Pendahuluan
Keinginan estetik restorasi gigi posterior semakin berkembang
Alternatif estetika untuk mengganti restorasi amalgam dan logam cor antara
lain resin komposit direct, inlays komposit, dan inlays keramik.
Masalah postoperatif restorasi direct (polimerisasi shringkage dan stres)
dihindari dengan teknik aplikasi yang benar.
teknik inlay / onlay digunakan untuk mengurangi penyusutan polimerisasi.
Kelebihannya berhubungan dengan potensi terbentuk anatomi serta kontak
proksimal dan kontur yang tepat.
Tujuan penelitian adalah membandingkan kondisi klinis Kelas II restorasi
komposit direct dengan restorasi komposit indirect sesuai dengan kriteria
modifikasi USPHS.
Hipotesis: restorasi komposit indirect menunjukkan hasil lebih baik daripada
restorasi komposit direct sesuai dengan kriteria modifikasi USPHS
Semua preparasi kavitas dilakukan sesuai dengan prinsipprinsip umum untuk inlays komposit atau fillings.
Analisis Statistik
SPSS 13.0
tes Mann-Whitney U dan uji KruskalWallis H digunakan untuk
mengetahui perbedaan yang
signifikan antara restorasi komposit
direct dan komposit inlays komposit
untuk kriteria yang tercantum dalam
Tabel 3
Hasil Penelitian
Kesesuaian warna
GP adalah bahan material yang
kesesuaian warnanya paling baik.
Warna gigi geraham dibandingkan
dengan warna gigi premolar (P
<0,01). Pada restorasi komposit
inderect, inlays dengan unit LED
dibandingkan dengan warna dari
inlays dengan polymerized Tescera
system (P <0,1).
Kekasaran permukaan
Metode polimerisasi direct lebih
kasar daripada metode indrect (P
<0,05). Ada perbedaan yang
signifikan antara baseline dan 12
bulan periode (P <0,05).
Perdarahan gingiva
Restorasi komposit direct lebih
mengalami perdarahan gingiva
daripada restorasi komposit indirect
(P <0,1). Komposit resin FP
perdarahan gingiva lebih sedikit.
Perdarahan lebih banyak terjadi pada
gigi premolar dibanding molar. Pada
awal, perdarahan gingiva terjadi
pada kurun waktu kurang dari 12
bulan (P <0,05).
Pembahasan
Studi in vivo ini membandingkan kinerja klinis restorasi kelas II komposit direct dengan
restorasi komposit indirect sesuai dengan kriteria modifikasi USPHS.
Evaluasi klinis komposit direct dan indirect yang diperlukan untuk mendukung
dan menguatkan data diperoleh dari studi in vitro dari bahan-bahan tersebut.
Sistem evaluasi USPHS adalah metode langsung yang paling umum
digunakan untuk pengendalian kualitas restorasi.
Kesimpulan
1. Selama masa evaluasi 12 bulan, kurangnya retensi, pewarnaan
permukaan, dan karies sekunder tidak ditemukan baik pada
restorasi komposit direct maupun indirect.
2. resin komposit GP menunjukan warna terbaik pada evaluasi
klinis 12 bulan.
3. Untuk tekstur permukaan dan pendarahan gingiva, restorasi
komposit indirect menunjukkan nilai Alpha lebih tinggi dari
restorasi komposit direct.
4. Selama masa tindak lanjut 12 bulan, metode polimerisasi direct
menunjukan sensitivitas lebih banyak pasca operasi dan
perdarahan gingiva daripada metode polimerisasi indirect.
Seiring waktu, sensitivitas pasca operasi menurun, tetapi
perdarahan gingiva meningkat
5. pengamatan jangka panjang diperlukan untuk memantau kinerja
restorasi komposit direct dan indirect