Anda di halaman 1dari 21

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Judul ini dipilih karena rasa penasaran penulis yang sangat ingin tahu apakah murid
dan guru masih memiliki kecintaan terhadap mitologi dan apakah mereka mengerti arti
tentang mitologi itu sendiri. Penulis juga merasa tema ini sangat menarik untuk dibahas
mengingat betapa luasnya arti mitologi. Adapun penulis merasa mitologi seperti sebuah
cerita absurd1 yang memuat pesan-pesan bagi masyarakat luas yang dilukiskan
sedemikian rupa sehingga terkadang pesan itu tidak diketahui oleh masyarakat sehingga
penulis bermaksud untuk menggali pesan yang tersirat di dalam cerita-cerita tersebut.
Alasan penulis memilih tema ini juga karena penulis merasa masyarakat luas yang
mengetahui mitologi terkadang tidak tahu menahu tentang arti mitologi sesungguhnya
dan terkadang suka melenceng dari arti yang sebenarnya. Maka, untuk meluruskan
kesalahpahaman yang bisa terjadi, penulis memutuskan untuk memilih tema ini.

2. Tujuan
Menurut Julius Caesar, pengalaman adalah guru yang mengajarkan segalanya.
Sebuah kisah dari masa lalu dengan pengalaman-pengalaman yang ada di dalamnya dapat
menjadi satu pelajaran bagi diri kita. Adapun pesan-pesan yang hanya tersirat di dalam
kisah tersebut. Meski ada kemungkinan bahwa mitologi itu tidak nyata, tapi kita dapat
memetik hikmatnya dan mengambil itu menjadi satu penuntun kita, satu pengalaman bagi
kita.
Maka dari itu, penulis membuat karya tulis ini dengan tujuan untuk :
- Meneliti apakah masyarakat masih mengetahui mitologi
- Menyelidiki apakah masyarakat masih menyukai mitologi
- Meluruskan kesalahpahaman tentang arti mitologi
- Memberikan contoh tentang apa yang disebut mitologi dengan karakteristiknya
- Memberitahukan pesan-pesan yang tertulis di dalam mitologi.

1
Cerita yang tidak masuk diakal dan memakai pengandaian, tapi memiliki sebuah pesan di baliknya.

1
3. Pokok Permasalahan
Sudah sering kita mendengar pepatah yang mengatakan, ”Pengalaman adalah guru
yang terbaik”. Sampai sekarang, pepatah ini menjadi bagian dalam diri kita. Sebuah
kejadian di masa lalu, entah itu nyata, entah itu tidak mempunyai pengalaman tersendiri
bagi setiap orang. Demikian pula dengan mitologi yang telah terjadi di masa lalu. Tidak
ada yang tahu menahu tentang kebenaran mitologi tersebut, semua hanya bisa
memprediksinya saja, tapi semua orang bisa mengambil beberapa pesan yang terkandung
di dalam mitologi tersebut. Tentu saja, tak mungkin sesuatu itu diciptakan tanpa alasan.
Hal itu juga berlaku terhadap mitologi. Ada berbagai alasan mengapa mitologi itu
diciptakan dan tentunya semua dengan tujuan yang berbeda.
Dalam pokok bahasan kali ini, penulis akan membahas beberapa pokok bahasan
dalam karya tulis ini, yakni :
- Apa arti mitologi?
- Dari mana mitologi itu berasal?
- Bagaimana ciri-ciri sebuah mitologi?
- Apa saja fungsi mitologi?
- Apakah ada hubungan antara agama dengan mitologi?
- Sinopsis dan asal-usul mitologi Yunani
- Tanggapan Masyarakat terhadap Mitologi

4. Ruang Lingkup Masalah


Sesuai dengan judul dan pertimbangan akan koherensi yang harus dipertahankan,
maka ulasan dalam karya tulis ini dibatasi dalam hal-hal :
1. Penulis hanya memberi satu contoh mitologi yakni mitologi Yunani berdasarkan hasil
angket yang disebarkan.
2. Penulis tidak memberikan daftar cerita mitologi agar tidak memusingkan pembaca

5. Metodologi
Adapun metodologi yang dipakai penulis adalah :
a. Metode penelitian literatur atau kepustakaan, melalui buku-buku, media massa
maupun internet yang memberikan informasi yang berkaitan dengan mitologi.

2
b. Metode pengumpulan data secara induktif, yaitu dengan memberikan quisioner
atau angket kepada beberapa orang yang tahu menahu tentang mitologi. Quisioner
inipun terbatas diisi oleh anak-anak kelas 2 SMA dan guru.
c. Metode penarikan kesimpulan secara deduktif yaitu mengambil satu pendapat
berdasarkan hal yang umum untuk hal yang bersifat khusus. Jadi memberikan
suatu kesimpulan dengan hasil yang telah didapatkan.

6. Sistematika Penulisan
Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Tujuan
3. Pokok Permasalahan
4. Ruang Lingkup Masalah
5. Metodologi
6. Sistematika Penulisan
ISI
1. Bab 1 Mitologi
1.1. Pengertian Mitologi
1.2. Karakteristik Mitologi
1.3. Asal-Usul Mitologi
1.4. Fungsi Mitologi
1.5. Hubungan Mitologi dengan Agama
2. Bab 2 Mitologi Yunani
2.1. Sumber-sumber Mitologi Yunani
2.2. Sinopsis
3. Bab 3 Tanggapan Masyarakat
3.1. Hasil Angket
3.2. Pembahasan
Penutup
1. Kesimpulan

3
Bab 1
Mitologi
Penulis yakin bahwa kisah-kisah seperti Hercules, Pharaoh,
Ragnarok, dan lainnya sudah tidak asing di telinga anda. Sebab
tanpa pembaca sadari, kisah-kisah tersebut sudah mengisi
kehidupan pembaca. Adapun sudah beribu-ribu tahun lamanya,
masyarakat suka mengkaitkan objek di sekitarnya dengan dewa-
dewi yang mereka percayai ada di dalam objek tersebut 2. Tapi,
mereka tidak pernah menyadari bahwa hal itu juga merupakan
salah satu kepercayaan dalam mitologi.
Istilah mitologi bisa dikenal sebagai salah satu pembelajaran
tentang mitos atau bagian dari mitos itu sendiri. Sebagai contoh
misalkan, Comparative Mythology adalah pembelajaran tentang
hubungan antara mitos dengan kebudayaan, sementara Mitologi Yunani adalah bagian
dari Yunani Kuno. Dalam pembelajaran tentang cerita rakyat, mitologi adalah sebuah
kisah suci yang menjelaskan tentang bagaimana dunia dan manusia bisa menjadi seperti
sekarang. Banyak sekali pelajar dalam bidang lain menggunakan istilah ”mitos” ini ke
dalam cara yang berbeda.

1.1. Pengertian Mitologi


Sebelum penulis lanjut membahas tentang mitologi, tentunya penulis akan
menjelaskan pengertian mitologi. Sebab seperti pepatah yang mengatakan, ”Jika tak
kenal maka tak sayang.”. Jika pembaca tidak tahu apa arti mitologi maka maka besar
kemungkinan bahwa pembaca tidak akan bisa menyukai mitologi tersebut. Maka penulis
akan membantu anda untuk menemukan arti mitologi tersebut.
Banyak sekali arti untuk mitologi. Ada yang menerjemahkannya sebagai
pembelajaran tentang mitos, sebuah buku yang mengandung tentang mitos 3. Ada juga
yang mentafsirkannya sebagai sebuah kumpulan mitos yang dikaitkan dengan sebuah
event, individual, atau sebuah institusi4. Menurut KBBI, mitologi adalah sebuah bentuk
2
http://www.windows.ucar.edu/cgi-bin/tour_def/mythology/mythology.html
3
http://www.yourdictionary.com/mythologies
4
http://www.answers.com/topic/celtic-mythology

4
karya sastra yang mengandung konsepsi dan dongeng suci mengenai kehidupan dewa dan
makhluk halus dl suatu kebudayaan
Begitu banyak arti, manakah yang benar dan manakah yang salah? Tentunya
pertanyaan ini akan muncul di pikiran anda. Maka, penulis ingin berkata bahwa tidak ada
yang salah, tapi tidak semuanya benar. Sebab, sebuah penerjemahan dilakukan oleh
manusia yang memiliki pendapat yang berbeda dan ada masyarakat yang bisa
menerimanya dan ada yang tidak. Di manakah anda?
Akhirnya, penulispun menemukan arti yang sekurang-kurangnya menurut penulis
sesuai. Yaitu bahwa mitologi itu adalah sebuah badan atau koleksi mitos yang merupakan
kepunyaan sekelompok masyarakat yang menunjukkan asal usul, sejarah, nenek moyang,
kebudayaan, dan juga pahlawan mereka5. Sehingga dalam hal ini, mitologi adalah sebuah
kisah yang sudah ada di masyarakat yang sering diceritakan secara turun-temurun dari
generasi ke generasi tanpa diketahui kebenarannya. Tapi, dari mitologi itu pulalah,
masyarakat bisa mengenal kebudayaan yang satu dengan yang lain.
Mitologi ini bisa berlanjut dari generasi ke generasi sebab mereka memiliki sebuah
kualitas yang menjanjikan. Mitologi juga sering disejajarkan dengan sebuah saga.
Adapun dalam KBBI, saga diartikan sebagai cerita rakyat (berdasarkan peristiwa sejarah
yabg telah bercampur fantasi rakyat); prosa kisahan lama yang bersifat legendaris tentang
kepahlawanan keluarga yg terkenal atau petualangan yang mengagumkan.

1.2. Karakteristik Mitologi


Karakter yang biasa dipakai dalam sebuah mitologi adalah dewa atau supernatural
6 7 8
heroes. Sebagai sebuah cerita yang suci, mitologi kerap kali dipegang oleh
pemerintah dan pendeta dan sangat erat kaitannya dengan agama 9. Dalam masyarakat, di
mana kisah ini diceritakan, sebuah mitologi biasa dianggap sebagai kisah yang benar di
masa lalu. Bahkan dalam kenyataannya, masayarakat mempunya dua kategori untuk
5
http://www.answers.com/topic/celtic-mythology
6
Bascom, William. "The Forms of Folklore: Prose Narratives". 'Sacred Narrative: Readings in the
Theory of Myth. Ed. Alan Dundes. Berkeley: University of California Press, hlm.9
7
A Dictionary of English Folklore
8
O'Flaherty, p.19: "I think it can be well argued as a matter of principle that, just as 'biography is about chaps', so
mythology is about gods."
9
Bascom, William. "The Forms of Folklore: Prose Narratives". 'Sacred Narrative: Readings in the
Theory of Myth. Ed. Alan Dundes. Berkeley: University of California Press hlm.9

5
kisah tradisional — (1) “Kisah nyata”, atau mitologi dan (2) “Kisah fiksi”, atau fable. Mitologi
biasanya mengambil waktu pada zaman primordial, ketika dunia masih belum seperti
sekarang. Mitologi menceritakan bagaimana dunia bisa mendapatkan kondisi seperti
sekarang dan bagaimana budaya, institusi dan larangan itu diciptakan.

1.3. Asal Usul Mitologi


a. Euthemerism
Sebuah teori yang menyatakan bahwa mitologi adalah sebuah sejarah yang
kisahnya sudah diputarbalikkan.10 Menurut teori ini, orang yang menyampaikan kisah
sering mengulang kisah hingga figure dalam kisah tersebut mendapatkan status dewa.
Sebagai contoh, dewa angin Aeolus11 merupakan evolusi dari seorang raja pada
zaman dahulu yang mengajarkan rakyatnya bagaimana cara berlayar dan
memprediksikan angin12. Teori ini diberi nama ”euhemerism” sesuai dengan
pengarang Euhemerus (320 tahun SM), yang berpendapat bahwa dewa-dewi Yunani
merupakan legenda tentang manusia.
b. Alegori
Beberapa teori mengatakan bahwa mitologi dimulai sebagai alegori.
Berdasarkan sebuah teori, mitologi bermula sebagai alegori terhadap fenomena alam:
Apollo mewakili api, Poseidon mewakili air, dan seterusnya13. Ada juga teori yang
menyatakan bahwa mitologi dimulai sebagai alegori tentang filosofi atau konsep
spiritual. Athena mewakili kebijaksanaan, Aphrodite mewakili keinginan, dan
seterusnya14. Pada abad ke 19, seorang Sanskristist, Max Müller mengeluarkan teori
mitologi yang lain. dia berpendapat mitologi dimulai sebagai penjelasan terhadap
alam, tapi kemudian ditangkap dalam arti lain; misalnya, sebuah puisi yang
menceritakan tentang laut sebagai ”mengamuk” diartikan bahwa laut adalah dewa
yang mengamuk.

10
Bulfinch, Thomas. Bulfinch's Mythology. Whitefish: Kessinger, 2004. hlm. 194
11
Dewa angin dalam mitologi Yunani
12
Bulfinch, Thomas. Bulfinch's Mythology. Whitefish: Kessinger, 2004. hlm. 194
13
Honko, Lauri. "The Problem of Defining Myth". Sacred Narrative: Readings in the Theory of Myth.
Ed. Alan Dundes. Berkeley: University of California Press, 1984. 41-52. hlm 45
14
Honko, Lauri. "The Problem of Defining Myth". Sacred Narrative: Readings in the Theory of Myth.
Ed. Alan Dundes. Berkeley: University of California Press, 1984. 41-52. hlm 45

6
c. Personifikasi
Beberapa orang pemikir percaya bahwa mitologi merupakan hasil dari
personifikasi tentang sebuah objek dan kekuatan yang tidak bernyawa. Menurut para
pemikir ini, orang-orang zaman dahulu memuja fenomena natural seperti api dan air
yang kemudian sampai pada saat di mana mereka mulai memuja kekuatan itu sebagai
dewa. Sebagai contoh, menurut teori pemikiran mythopoeic, orang-orang pada masa
lalu cenderung melihat sebuah objek sebagai seorang manusia dan bukan hanya
sebuah objek biasa saja sehingga akibatnya mereka mendeskripsikan fenomena alam
sebagai tindakan dari para dewa dan menciptakan mitologi tersebut.
d. Teori Mitologi-Ritual
Dalam teori ini, keberadaan mitologi dikatikan erat dengan ritual 15. Dalam
satu kondisi, teori ini menyatakan bahwa mitologi ada untuk menjelaskan tentang arti
sebuah ritual. Hal ini pertama kali diungkapkan oleh seorang pelajar alkitab, William
Robertson Smith. Menurut Smith, masyarakat mulai melakukan ritual untuk
beberapa alasan tertentu yang tidak ada kaitannya dengan mitologi; tapi kemudian,
setelah mereka mulai lupa dengan tujuan asli ritual tersebut, mereka mulai membuat
sebuah alasan untuk ritual tersebut dengan menciptakan sebuah mitologi dan
menyakinkan bahwa ritual tersebut untuk memperingati sebuah kejadian yang
dijelaskan dalam mitologi tersebut. Seorang antropologi, James Frazer memiliki
teori yang sama. Frazer mempercayai bahwa orang primitif pertama percaya dengan
hukum sihir; tak lama kemudian, ketika masyarakat mulai kehilang kepercayaan
terhadap sihir, mereka menciptakan sebuah mitologi tentang para dewa dan
mengatakan bahwa ritual sihir sebelumnya adalah suatu ritual agama yang dilakukan
untuk menyenangkan para dewa tersebut.

1.4. Fungsi Mitologi

15
Segal, Robert. Myth: A Very Short Introduction. Oxford: Oxford UP, 2004. hlm. 61

7
Satu dari sekian banyaknya fungsi mitologi, yang paling utama adalah untuk
menciptakan sebuah model untuk sebuah kebiasaan16. Peran yang diceritakan dalam
mitologi adalah suci dan karena itu mereka sangat berharga sebagai peran penting untuk
manusia. Sehingga, mitologi sering digunakan untuk menegakkan struktur sosial yang
sekarang dan institusi; mereka membenarkan kebudayaan ini dengan meyakinkan bahwa
mitologi tersebut diciptakan oleh makhluk suci. Mitologi bisa juga menghibur.
Fungsi lain adalah untuk menyediakan kepada masyarakat sebuah pengalaman berbau
agama. Dengan menceritakan ulang mitologi, manusia menarik diri mereka dari masa
sekarang dan mundur ke masa lalu, sehingga membawa mereka lebih dekat lagi dengan
’tuhan’. Bahkan kenyataannya, dalam beberapa kasus, sebuah kelompok masyarakat akan
mereka ulang sebuah mitologi dengan tujuan untuk menciptakan sebuah kondisi di masa
lalu; sebagai contoh, mereka akan mereka ulang penyembuhan yang dilakukan dewa di
awal zaman untuk menyembuhkan orang di masa sekarang.

1.5. Hubungan Mitologi dengan


Agama
Hubungan antara mitologi
dengan agama bergantung dengan
definisi mitologi mana yang
digunakan. Berdasarkan Robert
Graves, sebuah kisah tradisi
agama adalah mitologi jika dan
hanya jika tidak dipertanyakan.
Menurut Segal, semua kisah agama adalah mitologi –tapi karena hampir semua kisah
adalah mitos. Menurut para pencerita cerita rakyat, semua mitologi adalah kisah
agama (atau “suci”), tapi tidak semua kisah agama adalah mitologi; kisah agama
berputar sekitar tentang penciptaan dunia adalah mitologi; akan tetapi, kisah agama
yang tidak menceritakan bagaimana keadaan bisa seperti sekarang bukanlah mitologi.

16
Eliade, Mircea. Myth and Reality. Trans. Willard R. Trask. New York: Harper & Row, 1963 hlm. 8

8
Bab 2
Mitologi Yunani
Jika di bab sebelumnya penulis telah membahas
tentang arti sebuah mitologi beserta karakteristik dan
teori-teori tentang asal-usul mitologi, maka di bab
ini, penulis akan membahas tentang salah satu kisah
mitologi yang mungkin sudah tidak asing lagi di
telinga kita, yaitu mitologi Yunani. Penulis memilih
mitologi ini berdasarkan angket yang sampai pada
kesimpulan bahwa banyak yang lebih menyukai mitologi Yunani tersebut.
Mitologi Yunani adalah bagian penting mitologi dan legenda yang dimiliki oleh
Yunani kuno berkaitan erat dengan para dewa dan pahlawan mereka, dan permulaan serta
penjelasan tentang praktek ritual dan kultur yang dilakukan mereka. Mitologi ini
merupakan bagian dari keagamaan Yunani kuno.
Mitologi Yunani sering dipajang secara eksplisit di beberapa koleksi narasi dan
secara implisit di dalam presentasi seni, seperti lukisan vas ataupun hadiah. Mitologi
Yunani menjelaskan asal usul tentang dunia dan penjelasan lebih lengkap tentang
kehidupan dan petualangan mengenai para dewa dewi dan pahlawan serta makhluk
mitologi lainnya. Sekarang, Mitologi Yunani dikenal sebagai sas tra Yunani.
Mitologi Yunani sangat berperan penting dalam kebudayaan, seni, dan juga sastra
Barat dan menjadi bagian dari pusaka dan bahasa Barat. Penyair dan artis dari zaman
kuno hingga sekarang mengambil inspirasi dari Mitologi Yunani dan
Poseidon, menemukan
Sang ciri
Penguasa Lautan
khas serta persamaan yang relefan dalam tema mitologi tersebut.

2.1. Sumber-Sumber Mitologi Yunani


a. Sumber-Sumber Sastra
Narasi yang berbau mitos memegang peranan penting di hampir setiap aliran
Sastra Yunani. Kendati demikian, satu-satunya buku tentang mitologi yang selamat
dari masa Yunani kuno adalah ’Library of Pseudo-Apollodorus’, yang berusaha untuk
menunjukkan perbedaan kisah oleh penyair dan menyediakan ringkasan tentang
tradisi Yunani dan legenda kepahlawanan mereka.

9
Sejarahwan Herodotus dan Diodorus Siculus, dan geografer Pausanias dan
Strabo, yang berkelana di seluruh dunia Yunani dan mencatat kisah-kisah yang
mereka dengar, menyediakan berbagai mitos dan legenda setempat, sering
memberikan banyak alternatif lain17. Herodotus pada khususnya, mencari berbagai
tradisi yang disajikan kepadanya dan menemukan akar sejarah atau mitologi dalam
konfrontasi antara Yunani dan bagian Timur 18. Herodotus berusaha untuk
mendamaikan campuran asal-usul dan budaya yang berbeda-beda konsep.
Penyair pada masa Hellenistic dan Romawi, meski lebih ke arah sastra
daripada ke arah praktek kultur, tetap memiliki beberapa informasi penting yang
mungkin bisa saja hilang. Hal ini meliputi:
1. Penyair Romawi Ovid, Statius, Valerius Flaccus, Senecca, dan Virgil
dengan komentar Servius
2. Novel-novel Romawi dan Yunani seperti Apuleius, Petronius, Lollianus,
dan Heliodorus
3. Penyai Yunani dari periode : Nonnus, Antoninus, Liberalis, dan Quintus
Smyrnaeus.
4. Penyair Yunani dari periode Helenistik : Apolloninus dari Rhodes,
Callimachus, Pseudo-Eratosthenes, dan Parthenius

b. Sumber-Sumber Arkeologi

Penemuan peradaban Mycenaean oleh amatir Jerman arkeolog, Heinrich


Schliemann, pada abad kesembilan belas, dan penemuan dari peradaban
Minoan di Creteoleh oleh seorang arkeolog Inggris, Sir Arthur Evans, pada abad
kedua puluh, membantu untuk menjelaskan banyak pertanyaan yang ada tentang
kepahlawanan Hormer, dan memberikan bukti arkeologi untuk banyak rincian
mitologi tentang para dewa dan pahlawan.  Sayangnya, bukti-bukti tentang mitos dan
ritual di situs Minoan Mycenaean sangat monumental.

17
Klatt J. Mary, Brazouski Antoinette (1994). "Preface". Children's Books on Ancient Greek and Roman Mythology: An
Annotated Bibliography. Greenwood Press.  hlm. XII
18
 P. Cartledge, The Spartans, 60, and The Greeks, 22

10
Desain geometris pada tembikar dari abad kedelapan sebelum masehi
menggambarkan adegan dari siklus Trojan, serta petualangan Heracles 19. Representasi
visual mitologi ini sangat penting untuk dua alasan. Alasan pertama, banyak mitos
Yunani dibuktikan di dalam vas daripada sastra awal; dari dua belas buruh dari
Heracles, misalnya, hanya petualangan Cerberus terjadi dalam teks sastra
kontemporer20.  Di samping itu, sumber-sumber visual kadang menampilkan beberada
adegan yang tidak terdapat di dalam sumber sastra.  

2.2. Sinopsis
Dahulu kala ketika usia bumi ini masih muda, berpijaklah satu bangsa yang bernama
bangsa Yunani. Bangsa Yunani Kuno ini mempunyai kepercayaan bahwa bentuk dari
bumi ini bukanlah bulat seperti bola seperti halnya yang kita percayai, melainkan mereka
percaya bahwa bentuk dari bumi ini bundar datar seperti cakram denagn negeri mereka
berada di tengah-tengahnya, dan sebagai pusat dari alam semesta ini adalah Gunung
Suci Olympus21. Menurut kepercayaan mereka daratan yang terbentuk membentang dari
Barat ke Timur, daratan yang membentang ini terbagi dua bagian yang sama besar dan
terbagi oleh daerah perairan, yaitu Laut Tengah dan kelanjutannya Laut Euxime (Laut
Hitam), sementara Sungai Ocean (sesungguhnya adalah Samudra Atlantik) mengelilingi
cakram bumi dari Selatan ke Utara.
Jauh di sebelah Utara terdapat suatu negeri yang disebut Hyperborea yang konon
katanya didiami dan dihuni oleh suatu ras yang hanya mengenal kebahagiaan. Di sana
udara selalu nyaman serta berbagai buah-buahan selalu tersedian dan dipanen sepanjang
tahun. Sedangkan jauh di sebelah selatan terdapat negeri yang disebut Ethiopia, di negeri
ini penduduknya hampir sama dengan di Hyperborea, yaitu hanya mengalami
kebahagiaan, namun di Ethiopia ini para penduduknya mengalami masa muda yang abadi
dan tidak akan menjadi tua. Konon para dewa-dewi bahkan merasa terhormat apabila
dapat tinggal brsama mereka. Menurut kepercayaan bangsa Yunani Kuno, matahari,
bulan, bintang-bintang, dan fajar kembali ke istana emas di Timur.
Istana dewa-dewi berada di Gunung Olympus, di Thessaly. Gerbangnya selalu
diselimuti awan oleh para dewi musim. Sebenarnya dewa-dewi ini memiliki istananya
19
"Greek Mythology". Encyclopaedia Britannica. 2002
20
Homer, Iliad, 8. An epic poem about the Battle of Troy. hlm. 366-369
21
 H.W. Stoll, Religion and Mythology of the Greeks, hlm. 8

11
masing-masing, namun meski para dewa-dewi tersebut tinggal di istana yang berbeda-
beda namum nereka senantiasa berkumpul di balairung para dewa, yaitu di kediaman raja
dewa, yakni Zeus (Jupiter). Menurut kepercayaan Yunani Kuno para Dewa-Dewi
tersebut sama dan serupa dengan manusia dalam banyak hal kecuali bahwa mereka lebih
berkuasa dan abadi berkat makanan yang mereka makan yaitu Ambrosia, dan minuman
yang mereka minum yaitu Nectar.

Awal Mula Penciptaan


Konon menurut kepercayaan Yunani Kuno sebelum bumi dan semua ini tercipta yang
ada hanyalah kekosongan dan kekelaman tanpa batas yang disebut Chaos, Chaos
mempunyai seorang istri yang bernama Nox yaitu sang Dewi malam. Dari perkawinan
mereka inilah lahirlah Erebus yakni Dewa kegelapan, yang di kemudian hari mengusir
Chaos dan mengawini ibunya sendiri. Dari perkawinan anak dan ibu ini
Terlahirlah Ether yaitu Dewa udara yang kebiruan, serta Emera (Dia) sang Dewi siang
yang cemerlang berseri-seri. Namun seperti halnya Erebus mengusir Chaos, Ketika
bertahta Ether dan Emera (Dia)-pun mengusir Erebus dan Nox lalu mulai berkuasa dan
memerintah.
Dari pasangan ini (Ether dan Emera/Dia) lahirlah anak-anak yang Elok, Tampan,
Cantik, dan Perkasa, yaitu Gaia (Terra) sang Dewi bumi yang penuh
pesona, Caelus yaitu langit yang perkasa yang menyelimuti bumi dengan jubah
birunya, Pontus sang lautan yang jubahnya membentang menutupi sebagian besar
permukaan bumi, Amor yaitu Dewi cinta yang membawa benih-benih kehidupan,
danTartarus yaitu neraka yang amblas ke dalam bumi dengan kedalaman yang tak
terukur dan tak terjangkau oleh terang. Dan ditempat inilah tinggal Chaos, Nox,
dan Erebus yang terasing dan terusir.
Ketika Ether dan Emera (Dia) turun tahta, Caelus sang langit menggantikan mereka
naik tahta bersama Terra mendampinginya sebagai permaisuri. Dengan dibantu Amor
yang membawa benih-benih kehidupan, Caelus dan Terra melahirkan anak-anak mereka
yaitu para Titan  (pria) dan Titanid (wanita) yang perkasa antara lain;
Cronos (Saturn),  Oceanus, 
Iapetus, Hyperion, Coeus, Crius, Rhea (Cybele),Justitia, Tethys, Theia, Mnemosyne,  E

12
urybia, Phoebe, dan para Cyclop, yaitu
raksasa-raksasa bermata tunggal diantaranya
Brontes  (Guntur), Steropes (Petir),
dan Arges (Kilat), serta raksasa-raksasa
berlengan seratus yang
disebut Centimani yaitu Cottus, Gyes,
dan Obriareus. Terra tidak hanya menikah
Zeus dengan kereta kudanya
dengan Caelus Ia juga menikah dengan Pontus
dan dari perkawinannya dengan Pontus
tersebut, Terra melahirkan Nereus, Thaumas,Phorcys, dan Ceto.

Pemberontakan Para Titan


Suatu ketika Caelus sangat murka dengan tingkah laku para Titan, putra-putranya
yang dianggap tidak menghormatinya, maka dilemparkanlah putra-putranya tersebut ke
dalam Tartarus sebagai hukuman terhadap mereka. Namun Terra sang ibunda melihat hal
tersebut dan merasa iba atas nasib putra-putranya itu, maka kemudian pergilah ia untuk
membebaskan putra-putranya itu.
Setelah terbebas berkat kasih sayang sang ibunda maka para Titan ini kemudian
menyusun siasat untuk menggulingkan Caelus. Titan yang paling berjasa dalam hal ini
adalah Cronos (Saturn), Ia adalah Titan yang paling perkasa diantara para Titan lainnya
yang kemudian mendatangi Caelus di saat sedang beristirahat dan dengan senjata
sabitnya yang bermata berlian dia melukai ayahnya hingga tak berdaya. Maka
terdengarlah pekik kemenangan Cronos (Saturn) di seluruh jagat, karena kini dialah yang
berkuasa menggantikan Caelus. Namun Caelus sempat menjatuhkan kutukannya kepada
Cronos (Saturn) bahwa kelak seorang putranya juga akan menjatuhkan ia dari tahtanya.
Di dalam Tartarus, Nox kemudian melahirkan makhluk-makhluk yang mengerikan
untuk menghukum Cronos (Saturn), yaitu Nemesis sang kebencian, kelaparan, dusta,
fitnah, kekejaman, penderitaan, dan sebagainya.
Cronos (Saturn) bertahta menggantikan ayahnya. Dia mengawini saudarinya, salah
seorang Titanid, yaitu Rhea (Cybele). Dari perkawinan ini lahirlah lima orang anak,
yaitu Hestia (Vesta), Hera (Juno),Demeter (Ceres), Poseidon (Neptune), dan Hades

13
(Pluto). Namun teringat akan kutukan ayahnya, maka Cronos
(Saturn) menelan semua anaknya begitu mereka dilahirkan untuk
menghindari bencana bagi dirinya atas kutukan dari ayahnya.
Pada saat kehamilannya yang keenam Rhea (Cybele) yang
berduka oleh ulah Cronos (Saturn) terhadap anak- anak mereka
sendiri kemudian pergi ke lereng Gunung Dicte di Crete untuk
melahirkan bayinya agar selamat dari incaran suaminya.
Sekembalinya ke istana Cronos, Rhea berpura-pura mengerang
sakit hendak melahirkan. Setelah persalinannya selesai dia
menyerahkan bungkusan bayinya kepada Cronos untuk ditelan.
Tanpa memeriksa lagi Cronos, menelan bungkusan yang diberikan
oleh istrinya tersebut yang ternyata berisi sebongkah batu.
Putra keenam Cronos dan Rhea yang selamat dari kebuasan ayahnya diasuh oleh
para peri di hutan lereng Gunung Dicte, terutama oleh Melia dan Adrastea. Mereka
menamai bayi itu Zeus (Jupiter). Para makhluk menyayangi dewa kecil tersebut seolah
mereka tahu bahwa kelak Zeus yang akan membebaskan mereka dari cengkeraman sang
tiran Cronos. Seekor kambing betina yang bernama A malthea, setiap hari memberikan
air susunya kepada Zeus dengan kasih sayang seorang ibu. Kelak setelah Zeus berkuasa,
Amalthea ditempatkan di angkasa di antara para bintang menjadi Rasi Bintang
Capricorn.
Zeus tumbuh dewasa dan menjadi seorang pemuda yang perkasa dan cerdas.
Sahabatnya adalah seekor Rajawali besar bernama Aquila yang kerap membawakannya
Ambrosia dan Nectar serta menceritakan hal-hal yang terjadi di seputar jagat raya. Zeus
menjadi tahu bahwa Cronos telah memerintah dunia ini dengan kejam dan bertekad
untuk menyelamatkan dunia ini dari kekejaman Cronos.

Pertempuran Melawan Titan


Suatu ketika Zeus mendapat kabar dari Oceanus bahwa Cronos yang saat itu
memerintah semesta dengan kekejaman dan tindak tirani ternyata adalah ayahnya. Dia
juga diberitahu bahwa saudara-saudarinya telah ditelan oleh Cronos setelah mereka
dilahirkan. Bertambah bulatlah tekadnya untuk menyelamatkan dunia ini dari

14
cengkeraman Cronos. Oleh karena itu dia mengumpulkan sekutu-sekutunya yang juga
menentang Cronos. Namun sebelum itu dengan bantuan Methys, seorang putri Oceanus.
Methys membuat ramuan yang kemudian dipersembahkannya kepada Cronos. Setelah
meminum ramuan tersebut Cronos memuntahkan kembali semua anaknya yang
ditelannya, Zeus kemudian mengajak saudara-saudarinya tersebut bergabung melawan
Cronos. Ketika merasa diancam bahaya Cronos segera menghubungi saudara-saudaranya
–para Titan untuk membantunya. Sementara itu Zeus telah berhasil mengumpulkan
sekutu-sekutunya, yaitu saudara-saudarinya beserta Oceanus dan putri-putrinya, para
Oceanid, serta Prometheus dan Epimetheus –putra-putra Titan- Iapetus. Mereka
membangun markas di puncak Olympus kemudian mengelilingi altar dan bersumpah
akan mengembalikan kedamaian dan ketentraman di semesta ini dengan menumbangkan
kekuasaan Cronos. Zeus juga melepaskan para Cyclop dan Centimani dari Tartarus untuk
membantunya melawan Cronos dan para Titan. Sebagai tanda terima kasihnya, para
Cyclop kemudian membuatkan senjata-senjata untuk Zeus dan saudara-saudaranya,
yaitu Petir untuk Zeus , Trisula yang dapat mengguncang bumi dan lautan untuk
Poseidon, dan Dwisula yang dapat membelah bumi dan Helm yang membuat pemakainya
menjadi kasat mata untuk Hades (Pluto).
Perang melawan para titan berkobar sepuluh tahun lamanya. Namun akhirnya
keunggulan Zeus dengan sekutu-sekutunya terbukti. Para Titan yang kalah kembali
dijebloskan ke dalam Tartarus, dirantai dengan rantai berlian dan dijaga oleh para
Centimani. Atlas, saudara Prometheus dan Epimetheus yang membantu para Titan
dihukum memanggul langit di pundaknya selamanya, sedangkan Cronos. melarikan diri.
Zeus naik tahta menggantikan Cronos. Dia membagi-bagikan kekuasaan kepada saudara-
saudarinya. Poseidon menjadi penguasa lautan, Hades merajai Abyss/Tartarus (kerajaan
orang mati), Hera (Juno) menjadi ratu langit dan permaisuri Zeus (Jupiter) . Namun Zeus
yang paling berkuasa atas mereka semua. Kehendak dan kata-katanya menjadi hukum
yang harus dipatuhi. Memang seluruh makhluk memandangnya sebagai Bapa Semesta
Alam karena dialah yang menyelamatkannya dari cengkeraman Cronos (Saturn). Dari
istananya yang berselimut awan di Gunung Olympus Zeus (Jupiter) memerintah dunia
dibantu oleh dewa-dewi lainnya.

15
The Principal Gods Family Tree
                     Uranus = Gaea
                             |
           ---------------------------------------
           |      |          |      |        |
         Cronus = Rhea       Coeus = Phoebe   Oceanus = Tethys
               |                  |                  |
   ----------------------        Leto = Zeus       Iapetus
   |   |    |     |   |              |               |
 Hestia | Poseidon | Demeter=Zeus     |         ----------------
     Hades   Zeus = Hera   |       |        |      |       |
               |   |   Persephone     |         | Prometheus |
           Athena |             ---------      |             |
                   |             |      |    Atlas   Epimetheus
           ---------------     Apollo Artemis |          |
           |     |       |                       |         |
         Aris Hebe Hephaestus             Zeus=Maia  Zeus=Dione
                                                 |         |
                                               Hermes   Aphrodite

16
Bab 3
Tanggapan Masyarakat
Mitologi Romawi Akhirnya penulis telah sampai kepada bagian
yang paling utama, di mana penulis ingin
mengetahui seberapa besar minat masyarat yang
berada di sekitar penulis terhadap sebuah
mitologi yang sudah ada begitu lama bahkan
sebelum masehi. Maka dari itu penulis
menyebarkan angket, yang akan dilampirkan
pada bagian akhir karya tulis, yang objek penelitiannya sudah ditentukan.
Orang yang bisa mengisi angket terbatas hanya kepada orang-orang yang tahu apa itu
mitologi sebab jika orang tersebut tidak tahu mitologi, maka tidak mungkin dia bisa
mengisi angket tersebut.
Beberapa yang mengisi angket yang berada di sekitar lingkungan penulis ternyata
mempunyai minat yang cukup besar terhadap mitologi. Karena semua yang mengisi angket
menyukai mitologi dengan alasan yang berbeda-beda, tapi ada juga beberapa yang mirip.

3.1 Hasil Angket


1. Apakah kamu suka mitologi?
a. Ya  17 orang
b. Tidak  0 orang
2. Kenapa kamu suka/tidak suka mitologi? (suka  lanjut ke no 3)
- Ceritanya lucu dan seru dan karena itu cerita turun temurun maka sangat
menarik untuk dibaca
- Hanya buat hiburan dan sekaligus menambah pengetahuan
- Ceritanya menarik, unik, penuh dengan segala sesuatu yang tidak ada di
masa sekarang
- Ceritanya inspiratif dan menghibur, lucu, dan unik
- Nama-namanya keren dan ceritanya serta rantaiannya tidak bisa
dijelaskan dengan kata-kata

17
- Ceritanya berbau heroic dan sejarah
- Menambah inspirasi dalam berbagai karya

3. Mitologi apa yang kamu suka?

a. Skandinavia (Loki, Ragnarok, Odin)  3 orang


b. Mesir (Osiris, Isis, RA)  2 orang
c. Yunani (Herakles/Hercules, Zeus, Tartarus)  8 orang
d. Romawi (Diana, Venus, Pluto)  2 orang
e. Aztec (Mayahuel, Itzli, Camaxtli)
f. Lainnya  3 orang
4. Apa yang kamu dapatkan dari mitologi tersebut?
- Menambah wawasan dan kesenangan membaca
- Pengetahuan, ide-ide imajinatif
- Keteladanan dan nilai-nilai kehidupan
- imajinasi, pengetahuan, dan hiburan
- Pesan moral dan kebudayaan Negara lain

3.2 Pembahasan
Penulis cukup terkejut ketika mendapat jawaban untuk no.1 karena penulis
tidak menyangka bahwa orang yang mengetahui mitologi langsung menyukai
mitologi tersebut. Memang penulis telah membatasi bahwa orang-orang yang
dapat mengisi hanya orang-orang yang sudah mengetahui mitologi dan ternyata
survey membuktikan bahwa orang-orang yang mengetahui mitologi langsung
menyukai mitologi.
Adapun untuk no.2, semua jawaban yang masuk hampir serupa, maka penulis
hanya menuliskan beberapa alasan yang menurut penulis sedikit mengandung arti
yang berbeda satu sama lain. Alasan paling banyak yang masuk adalah karena
cerita mitologi itu menarik dan memberikan inspirasi. Mengenai hal ini, penulis
tidak dapat menentang karena penulis sendiri juga menyukai mitologi karena cerita

18
mitologi itu yang sangat menarik juga unik, seperti hanya ada satu-satunya di
dunia dan tak ada yang bisa menyamainya.
Berdasarkan jawaban no.3 lah penulis memutuskan untuk membahas tentang
mitologi Yunani. Penulis merasa ada kekurangan dalam angket ini, yaitu alasan
mengapa orang memilih jawaban pada no.3 tersebut (mitologi Yunani). Karena
kekurangan inilah, penulis
hanya bisa menebak-nebak
saja. Menurut penulis,
Mitologi Mesir mengapa lebih banyak
orang memilih mitologi
Yunani adalah karena
mitologi Yunani sudah
cukup lama dan terkenal
karena konsep ceritanya
sering dipakai di banyak
film-film besar seperti misalnya Hercules, Minotaur, 300, dan film yang baru-baru
ini diputar di bioskop Percy Jackson and the Lightning Thief. Maka tidak heranlah
penulis ketika para pengisi angket memilih kategori tersebut.
Ada yang mengatakan, ”It’s no use carrying an umbrella if your shoes are
leaking.22” Benar, untuk apa membawa payung (saat hujan) jika sepatu yang kita
gunakan bocor? Air tentu pasti akan masuk ke dalamnya. Demikian pula demikian
dengan membaca sebuah mitologi. Apalah arti membaca tanpa mengambil
maknanya? Maka berbahagialah mereka yang mengerti apa yang mereka baca dan
juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, mengambil hikmah untuk
diterapkan dalam kehidupan.
Banyak yang menjawab mereka mendapat pengetahuan dan pelajaran dari
mitologi tersebut dan penulis sangat berbahagia saat mengetahui bahwa tidaklah
sia-sia mereka membaca mitologi tersebut. Memang, terkadang ada yang membaca
mitologi hanya untuk hiburan saja, tapi saat kita telusuri lebih dalam, maka kita
bisa melihat segala sesuatunya lebih luas lagi.

22
Pepatah Irak

19
PENUTUP
1. Kesimpulan
Segala sesuatu yang mempunyai awal pasti mempunyai
akhir23. Maka telah sampailah kita ke bagian terakhir dari karya
tulis ini. Seperti yang telah disinggung di depan tadi, penulis
memilih judul ini karena penulis sangat tertantang dengan
respons masyarakat terhadap mitologi. Mungkin, judul ini
terkesan aneh dan unik. Tapi, semoga setelah dibaca, para
pembaca bisa mendapat hal yang dikehendaki oleh sang
penulis.
Hal yang penulis akan simpulkan pada bagian penutup ini adalah, bahwa dalam
survey penulis, masyarakat, di mana masyarakat ini rata-rata adalah anak remaja di
Valkyrieterhadap
SMAK IPEKA Tomang II kelas SMA 2, memiliki minat yang cukup besar
–Scandinavian Mythology-
mitologi dan tampaknya cukup bisa mendapat apa yang disampaikan oleh mitologi
tersebut.
Adapun alasan mereka menyukai mitologi bukanlah pelajaran kehidupan yang
terkandung di dalamnya, tetapi karena ceritanya yang menarik, penulis yakin dan
berharap bahwa satu saat nanti hal tersebut dapat menjadi sebuah pelajaran bagi para
pembaca dan membuat cerita itu menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.
Beberapa pelajaran yang bisa diambil dalam salah satu contoh mitologi yang
dibahas dalam karya tulis ini –Mitologi Yunani- adalah pertama, segala sesuatu yang
kamu lakukan akan kembali lagi kepadamu24, jadi jika kau berbuat baik, maka perbuatan
baiklah yang akan datang kepadamu, begitu pula sebaliknya. Dalam cerita tadi, perbuatan
Chronos sedikit berlebihan. Karena ketakutannya terhadap kutukan dari ayahnya, dia
sampai memakan anak-anaknya sendiri yang berakibat fatal bagi dirinya sendiri –dibunuh
oleh Zeus dan anak-anaknya yang lain. Bukan hanya itu, dia juga memerintah dengan
seenaknya sehingga rakyatnya tidak menghormatinya dan membencinya. Jadi, intinya,

23
Andy and Larry Wachowski –The Matrix dengan penerjemahan
24
Karma Songs

20
perlakukanlah setiap orang dengan baik sebab kita tak tahu kapan kita memerlukan
bantuan mereka dan bukankah Yesus Kristus telah berbuat baik kepada kita? Maka
sepatutnyalah kita berbuat baik kepada sesama.
DAFTAR PUSTAKA

Bascom, William. "The Forms of Folklore: Prose Narratives". 'Sacred Narrative: Readings in the
Theory of Myth. Ed. Alan Dundes. Berkeley: University of California Press.

Bulfinch, Thomas. Bulfinch's Mythology. Whitefish: Kessinger, 2004.

Eliade, Mircea. Myth and Reality. Trans. Willard R. Trask. New York: Harper & Row

Homer, Iliad, 8. An epic poem about the Battle of Troy

Honko, Lauri. "The Problem of Defining Myth". Sacred Narrative: Readings in the Theory of Myth. Ed.
Alan Dundes. Berkeley: University of California Press, 1984.

H.W. Stoll. Religion and Mythology of the Greeks.

Klatt J. Mary, Brazouski Antoinette (1994). "Preface". Children's Books on Ancient Greek and Roman
Mythology: An Annotated Bibliography. Greenwood Press. 

P. Cartledge, The Spartans, 60, and The Greeks

Segal, Robert. Myth: A Very Short Introduction. Oxford: Oxford UP, 2004.

-Media Internet-

http://www.windows.ucar.edu/cgi-bin/tour_def/mythology/mythology.html
http://www.yourdictionary.com/mythologies
http://www.answers.com/topic/celtic-mythology

21

Anda mungkin juga menyukai