Anda di halaman 1dari 3

SUNGAI MISTERIUS

Sebagai mahasiswa geologi tentunya kata “sungai” bukan merupakan sesuatu yang asing. Ekskursi
lapangan dan tugas pemetaan maupun praktikum seringkali menjadikan sungai sebagai objek utama untuk dikaji.
Namun apa yang dapat kita bayangkan jika sungai yang kita ketahui di darat ternyata ada juga di laut? Bagaimana
mungkin sungai terbentuk di laut? Jika mungkin, seperti apakah proses alam yang membentuknya? Dan apakah
karakteristiknya sama dengan sungai yang selama ini kita kenal di darat? Dan lebih banyak lagi pertanyaan yang
seharusnya muncul untuk memuaskan rasa penasaran seorang geologist.
Penemuan sungai di bawah laut dimulai dari petualangan Mr.Jacques Yves Costeau dalam program televisi
‘Discovery’. Dia menemukan fenomena alam yang sangat ganjil dimana terdapat dua tubuh air yang saling
bersinggungan namun tidak dapat menyatu. Dan selanjutnya ditemukan lagi hal serupa oleh beberapa penyelam
professional dan ilmuwan bahari di Brasil.
Di lain tempat, di dasar Laut Hitam yaitu laut dalam antara Eropa tenggara dan Asia Minor, ditemukan
sebuah sungai berukuran raksasa dengan lebar setengah mil dan kedalaman 115 kaki. Menurut para peneliti dari
Universiti Leeds, Britania, jika ditemui di daratan akan masuk peringkat keenam terbesar di dunia berdasarkan debit
air yang mengalir yaitu sekitar 22.000 kubik atau setara 22 juta liter tiap detik. Selain itu sungai bawah laut yang
saat ini ramai diperbincangkan di media massa (elektronik maupun cetak) yaitu sungai di bawah laut Cenote
Angelita. Pada kedalaman 30 meter dijumpai air tawar dan rasanya segar, sedangkan pada kedalaman lebih dari 60
meter dijumpai air yang rasanya asin. Di sepanjang alirannya terdapat pohon-pohon yang tumbang dan mengambang
serta dedaunan yang berguguran. Lapisan berwarna kuning kecokelatan yang menyerupai aliran sungai sebenarnya
adalah lapisan bagian bawah gas hidrogen sulfida (H 2S). Gas ini dapat meracuni biota laut namun tidak bagi
manusia.
Morfologi sungai bawah laut baik yang ditemukan di dasar Laut Hitam (Black Sea), Brasil, maupun di
Cenote Angelita Meksiko menyerupai sungai yang ada di darat. Terdapat flood plain (dataran banjir), creek
(anak/cabang sungai), channel (saluran sungai), dan meandering belt (sabuk meander). Namun dari sekian sungai
bawah laut yang ditemukan, hanya satu yang masih aktif yaitu sungai di dasar Laut Hitam. Pada sungai ini aliran
arus cukup deras yaitu sekitar 11 m/s dan mengangkut material sedimen halus. Jika dilkalkulasi laju arus 11 m/s dan
debit 22 juta liter tiap detik, serta dikonversi menjadi energi kinetik (karena arusnya) dan energi potensial (karena
beda tingginya) didapatkan total energi mekanik sedemikian sehingga dapat menghanyutkan gedung 15 lantai atau
50 buah mobil truk dengan laju 3 m/s.
Menurut Dr. Dan Parsons, team leader dari the School of Earth and Environmental Sciences, University of
Leeds, aliran sungai ini disebabkan perbedaan salinitas dan massa jenis. Factor tersebut juga memungkinkan
terciptanya membran yang membatasi antara kedua tubuh air (tawar dan asin) sehingga tidak bercampur. Ahli fisika
menduga bahwa surface tension (tegangan muka) pada batas antara kedua lapisan mencegah bercampurnya kedua
tubuh air ini.
Fakta keberadaan sungai bawah laut tentunya menjadi hidangan lezat yang disediakan oleh alam untuk kita
kaji dan selidiki.
Mengenai sungai Cenote Angelita, beberapa ilmuwan tidak sepakat untuk menyebutnya sebagai sungai
bawah laut. Menurut mereka, dalam bahasa Meksiko “cenote” berarti goa. Maka tidak lain sungai tersebut
sebenarnya saluran air dalam goa karst yang berkembang pada limestone (batugamping).
Namun bagaimana halnya dengan sungai bawah laut di dasar Laut Hitam? Bukankah sungai ini ditemukan
di laut dalam dimana tidak mungkin dijumpai batugamping yang memungkinkan terbentuknya goa karst?
Suharna Surapranata dalam pembukaan di The 4th GEOSS Asia – Pacific Symposium, Denpasar, Bali,
Rabu 10 Maret 2010,
mengatakan bahwa fenomena alam itu merupakan bagian dari vulkanologi atau studi tentang gunung berapi, lava,
magma dan fenomena geologi yang berhubungan.
Jika fenomena ini terkait aktivitas vulkanik bawah laut, lalu bagaimana menjelaskan perbedaan sifat fisika
dan kimia antara air tawar di aliran sungai dan air laut yang masin? Mungkinkah air tawar tersebut bersumber dari
dasar Laut Hitam?
Ternyata sampai saat ini, hasil riset ilmuwan terkait fenomena sungai bawah laut masih menyisakan
segudang tanya yang tak terjawab. Akankah riset yang sedang dilakukan dapat menemukan rahasia dari sungai
misterius bawah laut?
Jika ilmu pengetahuan belum sanggup mencapai-Nya, logika rebah di hadapan-Nya, rasio tak mampu
menjangkau-Nya, maka kita harus kembali pada-Nya: Sang Pencipta keajaiban alam semesta.
Sungai raksasa ditemukan di dasar Laut Hitam
Sumber: Leeds University Daily Mail

Sungai bawah laut di Cenote Angelita Meksiko

Sumber: http://vivanews.com/news/sungai_bawah_laut

Daftar referensi:

http://ndyteen.com/category/news/foto_dan_video_sungai_bawah_laut_meksiko

http://www.indonesiafirst.com/category/news/Giant_river_found_at_base_of_black_sea

http://iwansulistyo.com/keajaiban_dunia_sungai_bawah_laut

http://abibakarblog.com/informasi/menguak-misteri-sungai-bawah-laut-di-goa-angelita/

http://e-learning-lo5t.blogspot.com/2010/03/sungai-bawah-laut-ceneto-angelita.html

Anda mungkin juga menyukai