Disusun Oleh :
Kelompok 1 / 5KC
1. Nama
: Ali Habibi
Nim
2. Nama
Nim
3. Nama
Nim
4. Nama
Nim
: Fitri Kortina
: 0609 3040 0367
: Oktariana
: 0609 3040 03
Dosen Pengajar :
Zulkarnain S.T.,M.T
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya
penyusun dapat menyelesaikan makalah Utilitas dengan judul Menara Pendingin dan Air
pendingin . Makalah ini dibuat agar pembaca mengenal lebih jauh mengenai bagaimana
aplikasi air pendingin dan menara pendingin, struktur serta komponen air pendingin dan
menara pendingin. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Pak Zulkarnain selaku dosen
pembimbing, yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Mudahmudahan makalah ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan kita mengenai menara
pendingin dan air pendingin. Penyusun menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam
pembuatan makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dari pembaca untuk
kesempurnaan tulisan ini.
Palembang,
Oktober 2011
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air pendingin dan menara pendingin merupakan komponen sistem peralatan yang
sangat penting dan dibutuhkan dalam setiap industri. Dalam dunia industri, menara
pendingin bertanggung jawab terhadap hampir 80% kebutuhan air pendingin dalam suatu
operasi pabrik. Kebutuhan akan air pendingin (cooling water) bisa di kategorikan
kebutuhan umum dalam setiap mesin penggerak. Pengolahan air pendingin biasanya
kurang diperhatikan oleh operator pabrik karena persepsi yang salah dimana setiap air
bersuhu rendah bisa digunakan. Tetapi mereka lupa bahwa air pendingin disalurkan
melalui pipa-pipa yang diameternya terkadang cukup kecil, panjang dan melingkarlingkar sehingga rawan terhadap karat dan sumbatan tentunya.
Air pendingin adalah air yang digunakan untuk menyerap panas yang berlebihan
pada reaktor untuk menghasilkan listrik. Karakteristik dari air pendingin yaitu air tawar
yang tahan terhadap radiasi dan kapasitas panas tinggi. Air yang digunakan untuk air
pendingin yaitu air berat karena mempunyai kapasitas panas tinggi, tahan radiasi tinggi
dan digunakan pada reaktor yang menggunakan uranium alam. Jenis air lainnya yang
dapat digunakan sebagai air pendingin yaitu air bertekanan tinggi dan air biasa. Air dingin
diperlukan untuk sebagai contoh, penyejuk udara/ AC, proses-proses manufakturing atau
pembangkitan daya.
Sedangkan Menara pendingin merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk
menurunkan suhu aliran air dengan cara mengekstraksi panas dari air dan
mengemisikannya ke atmosfir. Menara pendingin mampu menurunkan suhu air lebih dari
peralatan-peralatan yang hanya menggunakan udara untuk membuang panas, seperti
radiator dalam mobil, dan oleh karena itu biayanya lebih efektif dan efisien energinya
(Menara
Pendingin
Pedoman
Efisiensi
Energi
untuk
Industri
di
Asia
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam pembahasan makalah ini antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
pendingin.
f. Mengetahui masalah yang timbul dalam system air pendingin.
g. Dapat dijadikan sebagai materi penunjang mata kuliah utilitas.
BAB II
PEMBAHASAN
suhu aliran air dengan cara mengekstraksi panas dari air dan mengemisikannya ke atmosfir.
Menara pendingin menggunakan penguapan dimana sebagian air diuapkan ke aliran udara
yang bergerak dan kemudian dibuang ke atmosfir. Sebagai akibatnya, air yang tersisa
didinginkan secara signifikan (Gambar 1).
Cooling Tower : suatu peralatan yang digunakan untuk menurunkan suhu aliran air dengan
cara memindahkan panas dari air ke udara.
Aplikasi : mendinginkan air proses yang panas / hangat sehingga dapat dipergunakan untuk
proses kembali.
Syarat : area proses jauh dari sumber air
Adapun komponen yang terdapat pada Cooling Tower, antara lain:
1. Rangka dan wadah. Hampir semua menara memiliki rangka berstruktur yang
menunjangtutup luar (wadah/casing), motor, fan, dan komponen lainnya. Dengan
rancangan yang lebih kecil, seperti unit fiber glass, wadahnya dapat menjadi rangka.
2. Bahan Pengisi. Hampir seluruh menara menggunakan bahan pengisi (terbuat dari
plastik atau kayu) untuk memfasilitasi perpindahan panas dengan memaksimalkan
kontak udara dan air. Terdapat dua jenis bahan pengisi:
Bahan pengisi berbentuk percikan/Splash fill: air jatuh diatas lapisan yang
berurut dari batang pemercik horisontal, secara terus menerus pecah menjadi
tetesan yang lebih kecil, sambil membasahi permukaan bahan pengisi. Bahan
pengisi percikan dari plastik memberikan perpindahan panas yang lebih baik
daripada bahan pengisi percikan dari kayu.
Bahan pengisi berbentuk film: terdiri dari permukaan plastik tipis dengan
jarak yang berdekatan dimana diatasnya terdapat semprotan air, membentuk
lapisan film yang tipis dan melakukan kontak dengan udara. Permukaannya
dapat berbentuk datar, bergelombang, berlekuk, atau pola lainnya. Jenis bahan
pengisi film lebih efisien dan memberi perpindahan panas yang sama dalam
volume yang lebih kecil daripada bahan pengisi jenis splash.
3. Kolam air dingin. Kolam air dingin terletak pada atau dekat bagian bawah menara,
dan menerima air dingin yang mengalir turun melalui menara dan bahan pengisi.
Kolam biasanya memiliki sebuah lubang atau titik terendah untuk pengeluaran air
dingin. Dalam beberapa desain, kolam air dingin berada dibagian bawah seluruh
bahan pengisi. Pada beberapa desain aliran yang berlawanan arah pada forced draft,
air di bagian bawah bahan pengisi disalurkan ke bak yang berbentuk lingkaran yang
berfungsi sebagai kolam air dingin. Sudu-sudu fan dipasang dibawah bahan pengisi
untuk meniup udara naik melalui menara. Dengan desain ini, menara dipasang pada
landasannya, memberikan kemudahan akses bagi fan dan motornya.
4. Drift eliminators. Alat ini menangkap tetes-tetes air yang terjebak dalam aliran udara
supaya tidak hilang ke atmosfir.
5. Saluran udara masuk. Ini merupakan titik masuk bagi udara menuju menara.
Saluran masuk bisa berada pada seluruh sisi menara (desain aliran melintang) atau
berada dibagian bawah menara (desain aliran berlawanan arah).
6. Louvers. Pada umumnya, menara dengan aliran silang memiliki saluran masuk
louvers. Kegunaan louvers adalah untuk menyamakan aliran udara ke bahan pengisi
dan menahan air dalam menara. Beberapa desain menara aliran berlawanan arah tidak
memerlukan louver. [dikutip (dengan mengedit) dari : Bagian 1.2 (dengan mengedit)
diambil secara keseluruhan dari Menara Pendingin. Dalam: Efisiensi Energi pada
Utilitas Listrik. Bab 7, hal.135-151. 2004, dengan ijin dari Biro Efisiensi Energi,
Kementrian Tenaga, India.]
Deskripsi proses :
Air panas / hangat masuk melalui bagian atas menara, kemudian jatuh ke bawah
mengenai bahan isian dan nozzle sehingga memercik berbentuk titik-titik air
Pada saat bersamaan udara mengalir pada bagian sisi / samping menara sehingga
terjadi perpindahan panas dari air ke udara
Selain itu juga terjadi penguapan air yang mengakibatkan suhu air turun
Air yang sudah dingin ditampung di dalam Basin, selanjutnya dapat digunakan
dalam proses pendinginan. (dikutip dari Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri
di -www.energyefficiencyasia.org)
2.1.2 Jenis-jenis Cooling Tower
Cooling Tower
Natural draft
Mechanical draft
Udara masuk melalui bagian bawah,dan kontak dengan air panas yang jatuh menetes
ke bawah. Udara yang menjadi panas keluar melalui bagian atas menara. Menara pendingin
jenis natural draft atau hiperbola menggunakan perbedaan suhu antara udara ambien dan
udara yang lebih panas dibagian dalam menara. Begitu udara panas mengalir ke atas melalui
menara (sebab udara panas akan naik), udara segar yang dingin disalurkan ke menara melalui
saluran udara masuk di bagian bawah. Tidak diperlukan fan dan disana hampir tidak ada
sirkulasi udara panas yang dapat mempengaruhi kinerja.
Kontruksi beton banyak digunakan untuk dinding menara dengan ketinggian hingga
mencapai 200 m. Menara pendingin tersebut kebanyakan hanya digunakan untuk jumlah
panas yang besar sebab struktur beton yang besar cukup mahal.
Keuntungan
1.
Hemat listrik (tidak ada konsumsi daya untuk menginduksi aliran udara-tidak ada
kipas).
2.
Ramah lingkungan.
3.
4.
Keselamatan operasi.
5.
6.
7.
Terbatas perawatan.
8.
9.
Payback period antara 8 dan 16 tahun tergantung pada beberapa faktor yang utama
adalah biaya konstruksi local.
2.1.3
Air tawar yang berasal dari sungai atau danau dipompakan sebagai make-up cooling
tower setelah sebelumnya dilakukan treatment (sedimentasi dan koagulasi) terlebih dahulu.
Air tersebut digunakan untuk mendinginkan proses-proses di dalam pabrik.
Air pendingin yang telah panas kemudian didinginkan di cooling tower untuk
kemudian disirkulasikan kembali ke dalam pabrik. Untuk menjaga kualitas air, misalnya agar
tidak terdapat algae/bacteria dan pengendapan (scaling), maka perlu diinjeksikan beberapa
jenis chemicals tertentu. Kualitas air juga dijaga melalui mekanisme make-up dan blowdown.
Sistem ini banyak digunakan oleh pabrik yang berada dekat dengan sumber air tawar
atau jauh dari laut, misalnya PT. Pupuk Kujang, PT. PUSRI, Pabrik kertas Leces, PT. BOC,
dll. Spesifikasi material untuk peralatan yang menggunakan air tawar tidak perlu sebagus
peralatan yang menggunakan air laut, karena air tawar lebih tidak korosif dibandingkan
dengan air laut.
Case 2.
Closed recirculating fresh water system yang didinginkan oleh once through sea water
system
Pada sistem ini air tawar pendingin juga digunakan untuk mendinginkan prosesproses didalam pabrik seperti pada kasus 2. Namun pada sistem ini ada porsi air laut yang
tidak melewati secondary cooler, air laut ini digunakan langsung untuk mendinginkan heat
exchanger pabrik yang bebannya cukup besar misalnya steam condenser. Air laut yang sudah
hangat ini kemudian dibuang ke laut. Sistem ini dipakai di beberapa pabrik PT. Pupuk
Kaltim, dan PT. MMB. Di PT. MMB karena porsi closed recirculating system-nya kecil maka
secondary cooler yang dipakai adalah HE yang lebih kecil bertipe shell&tube, bukan tipe
plate.
Case 4.
Serial Cooling Water System
Pada sistem nomer 2 dan 3 seluruh beban pendinginan pabrik pada dasarnya dibuang
ke laut, karena seluruh kalor yang terkandung didalam air pendingin dibuang kelaut secara
konveksi. Jadi kedua sistem ini akan menambah beban polusi panas di laut, sehingga
dikhawatirkan air laut akan menjadi bertambah panas. Sebagai alternatif untuk menghindari
hal tersebut, telah diaplikasikan metode baru yaitu serial cooling system.
Pada dasarnya serial cooling system adalah closed recirculated fresh water system
yang didinginkan oleh open recirculated seawater system. Cara ini menggunakan seawater
cooling tower, sehingga beban panas akan lebih banyak dibuang ke udara bukan ke laut.
Dengan demikian hilanglah sudah kekhawatiran akan peningkatan temperatur air laut.
Adapun hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan Cooling Tower, antara lain :
1. Jangkauan dingin (rentang dingin) : suhu air panas sampai suhu air dingin.
2. Mendekatnya titik didih dan titik beku.
3. Jumlah air yang didinginkan.
4.
5.
2.2.3
Sistem air pendingin (cooling water) satu arah adalah suatu sistem dimana air
pendingin hanya melewati satu kali alat penukar panas dan lalu dibuang
kembali ke kepembuangan atau ke tempat sumber asal air.
2. Sistem air pendingin (cooling water) Sirkulasi Terbuka
Pada sistem sirkulasi terbuka ini, air secara berkesinambungan bersikulasi
melewati peralatan yang akan didinginkan. Transfer panas dari peralatan ke
air, dan menyebabkan terjadinya penguapan air ke udara.
2.2.3
Masalah yang sering timbul dalam pada seluruh sistem air pendingin
(cooling water)
1. Korosi
Korosi terjadi pada akibat pH rendah, Selain pH ada beberapa jenis
mikroorganisme yang menyebabkan korosi seperti nitrifying bacteria dan Sulfate
Reducing Bacteria (SRB) yang dapat menghasilkan asam sulfida (H2S). Bakteri
ini memiliki kemampuan untuk mengubah ion sufate (SO4) menjadi asam sulfida
(H2S) yang sangat korosif menyerang logam besi, logam lunak. Bakteri ini hidup
sebagai anaerobik ( tanpa udara ).
2. Kerak
Pembentukan kerak diakibatkan oleh kandungan padatan terlarut dan material
anorganik yang konsentrasinya melanpaui limit control.
Metode yang digunakan untuk mencegah terjadinya pembentukan kerak antara lain :
1. Mengendalikan kerak dengan pH
Dalam keadaan asam lemah ( kira kira pH 6,5 ). Asam sulfat yang paling sering
digunakan untuk ini, memiliki dua efek dengan memelihara pH dalam daerah yang
benar dan mengubah kalsium karbonat, Ini memperkecil resiko terbentuknya kerak
kalsium karbonat dan membiarkan cycle yang tinggi dari konsentrasi dalam sistem
menyebabkan
efektivitas
kerja
cooling
tower
menjadi
terganggu.
Mikroorganisme yang terdeteksi di dalam air pendingin adalah algae, fungi/jamur, dan
bakteri.
5. Masalah Kontaminasi
Keadaan cooling tower yang terbuka dengan udara bebas memungkinkan organisme
renik untuk tumbuh dan berkembang pada sistem, belum lagi kualitas air make up
yang digunakan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan