Anda di halaman 1dari 13

TUMOR JINAK PAYUDARA

DEFINISI DAN KLASIFIKASI NEOPLASMA


Oleh : Nita Sahara,S.Ked
(Referat Stase Bedah RSUD Pandan Arang Boyolali)
Definisi
Neoplasma diartikan sebagai setiap pertumbuhan baru yang abnormal, khususnya suatu
pertumbuhan jaringan baru yang tidak terkontrol dan bersifat progresif. (Dorland, 2002).

a.

b.

a.

b.

Klasifikasi :
Ditinjau dari segi klinis, neoplasma dibedakan menjadi:
Malignant Neoplasm (Tumor Ganas)
Malignansi di sini dapat berarti:
Resisten terhadap perawatan; terjadi dalam wujud yang parah dan
biasanya fatal; cenderung semakin parah dan mengarah ke kematian.
Dalam kaitannya dengan neoplasma, memiliki pertumbuhan dan
metastasis yang bersifat invasif dan merusak.
Benign Neoplasm (Tumor Jinak)
Jinak di sini dapat menunjukkan sifat yang ringan dari suatu penyakit atau sifat nonmelignan dari neoplasma.
Ditinjau dari segi histologi, neoplasma dibedakan menjadi:
Epithelial Neoplasm (Carcinoma)
Merupakan pertumbuhan baru yang ganas terdiri dari sel-sel epithelialyang cenderung
berinfiltrasi ke jaringan sekitarnya dan menimbulkanmetastasis.
Mesenchimal Neoplasm (Sarcoma)

Tumor yang terbentuk dari bahan yang mirip jaringan penyambungembrional; jaringan
yang tersusun atas sel-sel yang terkumpul mampatdan diikat oleh jaringan fibrilar atau homogen.
(Robbins and Cotran, 2005).

ANATOMI DAN FISIOLOGI PAYUDARA


Struktur khas kelenjar atau lobus pada wanita dewasa berkembang pada ujung duktus
terkecil. Jaringan kelenjar mebentuk 15 sampai 20 lobus. Setiap lobus berbeda, sehingga
penyakit yang menyerang satu lobus tidak menyerang lobus lainnya. Sebuah lobus terdiri atas
sejumlah duktus yang bermuara ke dalam satu duktus terminal. Dekat dengan muara papilla
mammae, duktus laktiferus menjadi lebar dan membentuk sinus laktiferus. Struktur histologi
kelenjar ini mengalami sedikit perubahan selama siklus menstruasi, misalnya proliferasi sel
duktus di sekitarmasa ovulasi. Perubahan ini bertepatan dengan saat kadar estrogen yang beredar
mencapai puncaknya. Bertambahnya cairan jaringan ikat pada fase pramenstruasi menambah
besar payudara. Fungsi utama payudara adalah mensekresi susu untuk nutrisi bayi. Fungsi ini
langsung dan diperantarai oleh hormon-hormon yang sama.

TUMOR JINAK PADA PAYUDARA


1. Fibroadenoma Mammae
Definisi
Fibroadenoma mammae adalah tumor neoplasma jinak payudara yang terdiri dari
campuran elemen kelenjar (glandular) dan elemen stroma (mesenkhimal), yang terbanyak adalah
komponen jaringan fibrous.
Neoplasma jinak ini paling sering terjadi pada wanita muda, umumnya 20 tahun pertama
setelah pubertas. Tumor ini ternyata lebih sering terjadi pada wanita kulit hitam dan terjadi pada
umur yang lebih muda. Tumor multiple ditemukan pada 10-15% pasien.
Fibroadenoma merupakan tumor jinak yang memperlihatkan adanya proses hyperplasia
atau proliferatif pada satu unit ductus terminalis. perkambangannya dianggap suatu kelainan dari
perkembangan normal. Penyebab tumor ini tidak diketahui. Sekitar 10% fibroadenoma
menghilang mendadak tiap tahunnya dan kebanyakan berhenti bertumbuh setelah mencapai
ukuran 2-3 cm.
Fibroadenoma yang sering ditemukan berbentuk bundar atau oval, tunggal, relative
mobile, dan tidak nyeri. Massa berukuran diameter 1-5cm. Biasanya ditemukan secara tidak
sengaja. Diagnosis klinis pada pasien muda biasanya tidak sulit ditegakkan. Pada wanita diatas
umur 30 tahun, tumor fibrocystic dan karsinoma payudara perlu dipertimbangkan. Kista dapat
diidentifikasi dengan aspirasi atau ultrasonography. Fibroadenoma tidak normal terjadi setelah
menopause namun mungkin dapat muncul setelah pemberian terapi sulih hormone.

Gejala Klinis:
Usia biasanya muda decade II-III atau bahkan lebih muda
Benjolan yang lambat membesar
Lebih sering tidak disertai rasa nyeri, hubungan dengan siklus menstruasi sangat variatif
Benjolan padat-kenyal, sangat mobile dan batas tegas
Dapat single atau multiple, pada satu payudara atau kedua payudara
Pemeriksaan Dan Diagnosis
Anamnesis:
Merasa ada benjolan di payudara yang sudah cukup lama diketahui
Benjolan sering tidak disertai rasa nyeri dan sering tak ada hubungan dengan menstruasi,
benjolan di payudara terasa mobile (dapat lari-lari)
Usia muda (aqil baliq-30 tahun)
Pemeriksaan Fisik:
Biasanya benjolan tidak terlalu besar
Dapat tunggal atau multiple
Pada palpasi: teraba tumor padat-kenyal, berbatas tegas, permukaan halus meskipun kadangkadang berdungkul-dungkul, sangat mobile, tidak nyeri tekan, dapat tunggal atau multiple dan
tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening aksila ipsilateral.
Pencitraan:
Pada USG payudara akan terlihat massa yang homogen, berbatas tegas dengan halo sign,
dengan internal echo yang normo atau hiper. Pada pemeriksaan mammogram, fibroadenoma
dapat tersamarkan dan mungkin terlihat seperti suatu massa bundar atau oval dengan batas yang
kurang tegas dengan ukuran 4 hingga 100 mm. Biasanya tumor mengandung kalsifikasi yang
kasar yang menandakan adanya infark atau involusi. Kalsifikasi berguna untuk

mendiagnosis massaini, namun biasanya, kalsifikasi ini menyerupai suatu keganasan


mikrokalsifikasi.
Diagnosis
Cukup dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pencitraan (USG) diperlukan pada
keadaan kecurigaan pada tumor kistik atau pada keadaan jumlah lebih dari 1 (multiple).
Penatalaksanaan Terapi
Eksisi dan pemeriksaan histopatologis atas specimen operasi. Tindak Lanjut (Follow Up)
Penting untuk mengetahui diagnosis patologis dan kemungkinan terjadinya kekambuhan atau
tumbuhnya tumor baru.
Tidak ada penatalaksanaan yang penting jika diagnosis telah ditegakkan melalui biopsy
jarum halus atau pemeriksaan sitologik. Eksisi atau membuang tumor dengan vacuum-assisted
core needledapat dilakukan jika diagnosis belum pasti. Pada suatu penelitian di tahun 2005,
cryoablasi, atau pembekuan fibroadenoma, sepertinya merupakan prosedur yang aman jika lesi
dipastikan merupakan fibroadenoma dari hasil gambaran histology sebelum cryoablasi
dilakukan. Cryoablasi tidak cocok untuk semua fibroadenoma karena beberapa tumor sangat
besar untuk dibekukan atau diagnosisnya belum pasti. Setelah pengamatan, keuntungan
cryoablasi masih belum jelas. Biasanya tidak dapat dibedakan antara fibroadenoma yang besar
dengan suatu tumor phyllodes dari hasil biopsy.
2. Tumor Phyllodes
Pendahuluan
Tumor Phyllodes merupakan tumor mirip dengan fibroadenoma dengan stroma seluler
yang bertumbuh dengan cepat. Dapat mencapai ukuran yang besar dan jika tidak dieksisi total
dapat terjadi rekurensi. Lesi dapat jinak atau ganas. Jika jinak, tumor phylloides dapat diatasi
dengan eksisi lokal dengan batas jaringan payudara sekitar. Penanganan tumor phyllode ganas
masih controversial, namun pembuangan tumor sempurna dengan sedikit area normal disekitar
tumor dapat mencegah rekurensi. Karena tumor ini dapat membesar, mastektomi biasanya
penting dilakukan. Diseksi limfe nodus tidak dilakukan, karena bagian sarcomatos dari tumor
bermetastasi ke paru-paru dan bukan ke limfe nodus.
Batasan
Tumor Phylllodes merupakan tipe tumor payudara yang sangat jarang terjadi. Tumor ini
dapat bersifat jinak (harmless), namun juga bisa ganas (cancerous). Tipe tumor ini
disebut sarcoma karena lebih sering muncul pada jaringan konektif (stroma) dibandingkan
jaringan epilithial (saluran dan kantong susu) payudara.
Nama lain tumor phyllodes antara lain: phylloides tumor, cystosarcoma phyllodes,
cystosarcoma phylloides kadang juga disebut giant fibroadenomas.Nama dahulu yang sering

dipakai adalah Cystosarcoma phyllodes, suatu tumor fibroepitelial yang jarang dan hanya
didapatkan pada pyudara.
Secara histologis dan perjalanan klinis dibagi dalam 3: jinak, borderline, ganas.
Diperkirakan tipe yang ganas kira-kira 25% dari kasus dengan kejadian metastase sekitar 15%.
Aspek histologis untuk membedakan ketiga tipe adalah:Cellular atypia,mitotic activity, tumor
margin, stromal overgrowth, ditambah keadaan-keadaan: vaskularitas, analisa flositometri,
pleomorphism, karakteristik secara mikroskopik electron.
Patofisiologi
Kebanyakan penulis beranggapan bahwa tumor phuyllodes denove berasal dari parenkim
payudara, hanya sedikit yang percaya bahwa berasal dari suatu fibriadenoma yang telah ada
bertahun-tahun.
Reseptor hormone terhadap estrogen dan progesterone ternyata sangat bervariasi dan hanya
terdapat pada komponen epitelialnya, sehingga pengobatan hormonal pada kasus metastase tidak
banyak gunanya, karena yang bermetastase hanyalah komponen stromalnya.

Gejala Klinis
Merupakan 2-4% dari angka kejadian FAM
Biasanya timbul pada usia yang lebih tua dari fibroadenoma mamma (decade III atau lebih)
Benjolan dapat tumbuh lambat tetapi akhirnya tumbuh lebih cepat
Benjolan dapat sangat besar (5 cm 40 cm), kejadian bilateral hanya sekitar kurang dari 30%
baik tipe jinak maupun ganas.
Benjolan biasanya tidak nyeri, dapat disertai dengan ulkus
Tidak ditemukan pembesaran KGB (Kelenjar Getah Bening) aksila ipsilateral walau tumor
sudah sngat besar disertai ulkus.
Pemeriksaan Dan Diagnosis
Anamnesis:
Usia 30 tahun atau lebih
Benjolan sudah diderita lama dan dapat sangat besar tanpa disertai nyeri, kadang kadang ada
anamnesis cepat membesar terakhir ini, dan disertai ulkus.
Pemeriksaan Fisik
Benjolan besar atau sangat besar (5 cm-40 cm)
Kulit di atas tumor mengkilat, ada phleboectasi kadang-kadang didapatkan ulkus.
Benjolan berdungkul-dungkul dengan konsistensi heterogen, ada bagian yang padat dan banyak
bagian yang kistik.
Meskipun besar benjolan masih mobile (mudah digerakkan) dari jaringan sekitar atau dengan
kulit dan dasar/dinding torak

1.
2.

a)
b)
c)

Tidak didapatkan pembesaran KGB aksila ipsilateral walaupun benjolan sudah sangat besar dan
terdapat ulkus.
Pencitraan
Tidak khas dengan USG atau mammografi, sukar dibedakan dengan fibroadenoma
mammae.
Stadium Tumor Phyllodes:
Hampir semua kasus kanker payudara diklasifikasikan dari stadium1 sampai 4, namun
untuk tumor Phyllodes ini berbeda. Setelah operasi biopsy dilakukan, ahli patologi akan menguji
sel sample di laboratorium. Dua karakteristik yang diperhatikan adalah:
kecepatan perkembangbiakan/pembelahan sel
jumlah sel yang bentuknya tidak normal (irregularly shaped cells) dalam jaringan sample.
Berdasar dua kriteria di atas, maka akan dapat ditentukan, apakah tumor tersebut masuk
klasifikasi jinak atau ganas. Hampir semua tumor phylodes masuk kategori jinak.
Diagnosis
Dengan gambaran klasik dari tumor phyllodes, diagnosis dapat ditegakkan secara klinis.
Bila masih ragu dilakukan pemeriksaan histopatologis dengan biopsy
Diagnosis Banding
Untuk tumor yang kecil harus dibedakan dengan FAM
Pada keadaan tertentu harus dibedakan dengan Ca-mammae
Penatalaksanaan Terapi
Prinsip adalah eksisi luas, karena bila dilakukan eksisi seperti FAM maka angka kekambuhan
akan sangat besar
Mastektomi sederhana dikerjakan pada keadaan:
Benjolan yang sudah menempati hamper seluruh payudara sehingga hanya tersisa sedikit
jaringan payudara yang sehat
Benjolan residif dan terbukti histopatologis barupa lesi yang maligna
Benjolan residif pada usia tua
Pada tumor phyllodes yang maligna prinsip terapi juga sama dengan yang benigna kecuali pada
yang residif, langsung dikerjakan mastektomi sederhana. Pembersihan KGB aksila hanya bila
didapatkan metastase pada KGB aksila.
Radioterapi dan kemoterapi kurang berperanan.
Prognosis Tumor Phyllodes:
Tingkat kesembuhan penderita tumor Phyllodes setelah operasi pengangkatan
sangat bagus. Jika anda berusia 45 tahun atau lebih ada kemungkinan tumor muncul
kembali, meskipun sangat kecil. Untuk pasien yang terdiagnosis dengan tumor ganas,
tingkat kesembuhannya sangat bervariasi.
Tumor ganas memiliki peluang untuk menjadi kanker, bahkan setelah menjalani
operasi. Jika ada sel yang tertinggal, akan menjadi ganas dan menyebar. Tumor ganas

berpeluang muncul kembali, meski telah diobati dan dapat menyebar ke paru, tulang, hati,
dan dinding dada. Pada beberapa kasus, kelenjar limfe ikut berperan dalam penyebaran sel
tumor.

3. Fibrocystic Disease
Penyakit fibrokistik merupakan kelainan yang paling sering ditemukan pada wanita dan
biasanya didapatkan pada wanita pada usia dekade 3-4. Penyakit fibrokistik lebih tepat disebut
kelainan fibrokistik. Pasien biasanya datang dengan keluhan pembesaran multipel dan sering kali
rasa nyeri payudara bilateral terutama menjelang menstruasi. Ukuran dapat berubah yaitu
menjelang menstruasi terasa lebih besar dan penuh serta rasa sakit bertambah, bila setelah
menstruasi maka sakit hilang/berkurang dan tumorpun mengecil.1,2,3) Kelainan fibrokistik ini
disebut juga mastitis kronis kistik, hiperplasia kistik, mastopatia kistik, displasia payudara dan
banyak nama lainnya. Istilah yang bermacam-macam ini menunjukkan proses epitelial jinak
yang terjadi amat beragam dengan gambaran histopatologis maupun klinis yang bermacammacam pula.(1,2,3) Pada tahun 1981, Scanlon mendefinisikan penyakit fibrokistik sebagai Suatu
keadaan dimana ditemukan adanya benjolan yang teraba di payudara yang umumnya
behubungandengan rasa nyeri yang berubah-ubah karena pengaruh siklus menstruasi dan
memburuk sampai saat menopause.(4) Kelompok penyakit ini sering mengganggu ketentraman
penderita karena cemas akan nyerinya. Pada pasien akan menyebabkan perasaan tidak enak serta
rasa cemas yang menyertainya sehingga mempengaruhi kualitas hidup pasien. (4) Beberapa bentuk
kelainan fibrokistik mengandung risiko untuk berkembang menjadi karsinoma payudara, tetapi
umumnya tidak.(3,4) Bila ada keraguan terutama bila konsistensinya berbeda, perlu dilakukan
biopsi. Nyeri yang hebat dan berulang atau pasien yang khawatir dapat pula menjadi indikasi
eksisi.(3) Tumor jenis kelainan fibrokistik ini umumnya tidak berbatas tegas, kecuali kista soliter.
Konsistensi padat kenyal dan dapat pula kistik. Jenis yang padat, kadang-kadang sukar
dibedakan dengan kanker payudara dini. Kelainan ini dapat juga dijumpai pada massa tumor
yang nyata, hingga jaringan payudara teraba padat, permukaan granular. Kelainan ini
dipengaruhi oleh gangguan keseimbangan hormonal.(5) Love, Gelmen dan Silen menyatakan
bahwa atau nyeri payudara bukanlah manifestasi penyakit tetapi lebih mungkin merupakan suatu
respon fisiologi terhadap variasi hormonal yang sesuai dengan gambaran histopatologis suatu
kelainan fibrokistik.(5) Empat tahun kemudian Vorherr menyatakan Teori Estrogen Predominan
yang menyarankan terapi medik untuk penyakit fibrokistik melalui supresi sekresi estrogen
ovarial dengan pemberian oral kontrasepsi rendah estrogen dan pemakaian siklis progesterone
atau medroksiprogesteron.(5)

Penyakit fibrokistik payudara biasanya mengenai wanita pada usia reproduktif dan
merupakan penyakit yang tersering pada wanita. Biasanya lesi ini bersifat multipel dan bilateral,
tetapi sangat jarang sekali yang berukuran sangat besar dan memberikan penderitaan rasa sakit
yang sangat hebat.(1,2,3)
Penatalaksanaan pada kelainan fibrokistik ada 2 macam yakni: (1,2,4,5)
1. Medis
Pemberian obat anti nyeri untuk mengurangi nyeri yang ringan sampai sedang.
Pemberian diuretik serta pembatasan pemberian cairan dan garam. Di Perancis dicoba pemberian
progesteron untuk kelainan fibrokistik karena dianggap terdapat ketidakmampuan fungsi corpus
luteum sebagai penyebab nyeri dan timbulnya nodul, tetapi hal ini disangkal dari penelitian
double blind yang menggunakan plasebo dimana tidak didapatkan perbedaan yang bermakna.
Teori hyperprolaktinemia dan estrogen
overstimulasi menyarankan
pemberian
bromokriptin dan danazol. Tetapi penelitian tidak memperlihatkan hasil yang impresif dan fakta
yang ada menunjukkan bahwa lama pengobatan serta mekanisme kerjanya tidak diketahui.

2. Bedah (mammoplasti)(4)
Penatalaksanaan secara pembedahan dilakukan bila :
Pengobatan medis tidak memberikan perbaikan.
Ditemukan pada usia pertengahan sampai tua.
Nyeri hebat dan berulang.
Kecemasan yang berlebihan dari pasien.

Reduksi mammoplasti dilakukan pada keadaan:


1. Mammary hipertrophy
Gejala antara lain nyeri punggung dan leher serta spasme otot. Pasien umumnya tidak
mengetahui bahwa reduksi mammoplasti dapat mengurangi gejala. Beratnya payudara dapat
menyebabkan kifosis tulang belakang.
2. Makromastia
Pasien dengan makromastia akan datang dengan keluhan ulnar parestesia sebagai akibat
terperangkapnya bagian terbawah pleksus brakialis; sulit melakukan aktifitas olah raga dan
latihan. Pada kebanyakan wanita akan menyebabkan gangguan penampilan serta kurang rasa
percaya diri. Bilateral makromastia merupakan akibat akhir sensitivitas organ terhadap estrogen.
3. Gigantomastia
Pembesaran masif payudara selama kehamilan dan selama masa adolesen. Payudara
membesar sangat cepat dan secara tidak proporsional. Komplikasi setelah reduksi mammoplasti
adalah:(4,6)
1. Hematom
2. Infeksi
3. Nekrosis flap kulit dan kompleks nipple areola
4. Inversi Nipple
5. Asimetri
6. Timbul Keloid

4.

Mastitis

Selama menyusui, kadang bisa terjadi suatu infeksi yang disebut mastitis. Ini terjadi
apabila saluran air susu tersumbat. Akan terlihat memerah, ada benjolan pembengkakan, terasa
hangat dan agak kenyal. Biasanya diobati dengan antibiotic dan kadang air susu perlu
dikeluarkan dari salurannya, apabila dengan pengobatan biasa belum berhasil.
Batasan
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Peradangan ini dapat terjadi secara akut
ataupun kronik (biaasanya disebabkan oleh kausa spesifik). Mastitis dapat terjadi pada masa
laktasi atau puerperium (terbanyak) atau tidak ada hubungannya dengan masa puerperium.
Patofisiologi
Mastitis yang paling sering adalah jenis puerperium (lactasional) mastitis bisa didahului
oleh stasis air susu atau tanpa disertai stasis air susu. Biasanya disebabkan oleh kuman
Staphilococccus aureus dengan strain tahan penisilin yang ditransmisi melalui isapan bayi. Pada
jenis non puerpueralis port dentry adalah sistemik atau lewat kerusakan apitel sekitar niplareola
complex
Mastitis Tuberculosa, dahulu diyakini sekitar 60% merupakan kelainan primer namun
saat ini harus benar benar dibuktikan bahwa benar tidak ada hubungannya dengan kelainan
tuberkulosa setempat (TB paru-TB kelenjar getah bening leher dan axilla).
Gejala Klinis
1. Payudara (terutama pada saat menyusui ) terasa nyeri spontan dan nyeri tekan.
2. Kadang disertai panas badan atau malaise.
3. Usia produktif-muda.
Pemeriksaan dan Diagnosis
Anamnesis
Rasa nyeri pada payudara (yang sedang menyusui), teraba adanya benjolan yang
kemerahan. Kadang-kadang disertai panas badan dan rasa tidak enak. Keluar nanah bila terjadi
abses yang telah pecah.
Pemeriksaan Fisik
Adanya massa dengan batas tak tegas, kemerahan disertai rasa nyeri spontan dan nyeri
tekan. Kadang-kadang sudah didapatkan massa yang fluktuatif.
Tidak didapatkan pembesaran KGB aksila ipsilateral, atau bila ada pembesaran juga
waktu diraba terasa nyeri.
Pencitraan

Pada USG atau mammografi akan tampak massa yang sedikit hiperdense dengan batas
yang undefined, tidak jarang di diagnosis banding dengan proses keganasan.
Diagnosis
Diagnosis biasanya dengan mudah, yaitu nyeri pada payudara yang sedang menyusui.
Benjolan di payudara yang tak terlalu padat disertai nyeri tekan, kadang-kadang dapat dirasakan
adanya fluktuasi, ada kemerahan.
Bila belum jelas dapat dilakukan pemeriksaan sitologi dengan FNA.
Penatalaksanaan Terapi
Bila belum jelas adanya fluktuasi (abses), diberi antibiotic golongan amoxycilline 5-7
hari, analgetik dan antipiretik.
Bila telah terbentuk abses, maka dilakukan insisi, yang jika sering terjadi kekambuhan
maka tindakan yang dikerjakan adalah eksisi.
Pada mastitis tuberkulosa maka tindakan wedge eksisi atau biopsy eksisional dilanjutkan
dengan pengobatan anti tuberkulosa kombinasi, pada beberapa keadaan bahkan memerlukan
mastektomi.
5. Gynecomastia

Batasan
Ginekomastia adalah munculnya payudara seperti wanita (female-type mammary gland)
pada laki laki. Keadaan ini sering terjadi dan sering dianggap biasa.

Ginekomastia fisiologis didapatkan paling sering pads tiga masa kehidupan yaitu: masa perinatal,
remaja dan masa tua. Keadaan ini disebabkan karena berlebihnya estrogen disbanding dengan
testosterone yang beredar dalam tubuh.

1.
2.
3.
4.

Patofisiologi
Patofisiologi dari ginekomastia adalah sebagai berikut:
Keadaan dimana kelebihan estrogen, misalnya pada True hermaphrodism - Germ cell tumor Non testicular tumor kelainan-kelainan endokrin penyakit liver kelainan-kelainan gizi.
Keadaan dimana ada defisiensi androgen Klinefelter syndrome, Renal failure dll.
Pengaruh obat obat.
Idiopatik.
Gejala klinis
Biasanya berupa benjolan lunak pada subareolar pada laki sering asimetri kecuali pada
ginekomastia yang terjadi pada masa lansia tidak jarang dijumpai keaadan bilateral.
Pemeriksaan dan Diagnosis
Cukup dengan pemeriksaan klinis. Adanya tumpukan jaringan lunak yang lebih dari
biasanya subareolar. (normal sekitar 2cm3 dibawah sub areolar).

Penatalaksanaan Terapi
Terapi obat obat sering tidak banyak gunanya kecuali bila telah jelas penyebabnya
karena defisiensi testosteron. Obat obat yang pernah digunakan antara lain Danazol (etil
testosterone sintetik) dan Tamoxifen. Terapi terbanyak yang diberikan terutama untuk
ginekomastia yang besar adalah dengan transareolar mastektomi.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.labtestsonline.org/understanding/conditions/testicular.html
http://emedicine.medscape.com/article/120858-overview
http://www.medhelp.org/posts/Urology/Gynecomastia-and-cancer-of-the-testies/show/912913

Aim Umme. Rahman, SZ (Des 2009). "ginekomastia: Sebuah ADR akibat interaksi obat." :. India 2867 J Pharmacol. 41 (6). DOI : 10.4103/0253-7613.59929.

Bland KI, Verenidis MP, Edwar M. Copeland EM. Breast. In : Schwartzs Principle of Surgery. 7th ed.
New York. Mc Graw Hill International. 1999; 533-99.
Pisi Lukito dkk. Kelainan Fibrokistik Dalam: Sjamsuhidajat, Wim de
Jong penyunting Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta. EGC. 1997; 512-55.
Iglehart JD. The Breast. In : Sabistons Textbook of Surgery. 14th ed.
Philadelphia. WB Saunders. 1991; 510-50.
Marchant DJ. Fibrocystic changes. In : Breast Diseases. Philadelphia.
WB Saunders Co. 1997; 21-9.
Ramli M. Kanker Payudara. Dalam: Soelarto R penyunting Kumpulan
1995; 342-634.
Strombeck JO. Reduction Mammoplasty. In : Grabb WC penyunting
Plastic Surgery. Boston. Little Brown and Co. 1973; 955-71.
Catalioti L, et al. The response of surgeon to changing patterns in breast
cancer diagnosis. In : European Journal of Cancer. Lisbon. Pergamon.

Anda mungkin juga menyukai