Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH PSIKOTERAPI

TRANSPERSONAL
TERHADAP KUALITAS HIDUP
PASIEN HIV DAN AIDS

JUDUL ARTIKEL :
Pengaruh
Psikoterapi
Transpersonal
Terhadap Kualitas Hidup Pasien HIV dan
AIDS
KATA KUNCI :
Psikoterapi transpersonal, kualitas hidup,
HIV dan AIDS.
PENULIS :
Johanna E. Prawitasari dan Thomas Dicky
Hastjarjo

PROBLEM

Penyakit kronis seperti HIV dan AIDS menjadi masalah


global, karena belum ditemukan terapi untuk
mencegahnya. Penyebaran HIV dan AIDS sangat cepat,
sehingga kemataian akibat virus ini masih belum
terkendali. Data yang dikeluarkan dari PP dan PL
(Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan)
DEPKES RI sampai desember 2007 menunjukkkan
secara kumulatif pengidap HIV posistif sebanyak 6066
kasus dan AIDS sebanyak 11.141 kasus di 32 provinsi.
Jumlah penderita yang meninggal karena AIDS
sebanyak 2369 kasus. Penderita terbanyakpada usia
produktif yaitu 54,77% pada usia 20-29 tahun dan
26,56% pada usia 30-39 tahun.

INTERVENTION

Pada psikoterapi transversonal prosesnya


adalah
opening-ego-reduction
(Rowan,
2002). Terapi transversonal mempunyai
fungsi pembimbing, karena klien yang akan
menemukan dirinya sendiri dengan tekhnik
yang diberikan pembimbing. Pada penelitian
ini
tekhnik
yang
digunakan
adalah
visualisasi, meditasi dan pujian. Adapun
prosedur psikoterapi transpersonal yang
diberikan adalah persiapan, pembukaan,
permulaan, intervensi, dan tindak lanjut.

kesimpulan

Pada dasarnya semua intervensi dalam


penelitian ini dapat diterapkan di rumah sakit
baik pada pasien HIV dan AIDS maupun secara
umum di masyarakat dalam penanganan
masalah psikologis. Namun untuk penerapan
kepada pasien HIV dan AIDS di RS harus
disesuaikan keadaan umum pasien baik dari segi
fisiknya maupun dari segi penerimaan pasien
terhadap bimbingan konseling yang akan
diberikan. Maka dari itu pentingnya bina
hubungan saling percaya terlebih dahulu kepada
pasien demi kelancaran intervensi selanjutnya

COMPARISON INTERVENTION

Tidak ada intervensi pembanding pada


penelitian ini melainkan dijadikan sebagai
intervensi kombinasi, dalam hal ini
intervensi melalui visualisasi, meditasi
dan pujian merupakan bagian integral
yang
tak
boleh
dipisahkan
demi
meningkatkan kualitas hidup dari pasien
HIV dan AIDS

OUTCOME

Psikoterapi transpersonal dengan meditasi, visualisasi, dan pujian


membawa perubahan pada masing-masing subyek. Psikoterapi
transpersonal meningkatkan kualitas hidup pasien HUV & AIDS
pada aspek fisik, psikologi, sosial, dan spiritual. Sumbangan
paling besar psikoterapi tranpersonal terhadap kenaikan CD4
adalah pada subyek stadium awal (stadium 1), sehingga terjadi
perubahan klasifikasi WHO. Seluruh subyek stadium 1 tidak
memerlukan terapi antiretroviral karena jumlah CD4 diatas 250
sel/ul. Subyek stadium 2 dan 3 sudah terinfeksi bertahun-tahun,
sehingga jumlah CD4 sangat rendah. Subyek pada stadium 2 dan
3 tidak cukup dirawat dengan psikoterapi transpersonal saja,
mereka memerlukan antiretroviral untuk meningkatkan jumlah
CD4. Psikoterapi transpersonal memberikan sumbangan paling
besar terhadap kenaikan aktivitas fisik pada sabjek dengan
stadium II dan III, sehingga secara medis terjadi perubahan
perawatan, mereka menjadi mandiri dalam melakukan aktivitas.

RECRUITMENT
Desain eksperimen yang dipilih ini adalah penelitian kasus tunggal A-B-A-B
(Barlow dan Hersen, 1984; Myers dan Hansen, 2000).
Besar sampel :
subyek penelitian ini adalah 6 pasien terinfeksi HIV dan AIDS dan menjalani
rawat jalan di UPIPI (unit perawatan intermediet penyakit infeksi).
Kriteria Inklusi :
Laki-laki dan wanita
Usia 18-40 tahun
Stadium 1,2 dan 3
Mengetahui HIV positif kurang dari 30 hari
Memperoleh medika mentosa
Dukungan sosial

Kriteria ekslusi :
Stadium 4
Homeseksual
Megetahui diagosis lebih dari 1 bulan

MAINTENANCE

Intervensi dilaksanakan dengan


mengkombinasikan tiga tekhnik
psikoterapi yaitu melalui visualisasi,
kemudian meditasi, dan selanjutnya
pemberian stimulasi berupa pujian
kepada pasien.

MEASUREMENT

Instrumen pengumpulan data dalam


penelitian ini adalah assesment dan
rekam medik dengan wawancara dan
observasi, pengukuran fisiologis dengan
hasil laboratorium.

KESIMPULAN

Pada dasarnya semua intervensi dalam


penelitian ini dapat diterapkan di rumah sakit
baik pada pasien HIV dan AIDS maupun secara
umum di masyarakat dalam penanganan
masalah psikologis. Namun untuk penerapan
kepada pasien HIV dan AIDS di RS harus
disesuaikan keadaan umum pasien baik dari segi
fisiknya maupun dari segi penerimaan pasien
terhadap bimbingan konseling yang akan
diberikan. Maka dari itu pentingnya bina
hubungan saling percaya terlebih dahulu kepada
pasien demi kelancaran intervensi selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai