Oleh:
Ridha Rana Atisatya, S.Ked
04054821618079
04054821618080
04054821618100
Pembimbing:
dr. Rizal Zainal, SpAn. KMN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan referat berjudul Dampak Merokok pada Hasil Operasi. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada dr. Rizal Zainal, SpAn. KMN selaku
pembimbing yang telah membantu dalam penyelesaian referat. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada keluarga, teman-teman dan semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan referat.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan referat masih
banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan. Akhir kata, semoga referat ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Penulis
arteri koroner, dll) maupun efek toksik racun dari paparan tembakau jangka
pendek.
penyembuhan
luka
yang
terhambat.
Asap
rokok
dapat
merusak
mikrovaskulatur karena jejas dan lepasnya sel endotel dari lumen pembuluh
darah. Hilangan proteksi endotel ini akan menyebabkan peningkatan aktivasi
platelet, diikuti oleh penurunan antikoagulasi dan aktivitas antispasmodik karena
berkurangnya kadar endothelial-derived relaxing factors.
Hipoksia jaringan yang terjadi dapat dieksaserbasi oleh nikotin dan karbon
monoksida. Nikotin, zat adiktif utama dalam rokok, diserap dalam beberapa detik
ke seluruh tubuh. Nikotin dapat menyebabkan vasokonstriksi dan trombogenesis
dengan cara menstimulasi pelepasan katekolamin dari medula adrenal, kemudian
meningkatkan aktivitas tromboksan A2, dan mengganggu produksi prostaglandin
I2sebuah vasodilator dan inhibitor agregrasi platelet.
Karbon monoksida, produk toksik lainnya pada tembakau, berikatan
dengan hemoglobin sehingga dapat menurunkan kapasitas transportasi oksigen
darah. Kondisi hipoksia ini menstimulasi eritropoeisis dan agregrasi sel darah
merah, sehingga menyebabkan peningkatan viskositas darah dan trombogenisitas.
Penggunaan tembakau juga dapat menstimulasi respon stress yang dimediasi oleh
penigkatan aktivitas fibroblast yang akhirnya dapat menyebabkan penurunan
migrasi sel dan peningkatan adhesi sel. Hal ini dapat menyebabkan gangguan
deposisi jaringan ikat pada tempat operasi sehingga menyebabkan terhambatnya
penyembuhan luka.
Efek Kardiopulmoner
Efek akut dan kronik dari merokok menjadi faktor predisposisi pneumonia
dan gagal napas postoperative pada pasien perokok. Walaupun beberapa
komplikasi pulmoner diakibatkan oleh kebiasaan merokok yang kronis, risiko
perioperative ini juga meningkat pada perokok tanpa tanda dan gejala penyakit
kronis. Terdapat banyak mekanisme potensial yang mendasari terjadinya
peningkatan risiko ini. Merokok menstimulasi hiperplasia sel goblet dan
mengganggu fungsi siliar sehingga menyebabkan peningkatan retensi mukus.
Merokok juga mengganggu respon imun paru dengan cara meningkatkan
inflamasi jalan napas sehingga reaktivitas bronkial menjadi lebih tinggi, dan
mengganggu fungsi makrofag alveolar yang akhirnya berkontribusi terhadap
angka infeksi postoperatif yang lebih tinggi. Dalam studi terbaru, tikus yang
diinfeksi dengan Pseudomonas aureginosa dan diberi paparan asap rokok
menunjukkan clearance bakteri yang lebih lama dan peningkatan jumlah bacterial
jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Merokok dapat mengganggu respon
imun antibakteri host, membuat lingkungan yang rentan terhadap infeksi. Seiring
berjalannya waktu, toksin pada tembakau dapat menyebabkan kerusakan alveolar
dan menurunnya fungsi paru.
Toksin dalam rokok tembakau dapat berkontribusi secara kronik dan akut.
Merokok merupakan faktor risiko kardiometabolik. Merokok dapat menyebabkan
aterosklerosis dan mengganggu metabolisme lipid melalui peningkatan lipolisis,
resistensi insulin, dan lipotoksisitas jaringan. Namun, paparan rokok dalam jangka
pendek juga dapat memberikan risiko perioperatif karena adanya peningkatan
koagulabilitas, peningkatan tonus simpatis, dan penurunan kapasitas membawa
oksigen.
komplikasi penyembuhan luka serta tulang (Tabel 1). Perlu dicatat bahwa
kebanyakan dari data ini adalah retrospektif dan observasional; hanya sedikit
penelitian randomized controlled trial yang dilakukan untuk menilai hubungan
ini. Beberapa penelitian equivocal dan tidak dapat menemukan merokok sebagai
faktor risiko independen untuk operasi. Walaupun dengan keterbatasan ini,
mayoritas dari penelitian menunjukkan bahwa pasien sebaiknya disarankan untuk
berhenti merokok sebelum operasi untuk meminimalisasi risiko komplikasi dan
memaksimalkan keuntungan jangka panang.
antara
merokok
dan
komplikasi
perioperatif
telah
Operasi Jantung
Merokok
telah
dikenal
sebagai
faktor
risiko
untuk
penyakit
mereka yang bukan perokok, yang mendukung hipotesis bahwa merokok dapat
memperburuk penyembuhan postoperatif.
Komplikasi
Infeksi luka superfisial dan dalam, sepsis, kebocoran anastomosis, infark
miokard, pneumonia, intubasi dengan jangka waktu yang lebih lama,
stroke
Komplikasi pulmoner, infeksi luka sternal, kegagalan graft vena,
ventilator suport dengan jangka waktu yang lebih lama, masuk ICU
Peningkatan bekas luka dan asimetris, penyembuhan luka dengan waktu
yang lebih lama, penurunan skin flap survival, implant loss (rekonstruksi
payudara), menurunkan angka kesuksesan replantasi digital
(microsurgery)
Pneumonia, infeksi pada tempat operasi, gangguan penyembuhan tulang,
nyeri yang meningkat pada waktu postoperatf, stroke
Komplikasi pernapasan yang berhubungan dengan anestesi
Kardiologi
Bedah plastik
Ortopedi
Bedah anak
(dengan orang
perokok)
tua
Operasi Plastik
Operasi
plastik
kebanyakan
merupakan
prosedur
elektif
dan
Operasi Ortopedi
Dalam analisis retrospektif 33.336 pasien pada fasilitas Veterans Affair,
Singh dkk menemukan bahwa perokok yang menjalani total knee replacement
atau total hip replacement memiliki angka pneumonia, infeksi tempat operasi,
stroke, dan mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak pernah
merokok. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa menghentikan merokok
sebelum operasi ortopedi serupa dengan memberikan antibiotik profilaksis.
Merokok juga memiliki dampak negatif untuk operasi dekompresif spinal,
dan penghentian merokok dihubungkan dengan perbaikan penyembuhan fusi
spinal. Sebuah penelitian menemukan bahwa 2 tahun setelah operasi dekompresi
lumbar, yang tidak merokok memiliki nyeri punggung dan kaki yang lebih sedikit,
kualitas hidup lebih tinggi, dan konsumsi analgesik yang lebih sedikit
dibandingkan dengan perokok. Pada pasien yang menjalani operasi dekompresi
servikal anterior, merokok ditemukan sebagai faktor tunggal paling penting
terhadap nyeri lengan post operatif.
Bedah Anak
Bukti terbaru menunjukkan bahwa anak yang terpapar rokok memiliki
risiko lebih besar terhadap komplikasi perioperatif.. Orang tua anak yang
menjalani operasi sebaiknya berhenti merokok, tetapi biasanya tidak berhasil.
Penghentian Merokok dan Waktu Mengedukasi yang Tepat
Momen yang dapat digunakan untuk mengedukasi pasien adalah pada saat
pasien menderita penyakit, dirawat di rumah sakit, dan kehamilan. Bukti kuat
menunjukkan bahwa pasien cenderung berhenti merokok setelah di rawat di
rumah sakit, terutama jika dirawat akibat penyakit yang berhubungan dengan
merokok, dengan angka pantangan terhadap rokok dalam satu tahun mencapai
50%.
Penjadwalan operasi elektif memiliki kekuatan tersendiri dalam upaya
menghentikan merokok. Dengan mengeksploitasi peran operasi sebagai momen
mungkin
dapat
menguntungkan,
khususnya
untuk
komplikasi
Spesialis
Pasien (n)
180
Durasi
(minggu)
>3
Chan
Mamoplasty
173
>4
Moller
108 RCT
6-8
Lindstrom
Bedah
umum
dan ortopedi
102 RCT
<4
Hasil
Menurunkan angka gangguan
penyembuhan luka
Menurunkan lama penyembuhan
luka
Menurunkan
komplikasi
kardiovaskular, menurunkan lama
perawatan, dan operasi sekunder
berkurang
Penurunan
angka
komplikasi
secara keseluruhan
temuan-temuan
yang
disebutkan
diatas,
masih
terdapat
untuk
melanjutkan
merokok
selama
periode
perioperatif
dibandingkan
Dosis
2 mg dan 4 mg
7 kekuatan; 5,7,10,14, 15, 21,22 mg;
pelepasan 16 atau 24 jam
2 mg dan 4 mg; 1 lozenge setiap 1 sampai 2
jam saat bangun
0.5 mg per spray; 1 sampai 2 dosis setiap
jam, tidak melinihi 40 dosis per hari
4 mg per cartridge; 1 cartridge setiap 1
sampai 2 jam saat bangun; 6 sampai 16
catrdige per hari
DISKUSI
Dalam artikel ini, kami menelaah literatur yang ada pada dampak merokok
aktif pada hasil operasi. Temuan kami mengindikasikan bahwa merokok secara
substansial meningkatkan risiko jantung, respirasi, dan komplikasi septik setelah
operasi. Merokok juga dihubungkan dengan hasil operasi jangka panjang yang
inferior, penurunan kepuasan pasien, dan peningkatan biaya secara keseluruhan
terhadap sistem perawatan kesehatan. Hal yang perlu diperhatikan adalah
penghentian merokok dapat mengurangi dampak negative tersebut, sayangnya
operasi sebagai kesempatan yang penting untuk menginisiasi penghentian
merokok masih sangat kurang dimanfaatkan. Yang kami takutkan sebelumnya
adalah pengehentian merokok beberapa minggu sebelum operasi dapat
memperburuk hasil operasi. Nyatanya, penghentian merokok yang lebih dini
memberikan hasil yang lebih baik, namun penghentian merokok dapat dimulai
kapan saja sebelum dilakukannya operasi.
Di beberapa negara, perokok aktif tidak di tawarkan untuk operasi elektif.
Sebagai contoh, aturan National Health Service yang baru di Britania Raya
menyatakan semua perokok harus melakukan penghentian merokok beberapa
minggu sebelum operasi. Mungkin mandat yang serupa dapat dipertimbangkan di
negara ini. Prinsip kunci yang telah hilang dari reformasi kesehatan yang
diperdebatkan adalah responsibiltas dan akuntabilitas pasien untuk perilaku
personal yang menyebabkan penyakit dan disabilitas, dan peningkatan biaya
perawatan. Besarnya pengeluaran finansial terhadap komunitas perokok aktif
adalah substansial, dan memberikan sakit pada kesehatan ekonomi, negara kita
mungkin sekarang memiliki motivasi tambahan terhadap implementasi yang lebih
kuat untuk menurunkan penggunaan tembakau.
Data prospektif tambahan di akumulasikan pada dampak kejadian yang
tidak diinginkan akibat rokok pada hasil operasi, adanya kesempatan untuk
mengembangkan pembayaran terbaru dan mandat federal untuk menunrunkan
komplikasi operasi preoperatif. Tantangan pusat terhadap perkembangan usaha ini
adalah kurangnya metode yang tepat untuk dokter bedah agar dapat menyarankan
pasien yang perokok aktif untuk menghentikan merokok preoperatif (Tabel 4).
Kebanyakan intervensi tembakau memiliki angka kesuksesan dibawah 10%.
Usaha nasional melibatkan kumpulan profesional dokter bedah dan menekankan
adopsi yang lebih luas dan penggunaan strategi Ask-Advise-Refer dapat segera
dimulai.
Juga terdapat bukti tentang dampak alkohol dan ganja pada hasil operasi.
Penelitian menemukan bahwa komsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko
kejadian postoperatif, diantaranya adalah infeksi, komplikasi kardiopulmoner, dan
perdarahan. Penggunaan ganja secara kronik telah dihubungkan dengan toleransi
terhadap agen anestesi, yang meningkatkan jumlah anestesi yang dibutuhkan
selama operasi. Namun, jumlah penggunaan ganja lebih rendah dibandingkan
perokok, beberapa pasien candu terhadap ganja dan pengguna biasanya merokok
dalam jumlah yang lebih sedikit dan tidak terlalu sering.
Telaah kami tentang literatur yang ada menunjukkan bahwa pemahaman
yang lebih dalam dan estimasi biaya ekonomi dari pemanjangan waktu perawatan,
masuk rumah sakit ulang, dan komplikasi setelah operasi dihubungkan dengan
perokok aktif. Terdapat kebutuhan dalam mengembangkan strategi efektif untuk
memberikan penghargaan pada dokter bedah yang sukses dalam menyarankan
pasien mereka untuk menghentikan merokok dan memberi insentif terhadap
dokter bedah yang melakukan konseling pada pasien utnuk menghentikan
merokok. Penalti untuk pekerjaan yang buruk yang dilakukan oleh dokter bedah
adalah penting.
KESIMPULAN
Salah satu waktu yang paling tepat untuk menyarankan perokok untuk
berhenti merokok adalah sebelum prosedur operasi atau setelah diagnosis dari
penyakit yang dihubungkan dengan merokok. Sudah saatnya bagi dokter bedah
agar dapat berasumsi mereka memiliki peran sebagai pemimpin dalam perubahan
konstruktif untuk meminimalisasikan dampak tembakau dalam keadaan
perioperatif di Amerika. Hubungan rekanan antara dokter bedah dan pembuat
kebijakan dapat secara dramatis memperbaiki hasil kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Schroeder
SA.
Tobacco control in the
wake of the 1998
master
settlement
agreement. N Engl J
Med
2004;350:293
301.
2. Centers for Disease
Control and Prevention.
Smoking
attributable
mortality,
years
of
potential life lost, and
productivity
losses
United States, 2000
2004.
MMWR
Morb
Mortal
Wkly
Rep.
2008;57:12261228.
3. Morton H. Tobacco
smoking
and
pulmonary
complications
after
operation.
Lancet
1944;4:368370.
4. Tnnesen H. Surgery
and smoking at first
and second hand: time
to act. Anesthesiology
2011;115:1-3.
5. Fiore MC, Bailey WC,
Cohen SJ, et al. Treating
Tobacco
Use
and
Dependence.
Clinical
Practice
Guideline.
Rockville,
MD:
US
Department of Health
and Human Services
Public Health Service;
June 2000.
6. Warner DO. Tobacco
dependence in surgical
patients.
Curr
Opin
Anaesthesiol
2007;20:279283.
7.
Warner
DO.
Perioperative
abstinence
from
cigarettes:
physiological
and
clinical consequences.
Anesthesiology
2006;104: 356367.
8.
Shannon-Cain
J,
Webster SF, Cain BS.
Prevalence
of
and
reasons
for
preoperative
tobacco
use.
AANA
J
2002;70:3340.
9. Owen D, Bicknell C,
Hilton
C,
et
al.
Preoperative
smoking
cessation:
a
questionnaire study. Int
J
Clin
Pract
2007;61:20022004.
10. Dimick JB, Chen SL,
Taheri
PA,
et
al.
Hospital
costs
associated with surgical
complications: a report
from the private-sector
National
Surgical
Quality
Improvement
Program. J Am Coll Surg
2004;199:531537.
11. Hecht SS. Tobacco
smoke carcinogens and
lung cancer. J Natl
Cancer
Inst
1999;91:1194210.
12.
International
Agency for Research on
Cancer.Tobacco: AMajor
International
Hazard.
Lyon, IARC; 1986.
13. Krueger JK, Rohrich
RJ. Clearing the smoke:
the scientific rationale
for tobacco abstention
with plastic surgery.
Plast Reconstr
Surg
2001;108:10631073;
discussion 1074_1077.
14. KrupskiWC. The
peripheral
vascular
consequences
of
smoking. Ann Vasc Surg
1991;5:291304.
15. Lelcuk S, Threlfall
L, Valeri CR, et al.
Nicotine
stimulates
pulmonary
parenchymal
thromboxane synthesis.
Surgery
1986;
100:836840.
16. Chang LD, Buncke
G, Slezak S, Buncke HJ.
Cigarette
smoking,
plastic surgery, and
microsurgery.
J
Reconstr
Microsurg
1996; 12:467474.
17. Riefkohl R, Wolfe
JA, Cox EB, McCarty KS
Jr. Association between
cutaneous
occlusive
vascular
disease,
cigarette smoking, and
skin
slough
after
rhytidectomy.
Plast
Reconstr Surg 1986;
77:592.
18. Wong LS, MartinsGreen M. First-hand
cigarette smoke alters
fibroblast migration and
survival:
implications
for
impaired
healing.Wound Repair
Regen
2004;12:471
484.
19.
Warner
DO.
Preoperative
smoking
cessation: the role of
the
primary
care
provider. Mayo Clin Proc
2005;80:252258.
20. Saetta M, Turato G,
Baraldo S, et al. Goblet
cell hyperplasia and
epithelial inflammation
in peripheral airways of
smokers with
both
symptoms
of
chronic bronchitis and
chronic
airflow
limitation. Am J Respir
Crit
Care
Med
2000;161:10161021.
21.
Garey
KW,
Neuhauser MM, Robbins
RA, et al. Markers of
inflammation
in
exhaled
breath
condensate of young
healthy smokers. Chest
2004;125:2226.
22.
Lensmar
C,
Elmberger G, Skold M,
Eklund
A.
Smoking
alters the phenotype of
macrophages
in
induced sputum. Respir
Med 1998;92:415420.
23. Drannik AG, Pouladi
MA, Robbins CS, et al.
Impact
of
cigarette
smoke on clearance
and inflammation after
Pseudomonas
aeruginosa
infection.
Am J Respir Crit Care
Med 2004;170: 1164
1171.
24. Gastaldelli A, Folli
F, Maffei S. Impact of
tobacco smoking on
lipid metabolism, body
weight
and
cardiometabolic
risk.
Curr
Pharm
Des
2010;16:2526 2530.
25.
Warner
D.
Perioperative
abstinence
from
cigarettes:
physiological
and
clinical consequences.
Anesthesiology
2006;104:356367.
26.
Theadom
A,
Cropley M. Effects of
preoperative smoking
cessation
on
the
incidence and risk of
intraoperative
and
postoperative
complications in adult
smokers: a systematic
review.
Tob
Control
2006;15:352358.
27. Hawn MT, Houston
TK, Campagna EJ, et al.
The attributable risk of
smoking on surgical
complications.
Ann
Surg 2011;254:
914920.
28. Jones R, Nyawo B,
Jamieson S, Clark S.
Current
smoking
predicts
increased
operative
mortality and morbidity
after cardiac
surgery in the elderly.
Interact
Cardiovasc
Thorac Surg 2010;12:
449453.
29.
Underwood
MJ,
Bailey
JS.
Coronary
bypass surgery should
not
be
offered
to
smokers.
BMJ
1993;306:10471048.
30. Turan A, Mascha EJ,
Roberman D, et al.
Smoking
and
perioperative
outcomes.
Anesthesiology
2011;114:837846.
31.
Underwood
MJ,
Bailey JS. Controversies
in treatment: should
smokers
be
offered
coronary bypass graft
surgery? BMJ 1993;
306:10471049.
and
face
lift:
conservative
versus
wide undermining. Plast
Reconstr
Surg 1986;77:596604.
39. Bailey MH, Smith
JW, Casas L, et al.
Immediate
breast
reconstruction:
reducing the risks. Plast
Reconstr
Surg
1989;83:845
851.
40. Kroll SS. Necrosis of
abdominoplasty
and
other secondary flaps
after TRAM flap breast
reconstruction.
Plast
Reconstr Surg
1994;94:637643.
41. Chang DW, Reece
GP, Wang B, et al.
Effect of smoking on
complications
in
patients
undergoing
free TRAM flap breast
reconstruction.
Plast
Reconstr
Surg
2000;105:23742380.
42. van Adrichem LN,
Hovius SE, van Strik R,
van derMeulen JC.
Acute
effects
of
cigarette smoking on
microcirculation of the
thumb. Br J Plast Surg
1992;45:911.
43. Sarin CL, Austin JC,
NickelWO. Effects of
smoking on digital
blood-flow
velocity.
JAMA 1974;229:1327
1328.
44. Singh JA,Houston
TK, Ponce BA, et al.
Smoking is a risk factor
for
short-term
outcomes
following
primary total hip and
total
knee replacement in
veterans. Arthritis Care
Res 2011;63:1365
1374.
45.
Bannister
G.
Prevention of infection
in joint replacement.
Curr
Orthop
2002;16:426
433.
exposed
to
environmental
tobacco
smoke.
Paediatr
Anaesth
2003;13:304310.
52. Shi Y, Warner DO.
Pediatric surgery and
parental
smoking
behavior.
Anesthesiology
2011;115:1217.
53. France EK, Glasgow
RE,
Marcus
AC.
Smoking
cessation
interventions
among
hospitalized
patients: what have we
learned?
Prev
Med
2001;32:376388.
54. Rigotti NA, McKool
KM,
Shiffman
S.
Predictors of smoking
cessation
after
coronary artery bypass
graft surgery: results of
a randomized trial with
5-year follow-up. Ann
Intern
Med
1994;
120:287293.
55. Shi Y,Warner DO.
Surgery as a teachable
moment for smoking
cessation.
Anesthesiology
2010;112:1027.
56.
ChimbiraW,
Sweeney BP. The effect
of
smoking
on
postoperative
nausea
and
vomiting.
Anaesthesia
2000;55:540544.
57. Higham H, Sear JW,
Neill F, et al. Perioperative
silent
myocardial ischaemia
and long-term adverse
outcomes
in
noncardiac
surgical
patients.
Anaesthesia
2001;56:630637.
58. Warner DO, Sarr
MG, Offord KP, Dale LC.
Anesthesiologists,
general surgeons, and
tobacco
interventions
in the perioperative
period. Anesth Analg
2004;99:17661773.
59. Dresler CM, Bailey
M, Roper CR, et al.
Anesthesiology 1984;4:
964971.
67. Lindstrom D, Sadr
Azodi O, Wladis A, et al.
Effects
of
a
perioperative smoking
cessation intervention
on
postoperative
complications:
a
randomized trial. Ann
Surg 2008;248: 739
745.
68. Kuri M, Nakagawa
M, Tanaka H, et al.
Determination of the
duration
of
preoperative smoking
cessation to improve
wound
healing after head and
neck
surgery.
Anesthesiology
2005;102:892896.
69. Chan LK, Withey S,
Butler PE. Smoking and
wound
healing
problems in reduction
mammaplasty: is the
introduction of urine
nicotine
testing
justified?
Ann
Plast
Surg 2006;56:111 115.
70. Sorensen LT.Wound
healing and infection in
surgery: the clinical
impact of smoking and
smoking cessation: a
systematic review and
meta-analysis.
Arch
Surg
2012;147:373
383.
71. Khan MA, Hussain
SF.
Pre-operative
pulmonary evaluation. J
Ayub
Med
Coll
Abbottabad
2005;17:8286.
72. Warner MA, Offord
KP, Warner ME, et al.
Role of preoperative
cessation of smoking
and other factors in
postoperative
pulmonary
complications:
a
blinded
prospective
study
of
coronary
artery bypass patients.
Mayo
Clin
Proc
1989;64: 609616.
73. Myers K, Hajek P,
Hinds C, McRobbie H.
Stopping
smoking
shortly before surgery
and
postoperative
complications:
a
systematic review and
meta-analysis.
Arch
Intern Med 2011;171:
983989.
74.
Sorensen
LT,
Karlsmark T,Gottrup F.
Abstinence
from
smoking
reduces
incisional
wound
infection: a randomized
controlled trial. Ann
Surg 2003;238:15.
75. Mastracci TM, Carli
F, Finley RJ, et al. Effect
of
preoperative
smoking
cessation
interventions
on
postoperative
complications.
J
Am
Coll
Surg
2011;212:10941096.
76.
Thomsen
T,
Tonnesen H, Moller AM.
Effect of preoperative
smoking
cessation
interventions
on
postoperative
complications
and smoking cessation.
Br J Surg 2009;96:451
461.
77. Schroeder S. What
to do with a patient
who
smokes.
JAMA
2005;294:482487.
78.
Katznelson
R,
Beattie
WS.
Perioperative smoking
risk.
Anesthesiology
2011;114:734736.
79.
Sorensen
LT,
Jorgensen T, Kirkeby LT,
et al. Smoking and
alcohol abuse are major
risk
factors
for
anastomotic leakage in
colorectal surgery. Br J
Surg 1999;86:927931.
80.
Tonnesen
H.
Alcohol
abuse
and
postoperative
morbidity. Dan Med Bull
2003;50:139160.
81. Flisberg P, Paech
MJ, Shah T, et al.
Induction
dose
of
propofol in patients
using cannabis. Eur J
Anaesthesiol
2009;26:192195.
82. Bryson EO, Frost
EA. The perioperative
implications of tobacco,