persaingan yang sangat ketat
seperti ini membuat pihak Yogya Chicken berpikir keras bagaimana agar usahanya
tetap laku meskipun saingannya sangat banyak. Maka dari itu pihak Yogya Chicken
berusaha memberikan kualitas produk dengan menghadirkan berbagai macam menu
lain dan pelayanan sebaik mungkin agar dapat menarik perhatian para konsumen.

C. Strategi dan kiat-kiat sukses


1. Berinovatif (Inovasi menu)
Menu yang disediakan di Yogya Chicken tidak hanya ayam goreng saja. Meskipun
menu utama di Yogya Chicken adalah ayam goreng, tetapi pemilik Yogya Chicken
mulai berfikir untuk menambahkan menu yang lain agar menarik konsumen. Agar
lebih bervariatif dan konsumen juga tidak bosan dengan menu ayam goreng, maka
saat ini sudah tersedia beberapa menu lain yang ada di Yogya Chicken, diantaranya
yaitu ada French Fries, Corn Soup, Burger, Cheese Burger, Big Burger dan juga
Spaghetti.
2. Harga
Menu utama di Yogya Chicken adalah ayam goreng crispy. Menu ayam goreng ini
dijual dalam bentuk paket maupun yang tidak paket. Ada paket A, paket B dan paket
C. Isi dari paket tersebut adalah nasi, ayam goreng dan teh panas. Harga untuk Paket
A yang berisi paha bawah/rempela ati/nasi/teh panas hanya Rp.5.500,- , Rp.8.000,00
untuk Paket B yang berisi dada/paha atas/sayap/nasi/teh panas, dan Rp.11.000,- untuk
Paket C (paket jumbo) yang berisi dada/sayap/paha atas/paha bawah/ati
empela/nasi/teh panas. Adapula untuk harga ayam saja yaitu Rp.3.500,- untuk paha
bawah/rempela ati dan Rp.6.000,- untuk sayap/dada/paha atas. Selain ayam goreng,
harga untuk menu lainnya yaitu Rp.6.500,- untuk kentang, Rp.3.000,- untuk Corn
Soup, Rp.6000,- untuk Burger, Rp.7.000,- untuk Cheese Burger dan Rp.8.000,- Untuk
Spaghetti. Selain itu, harga minumannya pun juga sangat terjangkau. Harga yang
dipatok untuk berbagai macam Juice dan Soft Drink hanya sekitar Rp.3000,- sampai
Rp.4000,-.
3. Kualitas Product
Kualitas produk ayam goreng yang ada di Yogya Chicken terbilang bagus. Ayam
goreng yang diberikan merupakan dalam ukuran yang lumayan besar, artinya menu
ayam yang diberikan sesuai dengan patokan harga yang telah ditentukan. Porsi
minuman di Yogya Chicken juga terbilang bagus dikarenakan ukuran gelas yang
disuguhkan untuk para konsumen lumayan besar hanya untuk segelas teh. Dan juga
Corn Soup atau sup jagungnya lumayan lezat. Dengan kuah yang kental dan isi sup
yang berupa jagung, wortel dan daging ayam, sehingga dapat menambah nilai plus.
4. Service
Yogya Chicken selalu memberikan pelayanan yang baik kepada para konsumen.
Pelayanan yang cukup ramah menjadi nilai tambah agar Yogya Chicken selalu
mendapat tempat dihati para konsumennya. Dengan tempat yang cukup luas dan
nyaman, sehingga menjadi tempat yang bisa digunakan untuk bersantai bersama
teman atau keluarga dan juga disediakan tempat makan khusus untuk acara seperti
meeting, ulang tahun ataupun reuni.
DOKUMENTASI

Berfoto bersama dengan bapak Suroto (Manajer Yogya Chicken) di Kantor Pusat
Yogya Chicken di Jl. Affandi Pelemkecut 36 B Depok Sleman, Yogyakarta.

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dibalik kesuksesan rumah makan Yogya Chicken yang berkembang sangat pesat
hingga saat ini, ternyata banyak tersimpan berbagai kisah suka duka yang dialami oleh salah
satu pemilik Yogya Chicken yaitu bapak Sukardi ketika pada saat krisis moneter tahun 1997
menyebabkan beliau terkena PHK yang kemudian sulit untuk mendapatkan pekerjaan.
Dibalik kesuksesannya selama ini banyak hal yang patut kita pelajari sebagai pedoman dasar
bagi kita untuk memulai suatu usaha karena tidak ada satu usaha yang selalu berjalan dengan
mulus tanpa adanya masalah dan hambatan. Karena dengan menghadapi masalah, hambatan
dan berani mengambil resiko ketika kita memulai, menjalani dan menekuni suatu usaha,
maka hal tersebut akan membuat usaha kita semakin berjalan dengan lancar dan akhirnya
dapat meraih kesuksesan.

Anda mungkin juga menyukai